• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMAINAN SOSIODRAMAUNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERMAINAN SOSIODRAMAUNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERMAINAN SOSIODRAMAUNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI

DAN PERILAKU

DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh : Listya Anggraeni

0808374

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2013

PERMAINAN SOSIODRAMAUNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI

DAN PERILAKU

DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER

Oleh Listya Anggraeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Listya Anggraeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

(3)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PERMAINAN SOSIODRAMAUNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN

HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU

DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER

Oleh:

Listya Anggraeni

0808374

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. Juhanaini, M.Ed NIP. 19600505 198603 2 001

Mengetahui,

(4)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii ABSTRAK

PERMAINAN SOSIODRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU

PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI

DAN PERILAKU

DI KELOMPOK BERMAIN AL HADI LEARNING CENTER

Listya Anggraeni (0808374)

Berdasarkan persoalan yang terjadi di lapangan bahwa masih kurangnya kedisiplinan anak usia dini dengan hambatan emosi dan perilaku di kelompok bermain, yang ditunjukan dengan sikap tidak mematuhi instruksi guru pembimbing, tidak mau bergabung dalam kelompok, tidak mau menunggu giliran, sulit bekerja sama, dan memulai perkelahian. Perilaku disiplin merupakan hal yang penting bagi anak usia dini dengan hambatan emosi dan perilaku, karena kedisiplinan merupakan kebutuhan agar anak dapat menyesuaikan diri dengan norma dan aturan di lingkungan terdekat anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan sosiodrama terhadap peningkatan perilaku disiplin anak dengan hambatan emosi dan perilaku. Permainan ini merupakan bentuk bermain peran dengan mengidentifikasi benda-benda disekitar menjadi bentuk yang seolah-olah bentuk asli dari peran yang sedang dimainkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran dengan pendekatan eksplanatori sekuensial. Data kuantitatif diolah dengan desain penelitian subjek tunggal, dan data kualitatif dengan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan pengamatan terstruktur menggunakan instrumen berupa lembar pencatatan perilaku yang dikembangkan dari indikator perilaku disiplin yang ingin dicapai, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Al Hadi Learning Center pada 1 orang anak dengan hambatan emosi dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan mean level dari 49,5 pada kondisi awal 34,125 pada fase intervensi dan 25,75 pada kondisi akhir. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan adanya perubahan perilaku yang mengarah pada kesadaran diri dan kepatuhan terhadap aturan. Hal ini berarti bahwa permainan sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku disiplin anak dengan hambatan emosi dan perilaku.

(6)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C.Batasan Masalah.. ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 8

1. Prilaku Disiplin bagi Anak dengan Hambatan Emosi dan Prilaku a. Konsep Dasar Disiplin ... 8

b. Anak Dengan Hambatan Emosi dan Perilaku ... 10

c. Disiplin Bagi Anak Usia Dini dengan Hambatan Emosi dan perilaku ... 13

1). Karakter Anak Usa Dini ... 13

2). Pentinganya Kedisiplinan Bagi Anak Usia Dini dengan Hambatan Emosi dan Perilaku ... 18

(7)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

Hambatan Emosi dan Perilaku... 20

2. Bermain Sosiodrama untuk Mengembangkan Kedisiplinan ... 23

a. Pengertian Bermain ... 23

b. Permainan Sosiodrama ... 26

1). Konsep Dasar Permainan Sosiodrama ... 26

2). Tahapan Bermain Soisodrama ... 28

3). Bermain untuk Anak dengan hambatan Emosi dan Perilaku ... 29

B. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan ... 33

C.Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36

B. Variabel Penelitian ... 39

1.Definisi Konsep Variabel ... 39

a. Permainan Sosiodrama ... 39

b. Perilaku Disiplin ... 39

2. Definisi Operasional Variabel ... 40

a. Variabel Bebas... 40

b. Variabel Terikat ... 41

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 42

1. Subjek Penelitian ... 42

2. Lokasi Penelitian ... 43

D. Instrumen Penelitian... 43

1. Instrumen Kuantitatif ... 43

2. Instrumen Kualitatif ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Pengumpulan Data Kuantitatif ... 45

(8)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ix

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 46

1. Analisis Data Kuantitaitf ... 46

2. Analisis data Kualitatif ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

B. Analisis Data ... 50

1. Analisis Dalam Kondisi ... 50

a. Panjang Kondisi ... 50

b. Estimasi Kecenderungan Arah ... 50

c. Kecenderungan Stabilitas ... 52

d. Jejak Data ... 55

e. Level Stabilitas dan Rentang ... 55

f. Perubahan Level ... 56

2. Analisi Antar Kondisi ... 57

a. Jumlah Variabel yang di Ubah ... 57

b. Perubahan Kecenderungan dan Efeknya ... 58

c. Perubahan Stabilitas ... 58

d. Perubahan Level ... 59

e. Data Overlap ... 60

3. Hasil Data Kualitatif ... 65

a. Hasil Pengamatan ... 65

b. Hasil Wawancara ... 73

C. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 81

B. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(9)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Perilaku Disiplin ... 41

Tabel 4.1 Data Baseline 1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline 2(A-2) ... 49

Tabel 4.2 Data Panjang Kondisi ... 50

Tabel 4.3 Data Estimasi Kecenderungan Arah ... 51

Tabel 4.4 Data Kecenderungan Stabilitas ... 55

Tabel 4.5 Jejak Data ... 55

Tabel 4.6 Level dan Stabilitas ... 55

Tabel 4.7 Data Level Perubahan ... 56

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 56

Tabel 4.9 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 58

Tabel 4.10 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 58

Tabel 4.11 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 59

Tabel 4.12 Data Perubahan Level ... 59

Tabel 4.13 Data Presentasi Overlap ... 61

Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 61

Tabel 4.15 Nilai Rata-Rata Frekuensi Pelanggaran ... 62

(10)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Data Frekuensi Perilaku Pelanggaran Perilaku Disiplin ... 49

