• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2014."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SEBERANG PADANG

TAHUN 2014

Oleh :

YESI AGUSTI

No. BP. 1010331001

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

iii IMUNISASI DASAR BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2014

x + 71 halaman, 18 tabel, 3 gambar, 7 lampiran ABSTRAK

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

Metode

Penelitian ini merupakan studi analitik dengan menggunakan desain cross sectional,

dimana variabel dependen (kelengkapan imunisasi dasar balita) dan variabel independen (umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pengetahuan, sikap ibu, dan dukungan suami) diamati dan diukur pada waktu yang sama.

Hasil

Berdasarkan hasil uji statistik mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014 diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tingkat pendidikan (p value=0,001) status pekerjaan (p value = 0,028), tingkat pengetahuan (p value=0.001), dan dukungan suami (p value = 0,015) dengan kelengkapan imunisasi dasar balita. Sedangkan variabel umur (p value=0,447) dan sikap (p value=0.343) tidak terdapat hubungan yang bermakna.

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang bermakana antara variabel tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pengetahuan, dan dukungan suami dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

Daftar Pustaka : 45 (2002 – 2013)

(3)

iv

FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY

Under Graduate Thesis, April 2014 YULNA MALINA, No. BP. 1110334065

FACTORS RELATED TO THE COMPLETENESS OF BASIC

IMMUNIZATION AT PUSKESMAS SEBERANG PADANG IN 2014.

x + 71 pages, 18 tables, 3 pictures, 7 appendices

ABSTRACT Objective

The purpose of this study to determine the factors related to the completeness of basic immunization at Puskesmas Seberang Padang in 2014.

Method

This method of this study is an analytical study using cross-sectional design, in which the dependent variable (the completeness of basic immunization) and the independent variables (age, level of education, employment status, level of knowledge, attitudes mother, and support of husband) were observed and measured at the same time.

Result

Based on the results of the statistical test of factors related to the completeness of basic immunization at Puskesmas Seberang Padang in 2014, note that there is a significant relationship between the variables of education level (p value=0.001), employment status (p value=0,028), level of knowledge (p value = 0.001), and the support of husband (p value=0,015) with the completeness of basic immunization at Puskesmas Seberang Padang in 2014. While age variables (p value=0,447) and attitudinal (p value = 0.343) there was no significant relationship.

Conclusion

There is a significant relationship between the variables of education level, employment status, level of knowledge, and husband support to the completeness of basic immunization at Puskesmas Seberang Padang in 2014.

Bibliography : 45 (2002 – 2013)

(4)

1

BAB 1 :PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan, yang meliputi indikator angka

harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Upaya

mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan preventif

meliputi KIA-KB, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, dan upaya kesehatan lain sesuai

risiko dan masalah utama kesehatan di wilayah setempat, dengan mengacu pada

pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta target MDGs Bidang

Kesehatan tahun 2015. (1-2)

Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan adalah tolak ukur kinerja

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah Kabupaten/Kota. SPM untuk

pelayanan kesehatan dasar cakupan pelayanan anak balita di Indonesia sebesar 90%

pada tahun 2010. Sedangkan Millennium Development Goals (MDGs) adalah

komitmen Indonesia kepada masyarakat global untuk mewujudkan tujuan MDGs.

Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan bidang

kesehatan, salah satunya menurunkan angka kematian anak (tujuan 4). (3-4)

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

mengestimasikan nilai Angka Kematian Balita (AKABA) periode 5 tahun terakhir

sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. MDGs menetapkan nilai

normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140 per 1.000 kelahiran hidup,

tinggi dengan nilai 71-140 per 1.000 kelahiran hidup, sedang dengan nilai 20-70 per

(5)

2

Berdasarkan kategori tersebut, maka secara nasional Indonesia masuk dalam kategori

AKABA sedang

.

(5)

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian anak adalah dengan

imunisasi. Imunisasi merupakan target 4A MDGs, yaitu menurunkan angka kematian

balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015, dengan indikator persentase

anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak. Tujuan imunisasi adalah

merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibodi (kekebalan) spesifik

sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I). (6)

Setiap tahun lebih 1,4 juta anak meninggal karena berbagai penyakit yang

sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit tersebut seperti

TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B, Polio dan Campak. (7)

WHO memperkirakan kasus TBC di Indonesia merupakan nomor 3 terbesar

di dunia setelah Cina dan India dengan asumsi prevalensi BTA (+) 130 per 100.000

penduduk. Sedangkan angka kematian akibat difteri di Indonesia sekitar 15%. Selain

itu sejak tahun 1991, kasus pertusis muncul sebagai kasus yang sering dilaporkan di

Indonesia, sekitar 40% kasus pertusis menyerang balita. Kemudian insiden tetanus di

Indonesia untuk daerah perkotaan sekitar 6-7/1000 kelahitan hidup, sedangkan di

pedesaan angkanya lebih tinggi sekitar 2-3 kalinya yaitu 11-23/1000 kelahiran hidup

dengan jumlah kematian kira-kira 60.000 bayi setiap tahunnya. Selanjutnya,

Hepatitis B diperkirakan menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/tahun.

