• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II

SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Intan Maylani

0902931

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM

UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Intan Maylani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Intan Maylani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh, Intan Maylani

0902931

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dra. Hj. Kurniasih, M.Pd. NIP. 195906231985032003

Pembimbing II

Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed. NIP. 196008301986031003

Diketahui

Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Intan Maylani

0902931

Penelitian ini bermula dari ditemukannya masalah oleh peneliti di kelas IV SDN 2 Suntenjaya, yakni rata- rata nilai UTS siswa pada mata pelajaran matematika yang hanya mencapai 62. Nilai ini masih berada di bawah KKM yakni 68. Guru dalam pembelajaran hanya menggunakan pendekatan konvensional dengan menerapkan metode ceramah dan latihan saja. Peneliti berasumsi bahwa proses pembelajaran yang membosankan menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Diperlukan sebuah pendekatan yang dapat memberikan kesan menyenangkan bagi siswanya dalam belajar, salah satunya pendekatan PAKEM. Pendekatan PAKEM dapat menjadikan proses pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswanya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan PAKEM untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya. Adapun secara terperinci tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dengan mengadopsi model Kemmis & Mc. Taggart. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus yang setiap siklusnya mencakup perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa pada masing- masing siklus terus meningkat. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas mencapai 70 atau 63% pencapaian KKM nya. Pada siklus 2 nilai rata-rata mencapai 76 atau 84% pencapaian KKM nya. Begitupun pada siklus 3 nilai rata-rata mencapai 87 atau 94% pencapaian KKM nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa saran yang hendak disampaikan diantaranya: (1) Bagi kepala sekolah disarankan untuk melengkapi fasilitas pembelajaran, (2) Bagi guru hendaknya membaca teori pendekatan PAKEM guna merencanakan pembelajaran yang baik dan (3) Bagi peneliti selanjutnya PAKEM dapat dicobakan pada KD ataupun mata pelajaran yang berbeda.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Hipotesis Tindakan ……….. 4

D. Tujuan Penelitian ………. 4

E. Manfaat Hasil Penelitian ……….. 5

F. Definisi Operasional ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PAKEM ……… 7

B. Pembelajaran Matematika di SD ……….. 11

C. Penerapan PAKEM dalam Pembelajaran Bilangan Bulat ……….. 16

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian ……….. 18

B. Model PTK yang Dikembangkan ……… 21

C. Subjek Penelitian ……….. 22

D. Prosedur Penelitian ……….. 22

E. Instrumen penelitian ………. 24

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Peneleitian ……….. 28

B. Pembahasan ……….. 45

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 50

B. Rekomendasi ……… 51

DAFTAR PUSTAKA ……….. 52

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan pendidikan di sekolah dasar ini meliputi pembentukan

kepribadian dasar siswa dan keterampilan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan tujuan SD

yang tercantum dalam KTSP yakni meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan sekolah dasar secara operasional dinyatakan dalam kurikulum pendidikan dasar. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum di sekolah dasar memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri, salah satunya adalah mata pelajaran matematika.

James dan James (1976) dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 110 (2012:159) menyebutkan bahwa, „matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri‟. Matematika adalah mata pelajaran inti yang ada di sekolah dasar yang mengutamakan pola pikir seseorang tentang bagaiman memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada. Sejalan dengan hal itu Reys, dkk. (1984) dalam Prabawanto dan Mujono (2006:4) berpendapat bahwa „matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat‟.

(9)

2

seterusnya” (Karso dkk, 2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri dari bilangan asli positif, nol (bilangan netral) dan bilangan asli negatif. Materi bilangan bulat di kelas IV terfokus pada operasi hitung penjumlahan, pengurangan dan campuran. Sedangkan operasi perkalian dan pembagian disampaikan di kelas V.

Dalam mengajarkan bilangan bulat, guru dituntut untuk lebih kreatif dan

variatif dalam menggunakan berbagai metode dan media. Selain itu, guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini bertolak

belakang dengan kenyataannya di lapangan. Kenyataan yang terjadi di lapangan jauh dari apa yang diharapkan.

Guru di sekolah masih menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar. Dalam pendekatan konvensional 70% guru ceramah dan 30% siswa aktif melakukan kegiatan. Guru beranggapan dengan pendekatan konvensional saja sudah cukup untuk memenuhi keperluan belajar. Hal ini berakibat pada proses pembelajaran yang pasif dimana guru yang lebih berperan aktif di dalam kelas dibandingkan siswanya. Hal ini tentu saja membuat siswanya kurang semangat dan bersikap malas- malasan dalam belajar, karena mereka menganggap pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru kurang menarik dan tidak menyenangkan.