Grafik4.2 Estimasi Kecenderungan Arah ... 51

Grafik 4.3 Kecenderungan stabilitas pada Baseline 1 (A-1) ... 52

Grafik4.4 Kecenderungan Stabilitas Intervensi ... 53

Grafik 4.5 Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 (A-2) ... 54

Grafik 4.6 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 60

(11)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 35

Gambar 3.1 Desain Explanatory Mixed Methods ... 37

(12)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia kanak-kanak, merupakan usia belajar berbagai hal. Pada fase ini,

anak juga belajar mengembangkan emosinya. Karena pengaruh faktor

kematangan dan faktor belajar terhadap perkembangan emosi, maka dapat

dipahami jika emosi anak usia dini seringkali sangat berbeda dari emosi anak

yang lebih tua atau orang dewasa. Tampilan dari emosi anak memiliki ciri

khasnya seperti dikemukakan Hurlock (1978:216) bahwa:

Anak memiliki emosi yang kuat, emosi yang seringkali tampak, emosi yang bersifat sementara, reaksi mencerminkan individualitas, emosi yang berubah kekuatannya, dan emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku.

Pada usia 2 sampai 6 tahun anak belajar menyesuaikan diri dan menjalin

hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Hurlock (1978:261) masa ini merupakan pregang age dimana pada

sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak-anak lain meningkat

dan hal ini menentukan bagaimana perkembangan sosial mereka. Adapun

pola perilaku dalam situasi sosial pada masa kanak-kanak awal adalah sebagai

berikut : kerjasama, persaingan, kemurahan, hasrat akan penerimaan sosial,

simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri

sendiri, meniru, dan perilaku kelekatan (attachment behavior).

Bagi sebagian orang yang kurang memahami ciri khas perilaku anak, sikap

yang ditampilkan melalui perilaku yang tidak mencerminkan kebaikan

menurut persepsi orang dewasa seringkali disebut sebagai perilaku yang tidak

baik. Padahal, apa yang kebanyakan dinilai sebagai kenakalan meruipakan

kelaziman dalam tahapan perkembangan anak. Pada kasus anak usia dini yang

mengalami hambatan emosi dan perilaku, ciri khas tampilan perilakunya

berbanding terbalik dengan ciri khas tampilan anak pada umumnya, namun

(13)

2

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

orang dewasa, sehingga diperlukan adanya pelurusan pola pikir mengenai

kekhasan dari perilaku dan emosi anak.

Anak dengan hambatan emosi dan perilaku merupakan anak dengan

kondisi yang mengarah pada perilaku yang menetap dalam jangka waktu yang

cukup lama, dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku

di lingkungan tempat tinggalnya. Seperti yang dikemukakan Sunardi (Efendi

2006:143) bahwa

Secara substansial kesamaan makna yang terdapat dalam pemberian

“gelar” pada anak dengan hambatan emosi dan perilaku, disamping menunjuk pada cirinya, yaitu terdapatnya penyimpangan perilaku sebagai pelanggaran terhadap peraturan atau norma yang berlaku di lingkungannya.

Sementara diungkapkan Kauffman (Sunardi 1995: 9) bahwa anak dengan

hambatan emosi dan perilaku adalah anak yang secara kronis, dan mencolok

berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang secara sosial tidak dapat

diterima atau secara pribadi tidak menyenangkan, tetapi masih dapat diajar

untuk bersikap yang secara sosial dapat diterima dan secara pribadi

menyenangkan.

Ketidak mampuan anak dengan hambatan emosi dan perilaku dalam

mematuhi aturan dan berdisiplin bisa terjadi karena belum dipahaminya

aturan tersebut atau adanya kepuasan disaat melakukan perilaku tidak disiplin.

Menurut Algozzine, Schmid, dan Mercer (Sunardi 1995:9)

Anak dengan hambatan emosi dan perilaku adalah anak yang secara kondisi dan terus menerus masih menunjukkan penyimpangan tingkah laku tingkat berat yang mempengaruhi proses belajar, meskipun telah menerima layanan belajar dan bimbingan seperti halnya anak lain. Ketidakmampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dan gangguan belajarnya tidak disebabkan oleh kelainan fisik, syaraf, atau intelegensi. Karena penyebab hambatan ini bukan berasal dari kelainan fisik, syaraf, dan intelegensi, maka besar kemungkinan untuk mereduksi hambatan ini.

Pengenalan dan pemberlakuan perilaku disiplin dapat dikenalkan sejak dini

untuk membangun pembiasaan perilaku disiplin pada anak, sehingga kelak

(14)

3

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu

dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama

sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani

dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya (Prijodarminto dalam

Wedastama, 2001). Kedisiplinan adalah suatu sikap yang mencerminkan

ketaatan dan ketepatan terhadap aturan.Perilaku disiplin merupakan hal yang

harus dimiliki oleh setiap individu. Sikap disiplin diperlukan untuk

terciptanya penegakan aturan.

Seperti kita ketahui bahwa aturan terdapat di berbagai tempat, bahkan pada

lingkungan terdekat anak. Penerapan kedisiplinan bagi anak usia dini menjadi

penting, karena hal ini akan menjadi modal untuk berinteraksi. Terutama pada

anak dengan hambatan emosi dan perilaku yang memiliki hambatan untuk

berperilaku disiplin, dimana rata-rata pelanggaran terhadap aturan terjadi

dalam frekuensi dan intensitas yang tinggi. Setiap anak memerlukan disiplin

untuk memenuhi beberapa kebutuhannya seperti memberikan rasa aman

dengan memberitahukan hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh

dilakukan, menghindarkan anak dari rasa malu akibat berbuat salah, dan

dengan disiplin anak akan tahu cara bersikap yang dapat mendatangkan

pujian. Kebutuhan anak akan disiplin tentu berbeda sesuai kondisi anak dan

hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan anak. Terdapat banyak kondisi yang

mempengaruhi kebutuhan anak akan disiplin, seperti dikemukakan Hurlock

(1978:83) terdapat enam hal yang dianggap penting dalam kondisi kebutuhan

anak yaitu:

(15)

4

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam keluarga besar, daripada keluarga kecil, dan Keenam, kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan usia.