Sedangkan untuk kasus polio, data terakhir melaporkan secara total terdapat 295

kasus polio 1 yang tersebar di 10 Provinsi dan 22 kabupaten/kota di Indonesia.

Terakhir kasus campak, di Indonesia angka kejadian campak tercatat 30.000 kasus

(6)

3

Untuk itu diwajibkan memberikan imunisasi dasar lengkap untuk mencegah

PD3I tersebut, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak.

BCG mencegah TBC, imunisasi Hepatitis B mencegah penyakit hepatitis B,

imunisasi DPT mencegah Difteri, Pertusis, dan Tetanus, imunisasi Polio mencegah

poliomielitis dan imunisasi campak mencegah penyakit campak. (10)

Laporan nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, persentase

anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap menurut provinsi

di Indonesia sebesar 53,8% meningkat dari 46,2% pada tahun 2007. Namun

meskipun terjadi peningkatan pencapaian imunisasi dasar lengkap berdasarkan

provinsi di Indonesia pada tahun 2007 hingga 2010, pencapaian imunisasi pada bayi

tersebut belum merata untuk seluruh provinsi di Indonesia. (11-12)

Riskesdas tahun 2007 memperlihatkan anak yang memperoleh imunisasi

lengkap tahun 2007 di Sumatera Barat ada 45,9%, tidak lengkap 42,7% dan tidak

mendapat imunisasi 11,4%. Mengalami peningkatan imunisasi dasar lengkap 2,2%

pada tahun 2010, dengan persentase anak yang memperoleh imunisasi lengkap ada

48,1%, tidak lengkap 32,7% dan tidak mendapat imunisasi 19,2%. Namun, Sumatera

Barat hanya berada pada urutan ke 19 dari 33 provinsi dan termasuk salah satu

provinsi dengan cakupan imunisasi di bawah persentase nasional. (11-12)

Besarnya cakupan imunisasi campak juga menggambarkan jumlah bayi yang

mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan data dari Pusat Data dan

Informasi Kementrian Kesehatan RI (PUSDATIN), cakupan imunisasi campak di

Indonesia tahun 2012 sudah mencapai angka 96,11%, Sumatera Barat hanya

mencapai 82,43% dan berada pada urutan ke 25 dari 33 provinsi. Untuk persentase

(7)

4

85,2%, sedangkan Sumatera Barat hanya 77,2% dan berada pada urutan ke 20 dari

33 provinsi. (13)

Tahun 2012 hanya ada 4 kabupaten/kota di Sumatera Barat yang telah

memenuhi target Renstra Nasional tahun 2012 untuk imunisasi campak sebesar

90%, yaitu Sawahlunto Sijunjung, Payakumbuh, Pasaman Barat dan Solok Selatan.

Sedangkan 15 kabupaten/kota lagi belum memenuhi target tersebut, salah satunya

termasuk kota Padang dengan pencapaian imunisasi campak sebesar 82,9%. Selain

itu, Drop Out (DO) Rate Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012 telah melewati

batas target nasional < 5% yaitu 7,7%. Kota Padang sendiri angka DO Rate nya

sebesar 6,5%. Upaya penguatan program dibutuhkan pada wilayah dengan DO rate

yang telah melampaui batas 5%. Drop Out Rate imunisasi DPT/HB1-Campak

menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun

tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi

DPT/HB1. (13)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, cakupan pencapaian

imunisasi rutin puskesmas sekota Padang tahun 2010 sampai 2012 mengalami

penurunan, seperti yang digambarkan grafik dibawah ini,

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 (14)

Gambar 1.1 Grafik Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di kota Padang Tahun 2010 - 2012

Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang memperlihatkan Puskesmas

Seberang Padang memiliki kelengkapan imunisasi dasar balitaterendah untuk

(8)

5

kecamatan dan puskesmas di kota Padang dengan pencapaian DPT-HB 1 sebesar

63%, DPT-HB3 57,9%, Campak 59%, BCG 63% dan Polio 59,3%. Turun drastis

jika dibandingkan dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu DPT-HB1 sebesar 99,4%,

DPT-HB3 90,3%, Campak 90%, BCG 100% dan Polio 93%. Pencapaian tahun 2012

tersebut sangat rendah dari indikator (Pengendalian Masalah Kesehatan) PMK yang

ditetapkan di kota Padang untuk imunisasi yaitu BCG sebesar 95%, HB 0-7 hari

95%, DPT-HB1 95%, DPT-HB3 85%, Polio 85% dan Campak 85%. Selain itu,

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) untuk wilayah Kerja puskesmas

