• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKATIF ANTAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS)DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKATIF ANTAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS)DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKATIF ANTAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh

DADAN KUSNANDAR 0901739

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKATIF ANTAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung)

Oleh :

Dadan Kusnandar

0901739

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Dadan Kusnandar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Skripsi ini Telah Diujikan Pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 17 Januari 2014

Tempat : Gedung FPIPS lantai 2 UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001 2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP : 19611014 198601 1001 3. Penguji 1 : Dr. Ridwan Effendi, M.Ed.

NIP : 19620926 1989041

Penguji 2 : Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP : 19611014 198601 1001 Penguji 3 : Muhamad Iqbal, S.pd, M.Si.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Keterampilan Komunikatif Antar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-8 SMP Negeri 43 Bandung)”, ini sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan Plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko dan sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain atas keaslian dari karya saya ini.

Bandung, 11 Desember 2013

Yang membuat pernyataan

(6)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(7)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(8)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, berkat karunia dan anugerah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKATIF ANTAR SISWA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-8 SMPN 43

BANDUNG)” dengan tepat waktu sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan serta pengalaman peneliti, maka dari itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada Dra. Erlina Wiyanarti, M.Pd dan Drs. Asep Mulyadi, M.Pd yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti sangat mengharapkan skripsi yang telah disusun ini dapat menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca, dan peneliti mengharapkan pula kritikan serta masukan yang bisa membuat peneliti menjadi lebih baik kedepannya.

(9)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusun

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, bimbingan, doa serta dorongan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu dengan ketulusan hati peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Nana Supriatna, M.Ed. selaku ketua program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Erlina Wiyanarti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan bimbingannya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi dan studi di program studi Pendidikan IPS.

3. Bapak Drs. Asep Mulyadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

4. Ayahku Ita Ahdiyat (alm.) dan Ibuku Roidah, terima kasih atas semua yang telah kalian berikan, perhatian, do’a dan kasih sayang yang begitu berarti bagi peneliti selama menyelesaikan studi ini, tak mampu rasanya penulis membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan, hanya seuntai doa yang selalu peneliti panjatkan untuk kebaikan kalian baik di dunia maupun di akherat.

(10)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kasih sayangnya sekaligus sebagai motivator bagi peneliti dalam menyelesaikan studi ini.

6. Seluruh dosen program studi Pendidikan IPS yang telah sabar mendidik dan memperluas wawasan dan memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

7. Bu Arni dan bu Mina selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan IPS yang telah sabar melayani dan memberi informasi kepada peneliti.

8. Bapak Drs. H. Endang Rochman selaku kepala SMP Negeri 43 Bandung yang telah memberikan dukungan serta fasilitas kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Ibu Dra. Nining Yunginsih selaku guru mitra di SMP Negeri 43 Bandung yang telah bekerjasama dengan sangat baik, mejadi panutan, pembimbing yang begitu sabar, dan telah memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti.

10.Siswa-Siswi Kelas VIII-8 SMP Negeri 43 Bandung yang sudah memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada peneliti atas kesediaannya, kerjasamanya, kerjakerasnya, dan seluruh kebaikan yang telah kalian berikan kepada peneliti selama menjalankan penelitian ini. Sukses selalu untuk kalian semua.

(11)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12.Teman-teman PLP SMP Negeri 43 Bandung yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dalam penulisan yang dilakukan oleh penulis dan mengajarkan banyak hal yang harus dilakukan dalam menjadi guru yang profesional.

13.Teman-teman KKN Desa Ciririp, Kabupaten Purwakarta, yang telah mengajarkan arti kebersamaan serta kekeluargaan bagi peneliti.

14.Adik-adik angkatan jurusan Pendidikan IPS , semangat terus buat kalian, semoga kalian bisa menciptakan hal yang lebih baik dari penulis.

15.Keluarga Bapak Wihatma (alm.) dan Ibu Yani Ratnaningsih yang bersedia menyediakan tempat tinggal serta memberikan bantuan, perhatian, kasih sayang dan do’a kepada peneliti selama menjalani perkuliahan di Bandung. Terima kasih atas semuanya.

16.Keluarga Mang Yadi dan Bi Uhay, serta Aki Ace yang sudah memberikan banyak bantuan dan kasih sayang kepada peneliti. Semoga apa yang telah diberikan, dapat menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT. 17.Terima kasih untuk semua sepupu, seperti Teteh Santy dan A usep, Pian,

Euni, Ahmad dan Zaenal yang sudah memberikan perhatian, bimbingan, serta do’a kepada peneliti.

18.Terima kasih kepada BUMN atas program beasiswa BUMN peduli 2010 yang telah memberikan bantuan berupa materi.