Dalam mengembangkan kedisiplinan, berbagai hal dalam lingkungan

terdekat anak dapat dimanfaatkan untuk pengenalan disiplin sederhana

termasuk bermain. Dalam permainan seringkali terdapat aturan yang harus

diikuti oleh pemainnya untuk dapat diterima dan menjalankan permainan.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan anak

mengeksplorasi diri dan lingkungannya, sebuah kegiatan yang mudah

dilakukan dengan kesenangan dan kegembiraan. Seperti yang dikemukakan

Reilly (Macintyre, 2002: 1) play is as elusive as the wind and can no more be

caught by theory than wind can be caught in a paper bag!. Bermain adalah kehidupan anak-anak. Seperti juga yang dikemukakan Isaac (Macintyre,

2002: 1) Play is a child life and the means by wich he comes to understand

the world around him. Dalam kata pertamanya “play is a child life...” Isaac menekankan pada kehidupan anak, dimana hal tersebut akan sangat

berpengaruh banyak terhadap lingkungan yang memungkinkan anak untuk

bermain. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, masyarakat

sebagai dunia anak yang lebih luas, bahkan di kelompok bermain dimana

kelompok bermain merupakan ruang eksplorasi bagi anak.

Berbagai permainan dapat digunakan sebagai media untuk

mengembangkan kedisiplinan, seperti dikemukakan sebelumnya bahwa dalam

sebuah permainan yang sederhana, terdapat aturan yang harus dipatuhi oleh

anak sebagai pemainnya. Sosiodrama merupakan salah satu contoh permaian

yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi anak. Melalui

permainan sosiodrama, anak dapat belajar untuk berinteraksi dengan orang

lain, mematuhi aturan, berimajinasi, dan mengeksplorasi diri. Permainan

Sosiodrama merupakan permainan dimana anak harus memainkan peran

sesuai dengan imajinasi dan idenya, dalam setiap tema ada aturan-aturan yang

harus dengan sadar dipatuhi anak. Menurut Hurlock (1978:329)

(16)

5

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau situasi seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang sebenarnya.

Pada umumnya, anak telah melakukan permainan sosiodrama sejak tahun

kedua ketika anak bermain dengan mainannya yang seolah-olah mainan

tersebut orang lain. Pada usia pra sekolah, permainan sosiodrama

berkembang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan lingkungan anak, di usia

ini, anak sudah dapat mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya, dan

memerankan sesuatu bersama dengan teman-teman seusianya.

Kelompok bermain sebagai wahana dimana anak menghabiskan waktu

untuk bermain sambil belajar, memiliki aturan yang mengharuskan anak

berperilaku disiplin. Adanya aturan di kelompok bermain ini ditujukan untuk

membantu anak membiasakan diri hidup disiplin dengan mematuhi aturan

yang berlaku. Sebuah aturan dapat diikuti dan dipatuhi ketika seorang anak

mengenal aturan, kemudian mengerti, pada tahapan tertentu anak memahami,

dan kemudian dengan kesadaran dini akan mematuhi aturan yang ada

Pelanggaran aturan dalam frekuensi dan intensitas tinggi, penulis temukan

pada seorang anak usia pra sekolah FS di Al Hadi Learning Center. Pada usia

6 tahun, perilaku FS menunjukan adanya perlawanan pada aturan. Hal ini

senada diungkapkan oleh pembimbing di Al Hadi Learning Center, dimana

hasil asesmen perilaku pada FS, menunjukan adanya hambatan emosi dan

perilaku. Dalam kasusnya, FS kurang fokus dalam belajar, cenderung banyak

alasan dalam kegiatan belajar dan selalu tertarik dengan segala jenis

permainan, namun FS menunjukan perilaku tidak dapat mengikuti aturan

permaian. FS tidak dapat menunggu gilirannya, namun melepas begitu saja

sebuah permainan ketika sudah ditangannya. FS kesulitan dalam menjalankan

aktivitas kerjasama namun tidak juga dapat menyelesaikan kegiatan sendiri.

Berdasarkan kondisi di atas, penulis berniat mengadakan suatu penelitian

mengenai pemberlakuan permainan sosiodrama untuk mengembangkan

perilaku disiplin pada anak dengan hambatan emosi dan perilaku di kelompok

bermain. Diharapkan dengan diberlakukannya permainan ini dalam setiap

(17)

6

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sudah mengenal, kemudian memahami, maka dengan kesadaran yang terus

dikembangkan melalui dukungan lingkungan belajar yang kondusif, anak

dapat berperilaku disiplin pada penyesuaian diri di kelompok bermainnya.

B. Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang penulis identifikasi untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Anak memiliki emosi yang kurang dapat terkontrol, sehingga pada saat

tertentu ketika anak merasa tidak nyaman, anak akan mengekspresikan

emosinya melalui perilaku berlebih yang mengarah pada penolakan

terhadap intruksi.

2. Anak dengan hambatan emosi dan perilaku mudah sekali teralihkan

perhatiannya kepada hal lain. Sehingga dibutuhkan pengkondisian tempat

bermain yang kondusif.

3. Perilaku disiplin dapat dikembangkan melalui pemberlakuan metode

pembelajaran aktif sehingga merangsang tumbuhnya kedisiplinan anak.

4. Perilaku disiplin dapat dikembangkan melalui hukuman, dengan jenis

hukuman yang membuat anak belajar dan tidak melakukan pelanggaran

lagi.

