• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Teori Belajar Kontruktivisme... 12

2.2Pembelajaran 2.2.1 Pengertian belajar dan pembelajaran... 13

2.2.2 Tujuan Pembelajaran... 16

2.3Konsep Model Pembelajaran... 19

2.4Model Pembelajaran Kooperatif 2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 22

2.4.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif... 24

2.4.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif... 25

2.4.4 Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif... 28

2.5Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 29

2.6Prestasi Belajar 2.6.1 Pengertian Prestasi Belajar... 35

2.6.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 37

(2)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2.7Pembelajaran Akuntansi

2.7.1 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi... 41

2.7.2 Ruang Lingkup Pembelajaran Akuntansi Di SMK... 42

2.7.3 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Proses Pembelajaran Akuntansi Di Sekolah... 43

2.8 Kerangka Pemikiran... 45

2.9Penelitian Terdahulu... 49

2.10Hipotesis... 51

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian……… ... 52

3.2.Operasional Variabel……….... . 53

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi……….. . 54

3.3.2 Sampel………... .. 54

3.4.Teknik Pengumpulan Data... . 55

3.5.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1Teknik Analisis Data……….... ... 55

3.5.2Pengujian Hipotesis 3.5.2.1Uji Normalitas... . 59

3.5.2.2Pengujian Hipotesis... . 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Objek Penelitian 4.1.1Identitas SMK Pasundan 1 Bandung... 63

4.1.2Sejarah Singkat Perkembangan SMK Pasundan 1 Bandung.... 63

4.1.3Visi, Misi, dan Tujuan di SMK Pasundan 1 Bandung... 64

4.1.4Struktur Organisasi SMK Pasundan 1 Bandung... 66

4.1.5Prestasi Yang Diraih... 66

4.2Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1Hasil Uji Coba Uji Instrumen...68

(3)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.1.2Tingkat Uji Reliabilitas Soal... 69

4.2.1.3Tingkat Kesukaran... 71

4.2.1.4Daya Pembeda... 72

4.2.2Hasil Pengolahan Data 4.2.2.1Hasil Pre-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 73

4.2.2.2Hasil Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 77

4.2.3Uji Normalitas... 81

4.2.4Pengujian Hipotesis... 83

4.2.5Pembahasan Hasil Penelitian... 86

BAB V HASIL KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 89

5.2Saran... 89 DAFTAR PUSTAKA

(4)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan aspek universal yang selalu ada dalam kehidupan manusia karena pendidikan merupakan suatu tonggak peradaban. Di dalamnya terdapat suatu ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Suatu ilmu pengetahuan sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman dalam hidup manusia. Betapa Allah sangat menekankan agar manusia tidak hanya sekedar beriman saja tetapi juga memiliki ilmu pengetahuan karena dengannya seseorang mampu memahami tugasnya dan melaksanakannya dengan benar sesuai dengan apa yang diharapkan menjadi tujuan akhir. Hal ini sebagaimana termaktub dalam dalam firman Allah “Samakah orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui“ (QS. Az-Zumar:9). “Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan (Allah meninggikan) orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah:11).

Hal ini berarti sejalan dengan apa yang menjadi harapan dari sistem pendidikan nasional terhadap generasi-generasi penerus bangsa di masa yang akan datang, seperti dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan:

(5)

Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan mampu mengarahkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya. Potensi diri dapat dilihat dari segi kepribadian maupun skill. Dalam hal ini siswa diarahkan mampu memiliki skill yang profesional sesuai dengan ilmu yang didapatnya di sekolah.

Melihat berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini, kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang kompleks diantaranya yaitu mutu pendidikan. Berdasarkan data yang ada dalam Education For All (EFA)

Global Monitoring Report 2011, UNESCO menyebutkan indeks pembangunan

pendidikan (Education Development Index/EDI) di Indonesia pada tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. Indonesia saat ini mengalami penurunan tingkat pendidikan yang pada tahun lalu menempati peringkat ke-65 kini menjadi peringkat ke-69. (sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/Peringkat.Pendidikan.Ind onesia.Turun)

Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah. Mutu pendidikan sering dinilai berdasarkan kualitas hasil keluarannya (output pendidikan), apakah output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai apakah output sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum adalah melalui

(6)

Upaya pembelajaran yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran Akuntansi seharusnya mampu membantu siswa agar mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Pembelajaran Akuntansi di dalamnya lebih banyak melatih siswa untuk terampil, cermat dan teliti dalam menghitung angka-angka yang berkaitan dengan kegiatan Akuntansi sehingga membuat siswa merasa kesulitan dalam mempelajarinya. Seperti halnya di SMK Pasundan 1 Bandung yang menjadi SMK swasta unggulan di kota Bandung, serta prestasi di bidang akademik yang cukup banyak diraih. SMK Pasundan 1 juga mendapatkan nilai akreditasi yang tinggi termasuk pada Program Keahlian Akuntansi. Namun, pada kenyataannya masih terdapat masalah rendahnya prestasi belajar khususnya di Program Keahlian Akuntansi. Seperti data yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pra penelitian berikut ini.

