xiv ABSTRAK
PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP HUBUNGAN PENERAPAN E-FILING DENGAN EFISIENSI PELAPORAN SPT (Studi
Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman)
Mellinda Octariani NIM : 112114006 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan reformasi perpajakan dengan menerapkan sistem e-Filing, dalam rangka memperbaiki sistem administrasi perpajakan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubunganpenerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahconvenience sampling.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket/kuesioner.Alat analisis yang digunakan adalah skala sikap dan korelasi Pearson Product Moment.Skala sikap digunakan untuk mengetahui tingkat optimalisasi penerapan e-Filing di KPP Pratama Sleman dan tingkat efisiensi pelaporan SPT menggunakan e-Filing menurut persepsi wajib pajak orang pribadi.Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk menganalisispersepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan e-Filingdengan efisiensi pelaporan SPT.
xv ABSTRACT
PERCEPTION OF INDIVIDUAL TAX PAYERS ABOUTTHE RELATIONBETWEEN THE APPLICATION OFE-FILINGAND THE
EFFICIENCY OF TAX RETURN REPORT A Case Study at Pratama Tax Office in Sleman
Mellinda Octariani Student Number: 112114006
Sanata Dharma University 2015
E-Filing (Electronic Filing) is a system that lauched byGeneral of Taxation in other to improve the tax administration system. This study tries to find out the perception of individual taxpayers about the relation betweene-Filing application and efficiency of tax return report at Pratama Tax Office in Sleman.
This research is case study method. The sampling technique in this study was convenience sampling. The data collection was done by distributing questionnaires. The tools that used in this analysis are attitude scale and pearson product moment correlation. Attitude scale used to find out the perception of individual taxpayers aboutthe optimalization of e-Filing application at Pratama Tax Office in Sleman, and the efficiency of tax return report. Pearson product moment correlation used to find out the perception of taxpayers about the relation between e-Filing application and the efficiency of tax return.
1
PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP HUBUNGAN PENERAPAN E-FILING DENGAN EFISIENSI PELAPORAN SPT
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Mellinda Octariani NIM : 112114006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa! (Roma 12:12)
Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana
tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian. (Buddha)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Hubungan Penerapan e-Filing
dengan Efisiensi Pelaporan SPT (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Sleman).Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjanan pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen Pembimbing
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan membagikan ilmu
dan membimbing penulis selama proses pembelajaran.
4. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pajak ... 7
1. Pengertian ... 7
2. Fungsi Pajak ... 8
x
C. Wajib Pajak ... 9
D. Surat Pemberitahuan (SPT) ... 9
1. Pengertian ... 9
2. Fungsi SPT ... 10
3. Jenis SPT ... 10
E. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 11
1. Pengertian ... 11
2. Aspek-aspek Modernisasi Sistem Perpajakan ... 11
3. Modernisasi yang Dilakukan DJP ... 12
F. Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-Filing) ... 13
1. Pengertian ... 13
2. Tujuan e-Filing ... 14
3. Kelebihan e-Filing ... 15
4. Jenis Fasilitas e-Filing ... 16
G. Efisiensi ... 16
H. Persepsi ... 17
I. Penelitian Terdahulu ... 19
J. Perumusan Hipotesis ... 21
BAB I METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24
C. Tempat Penelitian ... 25
D. Penetapan Populasi dan Sampel ... 25
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ... 27
G. Variabel Penelitian ... 28
H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 30
I. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN ... 35
A. Sejarah KPP Pratama Sleman ... 35
xi
C. Visi dan Misi Pelayanan ... 37
D. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman ... 37
E. Penggunaan e-Filing di KPP Pratama Sleman ... 38
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Deskripsi Data ... 39
B. Gambaran Responden ... 41
C. Analisis Data ... 42
D. Interpretasi Penelitian dan Pembahasan ... 48
BAB VI PENUTUP ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Keterbatasan Penelitian ... 57
C. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 3.1. Batasan Skor Reliabilitas Alpha Cronbach ... 31
Tabel 3.2. Perhitungan Batas Skala Sikap ... 33
Tabel 3.3. Kategori Skor Skala Sikap ... 33
Tabel 4.1. Penerimaan SPT Melalui Aplikasi e-Filing ... 38
Tabel 5.1. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Penerapan e-Filing ... 40
Tabel 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pelaporan SPT .. 40
Tabel 5.3. Umur Responden ... 41
Tabel 5.4. Pendidikan Responden ... 42
Tabel 5.5. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan e-Filing ... 43
Tabel 5.6. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pelaporan SPT ... 43
Tabel 5.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerapan e-Filing... 44
Tabel 5.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pelaporan SPT ... 44
Tabel 5.9. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Penerapan e-Filing ... 45
Tabel 5.10. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Efisiensi Pelaporan SPT ... 46
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Kerangka Penelitian ... 23
xiv ABSTRAK
PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP HUBUNGAN PENERAPAN E-FILING DENGAN EFISIENSI PELAPORAN SPT (Studi
Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman)
Mellinda Octariani NIM : 112114006 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan reformasi perpajakan dengan menerapkan sistem e-Filing, dalam rangka memperbaiki sistem administrasi perpajakan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubunganpenerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahconvenience sampling.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket/kuesioner.Alat analisis yang digunakan adalah skala sikap dan korelasi Pearson Product Moment.Skala sikap digunakan untuk mengetahui tingkat optimalisasi penerapan e-Filing di KPP Pratama Sleman dan tingkat efisiensi pelaporan SPT menggunakan e-Filing menurut persepsi wajib pajak orang pribadi.Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk menganalisispersepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan e-Filingdengan efisiensi pelaporan SPT.
xv ABSTRACT
PERCEPTION OF INDIVIDUAL TAX PAYERS ABOUTTHE RELATIONBETWEEN THE APPLICATION OFE-FILINGAND THE
EFFICIENCY OF TAX RETURN REPORT A Case Study at Pratama Tax Office in Sleman
Mellinda Octariani Student Number: 112114006
Sanata Dharma University 2015
E-Filing (Electronic Filing) is a system that lauched byGeneral of Taxation in other to improve the tax administration system. This study tries to find out the perception of individual taxpayers about the relation betweene-Filing application and efficiency of tax return report at Pratama Tax Office in Sleman.
