• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN, Kebijakan Pelayanan Kesehatan, Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN, Kebijakan Pelayanan Kesehatan, Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN,

Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Raw at Jalan Di Kabupaten

Sukoharjo

Naskah Publikasi Tesis

Diajukan sebagai syarat tugas akhir M agister Ilmu Hukum,

Sekolah Pasca Sarjana Universitas M uhammadiyah Surakarta

Oleh:

SITI SOEKISW ATI

R100120020

Sekolah Pasca Sarjana, M agister Ilmu Hukum

(Konsentrasi Hukum Kesehatan)

Universitas M uhammadiyah Surakarta

(2)
(3)

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN,

Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo

Sit i Soekisw at i1, Absori2, Nurhadiant om o3

1M ahasisw a M agist er Ilmu Hukum,Sekolah Pasca Sarjana,UM S

2

Dosen M agist er Ilmu Hukum UM S, 3Dosen M agist er Ilm u Hukum UM S

1

kisw at isolo@gmail.com

Abstract

Puskesmas (the local government clinic) is the m ain service of BPJS Kesehatan (the state owned health insurance). Bu t in realit y, health services in Puskesmas w e re more over oft en held by paramedic (midw ife and nurse) as delegat ion of aut horit y in t he form of m andat e from t he doct or. The delegat ion of aut horit y w as as inconsist ency of healt h service policy, w hich became t radit ion in all puskesmas, includi ng Puskesmas Baki and Puskesmas Kartasuro Sukoharjo. This sociological yurisprudence research aim ed t o know t he fact ors caused t he delegat ion of aut horit y phenomen, from t he lit erat ure dat a and t he f act of bot h puskesmas. Based on t he research it w as found that the delegation of authority in Puskesmas Baki was less efficient of healt h st aff, midw ifes and nurses w ere over, but t he pat ient w ere less. On t he ot her hand in Puskesm as Kart asuro, t he doct ors w ere enough t o serve t he pat ient s, w hile midw ifes and nurses w ere over, so t his conditions m ade t he delegation of authority phenomen. Dealing w it h BPJS Kesehat an gave priorit y t op t o professionalit y, so t hat t he delegat ion of aut horit y phenomen should be omitted and stopped. And t he m odel of Puskesm as w hich t he researcher suggested could be an input for stake holder t o make a bet t er policy in t he fut ure.

Key words : puskesmas, delegation of authority, inconsistency of health service.

Pendahuluan.

Pem bangunan b id an g keseh at an m er u p akan t an ggu n g jawab negara sebagaim ana t erm akt ub dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Pasal 34. Kar ena it u disusun Undang-Undang RI Nom or 23/ 1992 t ent ang Kesehat an, yang kemudian digant i dengan Undang-Undang RI Nom or 36/ 2009 t ent ang Kesehat an .1 Di dalam nya dit egaskan bah w a set iap orang m em punyai hak yang sam a dalam m em peroleh akses sum berdaya di bidang kesehat an dan pelayanan kesehat an yang am an, berm ut u dan t erjangkau. Dan set iap orang berkew ajiban t urut sert a dalam program jaminan kesehat an sosial.

Ber kait an dengan hal t erseb ut , dikeluarkan Undang-Undang RI Nom or 40/ 2004 t ent ang SJSN (Sist em Jaminan Sosial Nasional), yang unt uk pelaksanaannya dikeluar kan Undang-U n d an g RI Nom or 24/ 2011 t ent ang BPJS

1

Tim Penerbit Buku Biru, 2012, Kitab Undang -Undang Tentang Kesehatan dan Kedokteran, Di va

(4)

(Badan Penyelenggara Jam inan Sosial).2 Program ini t erkesan lambat, karena sejak pert ama diundangkan (25 Novem ber 2011) sat u t ahun set elah it u seharusnya sudah t erlaksana.3 Baru sejak 1 Januari 2014 m ulai dilaksanakan, dengan kondisi kekurangsiapan pelaksana di daerah.