Tabel 1.1

Rata-Rata Nilai Tengah Semester Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung

Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas Persentase (%) siswa yang belum memenuhi KKM

Jumlah siswa XI AK 1 (12/44) x 100% = 27,2 % 44 XI AK 2 (14/44) x 100% = 31,8 % 44 XI AK 3 (20/43) x 100% = 46,5 % 43 Jumlah (46/131) x 100% = 35,11 % 131 (Sumber : SMK Pasundan 1 Bandung(diolah))

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan siswa XI AK yang berjumlah 131, siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 46 siswa dengan persentase siswa 35, 11 % dari KKM yang ditentukan yaitu 75.

(7)

pada tidak tercapainya tujuan–tujuan pendidikan yang ditetapkan serta pada penilaian terhadap mutu pendidikan. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah dan juga peneliti untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Akuntansi di sekolah tersebut. Sedangkan menurut Noehi Nasution (Djamarah, 2011:176), teori tiga komponen proses belajar mengajar dapat digambarkan seperti pada gambar 1.1:

Gambar 1.1 Proses Belajar Mengajar

Dari gambar 1.1 dapat dilihat ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah, faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi dua jenis, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam individu dan faktor eksternal yang berasal dari luar individu. Faktor internal meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan disiplin belajar. Adapun faktor eksternal meliputi model pembelajaran, sarana belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti melakukan penyebaran angket pra penelitian untuk mengetahui faktor yang

(8)

-mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMK Pasundan 1 Bandung yang dijabarkan pada pada tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Gambaran Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Di SMK Pasundan 1 Bandung

Raw Input Banyaknya Persentase

a. Minat 9 30,00%

Instrumental & Environmental input Banyaknya Persentase

a. Guru 1 3,00 %

b. Metode yang dilakukan guru 5 16,67 %

c. Model pembelajaran 13 43,33%

d. Media pembelajaran 5 16,67%

e. Sumber belajar 0 0,00%

f. Sarana belajar 0 0,00%

g. Lingkungan keluarga 1 3,00%

h. Lingkungan sekolah 3 10,00%

i. Lingkungan masyarakat 2 6,00%

Jumlah 30 orang 100%

(Sumber:hasil olah angket di SMK Pasundan 1 )

(9)

Selain itu, karakteristik dari sebuah model pembelajaran yang baik adalah yang berorientasi pada siswa (student center). Hal tersebut dapat dilihat salah satunya melalui keaktifan siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut data pra penelitian yang penulis lakukan kaitannya dengan kesempatan berbicara dan aktif di depan kelas terlihat seperti pada gambar 1.1:

Gambar 1.2

Kesempatan siswa berbicara dan aktif di kelas (Sumber : hasil olah angket di SMK Pasundan 1 Bandung)

Berdasarkan gambar 1.2 menunjukkan intensitas siswa untuk berbicara dan aktif tampil di depan kelas yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi masih kurang, hal tersebut berarti menunjukkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih didominasi oleh pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher center). Sedangkan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika adanya interaksi dalam proses belajar mengajar. Interaksi selama proses belajar mengajar terjadi antara kedua belah pihak, yaitu antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif, seperti halnya yang diungkapkan oleh Sanjaya (2007:2), bahwa:

Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student archieve learning). Pendidikan adalah proses pengembangan potensi anak didik. Dengan demikian anak dipandang

(10)

sebagai organisme yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran memaksa anak untuk menghafal data dan fakta.

Melihat kondisi saat ini seiring dengan semakin pesatnya tingkat perkembangan intelektualitas dan kualitas kehidupan, suasana pembelajaran yang efektif dapat diciptakan melalui realisasi pemilihan model yang tepat yaitu pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran yang mendukung hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni (2010:20) Model pembelajaran kooperatif adalah “suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok yang diberikan oleh guru”. Pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keunggulan dari belajar berkelompok yaitu dapat membantu siswa untuk meningkatkan penalaran dan pemikirannya, siswa dapat bertukar pikiran maupun berdiskusi dengan sebayanya. Selain itu, siswa juga dalam proses pembelajarannya pada kondisi saat ini lebih sering dihadapkan pada tugas yang semakin kompleks, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran konseptual.

