• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEER LESSON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SATUAN PANJANG : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEER LESSON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SATUAN PANJANG : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun P"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEER LESSON UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI

PENGUKURAN SATUAN PANJANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Lusi Wiastrini 1007412

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

PENERAPAN MODEL PEER LESSON UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI

PENGUKURAN SATUAN PANJANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibitng 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

Lusi Wiastrini 1007412

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Lusi Wiastrini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penerapan Model Peer Lesson Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Materi Pengukuran Satuan Panjang” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(4)
(5)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL BELAJAR PEER LESSON DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN

PANJANG

Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah masih rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika terutama pada materi pengukuran satuan panjang. Luasnya permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika tentang materi pengukuran satuan panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson terhadap siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2?; 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 dalam pembelajaran matematika materi pengukuran satuan panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson?. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang berjumlah 30 siswa. Dengan dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson ternyata langkah-langkah pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, aktivitas siswa meningkat, serta dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika tentang pengukuran satuan panjang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I yang hanya mencapai 60,33 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 79,00. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 16 orang atau 53,30% dan yang belum tuntas belajarnya mencapai 14 orang atau 46,70%. Namun, pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 24 orang atau 80% dan yang belum tuntas belajarnya 6 orang atau 20 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas IV SD Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Saran untuk guru alangkah baiknya apabila model pembelajaran Peer Lesson diterapkan dengan prosedur yang tepat dalam berbagai mata pelajaran terutama dalam mata pelajaran matematika. Khusus dalam komponen bertanya, guru harus lebih pandai mensiasati untuk memancing siswa agar lebih aktif bertanya. Misalnya, dengan demonstrasi dan menggunakan alat peraga atau alat bantu yang lebih interaktif dan menarik.

(6)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTACK

Lusi Wiastrini 2014 Model Application Of Peer lesson In Improving Student Learning Outcomes In Learning Mathematics Class in Material Length Measurement Unit

(7)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI B. Model Pembelajaran Peer Lesson...

1. Pengertian Model Pembelajaran Peer Lesson... 2. Karakteristik Model Pembelajaran Peer Lesson... 3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pemb. Peer Lesson... 4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Peer Lesson... C. Hasil Belajar... 1. Pengetrian Hasil Belajar... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar... D. Pengukuran Satuan Panjang dalam Pembelajaran Matematika... 1. Pengertian Pengukuran Satuan Panjang... 2. Jenis-Jenis Pengukuran Satuan Panjang...

(9)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Penerapan Model Peer Lesson dalam Pembelajaran Matematika...

iv BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan... 1. Metode Penelitian... 2. Model Penelitian... B. Lokasi dan waktu Penelitian... 1. Lokasi Penelitian... F. Pengolahan dan Analisis Data... 1. Pengolahan Data... 2. Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Siklus I... 2. Siklus II... B. Pembahasan... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Satuan Pengukuran Sistem Inggris………

Tabel 2.2 : Satuan Pengukuran Sistem Perancis……….

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian……….. Tabel 3.2 : Pedoman Observasi Guru………. Tabel 3.3 : Pedoman Observasi Siswa……… Tabel 3.4 : Pedoman Wawancara………

Tabel 3.5 : Kategori Nilai Rata-rata Siswa……….

Tabel 4.1 : Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I……… Tabel 4.2 : Data Hasil Penilaian Siklus I……… Tabel 4.3 : Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II..……….. Tabel 4.4 : Data Hasil Penilaian Siklus II...……….

(11)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Tangga satuan Panjang……….. Gambar 2.2 : Hubungan Antarsatuan Panjang……… Gambar 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas……….

Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Nilai Siklus I dan II………

(12)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 69

2. Kisi – kisi soal Siklus I 73

3. Lembar Kerja Siswa Siklus I 74

4. Lembar Test Evaluasi Siklus I 75

5. Lembar Hasil Nilai Kerja Kelompok Siklus I 76

6. Lembar hasil Nilai Individu Siklus I 77

7. Lembar Observasi Guru Siklus I 78

8. Lembar Observasi Siswa Siklus I 80

9. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Siklus II 84

10.Lembar Kerja Siswa Siklus II 85

11.Lembar Tes/ Evaluasi Siklus II 86

12.Lembar Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II 87

13.Lembar Hasil Penilaian Individu Siklus II 88

14.Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II 89

(13)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

(14)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu proses yang harus dilalui oleh setiap individu. Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang dan menuntut perubahan untuk mencapai masyarakat madani. Bahkan, berbagai upaya dan inovasi-inovasi baru telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama perbaikan mengenai proses pembelajaran.

Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah-sekolah termasuk di Sekolah Dasar, siswa diharus mengikuti beberapa mata pelajaran yang telah ditentukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan pengalaman untuk memberikan kesempatan secara luas bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa dalam proses pembelajaran khususnya di Sekolah dasar adalah mata pelajaran Matematika. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Matematika adalah dasar dari beberapa mata pelajaran yang ada di sekolah baik dari jenjang sekolah dasar, menengah maupun di perguruan tinggi. Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dijelaskan bahwa perlunya mata pelajaran Matematika diberikan kepada semua siswa termasuk siswa Sekolah Dasar adalah “untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerja sama”.

Adapun, karakteristik matematika salah satunya adalah memiliki objek yang bersifat abstrak, sehingga masih ada anggapan bahwa mata pelajaran matematika menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini pun ternyata tidak dapat dipungkiri, karena berdasarkan permasalahan di lapangan terbukti dari hasil belajar matematika baik secara klasikal, kelompok maupun individual belum menggembirakan. Bahkan, dapat

(15)

2

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permasalahan ini juga terungkap dari hasil diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur yang mengajar pada tahun sebelumnya, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah terutama pada materi pengukuran satuan panjang. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar Matematika pada materi pengukuran satuan panjang itu masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 60,33, sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di sekolah tersebut adalah 65,00.

Berdasarkan hasil tes prasiklus yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, ternyata hasil belajar siswa yang paling rendah adalah pada materi Pengukuran Satuan Panjang. Siswa belum memahami konsep pengukuran secara baik. Akhirnya dengan ketidak pahaman siswa tentang pengukuran satuan panjang ini tentu akan terbawa ke jenjang pendidikan selanjutnya. Padahal banyak aspek Matematika yang berkaitan dengan konsep pengukuran satuan panjang yang diperlukan dalam kehidupan nyata maupun dalam pendidikan formal. Oleh sebab itu, konsep tentang pengukuran satuan panjang perlu dikuasai siswa.

Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor guru kelas yang lebih cenderung aktif dibandingkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran tersebut guru kelas hanya memberikan demonstrasi serta secara langsung menggunakan soal-soal tanpa menggunakan benda nyata sebagai media pembelajaran, karena dengan benda yang nyata dianggap membingungkan siswa dan menyi-ta banyak waktu dalam proses pembelajaran yang terjadi. Setelah memberikan demonstrasi, siswa langsung diberikan tugas sehingga siswa kurang dilibatkan dalam setiap pembelajaran yang berlangsung dan akhirnya siswa hanya diberikan rumus yang harus dihapal dan diujicobakan ke soal-soal latihan. Sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya untuk mengungkapkan kreativitasnya dalam menemukan pengetahuan baru.

(16)

3

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menekankan pada proses, yang selalu melibatkan siswa secara penuh dan selalu menampilkan pembelajaran secara nyata sesuai dengan pengalaman siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendorong siswa untuk menerapkannya di dalam kehidupan mereka. Pada dasarnya siswa sekolah dasar berada pada tahap berpikir yang masih konkret dan memasuki tahap semi konkret atau berupa gambar karena tahap perkembangan siswa di sekolah dasar pada dasarnya adalah tahap berpikir operasioanal konkret sehingga dengan menghadirkan benda atau contoh-contoh nyata yang ada di sekeliling siswa, siswa akan lebih paham tentang materi pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu upaya perubahan pembelajaran terutama pada materi pengukuran satuan panjang ke arah yang lebih melibatkan siswa, sehingga siswa diharapkan dapat menerapkan matematika dalam kehidupan mereka. Adapun, upaya tersebut dapat dilakukan oleh guru dalam proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai pembelajaran matematika pada materi pengukuran satuan panjang dengan menerapkan metode atau model belajar “Peer Lesson”, yaitu suatu model yang mengarahkan kemampuan siswa untuk mengajar teman sebayanya, karena dalam psikologi anak akan lebih leluasa belajar dengan teman sebayanya sehingga tidak ada rasa canggung untuk mengungkapkan permasalahan yang belum siswa pahami.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil judul “Penerapan Model Belajar Peer Lesson dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang cukup luas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

