xii ABSTRAK
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PUBLIK INDONESIA
(Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
Nosa Aninditya NIM : 112114065 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam website perusahaan publik Indonesia. Karakteristik perusahaan dijabarkan menjadi; ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, auditor independen, tipe industri, leverage, kekuatan pemerintah, dan kekuatan shareholder.
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Perusahaan sampel berjumlah 163 perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dari annual report dan pengungkapan CSR melalui website perusahaan. Teknik analisis yang digunakan merupakan regresi linier berganda.
Hasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kekuatan pemerintah berpengaruh positif, sedangkan tipe industri berpengaruh negatif. Profitabilitas, umur perusahaan, auditor independen, dan leverage, tidak berpengaruh positif, sedangkan kekuatan shareholder tidak berpengaruh negative.
xiii ABTRACT
The Influence of Firm
’s
Characteristics on Corporate Social
Responsibility Disclosure in Indonesian Public Firm Website
(Emperical Studies on All Public Firms Listed in Indonesian Stock
Exchange)
Nosa Aninditya NIM : 112114065 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
The research aims to analyze the influence of firm characteristics to the Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure of companies listed at Indonesian Stock Exchange (IDX). Characteristics of the firms are as follows: firm size, profitability, firm age, independent auditor, profile, leverage, government power, and shareholder power.
The population of this research was all Indonesian firms listed at Indonesian Stock Exchange (IDX) in the year 2013. The samples are 163 firms selected by purposive sampling. The data was collected from annual report, and for CSR disclosure data was collected from the firm’s website. Techniques analysis used was multiple linear regressions.
The result indicated that firm size and government power had positive effect, however the profile had negative effect. Profitability, firm age, independent auditor, and leverage did not have positive effects while shareholder power did not have negative effects.
i
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PUBLIK
INDONESIA
(Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Nosa Aninditya NIM: 112114065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PUBLIK
INDONESIA
(Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Nosa Aninditya NIM: 112114065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
S K R I P S I
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PUBLIK
INDONESIA
(Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Nosa Aninditya
NIM: 112114065
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 29 Juli 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda
Tangan
Ketua : Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ...
Sekretaris : Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ...
Anggota : Drs. Gabriel Anto Listianto., M.S.A., Ak. ...
Anggota : Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA. ...
Anggota : Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA. ...
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Fakultas Ekonomi
iv
PERSEMBAHAN
'' Diawali dengan niat,
wujudkan dengan usaha,
dan diiringi dengan doa ''
(Unknown)
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT tercinta
Bapak, Ibu, Mas Seto, Mba Linda, dan Gibran tersayang
Saudara-saudara dan Keponakan -keponakan terkasih
Andrean Indrajaya
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Website Perusahaan Publik Indonesia (Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Juli 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja atau tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Nosa Aninditya
NIM : 112114065
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Website Perusahaan Publik Indonesia (Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memplubikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal : 31 Agustus 2015
Yang menyatakan,
HALAMA
N PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Tersusunnya skripsi ini tidaklah terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku pembimbing yang telah
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA., dan Ilsa Haruti Suryandari,
S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA., selaku dosen penguji yang telah member
masukan dalam penulisan skripsi saya.
3. Ibu dan Bapak yang selalu peduli dengan tak letih mendoakan dan bertanya
mengenai skripsi ini setiap hari.
4. Mas Tomy, Jeng Lita, dan Jeng Renny yang selalu mendorong ku agar cepat
menyelesaikan masa kuliahku.
5. Mamah Heny yang bersedia meminjamkan printer secara cuma-cuma dan
Mba Tika yang membantu dalam penerjemahan.
6. Andrean Indrajaya yang selalu bisa berdiskusi kapanpun dan dimanapun
viii
7. Teman-teman akuntansi B 2011 yang selalu mendukung satu sama lain.
8. Teman-teman sekelas MPAT yang selalu berbagi pengalaman dan
mengkoreksi hasil penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
ix
HALAMAN DAFTAR TABEL xi ABSTRAK xii E. Sistematika Penulisan 5 BAB II LANDASAN TEORI 7
A. Corporate Social Responsibility (CSR) 7
1. Definisi CSR 7
2. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR 9 B. Pengungkapan CSR 9 1. Website Sebagai Media Pengungkapan CSR 11
x
3. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan CSR 25 4. Pengaruh Auditor Terhadap Pengungkapan CSR 27 5. Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan CSR 28 6. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan CSR 30 7. Pengaruh Kekuatan Pemerintah Terhadap
Pengungkapan CSR 31 8. Pengaruh Kekuatan Shareholder Terhadap
xi
DAFTAR TABEL
xii
ABSTRAK
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PUBLIK
INDONESIA
(Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI)
Nosa Aninditya NIM : 112114065 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam website perusahaan publik Indonesia. Karakteristik perusahaan dijabarkan menjadi; ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, auditor independen, tipe industri, leverage, kekuatan pemerintah, dan kekuatan shareholder.
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Perusahaan sampel berjumlah 163 perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dari annual report dan pengungkapan CSR melalui website perusahaan. Teknik analisis yang digunakan merupakan regresi linier berganda.
Hasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kekuatan pemerintah berpengaruh positif, sedangkan tipe industri berpengaruh negatif. Profitabilitas, umur perusahaan, auditor independen, dan leverage, tidak berpengaruh positif, sedangkan kekuatan shareholder tidak berpengaruh negative.
xiii
ABTRACT
The Influence of Firm
’s
Characteristics on Corporate Social
Responsibility Disclosure in Indonesian Public Firm Website
(Emperical Studies on All Public Firms Listed in Indonesian
Stock Exchange)
Nosa Aninditya NIM : 112114065 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
The research aims to analyze the influence of firm characteristics to the Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure of companies listed at Indonesian Stock Exchange (IDX). Characteristics of the firms are as follows: firm size, profitability, firm age, independent auditor, profile, leverage, government power, and shareholder power.
