• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017."

Copied!
291
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VII SMP

NEGERI 1 BERBAH TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Rosa Agustina Ardi R

NIM : 131414093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Some beautiful paths can’t be di

sovered

without getting lost”

Erol Ozan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat, kasih dan mukjizatNya

Papa, Dominikino Suwardi dan Mama, Geoveva Sumartiningsih

yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang

Kakak-kakakku, Regina Ardhy, Maria Ardhy, Francisca Ardhy

yang selalu memberikan semangat dan menguatkanku

Sahabat-sahabatku yang setia memberikan dorongan dan penghiburan

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sepenuhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Juni 2017

Penulis,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rosa Agustina Ardi R

Nomor Mahasiswa : 131414093

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERBAH TAHUN AJARAN 2016/2017.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Juni 2017

Yang menyatakan,

(7)

vii ABSTRAK

Rosa Agustina Ardi R (NIM: 131414093). 2017. Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran Matematika pada Sub-Pokok Bahasan Bangun Datar Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran 2016/2017; (2) sejauh mana pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika pada sub-pokok bahasan bangun datar segitiga melalui pendekataan saintifik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017; (3) hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bangun datar segitiga melalui pendekatan saintifik Kurikulum 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah 1 orang guru matematika kelas VII dan 32 siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah. Pengambilan data dilaksanakan bulan Maret sampai April 2017. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara, pemberian kuesioner, pretest dan

postest. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dianalisis secara kuantitatif dan hasilnya didukung dengan transkrip rekaman video yang dianalisis secara kualitatif. Hasil observasi kemampuan berpikir kritis peserta didik dianalisis secara kuantitatif. Hasil wawancara dianalisis untuk mendukung hasil dari observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik serta mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru. Hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif dan yang terakhir hasil pretest dan postest dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik masih kurang maksimal, terutama pada tahap menanya. (2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik masih kurang. Akan tetapi, kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik meningkat setiap pertemuannya sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. (3) Hasil belajar peserta didik masih dalam kategori kurang karena tidak ada peserta didik yang mencapai nilai KKM baik dari pretest maupun postest.

(8)

viii ABSTRACT

Rosa Agustina Ardi R (NIM: 131414093). 2017. Critical Thinking Ability and Student Learning Achievement in Mathematics Learning using Scientific Approach on Triangle Topic of grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah Academic Year 2016/2017. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to describe: (1) The implementation of a scientific approcah in Mathematics Learning using Scientific Approach on Triangle Topic of grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah Academic Year 2016/2017; (2)

How far the scientific approach could develop students’ critical thinking ability in Mathematics study especially in triangle topic using scientific approcah for grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah academic year 2016/2017; (3) Students learning achievement grade VII students of SMP Negeri 1 Berbah academic year 2016/2017 on triangle topic using scientific approach Kurikulum 2013.

The type of this research is descriptive research with quantitative and qualitative approach. The research subject is one Mathematics teacher of grade VII and 32 students of grade VII A SMP Negeri 1 Berbah. Data collection was conducted from March to April 2017. Data of this research was gathered through observation, interview, questionnaire giving, pretest and postest. The observation result of learning process using scientific approach was analyzed quantitatively and the result supported by video record transcript was analyzed quantitatively.

The observation result of students’ critical thinking analyzed by quantitatively. The interview result analyzed in order to support the result of learning process observation was scientific approach and to find out the obstacles faced by the teacher. The questionnaire result was analyzed quantitatively. Then the result of pretest and postest was analyzed by quantitatively and qualitatitvely.

The research result are: (1) The implementation of scientific approach has been going on pretty good. However, the implementation of Mathematic study using scientific approach still not maximum yet, especially in questioning stage.

(2) The students’ critical thinking ability still less than maximum. Nevertheless,

the students’ critical thinking ability is increased in every meeting, the use of

scientific approach in learning process could develop students’ critical thinking

ability. (3) The students learning result still belongs to the less category because there is no students who achieve Minimum Criteria of Mastery Learning score even in a pretest and postest.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, rahmat dan anugerah Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Kemampuan Berpikir Kritis dan

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik

Pada Sub Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1 Berbah Tahun Ajaran

2016/2017”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Matematika.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mengalami

banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, dorongan dan

dukungan dari berbagai pihak, penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata

Dharma.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan

(10)

x

5. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd.,M.Sc., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dan memberikan kritik

dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

6. Para Dosen Penguji skripsi atas saran guna penyempurnaan penulisan skripsi

ini.

7. Staf Sekertariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia

melayani peneliti dalam pembuatan surat dan membantu peneliti dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Siti Chalimah, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Berbah, yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian di SMP

Negeri 1 Berbah.

9. Dra. Ibu Lilis Eko Sulistyaningsih , selaku guru kelas VII A SMP Negeri 1

Berbah yang telah membantu peneliti selama penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah yang telah membantu peneliti

untuk menjadi subjek penelitian.