Term asuk salah sat u kekurang-siapan pem erint ah adalah m enyediakan t enaga pelayanan kesehat an primer sebagai ujung t ombak pelaksanaan program BPJS Kesehat an yait u pengobat an di t ingkat Puskesm as. Di t ingkat Puskesm as f enom ena t ugas lim pah dokt er kepada param edis m asih m enjadi t radisi. Hal ini m em buat layanan kesehat an t idak profesional, disam ping it u t ugas-t ugas m edis yang dilakukan selain dokt er m erupakan bent uk inkonsist ensi hukum kesehat an. Pasal 3 Undang-Un d an g RI Nom or 29/ 2004 t ent ang Prakt ik Kedokt eran dinyat akan bahw a t ujuan diadakan pengat uran prakt ik kedokt eran adalah m em berikan perlindungan kepada pasien, m em pert ahankan dan m eningkat kan m ut u pelayanan m edis yang diberikan o leh dokt er dan dokt er gigi dan m em berikan kepast ian hukum kepada m asyarakat (pasien), dokt er dan dokt er gigi.4 Sedang Pasal 51 pada at ur an yang sam a : dokt er at au dokt er gigi dalam melaksanakan praktiknya m em punyai kew ajiban, diant aranya m em berikan

pelayanan m edis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional serta kebut uhan medis pasien. Bahkan pada Pasal 40, jika dokt er dan dokt er gigi m enugaskan dokt er dan dokt er gigi penggant i m aka dokt er dan dokt er gigi penggant i harus mempunyai izin prakt ik.5

At uran-at uran hukum kesehat an besert a sanksinya, yang ada sebenarnya sudah m em ber ikan jam inan kepast i an hukum bagi pasie n dan dokt er ; t et api t idak pernah be rlaku ket ika p asien berobat ke puskesmas dengan adanya kebijakan pelayanan kesehat an di puskesm as r aw at jalan yang just r u seolah m enghapus perat uran diat asnya. Tugas-tugas m edis dilakukan oleh t enaga-t enaga kesehaenaga-t an yang enaga-t idak berkompeenaga-t en aenaga-t as nama enaga-t ugas limpah dalam benenaga-t uk

m andat. Profesionalit as layanan Puskesm as dipert anyakan. Apalagi profesi dan kom pet ensi yang ber hubungan dengan pengobat an , resikonya adalah nyaw a/ jiw a seseorang, maka harus segera mendapat perhat ian serius dari para pengam bil kebijakan.

Tujuan Penelitian.

Permasalahan tugas lim pahdalam bent uk m andat6 pada pengobat an raw at jalan sudah berlangsung lam a dan m enjadi kebiasaan di p uskesmas, maka

2

Tim Penyusun Bahan Sosialisasi dan Advokasi JKN, Buku Pegangan Sosialisasi Jam inan Kesehat an Nasional (JKN)dalam Sist em Jam inan Sosial Nasional, hlm .8 -10.

3

Anonim , 2012, Undang-Undang RI No.24/ 2011 t ent ang BPJS, Pust aka M ahardika, Yogyakart a,hlm.52.

4

Tim Penerbit Buku Biru, Op. Cit . hlm . 141. 5

Darda Syahrizal & Nila Senjasari, Undang -Undang Kedokt eran dan Aplikasinya, Dunia Cerdas, Jakart a, hlm .134-140.

6

Anggraini,Jum, 2012, Hukum Administrasi Negara, Graha Ilm u, Cet akan Pert am a, Yogyakart a,

(5)

penelit ian ini ber t ujuan unt uk m enget ahui f enom ena t ugas lim pah dan fakt or yang m enyebabkan t erjadinya f en o m en a it u p ad a Pu skesm as raw at j alan di Kabupat en Sukohar jo, kem udian disusun m odel pelayanan r aw at jalan yang pr of esional. Penelit i m engam bil lokasi penelit ian di dua Puskesm as dengan keadaan yang berlaw anan, paling efi sien dan paling kurang efisien baik dari segi ekonom is m aupun t eknis (berdasar dat a penelit ian Deni Hart ika, UNS, 2011)7, yait u Puskesmas Kart asuro dan Puskesmas Baki.

M etode Penelitian.