The population of this research was all Indonesian firms listed at Indonesian Stock Exchange (IDX) in the year 2013. The samples are 163 firms selected by purposive sampling. The data was collected from annual report, and for CSR disclosure data was collected from the firm’s website. Techniques analysis used was multiple linear regressions.
The result indicated that firm size and government power had positive effect, however the profile had negative effect. Profitability, firm age, independent auditor, and leverage did not have positive effects while shareholder power did not have negative effects.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan
seoptimal mungkin. Tujuan tersebut dapat tercapai jika perusahaan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Semakin tinggi keinginan
memperoleh keuntungan tersebut, semakin tinggi pula aktivitas tak
terkendali perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya untuk
melakukan kegiatan operasinya. Pemanfaatan yang berlebihan ini
memberikan dampak kepada masyarakat umum dan lingkungan sekitar
perusahaan, seperti polusi yang berlebihan. Adanya dampak pada
lingkungan mempengaruhi kesadaran perusahaan akan pentingnya
melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).
Gray et al. (1988), dikutip oleh Anggraini (2006) menyatakan
bahwa manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
dalam rangka meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus
mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut. Image
perusahaan merupakan salah satu pertimbangan yang mempengaruhi
pikiran pelanggan untuk membeli produk dan salah satu pertimbangan
investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Melalui penerapan
CSR perusahaan akan mampu memberikan sumbangan yang berarti
dalam upaya membentuk citra yang baik dimata masyarakat
(Luthfi, 2013).
Penerapan CSR dapat diungkapkan perusahaan dalam media
laporan tahunan (annual report) perusahaan (Sugiarto, 2013) dan
website perusahaan (Kristi, 2013). Website adalah suatu halaman web
yang saling berhubungan yang umumnya berisikan kumpulan
informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, atau
organisasi (Wikipedia). Pemanfaatan website perusahaan untuk
mengkomunikasikan (mengungkapkan) program CSR telah
dipertimbangkan dan dilakukan oleh beberapa perusahaan publik di
Indonesia (Harmoni, 2010).
Menurut Veronica (2009), terdapat perbedaan pengungkapan CSR
dari setiap perusahaan yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik
masing-masing perusahaan. Karakteristik perusahaan dapat dibedakan
menjadi ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, auditor,
tipe industri, leverage, kekuatan pemerintah (perusahaan BUMN atau
bukan BUMN), dan kekuatan shareholder. Menurut Sembiring (2005);
ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe industri berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Sari (2012) menemukan pengaruh antara
profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan CSR. Lu dan
Abeysekera (2014) menemukan pengaruh kekuatan shareholder
terhadap pengungkapan CSR. Pengaruh antara kekuatan pemerintah
Syafruddin (2011), sedangkan pengaruh auditor terhadap
pengungkapan CSR dinyatakan oleh Barakat (2014).
Veronica (2009) menambahkan semakin kuat karakteristik yang
dimiliki suatu perusahaan dalam menghasilkan dampak sosial bagi
publik tentu akan semakin kuat pula pemenuhan tanggungjawab
sosialnya (CSR) kepada publik.
B. Rumusan Masalah
Pengungkapan CSR yang dilakukan setiap perusahaan dapat
berbeda-beda disebabkan oleh perbedaan karakteristik masing-masing
perusahaan. Karakteristik tersebut dapat dibedakan menjadi ukuran
perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, auditor, tipe industri,
leverage, kekuatan pemerintah, dan kekuatan shareholder.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia?
2) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia?
3) Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia?
4) Apakah auditor berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam
5) Apakah tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia?
6) Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam
website perusahaan publik Indonesia?
7) Apakah kekuatan pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia?
8) Apakah kekuatan shareholder berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, auditor, tipe industri,
leverage, kekuatan pemerintah, dan kekuatan shareholder terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk pengambilan
kebijakan oleh manajemen perusahaan sehubungan dengan
penyajian pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik
2) Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk
menambah pengetahuan mengenai pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap pengungkapan CSR dalam website
perusahaan publik Indonesia.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi pada penelitian selanjutnya berkaitan dengan karakteristik
perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian bagi pihak-pihak
terkait, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Berisi teori pendukung, penelitian terdahulu dan
pengembangan hipotesis penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Menguraikan objek penelitian yang digunakan, metode dan
desain penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik
diteliti termasuk cara pengukurannya, dan teknik analisis
data.
BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Menjelaskan secara garis besar objek yang diteliti, seperti:
kriteria perusahaan yang menjadi sampel, dan jumlah
perusahaan yang menjadi sampel.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Berisi analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB VI : Penutup
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR) 1. Definisi CSR
The World Business Council For Sustainable Development
(WBCSD) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200
perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang pembangunan
berkelanjutan. WBCSD mendefinisikan CSR sebagai suatu
komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan
peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Menurut Wibisono (2007), salah satu teori mengenai CSR yang
terkenal adalah triple bottom line. Wibisono (2007) menambahkan
jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan 3P,
antara lain; profit, people, dan planet.
a. Profit (Keuntungan)
Fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah
mengejar profit dan mendongkrak harga saham
setinggi-tingginya, karena ini adalah bentuk tanggung jawab ekonomi
untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan
produktivitas dan melakukan efiisensi biaya.
b. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)
Masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting
bagi perusahaan karena dukungan masyarakat sangat
diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan
perkembangan perusahaan. Perlu disadari bahwa operasi
perusahaan berpotensi memberi dampak kepada masyarakat.