5. Perilaku disiplin dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain aktif.

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dengan mengembangkan perilaku

disiplin melalui kegiatan bermain. Penulis menggunakan permainan

sosiodrama, dan mengamati adakah pengaruh yang diberikan oleh permainan

tersebut dan perubahan perilaku dalam mengembangkan perilaku disiplin

pada anak usia dini dengan hambatan emosi dan perilaku.

(18)

7

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan berdasar pada uraian di atas, maka rumusan utama yang harus

dijawab melalui penelitian adalah:

1. Apakah penggunaan permainan sosiodrama dapat memberikan pengaruh

terhadap penurunan perilaku pelanggaran disiplin anak dengan hambatan

emosi dan perilaku di kelompok bermainnya?.

2. Bagaimanakah perubahan perilaku yang ditunjukan anak dengan

hambatan emosi perilaku sebelum dan setelah diberi intervensi melalui

permainan sosiodrama?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

penggunaan permainan sosiodrama dalam mengurangi perilaku

pelanggaran disiplin pada anak dengan hambatan emosi dan perilaku.

b. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1) Pengaruh permainan sosiodrama terhadap penurunan perilaku

pelanggaran disiplin anak usia dini dengan hambatan perilaku.

2) Perubahan perilaku yang ditunjukan anak setelah melakukan

permainan Sosiodrama.

c. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pengaruh permainan sosiodrama dalam mengurangi perilaku

pelanggaran disiplin untuk anak dengan hambatan emosi dan perilaku.

Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

oleh pegiat pendidikan khusus dalam menangani anak dengan

(19)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Untuk melakukan suatu penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat.

Tujuannya adalah untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang

sedang diteliti, agar mencapai target yang diharapkan. Pemilihan metode

didasarkan pada rumusan masalah yang jawabannya akan dicari dan dibuktikan

melalui penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

campuran (mixed methods research design). Metode campuran (Mixed methods

research design) adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan "mencampur" metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu kajian

untuk memahami sebuah masalah penelitian (Creswell, 2010:21). Asumsi

dasarnya adalah bahwa penggunaan metode kuantitatif dan metode kualitatif,

yang dikombinasikan, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah

penelitian dan pertanyaan penelitian daripada hanya menggunakan salah satu

metode saja.

Secara umum, sebuah penelitian dilaksanakan menggunakan metode

campuran apabila kita mempunyai data kualitatif maupun data kuantitatif, dan

kedua jenis data tersebut secara bersama-sama memberikan pemahaman yang

lebih baik tentang masalah penelitian itu daripada jika kita hanya mempunyai

salah satu dari kedua jenis data tersebut. Penelitian dengan metode campuran

merupakan suatu desain yang baik digunakan jika kita ingin memanfaatkan

kelebihan dari data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kuantitatif, seperti

skor pada suatu instrumen, menghasilkan angka-angka yang spesifik yang dapat

dianalisis secara statistik, dapat memberikan hasil untuk mengukur frekuensi dan

besarnya kecenderungan, dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat jika

kita perlu mendeskripsikan kecenderungan tentang sejumlah besar orang. Di

pihak lain, data kualitatif, seperti wawancara mendalam yang menghasilkan

(20)

37

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menawarkan bermacam-macam perspektif tentang topik penelitian dan

memberikan gambaran yang kompleks tentang situasi yang diteliti. Apabila kita

mengkombinasikan data kuantitatif dan kualitatif, maka data yang diperoleh dari

penelitian akan lebih valid, karena data yang kebenarannya tidak dapat divalidasi

dengan metode kuantitatif akan divalidasi dengan metode kualitatif atau

sebaliknya (Sugiyono, 2012:405).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial

(explanatory sequential mixed methods research design) dimana data kuantitatif

diolah terlebih dahulu, kemudian dijabarkan dan dikuatkan dengan data kualitatif

dari hasil pengamatan peneliti terhadap perilaku anak setelah diberi perlakuan

dalam waktu yang terpisah dengan perlakuan. Strategi ini diterapkan dengan

pengumpulan data kuantitatif pertama dan kemudian pengumpulan data

kualitatif untuk membantu menjelaskan atau mengelaborasi hasil-hasil

kuantitatif (Creswell, 2010:316). Alasan untuk pendekatan ini adalah bahwa

data dan hasil-hasil kuantitatif menyediakan sebuah gambaran umum mengenai

masalah penelitian; lebih banyak analisis, khusunya melalui pengumpulan data

kualitatif, diperlukan untuk memperbaiki, memperluas, atau menjelaskan

gambaran umum

Secara visual, bagan desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 3.1

Desain Explanatory Mixed Methods

KUAN

(Data dan Hasil)

Tindak lanjut

kual

(21)

38

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian kuantitatif dilakukan melalui metode eksperimen dengan subjek

tunggal (Single Subject Research) dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya

akibat dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain A-B-A’. Desain A-B-A’ merupakan penelitian yang

pengolahan datanya diharapkan dapat dipergunakan dalam penelitian ini untuk

menganalisis terjadinya perubahan. Prosedur dasarnya adalah pengukuran pada

kondisi Baseline1 (A-1) kemudian pada kondisi intervensi (B) dan pengukuran

kembali pada kondisi Baseline 2 (A-2).

Desain yang digunakan adalah A-B-A’. Dimana (A-1) adalah kondisi

baseline, (B) adalah intervensi dan (A-2) adalah pengulangan kondisi baseline.

Desain A-B-A’ merupakan pengembangan dari desain dasar A-B dengan

pengukuran kondisi baseline diulang dua kali (Sunanto, 2006:49)

Gambar 3.2

intervensi, subjek peneliti diberikan pengenalan aturan kelas. Pada tahap ini

dilakukan satu sebanyak satu sesi.