(12)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 10

(13)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Konsep Dasar Keterampilan Komunikatif ... 12

1. Pengertian Ketereampilan Komunikatif ... 13

2. Hubungan Komunikatif dengan Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 15

B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 16

1. Hakekat Pembelajaran Kooperatif ... 16

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 24

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 26

5. Pengelolaan Kelas Pembelajaran Kooperatif ... 27

C. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) ... 31

1. Pengertian dan Karakter Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) ... 32

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) ... 32

D. Pembelajaran IPS ...33

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 33

2. Tujuan Pendidikan IPS ... 35

3. Dimensi dan Struktur Ilmu Pengetahuan Sosial ... 36

E. Keterkaitan Pembelajaran IPS dalam Mengembangkan Karakter Komunikatif Siswa melalui Model pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional ... 46

(14)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

G. Validitas Data ... 57

H. Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 60

A. Kegiatan Pra Tindakan ... 60

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Pertama ... 63

1. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama ... 63

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama ... 64

3. Observasi Tindakan Siklus Pertama ... 68

4. Refleksi Tindakan Siklus Pertama ... 78

C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Kedua ... 80

1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ... 80

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ... 81

3. Observasi Tindakan Siklus Kedua ... 85

4. Refleksi Tindakan Siklus Kedua ...96

D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Ketiga ...98

1. Perencanaan Tindakan Siklus Ketiga ...98

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga ...99

3. Observasi Tindakan Siklus Ketiga ...104

4. Refleksi Tindakan Siklus Ketiga ...116

E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Keempat ...118

1. Perencanaan Tindakan Siklus Keempat ...118

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Keempat ...119

3. Observasi Tindakan Siklus Keempat ...123

4. Refleksi Tindakan Siklus Keempat ...134

F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ...135

1. Data Hasil Catatan Lapangan ...135

(15)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Data Hasil Pedoman Observasi Keterampilan Komunikatif Siswa .139

4. Data Hasil Pedoman Observasi Kooperatif Siswa ...142

G. Analisis Hasil Penelitian ...147

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung? ...147

2. Bagaimana mengimplementasikan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung? ...149

3. Bagaimana merefleksikan hasil pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung? ...151

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...153

A. Kesimpulan ...153

B. Saran ...155

DAFTAR PUSTAKA ...158 LAMPIRAN

(16)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran

Tradisional ... 22 Tabel 3.1 Pedoman Observasi Keterampilan Komunikatif Siswa ... 50 Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Berdasarkan Keterampilan

(17)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Kooperatif Siswa ... 53

Tabel 3.4 Rubrik Pedoman Observasi Berdasarkan Unsur Kooperatif ... 54

Tabel 3.5 Format Catatan Lapangan ... 55

Tabel 3.6 Sumber Data, Jenis Data, dan Instrumen ... 57

Tabel 4.1 Format Penilaian Keterampilan Komunikatif Siswa Siklus 1 ... 69

Tabel 4.2 Format Penilaian Kooperatif Siswa Siklus 1 ... 74

Tabel 4.3 Format Penilaian Keterampilan Komunikatif Siswa Siklus 2 ... 87

Tabel 4.4 Format Penilaian Kooperatif Siswa Siklus 2 ... 92

Tabel 4.5 Format Penilaian Keterampilan Komunikatif Siswa Siklus 3 ...106

Tabel 4.6 Format Penilaian Kooperatif Siswa Siklus 3 ...112

Tabel 4.7 Format Penilaian Keterampilan Komunikatif Siswa Siklus 4 ...124

Tabel 4.8 Format Penilaian Kooperatif Siswa Siklus 4 ...130

Tabel 4.9 Presentase Perkembangan Keterampilan Komunikatif Siswa ...140

Tabel 4.10 Presentase Perkembangan Kooperatif Siswa 1 ...143

(18)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.2 Penerapan teknik pembelajaran two stay two stray siklus kedua ... 85 Gambar 4.3 Penerapan teknik pembelajaran two stay two stray siklus ketiga .... 103 Gambar 4.4 Penerapan teknik pembelajaran two stay two stray siklus keempat . 122 Gambar 4.5 Diagram Skor Perkembangan Keterampilan Komunikatif Siswa .... 141 Gambar 4.6 Diagram Presentase Peningkatan Keterampilan Komunikatif

(19)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai wahana yang digunakan untuk mencerdaskan dan memberikan perubahan kehidupan bagi siswa yang bersifat progresif, yaitu berupa penanaman karakter dan nilai-nilai luhur kepada siswa. Sekolah juga merupakan tempat yang akan memberikan pengalaman baru bagi kehidupan siswa, karena sebagian perkembangan kepribadian siswa akan dilalui dalam lingkungan sekolah selain dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Selain itu, dalam konteks pembelajaran di sekolah, siswa juga dituntut untuk belajar berbicara, berpikir dan bertindak melalui bimbingan pengajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan. Sedangkan tujuan Pendidikan Nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 (Kesuma, et al. 2011: 6) :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(20)

2

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan semacam itu sangat berpengaruh terhadap pola perilaku siswa di sekolah dan menuntut perlakuan yang berbeda pula terhadap penempatan atau pengelompokan siswa, karena tidak dapat disangkal bahwa dalam lingkungan sekolah maupun didalam kelas terdapat beragam karakter siswa, pada akhirnya dapat berpengaruh kedalam kehidupan atau pergaulan yang ditandai dengan rasa keharmonisan ataupun sebaliknya yaitu terjadinya sebuah konflik antar siswa.