Oleh sebab itu perusahaan perlu untuk melakukan berbagai
kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.
c. Planet (Lingkungan)
Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh
bidang dalam kehidupan manusia karena semua kegiatan yang
dilakukan selalu berkaitan dengan lingkungan misalnya air
yang diminum, udara yang dihirup, dan seluruh peralatan yang
digunakan. Sebagian besar dari manusia masih kurang peduli
terhadap lingkungan sekitar karena tidak ada keuntungan
langsung yang bisa diambil didalamnya. Padahal dengan
melestarikan lingkungan, manusia justru akan memperoleh
keuntungan yang lebih terutama dari sisi kesehatan,
kenyamanan, di samping ketersediaan sumber daya yang lebih
2. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR
CSR juga diatur dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 Pasal 74
ayat 1 yaitu, perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
B. Pengungkapan CSR
Pengungkapan adalah konsep, metoda, dan media tentang
bagaimana informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Pengungkapan dalam arti sempit adalah penyampaian
informasi relevan secara kuantitatif, kualitatif, atau deskriptif lebih dari
apa yang telah termuat dalam statemen keuangan (Chaconk, 2012).
Sudrajat (2010) mengungkapkan bahwa ada dua jenis pengungkapan
dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar,
yaitu:
1) Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah pengungkapan
minimum yang disyaratkan oleh lembaga yang berwenang.
Pengungkapan wajib di Indonesia telah diatur oleh BAPEPAM,
melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan nomor: KEP-431/BL/2012 Tentang
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik.
2) Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah
tanpa diharuskan oleh lembaga yang berwenang. Pengungkapan
sukarela yang dilakukan perusahaan yang satu dengan yang lain
akan berbeda. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan
mengenai luas pengungkapan sukarela. Sehingga perusahaan bebas
memilih jenis informasi yang akan diungkapkan, yang dipandang
manajemen relevan dalam membantu pengambilan keputusan.
Pengungkapan CSR merupakan proses pengkomunikasian
dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi
terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Becchetti et al.
(2007), dikutip oleh Suranta (2009), mengungkapkan bahwa arti
penting CSR sebagai suatu komponen inti dari strategi perusahaan
semakin terasa, terutama setelah banyak kerugian yang dirasakan
masyarakat dari perkembangan bisnis sekarang ini. Pengungkapan
lebih terhadap CSR yang dilakukan akan meningkatkan reaksi
pasar dan reaksi investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan sehingga harga saham yang beredar akan meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR dapat
meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
CSR diungkapkan dalam laporan yang disebut sustainibility
reporting. Sustainibility reporting adalah pelaporan mengenai
kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
berkelanjutan (Anggraini, 2006). Anggraini (2006) menambahkan
sustainibility reporting harus menjadi dokumen strategis yang
berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang
sustainibility development yang membawanya menuju kepada core
business dan sektor industrinya.
1. Website Sebagai Media Pengungkapan CSR
Komunikasi CSR merupakan langkah bagi perusahaan untuk
membangun reputasi yang baik di mata stakeholder. Perusahaan
dapat membangun reputasi dengan mengkomunikasikan CSR
melalui saluran komunikasi dimana stakeholder dapat membaca,
memahami, dan menginterpretasikan komunikasi yang
berkelanjutan dalam CSR (Nwagbara dan Reid, 2013). Pada zaman
ini, perusahaan dapat menggunakan website sebagai saluran
komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder. Website
perusahaan merupakan saluran komunikasi yang mudah diakses
serta dapat menyediakan informasi yang mendalam dan
komprehensif tentang CSR kepada stakeholder (Du et al., 2012).
Derajat kemudahan yang dicapai oleh seseorang terhadap suatu
pelayanan disebut sebagai aksesibilitas (Wikipedia). Aris (2010)
menyatakan bahwa aksesibilitas ini penting bagi perusahaan,
karena semakin aksesibel (mudah diakses) suatu website
perusahaan, berarti peluang untuk mendapatkan lebih banyak
difokuskan kepada penderita cacat untuk menggunakan fasilitas
yang ada dalam website perusahaan tersebut.
Perhitungan untuk pengungkapan CSR menurut Ulum dkk.
(2001) dilakukan dengan cara memberikan skor 0: jika perusahaan
tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan, skor 1: jika
perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Selanjutnya, perhitungan indeks CSR diukur dengan rasio total
skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimal pengungkapan
CSR. Daftar pengungkapan CSR menurut Mirfazli (2008) yaitu
Tabel 1
DAFTAR PENGUNGKAPAN CSR Society Theme
1 Support to Art and Cultural Activities
2 Support to Sport Activities (include sponsorship) 3 Participation to society's activity around the company 4 Support to Religion Institusion
5 Support to Education Institusion (include scholarship, apprentice chance, research chance)
6 Social Chairity
7 Social facilities and Public Facilities
8 Prioritize job vacancy to people arround the company (include to give facilities and motivation about enterprenuership)
Customer Theme
9 Product's quality
10 Quality's reward (include quality certificate, rightful certificate, and reward)
11 Customer Satisfaction (include the effort to increase customer satisfaction)
Labor Theme
12 The amount of workers
16 Salary / wage
17
Health and other benefits (include minimum wage, critical age assistance, welfare for workers, insurance, and transportation facilities)
18 Education and Training (include coorperation with state university)
19 Gender equality in work and carrier chance 20 Worship facilities (include religion's holly day)
21 Worker's leave (include leave needed by women worker) 22 Pension (include forming/choosing pendion fund) 23 Worker union
24 Collective Agreement
25 Worker's Turn over (include job dismissal dan recruitment)
Environmental Theme
26 Environmental Policies
27 The Certification of environmental and analysis about environmental impact (AMDAL)
28 Rating (include reward in environmental field)
29 Pollutant Prevention / Management (include waste management)
30 Support to animal conservation and environment
Daftar pengungkapan CSR menurut Sobhani et al. (2009) yaitu
Tabel 2
Daftar pengungkapan CSR menurut Barakat et al. (2014) yaitu
Tabel 3
DAFTAR PENGUNGKAPAN CSR Society Theme
1 Support for public health
Skor maksimal yang diperoleh dari checklist gabungan item
CSR dari 3 peneliti tersebut berjumlah 35 item pengungkapan yang
telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Item pengungkapan
CSR dikategorikan dalam lima tema, yaitu tema masyarakat,
pelanggan, tenaga kerja, lingkungan, dan pengungkapan umum.