Dengan kompetensi- kompetensi capaian yang terdapat dalam kurikulum sekarang yang semakin kompleks, tentu pendekatan konvensional sudah tidak cocok lagi untuk digunakan . Kurikulum sekarang ini menuntut siswanya aktif dalam pembelajaran. Jika dipersentasikan 70% keaktifan siswa di kelas dan 30% guru ceramah. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan pendekatan konvensional.

Peneliti juga telah mengadakan observasi sebelumnya untuk mengamati

(10)

3

menyelesaikan soal matematika. Selain itu, cara mengajar guru yang hanya memberikan ceramah dan latihan saja membuat siswa menjadi jenuh dalam belajar yang berdampak buruk pada hasil belajar. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai UTS siswa yang hanya mencapai nilai 62. Nilai ini masih berada di bawah KKM yakni 68. Nilai yang diperoleh siswa juga masih jauh dari harapan peneliti, yakni peneliti berharap agar nilai rata-rata siswa ≥ 70. Maka diperlukan

teknik atau pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaranh matematika. Pembelajaran aktif (active learning) dan

pembelajaran yang menyenangkan (learning is fun) sangat dibutuhkan sekarang ini.

Guru dapat menggunakan pendekatan PAKEM dalam proses pembelajaran. PAKEM merupakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan Suparlan dkk. (2008:70) menyatakan bahwa “ PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Kreatif dan Menyenangkan”.

Dengan diterapkannya pendekatan PAKEM, siswa dapat lebih termotivasi dalam memahami materi pelajaran khususnya matematika . PAKEM membuat siswa aktif dan bersemangat dalam belajar. Pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan menyenangkan karena pada proses pembelajaran siswa ikut terlibat langsung di dalamnya.

(11)

4

Setelah memaparkan latar belakang masalah maka penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Penerapan Pendekatan

PAKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bilangan Bulat di Kelas IV Semester II SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana penerapan pendekatan PAKEM pada pembelajaran matematika materi bilangan bulat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Suntenjaya?”.

Sedangkan untuk membatasi permasalahan, penulis membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAKEM sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAKEM sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya?

3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Suntenjaya dengan menerapkan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat?

C.Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

“Apabila pendekatan PAKEM diterapkan pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat, maka hasil belajar siswa dapat meningkat”.

(12)

5

Ditinjau secara umum, tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai penerapan pendekatan PAKEM sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAKEM sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAKEM sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV di SDN 2 Suntenjaya.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat.

E.Manfaat Hasil Penelitian

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terkait. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran selanjutnya, baik dilakukan oleh guru yang bersangkutan atau pihak lainnya.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika materi bilangan bulat.

b. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat.

2. Bagi Guru

a. Diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai penerapan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran matematika.

(13)

6

c. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

3. Bagi Sekolah

a. Diharapkan pembelajaran yang berlangsung di sekolah lebih variatif lagi. b. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususnya

pada pembelajaran matematika.

c. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran sehingga dapat memperkaya bahankajian dan pengembangan dalam penelitian berikutnya baik di sekolah

yang bersangkutan maupun sekolah lainnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan dapat memberi wawasan mengenai teknik-teknik dalam mengajar. b. Diharapkan dapat menjadi bahan kajian peneliti selanjutnya.

F. Definisi Operasional 1. PAKEM

PAKEM merupakan suatu pendekatan yang mengutamakan keterlibatan siswa secara langsung sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Adapun prinsip-prinsip pembelajarannya meliputi mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran seperti telah tergambarkan dalam indikator sebagai penjabaran dari kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam Rancangan Rencana Pembelajaran. Kemampuan ini tergambar dalam skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti postest pada setiap siklusnya.

3. Matematika

(14)

7

4. Bilangan Bulat

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metodelogi Penelitian

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian yang dipaparkan sebelumnya, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (PTK). “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

meningkat” (Aqib,dkk. 2009:3). Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya sendiri guna meingkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswanya mengalami peningkatan.