This research is case study method. The sampling technique in this study was convenience sampling. The data collection was done by distributing questionnaires. The tools that used in this analysis are attitude scale and pearson product moment correlation. Attitude scale used to find out the perception of individual taxpayers aboutthe optimalization of e-Filing application at Pratama Tax Office in Sleman, and the efficiency of tax return report. Pearson product moment correlation used to find out the perception of taxpayers about the relation between e-Filing application and the efficiency of tax return.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber utama pendapatan negara yang dipergunakan untuk pembangunan
nasional serta untuk membiayai pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat berasal dari penerimaan pajak.Ketaatan Wajib Pajak (WP) dalam
melaporkan dan membayar pajaknya sangat menentukan jumlah pajak yang
diterima oleh negara.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan lembaga yang mengelola pajak
yang dinaungi oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.DJP melakukan
upaya dalam meningkatkan penerimaan pajak setiap tahunnya.Salah satu upaya
yang dilakukan DJP ialah dengan melakukan reformasi perpajakan seperti
memperbaiki sistem administrasi, sistem pelayanan serta melakukan
penyempurnaan pada kebijakan perjakanan hingga dirasa optimal dan efisien.1
E-Filing merupakan salah satu modernisasi sistem administrasi yang
dilakukan oleh DJP.Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dapat menggunakan
e-Filing untuk melaporkan SPT-nya, dengan begitu WPOP tidak perlu lagi
menunggu antrean yang panjang di lokasi dropbox maupun di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP).WPOP juga tidak perlu membawa banyak dokumen yang perlu
1
dilampirkan setiap kali melaporkan SPT-nya dan pelaporan SPT dapat dilakukan
kapan saja, dimana saja, tidak terbatas oleh waktu dan tempat WPOP berada.Hal
ini merupakan salah satu terobosan baru pelaporan SPT yang digulirkan DJP
untuk membuat WPOP semakin mudah dan nyaman dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai persepsi
WPOP terhadap penerapan e-Filing khususnya untuk mengetahui sejauh mana
persepsi WPOP terhadap efisiensi pelaporan SPT dengan menggunakan aplikasi
e-Filing dengan judul Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Hubungan
Penerapan E-Filing dengan Efisiensi Pelaporan SPT (Studi Kasus di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Sleman).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi WPOP terhadap penerapan e-Filing di KPP Pratama
Sleman?
2. Bagaimana persepsi WPOP terhadap efisiensi pelaporan SPT menggunakan
e-Filing?
3. Apakah menurut persepsi WPOP terdapat hubungan antara penerapan e-Filing
C. Batasan Masalah
Beberapa batasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Responden merupakan WPOP yang menggunakan aplikasi e-Filing.
2. Data yang digunakan merupakan data 2 (satu) tahun pajak terakhir yakni
tahun 2014 dan tahun 2015, data tersebut meliputi data WPOP yang
menggunakan e-Filing.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap penerapan
e-Filing pada KPP Pratama Sleman.
2. Untuk mengetahui persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap efisiensi
pelaporan SPT menggunakan e-Filing.
3. Untuk mengetahui apakah menurut persepsi wajib pajak orang pribadi
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak.
Sebagai informasi bagi DJP dalam memperlajari aspek-aspek yang
mempengaruhi penerimaan pajak sebagai tujuan dari reformasi sistem
administrasi dengan penerapan e-Filing dan sejauh mana efisiensi pelaporan
SPT menggunakan e-Filing.
2. Manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman.
Sebagai bahan evaluasi mengenai penerapan e-Filing dan pengaruhnya
terhadap pelaporan SPT yang dilakukan oleh wajib pajak.
3. Manfaat bagi Pembaca dan Masyarakat.
Sebagai informasi untuk membantu masyarakat yang ingin mulai
menggunakan e-Filing, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
modernisasi yang dilakukan DJP, dan juga sebagai salah satu referensi bagi
peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian khususnya
mengenai penerapan e-Filing.
4. Manfaat bagi Penulis.
Penulis mendapatkan pengetahuan mengenai hubungan penerapan
e-Filing dan efisiensi pelaporan SPT, serta dapat memenuhi tugas akhir skripsi
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dikelompokan menjadi enam bab, yaitu bab
pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab gambaran umum
KPP Pratama Sleman, bab analisis data dan pembahasan, serta bab penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti sebagai dasar dalam melakukan penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
waktu penelitian, tempat penelitian, populasi dan sampel,
pengambilan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum KPP Pratama Sleman
Bab ini menjelaskan sejarah, visi-misi dan moto pelayanan,
struktur organisasi KPP Pratama Sleman, serta penerapan e-Filing di
Bab VI : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan desktipsi data, analisis data, serta pembahasan.
Bab VI : Penutup
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Pajak
1. Pengertian
Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan definisi pajak di atas terdapat beberapa hal pokok yang
dapat disimpulkan, yaitu:
a. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
b. Pajak bersifat memaksa atau wajib.
c. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang.
d. Tidak ada imbalan langung atas pembayaran pajak.
e. Pajak digunakan untuk keperluan negara (pengeluaran rutin dan
2. Fungsi Pajak
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:2) terdapat 4 (empat) fungsi pajak,
yaitu:
a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber danayang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Dalam APBN pajak merupakan
sumber penerimaan dalam negeri.
b. Fungsi Mengatur (Regulatoir)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakandi bidang sosial dan ekonomi, misalnya PPnBM untuk minuman
keras dan barang-barang mewah lainnya.
c. Fungsi Retribusi
Dalam fungsi retribusi ini lebih ditekankan unsure pemerataan dan keadilan
dalam masyarakat.Fungsi ini terlihat dari adanya lapisan tariff dalam
pengenaan pajak dengan adanya tariff pajak yang lebih besar untuk tingkat
penghasilan yang lebih tinggi.
d. Fungsi Demokrasi
Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong
royong.Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada
B. Self Assesment
Di Indonesia, saat ini sistem pemungutan yang berlaku adalah self assessment
system yaitu ketetapan pajak yang ditetapkan oleh wajib pajak dalam SPT.