(17)

4

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 dalam

pembelajaran matematika materi Pengukuran Satuan Panjang dengan menerapkan model

pembelajaran Peer Lesson?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang:

1. Pelaksanaan pembelajaran matematika tentang materi pengukuran satuan panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson terhadap siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 dalam pembelajaran matematika materi pengukuran satuan panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat yang positif bagi guru, siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait, sebagai berikut.

1. Bagi siswa

a. Tumbuhnya proses belajar aktif dalam diri siswa setelah menerapkan model pembelajaran Peer Lesson

b. Adanya keterlibatan siswa secara langsung selama proses belajar melalui kegiatan pengamatan dengan menggunakan alat peraga dan sarana prasarana yang tersedia dengan model pembelajaran peer lesson

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagai indikasi ketercapaian tujuan pembelajaran

2. Bagi guru

a. Sebagai salah satu variasi model pembelajaran yang dapat diaplikasikan oleh guru di kelas

b. Sebagai motivasi guru untuk membuat penelitian tindakan kelas 3. Bagi Sekolah

(18)

5

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Peningkatan keprofesian guru sebagai kunci sekolah

c. Dapat digunakan acuan bagi guru lain dalam maningkatkan kualitas pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan suatu dugaan awal yang bakal terjadi jika suatu tindakan di lakukan (Sukidin, dkk, 2010:70). Atas dasar tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika model pembelajaran Peer Lesson diterapkan dengan tepat dalam proses pembelajaran matematika pada materi pengukuan satuan panjang, maka hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 akan meningkat”. Hipotesis ini dikembangkan berdasarkan permasalahan yang dihadapi di lapangan.

F. Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu model pembelajaran peer lesson dan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 tentang pokok bahasan Pengukuran Satuan Panjang.

1. Model Pembelajaran Peer Lesson

Model pembelajaran Peer Lesson yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengarahkan kemampuan siswa mengajarkan materi kepada teman sebayanya dalam kegiatan belajar (Zaini, 2008:62). Adapun langkah-langkah dalam mengaplikasikan model pembelajaran Peer Lesson tersebut sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi pengukuran satuan panjang

b. Siswa diberi waktu untuk mempelajari mateeri tentang pengukuran satuan panjang dari buku

sumber ;

c. Guru memberikan tes berupa pertanyaan seputar materi pengukuran panjang untuk memilih

siswa yang akan menjadi peer disetiap kelompok

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

e. Siswa secara berkelompok mendiskusikan soal LKS dibantu oleh peer tentang mengukur benda

dengan mamnggunakan alat ukur baku seperti meteran, dan penggaris ;

f. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk membimbing siswa yang menjadi peer, kemudian

mengkonfirmasi penjelasan siswa apabila ada kesalahan ;

g. Setiap kelompok menuliskan hasil pengukuran dan mempresetasikan didepan kelas;

(19)

6

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Guru dan siswa membuat kesimpulan dan guru mengklarifikasi sekiranya ada yang perlu

diluruskan dari pemahaman siswa

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah pembelajaran pada ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilana) dengan menerapkan model pembelajaran peer lesson. Hal ini sesuai dengan pendapat Benyamin Bloom bahwa aspek yang diukur dalam penilaian hasil belajar sebagai berikut.