Alasan peneliti memilih metode PTK ini karena melalui metode ini guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya dan karakteristik siswanya dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswanya, dengan penelitian ini diharapkan guru dapat juga memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang sempurna.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memiliki karakteristik yaitu:

1. Permasalahannya muncul dari kelas ataupun kinerja gurunya.Dalam hal ini masalahnya benar-benar muncul dari kelas tersebut dan masalahnya biasanya insidental atau baru.

2. Merupakan refleksi gurunya dalam mengajar. PTK ini dapat dikatakan bentuk penilaian bagi gurunya setelah sekian lama memengang atau mengajar kelas . 3. Objek utamanya adalah proses pembelajaran. Sudah jelas yang menjadi objek

dalam PTK ini adalah proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

(16)

19

4. Ditujukan untuk perbaikan dalam pembelajaran. Tujuan dari PTK ini tentunya untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Agar pembelajaran ke depannya jauh lebih baik lagi dan dapat menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Aqib, dkk (2009:3), krakteristik PTK adalah sebagai berikut.

1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan

guru akan kinerjanya).

2. Self-reflectiveinquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak

longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian). 3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.

Dalam pelaksanaan PTK terdapat prinsip-prinsip yang melandasinya yakni sebagai berikut.

1. Dalam pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu tugas utama guru yaitu mengajar.

2. Dalam pelaksanaanya juga tidak memerlukuan waktu dan metode pengumpulan data yang khusus.

3. Yang menjadi permasalahannya adalah masalah yang benar-benar dari kelas yang hendak diteliti.

4. Dituntut konsistensi dalam melakukan penelitian guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hopkins (1993) dalam Taniredja,dkk. (2010:17) yakni beliau memaparkan bahwa prinsip-prinsip dalam PTK antara lain: 1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah

menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

3. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.

(17)

20

5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas.

Merujuk dari semua pendapat para ahli maka penyelenggaraan PTK tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran. Selain itu, masalah yang dikaji dan diteliti dalam PTK ini harus berasal dari kelas yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan karena tujuan dari PTK sendiri adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelas yang diteliti. PTK juga bertujuan untu meningkatkan kinerja gurunya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Bila meninjau prinsip-prinsip yang ada sebelumnya maka PTK ini ruang lingkupnya sempit, hanya sebatas kelas yang diteliti saja. Karena masalah yang timbul berasal dari kelas yang akan diteliti maka PTK ini hanya mengobati pada kelas tersebut saja. meskipun demikian,masalah dalam PTK ini dapat digeneralisasikan menjadi masalah umum yang memang sering ditemui di setiap kelas.

Adapun manfaat PTK menurut Sukajati (2008: 13) mencakup hal-hal berikut.

1. Inovasi

2. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah 3. Peningkatan profesionalisme guru

Berdasarkan dari pendapat ahli tersebut, maka manfaat dari PTK adalah sebagai berikut.

1. Dengan PTK ini dapat mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajar guru sehingga mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan materi yang hendak disampaikan.

2. Dapat memberikan masukan guna mngembangkan kurikulum di SD.

(18)

21

B.Model PTK yang Dikembangkan

Rancangan pelaksanaan PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model spiral. Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggrat ini, merupakan suatu sistem spiral atau dalam bentuk pengkajian berdaur siklus, yang

terdiri dari empat tahap yaitu Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), Refleksi (Reflection). Hal ini sejalan dengan

Depdiknas (1999) dalam Taniredja, dkk. (2012:24) menyatakan bahwa „Model

Kemis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus‟.

Adapun skema rancangannya sebagai berikut.

Refleksi awal

Rencana tindakan . , . , …

Pelaksanaan tindakan

Refleksi Observasi

Pelaksanaan tindakan

Rencana tindakan . , . , …

Observasi Refleksi

LANJUT SIKLUS BERIKUTNYA

(19)

22

Gambar 3.1.

Model Spiral Kemmis dan McTaggart

C.Subjek Penelitan

Penelitian dilakukan pada kelas 4 SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang yang berjumlah 37 dengan 23 siswi dan 14 siswa. Namun, karena pada setiap

siklus selalu ada siswa yang tidak hadir maka penelitian hanya dilakukan pada 32 orang yakni 19 siswi dan 13 siswa.