Berbicara mengenai perbedaan karakter, tentu tidak dapat dipisahkan dari keterampilan komunikatif yang dimiliki oleh masing-masing siswa, karena keterampilan tersebut merupakan suatu keterampilan yang biasa digunakan dalam menjalin hubungan sosial dan berpengaruh pula terhadap keharmonisan suatu hubungan. Jika dilihat dari pentingnya keterampilan komunikatif ini, maka perlu diseimbangkan dengan adanya pelatihan keterampilan komunikatif dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dapat diterapkan kedalam suatu pembelajaran termasuk dalam mata pelajaran IPS yang pada dasanya bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasari oleh nilai-nilai sosial.

(21)

3

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis. Jika melihat dari tujuan pembelajaran IPS tersebut, maka dapat dikatakan bahwa antara tujuan pembelajaran IPS dan keterampilan komunikatif ini mempunyai hubungan yang kuat, dimana sebuah perilaku siswa dalam berinteraksi sosial akan dipengaruhi oleh karakter-karakter yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Kemudian, dengan diajarkannya mata pelajaran IPS di sekolah, siswa diharapkan mempunyai keterampilan komunikatif yang baik dan pandai menghadapi perbedaan karakter dengan siswa lain sehingga tercipta hubungan yang harmonis antar siswa.

Namun dalam realitanya, kondisi yang diharapkan dalam mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah dan tidak sepenuhnya berjalan normal, karena dalam lingkungan sekolah yang majemuk terdapat berbagai macam karakter siswa yang sulit untuk disatukan, dan terkadang menimbulkan berbagai masalah terutama yang diakibatkan kurangnya keterampilan komunikatif/bersahabat antar siswa. Dalam memahami hubungan yang komunikatif antar siswa, sebelumnya diperlukan identifikasi terhadap perbedaan karakter dalam mengatasi problema kehidupan sosial didalam sekolah/kelas. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana siswa berkomunikasi atau menjalin hubungan sosial dengan siswa lain yang umumnya mempunyai karakter yang berbeda-beda. Seperti yang telah diungkapkan oleh Broome dalam (Wiryanto, 2008: 38) yang mengemukakan bahwa “orang-orang sering berkomunikasi dengan orang lain dengan yang memiliki karakteristik serupa”. Dalam istilah sosiologi yang sering dipakai untuk menunjukkan keserupaan diantara orang-orang itu disebut homofili. Konsep homofili sendiri menerangkan tingkat pasangan individu-individu yang

(22)

4

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar merupakanan anggota kelompok tertentu yang hidup saling berdekatan dan terikat pada kepentingan yang sama.

Dari pernyataan tersebut, terdapat sebuah gambaran bahwa apabila didalam sebuah kelas terdapat siswa-siswa yang mempunyai persamaan karakter atau latar belakang kehidupannya, maka siswa-siswa tersebut besar kemungkinan akan menjadi sebuah kelompok yang antar anggotanya akan saling membantu dan saling menghormati. Lain halnya dengan siswa yang mempunyai perbedaan karakter yang cenderung kesulitan untuk berinteraksi dan menjalin hubungan pertemanan dengan siswa lain sehingga sering menimbulkan sebuah masalah.

Permasalahan akibat kurangnya keterampilan komunikatif antar siswa ini bisa saja terjadi, karena hal ini merupakan ciri dari adanya perbedaan karakter antar siswa sebagai manusia. Menurut Sapriya et al (2007: 71) pada dasarnya manusia ini memiliki perbedaan (kekhasan) bila dibandingkan dengan manusia lainnya sebagai makhluk individu (manusia perseorangan), namun disisi lain, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari manusia lain, karena manusia memilki kebutuhan yang sangat kompleks tetapi ia tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya itu. Jadi dalam hal ini dapat dikatakan bahwa setiap manusia itu pada dasarnya memiliki perbedaan karakter, namun didalam dirinya tetap mempunyai sebuah dorongan untuk melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya.

(23)

5

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kegiatan berinteraksi siswa tidak dilengkapi dengan keterampilan komunikatif/bersahabat dikhawatirkan akan menimbulkan sebuah permasalahan, seperti kurangnya keharmonisan dalam bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Bahkan, hal ini bisa menimbulkan dampak negatif yang lebih buruk, seperti terjadinya permusuhan, saling menghina dan kesenjangan sosial antar siswa yang berujung pada sebuah konflik atau perkelahian.

Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan, pada tanggal 28 Februari 2013 tepatnya di SMPN 43 Bandung kelas VIII-8, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan kurangnya keterampilan komunikatif terutama yang diakibatkan oleh perbedaan karakter antar siswa. Dalam observasi awal yang bersamaan dengan kegiatan PPL tahun ajaran 2012/21013, peneliti bertindak sebagai guru model pada mata pelajaran IPS yang dibantu oleh guru mitra. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat memanfaatkan waktu secara efisien dan lebih leluasa dalam mengamati permasalahan tersebut. Pada pengamatan yang telah dilakukan, terdapat permasalahan yang terjadi baik didalam maupun diluar jam pembelajaran. Diluar jam pembelajaran, masalah yang sering timbul adalah kurangnya keterampilan komunikatif yang ditandai dengan adanya hubungan antar siswa yang kurang harmonis. Disini dapat dijelaskan bahwa dalam satu kelas terdapat beberapa kelompok siswa (gang), dan siswa yang tergabung dalam satu kelompok tersebut adalah siswa-siswa yang hanya memiliki persamaan karakter, sedangkan siswa/kelompok yang mempunyai perbedaan karakter akan dianggap sebagai teman yang sulit untuk diajak bekerjasama atau bergaul, dan permasalahan ini dapat dirasakan secara jelas ketika peneliti melihat diantara mereka ada yang saling menghina/melecehkan terhadap siswa/kelompok lain.

(24)

6

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain. Contohnya ketika guru akan menerapkan metode pembelajaran kelompok (cooperative learning), disini guru model merasa kesulitan untuk mengatur pembagian kelompoknya, karena terdapat beberapa siswa yang merasa keberatan dan menolak untuk dikelompokkan dengan siswa-siswa tertentu yang karakternya berbeda, dan mereka hanya ingin digabungkan dalam satu kelompok dengan teman-teman yang biasa bermain dengannya. Hal ini terjadi karena adanya rasa ketidaknyamanan antar siswa untuk menjalin hubungan sosial dalam konteks pembelajaran meskipun mereka masih berada dalam satu kelas.

Selain itu, dalam hal lain tepatnya ketika proses pembelajaran sehari-hari, peneliti juga merasakan adanya berbagai macam karakter siswa yang dapat menimbulkan permasalahan. Misalnya terdapat beberapa siswa yang pasif, aktif, maupun siswa yang sering melakukan kegiatan diluar konteks pembelajaran, seperti mengobrol, bersenda-gurau bahkan adapula siswa yang sering membuat ulah atau kenakalan terhadap teman sekelasnya, sehingga perbuatan tersebut membuat keadaan kelas menjadi tidak kondusif dan mengganggu siswa lainnya yang sedang fokus belajar. Hal ini tentu dapat dikatakan sebagai permasalahan yang diakibatkan oleh kurangnya keterampilan komunikatif yang terjadi didalam kelas, karena pada dasarnya, lingkungan kelas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011: 19-20) bahwa dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, sedangkan faktor iklim sosial-psikologis adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.

(25)

7

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang komunikatif antar siswa maupun dengan guru demi mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Apabila lingkungan kelasnya baik, maka akan tercipta keadaan kelas yang baik pula, sedangkan apabila keadaan kelasnya tidak kondusif, maka akan berdampak negatif terhadap kenyamanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Selain dari faktor perbedaan karakter antar siswa, faktor lain yang dapat dikaitkan dalam permasalahan ini adalah metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru IPS. Seperti informasi yang telah peneliti dapatkan ketika mewawancarai beberapa siswa di kelas VIII-8, bahwa di kelas ini sebelumnya terbiasa dengan metode ceramah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dan kurang komunikatif, sehingga siswa merasa jenuh dalam belajar. Selain metode ceramah, metode lain yang sering digunakan adalah model pembelajaran kelompok yang sifatnya tradisional. Dalam pembelajaran kelompok disini, siswa hanya ditugaskan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya, kemudian hasil dari pekerjaan kelompok tersebut dipresentasikan didepan kelas yang diwakili oleh beberapa siswa. Dengan kata lain, terdapat siswa yang mendominasi pekerjaannya dan yang lain hanya menggantungkan diri pada kelompok. Selain itu, pembelajaran kelompok ini sifatnya homogen, dimana sebuah keterampilan sosial tidak diajarkan secara langsung dan penekanannya hanya pada penyelesaian tugas. Menurut pendapat beberapa siswa mengenai metode pembelajaran yang biasa digunakan ini, hanya sedikit berpengaruh terhadap keaktifan dan kerjasama kelompok, karena yang dominan dalam mengerjakan tugas kelompok hanya siswa yang pintar. Ini menandakanan bahwa model pembelajaran kelompok tersebut kurang efektif untuk mengajarkan semua siswa menjadi lebih komunikatif selama proses pembelajaran.

(26)

8

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menekankan sebuah hubungan interpersonal dan menciptakan kelompok belajar yang bersifat heterogen, sehingga dapat menunjang siswa-siswa menjadi lebih aktif, serta memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikatif yang ditandai dengan sikap saling menghargai, peduli, suka mendengarkan, dan bekerjasama dengan siswa lain dalam aktifitas pembelajaran yang tidak diskriminatif.

Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti menemukan bahwa dalam kehidupan di lingkungan sekolah akan terasa lebih majemuk, yaitu dengan ditandainya perbedaan karakter yang mendasar pada setiap kepribadian siswa. Kemudian dari perbedaan karakter yang berhubungan dengan lemahnya keterampilan komunikatif antar siswa dapat dikatakan sebagai salah satu faktor timbulnya masalah. Jadi untuk memecahkan masalah ini, diperlukan adanya solusi yang mampu membuat keadaan kelas menjadi kondusif dan terjalin hubungan yang lebih komunikatif/bersahabat antar siswa. Solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti memberi saran untuk menerapkan sebuah metode pembelajaran dalam kelas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) teknik two stay two stray. Teknik pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai kunci dalam memecahkan masalah, terutama permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya keterampilan komunikatif siswa.