Mengenai self assessment system ini Etty Muyassaroh, S.E. (2012:10)
menyatakan bahwa:
Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang.Dalam sistem ini wajib pajak mempunyai wewenang dalam menentukan sendiri besarnya pajak terutang, sehingga wajib pajak mempunyai peran aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.Sedangkan peran pemerintah hanyalah mengawasi dan tidak mempunyai hak untuk campur tangan.
C. Wajib Pajak
Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
D. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Pengertian
Mardiasmo (2013: 31) menyatakan bahwa :
2. Fungsi SPT
Menurut Etty Muyassaroh, S.E. (2012:26) fungsi SPT bagi wajib pajak yaitu:
a. Sarana untuk melaporkan.
b. Sarana untuk mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang.
c. Sebagai laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang telah
dilaksanakan atau bagian tahun pajak.
d. Sebagai laporan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan dan pemungutan pajak OP atau badan lain dalam suatu masa
pajak.
e. Sebagai laporan penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan
objek pajak.
f. Sebagai laporan harta dan kewajiban.
3. Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2013: 34) secara garis besar SPT dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa
Pajak.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
SPT meliputi:
a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan;
b. SPT Masa yang terdiri dari:
1) SPT Masa Pajak Penghasilan
2) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan
3) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai.
E. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
1. Pengertian Modernisasi Administrasi Perpajakan
Sadhani (2005:T3) menyatakan bahwa:
Modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu proses reformasi pembaharuan dalam bidang administrasi pajak yang dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknologi informasi yaitu perangkat lunak, perangkat keras, dan sumber daya manusia dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan dan tercapainya produktivitas kinerja aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
2. Aspek-aspek Sistem Administrasi Modern Perpajakan
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpukan bahwa modernisasi
perpajakan dipengaruhi oleh tiga aspek, menurut Sadhani (2005:T3) yaitu:
a. Aspek teknologi informasi
Aspekteknologi informasi merupakan proses pembaruan dibidang
b. Aspek sumber daya manusia
Aspek dumber daya manusia yaitu proses pembaharuan yang
dilakukan oleh pihak DJP mencakup keahlian fiskus dalam menghitung
pajak WP serta pemahaman tentang pajak yang lebih baik daripada yang
dahulu serta melakukan seleksi pegawai yang ketat guna mendapatkan
sumber daya manusia yang berkualitas, dan penempatan aparat perpajakan
sesuai kapasitasnya pada struktur organisasi pada setiap kantor pelayanan
pajak aspek perangkat keras dan perangkat lunak.
c. Aspek perangkat lunak dan perangkat keras
Aspek perangkat keras merupakan suatu proses pembaharuan
yang meliputi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana yang memadai,
sedangkan perangkat lunak merupakan proses pembaharuan meliputi
struktur organisasi,kelembagaan, serta penyempurnaan dan
penyederhanaan sistem operasi agar lebih efektif dan efisien.
3. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP
Modernisasi yang dilakukan oleh DJP menurut Setiana, Kwang, dan
Agustina (2010:136) meliputi:
a. Reformasi kebijakan, melalui amandemen UU perpajakan yakni UU No.
16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU
No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, UU Pajak Pertambahan
b. Reformasi administrasi, terkait dengan organisasi, teknologi informasi dan
sumber daya manusia. Dalam bidang organisasi, kini telah dilakukan
perubahan struktur organisasi berdasarkan per jenis pelayanan menjadi
organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi dengan menggabungkan
ketiga kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi KPP Pratama. Selain
KPP Pratama juga terdapat KPP Madya di setiap kantor wilayah dan 2 KPP
Wajib Pajak Besar yang hanya ada di Jakarta. Selain itu terdapat petugas
khusus yang disebut AR (Account Representative)yang bertugas
mengawasi dan melayani wajib pajak.
c. Reformasi teknologi informasi, konsepnya menuju full automation menuju
administrasi internal yang paperless, efisien, customer oriented dan fungsi
built-in control. Adapun tujuannya untuk mengurangi kontak langsung
dengan wajib pajak, mudah, hemat, dan cepat. Selain itu, akurat, efektif
dan efisien dan pengwasan internal melaui built-in control system.
F. Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektroniik (e-Filing)
1. Pengertian
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2012), “E-Filing adalah suatu
cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang
Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application
Service Provider (ASP)”.
2. Tujuan e-Filling
Menurut Penyedia Jasa Aplikasi Pajakku.com (2009) terdapat tiga
tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-Filing, yaitu:
a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT
secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak
orang pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempatnya bekerja,
sedangkan wajib pajak badan dapat melakukannya dari lokasi kantor atau
usahanya. Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan waktu
yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan
melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu.
b. Cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan memberikan
dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan
SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan (juga akurasi
data), distribusi dan pengarsipan laporan SPT.
c. Saat ini tercatat lebih dari 10 juta Wajib Pajak di Indonesia, dengan cara
pelaporan yang manual tidak mungkin akan dapat ditingkatkan pelayanan
terhadap para WP tersebut. Maka dengan eFiling dimana sistem pelaporan
menjadi mudah dan cepat, diharapkan jumlah Wajib Pajak dapat
3. Kelebihan E-Filing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2013), Selain Ramah Lingkungan
atau Go Green, e-Filing memberikan keunggulan-keunggulan lainnya kepada
WP, yaitu:
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan kapan
saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (24h/7d) dan dapat
dilakukan di mana saja sepanjang terhubung dengan internet.
b. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. Alias tidak perlu
membayar untuk layanan pengiriman SPT melalui website ini.
c. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem
komputer.
d. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pelaporan SPT dalam bentuk
wizard.
e. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pelaporan
SPT.
f. Dokumen pelengkap (seperti: Fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti
potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus,
Perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau
Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak
perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Jenis Fasilitas E-Filing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak terdapat 2 jenis SPT dalam
e-Filing, yaitu:
a. SPT Tahunan PPh OP Formulir 1770S, bagi WP yang mempunyai
penghasilan dari satu pemberi kerja yang penghasilan bruto setahunnya
lebih dari Rp 60.000.000,00 atau WP yang mempunyai penghasilan lebih
dari satu pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang
dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final.
b. SPT Tahunan PPh OP Formulir 1770SS, bagi WP yang mempunyai
penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan
bruto tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun
dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga
bank dan/atau bunga koperasi.