(11)

diperlukan oleh setiap orang sebagai sarana untuk berpikir. Pembelajaran Akuntansi lebih menekankan kepada ranah kognitif dan keterampilan. Kurangnya pengaitan terhadap ilmu-ilmu yang lain dapat menyebabkan pelajaran Akuntansi itu kurang dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sukar dan semacamnya. Salah satu penyebabnya adalah karena dalam memahami Akuntansi dibutuhkan penalaran tinggi. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pada pembelajaran Akuntansi.

Selain itu, Slavin (2005: 36&84) mengungkapkan beberapa studi tentang model kooperatif yang telah dilakukan sejak zaman dahulu oleh para peneliti (Slavin, 1983; Johnshon, 1985; Lamberight & Diepenbroek, 1992) menunjukkan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan pada prestasi keterlibatan siswa di

dalam kelas antara kelompok kooperatif dengan siswa pada kelompok pembanding”.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran Akuntansi. Diantara salah satu macam tipenya yaitu jigsaw. Tipe jigsaw lebih kompleks dan fleksibel dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya. Menurut Lie (Abidin, 2009:59) mengungkapkan bahwa “jigsaw ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan

(12)

Pengakumulasian keempat kegiatan pada tipe jigsaw ini sesuai dengan konsep pembelajaran Akuntansi.

Model kooperatif tipe jigsaw ini dapat digunakan dalam pembelajaran Akuntansi karena di dalamnya terdapat beberapa bahasan pokok yang relevan yang dapat mendukung pelaksanaan dan penerapan model kooperatif tipe jigsaw ini. Bahasan-bahasan pokok tersebut diantaranya harus memiliki karakteristik yang dapat dibagi ke dalam sub bab terkecil sehingga sesuai dengan karakteristik tipe jigsaw.

Beberapa penelitian mengenai penerapan jigsaw (Ziegler, Slavin, Karweit, 1981) menemukan bahwa “proporsi keterlibatan siswa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibanding kelas kontrol” (Slavin, 2005:130). Sedangkan penelitian lainnya (Artut, 2007; Rachanah dkk, 2009; Hadiryo, 2005; Basya Abu, 2007) menunjukkan bahwa “penerapan model kooperatif tipe jigsaw memiliki hubungan dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi”.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah yang hendak diteliti oleh penulis yaitu

1. Bagaimanakah gambaran prestasi belajar pada kelas kontrol? 2. Bagaimanakah gambaran prestasi belajar pada kelas eksperimen?

3. Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui gambaran prestasi belajar pada kelas kontrol. 2. Mengetahui gambaran prestasi belajar pada kelas eksperimen.

3. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

(14)

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan akuntansi dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi gambaran mengenai model-model pembelajaran khususnya model kooperatif tipe jigsaw.

(15)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Pengertian quasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Desain yang digunakan adalah Nonequivalen Control Group Design (rancangan tes awal-tes akhir kelompok kontrol tidak dengan

sampel acak). Dikatakan quasi eksperimen karena dalam pengunaan subjeknya yaitu kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen tidak dilakukan secara random tetapi menggunakan kelas yang telah ada. Menurut Sukardi desain ini dapat dituangkan ke dalam skema sebagai berikut :

Grup Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen Y1 X Y2

X = Model pembelajaran kooperatif jigsaw

- = Model pembelajaran non kooperatif jigsaw (yang biasa digunakan sekolah)

(16)

biasa digunakan sekolah. Setelah selesai perlakuan, kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (Y2). Kemudian menguji perbedaan rata-rata pretest dan posttest pada kedua kelompok.

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:38) variabel merupakan “atribut atau sifat atau nilai dari orang atau obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian ini melibatkan satu variabel yaitu prestasi belajar untuk diperbandingkan rata-ratanya antara objek yang diberi treatment dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dangan objek yang tidak diberi treatment. Adapun operasionalisasi variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Prestasi belajar

siswa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Nilai pretest dan posttest

Interval

Prestasi belajar siswa pembelajaran

non-kooperatif tipe jigsaw

Nilai pretest dan posttest

(17)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2002:55) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung yang berjumlah 133 orang yang terbagi ke dalam 3 kelas.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel purposive. Menurut Sudjana (2004:73) sampel purposive adalah “ sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan perorangan atau peneliti”. Oleh karena itu, sampel dari penelitian ini yaitu siswa pada 2 kelas yang telah direkomendasikan dari guru yang memegang kompetensi dasar rekonsiliasi bank. Kelas yang dijadikan sebagai eksperimen oleh peneliti adalah XI AK 1 dan kelas yang menjadi kelas kontrol adalah kelas XI AK 3.