11. Kedua orang tua peneliti yaitu Dominikino Suwardi dan Geoveva

Sumartiningsih tercinta yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan

semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Regina Seffina Ardhyaningrum, Maria Novika Ardhyaningsih dan F.R Maria

Ardhyningtyas selaku kakak yang selalu mendukung, menyemangati dan

mendoakan peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

13. Ivan Rizi Kurniawan, yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan

(11)

xi

14. Sahabat-sahabatku, Cah Embuh (Egi, Adhi, Yuse, Sepnu, Cicil dan Totok),

Yu Warni Emprit (Dhesy, Dina, Yessy, Shella, Aci dan Galuh), Novi, Kak

Selly, Densy dan Kak Sasi yang telah membantu dan memotivasi peneliti

untuk menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman mahasiswa, Cicilia, Yuseba, Sepnu dan Selly selaku observer

yang telah membantu peneliti selama penelitian berlangsung.

16. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 khususnya kelas C

yang telah memberikan kecerian, kerjasama dan perhatian selama

berdinamika bersama.

17. Teman-teman Grisadha yang telah memberikan kebahagiaan ketika penulis

merasa jenuh selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan, dukungan dan semangat sampai skripsi ini selesai

dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis untuk

karya selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan

dan perkembangan ilmu pendidikan.

Yogyakarta, 13 Juni 2017

Peneliti

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Batasan istilah ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 9

(13)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Pembelajaran Matematika ... 12

2. Pendekatan Pembelajaran ... 16

3. Pendekatan Saintifik ... 18

4. Berfikir Kritis... 34

5. Belajar dan Hasil Belajar ... 39

6. Bangun Datar Segitiga ... 42

B. Kerangka berpikir ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

D. Data Penelitian ... 49

1. Data Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013... 49

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 50

3. Data Hasil Belajar ... 50

E. Metode Pengumpulan Data ... 50

1. Pengamatan/ Observasi ... 50

2. Wawancara ... 51

3. Pemberian Kuesioner ... 52

4. Tes Tertulis ... 53

F. Instrumen Penelitian ... 53

(14)

xiv

2. Instrumen Pengumpulan Data... 56

G. Metode Analisis Data ... 60

1. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 60

2. Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 66

3. Analisis Data Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik . 70 4. Analisis Data Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik 71 5. Analisis Data Hasil Tes ... 73

6. Analisis Data Kualitatif ... 75

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 78

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 78

1. Sebelum Penelitian ... 78

2. Deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah pada setiap pertemuannya. ... 80

B. Tabulasi Data ... 81

1. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik... 81

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 85

3. Data Hasil Belajar Peserta Didik ... 96

C. Analisis Data ... 98

1. Analisis Data Observasi ... 98

4. Analisis Data Wawancara ... 128

5. Analisis Data Kuesioner ... 130

(15)

xv

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 135

2. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 141

3. Hasil Belajar Peserta Didik ... 147

E. Keterbatasan Penelitian ... 161

BAB V PENUTUP ... 162

A. Kesimpulan ... 162

B. Saran ... 164

DAFTAR PUSTAKA ... 166

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher Centered) dengan

Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Student Centered) ... 17

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik ... 56

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik ... 57

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ... 57

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru ... 58

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Berpikir Kritis ... 58

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pretest ... 59

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Postest ... 59

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Validasi Butir Soal ... 61

Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Pretest ... 62

Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Postest ... 63

Tabel 3.11 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Pretest ... 65

Tabel 3.12 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Postest ... 65

Tabel 3.13 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 66

Tabel 3.14 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal ... 66

Tabel 3.15 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekaran Saintifik ... 67

Tabel 3.16 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekaran Saintifik ... 69

Tabel 3.17 Skor Berpikir Kritis... 70

Tabel 3.18 Kategori Berpikir Kritis Berdasarkan Nilai Persentase ... 70

Tabel 3.19 Skor Kuesioner Peserta Didik ... 72

Tabel 3.20 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 73

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 79

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru saat Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 81

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik saat Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 84

(17)

xvii

Tabel 4.5 Skor Jawaban Kuesioner Awal Kemampuan Berpikir Kritis

Peserta Didik ... 87

Tabel 4.6 Skor Jawaban Kuesioner Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 88

Tabel 4.7 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 1 ... 90

Tabel 4.8 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 2 ... 91

Tabel 4.9 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 3 ... 92

Tabel 4.10 Skor Total Akhir Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pertemuan 4 ... 93

Tabel 4.11 Skor Total Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dilihat dari Hasil Pretest ... 94

Tabel 4.12 Skor Total Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dilihat dari Hasil Postest ... 95

Tabel 4.13 Skor Total Pretest ... 96

Tabel 4.14 Skor Total Postest ... 97

Tabel 4.15 Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 102

Tabel 4.16 Proses Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 106

Tabel 4.17 Proses Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 109

Tabel 4.18 Proses Pembelajaran Pertemuan Keempat ... 113

Tabel 4.19 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Pendahuluan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 114

Tabel 4.20 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 115

Tabel 4.21 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Penutup Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 116

Tabel 4.22 Perolehan Persentase Kesesuaian Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 117

Tabel 4.23 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengamati dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 118

(18)

xviii

Tabel 4.25 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengumpulkan Informasi dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

pada Setiap Pertemuan ... 119 Tabel 4.26 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Menalar dalam

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

pada Setiap Pertemuan ... 120 Tabel 4.27 Perolehan Skor dan Persentase Kesesuaian Tahap Mengkomunikasikan

Dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

pada Setiap Pertemuan ... 121 Tabel 4.28 Perolehan Skor dan Persentase Keterlibatan Peserta Didik dalam

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Matematika

dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 121 Tabel 4.29 Perolehan Skor dan Persentase Keterlibatan Peserta Didik dalam

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik

pada Setiap Pertemuan ... 122 Tabel 4.30 Perolehan Skor dan Persentase Tanggung Jawab Peserta Didik dalam

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik

pada Setiap Pertemuan ... 123 Tabel 4.31 Perolehan Persentase Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 123 Tabel 4.32 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Setiap Pertemuan ... 125 Tabel 4.33 Persentase Peserta Didik yang Termasuk dalam Kategori

Sangat Tidak Kritis, Kurang Kritis, Cukup Kritis, Kritis

dan Sangat Kritis ... 127 Tabel 4.34 Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Setiap Pertemuan ... 127 Tabel 4.35 Hasil Analisis Instrumen Wawancara ... 128 Tabel 4.36 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Peserta Didik ... 130 Tabel 4.37 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Peserta Didik

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga ... 43

Gambar 2.2 Segitiga Siku-Siku ... 45

Gambar 2.3 Segitiga Sama Kaki ... 45

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi ... 46

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 47

Gambar 4.1 Jawaban S11 untuk soal nomor 1a ... 149

Gambar 4.2 Jawaban S30 untuk soal nomor 1b ... 149

Gambar 4.3 Jawaban S16 untuk soal nomor 1b ... 150

Gambar 4.4 Jawaban S23 untuk soal nomor 2a ... 150

Gambar 4.5 Jawaban S19 untuk soal nomor 2b ... 150

Gambar 4.6 Jawaban S4 untuk soal nomor 3a ... 151

Gambar 4.7 Jawaban S31 untuk soal nomor 3b ... 151

Gambar 4.8 Jawaban S10 untuk soal nomor 3b ... 152

Gambar 4.9 Jawaban S27 untuk soal nomor 4 ... 152

Gambar 4.10 Jawaban S20 untuk soal nomor 4 ... 153

Gambar 4.11 Jawaban S25 untuk soal nomor 4 ... 153

Gambar 4.12 Jawaban S28 untuk soal nomor 5 ... 154

Gambar 4.13 Jawaban S5 untuk soal nomor 5 ... 154

Gambar 4.14 Jawaban S28 untuk soal nomor 1a ... 155

Gambar 4.15 Jawaban S19 untuk soal nomor 1a ... 155

Gambar 4.16 Jawaban S29 untuk soal nomor 1a ... 155

Gambar 4.17 Jawaban S9 untuk soal nomor 1b ... 156

Gambar 4.18 Jawaban S8 untuk soal nomor 1b ... 156

Gambar 4.19 Jawaban S26 untuk soal nomor 1b ... 156

Gambar 4.20 Jawaban S23 untuk soal nomor 2 ... 157

Gambar 4.21 Jawaban S11 untuk soal nomor 2 ... 157

Gambar 4.22 Jawaban S18 untuk soal nomor 2 ... 157

Gambar 4.23 Jawaban S23 untuk soal nomor 3 ... 158

Gambar 4.24 Jawaban S13 untuk soal nomor 3 ... 158

Gambar 4.25 Jawaban S27 untuk soal nomor 4 ... 159

Gambar 4.26 Jawaban S17 untuk soal nomor 4 ... 159

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian... 171

Lampiran A.2 Surat Selesai Penelitian ... 172

Lampiran B.1 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Pretest ... 174

Lampiran B.2 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Postest ... 175

Lampiran B.3 Tabel r ... 176

Lampiran B.4 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal Pretest ... 177

Lampiran B.5 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal Postest ... 182

Lampiran B.6 Perhitungan Uji Reliabilitas Pretest... 187

Lampiran B.7 Perhitungan Uji Reliabilitas Postest ... 188

Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 190

Lampiran C.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 204

Lampiran C.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 219

Lampiran C.4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 224

Lampiran C.5 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 226

Lampiran C.6 Lembar Pertanyaan Wawancara dengan Guru ... 227

Lampiran C.7 Lembar Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 229

Lampiran C.8 Soal Pretest ... 231

Lampiran C.9 Soal Postest ... 233

Lampiran C.10 Kunci Jawaban Pretest ... 235

Lampiran C.11 Kunci Jawaban Postest ... 237

Lampiran D.1 Daftar Hadir Pretest dan Postest ... 240

Lampiran D.2 Daftar Hadir Peserta Didik ... 244

Lampiran D.3 Hasil Observai Aktivitas Guru... 246

Lampiran D.4 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 249

Lampiran D.5 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 250

Lampiran D.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 252

Lampiran D.7 Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... 257

Lampiran D.8 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Pretest ... 260

Lampiran D.9 Lembar Jawab Peserta Didik Soal Postest ... 263

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kurikulum memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Peran

kurikulum yaitu mengelola suatu pendidikan beserta seluruh prosesnya untuk

menghasilkan suatu lulusan yang berkualitas. Perannya yang penting

mengakibatkan suatu kurikulum erat hubungannya dengan dunia pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, kurikulum dituntut untuk selalu berkembang. Di

Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Pada

tahun 2013, terjadi pergantian kurikulum yaitu dari Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 (Kurtilas).