G. Efisiensi
Departemen Pendidikan Nasional (2008:352)mengatakan efisiensi adalah:
1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya)
2. Mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah
kemampuan melakukan sesuatu dengan benar dan tepat guna (tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya).
Guna meningkatkan kepatuhan dan meningkatkan penerimaan pajak, DJP
memberikan fasilitas e-Filing kepada WP. Menurut DJP pelaporan SPT dengan
menggunakan e-Filing lebih efisien, karena pelaporan SPT akan menjadi lebih
mudah, murah dan cepat.
Mudah berarti mudah dalam mengisi data dan melakukan perhitungan karena
perhitungan dilakukan secara otomatis oleh sistem, serta dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja tidak terbatas waktu dan tempat, murah berarti murah dalam
pelampiran data karena SPT yg sudah diisi dapat langsung dikirim tanpa harus
dicetak terlebih dahulu, dan cepat berarti cepat dalam pelaporan sistem dapat
mendeteksi adanya kesalahan atau kekurangan pada SPT sehingga WP dapat
langsung memperbaikinya dan proses pengiriman data dilakukan melalui internet
sehingga WP tidak perlu antre.
H. Persepsi
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:1061) persepsi
adalah:
1. Tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan.
Slameto (2010:109) menyatakan bahwa:
Persepsi adalah proses yang meyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus- menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya.Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pecium.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut sensoris stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam persepsi. Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
dapat dikemukakan adanya beberapa faktor menurut Walgito (2010:101) yaitu:
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai
syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian terbesar
stimulus datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.Di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai
pusat kesadaran.Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi.Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu
atau sekumpulan objek. bahwa dari ketiga variabel yang paling berpengaruh secara sebesar 72,3 % variasi tingkat kepatuhan Wajib Pajak di lingkungan KPP Malang Utara dapat dijelaskan/dipengaruhi oleh Spt, Filling dan E-registration sedangkan sisanya sebesar 27.7 % variabel
H. Perumusan Hipotesis
Menurut DJP, Pelaporan SPT secara manual dirasa tidak efisien, karena
memiliki banyak kelemahan. WP harus datang ke KPP dan antre saat hendak
melaporkan SPT-nya, dan juga harus membawa banyak
dokumen-dokumen.Selain itu, KPP hanya melayani WP pada saat jam kerja saja.Hal ini
membuat WP kesulitan setiap kali WP hendak melaporkan SPT-nya.
DJP melakukan modernisasi perpajakan dengan memberikan layanan
e-Filingyang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi WP dalam melakukan
pelaporan SPT.Dengan penerapan e-Filing ini diharapkan pelaporan SPT dapat
menjadi lebih efisien.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah penerapan e-Filing
dapat meningkatkan efisiensi pelaporan SPT atau tidak.Menurut DJP pelaporan
SPT dengan menggunakan e-Filing lebih mudah, lebih murah dan lebih cepat,
maka penulis menggunakan aspek mudah, murah dan cepat untuk mengukur
efisiensi pelaporan SPT.
Penerapan e-Filing dihubungkan dengan tiga aspek yang
mempengaruhi modernisasi perpajakan. Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan
positif terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi efisiensi pelaporan SPT, yaitu:
1. Sistem administrasi berbasis teknologi dihubungkan dengan aspek teknologi
informasi.Teknologi informasi yang dimasud adalah aplikasi e-Filing. WP
yang dapat memberikan kemudahan bagi WP, karena WP dapat melaporkan
SPT-nya dimana saja dan kapan saja. Biaya yang dikeluarkan juga menjadi
lebih murah, karena WP tidak perlu ongkos untuk melaporkan SPT, baik
untuk mencetak SPT Tahunan ataupun untuk transportasi ke KPP. Proses
pelaporan dan pelaporannya juga menjadi lebih cepat, karena perhitungan
dilakukan secara otomatis oleh sistem dan WP cukup mengirimkan SPT-nya
melalui internet tanpa harus antre di KPP.
2. Kemampuan sumber daya manusia dihubungkan dengan aspek sumber daya
manusia.Sumber daya manusia dalam hal ini adalah WP sebagai pengguna
e-Filing. Sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang cukup baik
tentang cara melakukan pelaporan SPT dengan menggunakan e-Filing akan
mempercepat dan memudahkannya dalam mengisi dan melaporkan SPT.
3. Sarana dan prasarana dihubungkan dengan aspek perangkat keras dan
perangkat lunak.Sarana dan prasarana yang memadai sangat diperlukanuntuk
dapat menggunakan e-Filing, seperti komputer atau laptop,jaringan internet
dan lainnya.Pelaporan SPT akan menjadi lebih mudah dan cepat jika WP
memiliki akses yang mudah juga untuk menggunakan sarana dan prasarana
Gambar 1.Kerangka Pemikiran
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan uraian diatas dan tujuan penelitian yang ketiga, maka hipotesis
yang diajukan meliputi Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (Ha):
H0 : Menurut persepsi wajib pajak orang pribadi, tidak ada hubungan antara
penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT.
Ha : Menurut persepsi wajib pajak orang pribadi, ada hubungan antara
penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT. Penerapan e-Filing:
1. Sistem administras berbasis teknologi informasi
2. Kemampuan sumber daya manusia
3. Sarana dan prasarana
Efisiensi pelaporan SPT: 1. Mudah
2. Murah
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Deni (2013:67) menyatakan sebagai berikut:
Studi kasus merupakan salah satu varians kuantitatif.Dalam penelititan ini sudah jelas paradigmanya adalah kuantitatif dimana data-data dan pendekatan penelitian sudah merupakan kuantitatif murni.Meskipun demikian, penelitian studi kasus ini tidak dapat digeneralisasikan hasil temuannya, mengingat perubahan data yang dibutuhkan dalam melakukan uji hipotesis antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya bisa saja berubah-ubah.