1. Aspek Kognitif mencakup: pengetahuan (recaling) atau kemampuan mengingat, pemahaman (comprehension) atau kemampuan memahami, Aplikasi (application) atau kemampuan penerapan, analisi (anazilysis) atau kemampuan menganalisa informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil, sintesis (synthesis) atau kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan, Evaluasi (evaluating) atau kemampuan mempertimbangkan man yang baik dan mana yang buruk memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.

2. Aspek Afektif mencakup: menerima (receiving) termasuk kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, menanggapi (responding) atau reaksi yang diberikan ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dan lain, menilai (evaluating) atau kesadaran menerima norma, sistem nilai dan lain-lain, mengorganisasi (organization) atau pengorbanan norma dan nilai, membentuk watak (characterization) atau sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. Aspek Psikomotor: psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam satu pelajaran. Ranah psikomotor mencakup; meniru (perception), menyusun (manipulating), melakukan dengan prosedur (precision), melakukan dengan baik dan tepat (articulating), melakukan tindakan secara alami (naturalization).

(20)

7

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(21)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah populernya adalah “classroom action research”. Kusumah, dkk (2009: 9) menyatakan bahwa PTK adalah sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2009:26) adalah sebagai berikut.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk mememcahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengeruh dari perlakukan tersebut.

Dari pengertian di atas, diperoleh gambaran bahwa PTK dilakukan oleh guru yang difokuskan pada situasi kelas dan mempunyai tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa guru dapat meneliti dengan cermat sebuah pembelajaran yang sedang dilaksanakan di kelasnya. Melalui PTK, guru dapat mencoba menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di kelas tersebut, baik dari segi metode, teknik maupun strategi belajar mengajarnya sehingga pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, guru dapat memperbaiki pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam kelas. Ada beberapa prinsip dasar dari PTK di antaranya:

a. Berkelanjutan, PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklus;

b. Integral, PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti;

c. Ilmiah, diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata;

d. Motivasi dari dalam, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam

(22)

24

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Lingkup, masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan luar ruang

kelas. (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 11).

2. Model Penelitian Tindakan Kelas

Desain atau model penelitian tindakan kelas yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Taggart (Soedarsono, 1997:16). Model siklus merupakan suatu putaran dalam satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, sehingga dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat terjadi beberapa siklus atau putaran. Sedangkan, setiap siklus mencerminkan kondisi tertentu baik dilihat dari aspek permasalahan yang dikaji maupun dari hasil belajar (Wina Sanjaya, 2009:77)

Berdasarkan pengertian PTK di atas, maka dalam implementasinya model penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya terdiri dari empat kegiatan, yaitu sebagai berikut. 1. Perencanaan

Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan. Dengan demikian, dalam perencanaan ini bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai melainkan harus lebih ditonjolkan perlakuan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun serta diarahkan pada focus masalah. Pelaksanaan tindakan merupakan inti dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Di samping itu, tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya. Artinya tindakan ini tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran keseharian.

3. Observasi

(23)

25

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk menyusun rencana ulang dalam memasuki siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan peneliti dalam mengkaji, melihat dan memper-timbangkan atas hasil atau dampak yang dilaksanakan guru selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang tahapan penelitian tindakan kelas (PTK) model siklus yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Taggart tertera pada bagai berikut ini.

Gambar 3.1. Model Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart

Berdasarkan bagan tersebut, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) menunjukkan adanya tahapan-tahapan atau prosedur yang yang telah ditentukan, yaitu tahap perncanaan, tahap pelaksanaan/tindakan, tahap penga-matan/observasi, dan tahap refleksi. Pada dasarnya prosedur penelitian ini setiap siklusnya sama, yaitu melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan awal. Dengan kata lain bahwa pelaksanaan penelitian dalam setiap

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Tindakan

Perencanaan Observasi

Refleksi

Perencanaan Observasi

(24)

26

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pada tiap siklusnya tidak jauh berbeda, yakni; mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencanaan awal, melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai dengan instrumen penelitian, serta melakukan refleksi, yaitu kegiatan diskusi dengan observer untuk mengkaji dan menganalisis proses pembelajaran.