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi untuk

mencapai suatu peningkatan mutu pendidikan. Beberapa hal yang

dikembangkan pada Kurikulum 2013 tidak hanya mengenai Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Komponen lainnya yang

mengalami pengembangan pada Kurikulum 2013 adalah Standar Proses.

Standar proses pada Kurikulum 2013 yang dikembangkan yaitu pada proses

pembelajaran yang memadukan antara pendekatan induktif dengan

pendekatan deduktif. Menurut Kosasih (2014, 70), pada KTSP sebagian besar

guru melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan deduktif. Guru

cenderung memberikan teori-teori dengan ceramah atau dari buku-buku tanpa

memunculkan ide dari peserta didik. Pendekatan seperti ini tidak

(22)

sehingga tujuan dari KTSP yaitu pendidikan berkarakter belum dapat

terwujud. Proses belajar ini yang kemudian dikembangkan dalam Kurikulum

2013.

Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan pada kurikulum 2013

disebut dengan pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan yang memadukan

antara pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif. Pada proses

pembelajarannya, siswa diharapkan dapat memadukan antara teori yang

sudah diperoleh sebelumnya dengan pengamatan yang dilakukannya. Antara

teori dengan pengamatan diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi peserta

didik. Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses

pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu

mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta

mengkreasikan). Kelima tahapan itu merupakan proses belajar yang saling

berkesinambungan dan diharapkan melalui kelima tahap itu dapat

mengembangkan ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Tujuan dari pengembangan kurikulum tentunya dapat dilihat apabila

sudah terlaksana. Pelaksanaan atau Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.

Implementasi kurikulum diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis

dalam bentuk pembelajaran. Wujud nyata dari implementasi kurikulum yaitu

aktivitas mengajar di kelas. Dengan kata lain kegiatan

(23)

Kurikulum dalam bentuk tertulis tersebut kemudian akan dijabarkan

oleh guru ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Peran guru yaitu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan

RPP yang telah dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Wina

Sanjaya (2010:21) menjelaskan bahwa guru merupakan faktor penting dalam

implementasi kurikulum. Kurikulum yang ideal tidak akan bermakna apabila

tidak ada kemampuan seorang guru yang menunjang untuk

merealisasikannya. Dalam pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak

tatarannya. Guru bisa disebut kunci keberhasilan dalam implementasi

kurikulum.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjalani Program

Pelaksanaan Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Yogyakarta, peneliti

mendapatkan banyak pengalaman. Salah satu diantaranya yaitu pengetahuan

mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah berjalan tiga

tahun yang lalu, akan tetapi menurut peneliti pelaksanaan Kurikulum 2013 di

SMK Negeri 1 Yogyakarta belum terlaksana dengan baik. Guru kurang

mempersiapkan pembelajaran sehingga kurang bisa memunculkan

ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Peserta didik terbiasa menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

deduktif sehingga saat dituntut untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai

dengan Kurikulum 2013, tidak sedikit peserta didik yang mengeluh karena

mereka lebih senang apabila pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan

(24)

informasi mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung mengakibatkan

tidak tercapainya pendekatan saintifik dengan baik. Guru kurang bisa

memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan baik, contohnya yaitu guru

kurang memberi dorongan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang

diberikan. Tidak adanya kemauan siswa dalam memecahkan masalah ini yang

kemudian berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam

memecahkan suatu permasalahan. Selain dilihat dari segi kemampuan

berpikir kritis peserta didik, perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik

terutama dalam ranah kognitif belum peneliti lihat sehingga menurut peneliti

peserta didik belum sepenuhnya memahami materi yang telah disampaikan.

Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis suatu fakta,

mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat

perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan

masalah (Chance, 1986). Tidak adanya usaha untuk untuk memecahkan

masalah berakibat pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Hasil

belajar merupakan perubahan tingkah laku secara umum yang dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Jalan Tanjungtirto, Kali Tirto, Berbah,

Kabupaten Sleman. Sekolah ini baru menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun

ajaran 2016/2017. Akan tetapi pelaksanaan kurikulum 2013 hanya

dilaksanakan untuk kelas VII. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

(25)

penerapan pendekatan saintifik. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut

sehingga peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran matematika

dengan pendekatan saintifik. Sesuai dengan pengamatan peneliti guru sudah

menjalankan pendekatan saintifik dengan benar. Akan tetapi guru kurang

menguasai kelas sehingga banyak peserta didik yang berbicara dengan

temannya. Guru kurang mendorong siswa untuk bertanya mengenai

permasalahan yang sedang diamati sehingga siswa kurang terlibat dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sebelumnya, sekolah ini telah

menerapkan Kurikulum 2013. Akan tetapi sekolah ini kembali lagi

menggunakan Kurikulum 2006 karena terdapat banyak revisi pada

implementasinya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, guru menjelaskan

bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik khususnya terhadap

materi bangun datar segitiga belum maksimal.

Materi yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bangun datar

segitiga. Peneliti memilih materi ini karena materi ini termasuk dalam materi

kelas VII yang terdapat pada Kurikulum 2013. Peneliti tertarik untuk melihat

hasil belajar siswa dengan pendekatan saintifik 2013.

Melihat fakta yang peneliti alami selama masa PPL dan observasi serta

dari uraian yang telah disampaikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

(26)

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Berbah telah menggunakan

pendekatan saintifik, akan tetapi pelaksanaan pendekatan saintifik masih

belum maksimal.

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan pendekatan saintifik belum terlihat atau cenderung

rendah.

3. Hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan segitiga belum

maksimal.

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran matematika materi bangun

datar segiempat dan segitiga pada sub materi segitiga dengan pendekatan

saintifik Kurikulum 2013 di kelas VII A SMP Negeri 1 Berbah Tahun

Ajaran 2016/2017.

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dimaksud dalam penelitian

ini dilihat dari kemampuan peserta didik dalam berpendapat untuk

memecahkan suatu masalah pada pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan saintifik.

3. Hasil belajar yang ingin peneliti lihat yaitu hasil belajar aspek kognitif.

Materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi bangun datar

segiempat dan segitiga kelas VII Kurikulum 2013 dengan sub materi

(27)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, permasalahan yang ada

dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran

Matematikan pada Sub-Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1

Berbah Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Sejauh mana pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan

berfikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika pada sub-pokok

bahasan segitiga melalui pendekataan saintifik kelas VII SMP Negeri 1

Berbah tahun ajaran 2016/2017?

3. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Berbah

tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bahasan segitiga melalui

pendekatan saintifik Kurikulum 2013?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam Pembelajaran

Matematika pada Sub-Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII SMP Negeri 1

Berbah Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Mendeskripsikan sejauh mana pendekatan saintifik dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran

matematika pada sub-pokok bahasan segitiga kelas VII SMP Negeri 1

(28)

3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1

Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada sub-pokok bahasan segitiga melalui

pendekatan saintifik Kurikulum 2013.

F. Batasan istilah

Untuk membatasi masalah dan menjaga agar tidak menimbulkan

berbagai penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah yang ada, maka perlu

diberikan penjelasan dan penegasan yang berkaitan dengan judul tersebut.

Adapun penjelasan tersebut sebagai berikut.

1. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh guru dan peserta didik yang merupakan titik tolak terhadap proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pengajaran.

2. Pendekatan Saintifik

Pedekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan dalam

Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat pengalaman belajar meliputi:

mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi dan

mengkomunikasikan.

3. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah kemampuan berpendapat secara terstruktur

dalam mengambil suatu keputusan yang masuk akal untuk mencapai

(29)

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang dialami seseorang setelah

melalui proses pembelajaran. Perubahan tersebut dapat dilihat dari

kemampuan pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Di sini

peneliti hanya membahas mengenai hasil belajar dalam ranah kogitif.

5. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan

mempunyai tiga buah titik sudut. Suatu segitiga biasanya dinyatakan

dengan lambang “ ”.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Guru dapat menambah wawasan dalam merencanakan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis dari peserta didik.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai

pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013, kemampuan berpikir kritis

dan hasil belajar dari peserta didik sehingga dapat menjadi bekal ketika

kelak peneliti menjadi seorang pengajar.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam

dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran dengan menggunakan

(30)

H. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang

terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,

lembar pernyataan persetujuan publikasi, pernyataan keaslian karya,

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat tentang teori-teori yang melandasi

penelitian ini yaitu pengertian pembelajaran matematika,

pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik dalam

pembelajaran, berpikir kritis, belajar dan hasil belajar,

bagun datar segitiga dan kerangka berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang

mencakup jenis penelitian, subjek penelitian, objek

(31)

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan

metode analisis data.

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat pelaksanaan penelitian dan analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah

dilaksanakan dan disertai tujuan penelitian serta berisikan

saran-saran yang relevan dengan skripsi.

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan

(32)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Makmun (2014: 6)

pembelajaran dapat didefinisikan bahwa pembelajaran merupakan

upaya membelajarkan peserta didik. Menurut Siregar dan Hartini

(2010:13) pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara

sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya

terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.

Suherman (1992) dalam Asep dan Abdul (2013:11) mengatakan

bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi

antara pesera didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam

rangka perubahan sikap. Dari definisi para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian proses

interaksi yang dilakukakan peserta didik dan pendidik untuk

(33)

b. Hakikat Matematika

Matematika berasal dari kata mathema artinya pengetahuan,

mathanein artinya berpikir atau belajar. Matematika dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, hubungan

antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan. Ismail dkk dalam Ali dan

Muhlisrarini (2014:48) mendefinisikan hakekat matematika adalah:

Matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan

perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai

kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan

struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Definisi

matematika banyak dilihat berdasarkan struktur matematika, pola

pikir matematika, pemanfaatan bagi bidang lain dan sebagainya.

Atas dasar pertimbangan itu maka ada beberapa definisi matematika

menurut Ali dan Muhlisrarini (2014:47) yaitu:

1) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi.

2) Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan

letak.

3) Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan

hubungan-hubungannya.

4) Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan

(34)

5) Matematika adalah ilmu deduktif yang menerima generalisasi

yang didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima

generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara

deduktif.

6) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau

teorema.

7) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lainnya yang

jumlahnya banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu

aljabar, analisis dan geometri.

Dari definisi para matematika yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu suatu cabang ilmu

yang sistematis, teratur dan eksak, matematika merupakan

pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang.

c. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Matematika menurut Ahmad Susanto (2013:186)

adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

(35)

Matematika menurut Bruner dalam Herman Hudoyo (1998:56)

adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat

dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep

dan struktur matematika di dalamnya. Menurut Cobb dalam Erman

Suherman (2003:71) pembelajaran matematika sebagai proses

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi

pengetahuan matematika. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar untuk

mengkonstruksi pengetahuan baru agar dapat menguasai materi

matematika dengan baik.

Tujuan dari pembelajaran matematika menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2006, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

(36)

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat,

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

2. Pendekatan Pembelajaran

Perceival dan Ellington (1988) dalam (Evalin dan Hartini, 2010:

75) mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua

kategori pendekatan tersebut adalah pendekatan pembelajaran

berorientasi pada guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran

berorientasi siswa (learner oriented). Menurut Asep dan Abdul (2013:

24) pendekatan pembelajaran bisa juga diartikan suatu jalan, cara atau

kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk mencapai

tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Hosnan (2014:32) pengertian

pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Perspektif (sudut pandang; pandangan) teori yang dapat digunakan

sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik

pembelajaran.

b. Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan

bahan pelajaran.

c. Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran,

(37)

sifatnya masih sangat umum di dalamnya mewadahi, menginspirasi,

menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoritis tertentu.

Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta

didik yang merupakan titik tolak terhadap proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan dari pengajaran.

Menurut Novan (2014:166), pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada peserta didik dapat diartikan sebagai cara pandang

yang yang menjadikan peserta didik sebagai subjek dalam proses

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru yaitu

pembelajaran yang menempatkan posisi siwa yakni sebagai objek dalam

proses kegiatan belajar. Terdapat enam perbedaan pembelajaran yang

berpusat pada guru (teacher centered) dengan pembelajaran berpusat

pada peserta didik (student centered) yang diungkapkan oleh Novan

(2014:167).

Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher

Centered) dengan Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik

(Student Centered)

No Teacher Centered Student Centered

1 Guru menjadi satu-satunya sumber belajar.

Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. 2 Jalannya proses pembelajaran

didominasi oleh guru.

Jalannya proses pembelajaran didominasi oleh peserta didik. 3 Guru menjadi subjek dan peserta

didik menjadi objeknya.

(38)

No Teacher Centered Student Centered

pembelajaran, sedangkan objeknya adalah masalah yamg terkait dengan materi pembelajaran dan kompetensi yang hendak dicapai.

4 Model pembelajaran yang digunakan adalah model pendidikan gaya bank, yaitu menanamkan pengetahuan kepada peserta didik sebanyak-banyaknya.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang kontekstual.

5 Guru menghendaki agar peserta didiknya menguasai materi pembelajaran.

Guru menghendaki agar peserta didiknya menguasai atau mencapai berbagai kompetensi sebagai rumusan dari tujuan pembelajaran.

6 Guru cenderung menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi ceramah sehingga peserta didik cenderung pasif.

Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran aktif.

3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik sering disebut dengan pendekatan ilmiah

atau scientific approach. Menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran

dinyatakan bahwa proses pendekatan saintifik terdiri atas lima

pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati; menanya;

mengumpulkan informasi; mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014:34) adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

(39)

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai macam

teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Abdul Majid (2014:95) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik

diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik

dalam mengenal, memahami materi menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi pembelajaran dapat diperoleh dari mana

saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari

guru. Proses pembelajaran ini diharapkan mampu mengembangkan

pola berpikir analitis siswa. Dari definisi para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa pedekatan saintifik yaitu pendekatan yang

digunakan dalam Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat

pengalaman belajar meliputi: mengamati; menanya; mengumpulkan

informasi; mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

b. Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Saintifik

Pendekatan dengan menggunakan metode saintifik memiliki

karakterisitik sebagai berikut (Daryanto : 2014, 53).

1) Berpusat pada siswa,

2) Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruksi

(40)

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam

merangsang perkembangan intelek, khususnya ketrampilan

berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

c. Tujuan Pembelajaran dengan Metode Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menyentuh tiga

ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Tujuan dari

pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan

tersebut. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah

(Daryanto : 2014, 54):

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan

suatu masalah secara sistematik.

3) Tercapainya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) Diperoleh hasil belajar yang tinggi.

5) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide,

khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

(41)

d. Prinsip – Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip – prinsip dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai

berikut (Daryanto : 2014, 58).

1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

2) Pembelajaran membentuk students self concept.

3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

kemampuan dalam komunikasi.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip

(42)

Sedangkan menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah dalam

Abdul Majid (2014, 96-97) dinyatakan bahwa penerapan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama;

yaitu:

1) Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiri-based

learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning

atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.

2) Assesment, berarti pengukuran pengajuan belajar siswa

dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.

3) Keberagaman mendukung makna bahwa dalam pendekatan

ilmiah mengembangakan pendekatan keberagaman. Pendekatan

ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik,

termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur,

pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.

e. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Menurut Permendikbud No.81 A tahun 2013 Lampiran IV,

langkah – langkah pendekatan ilmiah terdiri atas lima pengalaman

belajar pokok yaitu menggunakan pendekatan saintifik yang

meliputi: mengamati (observasi), menanya (questioning),

mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/ mengolah informasi/

menalar (associating), mengkomunikasikan. Kelima tahapan itu

(43)

selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan.

1) Mengamati (Observasi)

Mengamati merupakan langkah awal atau kegiatan

pertama dalam pendekatan saintifik. Kegiatan ini bertujuan agar

peserta didik memperoleh gambaran umum mengenai materi

pembelajaran yang akan dipelajarinya. Metode ini memiliki

keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara

nyata untuk diamati. Siswa menjadi lebih tertantang dan

bersemangat untuk melakukan pembelajaran. Metode ini

membuat siswa mengerti dan mengaitkan bahwa objek yang

diteliti ada hubungannya dengan materi yang akan dipelajarinya.

a) Tahap-Tahap dalam Kegiatan Observasi

Kegiatan mengamati menurut para pakar, seperti Alder dan

Alder (1998), Denzin (1989 b), dan Spradley (1980) dalam Flick

(2002: 136), (dalam Hosnan, 2014: 42) menyatakan bahwa

observasi memiliki tujuh tahap sebagai berikut.

(1) Menyeleksi suatu latar (setting).

(2) Memahami tentang apa yang akan didokumentasikan dalam

observasi dan dalam setiap kasus.

(3) Melatih pengamat supaya menentukan fokus pengamatan.

(4) Observasi deskriptif yang memberikan suatu pemaparan

(44)

(5) Observasi terfokus yang semakin terkonsentrasi pada

aspek-aspek yang semakin relevan dengan pertanyaan

pengamatan.

(6) Observasi selektif yang dimaksudkan untuk secara sengaja

menangkap hanya aspek-aspek pokok.

(7) Akhir dari observasi apabila kepenuhan teori telah tercapai.

b) Langkah-Langkah dalam Kegiatan Observasi

Menurut Hosnan (2014, 42-43), langkah-langkah dalam

pembelajaran dilakukan dengan cara sebagai berikut.

(1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

(2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek

yang akan diobservasi.

(3) Menentukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi,

baik primer maupun sekunder.

(4) Menentukan di mana tempat objek akan diobservasi.

(5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan

dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah

dan lancar.

(6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

(45)

c) Manfaat Observasi

Menurut Guba dan Lincoln (1981: 191-193, dalam

Moleong, 2001: 125-126, dalam Hosnan, 2014: 44-45)

alasan-alasan pengamatan (observasi) dimanfaatkan sebesar-besarnya

dalam pengamatan kualitatif, intinya karena hal berikut ini.

(1) Pengamatan memberikan pengalaman langsung, dan

pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh

untuk memperoleh kebenaran.

(2) Dengan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian

sebagaimana yang sebenarnya.

(3) Pengamatan memungkinkan pengamat mencatat peristiwa

yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun

pengetahuan yang diperoleh dari data.

(4) Sering terjadi keragu-raguan pada pengamat terhadap

informasi yang diperoleh yang dikarenakan

kekhawatirannya adanya bias atau penyimpangan.

(5) Pengamatan memungkinkan pengamat mampu memahami

situasi-situasi yang rumit.

(6) Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi

lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang

(46)

2) Menanya (Questioning)

Menanya atau questioning merupakan langkah atau

kegiatan kedua dalam pendekatan saintifik setelah kegiatan

mengamati. Kegiatan ini bertujuan untuk menanyakan hal-hal

apa saja yang belum dipahami atau dimengerti oleh peserta didik

pada saat kegiatan mengamati. Kemampuan yang dikembangkan

dalam pembelajaran ini adalah rasa ingin tahu dari peserta didik

untuk membentuk krativitas siswa dan kemampuan merumuskan

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Metode

pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Dalam hal

ini, guru berperan penting untuk memotivasi, mendorong, dan

memfasilitasi peserta didik untuk bertanya hal apa saja yang

belum dipahami.

Untuk melaksanakan tahap menanya, peserta didik harus

berkembang sikap kreativitas, rasa ingin tahu, dan sikap kritis

disamping kemampuan merumuskan suatu pertanyaan. Adapun

secara umum menurut Abdul Majid (2014:103), fungsi dari

kegiatan menanya adalah sebagai berikut.

a) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif

belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk

(47)

b) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

c) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,

ketrampilan, dan pemahamannya atas substansi

pembelajaran yang diberikan.

d) Membangkitkan ketrampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis,

sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

e) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan

menarik kesimpulan.

f) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,

serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup

berkelompok.

g) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat,

serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba

muncul.

h) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

(48)

3) Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak

lanjut dari kegiatan menanya. Menurut Hosnan (2014:57)

kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan dengan menggali

dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui

berbagai cara. Perserta didik diharapkan membaca lebih bayak

buku dan memperhatikan objek yang diteliti atau bahkan

melakukan eksperimen. Dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan

melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,

mengamati objek atau kejadian atau aktivitas dan wawancara

dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dari

kegiatan mengumpulkan informasi yaitu sikap teliti, jujur,

sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan

informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Eksperimen atau mencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan

terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk

menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis (Hosnan,

2014:58). Dengan eksperimen, siswa menemukan bukti

(49)

a) Karakteristik Metode Eksperimen

Terdapat karakteristik mengajar dalam menggunakan

metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman

belajar siswa, seperti yang dikemukakan Winataputra dalam

Triadi (Hosnan, 2014;59).

(1) Ada alat bantu yang digunakan.

(2) Siswa aktif melakukan percobaan.

(3) Guru membimbing.

(4) Tempat dikondisikan.

(5) Ada pedoman untuk siswa.

(6) Ada topik yang dieksperimenkan.

(7) Ada temuan-temuan.

b) Tahap Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut

Palendeng dalam Hosnan (2014;61), meliputi tahap-tahap

berikut.

(1) Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan

percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan

fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan

masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

(2) Penggamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru

melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati

(50)

(3) Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis

sementara berdasarkan hasil pengamatannya.

(4) Verivikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari

dugaan awal yang telah dirumuskan dilakukan melalui

kegiatan kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil

percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya

dilaporkan hasilnya.

(5) Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan

menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam

kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantaman konsep

yang telah dipahami.

(6) Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu

konsep.

c) Langkah-langkah Metode Eksperimen

Langkah-langkah metode eksperimen yang dikemukakan

Ramyulis dalam Hosnan (2014:62) adalah sebagai berikut.

(1) Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang

seharusnya dilakukan dalam eksperimen.

(2) Menentukan langkah-langkah pokok untuk membantu siswa

dalam eksperimen.

Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru

harus menetapkan berikut ini.

(51)

(2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.

(3) Hal-hal apa yang harus dicatat.

(4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.

Setelah ekperimen, guru harus menentukan apakah

follow-up (tindak lanjut) eksperimen, seperti mengumpulkan laporan

mengenai eksperimen tersebut; mengadakan tanya jawab

tentang proses; dan melaksanakan tes untuk menguji pengertian

siswa.

4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar (Associating)

Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar

(Associating) dalam kegiatan pembelajaran seperti yang

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013,

adalah memproses informasi yang telah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ ekperimen maupun

hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan

informasi, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang

bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai

sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai yang

bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan

(52)

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

a) Metode dalam Menalar

Menurut Hosnan (2014;72), terdapat dua metode dalam

menalar, yaitu metode induktif dan deduktif.

(1) Metode Induktif

Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir

dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang

diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Generalisasi merupakan bentuk dari metode berpikir induktif.

(2) Metode Deduktif

Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan

hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan

dalam bagian-bagiannya yang khusus.

b) Cara Menalar

Cara menalar menurut Hosnan (2014;73) adalah sebagai berikut.

(1) Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik

kesimpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk

hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif

adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang

bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi

(53)

(2) Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan

menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau

fenomena yang besifat umum menuju pada hal yang bersifat

khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola

silogisme. Cara kerja menalar dengan metode deduktif

adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya

yang khusus.

5) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan

sebelumnya kepada orang lain, baik secara lisan atau tertulis.

Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran

sebagai mana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau

media lainnya. Adapun kompetensi yang dikembangkan dalam

kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat

dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang

baik dan benar.

Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan

mengkomunikasikan menurut Hosnan (2014:76) adalah sebagai

(54)

a) Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan

karakter dan kegiatan pada kotak-kotak yang telah

disediakan dalam buku siswa.

b) Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan

kelas.

c) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik dan bisa

memberikan masukan tambahan.

d) Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas.

e) Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses

kegiatan penerapan ini bisa berjalan dengan baik.

f) Semua pesserta didik harus terlibat aktif dalam proses

kegiatan mengkomunikasikan ini.

g) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya dan menampung masukan-masukan dari

orang lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas.

h) Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan benar.

4. Berpikir Kritis a. Berpikir Kritis

Menurut Ennis dalam Ahmad Susanto (2013:121) berpikir

kritis adalah suatu berpikir dengan tujuan membuat keputusan masuk

akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Berpikir kritis

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher
Gambar 2.1 merupakan segitiga ABC, sisi-sisi yang membentuk
Gambar 2.2 Segitiga Siku-Siku
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

[r]

3.3 Memahami isi kandungan Hadits tentang amal salih riwayat Muslim dari Abu Hurairah مدآ نبا تاماذإ هلمع

Dalam penyelenggaraan Pelkada Partisipasi masyarakat dalam tahap kampanye masyarakat tidak terlalu antusias baik dalam kamapanye yang bersifat terbuka maupun dalam kampanye yang

Sehubungan dengian dilalsanakannya Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Pengadaan Banry/Jasa yatrg dilaksanakatr melalui Layanan Pengadaan Secara Ele*f,ronik ( LPSE )

Klaim berdasarkan Nine Dash Line inilah yang kemudian digunakan oleh Republik Rakyat China untuk masuk ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif negara-negara tetangganya

2 (a) Haji merupakan rukun Islam ke lima yang wajib ditunaikan oleh umat Islam sekali seumur hidup. (i) Nyatakan dua