Penelitian ini termasuk studi kasus, karena penelititan ini hanya terfokus
pada WPOP di KPP Pratama Sleman, begitu juga dengan kesimpulan atas hasil
penelitiannya hanya berlaku untuk KPP Pratama Sleman.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah WPOP yang telah menggunakan e-Filing yang
terdaftar di KPP Pratama Sleman.Objek penelitian ini adalah penerapan e-Filing
dan efisiensi pelaporan SPT menurut persepsi WPOP.WPOPyang dimaksud
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di KPP Pratama Sleman, Jalan Ring Road Utara
Nomor 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282.
D. Penetapan Populasi dan Sampel.
1. Populasi
Menurut Husaini dan Purnomo (2008:42), “Populasi ialah semua nilai
baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun
kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas”.Populasi dalam penelitian ini adalah 19.320 WPOP yang
menggunakan e-Filing yang terdaftar di KPP Pratama Sleman.
2. Sampel
Menurut Jonathan (2006:111) “Sampel merupakan sub dari
seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari”. Sampel dalam penelitian
ini adalah 100 WPOP yang menggunakan e-Filing yang terdaftar di KPP
Pratama Sleman.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalahconvenience sampling. Menurut Siregar (2012: 33)convenience sampling
populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan
sampel atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja. Menurut Suparno
(2010:47), “Jumlah sampel yang semakin banyak semakin baik karena akan
mewakili populasi yang diteliti. Untuk penelitian korelasi minimal 30
sampel.”Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Solvin, sebagai berikut :
n 99,485069
(dibulatkan menjadi 100 )
Keterngan :
n = Besaran sampel
N = Besaran populasi
e = nilai kritis ( batas ketelitian) yang diinginkan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan menyebarkan angket/kuesioner.MenurutSuparno (2010:61) “Angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden
tertutup, yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.Angket
diambil dari Yunastiti (2010) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Antara
Penerapan e-SPT dengan Efisiensi Pelaporan SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak
(Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman) dan dari angket
tersebut dilakukan perbaikan oleh penulis. Pengumpulan data dilakukan dari
tangal 1 Juli sampai dengan 10 Agustus 2015.
Penulis menggunakan skala likert dalam penyajian pilihan jawaban dari
pernyataan yang diberikan.Husaini dan Purnomo (2008:65) berpendapat bahwa
skala likert ini paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi responden terhadap suatu objek.Pernyataan dalam penelitian ini
merupakan pernyataan positif, sehingga skor untuk Skala Likert yang digunakan
adalah:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Ragu-ragu (R)
4. Tidak Setuju (TS)
G. Variabel Penelitian
Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
penerapan e-Filing, dan efisiensi pelaporan SPT sebagai variabel dependen (Y).
Variabel penerapan e-Filing dihubungkan dengan tiga aspek yang
mempengaruhi modernisasi administrasi perpajakan menurut Sadhani (2005:T3),
yaitu:
1. Sistem administrasi berbasis teknologi informasi.Sistem administrasi berbasis
teknologi informasi adalah sistem yang digunakan dalam administrasi
perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Variabel ini mengukur
seberapa besar peran e-Filing dalam memberikan kemudahan kepada WPOP
dalam melakukan pelaporan SPT.
2. Kemampuan sumber daya manusia. Kemampuan sumber daya manusia adalah
kemampuan yang dimiliki WPOP dalam memahami dan mengoperasikan
e-Filing. Variabel ini mengukur kemampuan WP dalam memahamidan
mengoperasikan e-Filing.
3. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana adalah perangkat-perangkat yang
diperlukan untuk menggunakan e-Filing. Variabel ini mengukur ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai dan dapat digunakan oleh WPOP dalam
melakukan pelaporan SPT dengan menggunakan e-Filing, seperti perangkat
Variabel efisiensi pelaporan SPT diukur berdasarkan aspek mudah, murah
dan cepatseperti yang diungkapkan oleh DJP.
1. Mudah yang berarti mudah dalam mengisi, menghitung dan melaporkan SPT,
serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Variabel ini mengukur
tingkat kemudahan bagi WPOPdalam melakukan pelaporan SPT dengan
menggunakan e-Filing.
2. Murah yang berarti WPOP tidak perlu mengeluarkan banyak biaya pada saat
pelaporan SPT, karena e-Filing mengurangi volume berkas fisik/kertas
dokumen perpajakan dan WPOP juga tidak perlu mengeluarkan biaya
transportasi,karena tidak perlu datang ke KPP. Variabel ini mengukur biaya
yang dikeluarkan oleh WPOP dalam melakukan pelaporan SPT menggunakan
e-Filing.
3. Cepat yang berarti proses pelaporan SPT menjadi lebih singkat, karena WPOP
tidak perlu antre dan proses perhitungan dilakukan secara otomatis oleh
sistem. Variabel ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
WPOP dalam mengisi dan melaporkan SPT-nya dengan menggunakan
H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas menurut Siregar (2010:162) dijelaskan sebagai berikut:
Uji validitas atau kesahihan adalah suatu pengujian yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid
measure if it successfully measure the phenomenon). Semakin tinggi validitas
suatu alat tes, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya.
Hasil penelitian dikatakan valid bila data yang terkumpul dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti sama.
Siregar (2010:164) mengatakan, suatu instrument dinyatakan valid apabila:
a. Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 (soegiyono, 1999).
b. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (α; n-2), n = jumlah sampel.
c. Nilai Sig. .
2. Uji Reliabilitas
Menurut Siregar (2010:172), “reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula.”
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrument penelitian
adalah teknik Alpha Cronbach. Menurut Siregar (2010:175) teknik Alpha
reliabel atau tidak, jika jawaban yang diberikan responden berbentuk skala.