Perhitungan indeks CSR menurut Trisnawati (2014), yaitu:
Indeks CSR = Ju a � ya u ap a p u a aa
Ju a � ya a ap a u ap a p u a aa 35
C. Karakteristik Perusahaan 1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam
menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan dengan
skala besar biasanya cenderung lebih banyak mengungkapkan CSR
daripada perusahaan yang mempunyai skala kecil (Sari, 2012).
Apabila dikaitkan dengan teori agensi, semakin besar perusahaan
maka semakin luas pengungkapan informasi yang dilakukan
perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan Sembiring (2005).
Ukuranperusahaan diukur dengan menggunakan ukuran aktiva
(Bestivano, 2013). Ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma
natural total aktiva. Logaritma natural merupakan logaritma yang
berbasis e adalah 2,7182818 yang terdefinisikan untuk semua
bilangan real positif x dan untuk bilangan kompleks yang bukan
Variabel ukuran perusahaan dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
UkuranPerusahaan = Ln. Total Aktiva
2. Profitabilitas
Menurut Chen (2004), profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat
efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang
dimilikinya. Menurut Belkaoui dan Karpik (1989), yang dikutip
oleh Sumedi (2010), hubungan kinerja keuangan dengan CSR
paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan
karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari
manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk
membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain itu,
profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajer menjadi
fleksibel dalam mengungkapkan CSR karena semakin tinggi profit
yang dihasilkan suatu perusahaan maka semakin banyak biaya
yang digunakan untuk mengungkapkan CSR sehingga
pengungkapan diharapkan semakin luas (Anton dan Erika, 2012).
Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Return On Asset (ROA). ROA merupakan rasio laba bersih (setelah
dipotong pajak) terhadap aset-aset yang digunakan untuk
menghasilkan laba bersih tersebut. ROA mengarah pada efektivitas
et al.: 403). Rumus ROA menurut Sari (2012), adalah sebagai
berikut:
ROA = Laba Bersih Setelah PajakTotal Aset
Keterangan:
Total aset : jumlah aset lancar dan tidak lancar
3. Umur Perusahaan
Widiastuti (2002) menyatakan bahwa umur perusahaan dapat
menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing.
Bestivano (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang telah lama
berdiri umumnya memiliki profitabilitas yang lebih stabil
dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Menurut
Nugroho (2012), umur perusahaan merupakan awal perusahaan
melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan
going concern perusahaan atau mempertahankan eksistensi dalam
dunia bisnis. Oleh karena itu, semakin tua umur perusahaan berarti
perusahaan semakin mempunyai lebih banyak pengalaman,
kemampuan bersaing, dan mampu mempertahankan
kesinambungan usahanya.
Umur perusahaan ditentukan sejak perusahaan berdiri sesuai
4. Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu
dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu
perusahaan atau organisasi (Wikipedia). Sikap profesionalisme dan
independen yang dimiliki auditor dapat meningkatkan kepercayaan
publik (masyarakat). Auditor eksternal perusahaan memiliki
dampak pada kuantitas dan kualitas keuangan suatu data non
keuangan (Barakat et al., 2014). Masyarakat cenderung memihak
opini-opini audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
termasuk dalam kategori big four (Choi (1999), dikutip oleh Lu
dan Abeysekera 2014). KAP besar dan internasional wajib
mengikuti prosedur internal dan melaksanakan aspek kontrol
berdasar standar audit internasional (Uwuigbe dan Egbide (2012),
dikutip oleh Barakat et al., 2014).
Menurut Lu dan Abeysekera (2014), penentuan auditor
dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk perusahaan yang
diaudit oleh KAP yang termasuk dalam kategori big four dan
memberikan skor 0 untuk yang lainnya. KAP yang termasuk
dalam kategori big four adalah Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG,
Ernst & Young, dan PricewaterhouseCoopers (Wikipedia).
5. Tipe Industri
Tipe Industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup
tantangan bisnis (Sari, 2012). Tipe Industri diukur dengan
membedakan industri yang termasuk dalam kategori high-profile
dan low-profile. Patten (1991), dikutip oleh Hackson dan Milne
(1996), mengelompokkan industri pertambangan, kimia, dan
kehutanan sebagai industri high-profile. Dierkes & Preston (1977),
dikutip oleh Hackston dan Milne (1996), mengatakan bahwa
industri ekstraktif merupakan industri high-profile. Roberts (1992),
dikutip oleh Hackston dan Milne (1996), mengelompokan
perusahaan otomotif, penerbangan, dan minyak sebagai industri
high-profile. Atas dasar pengelompokan tersebut, peneliti
mengelompokan perusahaan otomotif, penerbangan, ekstraktif,
pertambangan, dan kimia sebagai industri high-profile.
Menurut Anggraini (2006), penentuan tipe industri dilakukan
dengan memberikan skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam
industri high-profile dan memberikan skor 0 untuk perusahaan
yang termasuk dalam industri low-profile.