Dengan menggunakan m et ode pendekat an yuridis sosiologis, yang bert it ik t olak pada norma-nor m a hukum dalam perundangan-undangan dan aturan kebijakan dalam pelaksanaannya di puskesm as. Bent uk penelit ian lapangan, dim ana penelit i berusaha m engam at i pelaksanaan pelayanan pasien r aw at jalan di Puskesm as. Penelit ian ini bersifat deskript if kualit at if (descriptive research) yait u m enggam bar kan dengan jelas hal -hal yang ber kait an dengan obyek penelit ian agar dapat memberikan dat a sejelas mungkin t ent ang keadaan pelayanan raw at jalan di Pu skesmas yang dit elit i. Adapun met ode pengum pulan dat a dilakukan dengan st udi kepust akaan, pengamatan dan wawancara.

Dari pengamat an langsung, dapat diket ahui hal -hal yang dapat m enyebabkan t ugas lim pah dokt er kepada param edis di puskesmas yang dit elit i. Dit ambah dat a kepust akaan yang be rkaitan d en gan masalah tugas lim pah, dianalisis, kem udian diam bil kesim pulan.

Akhirnya berdasar norma hukum yang sudah ada dan mengamat i keadaan di lapangan, penelit i berusaha m enyusun sebuah m odel Puskesm as raw at jalan yang m engut am akan profesionalit as d alam pelayanan kesehat an dan t et ap dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehat an di masyarakat .

Hasil Penelitian Dan Pembahasan.

Pekerjaan di dunia kesehat an adalah p eker j aan dengan resiko yang berhubungan dengan nyaw a m anusia, m aka har us prof esional, sedang hukum yang mengat ur layanan kesehat an seharusnya dapat m em berikan jam inan kepastian hukum , baik bagi pasien m aupun t enaga kesehat an. Hans Kelsen

dalam t eor i St uf enbau des Recht-nya, bahw a hukum bersifat hierarkis, art inya h u ku m t id ak b o leh ber t ent angan dengan ket ent uan yang lebih t inggi diat as derajat nya.8 Hukum dibuat unt uk dilaksanakan, hukum t idak dapat lagi disebut sebagai hukum apabila t idak pernah dilaksanakan. Oleh karena it u hukum dapat disebut konsisten, dengan pengert ian hukum sebagai sesuat u yang h arus dilaksanakan .9

7

ht t p:/ / library.uns.ac.id/ dglib/ pengguna.php?mn=det ail& did=11265

8

Zainuddin Ali, 2012, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakart a, Cet akan ke-7, hlm .2.

9

Sat jipt o Rahardjo, April 2011, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Gent a Publishing,

(6)

Pada UU RI no.29/ 2004 t ent ang Pr akt ik Kedokt er an diat ur dengan jelas sem ua persyaratan dokt er / dokt er gigi agar dapat ber pr akt ik swasta m aupun beker ja pada inst ansi pelayanan kesehat an. Begit u juga unt uk St andar Profesi Bidan ada Per m enkes RI no.369/ 2007, unt uk Pr akt ik Bidan ada Per m enkes RI no.1464/ 2010. Sedang unt uk Regist rasi Dan Prakt ik Peraw at ada Kepm enkes RI no.1239/ 2001. Semua at uran t ersebut pada int inya unt uk m em berikan jam inan kepast ian hukum bagi pasien. Tet api pada praktik pelayanan di tingkat puskesm as jam inan kepast ian hukum it u pat ut diper t anyakan dengan adanya fenom ena t ugas lim pah dalam bent uk mandat e yang diat ur dengan Kepm enkes no.279/ 2006 t ent ang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperaw at an Kesehat an M asyarakat Di Puskesm as, yang m em bolehkan peraw at m elakukan t ugas lim pah

dari dokt er dalam bent uk m andat. Dit ambah dengan Per m enkes RI

no.1464/ 2010, Pasal 14 ayat (1) m em bolehkan bidan m elakukan layanan kesehat an diluar kew enangannya pada daerah yang t idak ada dokt ernya. At uran ini sebenar nya m er upakan bent uk diskresi dalam hukum kesehat an, unt uk m engat asi m asalah sement ara dan hanya ber laku di daer ah t er t ent u, t et api disalah prakt ikkan unt uk sem ua keadaan di t iap puskesm as m eskipun sudah ada dokt ernya. Padahal di Pasal 14 ayat (3) pada Perm enkes t ersebut, bila sudah ada dokt ernya, kew enangan bidan it u t idak berlaku, jadi yang berlaku at uran yang diatasnya, yaitu sesuai kom pet ensi m asing-masing.

