Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
SISWA SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
ELVIRA RAHMADIANTRI 1005121
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Pembelajaran dengan
Pendekatan Scientific terhadap
Peningkatan Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa SMA
Oleh
Elvira Rahmadiantri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Elvira Rahmadiantri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ELVIRA RAHMADIANTRI
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
SISWA SMA
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA)
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Wahyudin, M. Pd.
NIP. 195108081974121001
Pembimbing II,
Tia Purniati, M. Pd.
NIP. 197703062006042001
Mengetahui,
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Drs. Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph. D.
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih tinggi daripada sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific,
mengetahui kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum diberi pembelajaran dan sesudah diberi pembelajaran, mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan koneksi matematis siswa, dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design dengan rancangan One Group Pre-test Post-Pre-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X di salah satu SMA negeri di kota Bandung dan sampel yang diambil adalah satu kelas X di SMA negeri tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih tinggi daripada sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific, peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific tergolong sedang, pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific besar terhadap kemampuan koneksi matematis siswa, dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah hampir seluruh siswa memberikan respon positif.
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
This study are aimed at analyzing that is the student’s mathematical connection
ability rising or not after they have been gotten the scientific approach in their learning process, finding the raise of quality of the student mathematical connection ability before and after the process of learning based on the scientific approach, finding the influence of learning process based on scientific approach towards the
student’s mathematical connection ability, and moreover this study is focused on
finding the student’s attitude towards the learning process based on scientific approach.The study used a Pre-Experimental Design method which has designed by One Group Pre-test Post-test. The population of this study was all of students class X in one of a public senior high school in Bandung, and the sample of this study is taken from one of class X in that public senior high school. The findings reveal that the
student’s mathematical connection ability was rising after they have been gotten the scientific approach in their learning process than before, the raise of the student’s ability before and after they have been gotten the scientific approach in their learning process was including in medium category, besides, there was a high influence of learning process based on scientific approach toward the student’s mathematical connection ability, and most of student’s attitude toward the learning process based on scientific approach is positive.
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kemampuan Koneksi Matematis ... 7
B. Pendekatan Scientific ... 9
C. Keterkaitan antara Kemampuan Koneksi Matematis dan Pendekatan Scientific ... 12
D. Penelitian yang Relevan ... 13
E. Hipotesis Penelitian ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 14
A. Metode dan Desain Penelitian ... 14
C. Instrumen Penelitian... 15
D. Prosedur Penelitian... 24
E. Teknik Pengolahan Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Analisis Data Kuantitatif ... 32
B. Analisis Data Kualitatif ... 37
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 41
BAB V PENUTUP ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 48
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengaruh matematika banyak dirasakan di berbagai bidang, baik itu di bidang ilmu hitung lainnya maupun bidang teknologi serta perkembangannya. Bidang ekonomi sangat membutuhkan matematika, seperti menghitung uang, laba, rugi, pemasaran barang dan banyak lainnya. Perkembangan teknologi tidak lepas dari dukungan dan peranan matematika sebagai ilmu dasar, karena matematika memiliki kekuatan pada struktur dan penalarannya. Selain itu, matematika juga sangat dibutuhkan dalam bidang teknik. Teknik listrik, teknik fisika, teknik elektro dan banyak lainnya. Kita ambil contoh teknik listrik. Teknik listrik ini memerlukan perhitungan yang sangat akurat karena jika terjadi sedikit kesalahan bisa saja mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak terduga yakninya korsleting, mati lampu, daya dan tegangan yang kurang, barang-barang menjadi rusak dan mudah terbakar.
Muncul berbagai pendapat dari para ahli mengenai apa itu matematika berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing. Menurut Kline dalam Suherman dkk (2001:19) matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan, sosial, ekonomi, dan alam. Dari pendapat di atas, sangat jelas bahwa matematika itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
banyak hal, seperti kesiapan intelektual, tingkat berpikir dan kesiapan peserta didiknya.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan hal yang sulit. Fenomena ini timbul karena matematika merupakan ilmu yang tersutruktur dan saling berkaitan antara suatu topik dengan topik lainnya. Senada dengan pendapat Suherman dkk (2003 : 25), yaitu konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan juga sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks. Hal ini mengandung arti bahwa konsep dan prinsip dalam matematika adalah saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jika siswa memahami keterkaitan antara konsep-konsep matematika ini, maka pemahaman akan matematika akan lebih baik. NCTM Standards (2000) mendukung pernyataan tersebut, yaitu “When
student connect mathematical ideas, their understanding is deeper and more
lasting, and they come to view mathematics as a coherent whole”. Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan belajar matematika, siswa harus diberi kesempatan untuk melihat keterkaitan-keterkaitan itu.
Keterkaitan antar konsep dalam matematika disebut dengan koneksi matematika. Sarbani (2008) mengungkapkan bahwa dalam Koneksi matematika (Mathematical Conections) terdapat beberapa kegiatan yang harus dikembangkan, yaitu: mengenali representasi konsep dan prosedur; memahami hubungan antar topik matematika; menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; memahami representasi ekuivalen antar konsep yang sama; mencari koneksi satu prosedur dalam representasi yang ekuivalen dan menggunakan koneksi antar topik matematika dan topik lainnya.
3
dalam penelitian Ruspiani (dalam Setiawan,2008:3) yang mengelompokkan siswa berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah, untuk setiap jenis koneksi yaitu antar topik matematika, koneksi dengan ilmu lain, dan koneksi matematika dengan dunia nyata dalam rangka mengungkap kemampuan koneksi matematis siswa. Dari 69 siswa yang dijadikan subjek penelitian, kemampuan siswa dalam melakukan koneksi antar topik matematika ada 4 siswa (5,8%) yang tergolong mempunyai kemampuan tinggi, 3 siswa (4,3%) memiliki kemampuan sedang, dan 62 siswa (89%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan oneksi matematis dengan disiplin ilmu lain ada 3 siswa (4,3%) yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, 7 siswa (10,1%) memiliki kemampuan sedang, dan 59 siswa (85,5%) memiliki kemampuan rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematika dengan dunia nyata ada 24 siswa (34,8%) yang tergolong mempunyai kemampuan tinggi, 12 siswa (17,4%) memiliki kemampuan sedang, dan 33 siswa (47,8%) memiliki kemampuan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki kemampuan koneksi tinggi masih sangat rendah untuk setiap jenisnya.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan koneksi siswa. Salah satunya adalah metode maupun pendekatan pembelajaran yang digunakan. Kurikulum semakin berkembang dari waktu ke waktu untuk mencapai hal yang lebih baik. Saat ini Indonesia sedang menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mengajak kita untuk meraih pendidikan lebih baik lagi ke depannya. Seperti yang dijelaskan oleh Kemendikbud (2013) bahwa kurikulum 2013 menekankan kepada penerapan pendekatan
dan guru hanya bertindak sebagai scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
Quinn (2011) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific) sangat cocok dengan matematika modern dan siswa yang mendapatkan latihan dengan pendekatan ini tidak akan menganggap matematika sebagai sesuatu yang asing bagi mereka. Jadi, dengan pendekatan
scientific kemampuan siswa juga akan semakin meningkat. Siswa akan lebih memaknai matematika tersebut. Siswa akan lebih memahami bahwa matematika itu sangat luas dan saling berkesinambungan.
Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran dengan pendekatan
scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam meneliti pengaruh pembelajaran dengan pendekatan
scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA adalah:
1. Apakah kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih tinggi daripada sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific ?
2. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific ?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan koneksi matematis siswa?
4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
scientific?
5
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam pengkajian materi, maka dibatasi pada materi yang akan diambil yaitu Geometri kelas X serta bahan ajar yang berbentuk Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang dikembangkan dari silabus dan RPP kurikulum 2013.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan engkajian materi ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific.
2. Mengetahui kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific.
3. Mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan koneksi matematis siswa.
4. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
scientific.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pengkajian materi ini antara lain:
1. Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menambah ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan mengenai kemampuan koneksi matematis dengan pembelajaran melalui pendekatan scientific.
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari pengkajian penelitian ini adalah:
b. Diharapkan dalam pengkajian materi ini dapat menjadikan pendekatan
scientific sebagai salah satu alternatif pengembangan bahan ajar siswa. c. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
penggunaan pendekatan scientific dalam proses belajar mengajar matematika.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang dimaksudkan dalam penulisan ini, maka penelitian memberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis siswa
Kemampuan koneksi matematis siswa diartikan sebagai kemampuan dalam mengaitkan ide-ide matematis, yaitu mengaitkan antar konsep dalam ruang lingkup matematika atau mengaitkan antar matematika dengan kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan koneksi yang digunakan adalah :
a. Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur
b. Memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama
c. Menggunakan koneksi antar topik matematika
d. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen
e. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari
2. Pendekatan scientific
tahapan-7
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan SMA dengan melibatkan satu kelas. Kelas ini akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Experimental Design dengan pendekatan kuantitatif dengan rancangan
One Group Pretest-Postes Design. Ruseffendi (1994: 32) menjelaskan bahwa “penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat sebab akibat yang kita lakukan terhadap variabel bebas, dan kita lihat hasilnya pada variabel terikat”. Sudjana (2004) juga memperkuat pendapat Ruseffendi menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Pada penelitian hanya ada satu sampel, yaitu kelompok eksperimen yang melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan scientific. Kelompok ini diberikan pretest dan posttest, dengan menggunakan instrument tes yang sama. Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Postes Design. Secara sederhana dapat dilihat pada desain dibawah ini (Sugiyono, 2008:114).
O1 X O2
Keterangan: O1 : Nilai pretest
15
O2 : Nilai postest
B. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA negeri di Bandung, yang terletak di pinggir jalan dekat dengan stasiun kereta api Bandung. Alasan diambilnya siswa SMA sebagai populasi adalah dalam tahapan-tahap perkembangan Piaget (Ruseffendi, 1994:149) usia siswa SMA awal merupakan tahap berpikir formal. Sementara sampelnya adalah siswa kelas X SMA tersebut sebanyak satu kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2008).
C. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data serta informasi yang lengkap mengenai hal-hal yg akan dikaji dalam penelitian ini maka dirancanglah seperangkat instrumen. Adapun instrumen yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk tes kemampuan koneksi dan angket yang dijawab oleh responden secara tertulis
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Kelompok (LKK).
2. Instrumen Pengumpulan data
a. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Tes kemampuan koneksi matematis siswa merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognisi siswa dari masalah yang diberikan. Tes ini disusun berdasarkan rumusan indikator kemampuan koneksi matematis yang dilakukan tertulis oleh responden dalam bentuk uraian. Soal uraian yang diberikan kepada responden agar peneliti dapat mengetahui proses pengerjaan soal oleh siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa sudah mampu memecahkan suatu masalah matematik atau belum.
Tes kemampuan koneksi matematis ini terdiri dari pretes dan postes. Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa, sementara itu postes dilakukan setelah pembelajaran dilakukan, untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
Sebelum penelitian ini dilakukan, instrumen diujicobakan terlebih dahulu, supaya alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas baik, dan kita akan meninjaunya dari validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tersebut yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Analisis terhadap validitas butir soal
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas atau keabsahan alat evaluasi tergantung pada ketepatan alat evaluasi dalam menjalankan fungsinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu alat untuk mengevaluasi karekteristik X valid apabila yang dievaluasi itu karakteristik X pula. Alat evaluasi yang valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain. Dengan kata lain, validitas suatu alat evaluasi harus ditinjau dari karakteristik tertentu.
17
dengan keadaan sesungguhnya dan tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mendapatkan validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment Pearson (Suherman dan Kusumah, 1990: 154), yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. X = skor siswa pada tiap butir soal.
Y = skor total tiap siswa. N = Jumlah siswa.
Hasil perhitungan koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan kriterian pengklasifikasian dari Guilford (Suherman dan Kusumah, 1990: 154), yaitu:
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
Korelasi sangat tinggi (sangat baik) Korelasi tinggi (baik) Korelasi sedang (cukup) Korelasi rendah (kurang) Korelasi sangat rendah, dan
Tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh validitas dari tiap butir soal yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Validitas Butir Soal
1 2) Analisis terhadap reliabilitas soal
19
Untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinyatakan dengan r11. Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,86. Hal ini menunjukkan bahwa derajat reliabilitas tergolong sangat tinggi.
3) Analisis terhadap indeks/tingkat kesukaran (IK) soal
Indeks Kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal (Suherman dan Kusumah, 1990: 212). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) mulai dari 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti soal tersebut semakin mudah. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian (Suherman dan Kusumah, 1990: 213), yaitu:
Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran.
= jumlah skor kelompok atas. = jumlah skor kelompok bawah. = jumlah skor ideal kelompok atas. = jumlah skor ideal kelompok bawah.
Hasil perhitungan taraf kesukaran, kemudian diinterpretasikan dengan kriteria seperti yang diungkapkan oleh Suherman dan Kusumah (1990) seperti tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
21
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh nilai indeks kesukaran tiap butir soal yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5
Indeks Kesukaran Butir Soal
No. Soal Koefisien Kriteria 4) Analisis terhadap daya pembeda soal
Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan kriteria seperti yang diungkapkan oleh Suherman dan Kusumah (1990), yaitu:
Tabel 3.6
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh nilai daya pembeda tiap butir soal yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.7
Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal Koef. Kriteria instrument menggunakan software Anates yang meliputi validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
Tabel 3.8
23
Reliabilitas Tes : 0,86
Interpretasi : Sangat tinggi
No. Soal
Validitas Indeks
Kesukaran
Daya Pembeda Keterangan
Koef. Kriteria Sign. Koef. Kriteria Koef. Kriteria
Instrumen soal seluruhnya berjumlah 5 butir soal. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, maka instrumen yang digunakan adalah seluruhnya karena memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian.
b. Instrumen Non-test
Instrumen non-tes digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang tidak bisa diperoleh dari instrumen tes. Misalnya data respon siswa terhadap pembelajaran, keadaan kelas saat berlangusngnya pembelajaran, pendapat siswa terhadap pembelajaran, dan situasi kelas lainnya. Instrumen non-test yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
Angket atau instrumen non tes ini dibuat untuk menentukan skala sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
scientific untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
STS diberi skor berturut-turut 5, 4, 2, 1. Untuk pernyataan negatif SS, S, TS, STS diberi skor berturut-turut 1, 2, 4, 5. Setiap pernyataan dalam angket respon siswa kemudian dihitung berdasarkan skor skala Likert (Suherman,2003) pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.9
Skor Skala Likert
Pernyataan SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Keterangan:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
c. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi acuan yang harus diisi oleh pengamat tentang aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Hal tersebut dibuat untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
25
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan topik permasalahan.
b. Membuat proposal.
c. Melakukan seminar proposal. d. Membuat instrument penelitian.
e. Mengurus perizinan ke skolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SMAN 6 Bandung.
f. Menguji instrument penelitian. g. Menganalisis hasil uji coba intrumen.
h. Membuat RPP, LKK dan instrument penelitian.
i. Mngkonsultasikan RPP, LKK dan instrument penelitian ke dosen pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut.
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu kelas X MIA 7.
b. Melaksanakan pretes.
c. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific pada kelas eksperimen.
d. Melaksanakan observasi.
e. Memberikan angket skala sikap. f. Melaksanakan postes.
3. Tahap Analisis data
4. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah penelitian dan analisis data selesai, dilakukan penyususnan laporan. Hasil data yang telah diolah dan dianalisis kemudian melakukan bimbingan serta merevisi hasil laporan setelah melakukan bimbingan.
E. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian tebagi menjadi dua bagian, yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Adapun teknik pengolahan datanya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif meliputi data hasil pre-test dan post-test serta data indeks gain.
a. Analisis data pre-test dan post-test
Analisis data pre-test dan post-test digunakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk mempermudah dalam melakukan pengolahan data, semua pengujian statistik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan softwere SPSS 18.0. Adapun urutan langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1) Deskriptif Statistik
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai data yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah nilai maksismu, nilai minimum, jumlah siswa dan rata-rata.
2) Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas distribusi kelompok sampel digunakan uji
27
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah sebagai berikut.
H0 : Data skor (pretes atau postes) berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data skor (pretes atau postes) berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
(a) Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima. (b) Jika signifikansi pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak
3) Uji Statistika Nonparametrik
Apabila salah satu atau kedua data tidak memenuhi asumsi normalitas, pengujiannya menggunakan uji statistika nonparametric Wilcoxon.
Perumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific tidak berbeda dengan sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific.
H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih baik daripada sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific.
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Karena pada hipotesis digunakan 1 tailed, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
(1) Jika maka H0 ditolak. (2) Jika maka H0 diterima.
Uji perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa bertujuan untuk mengetahui apakah kelas memiliki kemampuan koneksi yang berbeda dan lebih tinggi sesudah diberikannya pembelajaran dengan pendekatan scientific. Perumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific tidak berbeda dengan sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific.
H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih baik daripada sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific.
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Karena pada hipotesis digunakan 1 tailed, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
(1) Jika maka H0 ditolak. (2) Jika maka H0 diterima.
b) Analisis Indeks Gain
Menghitung peningkatan kompetensi yang tejadi sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan rumus indeks gain yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002), yaitu :
29
Tabel 3.0
Klasifikasi Indeks Gain
c) Analisis Effect Size (Ukuran Pengaruh)
Menurut Olejnik dan Algina (dalam Santoso,2010), effect size
adalah ukuran mengenai besarnya efek suatu variable pada variable lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya sampel.
Menghitung effect size menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut :
̅ ̅
(Thalheimer, dalam Ariawan :2013) dengan
√
(Minium,E.,dkk:1993) Keterangan:
̅ : rerata skor postes
̅ : rerata skor pretes
: effect size
: simpangan baku pretes : simpangan baku postes : koefisien korelasi
Hasil perhitungan effect size diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi menurut Cohen (Becker,2000), yaitu:
Besarnya Gain ( ) Interpretasi
Tinggi
Sedang
Tabel 3.11
Klasifikasi Effect Size
d Interpretasi
Besar
Sedang
Kecil
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif terdiri atas analisis data hasil observasi dan hasil angket.
a. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific. Angket pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negative. Indicator angket terdiri dari dua indicator, yaitu menunjukkan kesukaan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific dan manfaat mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan
scientific.
Setiap pernyataan dalam anket skala Likert memiliki skor berbeda, kategori angket skala Likert (Suherman,2003) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kategori Skor Angket Skala Liket
Jenis
Pernyataan
Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
31
Skor dihitung dengan cara menjumlahkan bobot skor setiap pernyataan dari alternative jawaban yang dipilih. Kemudian data dipersentasekan dengan menggunakan rumus perhitungan persentase sebagai berikut.
Keterangan :
P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
Setelah itu dilakukan penafsiran dengan menggunakan kriteria Kuntjaraningrat (Yulianti,2011) sebagai berikut:
Tabel 3.13
Interpretasi Persentase Angket
Besar Persentase Interpretasi
%
0 Tak seorangpun
Sebagian kecil
25%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51-74% Sebagian besar
75%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
Sebelum melakukan penafsiran, terlebih dahulu data yang diperoleh dihitung skornya dengan menjumlahkan bobot skor setiap pernyataan dari alternatif jawaban yang dipilih dan dirata-ratakan (Suherman,2003).
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: (1) Jika maka dipandang positif.
b. Lembar Observasi
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis siswa sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih tinggi daripada sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific.
2. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara sebelum mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan sesudah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific tergolong sedang.
3. Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific besar terhadap kemampuan koneksi matematis siswa.
4. Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah hampir seluruh siswa memberikan respon positif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dilaksanakan mengenai pengaruh pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMA, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pendekatan scientific yang merupakan dasar dalam pengembangan kurikulum 2013, dapat melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis.
Rahmadiantri, Elvira. 2014
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, R.(2013). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Visual Thingking Disertai Aktivitas Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa. Tesis PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Atsnan & Gazali. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Makalah: Pendidikan Matematika Pasca Sarjana UNY.
Becker,L. (2000). Effect Size. [Online]. Tersedia:
http://www.bwgriffin.com/gsu/courses/edur9131/content/Effect_Size_pdf5.p df. [15 Mei 2014].
BSNP. (2006). Badan Satndar Nasional Pendidikan
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. [Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzingchange-Gain.pdf. [21Oktober 2013]
Kemendikbud.(2013). Contoh Pendekatan Ilmiah dalam Matematika.
Kemendikbud. (2013). Contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik.
Kemendikbud. (2013). Konsep Pendekatan Scientific.
Meltzer, D. E. (2002). Addendum to : The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Possible
“Hidden Variable” in Diagnostics Pretest Score”. [online]. Tersedia:
http//www.physics.iastes.edu/per/docs/addendum on_normalized_gain. [21 Oktober 2013].
Minium,E.,dkk. (1993). Statistical Reasoning In Psychology and Education. Canada.
NCTM.(2000). Principles and Standards for School Mathematics.
Quinn, F. (2011). A Science-of-Learning Approach to Mathematics Education. Virginta Polytechnic Institute and state University: Volume 58, Number 9. Rosita, L. (2007). Penerapan Strategi Heuristik untuk Meningkatkan Kemampuan
Generalisasi Matematis Siswa SMA (Studi Eksperimen terhadap Kelas X Siswa SMAN 10 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, E.T. (1994) Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Press.
Setiawan, A. (2008). Implementasi Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Sebagai Upayan Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis siswa. Skripsi Jurusan pendidikan Matematika UPI Bandung : tidak diterbitkan
Sudjana. (2004). Metode Statistika. Jakarta: Tarsito.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suhendra. (2010). “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Keterampilan
Metakognitif untuk Mengembangkan kompetensi Matematis Siswa”. Jurusan
Pendidikan Matematika: tidak diterbitkan.
Suherman, E & Kusuma, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah 157.
Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FPMIPA UPI.
Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa dan Bagaimana dikembangkan Pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia:
http://www.pdf-finder.com/BERFIKIR-MATEMATIK-TINGKAT-TINGGI:.html. [10 November 2010].
Sumarmo,U. (2007). “Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. Jurnal
Educationist.. 1, (2).
48