(18)

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam mengadakan suatu penelitian penyusunan metode dan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang digunakan untuk menjawab masalah diperoleh melalui instrumen. Adapun metode dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode tertulis dengan instrumen soal tes, yaitu serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu (Arikunto, 2002:127). Tes yang digunakan adalah pretest atau tes awal yang dilakukan pada awal penelitian dan postest atau tes akhir.

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instumen tes. Postest dilakukan setelah semua materi penyusunan rekonsiliasi selesai disampaikan. Skor perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal (pretest) dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (postest). a) Tahap persiapan uji coba soal

(1) Materi dan bentuk tes

(19)

individu. Tes dalam bentuk uraian, dimana setiap soal merupakan sub bab topik materi penyusunan rekonsiliasi.

(2) Metode penyusunan perangkat tes

Langkah-langkah untuk penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut: a. Menentukan tujuan instruksional umum

b. Membuat kisi-kisi soal

c. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diujiankan d. Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal e. Menentukan jumlah butir soal.

b) Tahap uji coba soal

Untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah disusun, soal-soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa yang masih dalam populasi tetapi bukan siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini. tujuannya adalah untuk mengetahui apakah item-item soal tes tersebut sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.

a. Validitas

(20)

yang diberikan berupa soal uraian. Oleh karena itu, kriterianya adalah dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai tabel r.

Kriterianya : 1. jika r hitung > r tabel, maka valid

2. jika r hitung < r tabel, maka tidak valid (Hasil Uji Instrumen dilampirkan)

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2005:40) reliabilitas adalah “serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang”. Sebuah tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Skala koefisien reliabilitas yaitu antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau ketetapannya.Kriteria adalah dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

Kriterianya : 1. jika r hitung > r tabel, maka valid 2. jika r hitung < r tabel, maka tidak valid (Hasil Uji Instrumen dilampirkan)

c. Taraf kesukaran

(21)

dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk rendah, sedang, dan sukar. Angka indeks kesukaran butir itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.. Jika seluruh peserta ujian menjawab dengan salah butir tersebut maka soal tersebut sangat sukar dengan indeks kesukaran 0,00 dan jika indeks kesukaran 1,00 maka soal sangat mudah karena dijawab dengan benar oleh seluruh peserta tes. Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Indeks kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

Kurang dari 0,30 Item soal berkategori sukar 0,30 – 0,70 Item soal berkategori cukup Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah (Sumber: Arikunto ,2009:210)

(Hasil Uji Instrumen dilampirkan)

d. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2009:103) daya pembeda adalah “kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi atau disingkat “D”.

(22)

Untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tersebut yang berbentuk bukan pilihan ganda penulis menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0

3.5.2 Pengujian Hipotesis 3.5.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, Menurut Arikunto (2007:314) bahwa:

Jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik parametrik. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametrik.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat. Berikut ini langkah-langkah untuk menguji normalitas distribusi data dengan Uji Chi Kuadrat:

a) Menentukan skor terbesar dan terkecil b)Menentukan Rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil c) Menentukan Banyaknya Kelas (K) BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) d)Menetukan panjang kelas (P)

P =

e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong No Kelas

Interval

F Nilai Tengah ()

f. xi f. xi2

1. ...

2.

(23)

f) Menentukan rata-rata atau Mean = ��.��

g)Menentukan simpangan baku (S) s = �. �

2( )2

�(�−1)

h)Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

3) Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurva Normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

(24)

= �1− �2

�1 = Rata- rata tes akhir kelompok eksperimen �2 = Rata-rata tes akhir kelompok kontrol �1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen �2 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

= Simpangan baku gabungan Adapun rumus untuk mencari s adalah:

= �1−1 1

diterima jika harga < . Berdasarkan hipotesis peneliti, maka dilakukan pengujian dua arah. Dalam uji dua arah, konsultasi pada t tabel dilakukan pada kolom taraf signifikansi 0,05 atau 5%

H0 : µA = µB, Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang tidak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

H1 : µA≠ µB, Terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang tidak menggunakan model

(25)
(26)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMK Pasundan 1 Bandung dengan objek penelitian kelas XI Akuntansi, dimana kelas eksperimen adalah kelas XI Akuntansi 1, dan kelas kontrol adalah kelas XI Akuntansi 3, kemudian diolah dan dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan, Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif diterapkan pada mata pelajaran Akuntansi kompetensi dasar penyusunan rekonsiliasi karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik hasil temuan lapangan maupun secara teoritis, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, oleh karena itu sebaiknya

(27)

2. Bagi peneliti lain penulis merekomendasikan :

a. Agar memperluas penelitian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi dasar lainnya dalam mata pelajaran Akuntansi.

b. Agar dapat mengeksplorasi penelitian dengan menggunakan tipe-tipe lainnya dalam model pembelajaran kooperatif sehingga dapat menjadi rujukan dan arahan bagi pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran Akuntansi.