(27)

9

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melihat esensi tujuan dari teknik two stay two stray tersebut, peneliti merasa bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran ini diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung, yaitu kurangnya keterampilan komunikatif/bersahabat antar siswa. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian berupa penelitian tindakan kelas (PTK) dalam rangka “pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS”. Dengan harapan melalui

penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray ini, selain siswa dapat memahami setiap materi yang telah dipelajari, siswa juga diharapkan mampu memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, saling menghormati dan bekerja sama dengan orang lain, sehingga terjalin interaksi sosial yang menguntungkan antar siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya keterampilan komunikatif antar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung?

(28)

10

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana merefleksikan hasil pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terdiri atas dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran empiris mengenai efektifitas metode pembelajaran two stay two stray terhadap pengembangan keterampilan komunikatif

antar siswa dalam pembelajaran IPS. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana merencanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung.

b. Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung.

c. Untuk mengetahui cara merefleksikan hasil pembelajaran IPS setelah menggunakan teknik pembelajaran two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung.

(29)

11

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan pihak sekolah yang bersangkutan. Secara operasional, manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, serta pemahaman bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikatif antar siswa.

2. Bagi Guru

Guru dapat merencanakan program pembelajaran khususnya yang dapat meningkatkan karakter komunikatif dan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS yaitu memberikan variasi dalam kegiatan belajar didalam kelas.

3. Bagi Pihak Sekolah

Manfaat yang dapat diberikan untuk pihak sekolah yaitu memberikan gambaran empiris tentang perkembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui pembelajaran IPS.

E. Sistematika Penelitian

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sitematika penelitian.

Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan teori dari para ahli yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konseptual permasalahan dan hal-hal yang dikaji didalam penelitian ini.

(30)

12

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Di dalam bab ini memaparkan mengenai hasil data yang diperoleh selama dilakukannya penelitian

(31)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 43 Bandung. SMP Negeri 43 Bandung ini terletak di jalan Kautamaan Isteri No. 31 Bandung. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII dan kelas IX, yaitu Dra. Nining Yuningsih (NY) dan rekan PPL yaitu Dilla Rahmi Rahayu (DRR). Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-8 yang berjumlah 39 siswa, yaitu terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-8 sebagai subjek penelitian, karena dikelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti yang harus diperbaiki melalui proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPS.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan bahwa desain tersebut akan menjadi kerangkan kerja dari peneliti ketika berada dilapangan. Adapun desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin dalam Arikunto (2010: 131) penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:

(32)

41

3. Pengamatan (Observing), dan 4. Refleksi (Relecting).

Alasan peneliti menggunakan desain Kemmis dan Mc. Taggart dikarenakan kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan (Arikunto, 2010 : 131) .Oleh karena itu, desain Kemmis dan Mc. Taggart sudah menjadikan empat tahap tersebut menjadi lebih ringkas, sehingga pelaksanaan setiap tahapan dalam penelitian tidak dilakukan secara terpisah satu sama lain. Selain itu, desain penelitian ini mendorong terhadap efektifitas waktu dalam pelaksaan tindakan menjadi relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan desain penelitian lainnya.

Desain dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui empat kegiatan yang pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang (siklus). Keempat kegiatan ini adalah perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect).. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

PERENCANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI

TINDAKAN

PERENCANAAN ULANG REFLEKSI

OBSERVASI

(33)

42

Gambar 3.1. Model Siklus menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1988) Adapun langkah-langkah penelitian tidakan kelas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Rencana merupakan salah satu dari serangkaian tindakan terencana didalam penelitian ini, yang ditekankan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam kelas. Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti bersama guru mitra mendiskusikan tentang perubahan, arah penelitan, serta langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan, sehingga permasalahan yang telah diidentifikasi dapat diperbaiki. Adapun kegiatan dalam perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi dibeberapa kelas.

b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan guru mitra untuk bekerjasama selama proses penelitian berlangsung.

d. Menetapkan dan menyusun waktu penelitian bersama guru mitra.

e. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian.

f. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. g. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan

dilakukan dengan berkonsultasi kepada guru mitra.

h. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan

(34)

43

Adapun dalam pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan yang disesuaikan dengan rencana yang telah disusun bersama guru mitra pada tahap perencanaan sebelumnya.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model

cooperative learning teknik two stay two stray dalam

mengembangkan keterampilan komunikatif siswa.

c. Mengembangkan pembelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik two stray two stray.

d. Mempersiapkan instrumen penilain berupa format pedoman penilaian perilaku siswa dalam pembelajaran kelompok. e. Melakukan diskusi dengan observer atas kekurangan dalam

penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray yang telah dilakukan.

f. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah melakukan diskusi dengan observer.

g. Melakukan pengolahan data.

