i
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VII SMP
NEGERI 1 BERBAH TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Rosa Agustina Ardi R
NIM : 131414093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
Some beautiful paths can’t be di
sovered
without getting lost”
Erol Ozan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat, kasih dan mukjizatNya
Papa, Dominikino Suwardi dan Mama, Geoveva Sumartiningsih
yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang
Kakak-kakakku, Regina Ardhy, Maria Ardhy, Francisca Ardhy
yang selalu memberikan semangat dan menguatkanku
Sahabat-sahabatku yang setia memberikan dorongan dan penghiburan
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sepenuhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Juni 2017
Penulis,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rosa Agustina Ardi R
Nomor Mahasiswa : 131414093
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERBAH TAHUN AJARAN 2016/2017.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 Juni 2017
Yang menyatakan,
vii ABSTRAK
Rosa Agustina Ardi R (NIM: 131414093). 2017. Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub-Pokok Bahasan Bangun Datar Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran 2016/2017; (2) sejauh mana pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika pada sub-pokok bahasan bangun datar segitiga melalui pendekataan saintifik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017; (3) hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bangun datar segitiga melalui pendekatan saintifik Kurikulum 2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah 1 orang guru matematika kelas VII dan 32 siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah. Pengambilan data dilaksanakan bulan Maret sampai April 2017. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara, pemberian kuesioner, pretest dan
postest. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dianalisis secara kuantitatif dan hasilnya didukung dengan transkrip rekaman video yang dianalisis secara kualitatif. Hasil observasi kemampuan berpikir kritis peserta didik dianalisis secara kuantitatif. Hasil wawancara dianalisis untuk mendukung hasil dari observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik serta mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru. Hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif dan yang terakhir hasil pretest dan postest dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik masih kurang maksimal, terutama pada tahap menanya. (2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik masih kurang. Akan tetapi, kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik meningkat setiap pertemuannya sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. (3) Hasil belajar peserta didik masih dalam kategori kurang karena tidak ada peserta didik yang mencapai nilai KKM baik dari pretest maupun postest.
viii ABSTRACT
Rosa Agustina Ardi R (NIM: 131414093). 2017. Critical Thinking Ability and Student Learning Achievement in Mathematics Learning using Scientific Approach on Triangle Topic of grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah Academic Year 2016/2017. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to describe: (1) The implementation of a scientific approcah in Mathematics Learning using Scientific Approach on Triangle Topic of grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah Academic Year 2016/2017; (2)
How far the scientific approach could develop students’ critical thinking ability in Mathematics study especially in triangle topic using scientific approcah for grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah academic year 2016/2017; (3) Students learning achievement grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah academic year 2016/2017 on triangle topic using scientific approach Kurikulum 2013.
The type of this research is descriptive research with quantitative and qualitative approach. The research subject is one Mathematics teacher of grade VII and 32 students of grade VII A SMP Negeri 1 Berbah. Data collection was conducted from March to April 2017. Data of this research was gathered through observation, interview, questionnaire giving, pretest and postest. The observation result of learning process using scientific approach was analyzed quantitatively and the result supported by video record transcript was analyzed quantitatively.
The observation result of students’ critical thinking analyzed by quantitatively. The interview result analyzed in order to support the result of learning process observation was scientific approach and to find out the obstacles faced by the teacher. The questionnaire result was analyzed quantitatively. Then the result of pretest and postest was analyzed by quantitatively and qualitatitvely.
The research result are: (1) The implementation of scientific approach has been going on pretty good. However, the implementation of Mathematic study using scientific approach still not maximum yet, especially in questioning stage.
(2) The students’ critical thinking ability still less than maximum. Nevertheless,
the students’ critical thinking ability is increased in every meeting, the use of
scientific approach in learning process could develop students’ critical thinking
ability. (3) The students learning result still belongs to the less category because there is no students who achieve Minimum Criteria of Mastery Learning score even in a pretest and postest.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat dan anugerah Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Kemampuan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik
Pada Sub Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran
2016/2017”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Matematika.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mengalami
banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, dorongan dan
dukungan dari berbagai pihak, penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata
Dharma.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan
x
5. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd.,M.Sc., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dan memberikan kritik
dan saran dalam menyelesaikan skripsi.
6. Para Dosen Penguji skripsi atas saran guna penyempurnaan penulisan skripsi
ini.
7. Staf Sekertariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia
melayani peneliti dalam pembuatan surat dan membantu peneliti dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Siti Chalimah, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Berbah, yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian di SMP
Negeri 1 Berbah.
9. Dra. Ibu Lilis Eko Sulistyaningsih , selaku guru kelas VII A SMP Negeri 1
Berbah yang telah membantu peneliti selama penelitian.
10. Siswa-siswi kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah yang telah membantu peneliti
untuk menjadi subjek penelitian.
11. Kedua orang tua peneliti yaitu Dominikino Suwardi dan Geoveva
Sumartiningsih tercinta yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan
semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Regina Seffina Ardhyaningrum, Maria Novika Ardhyaningsih dan F.R Maria
Ardhyningtyas selaku kakak yang selalu mendukung, menyemangati dan
mendoakan peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
13. Ivan Rizi Kurniawan, yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan
xi
14. Sahabat-sahabatku, Cah Embuh (Egi, Adhi, Yuse, Sepnu, Cicil dan Totok),
Yu Warni Emprit (Dhesy, Dina, Yessy, Shella, Aci dan Galuh), Novi, Kak
Selly, Densy dan Kak Sasi yang telah membantu dan memotivasi peneliti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman mahasiswa, Cicilia, Yuseba, Sepnu dan Selly selaku observer
yang telah membantu peneliti selama penelitian berlangsung.
16. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 khususnya kelas C
yang telah memberikan kecerian, kerjasama dan perhatian selama
berdinamika bersama.
17. Teman-teman Grisadha yang telah memberikan kebahagiaan ketika penulis
merasa jenuh selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat sampai skripsi ini selesai
dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis untuk
karya selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
dan perkembangan ilmu pendidikan.
Yogyakarta, 13 Juni 2017
Peneliti
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Batasan istilah ... 8
G. Manfaat Penelitian ... 9
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Kajian Teori ... 12
1. Pembelajaran Matematika ... 12
2. Pendekatan Pembelajaran ... 16
3. Pendekatan Saintifik ... 18
4. Berfikir Kritis... 34
5. Belajar dan Hasil Belajar ... 39
6. Bangun Datar Segitiga ... 42
B. Kerangka berpikir ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 48
A. Jenis Penelitian ... 48
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 49
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
D. Data Penelitian ... 49
1. Data Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013... 49
2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 50
3. Data Hasil Belajar ... 50
E. Metode Pengumpulan Data ... 50
1. Pengamatan/ Observasi ... 50
2. Wawancara ... 51
3. Pemberian Kuesioner ... 52
4. Tes Tertulis ... 53
F. Instrumen Penelitian ... 53
xiv
2. Instrumen Pengumpulan Data... 56
G. Metode Analisis Data ... 60
1. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 60
2. Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 66
3. Analisis Data Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik . 70 4. Analisis Data Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik 71 5. Analisis Data Hasil Tes ... 73
6. Analisis Data Kualitatif ... 75
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 78
A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 78
1. Sebelum Penelitian ... 78
2. Deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah pada setiap pertemuannya. ... 80
B. Tabulasi Data ... 81
1. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik... 81
2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 85
3. Data Hasil Belajar Peserta Didik ... 96
C. Analisis Data ... 98
1. Analisis Data Observasi ... 98
4. Analisis Data Wawancara ... 128
5. Analisis Data Kuesioner ... 130
xv
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134
1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 135
2. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 141
3. Hasil Belajar Peserta Didik ... 147
E. Keterbatasan Penelitian ... 161
BAB V PENUTUP ... 162
A. Kesimpulan ... 162
B. Saran ... 164
DAFTAR PUSTAKA ... 166
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher Centered) dengan
Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Student Centered) ... 17
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik ... 56
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik ... 57
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ... 57
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru ... 58
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Berpikir Kritis ... 58
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pretest ... 59
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Postest ... 59
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Validasi Butir Soal ... 61
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Pretest ... 62
Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Postest ... 63
Tabel 3.11 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Pretest ... 65
Tabel 3.12 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Postest ... 65
Tabel 3.13 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 66
Tabel 3.14 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal ... 66
Tabel 3.15 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekaran Saintifik ... 67
Tabel 3.16 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekaran Saintifik ... 69
Tabel 3.17 Skor Berpikir Kritis... 70
Tabel 3.18 Kategori Berpikir Kritis Berdasarkan Nilai Persentase ... 70
Tabel 3.19 Skor Kuesioner Peserta Didik ... 72
Tabel 3.20 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 73
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 79
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru saat Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 81
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik saat Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 84
xvii
Tabel 4.5 Skor Jawaban Kuesioner Awal Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik ... 87
Tabel 4.6 Skor Jawaban Kuesioner Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 88
Tabel 4.7 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 1 ... 90
Tabel 4.8 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 2 ... 91
Tabel 4.9 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 3 ... 92
Tabel 4.10 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 4 ... 93
Tabel 4.11 Skor Total Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dilihat dari Hasil Pretest ... 94
Tabel 4.12 Skor Total Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dilihat dari Hasil Postest ... 95
Tabel 4.13 Skor Total Pretest ... 96
Tabel 4.14 Skor Total Postest ... 97
Tabel 4.15 Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 102
Tabel 4.16 Proses Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 106
Tabel 4.17 Proses Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 109
Tabel 4.18 Proses Pembelajaran Pertemuan Keempat ... 113
Tabel 4.19 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Pendahuluan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 114
Tabel 4.20 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 115
Tabel 4.21 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Penutup Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 116
Tabel 4.22 Perolehan Persentase Kesesuaian Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 117
Tabel 4.23 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengamati dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 118
xviii
Tabel 4.25 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengumpulkan Informasi dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
pada Setiap Pertemuan ... 119 Tabel 4.26 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Menalar dalam
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
pada Setiap Pertemuan ... 120 Tabel 4.27 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengkomunikasikan
Dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
pada Setiap Pertemuan ... 121 Tabel 4.28 Perolehan Skor dan Persentase Keterlibatan Peserta Didik dalam
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 121 Tabel 4.29 Perolehan Skor dan Persentase Keterlibatan Peserta Didik dalam
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik
pada Setiap Pertemuan ... 122 Tabel 4.30 Perolehan Skor dan Persentase Tanggung Jawab Peserta Didik dalam
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik
pada Setiap Pertemuan ... 123 Tabel 4.31 Perolehan Persentase Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran
dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 123 Tabel 4.32 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 125 Tabel 4.33 Persentase Peserta Didik yang Termasuk dalam Kategori
Sangat Tidak Kritis, Kurang Kritis, Cukup Kritis, Kritis
dan Sangat Kritis ... 127 Tabel 4.34 Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Setiap Pertemuan ... 127 Tabel 4.35 Hasil Analisis Instrumen Wawancara ... 128 Tabel 4.36 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Peserta Didik ... 130 Tabel 4.37 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Peserta Didik
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Segitiga ... 43
Gambar 2.2 Segitiga Siku-Siku ... 45
Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki ... 45
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi ... 46
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 47
Gambar 4.1 Jawaban S11 untuk soal nomor 1a ... 149
Gambar 4.2 Jawaban S30 untuk soal nomor 1b ... 149
Gambar 4.3 Jawaban S16 untuk soal nomor 1b ... 150
Gambar 4.4 Jawaban S23 untuk soal nomor 2a ... 150
Gambar 4.5 Jawaban S19 untuk soal nomor 2b ... 150
Gambar 4.6 Jawaban S4 untuk soal nomor 3a ... 151
Gambar 4.7 Jawaban S31 untuk soal nomor 3b ... 151
Gambar 4.8 Jawaban S10 untuk soal nomor 3b ... 152
Gambar 4.9 Jawaban S27 untuk soal nomor 4 ... 152
Gambar 4.10 Jawaban S20 untuk soal nomor 4 ... 153
Gambar 4.11 Jawaban S25 untuk soal nomor 4 ... 153
Gambar 4.12 Jawaban S28 untuk soal nomor 5 ... 154
Gambar 4.13 Jawaban S5 untuk soal nomor 5 ... 154
Gambar 4.14 Jawaban S28 untuk soal nomor 1a ... 155
Gambar 4.15 Jawaban S19 untuk soal nomor 1a ... 155
Gambar 4.16 Jawaban S29 untuk soal nomor 1a ... 155
Gambar 4.17 Jawaban S9 untuk soal nomor 1b ... 156
Gambar 4.18 Jawaban S8 untuk soal nomor 1b ... 156
Gambar 4.19 Jawaban S26 untuk soal nomor 1b ... 156
Gambar 4.20 Jawaban S23 untuk soal nomor 2 ... 157
Gambar 4.21 Jawaban S11 untuk soal nomor 2 ... 157
Gambar 4.22 Jawaban S18 untuk soal nomor 2 ... 157
Gambar 4.23 Jawaban S23 untuk soal nomor 3 ... 158
Gambar 4.24 Jawaban S13 untuk soal nomor 3 ... 158
Gambar 4.25 Jawaban S27 untuk soal nomor 4 ... 159
Gambar 4.26 Jawaban S17 untuk soal nomor 4 ... 159
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian... 171
Lampiran A.2 Surat Selesai Penelitian ... 172
Lampiran B.1 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Pretest ... 174
Lampiran B.2 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Postest ... 175
Lampiran B.3 Tabel r ... 176
Lampiran B.4 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal Pretest ... 177
Lampiran B.5 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal Postest ... 182
Lampiran B.6 Perhitungan Uji Reliabilitas Pretest... 187
Lampiran B.7 Perhitungan Uji Reliabilitas Postest ... 188
Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 190
Lampiran C.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 204
Lampiran C.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 219
Lampiran C.4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 224
Lampiran C.5 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 226
Lampiran C.6 Lembar Pertanyaan Wawancara dengan Guru ... 227
Lampiran C.7 Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 229
Lampiran C.8 Soal Pretest ... 231
Lampiran C.9 Soal Postest ... 233
Lampiran C.10 Kunci Jawaban Pretest ... 235
Lampiran C.11 Kunci Jawaban Postest ... 237
Lampiran D.1 Daftar Hadir Pretest dan Postest ... 240
Lampiran D.2 Daftar Hadir Peserta Didik ... 244
Lampiran D.3 Hasil Observai Aktivitas Guru... 246
Lampiran D.4 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 249
Lampiran D.5 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 250
Lampiran D.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 252
Lampiran D.7 Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 257
Lampiran D.8 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Pretest ... 260
Lampiran D.9 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Postest ... 263
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kurikulum memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Peran
kurikulum yaitu mengelola suatu pendidikan beserta seluruh prosesnya untuk
menghasilkan suatu lulusan yang berkualitas. Perannya yang penting
mengakibatkan suatu kurikulum erat hubungannya dengan dunia pendidikan.
Seiring berjalannya waktu, kurikulum dituntut untuk selalu berkembang. Di
Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Pada
tahun 2013, terjadi pergantian kurikulum yaitu dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 (Kurtilas).
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi untuk
mencapai suatu peningkatan mutu pendidikan. Beberapa hal yang
dikembangkan pada Kurikulum 2013 tidak hanya mengenai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Komponen lainnya yang
mengalami pengembangan pada Kurikulum 2013 adalah Standar Proses.
Standar proses pada Kurikulum 2013 yang dikembangkan yaitu pada proses
pembelajaran yang memadukan antara pendekatan induktif dengan
pendekatan deduktif. Menurut Kosasih (2014, 70), pada KTSP sebagian besar
guru melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan deduktif. Guru
cenderung memberikan teori-teori dengan ceramah atau dari buku-buku tanpa
memunculkan ide dari peserta didik. Pendekatan seperti ini tidak
sehingga tujuan dari KTSP yaitu pendidikan berkarakter belum dapat
terwujud. Proses belajar ini yang kemudian dikembangkan dalam Kurikulum
2013.
Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan pada kurikulum 2013
disebut dengan pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan yang memadukan
antara pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif. Pada proses
pembelajarannya, siswa diharapkan dapat memadukan antara teori yang
sudah diperoleh sebelumnya dengan pengamatan yang dilakukannya. Antara
teori dengan pengamatan diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi peserta
didik. Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta
mengkreasikan). Kelima tahapan itu merupakan proses belajar yang saling
berkesinambungan dan diharapkan melalui kelima tahap itu dapat
mengembangkan ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Tujuan dari pengembangan kurikulum tentunya dapat dilihat apabila
sudah terlaksana. Pelaksanaan atau Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Implementasi kurikulum diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis
dalam bentuk pembelajaran. Wujud nyata dari implementasi kurikulum yaitu
aktivitas mengajar di kelas. Dengan kata lain kegiatan
Kurikulum dalam bentuk tertulis tersebut kemudian akan dijabarkan
oleh guru ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peran guru yaitu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan
RPP yang telah dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Wina
Sanjaya (2010:21) menjelaskan bahwa guru merupakan faktor penting dalam
implementasi kurikulum. Kurikulum yang ideal tidak akan bermakna apabila
tidak ada kemampuan seorang guru yang menunjang untuk
merealisasikannya. Dalam pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak
tatarannya. Guru bisa disebut kunci keberhasilan dalam implementasi
kurikulum.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjalani Program
Pelaksanaan Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Yogyakarta, peneliti
mendapatkan banyak pengalaman. Salah satu diantaranya yaitu pengetahuan
mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah berjalan tiga
tahun yang lalu, akan tetapi menurut peneliti pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SMK Negeri 1 Yogyakarta belum terlaksana dengan baik. Guru kurang
mempersiapkan pembelajaran sehingga kurang bisa memunculkan
ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Peserta didik terbiasa menggunakan pembelajaran dengan pendekatan
deduktif sehingga saat dituntut untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai
dengan Kurikulum 2013, tidak sedikit peserta didik yang mengeluh karena
mereka lebih senang apabila pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan
informasi mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung mengakibatkan
tidak tercapainya pendekatan saintifik dengan baik. Guru kurang bisa
memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan baik, contohnya yaitu guru
kurang memberi dorongan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang
diberikan. Tidak adanya kemauan siswa dalam memecahkan masalah ini yang
kemudian berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan. Selain dilihat dari segi kemampuan
berpikir kritis peserta didik, perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik
terutama dalam ranah kognitif belum peneliti lihat sehingga menurut peneliti
peserta didik belum sepenuhnya memahami materi yang telah disampaikan.
Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis suatu fakta,
mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat
perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan
masalah (Chance, 1986). Tidak adanya usaha untuk untuk memecahkan
masalah berakibat pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku secara umum yang dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Jalan Tanjungtirto, Kali Tirto, Berbah,
Kabupaten Sleman. Sekolah ini baru menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun
ajaran 2016/2017. Akan tetapi pelaksanaan kurikulum 2013 hanya
dilaksanakan untuk kelas VII. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah
penerapan pendekatan saintifik. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
sehingga peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran matematika
dengan pendekatan saintifik. Sesuai dengan pengamatan peneliti guru sudah
menjalankan pendekatan saintifik dengan benar. Akan tetapi guru kurang
menguasai kelas sehingga banyak peserta didik yang berbicara dengan
temannya. Guru kurang mendorong siswa untuk bertanya mengenai
permasalahan yang sedang diamati sehingga siswa kurang terlibat dalam
pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sebelumnya, sekolah ini telah
menerapkan Kurikulum 2013. Akan tetapi sekolah ini kembali lagi
menggunakan Kurikulum 2006 karena terdapat banyak revisi pada
implementasinya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, guru menjelaskan
bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik khususnya terhadap
materi bangun datar segitiga belum maksimal.
Materi yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bangun datar
segitiga. Peneliti memilih materi ini karena materi ini termasuk dalam materi
kelas VII yang terdapat pada Kurikulum 2013. Peneliti tertarik untuk melihat
hasil belajar siswa dengan pendekatan saintifik 2013.
Melihat fakta yang peneliti alami selama masa PPL dan observasi serta
dari uraian yang telah disampaikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Berbah telah menggunakan
pendekatan saintifik, akan tetapi pelaksanaan pendekatan saintifik masih
belum maksimal.
2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan saintifik belum terlihat atau cenderung
rendah.
3. Hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan segitiga belum
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran matematika materi bangun
datar segiempat dan segitiga pada sub materi segitiga dengan pendekatan
saintifik Kurikulum 2013 di kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah Tahun
Ajaran 2016/2017.
2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dimaksud dalam penelitian
ini dilihat dari kemampuan peserta didik dalam berpendapat untuk
memecahkan suatu masalah pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
3. Hasil belajar yang ingin peneliti lihat yaitu hasil belajar aspek kognitif.
Materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi bangun datar
segiempat dan segitiga kelas VII Kurikulum 2013 dengan sub materi
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, permasalahan yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran
Matematikan pada Sub-Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1
Berbah Tahun Ajaran 2016/2017?
2. Sejauh mana pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika pada sub-pokok
bahasan segitiga melalui pendekataan saintifik kelas VII SMP Negeri 1
Berbah tahun ajaran 2016/2017?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah
tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bahasan segitiga melalui
pendekatan saintifik Kurikulum 2013?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran
Matematika pada Sub-Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1
Berbah Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Mendeskripsikan sejauh mana pendekatan saintifik dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran
matematika pada sub-pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1
3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bahasan segitiga melalui
pendekatan saintifik Kurikulum 2013.
F. Batasan istilah
Untuk membatasi masalah dan menjaga agar tidak menimbulkan
berbagai penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah yang ada, maka perlu
diberikan penjelasan dan penegasan yang berkaitan dengan judul tersebut.
Adapun penjelasan tersebut sebagai berikut.
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik yang merupakan titik tolak terhadap proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pengajaran.
2. Pendekatan Saintifik
Pedekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan dalam
Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat pengalaman belajar meliputi:
mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
3. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan berpendapat secara terstruktur
dalam mengambil suatu keputusan yang masuk akal untuk mencapai
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang dialami seseorang setelah
melalui proses pembelajaran. Perubahan tersebut dapat dilihat dari
kemampuan pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Di sini
peneliti hanya membahas mengenai hasil belajar dalam ranah kogitif.
5. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan
mempunyai tiga buah titik sudut. Suatu segitiga biasanya dinyatakan
dengan lambang “ ”.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Guru dapat menambah wawasan dalam merencanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis dari peserta didik.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai
pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013, kemampuan berpikir kritis
dan hasil belajar dari peserta didik sehingga dapat menjadi bekal ketika
kelak peneliti menjadi seorang pengajar.
3. Bagi pembaca
Penelitian ini semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam
dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran dengan menggunakan
H. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang
terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
lembar pernyataan persetujuan publikasi, pernyataan keaslian karya,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran
2. Bagian Isi
Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang teori-teori yang melandasi
penelitian ini yaitu pengertian pembelajaran matematika,
pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik dalam
pembelajaran, berpikir kritis, belajar dan hasil belajar,
bagun datar segitiga dan kerangka berpikir.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang
mencakup jenis penelitian, subjek penelitian, objek
metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
metode analisis data.
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,
ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat pelaksanaan penelitian dan analisis data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan dan disertai tujuan penelitian serta berisikan
saran-saran yang relevan dengan skripsi.
3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan
12 BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Makmun (2014: 6)
pembelajaran dapat didefinisikan bahwa pembelajaran merupakan
upaya membelajarkan peserta didik. Menurut Siregar dan Hartini
(2010:13) pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara
sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya
terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.
Suherman (1992) dalam Asep dan Abdul (2013:11) mengatakan
bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
antara pesera didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam
rangka perubahan sikap. Dari definisi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian proses
interaksi yang dilakukakan peserta didik dan pendidik untuk
b. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari kata mathema artinya pengetahuan,
mathanein artinya berpikir atau belajar. Matematika dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, hubungan
antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Ismail dkk dalam Ali dan
Muhlisrarini (2014:48) mendefinisikan hakekat matematika adalah:
Matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan
perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai
kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan
struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Definisi
matematika banyak dilihat berdasarkan struktur matematika, pola
pikir matematika, pemanfaatan bagi bidang lain dan sebagainya.
Atas dasar pertimbangan itu maka ada beberapa definisi matematika
menurut Ali dan Muhlisrarini (2014:47) yaitu:
1) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi.
2) Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan
letak.
3) Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan
hubungan-hubungannya.
4) Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan
5) Matematika adalah ilmu deduktif yang menerima generalisasi
yang didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima
generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara
deduktif.
6) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau
teorema.
7) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lainnya yang
jumlahnya banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis dan geometri.
Dari definisi para matematika yang telah disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu suatu cabang ilmu
yang sistematis, teratur dan eksak, matematika merupakan
pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang.
c. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika menurut Ahmad Susanto (2013:186)
adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
Matematika menurut Bruner dalam Herman Hudoyo (1998:56)
adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat
dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep
dan struktur matematika di dalamnya. Menurut Cobb dalam Erman
Suherman (2003:71) pembelajaran matematika sebagai proses
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi
pengetahuan matematika. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar untuk
mengkonstruksi pengetahuan baru agar dapat menguasai materi
matematika dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran matematika menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat,
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
2. Pendekatan Pembelajaran
Perceival dan Ellington (1988) dalam (Evalin dan Hartini, 2010:
75) mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua
kategori pendekatan tersebut adalah pendekatan pembelajaran
berorientasi pada guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran
berorientasi siswa (learner oriented). Menurut Asep dan Abdul (2013:
24) pendekatan pembelajaran bisa juga diartikan suatu jalan, cara atau
kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk mencapai
tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Hosnan (2014:32) pengertian
pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Perspektif (sudut pandang; pandangan) teori yang dapat digunakan
sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik
pembelajaran.
b. Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan
bahan pelajaran.
c. Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran,
sifatnya masih sangat umum di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.
Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta
didik yang merupakan titik tolak terhadap proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan dari pengajaran.
Menurut Novan (2014:166), pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada peserta didik dapat diartikan sebagai cara pandang
yang yang menjadikan peserta didik sebagai subjek dalam proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru yaitu
pembelajaran yang menempatkan posisi siwa yakni sebagai objek dalam
proses kegiatan belajar. Terdapat enam perbedaan pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher centered) dengan pembelajaran berpusat
pada peserta didik (student centered) yang diungkapkan oleh Novan
(2014:167).
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher
Centered) dengan Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
(Student Centered)
No Teacher Centered Student Centered
1 Guru menjadi satu-satunya sumber belajar.
Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. 2 Jalannya proses pembelajaran
didominasi oleh guru.
Jalannya proses pembelajaran didominasi oleh peserta didik. 3 Guru menjadi subjek dan peserta
didik menjadi objeknya.
No Teacher Centered Student Centered
pembelajaran, sedangkan objeknya adalah masalah yamg terkait dengan materi pembelajaran dan kompetensi yang hendak dicapai.
4 Model pembelajaran yang digunakan adalah model pendidikan gaya bank, yaitu menanamkan pengetahuan kepada peserta didik sebanyak-banyaknya.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang kontekstual.
5 Guru menghendaki agar peserta didiknya menguasai materi pembelajaran.
Guru menghendaki agar peserta didiknya menguasai atau mencapai berbagai kompetensi sebagai rumusan dari tujuan pembelajaran.
6 Guru cenderung menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi ceramah sehingga peserta didik cenderung pasif.
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran aktif.
3. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik sering disebut dengan pendekatan ilmiah
atau scientific approach. Menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran
dinyatakan bahwa proses pendekatan saintifik terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati; menanya;
mengumpulkan informasi; mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014:34) adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai macam
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Abdul Majid (2014:95) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik
diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi pembelajaran dapat diperoleh dari mana
saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari
guru. Proses pembelajaran ini diharapkan mampu mengembangkan
pola berpikir analitis siswa. Dari definisi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pedekatan saintifik yaitu pendekatan yang
digunakan dalam Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat
pengalaman belajar meliputi: mengamati; menanya; mengumpulkan
informasi; mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
b. Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Pendekatan dengan menggunakan metode saintifik memiliki
karakterisitik sebagai berikut (Daryanto : 2014, 53).
1) Berpusat pada siswa,
2) Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruksi
3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya ketrampilan
berpikir tingkat tinggi siswa.
4) Dapat mengembangkan karakter siswa.
c. Tujuan Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Tujuan dari
pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
(Daryanto : 2014, 54):
1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik.
3) Tercapainya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4) Diperoleh hasil belajar yang tinggi.
5) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
d. Prinsip – Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip – prinsip dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut (Daryanto : 2014, 58).
1) Pembelajaran berpusat pada siswa.
2) Pembelajaran membentuk students self concept.
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa.
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru.
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
Sedangkan menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah dalam
Abdul Majid (2014, 96-97) dinyatakan bahwa penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama;
yaitu:
1) Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiri-based
learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning
atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.
2) Assesment, berarti pengukuran pengajuan belajar siswa
dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
3) Keberagaman mendukung makna bahwa dalam pendekatan
ilmiah mengembangakan pendekatan keberagaman. Pendekatan
ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik,
termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur,
pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
e. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Menurut Permendikbud No.81 A tahun 2013 Lampiran IV,
langkah – langkah pendekatan ilmiah terdiri atas lima pengalaman
belajar pokok yaitu menggunakan pendekatan saintifik yang
meliputi: mengamati (observasi), menanya (questioning),
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/ mengolah informasi/
menalar (associating), mengkomunikasikan. Kelima tahapan itu
selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan.
1) Mengamati (Observasi)
Mengamati merupakan langkah awal atau kegiatan
pertama dalam pendekatan saintifik. Kegiatan ini bertujuan agar
peserta didik memperoleh gambaran umum mengenai materi
pembelajaran yang akan dipelajarinya. Metode ini memiliki
keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara
nyata untuk diamati. Siswa menjadi lebih tertantang dan
bersemangat untuk melakukan pembelajaran. Metode ini
membuat siswa mengerti dan mengaitkan bahwa objek yang
diteliti ada hubungannya dengan materi yang akan dipelajarinya.
a) Tahap-Tahap dalam Kegiatan Observasi
Kegiatan mengamati menurut para pakar, seperti Alder dan
Alder (1998), Denzin (1989 b), dan Spradley (1980) dalam Flick
(2002: 136), (dalam Hosnan, 2014: 42) menyatakan bahwa
observasi memiliki tujuh tahap sebagai berikut.
(1) Menyeleksi suatu latar (setting).
(2) Memahami tentang apa yang akan didokumentasikan dalam
observasi dan dalam setiap kasus.
(3) Melatih pengamat supaya menentukan fokus pengamatan.
(4) Observasi deskriptif yang memberikan suatu pemaparan
(5) Observasi terfokus yang semakin terkonsentrasi pada
aspek-aspek yang semakin relevan dengan pertanyaan
pengamatan.
(6) Observasi selektif yang dimaksudkan untuk secara sengaja
menangkap hanya aspek-aspek pokok.
(7) Akhir dari observasi apabila kepenuhan teori telah tercapai.
b) Langkah-Langkah dalam Kegiatan Observasi
Menurut Hosnan (2014, 42-43), langkah-langkah dalam
pembelajaran dilakukan dengan cara sebagai berikut.
(1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
(2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi.
(3) Menentukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi,
baik primer maupun sekunder.
(4) Menentukan di mana tempat objek akan diobservasi.
(5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah
dan lancar.
(6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
c) Manfaat Observasi
Menurut Guba dan Lincoln (1981: 191-193, dalam
Moleong, 2001: 125-126, dalam Hosnan, 2014: 44-45)
alasan-alasan pengamatan (observasi) dimanfaatkan sebesar-besarnya
dalam pengamatan kualitatif, intinya karena hal berikut ini.
(1) Pengamatan memberikan pengalaman langsung, dan
pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh
untuk memperoleh kebenaran.
(2) Dengan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang sebenarnya.
(3) Pengamatan memungkinkan pengamat mencatat peristiwa
yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun
pengetahuan yang diperoleh dari data.
(4) Sering terjadi keragu-raguan pada pengamat terhadap
informasi yang diperoleh yang dikarenakan
kekhawatirannya adanya bias atau penyimpangan.
(5) Pengamatan memungkinkan pengamat mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
(6) Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi
lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang
2) Menanya (Questioning)
Menanya atau questioning merupakan langkah atau
kegiatan kedua dalam pendekatan saintifik setelah kegiatan
mengamati. Kegiatan ini bertujuan untuk menanyakan hal-hal
apa saja yang belum dipahami atau dimengerti oleh peserta didik
pada saat kegiatan mengamati. Kemampuan yang dikembangkan
dalam pembelajaran ini adalah rasa ingin tahu dari peserta didik
untuk membentuk krativitas siswa dan kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Metode
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Dalam hal
ini, guru berperan penting untuk memotivasi, mendorong, dan
memfasilitasi peserta didik untuk bertanya hal apa saja yang
belum dipahami.
Untuk melaksanakan tahap menanya, peserta didik harus
berkembang sikap kreativitas, rasa ingin tahu, dan sikap kritis
disamping kemampuan merumuskan suatu pertanyaan. Adapun
secara umum menurut Abdul Majid (2014:103), fungsi dari
kegiatan menanya adalah sebagai berikut.
a) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
b) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
c) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,
ketrampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan.
d) Membangkitkan ketrampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis,
sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
e) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan
menarik kesimpulan.
f) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
g) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat,
serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba
muncul.
h) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
3) Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak
lanjut dari kegiatan menanya. Menurut Hosnan (2014:57)
kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan dengan menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Perserta didik diharapkan membaca lebih bayak
buku dan memperhatikan objek yang diteliti atau bahkan
melakukan eksperimen. Dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan
melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek atau kejadian atau aktivitas dan wawancara
dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dari
kegiatan mengumpulkan informasi yaitu sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Eksperimen atau mencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan
terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk
menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis (Hosnan,
2014:58). Dengan eksperimen, siswa menemukan bukti
a) Karakteristik Metode Eksperimen
Terdapat karakteristik mengajar dalam menggunakan
metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman
belajar siswa, seperti yang dikemukakan Winataputra dalam
Triadi (Hosnan, 2014;59).
(1) Ada alat bantu yang digunakan.
(2) Siswa aktif melakukan percobaan.
(3) Guru membimbing.
(4) Tempat dikondisikan.
(5) Ada pedoman untuk siswa.
(6) Ada topik yang dieksperimenkan.
(7) Ada temuan-temuan.
b) Tahap Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut
Palendeng dalam Hosnan (2014;61), meliputi tahap-tahap
berikut.
(1) Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan
fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
(2) Penggamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru
melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati
(3) Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
(4) Verivikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dilakukan melalui
kegiatan kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya
dilaporkan hasilnya.
(5) Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan
menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam
kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantaman konsep
yang telah dipahami.
(6) Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu
konsep.
c) Langkah-langkah Metode Eksperimen
Langkah-langkah metode eksperimen yang dikemukakan
Ramyulis dalam Hosnan (2014:62) adalah sebagai berikut.
(1) Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang
seharusnya dilakukan dalam eksperimen.
(2) Menentukan langkah-langkah pokok untuk membantu siswa
dalam eksperimen.
Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru
harus menetapkan berikut ini.
(2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.
(3) Hal-hal apa yang harus dicatat.
(4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
Setelah ekperimen, guru harus menentukan apakah
follow-up (tindak lanjut) eksperimen, seperti mengumpulkan laporan
mengenai eksperimen tersebut; mengadakan tanya jawab
tentang proses; dan melaksanakan tes untuk menguji pengertian
siswa.
4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar (Associating)
Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar
(Associating) dalam kegiatan pembelajaran seperti yang
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013,
adalah memproses informasi yang telah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ ekperimen maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai yang
bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
a) Metode dalam Menalar
Menurut Hosnan (2014;72), terdapat dua metode dalam
menalar, yaitu metode induktif dan deduktif.
(1) Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi merupakan bentuk dari metode berpikir induktif.
(2) Metode Deduktif
Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.
b) Cara Menalar
Cara menalar menurut Hosnan (2014;73) adalah sebagai berikut.
(1) Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik
kesimpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif
adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang
bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi
(2) Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan
menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau
fenomena yang besifat umum menuju pada hal yang bersifat
khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar dengan metode deduktif
adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
5) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan
sebelumnya kepada orang lain, baik secara lisan atau tertulis.
Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran
sebagai mana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya. Adapun kompetensi yang dikembangkan dalam
kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan
mengkomunikasikan menurut Hosnan (2014:76) adalah sebagai
a) Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan
karakter dan kegiatan pada kotak-kotak yang telah
disediakan dalam buku siswa.
b) Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan
kelas.
c) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik dan bisa
memberikan masukan tambahan.
d) Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
e) Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses
kegiatan penerapan ini bisa berjalan dengan baik.
f) Semua pesserta didik harus terlibat aktif dalam proses
kegiatan mengkomunikasikan ini.
g) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan menampung masukan-masukan dari
orang lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas.
h) Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan benar.
4. Berpikir Kritis a. Berpikir Kritis
Menurut Ennis dalam Ahmad Susanto (2013:121) berpikir
kritis adalah suatu berpikir dengan tujuan membuat keputusan masuk
akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Berpikir kritis