Seberang Padang dari 4 kelurahan baru 3 kelurahan yang UCI mencapai angka 75%,

sedangkan target nasional sebesar 80% tahun 2012. Jumlah ini turun dibandingkan

dengan tahun 2011 yaitu seluruh kelurahan sudah mencapai UCI (100%). UCI

merupakan suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua

bayi (anak di bawah umur 1 tahun) dan untuk mencapai target 100% desa mencapai

UCI pada tahun 2014. (2-3, 15)

Menurut teori Lawrence Green (1980) yang dimodifikasi oleh Notoadmodjo

(2007), terdapat hubungan yang erat antara kelengkapan imunisasi dasar balita

dengan dengan umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pengetahuan,

sikap, dan dukungan suami. Penelitian Nanang Wardhana (2001) terdapat hubungan

yang erat anatara umur dan status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

balita. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Paridawati, Watief A.Rachman,

dan Indra Fajarwati (2011) juga terdapat hubungan responden yang berpendidikan

rendah dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita sebesar 60.7%. Selain

itu, penelitian Nico (2011) menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja puskesmas

(9)

6

tentang imunisasi dan 44,8% yang memiliki sikap negatif terhadap imunisasi.

Selanjutnya, Penelitian Rusman Efendi dkk (2010) di Wilayah kerja Puskesmas

Dalam Pagar diketahui adanya hubungan antara dukungan suami dengan perilaku ibu

dalam memberi imunisasi pada bayinya dengan p = 0,009 (p<0,05). (16-18)

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun 2014”

1.2Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah

penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan

imunisasi dasar balita di wilayah kerja puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang tahun 2014.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi dasar balita di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi umur ibu di wilayah kerja Puskesmas

Seberang Padang tahun 2014.

3. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

4. Diketahuinya distribusi frekuensi status pekerjaan ibu di wilayah kerja

(10)

7

5. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi

di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

6. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap ibu tentang imunisasi di wilayah

kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

7. Diketahuinya distribusi frekuensi dukungan suami terhadap imunisasi di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

8. Diketahuinya hubungan umur ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

balita di wilayah kerja puskesmas Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

9. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar balita di wilayah kerja puskesmas Puskesmas Seberang

Padang tahun 2014.

10.Diketahuinya hubungan status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi

dasar balita di wilayah kerja puskesmas Puskesmas Seberang Padang tahun

2014.

11.Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar balita di wilayah kerja puskesmas Puskesmas Seberang

Padang tahun 2014.

12.Diketahuinya hubungan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

balita di wilayah kerja puskesmas Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

13.Diketahuinya hubungan dukungan suami dengan kelengkapan imunisasi

dasar balita di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang tahun 2014.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Padang

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam

pengambilan kebijakan pengambilan kebijakan serta untuk melaksanakan

(11)

8

2. Bagi Puskesmas Seberang Padang

Hasil penelitian dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi pengelolah

informasi dan pengetahuan tentang imunisasi dasar, sebagai landasan atau

pedoman dalam merencanakan suatu program di puskesmas Seberang

Padang.

3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar bagi

penelitian selanjutnya, terutama mahasiswa/i Fakultas Kesehatan

Masyarakat Unand dalam kegiatan yang sama.

4. Bagi Peneliti

Sebagai wahana dalam menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi

dasar.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti

selanjutnya di bidang kesehatan mengenai penelitian yang sama.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut:

1. Lingkup waktu

Penelitian dilakukan dalam waktu pada bulan November 2013-April 2014.

2. Lingkup tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang.

3. Lingkup materi

Materi dalam penelitian ini adalah yang berhubungan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita dan

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di kota Padang Tahun

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Beragamnnya sistem operasi yang tersedia pada Raspberry Pi maka pengujian menggunakan sistem operasi raspbian karena mirip dengan linux distribusi debian dalam syntaks

Bagaimana jika kita semua tidak pernah secara langsung menunjukkan framebuffer kita, tetapi menulisnya sebagai suatu citra untuk display berikutnya. Sebenarnya semua format

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi

jadwal masih bisa disesuaikan berdasarkan hasil Entry Meeting.. wawancara dengan

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd

penyusunan skripsi yang berjudul “PRODUKSI GITAR BONA PASOGIT SIPOHOLON BUATAN BAPAK ALBERT HUTAGALUNG DI DESA LUMBAN BARINGIN KECAMATAN SIPOHOLON KABUPATEN TAPANULI UTARA :

Histogram pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar tanaman jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda... histogram pertumbuhan