3. Observasi

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti melakukan analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. adapun pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan terhadap kesesuaian dan keefektifan penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dalam meningkatkan keterampilan komunikatif siswa.

(35)

44

c. Melakukan penilaian keterampilan komunikatif yang diterapkan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya.

e. Mencatat semua kegiatan yang terjadi melalui catatan lapangan untuk mengetahui dengan jelas setiap kejadian yang terjadi selama proses penelitian.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali segala kejadian yang dirasakan melalui tahap diskusi dan analisis penelitian dari pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan serta pengaruh yang terjadi selama proses tindakan berlangsung, sehingga memberikan arahan kepada perbaikan dalam melaksanakan tindakan selanjutnya. Pada kegiatan ini peneliti melakukan kegiatan diskusi balikan bersama guru mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan. Selanjutnya, dari hasil diskusi tersebut direfleksikan untuk mempersiapkan dalam melakukan siklus selanjutnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan bagaimana suatu penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010: 130) Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut:

(36)

45

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan difahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Hopkins dalam Wiraatmadja (2008: 11) menyatakaan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 26) menjelaskan bahwa PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

(37)

46

dalam penelitian ini dilakukan untuk menangani masalah melalui proses pembelajaran di kelas VIII-8 VIII SMPN 43 Bandung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray untuk mengembangkan keterampilan komunikatif siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut.

1. Keterampilan Komunikatif/Bersahabat

Komunikatif/bersahabat pada dasarnya merupakan salah satu nilai dari Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Dalam Kemendiknas (2010: 10) disebutkan bahwa komunikatif/bersahabat mempunyai arti sebagai tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikatif adalah berupa jalinan persahabatan yang didalamnya menyangkut tentang hubungan dan interaksi sosial.

Sedangkan keterampilan komunikatif yang dikembangkan dalam penelitian ini yakni dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kecakapan mereka dalam berinteraksi dengan siswa lainnya (interpersonal skill). Selama proses pembelajaran siswa akan dilatih berbicara dan mendengarkan penjelasan dari siswa lain dengan memperhatikan indikator-indikator yang terdapat dalam keterampilan komunikatif, sehingga siswa dapat menjalin kebersamaan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam konteks pembelajaran di kelas.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

(38)

47

kelompok, dari seluruh kelompok tersebut kemudian diberikan tugas untuk saling bekerja sama baik dalam kelompoknya sendiri maupun dengan kelompok lainnya.

Sementara dalam penerapan pembelajaran kooperatif ini, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan oleh siswa, diantaranya: menjalin hubungan yang positif antar anggota kelompok, interaksi tatap muka secara langsung, tanggung jawab perorangan, dan komunikasi antar anggota kelompok. Jadi dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk menjalin hubungan yang positif antar siswa untuk meningkatkan kinerja mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik serta mengembangkan keterampilan komunikatif mereka melalui pembelajaran kooperatif.

3. Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)

Teknik belajar mengajar dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Menurut Lie (2008: 61) teknik two stay two stray atau dua tinggal dua tamu adalah teknik pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Dalam penerapannya, guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menentukan anggotanya yang bertugas sebagai tamu dan penerima tamu. Siswa yang bertugas sebagai tamu ditugaskan untuk berkunjung dan mendengarkan penjelasan materi dari kelompok lain, sedangkan penerima tamu bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran kepada tamunya. Setelah selesai berkunjung, siswa yang bertugas sebagai tamu kembali ke kelompok asalnya dan melaporkan hasil pekerjaan mereka kepada anggota kelompok lainnya.

(39)

48

dikarenakan setiap siswa bukan hanya mendapatkan informasi mengenai materi pembelajaran dari temannya, namun mereka juga dapat menjalin hubungan sosial yang berguna untuk melatih siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya.

E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi

(40)

50

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Keterampilan Komunikatif Siswa

No.

Aspek yang Dinilai Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan Indikator Komunikatif

K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B

1

Rasa senang berbicara dan bekerjasama antar siswa.

2 Berkomunikasi dengan

bahasa yang santun.

3 Berperilaku sopan.

4 Saling menghargai antar

siswa.

5

Mendengarkan penjelasan dari siswa lain dengan baik.

6 Terjalin hubungan yang

harmonis antar siswa.

Jumlah

(41)

51

Keterangan:

(42)

52

6. Terjalin

hubungan

yang

harmonis

antar siswa.

Siswa kurang

mampu menjalin

hubungan yang

harmonis

dengan siswa

lainnya.

Siswa terkadang

menjalin

hubungan yang

harmonis

dengan siswa

lainnya.

Siswa mampu

menjalin

hubungan yang

harmonis

dengan siswa

(43)

53

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Kooperatif Siswa

No.

Aspek yang Dinilai Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan Unsur

Kooperatif K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B

1

Kesalingtergantungan positif antar anggota kelompok.

2 Interaksi tatap muka secara

langsung

3 Tanggung jawab

perseorangan.

4 Komunikasi antar anggota

kelompok.