D.Prosedur Penelitian 1. Perencanaan

Adapun perencanaan penelitian yang akan dilakukan dalam tahap ini diantaranya:

a. Permohonan ijin kepada kepala SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat, untuk melakukan penelitian pada SD tersebut.

b. Melakukan observasi kepada siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat.

c. Membuat RPP konsep bilangan bulat. d. Membuat lembar observasi.

e. Menyiapkan media elktronik untuk perekaman. f. Membuat instrument tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru pada tahap ini melaksanakan rencana pembelajaran dengan pendekatan PAKEM. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru melakukan kegiatan pembukaan pembelajaran yang meliputi

pengkondisian kelas, monitoring kehadiran siswa, berdoa, dll.

2) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan topik pembelajaran.

(20)

23

b. Kegiatan Inti

1) Dengan melibatkan siswa, guru melakukan demonstrasi mengenai bilangan bulat.

2) Guru memberikan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa agar siswanya dapat berpikir kritis.

3) Kemudian siswa dikelompokan menjadi 6 kelompok.

4) Dalam kelompoknya, siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS secara bersama- sama.

5) Perwakilan dari masing- masing kelompok mempresentasikan hasilkerjanya di depan kelas.

6) Guru bertanya kepada siswa mengenai hal- hal yang belum dipahaminya. c. Kegiatan Penutup

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Guru mengadakan tes akhir kepada siswa guna mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

3) Guru memberikan tugas rumah atau PR sebagai bentuk tindak lanjut terhadap pemahaman siswa.

4) Guru menutup pembelajaran. 3. Refleksi

Pada tahap ini melakukan diskusi dengan observer yakni guru kelas dan teman sejawat mengenai kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah berlangsung. Selain itu, peneliti mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing mengenai kendala- kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran. Refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan- perbaikan di siklus selanjutnya.

Hasil refleksi siklus 1 menjadi bahan pertimbangan dalam membuat

(21)

24

Setelah ketiga siklus terlaksana maka peneliti menganalisis data untuk membuat kesimpulan dari pelaksanaan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila persentase ketuntasan belajar siswa mencapai > 85%.

E.Instrumen Penelitian

Berdasarkan fungsinya, instrument dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Instrument pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yang dibuat dalam penelitian ini adalah mengenai materi bilangan bulat dibuat sebelum pelaksanaan setiap siklusnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan dan metode, media dan sumber belajar, langkah- langkah pembelajaran, dan penilaian. RPP terlampir.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai panduan tambahan pembelajaran atau bahan ajar bagi siswa secara berkelompok. Dalam LKS dimuat permasalahan-permasalahan yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu mengasah kemampuan siswa. Pemberian LKS sebagai bahan ajar diharapkan dapat mengarahkan dan mengorganisasi siswa secara kelompok. LKS terlampir.

2. Instrument pengumpul data

a. Lembar Observasi

(22)

25

yang telah disusun sebelumnya. Observasi ini dilakukanoleh guru model sendiri dan dibantu oleh 2 orang observer. Lembar observasi terlampir.

b. Test

Test ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu

pada setiap sub pokok bahasan (setiap siklus). Selain itu dapat juga untuk merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam rangka perbaikan

untuk siklus berikutnya.

Dalam membuat soal test ini, peneliti sebelumnya melakukan uji

instrumen kepada siswa yang telah mendapatkan pengalaman belajar mengenai bilangan bulat. Peneliti mencobakannya kepada dua puluh orang siswa kelas V. kemudian peneliti mengolah datanya dengan menggunakan program anates. Hasil anates terlampir.

Adapun hasil uji instrumennya dapat diuraikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3. 1.

Rangkuman Hasil Uji Coba Instrument Penelitian

(23)

26

F. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyeleksi, menyederhanakan, dan mengorganisasikan data secara sistimatis untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan PTK. Data mengenai proses pembelajaran diolah melalui langkah- langkah berikut ini.

1. Display

2. Pengelompokan aktivitas siswa dan aktivitas guru. 3. Analisis aktivitas siswa dan aktivitas guru.

Sedangkan data hasil belajar diolah sebagai berikut. 1. Skoring

2. Menghitung skor rata- rata.

3. Menginterpretasikan skor berdasarkan KKM.

Untuk melihat adanya perubahan dalam proses pembelajaran khususnya hasil belajar berupa skor siswa maka peneliti membandingkan hasil pra siklus siswa sebelumnya dengan postest pada setiap siklusnya.

(24)

27

Adapun rentang bobot nilai jawaban untuk tiap soal, peneliti mengadopsi dari Prabawanto (2013:76) yakni antara 0 sampai 10. Agar lebih jelas dan terperinci maka dipaparkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2.