B = Subjek peneliti diberikan perlakuan atau intervensi, intervensi yang

diberikan berupa permainan Sosiodrama. Permainan ini dilakuan sebanyak

empat kali hingga terjadi perubahan perilaku dimana anak sudah mengenal

(22)

39

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A-2 = Merupakan pengulangan kondisi awal atau kemampuan dasar subjek

peneliti dalam mengenal aturan kelas, pada tahap ini pula diberikan evaluasi

untuk mengetahui sejauh mana intervensi dapat berpengaruh terhadap

perilaku disiplin.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan metode studi kasus (Case study). Sugiyono, (2011: 14) mengemukakan bahwa

studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan

berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang

berkesinambungan.

Penelitian kualitatif dilakukan untuk membuktikan, memperkuat,

memperdalam, memperluas, memperlemah, dan menggugurkan data kuantitatif

yang telah diperoleh pada tahap awal. Penggunaan metode kualitaitf ini

berangkat dari data hasil penelitian kuantitatif.

B. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel

a. Permainan Sosiodrama

Permainan sosiodrama, yang juga dikenal dengan bermain pura-pura

merupakan bentuk permainan simbolik dimana anak seolah-olah berada pada

situasi tertentu, dan memainkan peran pada situasi tersebut. Permainan drama

yang seringkalidisebut “permainanpura-pura” adalah bentuk bermain aktif dimana anak-anak, melalui gerak dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan

materi atau situasi seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang

yang sebenarnya (Hurlock, 1978:329).

Permainan ini terbagi ke dalam dua sifat yaitu permainan drama bersifat

reproduktif dan permainan drama bersifat produktif. Dalam permainan

reproduktif, anak-anak berusaha mereproduksi situasi yang telah diamatinya

dalam kehidupan sebenarnya atau media massa dalam permainannya.

(23)

40

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan, dan bicara dari situasi kehidupan nyata ke dalam bentuk yang baru dan

berbeda. Dalam hal ini, sering juga disebut dengan proses kreatif.

b. Perilaku Disiplin

Istilah disiplin diturunkan dari kata latin : disciplina yang berkaitan langsung

dengan dua istilah lain, yaitu discere (belajar) dan discipulus (murid). Disciplina

dapat berarti apa yang disampaikan oleh seorang guru kepada murid. Disiplin

menurut Riberu dalam Wedastama (2011). dapat juga diartikan sebagai :

penataan , dan perihidup sesuai dengan ajaran yang dianut.

Perilaku adalah cara menjalankan atau berbuat sesuatu. Sementara disiplin

merupakan perilaku mengikuti aturan, atau perilaku bersedia mengikuti seorang

pemimpin (Hurlock, 1978:82). Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk

perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang

ditentukan oleh suatu kelompok budaya (Hurlock, 1987:82).

Disiplin dikelompokkan menjadi dua yaitu internal dicipline dan eksternal

dicipline. Hal ini senada dengan Hurlock (1978:82) yang mengistilahkan pengelompokan disiplin pada disiplin positif dan negatif. Disiplin positif identik

dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam

diri (inner growth) yang mencakup disiplin diri (self dicipline). Sedangkan

disiplin negatif merupakan pengendalian disiplin dengan kekuasaan luar yang

biasanya di lakukan secara terpaksa yaitu dengan cara yang kurang

menyenangkan atau dilakukan karena takut akan hukuman.

2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable)disebut juga variabel sebab. Sugiyono

(1993:26) menyebutkan bahwa “variabel sebab adalah variabel yang diasumsikan menjadi sebab munculnya variabel lain”. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah permainan sosiodrama yaitu, sebuah permainan yang pada

(24)

41

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan bermain simbol (symbolic play). Permainan yang membutuhkan

imajinasi anak dalam pelaksanaannya, dan memungkinkan anak untuk dapat

memiliki pengalaman baru, belajar untuk bermain bergantian, menunggu,

berbagi, dan nilai-nilai pengembangan lainnya. Dengan harapan, anak dapat

menerapkan nilai-nilai baru dalam kehidupan sehari-harinya setelah memainkan

permainan tersebut.

Dalam penelitian ini, permainan sosiodrama yang dimaksud adalah,

permainan aktif yang melibatkan anak secara langsung dalam peran-peran yang

menggambarkn suatu kondisi dengan menggunakan atribut atau alat

dilingkungan kelompok bermain untk dijadikan penunjang keberlangsungan

permainan. Prosedur dalam permainan ini meliputi persiapan tema bermain,

persiapan prosedur permainan, dan persiapan alat dan bahan. Berikut prosedur

permainan sosiodrama yang dilakkan ada setiap sesi :

1. Menyampaikan tema permainan sebelum permainan dimulai

2. Mengadakan diskusi kecil dengan anak sebelum bermain mengenai

aturan main

3. Membagi peran ke setiap anak dengan memposisikan anak pada peran

utama secara bergantian dengan teman-teman yang lain.

4. Setelah permainan selesai, mengadakan evaluasi sebelum kegiatan

berakhir.

b. Variabel terikat

Variabel terikat (dependent variable) disebut juga dengan variabel akibat.

Menurut Sugiyono (2011:61), “variabel terikat adalah variabel yang

kemunculannya diasumsi disebabkan oleh variabel sebab”. Dalam penelitian ini,

variabel terikat adalah perilaku disiplin.