Jumlah

(44)

54

Keterangan:

Tabel 3.4 Rubrik Pedoman Observasi Berdasarkan Unsur Kooperatif

(45)

55

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan guru dan siswa. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, waktu pelaksanaan pembelajaran, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa semuanya dapat dicantumkan dalam catatan lapangan. Dari hasil pengamatan terhadap aspek pembelajaran tersebut, kemudian akan diberikan komentar dari observer, hal ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari aspek pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Sanjaya (2011: 98) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan lapangan yaitu:

a. Catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung.

b. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersangkutan secara langsung dengan fokus masalah.

c. Ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan sasaran penelitian.

Adapun format tabel catatan lapangan yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Format Catatan Lapangan

(46)

56

3. Pedoman Wawancara

Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden (Sudjana dan Ibrahim, 2010: 102). Dalam penelitian ini, pedoman wawancara berisi pertanyaan yang diajukan kepada siswa mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik two stay two stray. Untuk menghilangkan kesalahan persepsi dari hasil wawancara, dalam proses wawancara peneliti menggunakan recorder atau perekam suara. Adapun pertanyaan dalam pedoman wawancara ini dapat dilihat sebagi berikut:

1. Bagaimana pendapat anda terhadap pembelajaran IPS selama ini? 2. Apakah anda sebelumnya pernah mengikuti pembelajaran IPS

dengan menggunakan model cooperative learning teknik two stay two stray?

3. Bagaimana tanggapan anda terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning teknik two stay two stray?

4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dengan model cooperative learning teknik two stay two stray? 5. Apakah pembelajaran IPS dengan model cooperative learning

teknik two stay two stray dapat meningkatkan keterampilan komunikatif anda?

F. Teknik Pengumpulan Data

(47)

57

Tabel 3.6 Sumber data, Jenis data, dan Instrumen

No. Sumber Data Jenis Data Instrumen

1. Siswa Keterampilan komunikatif siswa dalam pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray.

Pedoman Observasi

2. Siswa Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS dengan model cooperative learning teknik two stay two stray.

Pedoman Wawancara

3. Observer Aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Catatan Lapangan

G. Validitas Data

Mengenai validitas data, peneliti menggunakan validasi yang berlaku dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Data yang telah dikategorikan kemudian divalidasi sesuai dengan model yang

dikembangkan, dengan “cara Member check, Triangulasi, Audit trail,

Ekspert Opinion” (Hopskins dalam Wiriaatmadja, 2008: 168-171).

Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Member check, dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi data observasi dan hasil wawancara dari nara sumber yang diperoleh selama penelitian. Dalam hal ini peneliti menanyakan kembali data observasi yang telah diperoleh kepada NY dan DRR sebagai observer yang telah mengamati selama tindakan penelitian, sedangkan hasil wawancara peneliti menanyakan kembali kepada siswa yang menjadi nara sumber dalam proses wawancara sehingga data tersebut dapat dipastikan kebenarannya.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran dengan membandingkan dari

(48)

58

dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang observer, sudut pandang siswa, dan sudut pandang peneliti. Dalam sudut pandang observer, peneliti membandingkan data dari hasil observasi kepada observer yang telah mengamati selama proses tindakan dilakukan, sedangkan dari sudut pandang siswa, peneliti membandingkan data dari hasil wawancara.

3. Expert opinion, dengan mengkonsultasikan data yang diperoleh dari

kegiatan penelitian. Adapun kegiatan konsultasi ini dilakukan oleh peneliti kepada Dra, Erlina Wiyanarti, M.Pd sebagai dosen pembimbing I, dan kepada Drs. Asep Mulyadi, M.Pd sebagai dosen pembimbing II untuk memeriksa dan memberikan arahan kepada peneliti terhadap masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian.

H. Analisis Data

Menganalisis data merupakan proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data yang akan dilakukan melalui tiga tahap (Sanjaya, 2011: 106), diantaranya:

a. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi data yang sesuai dengan fokus permasalahan. Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah.

b. Mendeskripsikan Data

(49)

59

c. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data

(50)

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti akan menyimpulkan proses selama penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung. Selain kesimpulan, peneliti juga akan memberikan saran bagi pihak-pihak yang terkait seperti, pihak sekolah, guru, siswa maupun peneliti sendiri. Berikut adalah kesimpulan hasil dari penelitian serta saran yang peneliti rekomendasikan bagi pihak-pihak terkait:

A. Kesimpulan

Pengembangkan keterampilan komunikatif siswa kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung melalui pembelajaran kooperatif tehknik two stay two stray dalam pembelajaran IPS, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, perencanaan dalam mengembangkan keterampilan

(51)

154

yang mana dapat dicapai melalui model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dalam pembelajaran IPS.

Kedua, pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik TSTS dalam

pembelajaran IPS, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang menarik sekaligus sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan komunikatif antar siswa. Guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti bersama-sama dengan siswa telah mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS dalam mengembangkan keterampilan komunikatif siswa dalam pembelajaran IPS.

Deskripsi hasil dari aplikasi pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray sebagai upaya mengembangkan keterampilan komunikatif siswa dapat dilihat dari proses belajar mengajar IPS di kelas tersebut. Proses belajar mengajar di kelas VIII-8 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS terlihat menjemukan, karena mempelajari IPS sebelumnya hanya terbatas pada penguasaan materi. Namun, setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS mengalami sebuah perbaikan. Perbaikan yang terjadi yaitu suasana kelas menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Bahkan melalui model pembelajaran tersebut, dapat mengembangkan keterampilan komunikatif siswa khususnya dalam hal menjalin kerjasama dan menghargai perbedaan karakter antar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari pengumpulan data yang telah dilakukan dalam bentuk pedoman observasi, catatan lapangan dan hasil wawancara yang dilakukan selama penelitian berlangsung.

(52)

155

melatih siswa dalam berkomunikasi dengan baik. Hasilnya, keterampilan komunikatif siswa mengalami perkembangan yang secara bertahap dari tindakan siklus kesatu sampai siklus ketiga, sedangkan titik jenuh terjadi pada tindakan siklus keempat, dan peningkatan yang terlihat paling signifikan terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus ketiga. Jadi berdasarkan dari seluruh tindakan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS secara efektif dapat mengembangkan keterampilan komunikatif siswa kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung.

Ketiga, dalam merefleksi hasil dari penerapan pembelajaran

kooperatif teknik TSTS dalam pembelajaran IPS, terdapat adanya kendala yang dialami oleh peneliti. Kendala yang dialami sebagian besar disebabkan adanya perbedaan karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, sehingga membuat para siswa kesulitan dalam menjalin kerjasama yang lebih harmonis dengan siswa lainnya. Namun, kendala ini dapat diatasi melalui bimbingan, arahan dan diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru mitra. Selain itu, selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga berupaya untuk selalu memberikan motivasi atau stimulus kepada siswa. Stimulus yang diberikan berupa nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran kooperatif, dan pentingnya menerapkan keterampilan komunikatif dalam kehidupan siswa, sehingga perkembangan keterampilan komunikatif siswa dapat tercapai secara efektif dan maksimal.

B. Saran

Pada bagian ini, peneliti membuat saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik TSTS untuk mengambangkan keterampilan komunikatif siswa dalam pelajaran IPS adalah sebagai berikut:

(53)

156

komunikatif antar siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik TSTS. Sehingga sekolah dapat merekomendasikan kepada guru-guru untuk mencoba metode pembalajaran yang tidak hanya mementingkan segi pengetahuan, tetapi memperhatikan pula segi keterampilan siswa. Hal ini tentu bertujuan untuk tetap menjaga keharmonisan siswa dalam pergaulan di lingkungan sekolah, serta menghindari terjadinya konflik antar siswa yang dapat merugikan bagi pihak sekolah.

Bagi Guru, peneliti berharap dapat memberikan masukan kepada guru-guru dalam mengambangkan metode pembelajaran yang lebih bermakna, sehingga segala potensi keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, karena peneliti menyadari bahwa guru tidak hanya sebagai sumber informasi, namun berperan juga sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu mampu mengembangkan keterampilan komunikatif/bersahabat mereka melalui pembelajaran IPS, karena pada dasarnya, setiap siswa itu merupakan individu yang hidup dalam lingkungan sosial dan selalu membutuhkan hubungan kerjasama dengan individu lain. Jadi, harapan penuh yang dimiliki oleh peneliti, siswa-siswa diharapkan mampu memahami bahwa setiap manusia itu mempunyai karakter yang berbeda-beda, namun dari perbedaan tersebut bukan dijadikan suatu penghalang untuk menjalin hubungan yang lebih harmonis, baik dalam lingkungan sekolah, masyarakat maupun keluarga.

(54)

157

(55)

158

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kesuma, et al. (2011). Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sapriya, et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Jakarta: Erlangga.

(56)

159

Dadan Kusnandar, 2014

Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two StayTwo Stray ( TSTS ) dalam pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Striktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahab, AA. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Alfabeta.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 2.1  Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Gambar 4.7 Diagram Skor Perkembangan Kooperatif Siswa  .............................. 144
Gambar 3.1.  Model Siklus menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1988)
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Keterampilan Komunikatif Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Kandungan air dan kandungan abu terbaik dapat dilihat dari hasil yang terkecil pada variasi konsentrasi larutan HCl 2,5; 5,0 dan 7,5%, karena jika kandungan air dan

This paper deals with the problem of determining the economic order quantity (EOQ) for deteriorating items in the fuzzy sense where delay in payments for retailer and customer

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pergantian Jaringan Pipa Dalam Kota Nunukan Tahap I , dimana perusahaan saudara termasuk

Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya hasil belajar siswa kelas III di MI Al-Fudlola Porong Sidoarjo pada mata pelajaran matematika terutama

Dari mayoritas responden yaitu sebanyak 61.18% yang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan yang dirasakan pelanggan tersebut artinya bahwa, pelanggan menilai

pipa di dalamnya, fluida tersebut mengalir melalui cincin yang berbentuk silinder pipa, maupun silinder dalam dan silinder luar.Karena kedua aliran fluida melintas

[r]