Selama berlangsungnya tindakan, dilakukan observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh seorang observer dengan menggunakan panduan berupa lembar observasi. Selain adanya kegiatan observasi, peneliti menuliskan temuan-temuan selama proses pembelajaran berlangsung dalam catatan lapangan. Setiap selesai melaksanakan satu kali tindakan, peneliti melakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, hasil diskusi dengan observer dijadikan sebagai bahan analisis dan refleksi dari setiap tindakan yang telah dilaksanakan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SD Negeri Cibitung 2 yang termasuk wilayah kerja Pusat Pembinaan Pendidikan TK/SD Kecamatan Cibeber. SD Negeri Cibitung 2 tepatnya berada di Kampung Lampegan Desa Cibokor Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. SD Negeri Cibitung 2 memiliki 6 ruang belajar, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Guru, Musola, WC, dan fasilitas lainnya dengan jumlah siswa 258 orang. Di samping itu, SD Negeri Cibitung 2 merupakan salah satu sekolah dasar di Kecamatan Cibeber yang termasuk di daerah pedesaan bahkan jarak dari ibu kota kecamatan sekitar 20 km.

2. Waktu Peneelitian

Secara keseluruhan kegiatan penelitian mulai dari penyusunan proposal dilakukan dalam waktu empat bulan, tepatnya dimulai pada tanggal 10 April 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Adapun, untuk jadwal penelitian tindakan kelas telah disesuiakan dengan kondisi dan situasi dengan sekolah yang bersangkutan, karena pada bulan April tersebut merupakan situasi menjelang akhir tahun. Untuk mengetahui jadwal penelitian secara keseluruhan terperinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

(25)

27

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Kegiatan April Mei Juni Juli sedang mengikuti proses pembelajaran, tapi dapat dilihat dari unit atau kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut.

(26)

28

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Guru : Guru kelas IV yang sedang mengajar mata pelajaran matematika.

3. Materi pelajaran : Pengukuran satuan panjang

4. Standar kompetensi : Menggunakan pengukuran satuan panjang. 5. Kompetensi dasar : Menentukan hubungan antarsatuan panjang 6.Metode pembelajaran : Peer Lesson

7. Media/alat pelajaran : Model alat pengukuran

8. Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada setiap siklusnya.

D. Prosedur Penelitian

Tahapan atau prosedur penelitian dilaksanakan dalam berbentuk siklus. Sedangkan, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap repleksi. Pada siklus pertama dari setiap tahapan terutama tahapan refleksi diharapkan adanya permasalahan yang muncul, sehingga perlu suatu perbaikan untuk siklus selanjutnya atau siklus yang ke II. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan prosedur penelitian tersebut sebagai berikut.

Siklus Pertama

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan sebagai tahap persiapan untuk melakukan penelitian melalui kegiatan:

a. Menelaah dan mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

silabus dengan tujuan untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan mementukan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

(27)

29

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan yang berupa proses pembelajaran matematika tentang pengukuran satuan panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson yang dilakukan melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, sehingga data yang diperlukan terutama hasil akhir pembelajaran dapat diketahui. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terutama pada kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang mengacu pada sembilan kegiatan sebagai komponen dari model Peer Lesson, yaitu sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi tentang pengukuran satuan panjang .

b. Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi pengukuran satuan panjang dari buku sumber.

c. Guru memberikan tes berupa pertanyaan seputar materi pengukuran satuan panjang untuk

memilih siswa yang akan menjadi peer disetiap kelompok

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

e. Setiap kelompok dibantu oleh peer berdiskusi tentang hasil percobaan.

f. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk membimbing siswa yang menjadi peer, kemudian

mengkonfirmasi penjelasan siswa apabila ada kesalahan.

g. Setiap secara ber kelompok menuliskan hasil pengamatan dan mempresetasikan hasil diskusi

didepan kelas.

h. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

i. Guru dan siswa membuat kesimpulan dan guru mengklarifikasi sekiranya ada yang perlu

diluruskan dari pemahaman siswa.