Dalam penelitian ini, Perilaku disiplin dimaksudkan sebagai perilaku dimana

seseorang (dalam hal ini anak) memiliki perilaku sesuai dengan peran-peran

(25)

42

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimaksud terdiri dari disiplin internal dan disiplin eksternal. Secara operasional,

indikator dari perilaku disiplin, tertuang pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Indikator Perilaku Disiplin

Aspek Indikator Bentuk perilaku

Internal dicipline

Meminta izin ketika keluar kelas Tidak mencoret dinding

Tidak mengganggu teman

Anak dikatakan disiplin ketika dapat menunjukan bentuk-bentuk perilaku

disiplin tersebut. Pengukuran perkembangan perilaku didasarkan pada frekuensi

pelanggaran perilaku yang ditunjukan oleh anak. Semakin tinggi frekuensi

pelanggaran, menunjukan bahwa anak tidak disiplin. Sebaliknya, jika frekuensi

pelanggaran semakin berkurang, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku anak

berkembang ke arah perilaku disiplin.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah seorang anak usia prasekolah

di Kelompok Bermain Al Hadi Learning Center.

Nama : FS

Usia : 5 tahun 8 bulan

Karakteristik : Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan,

terlihat bahwa anak sudah mengetahui aturan di kelompok

(26)

43

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut. Seperti tidak mau ikut berbaris, tidak mau terlibat

dalam kegiatan bersama. Ketika berada di satu kegiatan, anak

mengacaukan kegiatan tersebut dengan berpura-pura sakit atau

alasan lain yang memungkinkan anak untuk tidak dilibatkan

dalam kegiatan. Pada kegiatan yang mengharuskan bergiliran,

anak tidak mau menunggu gilirannya, namun ketika sudah

mendapatkan gilirannya, kegitan tersebut ditinggalkan begitu

saja tanpa diselesaikan. Anak cenderung tidak aktif dalam

mengekspresikan emosi, namun kemunculan emosinya disertai

dengan tindakan yang menyakiti diri sendiri. Hal ini juga

diungkapkan secara langsung oleh orangtua anak yang

mengeluhkan sikap dan perilaku yang ditunjukan. Menurut

pengakuan orangtua FS bahwa anak tidak mau mematuhi aturan

di rumah, seperti tidak mau berbagi, tidak mau diajari menulis

atau pun membaca, tidak mau menjawab ketika ditanya, tidur

selalu larut malam, dan tidak bisa sabar menunggu giliran.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Al Hadi Learning Center,

Jalan Cijerah, Blok 2 Gang Mesjid No.16 Cimahi

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Kuantitatif

Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini berupa catatan

perkembangan perilaku. Instrumen ini digunakan untuk mencatat setiap

perkembangan perilaku anak sepanjang pengamatan yang dilakukan sebelum

pemberian treatmen, pada saat treatmen yaitu saat anak melakukan permainan

Sosiodrama, dan pengamatan setelah pemberian treatmen.

Catatan perkembangan perilaku meliputi daftar perilaku yang dikembangkan

dari aspek dan indikator kedisiplinan yang ingin dicapai. Dalam instrumen ini

penskoran dilakukan berdasarkan perilaku pelanggaran yang dilakukan anak.

(27)

44

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Menentukan Aturan yang Akan dikenalkan

Aturan yang diterapkan, disesuaikan dengan lingkungan tempat anak

belajar, dan disesuaikan dengan kemampuan anak untuk mematuhi aturan

tersebut.

b. Menentukan Kegiatan dan Permainan

Kegiatan dan permainan di design mengandung unsur-unsur pengenalan

aturan. Permainan yang diciptakan pun sederhana, sehingga subjek

penelitian dapat mengikuti permainan dengan mudah.

c. Penyusunan Catatan Perkembangan Perilaku

Penyusunan catatan perkembangan perilaku ini didasarkan pada aspek

kedisiplinan, dan indikator perilaku disiplin yang telah ditentukan dan

dikembangkan sesuai dengan karakteristik dari subjek penelitian.

d. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstrak (construct validity) dengan meminta pendapat para ahli (judgment

experts). Penilaian validitas instrument dilakukan oleh dua orang dosen dan seorang guru. Penilai tersebut mencocokkan indikator yang ada dalam

kisi-kisi instrumen dengan butir pernyataan yang dibuat oleh peneliti. Apabila

penilai menilai cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0,

kemudian dihitung dengan rumus :

�= �

∑�� 100 %

(Susetyo, 2010: 92)

Keterangan :

P = Skor / presentase

f = frekuensi cocok menurut penilai.

∑f = Jumlah Penilai

(perhitungan validitas instrumen terlampir)

Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator

(28)

45

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

butir pernyataan dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10 butir pernyataan

instrument penelitian tersebut dikatakan valid karena penilaian banyak

memberikan kriteria cocok, ada pun ditambahkan perubahan diksi pada butir

pernyataan, sesuai dengan saran para penilai.

2. Instrumen Kualitatif

Dalam pengumpulan data kualitatif, peneliti menggunakan teknik triangulasi

atau gabungan. Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur. Artinya

wawancara yang dilakukan tidak berdasarkan pada pedoman wawancara yang

baku. Pertanyaan yang akan diajukan berisi seputar perkembangan perilaku

disiplin anak di kelompok bermain dari pandangan guru, orang tua, dan teman

sebaya subjek penelitian.

Observasi dilakukan secara langsung. Peneliti turun ke lapangan untuk

mengamati perilaku dan aktivitas di lokasi penelitian. Dengan membawa

pedoman pencatatan perilaku.

Dokumentasi dilakukan menggunakan alat visual dengan data berupa foto.

Instrumen yang digunakan berupa sebuah kamera digital yang dapat memotret

dan merekam serangkaian kegiatan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pengamatan dan pengisian

format pencatatan perubahan perilaku, yang terdiri dari pengamatan perilakun

awal anak sebelum dan setelah diberi perlakuan melalui permainan sosiodrama.

1. Pengumpulan Data Kuantitatif

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan observasi terstruktur. Data

dihasilkan melalui kegiatan pengamatan dengan menggunakan instrumen berupa

(29)

46

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang ingin dicapai. Adapun data yang diperoleh berupa frekuensi. Pencatatan

dilakukan dengan cara memberikan tanda pada kertas yang telah disediakan

setiap kali perilaku terjadi, sampai periode waktu observasi yang telah

ditentukan.

2. Pengumpulan Data Kualitatif

Data kualitatif, diperoleh dengan cara menggabungkan teknik pengumpulan

data observasi, wawancara dan dokumentasi (Sugiyono, 2011:330).

Observasi dilakukan dengan terstruktur. Peneliti langsung turun ke lapangan

untuk mengamati perilaku dan aktivitas di lokasi penelitian. Dengan membawa

pedoman pencatatan perilaku dalam observasi. Observasi secara langsung dapat

menghasilkan data yang lebih akurat dengan melakukan pengamatan ketika ada

informasi yang muncul. Selain itu aspek-aspek yang ganjil dapat terdeteksi

selama observasi dilaksanakan.

Wawancara merupakan sumber yang penting dalam study kasus, melalui

wawancara dapat terhimpun informasi yang menjabarkan permasalahan secara

lebih rinci dari perspektif orang lain. Wawancara yang dilaksanakan merupakan

wawancara tak berstruktur. Hal ini dikarenakan wawancara tak berstruktur dapat

mengembangkan gagasan yang signifikan.

Selanjutnya pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi

dilakukan menggunakan alat audio visual dengan data berupa foto dan video,

dokumentasi dilakukan pada saat subjek diberi treatmen. Dokumentasi secara

visual ini dapat dijadikan sebagai data yang dapat diakses kapan saja, dan

penyajian datanya berbobot karena dapat memberikan penafsiran yang lebih

detail.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis data kuantitatif

Setelah semua data yang terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis ke

(30)

47

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan

analisis grafik diharapkan akan lebih memperjelas gambaran stabilitas

perkembangan perilaku disiplin, sebelum diberikan perlakuan ataupun sesudah.

Komponen-komponen penting dalam grafik menurut Sunanto (2006:41)

adalah :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya; sesi, hari, dan tanggal).

2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan

satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya; persen,

frekuensi, dan durasi).

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y

sebagai titik awal skala.

4. Skala adalah garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan

ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50% dan 75%).

5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya

perubahan dari kondisi lainya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

7. Judul grafik adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar

segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Sedangakan langkah-langkah yang dapat diambil dalam pengolahan data

sebagai berikut :

1. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline -1 dari setiap subjek pada

setiap sesi

2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari setiap subjek pada

setiap sesi

3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline -2 dari setiap subjek pada

setiap sesi

4. Membuat tabel perhitungan skor-skor pada fase baseline -1, fase

(31)

48

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Menjumlah semua skor yang pada fase baseline -1, fase intervensi, dan

fase baseline -2 dari setiap subjek pad setiap sesi.

6. Membandingkan hasil skor-skor pada fasebaseline -1. Fase intervensi,

dan fase baseline -2 dari setiap subjek pada setiap sesi.

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga dapat terlihat secara

langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.

2. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

dapatdiinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, dan membuat kesimpulan.

Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya

penelitian, sedangkan analisi data akan memberi kehidupan dalam penelitian.

Analisis merupakan usaha untuk memilih dan memilah, membuang,

menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data

untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2002:132). Data yang diambil

merupakan data kualitatif yakni data yang berupa informasi yang berbentuk

kalimat. Analisis data dilakukan segera setelah data diperoleh.

Sugiyono (2010:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsungsecara terus

menerussamapai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawin/ verification.

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui

seleksi pemfokusan dan pengabstraksian data mentah mwnjadi informasi

yang bermakna.

(32)

49

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana

dalam bentuk naratif.

c. Penyimpulan (conclusion drawing)

Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data

yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau

(33)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

81

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kondisi awal anak dengan hambatan emosi

dan perilaku pada umumnya selalu ingin menguasai permainan dan tidak mau

mematuhi aturan yang berlaku, sehingga keberlangsungan permainan

menjadi tidak semestinya. Selain itu, terdapat kesulitan untuk bergabung

dalam kelompok dan melalukan kerjasama, memperlakukan barang

sembarangan, mengabaikan instruksi guru, menyela, dan tidak dapat

menunggu giliran. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku disiplin anak dengan

hambatan emosi dan perilaku masih kurang. Sehingga membutuhkan

pembelajaran dan latihan yang dapat meningkatkan perilaku disiplin anak.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan explanatory mixed

methods dimana data kuantitatif disajikan terlebih dahulu, kemudian dilengkapi dengan data kualitatif.

Secara kuantitatif dapat disimpulkan bahwa : Setelah dilakukan

intervensi berupa permainan sosiodrama, perubahan perilaku subjek dapat

dilihat dari perbandingan mean level baseline dan intervensi. Mean level

pada fase baseline 1 (A-1) adalah 48 dan menurun menjadi 34,125 pada fase

intervensi kemudian terlihat penurunan pada fase baseline 2 (A-2) menjadi

26,75. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, permainan sosiodrama

secara umum dapat meningkatkan perilaku disiplin anak usia dini dengan

hambatan emosi dan perilaku, dan secara khusus dapat meningkatkan

perilaku disiplin dalam kaitannya dengan perilaku menunggu giliran,

berbicara membentak, dan keterlibatan dalam kelompok.

Secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa perilaku disiplin anak usia

dini dengan hambatan emosi dan perilaku mengarah pada perilaku disiplin

yang positif seiring pemberian intervensi berupa permainan sosiodrama. Hal

(34)

82

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berlaku di kelompok bermain. Pada tahapan tertentu terdapat peningkatan

pelanggaran disiplin. Hal ini dikarenakan munculnya keasyikan subjek

terhadap permainan, sehingga subjek enggan belajar. Namun seiring

berjalannya intervensi, hal ini dapat dikurangi. Perubahan perilaku yang jelas

terjadi adalah keinginan subjek untuk bergabung dalam kelompok, cara

berbicara, dan menunggu giliran.

Permainan sosiodrama merupakan suatu bentuk permainan yang

memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan perilaku disiplin, dan

dapat dijadikan suatu rekomendasi kegiatan untuk mengembangkan perilaku

disiplin sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk guru pembimbing dalam

kegiatan pembelajaran.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka

terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu

rekomendasi dalam kegiatan di kelompok bermain, antara lain sebagai

berikut :

1. Bagi Kelompok Bermain

Permainan sosiodrama dapat menjadi perhatian dan pertimbangan

kelompok bermain dalam meningkatkan perilaku disiplin anak pada

umumnya dan anak dengan hambatan emosi. Karena permainan

sosiodrama merupakan permainan yang dapat mengembangkan berbagai

aspek perkembangan pada anak. Terlebih dalam permainan ini media

yang digunakan dapat berupa benda-benda di lingkungan terdekat anak

seperti meja, kursi, mainan anak, dan lain-lain. Peneliti berharap

penelitian ini dapat menjadi alternatif program pembelajaran yang dapat

diterapkan di kelompok bermain.

2. Bagi Guru Pembimbing

Perilaku disiplin merupakan hal yang penting untuk perkembangan anak

(35)

83

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadi fokus pada setiap pembelajaran dan kegiatan yang dilaksanakan.

Penanaman perilaku disiplin dapat dilakukan melalui permainan

sosiodrama seperti hal nya yang dilakukan dalam penelitian ini, atau

dapat dilakukan dengan cara lain seperti pemberlakuan reward and

punishment. Sehingga dapat membiasakan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma dan aturan yang ditetapkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan

penelitian ini dengan subjek dan variabel yang berbeda, dapat dilakukan

dengan single subject research atau dengan one group pre test post test.

agar dapat memperkaya kajian dengan adanya perbedaan pengaruh yang

ditunjukkan. Selain itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat

mengembangkan aspek-aspek perkembangan lain seperti aspek kognitif,

aspek interpersonal pada anak, karena permainan sosiodrama

mengandung materi yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada

(36)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

84

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :

Salemba Medika.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Bhuncwacky. (2008). Discipline with Dignity:a Classroom Behavioral Model by

Ridhard Curwin and Allen Mendler. [Online]. Tersedia : http :

m.voices.yahoo.com/discipline-classroom-behavioral-

model-1524981.html [15 April 2013]

Creswell, W.J. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Darmawani, E. (2012). Model Bimbingan Kelompok dengan Metode Sosiodrama.

Skripsi pada Jurusan Bimbingan Konseling FIP UPI Bandung : Tidak

diterbitkan.

Delphie, B. ( 2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika

Aditama.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hastomo, A. (2006). Sosiodrama dengan Pendekatan Pelatihan Teater Anak

Sebagai Metode Membimbing Siswa Sekolah Dasar. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Pra-sekolah dan Sekolah Dasar FIP UNY

Yogyakarta: Tidak diterbitkan

Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kaushall,P. (1977). A Study Guide for the Televised Course. University of

California, Sandiago : Mc Graw Hill, Inc

Macintyre, C. (2002). Play for Children With Special Needs. London : The

(37)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

85

Paul, L, J &Epanchin, C, B. (1982). Emotional Disturbance in Children. USA:

Bell& Howell Company.

Prijodarminto, S. (1993). Disiplin : Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Pradnya

Paramita

Rahardjo, B. (2007). “Aplikasi Teori Bermain untuk Anak Usia Sekolah”. Jurnal Didaktika. 8,(3), 261-271

Rimm,S. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah :

Pola Asuh Anak Masa Kini. Bandung: Gramedia Pustaka Utama

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung:Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sunanto, J. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI

PRESS.

Sunanto, J. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung : UPI PRESS

Sunardi, Dr. (1995). Orthopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Susetyo, B.(2010). Statistika Untuk Analisa Data Penelitian. Bandung : Refika

Aditama

Suwandini, S. (2010). Skripsi : Hubungan Penerapan Disiplin Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Siswa. Skripsi pada Jurusan Psikologi-FIP UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

Thobroni, M & Mumtaz, F. (2011). Mendongkrak Kecerdasan Anak Melalui

(38)

LISTYA ANGGRAENI, 2013

PERMAINAN SOSIO DRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU PELANGGARAN DISIPLIN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN EMOSI DAN PERILAKU DIKELOMPOK BERMAIN AL-HADI LEARNING CENTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

86

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wedastama. (2011). Disiplin Diri. [Online]. Tersedia :

http//putuwedastama.blogspot.com/2011/01disiplin-diri.html?m=1. [12

Gambar

Grafik 4.1   Data Frekuensi Perilaku Pelanggaran Perilaku Disiplin ............... 49
Gambar 2.1
gambaran umum
Gambar 3.2 Desain A-B-A
+2

Referensi

Dokumen terkait

• Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai transaksi dan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

Upaya pemandulan kewenangan Mahkamah Konstitusi tersebut, pertama, tercermin dengan ketentuan Pasal 65 UUMK yang berbunyi, “Mahkamah Agung tidak dapat menjadi pihak dalam

Menyusun kerangka teori menggunakan sumber teori Smart Cards yang berasal dari minimal 3 sumber teori yang berbeda dengan benar dan secara lengkap disertai dengan contoh

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk me mperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan

 Inflasi Jawa Timur bulan April 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada

Ruang kosong yang tidak terisi oleh berbagai upacara ritual akan menyebabkan ketidak seimbangan sehingga akan menyebabkan terjadinya bencana atau malapetaka (Syam,

Pembuatan Website ini menggunakan program aplikasi PHP dan MySQL serta program pendukung lainnya seperti Adobe Photoshop dan Internet Explorer 6.0 sebagai browser serta MySQL