6. Leverage
Ketergantungan perusahaan terhadap utang dalam membiayai
kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat leverage (Ulum dkk.,
2011). Leverage ini juga mencerminkan tingkat resiko keuangan
perusahaan. Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang
agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders (Ulum dkk.,
2011).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagian dari rasio
leverage. DER menunjukkan proporsi hutang dan ekuitas yang
digunakan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya (Arthana,
2013). Rumus DER menurut Pamungkas (2013):
Total DER = � �� � � � + � � � � �
Keterangan
Current Liabilities : kewajiban lancar Long term debt : hutang jangka panjang Total Equity : total ekuitas
7. Kekuatan Pemerintah
Status perusahaan terbagi menjadi perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (perusahaan BUMN) dan Bukan Badan Usaha Milik
Negara (perusahaan bukan BUMN). Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU RI No. 19
thn 2003 tentang BUMN). Freeman’s (1984), dikutip oleh Lu dan
Abeysekera (2014), mengakui adanya kemampuan pemerintah
untuk mempengaruhi strategi dan kinerja perusahaan melalui
peraturan. Liu dan Anbumozhi (2009), dikutip oleh Lu dan
Abeysekera (2014), menemukan bahwa pemerintah China
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
negara menggunakan pengungkapan CSR sebagai alat untuk
memenuhi permintaan stakeholder.
Menurut Lu dan Abeysekera (2014), penentuan kekuatan
pemerintah dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk perusahaan
BUMN dan memberikan skor 0 untuk lainnya.
8. Kekuatan Shareholder
Keim (1978), dikutip oleh Lu dan Abeysekera (2014),
menyatakan bahwa ketika pembagian kepemilikan kurang
terkonsentrasi atau tidak lagi terpusat, tuntutan para pemegang
sahan terhadap perusahaan menjadi lebih luas. Kepemilikan kurang
terkonsentrasi ini mendorong manajemen untuk mengungkapkan
informasi yang lebih relevan untuk memenuhi berbagai tuntutan
shareholder.
Penentuan kekuatan shareholder menurut Lu dan Abeysekera
(2014) menggunakan persentase saham terbesar yang dimiliki oleh
shareholder pada tahun 2013. Na'im dan Fuad (2000)
menambahkan semakin besar saham yang dimiliki oleh publik
(masyarakat), maka semakin banyak informasi yang diungkapkan
dalam annual report karena investor ingin memperoleh informasi
seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi dan dapat mengawasi
D. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Listiana (2011), teori keagenan menjelaskan
hubungan antara dua pihak yaitu pihak yang disebut sebagai agen
dan pihak yang disebut sebagai prinsipal. Agen merupakan pihak
yang melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal. Sedangkan
prinsipal adalah pihak yang memberikan imbalan bagi agen.
Jensen dan Meckling (1976), dikutip oleh Pamungkas (2014),
menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan
keagenan. Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen
karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan prinsipal sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost).
Rakhmawati dan Syafruddin (2011) menyatakan bahwa
perusahaan yang besar yang memiliki biaya keagenan yang besar
akan mengungkapkan informasi secara luas untuk mengurangi
biaya keagenan tersebut. Ketersediaan sumber daya dan dana
membuat perusahaan merasa perlu membiayai penyediaan
informasi untuk pertanggungjawaban sosialnya (Yulita, 2010). Jika
dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi
yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan yang
banyak disoroti, sehingga pengungkapan yang lebih besar
merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud
tanggungjawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).
Namun demikian, menurut Marfu'ah dan Cahyo (2011), besar
kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi luas
pengungkapan CSR. CSR bukan lagi menjadi sekedar kegiatan,
tetapi kewajiban bagi perusahaan yang berguna untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu, menurut Yuliana dkk.
(2008) terdapat berbagai variasi cara pandang perusahaan terhadap
CSR mengenai apakah hal ini (CSR) dianggap hal yang penting
atau tidak. Cara pandang ini akan mempengaruhi praktik CSR
yang dilakukan oleh perusahaan dan juga akan berdampak pada
pengungkapan CSR. Yuliana dkk. (2008) menambahkan terdapat
tiga cara perusahaan memandang CSR. Pertama, sebagai strategi
untuk mendatangkan keuntungan. Kedua, sebagai kewajiban
karena terdapat hukum yang memaksa penerapannya. Ketiga,
perusahaan merasa sebagai bagian dari komunitas.
Sembiring (2005), Pozniak et al. (2011), dan Sari (2012)
menemukan bahwa terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan CSR. Namun demikian, penelitian yang
dilakukan oleh Yuliana dkk. (2008) dan Ulum dkk. (2011) tidak
pengungkapan CSR. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang
hendak diuji:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR
Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan (Yulistiana, 2009). Teori sinyal
menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi
tersebut. Menurut Listiana (2011), teori sinyal mengemukakan
tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan
sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan, terkhusus para investor
yang akan melakukan investasi. Sinyal ini dapat berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik (investor) (Jusriani, 2012).
Salah satu informasi yang wajib untuk diungkapkan oleh
perusahaan adalah informasi CSR. Informasi ini dapat dimuat
dalam annual report atau laporan sosial perusahaan terpisah.
Perusahaan melakukan pengungkapan CSR dengan harapan dapat
meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan (Rustiarini, 2010).
Melalui penyertaan laporan aktivitas CSR perusahaan, diharapkan
hal tersebut mampu memberikan dampak positif bagi perusahaan.
memberikan sinyal kepada para stakeholder mengenai kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu,
investor diharapkan dapat melihat sinyal yang diberikan oleh
perusahaan, bahwa perusahaan tidak mengejar keuntungan saja
namun tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Zaenuddin (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi ROA,
berarti tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan semakin
tinggi, yang berarti tuntutan untuk melakukan pengungkapan CSR
dari masyarakat juga akan semakin tinggi. Perusahaan harus
mengungkapkan CSR secara luas untuk mendapatkan respon yang
positif dari lingkungan eksternal (masyarakat).