3. Obsevasi

(28)

30

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Refleksi

Tahapan refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang prubahan yang terjadi, baik pada guru, siswa, maupun suasana kelas. Pada tahap ini akan muncul berbagai permaslahan yang menyangkut keberhasilan dan kelemahan selama tindakan. Kegiatan refleksi dilakukan setelah selesai proses pembelajaran pada setiap siklusnya melalui pengkajian secara mendalam seluruh proses tindakan berserta hasilnya. Pada kegiatan refleksi ini peneliti dan observer berdiskusi tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan, sehingga kelebihan dan kelemahannya dapat diketahui serta dapat dijadikan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian tindakan kelas merupakan alat untuk pengumpulan data. Adapun jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes merupakan alat pengumpulan data tentang hasil pembelajaran dari setiap siswa baik secara individu maupun secara kelompok yang berupa lembar evaluasi/tes dan lembar kerja siswa (LKS). Adapun pelaksanaan kegiatan tes yang dituangkan pada lembar evaluasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tes tertulis dalam bentuk isian yang teridiri dari 5 item/buitr soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap hasil pembelajaran, khususnya pembelajaran pengukuran satuan panjang pada mata pelajaran matematika.

2. Instrumen Non Tes

Intrumen non tes yang dibuat oleh peneliti untuk mengumpulkan data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

(29)

31

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi merupakan rekaman yang terjadi pada saat kejadian atau pada saat berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas. Penggunaan lembar observasi ini dapat tergambar tampilan siswa dan guru secara langsung pada situasi yang sebenarnya. Hal-hal yang diobservasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas tersebut meliputi:

1) pemahaman konsep dan prosedur; 2) penggunaan alat bantu/media;

3) kekurangmampuan siswa terhadap materi yang disampaikan; 4) dan kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaannya.

Di bawah ini tertera contoh format lembar observasi yang digunakan dan dijadikan sebagai instrument penelitian, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

tentang pengukuran satuan

panjang dengan menggunakan metode demontrasi.

b. Siswa diberi waktu untuk

mem-pelajari materi pengukuran

satuan panjang dari buku

sumber.

c. Guru memberikan tes berupa

pertanyaan seputar materi

pengukiran panjang untuk

(30)

32

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok.

e. Setiap secara berkelompok

dibantu oleh peer berdiskusi tentang hasil percobaan.

f. Guru berkeliling ke setiap ke-lompok untuk membimbing sis-wa yang menjadi peer, kemu-dian mengkonfirmasi penjelasan siswa apabila ada kesalahan. g. Setiap kelompok menuliskan

hasil pengamatan dan mempre-sentasikan hasil diskusi didepan kelas.

h. Siswa diberikan kesempatan un-tuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

i. Guru dan siswa membuat kesim-pulan dan guru mengklarifikasi sekiranya ada yang perlu

dilu-a. Guru membagikan lembar tes kepada siswa untuk

melaksanakan

evaluasi/penilaian hasil belajar b. Guru memberi tahu tentang alat

apa yang akan digunakan untuk siklus 2

……

……

……

……

Pelaksanaan observasi kegiatan guru tersebut biasanya bersamaan dengan pelaksanakan observasi kegiatan siswa. Tujuan pelaksanakan observasi kegiatan siswa adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana siswa tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran matematika pada materi pengukuran satuan panjang dengan penerapan model pembelajaran peer lesson. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan siswa mencakup beberapa aspek yang mengacu pada penerapan model pembelajaran peer lesson tersebut. Lembar observasi kegiatan siswa tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Kegiatan Siswa

Mata Pelajaran : Matematika

(31)

33

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hari/Tgl. Observasi : ...