Umumnya kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, jika reliabilitas (r11) > 0,6. Di dalam Jogiyanto
(2008:52), batasan score reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut:
Tabel3.1. Batasan Skor Reliabilitas Alpha Cronbach Skor Reliabilitas < 0,50 Rendah 0,50 – 0,60 Cukup 0,70 – 0,80 Tinggi
Sumber: Jogiyanto (2008:52)
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang pertama yaitu memberi penilaian terhadap setiap
jawaban responden pada kuesioner.Setiap item pernyataan pada kuesioner
merupakan pernyataan positif, sehingga sistem penilaian dalam skala Likert yang
digunakan pada kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (5)
2. Setuju (4)
3. Ragu-ragu (3)
4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
Setelah menghitung jumlah skor pada masing-masing variabel, yaitu variabel
penerapan e-Filing yang terdiri dari 7 item pernyataan dan variabel efisiensi
variabel dianalisis untuk mengetahui tingkat optimalisasi penerapan e-Filing di
KPP Sleman menurut persepsi wajib pajak dan tingkat efisiensi pelaporan SPT
menggunakan e-Filing menurut persepsi wajib pajak sehingga dapat menjawab
rumusan masalah pertama dan kedua, dan teknik analisis yang digunakan adalah
dengan menentukan batas skala sikap pada setiap variabel. Menurut Somantri dan
Ali (2014:40) perhitungan batas skala sikap dapat dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Menentukan skor maksimal,dengan cara skor jawaban terbesar dikali jumlah
item pertanyaan.
2. Menentukan skor minimal, dengan cara skor jawaban terkecil dikali jumlah
item pertanyaan.
3. Menentukan nilai median, dengan cara penjumlahan skor maksimal dan
minimal dibagi dua.
4. Menentukan kuartil 1, dengan cara penjumlahan skor minimal dan median
dibagi dua.
5. Menentukan kuartil 3, dengan cara penjumlahan skor maksimal dan median
dibagi dua.
Tahapan perhitungan skala sikap untuk variabel X (penerapan e-Filing) dan
Tabel 3.2. Perhitungan Batas Skala Sikap
Variabel Penerapan e-Filing Variabel efisiensi pelaporan SPT
5 x 7 35 5 x 8 40
Angka-angka hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai batas-batas skor
untuk masing-masing kategori sikap sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kategori Skor Skala Sikap
Variabel Penerapan e-Filing Variabel efisiensi pelaporan SPT Kategori Sikap Interval Skor Kategori Sikap Interval Skor Sangat optimal 28-35 Sangat efisien 32-40 Optimal 21-27 Efisien 24-31 Kurang optimal 14-20 Kurang efisien 16-23 Tidak optimal 7-13 Tidak efisien 8-15
Sumber: Data Diolah
Kategori sikap sangat optimal memiliki range skor tertinggi, sedangkan
tidak optimal memiliki range skor terendah. Hal ini dikarenakan setiap item-item
Likert yang digunakan dalam penelitian ini bersifat positif.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah ke
tiga adalah analisis asosiatif. Menurut Siregar (2010:213) “Analisis asosiatif
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan
keberadaan variabel dari dua kelompok data atau lebih.” Karena penelitian ini
menggunakan data interval, maka menurut Siregar (2012: 101) uji statistik pada
analisis asosiatif yang tepat untuk penelitian ini adalah Pearson Product
Pengambilan keputusan dilakukan dengan menentukan nilai signifikansi.
Duwi (2012:154) menyatakan jika:
1. Signifikansi jadi H0 diterima
2. Signifikansi jadi H0 ditolak.
Dengan demikian kesimpulan yang diambil berdasarkan kriteria penerimaan
atau penolakan H0 adalah sebagai berikut:
1. H0 ditolak artinya ada hubungan antara penerapan e-Filing dengan efisiensi
pelaporan SPT menurut persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).
2. H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara penerapan e-Filing dengan
efisiensi pelaporan SPT menurut persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN
A. Sejarah KPP Pratama Sleman
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Keungan Nomor: 55/PMK.01/2007. Dalam Peraturan Menteri
Keuangan tersebut dinyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Yogyakarta
Dua dipecah menjadi 3 (tiga) yaitu KPP Pratama Sleman, KPP Pratama
Wonosari, dan KPP Pratama Wates.
Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak tersebut ditandai juga dengan
peleburan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB) serta Kantor
Pemeriksaan dan Penyelidikan Pajak (Karikpa). Oleh karena itu, KPP Pratama
Sleman selain merupakan pecahan dari KPP Yogyakarta Dua (KPP Induk) juga
merupakan penggabungan dari KP PBB Sleman dan fungsi pemeriksaan dari
Karikpa Yogyakarta. Sistem Administrasi Modern diterapkan pada KPP Pratama
Sleman sejak Saat Mulai Operasi (SMO) pada tanggal 30 Oktober 2007,
bersamaan dengan Kantor Pelayanan Pajak lainnya di lingkungan Kantor Wilayah
Peresmian gedung kantor dilaksanakan oleh Menteri Keuangan RI pada
tanggal 5 November 2007. Gedung kantor yang dipergunakan untuk operasional
KPP Pratama Sleman menempati Laintai I, Lantai IV dan Lantai V Gedung
Kanwil DJP D.I. Yogyakarta yang terletak di Jalan Ring Road Utara No. 10
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
B. Gambaran Wilayah Kerja
Wilayah kerja KPP Pratama Sleman mencakup seluruh wilayah Kabupaten
Sleman. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak di antara 110º 33’ 00” dan
110º 13’ 00” Bujur Timur serta 7º 34’ 51” dan 7º 47’ 30” Lintang Selatan. Wilayah
Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi
Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa
Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY
dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan
dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul,
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta. Secara administratif terdiri dari 17 wilayah
Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah
57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (3.185,80 Km) dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km, Timur –
C. Visi dan Misi KPP Pratama Sleman
D. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman
Gambar II. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman
E. Penggunaan e-Filing di KPP Pratama Sleman
Aplikasi e-Filing mulai diperkenalkan oleh KPP Pratama Sleman pada tahun
2014, dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di wilayah
Sleman.KPP Pratama Sleman juga bekerjasama dengan beberapa lembaga
pemerintahan dalam melakukan sosialisasi.WP yang terdaftar menggunakan
e-Filing di KPP Pratama Sleman hingga tahun 2015 triwulan kedua sebanyak
19.320 orang. Berikut ini merupakan data penerimaan SPT dengan e-Filing dari
tahun 2014 hingga tahun 2015 triwulan kedua:
Tabel 4.1 Penerimaan SPT Melalui Aplikasi e-Filing No Tahun Total SPT yang diterima 1 2014 15.265
2 2015 19.320
Sumber: Data penerimaaan SPT dengan e-Filing
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah SPT yang
39 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Sleman dengan menyebarkan
kuesioner kepada wajib pajak, diperoleh data dari beberapa pertanyaan mengenai
hubungan antara penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT menurut
persepsi wajib pajak pribadi.
Sebanyak 100 Kuesioner telah disebar kepada responden di KPP Pratama
Sleman.Responden merupakan wajib pajak pribadi yang menggunakan aplikasi
e-Filing yang terdaftar di KPP Pratama Sleman.Proses pengisian kuesioner oleh
responden dilakukan secara langsung dan ditunggu oleh peneliti, sehingga 100
kuesionerdapat dihimpun kembali dan dapat diolah oleh penulis. Penulis
menggunakan 100 elemen populasi sebagai sampel dari total populasi di tahun
2015 yang berjumlah 19.320.
Kuesioner yang disebar terdiri dari 15 pertanyaan.7 pertanyaan mengenai
penerapan e-Filing dan 8 pertanyaan mengenai efisiensi pelaporan SPT
menggunakan e-Filing.
Penulis menggunakan program Ms. Excel untuk mengolah data kuesioner
Tabel 5.1. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Penerapan e-Filing
variabel penerapan e-Filing yang terdiri 2 item pertanyaan untuk variabel sistem
administrasi berbasis teknologi, 3 item pertanyaan untuk variabel kemampuan
sumberdaya manusia dan 2 item pertanyaan untuk variabel sarana dan prasarana.
7 item pertanyaan tersebut dijawaban oleh 100 responden.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pelaporan SPT
Data tersebut merupakan data dari 8 item pertanyaan variabel efisiensi
pelaporan SPT yang terdiri dari 2 item pertanyaan untuk variabel mudah, 2 item
pertanyaan untuk variabel murah dan 4 pertanyaan untuk variabel cepat. Sama
halnya dengan variabel penerapan e-Filing, kedelapan item pertanyaan pada
variabel ini juga dijawab oleh 100 responden.
B. Gambaran Responden
Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel dari 19.320
populasi di tahun 2015, yang semuanya merupakan wajib pajak
pribadi.Responden yang diperoleh terdiri dari 58% laki-laki dan 42% perempuan.
Responden yang diperoleh mayoritas berusia 22 sampai 31 tahun dengan
persentase 58%, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Tabel 5.3 Umur Responden
Umur Jumlah Persentase (%)
22 – 31 58 58
32 – 41 30 30
42 – 51 9 9
52 – 61 3 3
Total 100 100
Sumber: Data Diolah
Data di atas menunjukan bahwa rata-rata responden berada dalam usia
produktif, sehingga responden dinilai mampu mengikuti perkembangan teknologi
Selain dilihat dari usia yang tebilang masih produktif, penulis juga melihat
dari latar belakang pendidikan responden. Latar belakang pendidikan terbagi
menjadi 5 macam, yaitu SMP, SMA/SMK, Diploma, S1 (Strata 1) dan S2/S3.
Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa responden memiliki latar
pendidikan yang baik dan dirangkum sebagai berikut:
Tabel 5.4 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMP 0 0
memiliki kemampuan intelektual yang cukup untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi, termasuk kemampuan untuk memahami dan
menggunakan e-Filing.
C. Analisis Data
1. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh.Data
merupakan gambaran dari variabel yang diteliti dan juga merupakan alat
pembuktian hipotesis, oleh karena itu data memegang peranan penting dalam
dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas agar memperoleh hasil
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program Pearson
Correlation SPSS versi 20, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan e-Filing
No.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,maka semua item pertanyaan
untuk variabel penerapan e-Filing dinyatakan valid.
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pelaporan SPT
No.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka semua item pertanyaan
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknikAlpha
Cronbach dengan program SPSS versi 20, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerapan e-Filing
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut, 7 item pernyataan
untuk variabel penerapan e-Filing dapat diketahui nilai koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,847, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel
karena nilai 0,847 > 0,6, sehingga item-item pernyataan dari variabel
efisiensi pelaporan SPTdianggap dapat mengukur secara konsisten.
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pelaporan SPT
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut, 8 item pertanyaan
untuk variabel efisiensi pelaporan SPTdapat diketahui nilai koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,869, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel
karena nilai 0,869 > 0,6, sehingga item-item pernyataan dari variabel
efisiensi pelaporan SPTdianggap dapat mengukur secara konsisten.
2. Analisis Kuesioner terhadap Penerapan e-Filing
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat optimalisasi penerapan
e-Filing di KPP Pratama Sleman. Tingkat optimalisasi dilihat dari setiap
jawaban responden pada setiap item pernyataan mengenai penerapan e-Filing,
dengan kategori sikap sangat optimal, optimal, kurang optimal dan cukup
optimal.Berdasarkan hasil penelitian responden terhadap item-item pertanyaan
dari variabel penerapan e-Filing dengan menggunakan program Ms. Excel,
maka dengan perhitungan persentase skala sikap diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.9 Persepsi Wajib Pajak terhadap Penerapan e-Filing
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Presentase (%)
Sangat Optimal 28-35 75 75
dari pertanyaan untuk variabel penerapan e-Filing sebagian besar berada di
range 28 sampai 35. Sebanyak 75 dari 100 responden berada diantara range
tersebut dengan persentase sebesar 75%, sehingga penerapan e-Filing di KPP
3. Analisis Kuesioner terhadap Efisiensi Pelaporan SPT
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi penerapan
e-Filing di KPP Pratama Sleman.Tingkat efisiensi dilihat dari setiap jawaban
responden pada setiap item pernyataan mengenai efisiensi pengisian SPT,
dengan kategori sikap sangat efisien, efisien, kurang efisien dan cukup
efisien.Berdasarkan hasil penelitian responden terhadap item-item pertanyaan
dari variabel efisiensi pelaporan SPT dengan menggunakan program Ms.
Excel, maka perhitungan persentase skala sikap diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.10 Persepsi Wajib Pajak terhadap efisiensi pelaporan SPT
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Presentase (%)
Sangat Efisien 32-40 78 78
Efisien 24-31 22 22
Kurang Efisien 16-23 0 0
Tidak Efisien 8-15 0 0
Jumlah 100 100
Sumber: Data Diolah
Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa total skor jawaban
dari pertanyaan untuk variabel efisiensi pelaporan SPTsebagian besar berada
di range 32 sampai 40. Sebanyak 78 dari 100 responden berada diantara
range tersebut dengan persentase sebesar 78%, sehingga pelaporan SPT
dengan menggunakan e-Filing di KPP Pratama Sleman menurut persepsi
4. Analisis Hubungan Penerapan e-Filing dengan Efisiensi Pelaporan SPT
Analisis hubungan penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT ini
menggunakan teknik korelasi pearson product moment. Teknik ini digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian.Jika nilai signifikansi > α, maka H0 ditolak,
jadi ada hubungan penerapan e-Filing dan efisiensi pelaporan SPT menurut
persepsi wajib pajak, dan sebaliknya, jika nilai signifikansi < α, maka H0
diterima, jadi tidak ada hubungan penerapan e-Filing menurut persepsi wajib
pajak. Analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20, dan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.11 Koefisien Korelasi Pearson Product Moment.
Sumber: Data Diolah
Perhitungan di atas menunjukkan angka koefisien korelasi sebesar
0,730.Hal tersebut menunjukkan penerapa e-Filing dan efisiensi pelaporan
SPT menurut persepsi wajib pajak pribadi memiliki hubungan yang kuat dan
memiliki arah positif.Arti positif adalah hubungan antara variabel X dan
variabel Y searah, maksud searah adalah semakin optimal penerapan e-Filing,
Correlations
penerapan e-filing efisiensi
pengisian SPT
penerapan e-filing
Pearson Correlation 1 .730**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
efisiensi pengisian SPT
Pearson Correlation .730** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
maka semakin efisien pelaporan SPT atau sebaliknya, semakin tidak optimal
penerapan e-Filing, maka semakin tidak efisien pelaporan SPT. Nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 , yang artinya H0 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penerapan e-Filing dengan
efisiensi pelaporan SPT menurut persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
(WPOP).
D. Interpretasi Penelitian dan Pembahasan
1. Interpretasi Penelitian
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka penulis
memperoleh hasil penelitian dan dapat menginterprestasikan hasil perhitungan
tersebut guna menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga.
a. Persepsi wajib pajak terhadap penerapan e-Filing
Hasil perhitungan rumusah masalah pertama dengan menggunakan
skala sikap menunjukkan bahwa frekuensi skor total terbanyak dengan
jumlah 78 responden berada di antara batas skala skor 28-35 dengan
persentase 75%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka penerapan
e-Filing termasuk dalam kategori sikap sangat optimal.
b. Persepsi wajib pajak terhadap efisiensi pelaporan SPT menggunakan
e-Filing
Hasil perhitungan rumusan masalah kedua yang juga dilakukan
terbanyak dengan jumlah 78 responden berada di antara skor 32-40 dengan
persentase 78%. Berdasarkan perhitungan tersebut maka efisiensi
pelaporan SPT menggunakan e-Filing termasuk dalam kategori sikat
sangat efisien.
c. Hubungan antara penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT
Hasil perhitungan atas rumusan masalah ketiga menunjukkan bahwa
nilai signifikansi kurang dari 0,05. Jadi H0 ditolak yang berarti ada
hubungan antara penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT
menurut persepsi wajib pajak pada KPP Pratama Sleman.
2. Pembahasan
Berdasarkan landasan teori serta hasil perhitungan dan interprestasi
penelitian, maka penulis melakukan pembahasan untuk ketiga rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Persepsi wajib pajak terhadap penerapan e-Filing
E-Filing merupakan salah satu bentuk modernisasi teknologi
administrasi perpajakan yang dibuat untuk memberikan kemudahan
kepada wajib pajak dalam melakukan pelaporan pajak dan diharapkan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.menurut Sadhani (2005:T3)
terdapat tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi teknologi
administrasi perpajakan, yaitu aspek teknologi informasi, aspek sumber
Hasil perhitungan data yang terhimpung menyatakan bahwa,
penerapan e-Filing menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman
masuk dalam kategori sangat optimal, yang berarti KPP Pratama Sleman
telah melakukan upaya dengan sangat baik agar wajib pajak dapat
memahami dan menggunakan e-Filingdengan baik. Wajib pajak juga
memiliki akses yang mudah terhadap sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk dapat menggunakan e-Filing, seperti perangkat
komputer dan internet. Ketegori sangat optimal yang diperoleh dapat
dijelaskan secara logis melalui ketiga aspek yang dapat mempengaruhi
penerapan e-Filing.
Aspek pertama yaitu aspek teknologi informasi yang berkaitan
dengan administrasi berbasis teknologi. e-Filing merupakan salah satu
modernisasi teknologi administrasi perpajakan yang sedang
dikembangkan. Pengguna aplikasi ini (wajib pajak) harus mendapatkan
kemudahan dalam melakukan tugasnya dengan menggunakan aplikasi ini,
agar dapat mengoptimalkan penerapan e-Filing. Responden memiliki
persepsi bahwa penerapan e-Filing dapat mempercepat dan memudahkan
mereka dalam mengisi SPT. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 68,75%
responden yang menjawab “Setuju (S)” pada 2 item pertanyaan kuesioner
yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa sistem