Hal yang berbeda diungkapkan Donovan dan Gibson (2000),
dikutip oleh Sembiring (2003) bahwa berdasarkan teori legitimasi
ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan
(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang
dapat mengganggu infotmasi tentang suksesnya keuangan
perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah,
perusahaan (manajemen) berharap para pengguna laporan akan
membaca ''good news'' kinerja perusahaan. Good news kinerja
perusahaan misalnya dalam lingkup sosial. Melalui good news
tersebut diharapkan investor akan tetap berinvestasi di perusahaan
Yinyatani (2011), Rahman (2012), Sari (2012) menemukan
adanya pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR, selain
itu penelitian yang dilakukan oleh Ulum dkk. (2011), Pebriana dan
Sukartha (2012), serta Ekowati dkk. (2014), juga menunjukkan hal
yang sama. Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang
tidak mendukung adanya hubungan antara profitabilitas dan
pengungkapan CSR, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Anggraini (2006), Yuliana dkk. (2008), Pozniak et al. (2011),
Kristi (2012), Kamil dan Herusetya (2012). Berdasarkan kajian di
atas, hipotesis yang hendak diuji:
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
3. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR
Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi harus secara
terus-menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka telah
melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma
masyarakat. Legitimasi dianggap sebagai asumsi bahwa tindakan
yang dilakukan suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan,
pantas, atau sesuai dengan sistem, norma, nilai, kepercayaan, dan
definisi yang dikembangkan secara sosial (Rawi dan Munawar
2010). Selain itu, legitimasi dianggap penting bagi perusahaan
dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi
faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan
Umur perusahaan dapat dikaitkan dengan teori legitimasi.
Perusahaan yang secara kontinu dapat beroperasi, image atau
brand perusahaan akan makin dikenal oleh masyarakat sehingga
bisa mendapatkan legitimasi dari masyarakat (Anton dan Erika,
2012). Anton dan Erika (2012) menambahkan bahwa umur
perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu
perusahaan. Umur perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat
mengancam kehidupan perusahaan sehingga semakin lama
perusahaan berdiri, maka semakin mampu perusahaan tersebut
meningkatkan kepercayaan investor (Santioso dan Chandra, 2012).
Yuliarto (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
umur panjang (besar) akan memberikan pengungkapan CSR lebih
luas dibandingkan perusahaan lain yang umurnya lebih pendek
karena perusahaan tersebut memiliki pengalaman lebih dalam
pengungkapan annual report.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Pebriana dan Sukartha
(2012), seiring bertambahnya umur perusahaan maka bertambah
pula tanggungjawab serta beban perusahaan. Sehingga secara tidak
langsung mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan
pengungkapan CSR. Ulum (2011) menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki umur yang lebih pendek, akan cenderung lebih
Pengungkapan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan profil
perusahaan sekaligus menarik perhatian calon investor melalui
tampilan website yang menarik.
Suripto dan Baridwan (1999) berhasil menemukan adanya
pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Hasil
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian oleh Ulum dkk.
(2011), Pozniak et al. (2011) dan Pebriana dan Sukartha (2012)
yang menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis
yang hendak diuji:
H3: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
4. Pengaruh Auditor Terhadap Pengungkapan CSR
Pada teori agensi, audit memberikan kontribusi untuk
mengurangi permasalahan agensi (Joshi dan Gao, 2009). Healy dan
Palepu (2001), dikutip oleh Joshi dan Gao (2009), menyatakan
bahwa dengan mengembangkan strategi pengungkapan, manajer
dapat meningkatkan komunikasi dengan para investor. DeAngelo
(1981), dikutip oleh Joshi dan Gao (2009), menyatakan bahwa
KAP besar akan mempertahankan jasa audit yang independen dan
lebih ketat dalam mematuhi standar audit daripada perusahaan
audit kecil. Teori sinyal juga menjelaskan, bahwa KAP yang
memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula (Yuliarto,
2001). Penunjukkan KAP yang berkualitas akan diinterpretasikan
oleh masyarakat bahwa perusahaan memiliki informasi yang tidak
menyesatkan dan telah mengungkapkan informasi setransparan
mungkin. Oleh sebab itu penunjukkan KAP yang termasuk dalam
kategori big four diharapkan menambah luas pengungkapan CSR.
Hal yang berbeda diungkapkan Sari dkk. (2010), walaupun di
Indonesia banyak perusahaan yang telah diaudit oleh KAP yang
termasuk dalam kategori big four, KAP ini tidak dapat
mempengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan informasi
perusahaan yang bersifat sukarela. Ruang lingkup auditor dalam
hal ini hanya bertinfak sebagai advisor dan memberikan opini atas
penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
Lu dan Abeysekera (2014), menemukan bahwa auditor tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSER. Barakat et al. (2014)
menemukan menemukan bahwa karakteristik perusahaan auditor
eksternal berpengaruh tehadap pengungkapan CSR. Oleh karena
itu, hipotesis yang hendak diuji:
H4: Auditor berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia.
5. Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Yuliana (2008), perusahaan high-profile pada
umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari
bersinggungan dengan kepentingan luas. Masyarakat umumnya
lebih sensitif terhadap perusahaan high-profile karena kelalaian
dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi dapat
membawa akibat yang fatal bagi masyarakat. Apabila dikaitkan
dengan teori legitimasi, perusahaan high-profile akan
mengungkapkan lebih banyak informasi CSR untuk menurunkan
tekanan dari para aktivis sosial dan lingkungan terhadap kegiatan
operasi yang telah dilakukannya (Sembiring, 2005).
Berbeda dengan Freedman dan Jaggi (1988), dikutip oleh Sari
(2012) yang mengungkapkan bahwa perusahaan low-profile
dengan kondisi ekonomi yang lemah lebih banyak mengungkapkan
CSR daripada perusahaan high-profile. Hal tersebut disebabkan
perusahaan low-profile ingin investor mengetahui bahwa kondisi
ekonomi perusahaan yang lemah disebabkan biaya yang
dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan CSR. Pengeluaran biaya
untuk CSR diharapkan akan memberikan dampak positif untuk
kondisi ekonomi perusahaan di masa mendatang.
Sari (2012) tidak menemukan adanya pengaruh tipe industri
terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian tersebut berbeda
dengan Sembiring (2005) dan Anggraini (2006), yang menemukan
adanya pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang hendak diuji:
H5: Tipe industri berpengaruh positif terhadap pengungkapan
6. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan CSR
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki
risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para
debtholders (Sari, 2012). Sari (2012) menambahkan, perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan
laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan
melanggar perjanjian utang. Perusahaan akan mengurangi
biaya-biaya termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi CSR.
Apabila dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi memiliki biaya keagenan tinggi sehingga akan
mengurangi pengungkapan CSR yang dibuatnya agar tidak
menjadi sorotan debtholders (Poulus, 2010).
Hal yang berbeda diungkapkan Trisnawati (2014) bahwa besar
kecilnya tingkat leverage tidak mempengaruhi pengungkapan CSR
karena adanya UU No. 40 Tahun 2007 yang mengatur tentang
tanggungjawab sosial dan lingkungan. Lebih lanjut, untuk
melakukan CSR suatu perusahaan tidak bergantung pada tingkat
leverage namun tergantung pada tingkat kepekaan perusahaan
terhadap kepedulian sosial dan tanggungjawab terhadap
lingkungan (Ulfa (2009), dikutip oleh Sari 2012).
Ulum dkk. (2011), Sari (2012), Pebriana dan Sukartha (2012)
pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
hendak diuji:
H6: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia.
7. Pengaruh Kekuatan Pemerintah Terhadap Pengungkapan
CSR
Menurut Yuliarto (2001) perusahaan BUMN lebih luas dalam
mengungkapkan CSR karena sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh pemerintah atau negara atau rakyat. Perusahaan BUMN
diawasi langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang merupakan
representasi dari rakyat dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Perusahaan BUMN memiliki kewajiban dalam pengungkapan CSR
berdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 236/MBU/2003.
Berdasarkan SK tersebut dijelaskan bahwa perusahaan BUMN
memiliki kewajiban CSR melalui program PKBL (Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan) (Rakhmawati dan Syafruddin,
2011). Bila dikaitkan dengan teori legitimasi, perusahaan BUMN
memiliki tanggungjawab sosial yang besar kepada masyarakat
karena kegiatan operasinya sebagian besar berhubungan dengan
masyarakat.
Lu dan Abeysekera (2014) menemukan bahwa kekuatan
pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSER.
perusahaan BUMN dan bukan BUMN berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR. Oleh karena itu, hipotesis yang hendak diuji:
H7: Kekuatan pemerintah berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
8. Pengaruh Kekuatan Shareholder Terhadap Pengungkapan CSR
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun
harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya.
Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan stakeholder perusahaan tersebut (Ratnasari, 2011).
Freeman (1984), dikutip oleh Tamba (2011), mendefinisikan
stakeholder seperti sebuah kelompok atau individual yang dapat
memberi dampak atau terkena dampak oleh hasil tujuan
perusahaan. Hal ini juga terkait dengan stakeholder yang berada di
luar pemilik (manajer). Menurut Roberts (1992), dikutip oleh
Tamba (2011), stakeholder terdiri dari stockholders, creditors,
employees, customers, suppliers, public interest groups, dan
govermental bodies.
Semua perusahaan go public dan telah terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI) adalah perusahaan-perusahaan yang
melaporkan semua aktivitas dan keadaan perusahaan kepada publik
pengungkapan CSR dipilih sebagai media untuk memperlihatkan
kepedulian perusahaan terhadap masyarakat disekitarnya dalam
rangka membangun eksistensi perusahaan dalam jangka panjang
(Rakhmawati dan Syafruddin, 2011). Keim (1978), dikutip oleh Lu
dan Abeysekera (2014), menyatakan bahwa ketika pembagian
kepemilikan kurang terkonsentrasi atau tidak lagi terpusat, tuntutan
para pemegang sahan terhadap perusahaan menjadi lebih luas.
Kepemilikan yang kurang terkonsentrasi ini pula dapat
meningkatkan tekanan kepada manajer untuk melakukan
pengungkapan CSR (Lu dan Abeysekera, 2014).
Oleh karena itu, diharapkan semakin kurang terkonsentrasi
kepemilikan saham yang dimiliki masyarakat, semakin luas
pengungkapan CSR suatu perusahaan.
Hal yang berbeda diungkapkan Rahmawati dan Utami (2010)
bahwa kemungkinan masyarakat secara umum belum
memperdulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis
yang harus secara eksentif diungkapkan dalam annual report.
Tidak semua pemilik saham publik adalah investor besar, beberapa
diantaranya merupakan investor kecil. Investor kecil tidak memiliki
otoritas atas informasi keuangan maupun non keuangan karena
proporsi kepemilikan saham atas perusahaan yang mereka miliki
Lu dan Abeysekera (2014) menemukan bahwa kekuatan
shareholder berpengaruh terhadap pengungkapan CSER. Nur dan
Priantinah (2012) menemukan bahwa kepemilikan saham publik
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Oleh karena itu,
hipotesis yang hendak diuji:
H8: Kekuatan shareholder berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Variabel Independen
Ukuranperusahaan (X1)
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris, yaitu penelitian
dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
hasil observasi.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan go public yang
terdaftar dalam situs resmi PT Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) dan memiliki website perusahaan. Objek penelitian ini adalah aktivitas CSR yang diungkapkan oleh
perusahaan tersebut dalam website perusahaan publik Indonesia.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public
yang terdaftar di BEI di tahun 2013. Sampel penelitian dipilih
dengan metode purposive sampling (pengambilan sampel menurut
tujuan), yaitu teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri
berdasar kriteria atau tujuan tertentu (Sumarni dan Wahyuni, 2006:
77). Berikut kriteria dalam pengambilan sampel penelitian:
1) Seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BEI pada tahun
2) Perusahaan go public yang menerbitkan laporan keuangan
tahun 2013 dengan mata uang rupiah.
3) Memiliki website resmi perusahaan yang masih aktif selama
masa penelitian (tahun 2013-2014).
4) Website resmi perusahaan yang menyajikan pengungkapan
aktivitas CSR yang telah dilakukan perusahaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yang tidak berfokus pada kuantitas (jumlah)
melainkan terbatas pada teks yang terdapat dalam website
perusahaan yang mengungkapkan CSR. Selain itu, penelitian ini
juga menggunakan data yang berasal dari annual report yang
diterbitkan oleh perusahaan pada tahun 2013.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan ln total
aktiva (Sari, 2012).
2) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi
operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang
dimilikinya (Chen, 2004). Profitabilitas dalam penelitian ini
dihitung dengan ROA. Rumus ROA menurut Sari (2012),
adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aset
3) Umur Perusahaan
Umur perusahaan dalam penelitian ini ditentukan sejak
perusahaan berdiri sesuai dengan akta pendirian hingga
penelitian ini dilakukan.
4) Auditor
Menurut Lu dan Abeysekera (2014), penentuan auditor
dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk perusahaan
yang diaudit oleh KAP yang termasuk dalam kategori big
four dan memberikan skor 0 untuk yang lainnya.
5) Tipe Industri
Tipe Industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan
lingkup operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam
Anggraini (2006), penentuantipe industri dilakukan dengan
memberikan skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam
industri high-profile dan memberikan skor 0 untuk
perusahaan yang termasuk dalam industri low-profile.
6) Leverage
Ketergantungan perusahaan terhadap utang dalam
membiayai kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat
leverage (Ulum dkk., 2011). Menurut Pamungkas (2013),
leverage dihitung dengan menggunakan DER:
Total DER= � �� � � � + �
� � � �
7) Kekuatan Pemerintah
Status perusahaan terbagi menjadi perusahaan BUMN
dan perusahaan bukan BUMN. Penentuan kekuatan
pemerintah, dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk
perusahaan BUMN dan memberikan skor 0 untuk
perusahaan bukan BUMN (Lu dan Abeysekera 2014).
8) Kekuatan Shareholder
Penentuan kekuatan shareholder menurut Lu dan
Abeysekera (2014) menggunakan persentase saham terbesar
yang dimiliki oleh shareholder pada tahun 2013.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Indonesia. Item pengungkapan CSR dikategorikan dalam lima
tema, yaitu tema masyarakat, pelanggan, tenaga kerja,
lingkungan, dan pengungkapan umum. Perhitungan indeks
CSR menurut Trisnawati (2014), yaitu:
Indeks CSR = Ju a � ya u ap a p u a aa
Ju a � ya a ap a u ap a p u a aa 35
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah
pengolahan data. Berikut langkah-langkah pengolahan data:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, jumlah
pengungkapan CSR, total aktiva, laba setelah pajak, tahun
perusahaan berdiri, KAP yang ditunjuk oleh perusahaan, tipe
industri (high-profile dan low-profile), total hutang yang terdiri
dari kewajiban lancar dan hutang jangka panjang, total ekuitas,
status perusahaan (perusahaan BUMN dan bukan BUMN), dan
persentase kepemilikan saham terbesar.
2. Menghitung Variabel-Variabel
a) Menghitung Indeks CSR
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
content analysis (analisis isi), yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mengetahui sebuah simpulan dari sebuah
gagasan penulis (yang tertera dalam website perusahaan
publik Indonesia) yang termanifestasi (terwujud). Analisis
data dilakukan dengan menggunakan item pengungkapan
CSR berjumlah 35 item, yang merupakan nilai maksimum
untuk pengungkapan CSR, berikut tahapan-tahapan yang
dapat dilakukan:
1) Memberi tanda checklist dan skor untuk setiap item
-item pengungkapan CSR. Apabila item tersebut
diungkapkan maka diberi skor 1. Sedangkan, apabila
item tersebut tidak diungkapkan maka diberi skor 0.
Skor maksimal yang akan diberikan adalah 35
2) Menghitung jumlah item yang diungkapkan oleh
perusahaan
3) Menghitung indeks CSR, semakin banyak item yang
diungkapkan, semakin banyak pula indeks yang akan
diperoleh perusahaan
b) Menghitung Ukuran Perusahaan
c) Menghitung Profitabilitas
d) Menentukan Umur Perusahaan
e) Menentukan Auditor
f) Menentukan Tipe Industri
g) Menghitung Leverage
i) Menentukan Kekuatan Shareholder
3. Melakukan Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kuortosis,
dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2007: 19).
4. Melakukan Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kelayakan
persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji
asumsi klasik meliputi:
a) Melakukan Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2007: 28). Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
hasil uji stastistik Kolmogorov-Smirnov adalah:
1) Jika angka signifikansi (sig) ≥ 0,05 maka data
berdistribusi normal.
2) Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data tidak