1. Inkonsistensi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo .

Kabupat en Sukoharjo t erdiri at as 12 kecam at an, yang berart i t erdapat 12 p uskesmas. Karena sejak 2009 diadakan penggabungan apabila dalam satu kecamat an ada lebih dari sat u p uskesm as. Hal ini unt uk efisiensi kepem im pinan, dimana manajerial p uskesmas di t angan sat u orang dokt er umum. Dengan begit u lebih banyak dokt er um um f ungsional, m elakukan pelayanan di Poli Um um . M eski begit u menurut Kepala Dinas Kesehat an set empat , dr. Gunt ur Subyant oro, M .Si., jum lah dokt er um um m asih kur ang. Penduduk Kabupat en Sukohar jo kurang lebih 850.000 orang, kalau sat u dokt er m elayani 10.000 pasien, m aka jum lah dokt er seharusnya 85 orang. Tet api saat ini baru ada 52 dokt er um um .10 Ol eh kar ena it u masih dilakukan t ugas limp ah d al am b en t u k m andat pada puskesm as rawat jalan di Kabupat en Sukoharjo, dem ikian disampaikan dr.Gunt ur. Dan t ugas lim pah it u p u n dari pengam at an penulis, belum dilakukan at as permint aan secara t ert ulis.

Secara nasional, dari dat a KKI (Konsil Kedokt eran Indonesia) hingga akhir Desem ber 2010 jum lah d o k t e r u m u m yang t eregist rasi di Indonesia 73.585 orang. Sedang r asio dokt er um um per 100.000 penduduk adalah 7,68 sam pai 134,5, d en gan rata-rata 30,98; dengan per sebar an yang t idak m erat a. Target rasio 40 unt uk indikat or Indonesia Sehat 2010 belum t ercapai. Di Negara-negara

10

(7)

m aju, era t ahun 90an saja rasionya berkisar 150-300 dokt er per 100.000 penduduk.11

2. Penyebab Diadakannya Tugas Lim pah Di Puskesmas Baki Dan Puskesmas Kartasuro.

Di Puskesm as Baki, f akt a yang penelit i t em ukan bahw a jum lah dokt er um um sebenar nya sudah m encukupi unt uk m elayani pasien yang t idak t erlalu banyak, m aksim al 30 orang. Jum lah keseluruhan dokt er ada 6 orang, sat u Kepala Puskesm as, 5 dokt er f ungsio nal, 3 dokt er ber t ugas di Puskesm as Baki sedang yang 2 dokt er di Puskesm as Gent an. Jadi ada 2 dokt er fungsional yang bert ugas di Poli Umum Puskesm as Baki set iap har i unt uk m elayani pasien yang t idak banyak. Rat a-rat a pasien sehari 20 -25 orang u n t u k sem u a Poli. Yang m em buat adanya t ugas lim pah just ru karena ‘penum pukan/ kelebihan’ t enaga bidan (ada 35 bidan, t erdiri dari 22 bidan senior dan 13 bidan desa) dan peraw at (12 orang). Jadi, unt uk pem bagian kerja di p uskesmas, maka dilakukan t ugas limpah berupa

m a ndat. Kebijakan ini dalam t eori kebijakan dikat egorikan dalam Policy Out put s

(Keluaran Kebijaksanaan), berupa kebijakan yang pada prakt iknya agak berbeda bahkan sangat ber beda dengan apa yang digariskan, karena m enyangkut hal yang senyat anya.12

Sem ent ara di Puskesm as Kart asuro jum lah dokt er um um ada 7 or ang, t erdiri dari satu dokt er Kep al a Puskesmas, 6 dokt er f ungsional bergant ian ber t ugas di Poli Um um dan UGD (Raw at Inap), di dua puskesm as, Kar t asur o I (Pucangan) dan Pabelan. Jumlah pasien yang berobat jumlahnya dalam sehari di Puskesm as Kart asuro I (Pucangan) berkisar 100-150 orang, sedang dokt er um um yang ber t ugas di Poli Um um 2 orang. Di sisi lain t enaga bidan dan per aw at berlebihan, bidan ada 33 orang (bert ugas di Poli KIA/ KB ada 13 bidan, di RB/ Raw at Inap ada 7 bidan, dan 13 bidan desa) sedang peraw at umum ada 14 orang (8 per aw at ber t ugas di Poli Um um , 6 per aw at ber t ugas di Raw at Inap). M aka unt uk m elayani pasien yang set iap har i sangat banyak, dengan hanya 2 dokt er t ent u t idak m em ungki nkan, maka dilakukanlah tugas lim pah. Sedang di Puskesm as Kart asuro, kebijakan yang diam bil dikat egorikan Policy Dem ands

(Tunt ut an Kebijaksanaan), dim ana karena adanya t unt ut an keadaan pelayanan kesehat an rawat jalan, pasien yang banyak, sedang dokt er yang ada t idak mampu melayani, maka dikeluarkan kebijakan t ersebut.

Kebijakan di kedua puskesmas t ersebut secara hukum t ermasuk inkonsist ensi hukum kesehat an, bukan lagi bent uk diskr esi. Kar ena ber kait an dengan nyaw a (keselam at an jiw a) m aka seharusnya keadaan ini segera diakhiri dan lebih serius dit indaklanjut i.

11

Direkt orat Jenderal Pendidikan Tinggi Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan, 2010, Potret

Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga Dokter, Research and Development Team Health Professional Education Qualit y (HPEQ)Project .hlm .49-60.

12

Abdul Wahab, Solichin, 2004, Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke

(8)

Fenom ena tugas limpah dalam bent uk m andat yang t et ap berlaku m eskipun j um lah do kt er sudah relat if m encukupi, seharusnya dapat segera dihapuskan. Dan kalau jum lah dokt er b el u m m em enuhi kebut uhan, seharusnya pemerint ah mengangkat dokt er lebih banyak dan bukan melakukan inkonsist ensi kebijakan pelayanan kesehat an yang berkelanjut an. Pengangkat an bidan yang begit u banyak oleh pem er int ah unt uk m engat asi t ingginya angka kem at ian ibu dan bayi t idak m enyelesaikan m asalah; dikarenakan para bidan t idak f okus m enangani t ugas-tugas kebidanan, t et api just r u t ugas m edis yang seharusnya bukan kom pet ensinya. Bahkan faktanya para bidan pada praktik swasta m elakukan layanan m edis yang m enjadi kom pet ensi dokt er. Perat uran t ent ang layanan kesehat an yang profesional dalam Undang-Undang Kesehat an sepert inya t idak berlaku lagi, karena Dinas Kesehat an juga t idak pernah melakukan t indakan sesuai sanksi hukum yang seharusnya, m eskipun di daerah t ersebut sudah ada dokt er. Padahal sesuai at uran hukum , kalau di suat u daerah sudah ada dokt er, maka bidan yang berprakt ek medis t ermasuk malprakt ik.13

Efek Yang Timbul Dari Adanya Tugas Limpah.

Adanya t ugas lim pah berart i ada pelayanan kesehat an yang dilakukan oleh t enaga yang kur ang kom pet en bahkan bukan kom pet ensinya. Padahal begit u pent ingnya penguasaan st andar kom pet ensi b agi t enaga kesehat an, karena hal it u berkait an langsung dengan kualit as pelayanan kesehat an. Ket idak-kom pet enan t enaga profesio nal berakibat pada m eningkat nya Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD). Kejadian yang Tidak Diinginkan dalam hubungan dokt er pasien (t erm asuk dalam t ugas lim pah) adalah segala kejadian yang t idak sesuai dengan har apan dari adanya hubungan dokt er pasien.14 San gat disayangkan kasus-kasu s KTD d i In d o n esia b elu m ada dat a yang per nah dilapor kan dalam bent uk hasil penelit ian . Seb agai p em b an d in g, di Am er ika Ser ikat , KTD pada pasien yang m enyebabkan kem at ian 44.000 sam pai 98.000 pasien per t ahun, artinya set iap hari terjadi kem at ian 120 sam pai 268 pasien kar ena KTD.15 Di Am erika yang pelayanan m edis sudah dilakukan oleh t enaga yang profesional saja masih begit u t inggi angka KTDnya, apalagi di Indonesia.

3.M odel Puskesmas Raw at Jalan.

Penelit i men co b a m enyusun gam baran m odel puskesm as r aw at jalan yang diharapkan benar-benar m am pu m em berikan pelayanan kesehat an raw at jalan sehingga dapat diandalkan sebagai ujung t ombak pelayanan BPJS Kesehat an.

13

Permenkes RI No. 1464/ M enkes/ Per/ X/ 2010 t ent ang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

14

Indra Bast ian dan Suryono, 2011, Penyelesaian Sengket a Kesehatan, Pener bit Salem ba

M erdeka, Jakart a, hlm .192-195. 15

Syahrul M ahmud, 2012, Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum bagi Dokt er Yang Diduga

(9)

Karena penelit ian ini t ent ang kebijakan pelayanan raw at jalan puskesm as, maka int inya adalah pada layanan pengobat an um um dan KI A / KB, maka perhat ian per t am a adalah m enget ahui jum lah rata-rata kunjungan pasien ke Puskesm as unt uk pe rkiraan kebut uhan t enaga kesehat an . M isal di daerah dengan jum lah penduduk berkisar 50.000 jiw a. Dengan jumlah kunjungan pasien t ot al sem u a Po l i , p er h ar i r at a-rata 40 o r an g. Di daer ah t er sebut sudah ada dokt er prakt ik um um sw ast a dan bidan prakt ik sw ast a. M aka t enaga kesehat an yang dibut uhkan :

POLI / BAGIA N PETUGAS

Um um / BP dokt er umum, 2 org

Kesehat an Ibu dan Anak (KIA) dokt er umum, 2 org

Gigi dokt er gigi, 1 org

Bum il dan KB bidan, maksimal 2 org

Keperaw at an peraw at umum, maksimal 2 org

Farmasi asist en apot eker/ apot eker, 1 org

Laborat orium analis, 1-2 o r g

Gizi sarjana gizi, 1 org

Tiap d esa ad a b id an d esa, t et ap i kh u su s m en an gan i t u gas keb id an an , t ermasuk posyandu balit a. Sedang posyandu lansia juga dit ugaskan kepada bidan desa t et api t anpa m elakukan t ugas m edis. Tugas m edis unt uk posyandu lansia akan lebih baik dijadw alkan didat angi oleh dokt er Kepala Puskesm a, karena dengan begit u Kepala Puskesm as dapat m enget ahui secara langsung kondisi kesehat an masyarakat di w ilayah yang ada dalam pert anggung-jawabannya.

Dengan perhit ungan t iap pem eriksaan pasien m em erlukan w akt u kurang lebih 15 m enit , m aka kalau jam kerja efekt if 5 jam mulai jam 7.30 sampai 13.30 (ist irahat 1 jam dari 11.30-12.30), satu dokt er dapat m enangani 20 pasien per har i. Jadi har us dilakukan pendisiplinan jam ker ja Puskesm as sesuai yang seh arusnya PNS di int ansi lain , yait u jam 7.30 sam pai jam 13.30, agar dapat dihapuskan budaya korupsi w akt u sepert i yang t erjadi selam a ini. Karena selama i n i l o ket p en daft aran buka jam 7.30 t ut up jam 11. Dan dengan pem bagian t ugas sesuai kom pet ensi m asi n g-masing pet ugas, maka profesionalit as pelayanan Puskesmas dapat dipert anggungjaw abkan.

M odel diat as sesuai dengan t ujuan BPJS Kesehat an yang m engharuskan per ubahan sist em layanan kesehat an dari specialist orient ed m enjadi primary care orient ed. Dim ana beban ker ja 50% dit angani oleh dokt er layanan pr im er , sehingga 50% dana BPJS Kesehat an dialokasikan unt uk it u, dengan har apan sebagian besar penyakit dapat diatasi di t ingkat layanan p r i m e r, t erut ama p uskesmas.16 Dihar apkan hal it u dapat m engur angi angka r ujukan pasien ke Rumah Sakit .

16

Zaenal Abidin, Gat ot Sut om o, Dyah Agust ina Waluyo, 2013, Kesiapan Organisasi Profesi

(10)

Dan keadaan sepert i itu lah yang sudah t er jadi di negar a -negara m aju, seper t i di Inggr is. PCTs (Prim ary Care Trust s) play t he m ajor r ole in t he direct provision of healt h care and t his is reflect ed in t he fact t hat t hey receive 80% of NHS (Nat ional Healt h Service) budget , in England. In t he sum m er of 2010, t he government inst igat ed refoms in t he NHS t hat w ould give GPs (General Pract it ioners) a much bigger role in commissioning sevices from NHS Trust s.17

Kesimpulan.

Sampai saat penelit i m enyusun h asil penelit ian in i, f en o m en a t u gas lim pah dalam bent uk m andat (t anggungjaw ab hasil pada dokt er pemberi t ugas) m asih m enjadi kebiasaan dalam pelayanan puskesm as di Kabupat en Sukoharjo. Dan hal it u t erjadi karena berbagai alasan, diant aranya sepert i dat a kepustakaan (secara nasional m aupun lokal Kabupat en Sukoharjo) bahw a rasio dokt er pasien masih kurang.

Un t u k d aer ah Kab u p at en Su ko h ar j o yan g r elat if d i p er ko t aan d en gan jum lah dokt er yang relat if cukup, adanya fakt or pem bagian kerja akibat penum pukan jumlah t enaga paramedis (bidan dan peraw at ), sem ent ara pasien t idak banyak. Tugas lim pah juga belum sesu ai dengan at uran hukum kesehat an yang benar, yait u dengan perm int aan t ert ulis dari dokt er kepada yang dilim pahi t ugas, bidan at au peraw at . Yang pent ing diperhat ikan adalah akibat fenom ena tugas lim pah, pelayanan kesehat an rawat jalan yang t idak profesional, m enim bulkan meningkat nya KTD (Kejadian yang Tidak Diinginkan). Pelayanan pengobat an oleh t enaga yang t idak ber kom pet en sangat beresiko t erhadap keselam at an pasien.

M odel p e layanan rawat jalan puskesmas yang prof esional, dilakukan o leh t enaga kesehat an sesuai kom pet ensi pendidikannya, yang t idak m engenal t ugas lim pah kepada t enaga yang t idak berkom pet en. Disam ping it u jam kerja t enaga kesehat an di puskesm as, didisplinkan sebagaim ana jam kerja PNS yang seharusnya yait u jam 7.30 sam pai jam 14.00, unt uk m enghindari korupsi w akt u. Sehingga masyarakat mendapat pelayanan kesehat an yang lebih baik.

Saran.

Sebagai saran unt uk pem erint ah (khususnya Dinas Kesehat an), f enom ena tugas lim pah pada layanan rawat jalan puskesmas harus segera d i akhiri, t erut am a di daerah-daerah yang sudah ada dokt er um um nya. A t uran yang t egas bagi dokt er agar melakukan t ugas m edis sendiri/ t idak lagi memberi t ugas limpah pada pelayanan raw at jalan kepada param edis, har us diber ikan sanksi yang m em ber i ef ek jera. Begit u juga praktik-praktik swast a yang t idak sesuai kompet ensi, sudah saat nya dit indak t egas.

M elihat keadaan di lapangan, penelit i m enyarankan kepada pengam bil kebijakan dalam kesehat an di Indonesia unt uk m endat a ulang jum lah t enaga kesehat an d an kebut uhan t iap-t iap daerah, agar dapat dilakukan penem pat an t enaga yang sesuai kebut uh an daerah, dan t idak t erjadi penumpukan/ kelebihan.

17

(11)

Pem erint ah harus t egas d alam penem pat an t enaga kesehat an (kalau per lu dengan sanksi pem ecat an at au pencabut an izin prakt ik) sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat t erlayani dengan baik dan profesional di puskesmas.

Pem erint ah harus m enam bah jum lah dokt er um um pada pelayanan kesehat an primer (p uskesmas). Biaya pendidikan dokt er diberi subsidi agar t idak t erlalu mahal, sehingga selur uh generasi m uda yang m inat dan m am pu int e le gensinya dapat m enjadi dokt er.

Unt uk m enjam in pelayanan kesehat an yang prof esional dan m em berikan jam inan kepast ian hukum bagi pasien, seharusnya pem erint ah m enindak t egas prakt ik-prakt ik sw ast a param edis yang m elakukan pelayanan m edis t erut am a di daerah yang sudah ada dokt er umum, karena t ermasuk malprakt ik.

Daftar Pustaka

1.Ali, Zainuddin. 2012. Sosiologi Hukum Cet akan ke-7. Jakarta: Sinar Grafika. 2.Abidin, Zaenal, Gat ot Sut omo, Dyah Agust ina Waluyo. 2013. Kesiapan

Organisasi Profesi M enyongsong Implement asi BPJS, makalah seminar IDI Cabang Sukoharjo. _.

3.Abdul Wahab, Solichin, 2004, Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke Implement asi Kebijaksanaan Negara, Cet akan Keempat , Jakart a: Bumi Aksara.

4.Anggraini, JUM , 2012. Hukum Adm inist rasi Negara, Yogyakart a : Graha Ilm u.

5.Anonim . 2012. Undang-Undang RI No.24/ 2011 t ent ang BPJS. Yogyakart a: Pust aka M ahardika.

6.Bast ian, Indra dan Suryono. 2011. Penyelesaian Sengket a Kesehat an. Jakarta: Penerbit Salemba M erdeka.

7.Direkt orat Jenderal Pendidikan Tinggi Kement erian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2010. Pot ret Ket ersediaan Dan Kebut uhan Tenaga Dokt er, Research And Development Team Healt h Professional Educat ion Qualit y (HPEQ) Project .-.

8.Herring, Jonat han. 2011. M edical law . Oxford New York: Oxford Universit y press.

9.Ikat an Dokt er Indonesia Wilayah Jaw a Tengah. 2006. Pedom an

Penyelenggaraan Prakt ik Dokt er Cetakan I. Sem arang: Badan Penerbit Universit as Diponegoro.

10.Mahmud, Syahrul. 2012. Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum bagi

(12)

11.Rahardjo, Sat jipt o. 2011. Penegakan Hukum Suat u Tinjauan Sosiologis

Cet akan II. Yogyakarta: Gent a Publishing.

12.Syahrizal, Darda & Nila Senjasari._. Undang-Undang Kedokt eran dan Aplikasinya, Dunia Cerdas. Jakart a: _.

13.Tim Penerbit Buku Biru. 2012. Kit ab Undang-Undang Tent ang Kesehat an dan Kedokt eran Cet akan 1. Yogyakarta: Diva press.

14.Tim Penyusun Bahan Sosialisasi dan Advokasi JKN._. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehat an Nasional (JKN)dalam Sist em Jaminan Sosial

Nasional._.

15.ht t p:/ / library.uns.ac.id/ dglib/ pengguna.php?mn=det ail& did=11265

16.ht t p:/ / w w w .sent ralingua.com/ 2009/ 06/ profilkabupat ensukoharjo.ht ml

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan dan melakukan inovasi baru terhadap pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, bukan hanya mendapatkan keuntungan yang lebih tetapi juga dapat

Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

Bila pada penelitian bakteri yang ditemukan resisten terhadap meropenem, diharapkan petugas kesehatan di ICU dan HCU mengganti meropenem dengan antibiotik lain

[r]

Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mem- berikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun masyarakat pada umunya mengenai

Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah.. Istimewa Yogyakarta

Bersama ini kami sampaikan usul pemberian Surat Penugasan (SP) studi lanjut (tugas belajar) dari Sekretariat Negara Republik Indonesia bagi staf pengajar/tenaga kependidikan *)

[r]