Kriteria Bobot Nilai

No Kriteria Bobot Nilai

1 Jawaban benar dan penyelesaian benar 10

2 Jawaban salah dan penyelesaian benar 8

3 Jawaban benar dan penyelesaian salah. 6

4 Jawaban dan penyelesaian salah 4

5 Hanya ada jawaban saja 2

6 Tidak diisi 0

Skor di atas oleh peneliti konversikan skala 0 – 100, karena dalam penentuan nilai kriteri ketuntasan minimal (KKM) siswa untuk tingkat SD kelas IV menggunakan skala 0-100. Soal yang diberikan sebanyak 6 soal pada siklus 1 dan 8 soal pada siklus 2 dan 3, sehingga skor maksimalnya adalah 100. Untuk penskorannya adalah sebagai berikut :

(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dan pembahasan mengenai penerapan pendekatan PAKEM untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di kelas IV semester II SDN 2 Suntenjaya di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat maka

diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran bilangan bulat di kelas IV SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada dasarnya disusun dengan sistematika yang sama dengan RPP yang biasa disusun oleh guru. Namun RPP pada pembelajaran bilangan bulat dengan pendekatan PAKEM memiliki kekhususan yakni dibuat berdasarkan prinsip- prinsip yang terdapat dalam PAKEM yakni siswanya lebih hand on pada setiap proses pembelajaran, adanya interaksi yang baik antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, dan pada akhir pembelajaran terdapat refleksi guna perbaikan- perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

2. Proses pembelajaran pada setiap siklusnya telah menggambarkan keempat prinsip-prinsip yang ada pada PAKEM yakni mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan- tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar

3. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya pada mata pelajaran matematika khususnya materi bilangan bulat dengan menggunakan PAKEM secara umum mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari persentase

(26)

50

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa saran yang ditujukan kepada:

1. Guru

Dalam membuat perencanaan pembelajaran yang baik guru direkomendasikan

untuk membaca teori mengenai pendekatan pakem. Guru dapat mencoba menerapkan pendekatan PAKEM ini pada materi atau mata pelajaran lainnya. Pengkondisiaan yang baik, pengguanaan media yang sesuai dan penggunaan waktu yang tepat akan memberikan pengaruh yang besar terhadap ketuntasan belajar siswa.

2. Kepala Sekolah

Peneliti merekomendasikan agar sekolah melengkapi fasilitas- fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran. Apabila fasilitasnya lengkap maka proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan berimbas pada peningkatan hasil belajar siswanya.

3. Peneliti selanjutnya

(27)

Intan Maylani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV.Yrama Widya.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Heruman. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ihsan, F. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Jauhar, M. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kontruktivistik (Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Koiru-Ahmadi, I dan Amri, S. (2012). PAIKEM GEMBROT. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Karso dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.

Maulana, R. (2011). Penggunaan Pendekatan PAKEM untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran MAtematika. Skripsi Sarjana

pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan .

Ma’mur-Asmani, J. (2012). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta:DIVA Press.

Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. 2012. Bahan Ajar Matematika SD/MI. bandung: UPI Press.

(28)

53

Prabawanto, S. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan MAsalah,

Komunikasi dan Self-Efficacy Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding. Disertasi:

Tidak Diterbitkan.

Prabawanto, S dan Mujono. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Rusman. (2011). Model- model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W dan Andayani, D. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:

UPI Press.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sukajati. (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Suparlan dkk. (2008). PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan). Bandung: PT Genesindo.

Taniredja, T dkk . (2010). Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan

Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Gambar

gambaran atau deskripsi mengenai penerapan pendekatan PAKEM sehingga dapat
Gambar 3.1.
Tabel 3. 1. Rangkuman Hasil Uji Coba Instrument Penelitian
Tabel 3.1 ( Lanjutan ) 44.00 48.00
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Media berkualitas rendah disamping akan cepat rusak, mengancam kesehatan, keamanan, juga bisa menyesatkan siswa.. 20 menggunakan dengan bahan berbahaya untuk

Oleh karena itu penulis membuat website tentang penyakit flu burung dengan tujuan supaya masyarakat luas khususnya masyarakat di seluruh Indonesia agar lebih mengerti dan waspada

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Gambar seperangkat alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi... Spektrum

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

2014 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan