• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPANMETODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMANTEKS DESKRIPTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV B di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPANMETODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMANTEKS DESKRIPTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV B di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten "

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ,

RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPTIF PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV B di SDN Ciburial

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Rina Esa Septianti

1003386

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

Rina Esa Septianti, 2014

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ,

RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPTIF PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV B di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

oleh

Rina Esa Septianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rina Esa Septianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)
(4)

Rina Esa Septianti, 2014

ABSTRAK

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV B di SDN Ciburial Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat) understanding student who has not attained KKM indonesian language namely 67. Effort to address the problem was to conduct research class action and applying metede sq3r to enhance understanding the literacy students.A goal that was achieved in research is: ( 1 ) expressing the learning method sq3r, by applying ( 2 ) expressing increased capacity reading comprehension after implementing sq3r methods. Desain research used in research class action is adaptation of desain kemmis and mc.Taggart. Research result is obtained the average grade in phase I and the percentage of cycle 74,28 been learning 76 %. on cycle II increased to 87,48 and percentage been learning 96 %. Drawing conclusions of research is namely the learning by applying method sq3r would go well, activity students in learning active and visible aspect literacy understanding students increased on each cycle.

Keywords: method sq3r, literacy understanding.

(5)

yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode SQ3R dapat berjalan dengan lancar, dan aspek kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada para guru khususnya guru Bahasa Indonesia agar menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks deskriptif.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV B SD Negeri Ciburial. Oleh karena itu, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Menurut Kemmis, (Sanjaya, 2010, hlm. 24) penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran sosial mereka.

Menurut Burn, (Sanjaya, 2010, hlm. 25) penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan praktisi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu penelitian dimana seorang guru atau peneliti terjun langsung untuk menemukan fakta atau mengidentifikasi masalah atau kesulitan belajar yang dihadapi siswa, untuk selanjutnya mencari solusi untuk permasalahan tersebut dan diaplikasikan dalam pembelajaran, dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menjawab masalah yang dihadapi siswa dalam belajar.

Adapun proses dalam melakukan PTK yaitu terdiri dari diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dengan adanya langkah-langkah sistematis dalam PTK tersebut maka dapat memberikan solusi dari masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran dan adanya tahap refleksi yang dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik karena senantiasa memperbaiki kekurangannya.

(7)

Di dalam penelitian tindakan, ada beberapa model penelitian tindakan yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan penelitian tindakan. Beberapa model tersebut yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart, model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, model Hopkins.

Model penelitian tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart. Hal ini karena model kemmis dan Mc. Taggart berorientasi pada siklus spiral refleksi yang memiliki beberapa komponen diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini, rencana yang telah disusun diujicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode SQ3R sebagai metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Observasi (Observing)

Dalam tahap ini, penelitian melakukan observasi terhadap tindakan yang sedang dan telah dilakukan. Observasi dapat dilakukan oleh peneliti sendiri atau pihak lain yang telah diberi tugas untuk hal itu. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan sebenarnya.

d. Refleksi (Reflecting)

(8)

diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya.

(Sukmawati, 2013, hlm. 20).

Langkah-langkah penelitian tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart (2009)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Ciburial, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian di SD Negeri Ciburial yaitu dikarenakan sekolah tersebut merupakan tempat dimana peneliti melakukan Program Latihan Profesi (PLP). Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada tahun pelajaran 2013/2014 semester II. Penelitian ini dilakukan ketika peneliti sedang melakukan PLP di bulan Februari dengan mengobservasi pembelajaran dalam kelas dan memberikan tes kepada siswa. Kemudian peneliti menemukan permasalahan dalam kemampuan membaca pemahaman siswa

Refleksi Pelaksanaan

Siklus II

Pengamatan Refkeksi

Perencanaan Perencanaan

Pelaksanaan

n

Siklus I

Pengamatan

(9)

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dalam tahap observasi yang dilaksanakan pada bulan Februari peneliti menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa lalu mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Setelah menemukan solusi pemecahan masalah, pada bulan April peneliti melakukan perencanaan tindakan siklus dan menyiapkan perizinan. Kemudian pada Mei peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan mengikuti jadwal dari pihak sekolah.

D. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV B semester genap pada SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014. Subjek yang ditetapkan hanya siswa kelas IV B sebanyak 26 orang. Jumlah laki-laki terdiri dari 12 orang dan perempuan 14 orang. Siswa kelas IV B SDN Ciburial memiliki latar belakang yang heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani, PNS, dan wiraswasta. Alasan pemilihan subjek penelitian ini karena di kelas IV B ditemukan masalah pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada materi membaca pemahaman, selain itu pada pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman guru tidak menggunakan metode membaca pemahaman yang bervariatif dan tidak menggunakan prosedur membaca.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri dari dua siklus dan setiap siklusnya akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Penelitian akan dihentikan jika sudah sesuai dengan harapan peneliti.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV B SDN Ciburial pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.

(10)

Kegiatan pada pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan pelaksanaan tindakan yang harus dilakukan oleh peneliti. Adapun tahapan pra penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat dan subjek penelitian, dan memilih subjek penelitian yang akan diteliti.

2) Meminta izin dan melakukan pendekatan dengan Kepala Sekolah dan guru kelas IV B serta rekan sejawat untuk diajak sebagai tim pelaksanaan penelitian.

3) Melakukan observasi aktivitas guru dan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi siswa kelas IV B yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian dan situasi SDN Ciburial secara keseluruhan.

4) Identifikasi permasalahan Kegiatan ini dimulai dari:

a) Setelah melakukan observasi di dalam kelas. Peneliti melakukan analisis terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran, dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru, sehingga peneliti harus merencanakan untuk melakukan tindakan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

b) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, SK-KD Bahasa Indonesia, buku sumber Bahasa Indonesia kelas IV B, dan metode-metode pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditentukan. c) Menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran Bahasa

Indonesia yang akan disampaikan pada waktu melakukan penelitian.

d) Menentukan metode yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

f) Menyusun lembar observasi pada setiap tahap penelitian.

(11)

Tahap pelaksanaan ini dilakukan langsung oleh peneliti dengan mempraktikkan tindakan di dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahapan pelaksanaan ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV B serta rekan-rekan sejawat untuk berperan sebagai observer, dimana observer mengamati dan mencatat setiap kejadian dalam pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan dua siklus. Dimana setiap siklusnya memuat tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Siklus I

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari:

a) Menentukan SKKD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b) Pembuatan skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika penerapan metode SQ3R.

d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

e) Menyusun alat evaluasi berupa hasil pembelajaran untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV B SDN Ciburial.

2) Tahap Implementas Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pelaksanaan penelitian ini, terdiri dari:

a) Mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun psikis agar siap mengikuti pembelajaran, misalkan melalui permainan, bernyanyi serta berdoa sebelum pembelajaran dimulai.

b) Mengaitkan pembelajaran yang akan dipelajari dengan pembelajaran sebelumnya. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran

d) Mengembangkan pengetahuan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

(12)

f) Memberikan penjelasan mengenai kalimat utama dan penjelas

g) Membagikan LKS kepada siswa dengan petunjuk mengerjakannya menggunakan metode SQ3R

h) Membimbing siswa dalam kegiatan mengerjakan LKS apabila terdapat siswa yang belum paham mengenai aturan pengerjaannya.

i) Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

j) Siswa diberikan lembar evaluasi k) Siswa berdoa bersama

3) Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

Tahap pengamatan (observasi) adalah suatu tahapan dimana observer mengamati dan mencatat seluruh proses tindakan terhadap semua aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dan siswa dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran yang akan dicatat oleh observer sesuai dengan format pengamatan.

4) Tahap Analisis dan Refleksi (Analysis and Reflecting)

Kegiatan refleksi ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, merenungkan dan menyimpulkan hasil dari pengamatan. Peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi atau tidak serta mengetahui kekurangan di dalam pembelajaran untuk proses perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1) Tahap Perencanaan (Planning)

(13)

a) Menentukan SKKD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b) Pembuatan skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika penerapan metode SQ3R.

d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

e) Menyusun alat evaluasi berupa hasil pembelajaran untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV B SDN Ciburial.

2) Tahap Implementasi Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I hanya perbedaannya media yang digunakan besar dan terdapat lembar evaluasi untuk tahap survey dan question. Pelaksanaan siklus II terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Pelaksanaan penelitian ini, terdiri dari:

a) Mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun psikis agar siap mengikuti pembelajaran, misalkan melalui permainan, bernyanyi serta berdoa sebelum pembelajaran dimulai.

b) Mengaitkan pembelajaran yang akan dipelajari dengan pembelajaran sebelumnya. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran

d) Mengembangkan pengetahuan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

e) Menyiapkan media pembelajaran

f) Memberikan penjelasan mengenai kalimat utama dan penjelas

g) Membagikan LKS kepada siswa dengan petunjuk mengerjakannya menggunakan metode SQ3R

h) Membimbing siswa dalam kegiatan mengerjakan LKS apabila terdapat siswa yang belum paham mengenai aturan pengerjaannya.

i) Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

(14)

k) Siswa berdoa bersama

3) Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

Tahap pengamatan (observasi) pada siklus II sama hal nya dengan siklus I yaiti observer mencatat dan mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran yang akan dicatat oleh observer sesuai dengan format pengamatan.

4) Tahap Analisis dan Refleksi (Analysis and Reflecting)

Sama hal nya dengan siklus I bahwa kegiatan refleksi siklus II ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, merenungkan dan menyimpulkan hasil dari pengamatan. Peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi atau tidak serta mengetahui kekurangan di dalam pembelajaran untuk proses perbaikan pada siklus berikutnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif kebenarannya dalam pengumpulan data, dalam penelitian ini menggunakan dua macam data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes siswa sedangkan data kualitatif berupa informasi atau catatan mengenai pembelajaran antara siswa dan guru di dalam kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu instrumen tes dan instrumen nontes.

1. Instrumen Tes

Menurut Arikunto (2008, hlm. 53), tes merupakan “Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”

(15)

Proses pembelajaran menggunakan LKS dengan tujuan untuk mengantarkan siswa pada konsep pembelajaran. LKS tersebut memuat serangkaian tujuan pembelajaran, materi pokok, petunjuk mengerjakan LKS dan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Tes dilakukan pada akhir pembelajaran dan berbentuk tes uraian (Essay). Hasil dari evaluasi ini dapat mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa setelah menerapkan metode SQ3R.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes dapat menjadi penunjang dalam melakukan penelitian, instrumen non tes ini dapat memberikan informasi dan catatan mengenai pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas antara guru dengan siswa. Adapun instrumen non tes ini terdiri dari observasi, dan dokumentasi

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm. 86).

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan ketika proses pembelajaran dengan mengamati aktivitas guru dengan siswa sesuai dengan format yang telah disediakan oleh peneliti.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan ketika proses pembelajaran dengan menggunakan kamera dan bertujuan untuk mendapatkan bukti penelitian. Adapun data yang dapat diambil dalam proses pembelajaran yaitu foto atau gambar interaksi guru dan siswa pada saat melakukan tindakan kelas.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

(16)

dan sesuai dengan hipotesis tindakan yang diharapkan. Pengolahan data di sini terbagi ke dalam dua jenis pendekatan penelitian yaitu kuntitatif dan kualitatif.

a. Data Kuantutatif

Data kuantitatif di sini terdiri dari penyekoran hasil tes, ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM, pengolahan nilai rata-rata kelas, dan pengolahan persentase ketuntasan belajar.

1) Penyekoran Hasil Tes

Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu dengan memberikan tes uraian bebas. Dalam hal ini, peneliti membuat kriteria pensekoran (terlampir) disesuaikan dengan indikator kemampuan membaca pemahaman, skor maksimal yang diperoleh siswa yaitu 12.

Maka, untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sukardi (dalam Gumilar, 2013, hlm.37)

Menurut Nurgiyantoro, (2010, hlm. 392-393) penilaian pada aspek menceritakan kembali yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh peneliti untuk menilai kemampuan membaca siswa, penilaian tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.1

Penilaian Kinerja Pemahaman Membaca Secara Tertulis No Aspek yang Dinilai Tingkat Kefasihan

1. Pemahaman isi teks 1 2 3 4 5

2. Pemahaman detil isi teks 3. Ketetapan organisasi isi teks 4. Ketetapan diksi

5. Ketetapan Struktur Kalimat 6. Ejaan dan tata tulis

(17)

Jumlah Skor Catatan:

1) Penentuan aspek yang dinilai dapat dibuat sendiri oleh guru tergantung pada keyakinannya sendiri, tetapi prinsipnya harus menyangkut unsur dan subunsur isi pesan dan bahasa.

2) Tingkat kefasihan atau tingkat penguasaan ditentukan 1-5 (dapat juga: 1-4). Kita tinggal mencentang tingkat kefasihan yang dicapai seorang peserta didik.

3) Ketentuan pemilihan tingkat kefasihan secara umum adalah sebagai berikut: 1: kurang sekali, tidak ada unsur yang benar; 2: kurang, ada sedikit unsur benar; 3: sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang; 4: baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan; 5: baik sekali, tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan.

4) Ketentuan tersebut juga berlaku untuk semua rubric yang dikembangkan di buku ini (termasuk di bab-bab selanjutnya).

5) Rubrik yang dicontohkan di atas juga dapat dipakai untuk menilai unjuk kerja pemahaman menyimak.

6) Skor seorang peserta uji diperoleh dengan menjumlah seluruh skor.

7) Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara menghitung persentase: jumlah skor dibagi skor maksimal kali 100 (atau 10). Misalnya, jumlah skor 28 dan skor maksimal contoh di atas 35, maka nilainya adalah: 28:35 x 100 = 80 (atau: 28: 30 x 10 = 8).

2) Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan KKM

KKM yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu 67, KKM tersebut sesuai dengan KKM sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Siswa dinyatakan tuntas apabila mendapatkan nilai 67 atau >67 dan dinyatakan tidak tuntas apabila mendapatkan nilai <67.

3) Pengolahan Nilai Rata-rata Kelas

Pengolahan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(18)

Sumber: Aqib (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38) Keterangan

R : nilai rata-rata

: jumlah semua nilai siswa

: jumlah siswa

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Rata-Rata Kelas

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85-100

Baik 70-84

Cukup 60-69

Kurang 50-59

Kurang Sekali <50

Sumber : Depdiknas (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38)

4) Pengolahan Persentase ketuntasan Belajar

Menurut Depdiknas, (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38) menyatakan bahwa “kelas dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM)”. Oleh karena itu berdasarkan pernyataan di atas untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran secara klasikal di kelas dapat menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)

Tingkat Keberhasilan (%) Klasifikasi

>80 % Sangat Tinggi

P =

� � �

(19)

60-79 % Tinggi

40-59 % Sedang

20-39 % Rendah

<20 % Sangat Rendah

Sumber: Aqib, (dalam Gumilar, 2013, hlm. 39)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yaitu aktivitas guru dan siswa, dan pemerolehan data melalui dokumentasi.

2. Analisis Data

Analisi data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiono, 2013, hlm. 335)

Berdasarkan pendapat di atas, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Analisis data tersebut diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa selanjutnya setelah data dianalisis kemudian diolah dan hasilnya dideskripsikan.

(20)

Rina Esa Septianti, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas IV B SDN Ciburial Lembang Kabupaten Bandung Barat, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dari guru mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif, memotivasi siswa melalui ice breaking, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), pada tahap survey siswa mengamati judul dan paragraf

pertama, pada tahap question siswa membuat pertanyaan berdasarkan hasil survey, pada tahap read siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan, pada tahap recite siswa menceritakan kembali isi teks bacaan, pada tahap review siswa meninjau ulang bacaannya. Kegiatan akhir pembelajaran terdiri dari guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, siswa diberikan lembar evaluasi, menyampaikan cakupan materi pada pertemuan selanjutnya dan mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode SQ3R pada setiap siklusnya cenderung berjalan dengan lancar.

2. Kemampuan membaca pemahaman dengan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut

dapat terlihat dari kemampuan setiap aspek membaca pemahaman, rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar. Pada siklus I rata-rata kelas yaitu 74,28 dengan persentase ketuntasan belajar 76% siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata kelas yaitu 87,48 dan persentase ketuntasan belajar 96% siswa yang mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.

B. Rekomendasi

(21)

1. Bagi guru SD, penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kamampuan membaca pemahaman. Peneliti berpesan agar dalam proses pembelajaran lebih memperhatikan lagi siswa yang kurang kondusif atau kurang fokus dalam kegiatan membaca agar penerapan metode SQ3R dapat terlaksana dengan baik dan jika ingin menggunakan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi kelas.

(22)

74

Rina Esa Septianti, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012) Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Cahyani, I. dan Hodijah. (2007) Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Dalman. (2013) Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000) Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gumilar, K. (2013) Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ika. (2014) Pemahaman Membaca Siswa SD Indonesia Masih Lemah. [Online]. Tersedia:(http://www.ugm.ac.id/id/berita/8593pemahaman.membaca.siswa.sd.indone sia.masih.lemah ) [11 Maret 2014]

Jauhari, H. (2013) Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia

Kusmiati, R. (2008) Meningkatkan pemahaman Membaca Cerita melalui implementasi prosedur membaca terbimbing (Guided Reading Procedure) di kelas V sekolah dasar. Skripsi pada FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

(23)

75

Novianti, H. (2010) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas IV SDN Banyuhurip Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010) Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Rahayu, Ai Hayati. (2013) Esensi Membaca Untuk Indonesia Maju. [Online]. Tersedia:(http://www.ugm.ac.id/id/berita/8593pemahaman.membaca.siswa.sd.indone sia.masih.lemah)[11 Maret 2014]

Rakhmat, C., Budiman N., dan Ineu Herawati, N. (2006) Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press

Resmini, N dan Dadan, J. (2007) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press

Sadulloh, U dkk. (2010) PADAGOGIK ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Somadayo. (2011) Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

(24)

76

Rina Esa Septianti, 2014

Gambar

Gambar 3.1  Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujaun penelitian: meningkatkan kemampuan menghitung nilai uang bagi siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jiwan, Karangnongko, Klaten tahun 2012/2013 dengan menggunakan metode

Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan tentang aplikasi perangkat lunak pada perangkat komunikasi bergerak yang di kenal sebagai Java

Pelayanan yang dilakukan di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA”. terhadap masyarakat

Penerapan System Activity Based Costing pada tahap pertama, pelacakan biaya ke aktivitas yang terdapat delapan (8) Pemicu Biaya yaitu : Unit Produksi, JTKTL, Jam Mesin, Meter

www.sejarahpapsmear.com diakses pada tanggal 8 Februari 2016 pukul 20.05 Wib. www.kumpulaninfokankerserviks.com diakses pada 26 Juli 2016 pukul

Lemahnya penerapan GCG menyebabkan tidak dapat mengembangkan usahanya dalam persaingan bisnis, kinerja keuangan yang tidak sehat serta tidak memenuhi kepentingan stakeholdersnya.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang dipungut di Indonesia yang dikenakan terhadap subjek pajak (orang yang dituju undang undang untuk dikenakan