(28)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abidin, Y. (2009). Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: Rizqi Press Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta

. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruz Media

Group

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hardini, I. (2012).Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia

Ibrahim, M. et al. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Meningkatkan Kecerdasan. Bandung: Alfabeta

. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lie, A. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nata, A. (2009). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group

Ruhimat, T. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Solihatin, E. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

(29)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhayati, E. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsudin, A. M. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Syaodih, N. S. (2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Zaini, H. (2006). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani . (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI

. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Sumber Karya Ilmiah:

Basya Abu, S. (2007). Studi Komparatif Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Jigsaw Dan Metode Tradisional Model Ceramah Dalam Pembelajaran Akuntansi. Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi UPI.

(30)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hadiryo, D. A. (2005). Pengaruh Penerapan Mdel Pembelajaran Cooperatif Learning Teknik Jigsaw) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi (Studi Quasi Eksperimen Siswa KelasXI Jatitujuh Majalengka). Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi UPI

Hasanuddin, M. I. (2004). Perbedaan Tingkat Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dan Model Pembelajaran Konvensional . Skripsi. Bandung : Prodi Pendidikan Akuntansi UPI

Raja Gukguk, V. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntan Lanjutan Di SMKN 1 Bandung. Skripsi. Bandung : Prodi Pendidikan Akuntansi UPI

Salong, A. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Tesis. Bandung : Prodi Pendidikan IPS Pascasarjana UPI

Sumber Jurnal:

Artut, P. D. and Tarim K. (2007). The effective of jigsaw II on prospective elementary school teachers. Asia-Pacific Journal of Teacher Education. 35,(2),129-141.

B.J, Farrell and Farrell H. M. (2008). Student satisfaction with cooperative learning in an Accounting curriculum. Journal of University Teaching & Learning Practice. 5, (2).

Leigh N, Wood Peter. (2011). Using The Jigsaw Method For Ethical Dilemmas In Bussiness. Canadian Center Of Science And Education. 7, (4)

Rachanah, N. dkk. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di

SMA. Jurnal UPI. 9, (2).

Setiani R. (2009). Penerapan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Keterampilan Mahasiswa. Jurnal Unnes. 4,(1)

(31)

Hilyatul Fitriyah, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Supriono. (2005). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2,(1).

Sumber Dokumen:

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

. (2003). UU. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas . (2005). PP-RI No. 19 Tahun 2005. Jakarta: Depdiknas

Sumber Internet:

Agus, A. (2009). Model Pembelajaran Jigsaw.[online]. http://ady-ajuzblogspot. com/2009/03/model-pembelajaran-jigsaw.html [6 Oktober 2012]

ELN. 2011. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun. [online]. Error! Hyperlink reference not valid. Juni 2012]

Julsain. 2011. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif. [online]. http://julsains.files. wordpress.com/2010/01/isi-makalah.doc. [6 Oktober 2012]

Gambar

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Tengah Semester Mata Pelajaran Akuntansi
gambar 1.1:
Gambar 1.2 Kesempatan siswa berbicara dan aktif di kelas
Tabel 3.1 Operasional Variabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Koalisi Sembada Terancam Pecah, Sri Purnomo tetap Percaya Diri Sahabat MQ/ meski isu perpecahan koalisi sembada semakin cepat/ namun balon Bupati Sleman dari koalisi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi masyarakat multikultural dengan studi kasus pada beberapa etnis di Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia.. Metode

Untuk menjelaskan pentingnya hak atas air bersih dan aman sebagai bagian dari.. hak asasi manusia, maka dapat dilakukan dengan penjelasan faktual

memberikan asuhan keperawatan professional pada klien lansia yang mengalami1. berbagai perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan struktur pada

Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya di

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi

11,3 Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor Pembelian Langsung 1 Tahun Sidoarjo 19.275.000 APBD Pebruari 1 Tahun 11,4 Belanja Modal Pengadaan Kontruksi, Pembuatan J Pengadaan Langsung

1) Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk menggantikan energi dari fosil yang semakin lama akan semakin