No Tahap Aspek yang diamati A B C D

1. Kegiatan Inti

a. Siswa menyimak materi tentang pengukuran satuan panjang yang disampaikan guru.

b. Siswa mempelajari materi

pengukuran satuan panjang dari buku sumber.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan dan siap men-jadi peer disetiap kelompok d. Siswa membentuk beberapa

ke-lompok.

e. Siswa secara kelompok melaku-kan diskusi tentang hasil perco-baan.

f. Siswa menyimak konfirmasi atau penjelasan guru.

g. Siswa secara kelompok menulis-kan hasil pengamatan dan mem-presentasikan hasil diskusi di depan kelas.

h. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum di-mengerti

i. Siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.

a. Siswa mengikuti tes hasil belajar b. Siswa mengikuti kegiatan

reme-dial atau perbaikan dan

(32)

34

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu pula hasil wawancara yang tercatat pada lembar wawancara itu merupakan bahan masukan yang penting untuk melakukan perbaikan tahap selanjutnya. Pada tabel di bawah ini tertera lembar wawancara sebagai berikut.

Tabel 3.4

2 Apakah kamu menemukan kesulitan

saat pembelajaran matematika

de-3 Jika ada kesulitan, bagian mana kah

yang kamu anggap sulit?

5 Apakah hasil belajarmu pada materi

(33)

35

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal sampai akhir pembelajaran. Selain itu, catatan lapangan ini merupakan alat untuk pengumpulan data yang cukup akurat serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan semua kejadian yang perlu diperbaikan pada siklus selanjutnya.

d. Kamera Foto

Kamera foto adalah jenis instrument yang sangat penting juga, sama halnya dengan dengan instrumen lainnya, bahkan hasil kamera foto akan memberikan ciri atau bukti secara fisik tentang berbagai kegiatan selama pembelajaran. Hasil gambar atau foto dari kamera itu akan memiliki tingkat kebenaran atau keabsahan yang akurat dan tidak diragukan lagi dari apa yang terjadi dalam suatu proses atau kegiatan. Data hasil kamera foto sangat berguna sebagai pelengkap sumber data yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah atau mengkaji segi-segi subjektif dan hasilnya tersebut sering dianalisis secara induktif.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Semua data yang telah terkumpul pada akhirnya diolah sesuai pengolahan data yang telah ditetapkan. Pengolahan data ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan penelitian terutama dalam hal kinerja guru dan aktivitas siswa yang selanjutnya dilakukan pengkajian dan analisis. Pengo-lahan data hasil penelitian ini dilakukan melalui teknik analisis data sebagai berikut.

a. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi

Teknik pengolahan data yang dilakukan dari hasil observasi pada umumnya meliputi: 1) Reduksi data

Reduksi data dilakukan untuk memilih dan memilah data yang telah terkumpul. Di samping itu reduksi data dilakukan untuk membuang sebagaian data yang tidak digunakan, sehingga data yang terkumpul itu benar-benar data yang valid.

2) Klasifikasi data

(34)

36

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga aktivitas guru dan siswa dapat diketahui baik yang bersifat positif maupun negatif.

3) Display data

Display data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh dari semua hasil penelitian yang telah terkumpul setelah melalui pengolahan data dengan baik. Display data ini disusun dalam bentuk narasi, uraian, maupun dalam bentuk tabel atau grafik.

2. Analisis Data Tes

a. Scoring

Kriteria penilaian baik pada tes siklus I maupun pada siklus II disusun sama dalam bentuk soal cerita yang berjumlah 5 (lima) butir soal. Tiap butir soal memiliki bobot nilai yang sama pula, yaitu 20 (dua puluh). Jika siswa menjawab semua soal pada siklus I dan II dengan benar maka skor maksimum/ideal adalah 100.

b. Nilai rata-rata

Dalam memenntukan nilai rata-rata hasil akhir tes atau evaluasi pada siklus I maupun siklus II dilakukan sengan cara penggunaan rumus yang sama, yaitu jumlah semua nilai yang diperoleh dari masing-masing siswa atau kelompok dibagi oleh banyak siswa atau kelompok tersebut dengan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kategori Nilai Rata-rata Siswa

(35)

37

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 90 – 100 Baik Sekali

2 70 – 89 Baik

3 50 – 69 Cukup

4 30 – 49 Kurang

5 0 – 29 Sangat Kurang

Keterangan:

1. Nilai 90 – 100 (baik sekali) = jika jawabannya lengkap

(36)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan pada Bab I di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran dikelas IV SD Negeri Cibitung 2 dalam pembelajaran Matematika materi Pengukuran satuan panjang guru menjelaskan materi pengukuran satuan panjang dengan melibatkan siswa untuk melakukan pengukuran, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi dari buku sumber, dan setelah itu guru membaerikan peratnyaan untuk emilih siswa yang akan menjadi peer disetiap kelompok, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan mengerjakan LKS dibnatu oleh siswa yang menjadi peer, kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, hasilnyas siswa yang menjadi peer pada siklus I siswa masih terlihat bingung dan belum aktif dalam kegiatan belajar dan suswa yang menjadi peer masih belum bisa membimbing temannya yang belum bisa, sedangkan pada siklus II siswa yang menjadi peer terlihat sudah bisa membimbing teman sekelompokny, siswa lainpun antusias dan menyatakan senang terhadap pembelajaran dengan penerapan model peer lesson. Sehingga kegiatan pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan lebih mudah difahami oleh siswa, karena adanya peer dalam setiap kelompok belajar yang tidak terlepas dari bimbingan dari guru.

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cibitung 2 dalam pembelajaran Matematika materi Pengukuran Satuan Panjang dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lesson ternyata cukup baik dan ada peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata

(37)

62

ditunjang dengan berbagai komponen, di antaranya media pembelajaran atau alat bantu, fasilitas belajar, kondisi kelas dan kondisi lingkungan sekolah, dan sebagainya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan selama penelitian tindakan kelas, maka untuk penyempurnaan proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran peer lesson, penulis menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran peer lesson dengan prosedur yang tepat mengikuti langkah-langkah model pembelajaran peer lesson tersebut dalam berbagai mata pelajaran terutama dalam mata pelajaran matematika. Karena, dengan menerapkan model pembelajaran tersebut dapat melihat potensi anak yang ternyata bisa membantu teman sebayanya unuk lebih memahami pelajaran sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

(38)

Lusi Wiastrini, 2014

Penerapan Model Peer Lesson untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Pengukuran Satuan Panjang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Makmur. (2010). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menye-nangkan. Bandung: Nusa Media.

Arikunto, Suharsimi. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dina. M. S. (2009). Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Gunawan (1996). Metode Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Hakim, Lukmanul. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

Hudoyo. (2007) Pembelajaran Matematika. Bandung : Azkia Pustaka.

Maslikah, Retna. (2010). Ensiklopedia Matematika – Pengukuran. Sidoarjo: Citra Adi Bangsa.

Nurhasanah, Laila. (2009). Seri Matematika Untuk Anak-Mengenal Pengukuran. Bandung: Graha Bandung Kencana.

Rochiati, W.R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rusyan, Tabrani. (2004). Konsep dan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Berba-

sis Kompetensi. Jakrata : Intimedia.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Gramedia

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gramedia

Silaban, Permin. (2003). Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Kloang Klede.

Silaban, Permin. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang Klede.

Sukidin, dkk. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikia Sukardi (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumiati, dkk (2011). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Susilana, Rudi. dkk. (2006). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI Surya. (1996). Psikologi Belajar. Jakarta : Depdiknas

Gambar

Gambar 3.1. Model Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.2  Pedoman Observasi Kegiatan Guru
Tabel 3.3  Pedoman Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ngunut

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

Konversi biomassa makroalga menjadi biogas dapat dilakukan dengan bantuan inokulum bakteri yang berasal dari kotoran sapi menggunakan alat digester pada kondisi anaerobik..

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang membuat korban perselingkuhan mempertahankan perkawinannya selain ketangguhan pribadi yang dimiliki informan faktor lain yang

Kestabilan 7 genotipe mutan Jame-jame, 2 genotipe mutan Ratim, 17 genotipe mutan UJ-5, 1 genotipe mutan Malang 4, dan 14 genotipe mutan Adira 4 pada karakter panen

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Perubahan lahan atau alih fungsi lahan akan memicu konflik sosial dan permasalahan lingkungan khususnya perubahan kondisi kawasan tangkapan air, debit air dan dapat