ABSTRAK
Sulisnawati, Maria. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Jongkang dengan jumlah 23 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 52, dan termasuk kategori tinggi. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 62 dan termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 70,14 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 52,43 dan sebanyak 34,80% sudah mencapai KKM (65). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 61,95 dan sebanyak 61% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 76,13 dan sebanyak 86,9%mencapai KKM.
ABSTRACT
Sulisnawati, Maria. 2014. The Improving Interest and Ability to Listening Folklore Using Audio Visual Media for Grade VA Jongkang Elementary School Academic Year 2013/2014. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aimed to: (1) to improve VA grade of student’s interest in listening to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School. (2) to improve the VA grade of student’s listening skill to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School.
This is a classroom action research.The research refers to the cycle model proposed by Kemmis. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were VA grade of Jongkang Elementary School Student’s. Which consists of 23 student’s.The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data asanalyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.
The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to folklore subject in VA grade Jongkang Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student’s interest on the initial condition is 52. and included in high category. In the first cycle, the average score of student’s interest is 62 and included in high category. In the second cycle the average score of student’s interest is 70,14 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to folklore subject in VA grade of Jongkang Elementary School. The result shown that the initial condition of student’s average score is 52,43 and means 34,80% have reached the KKM (65). In the first cycle, the average score is 61,95 and means 61% student’s have been reached the KKM. In the second cycle, the average score is 76,13 and means 86,9% student’s have been reached the KKM.
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
SISWA KELAS VA SD NEGERI JONGKANG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Maria Sulisnawati
NIM : 101134122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2014
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai rasa ungkapan sayangku kepada
Tuhan Yesus, Bunda Maria , Para Malaikat yang selalu setia
hadir dan menemani dalam hidupku
Kedua Orang Tuakuyang selalu mendukung, mendidik, dan
berusaha memberikan yang terbaik bagiku
Kakakku yang telah menyemangati dan membantuku
Orang-orang yang mencintaiku dan yang aku cintai yang
telah mengisi kehidupanku
MOTTO
Selalu bersyukur atas apa yang kamu dapat, karena itu semua dapat
kamu peroleh atas bantuan Tuhan, Yesus, Bunda Maria, Malaikat
Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab
Aku ini Allahmu: Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau:
Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu
yang membawa kemenangan
Yesaya 41:10
Jalan kita tak mudah, bukan berarti sulit tuk dilewati
Kesuksesan bukan ditentukan oleh kepintaran
namun ditentukan oleh ketekunan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2014 Penulis
Maria Sulisnawati
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Sulisnawati
NIM : 101134122
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VA SD NEGERI JONGKANG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 23 Juli 2014
Yang menyatakan,
Maria Sulisnawati
ABSTRAK
Sulisnawati, Maria. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VA SD Negeri Jongkang.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Jongkang dengan jumlah 23 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 52, dan termasuk kategori tinggi. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 62 dan termasuk dalam kategori tinggi. Pada
siklus II skor rata-rata minat sebesar 70,14 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak
cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 52,43 dan sebanyak 34,80% sudah mencapai KKM (65). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 61,95 dan sebanyak 61% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 76,13 dan sebanyak 86,9%mencapai KKM.
Kata kunci: minat, kemampuan menyimak, media audio visual
ABSTRACT
Sulisnawati, Maria. 2014. The Improving Interest and Ability to Listening Folklore Using Audio Visual Media for Grade VA Jongkang Elementary School Academic Year 2013/2014. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aimed to: (1) to improve VA grade of student’s interest in listening to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School. (2) to improve the VA grade of student’s listening skill to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School.
This is a classroom action research.The research refers to the cycle model proposed by Kemmis. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were VA grade of Jongkang Elementary School Student’s. Which consists of 23 student’s.The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data asanalyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.
The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to folklore subject in VA grade Jongkang Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student’s interest on the initial condition is 52. and included in high category. In the first cycle, the average score of student’s interest is 62 and included in high category. In the second cycle the average score of student’s interest is 70,14 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to folklore subject in VA grade of Jongkang Elementary School. The result shown that the initial condition of student’s average score is 52,43 and means 34,80% have reached the KKM (65). In the first cycle, the average score is 61,95 and means 61% student’s have been reached the KKM. In the second cycle, the average score is 76,13 and means 86,9% student’s have been reached the KKM.
Keywords: interest, listening skill, audio visual media.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ata
segala karunia serta penyertaan-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat dan Kemampuan
Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas VA SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.
Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari dari bantuan, dukungan berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. L. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing I, yang dengan tangan terbuka telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang memberikan saran, masukan dan memberikan semangat dalam menyusun
skripsi ini.
5. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd selaku dosen penguji, yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Dosen prodi pendidikan guru sekolah dasar yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan sekretariat yang telah banyak membantu dalam hal administrasi
prodi.
8. Suyitno, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Jongkang yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Sri Purwanti S.Pd, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10.Siswa-siswa kelas VA SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014.
11.Orang tuaku Ignatius Paidi dan Margeretha Tentrem yang dengan setia
mendukung, memberi semangat, membimbing, selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi peneliti. Terima kasih yang tiada tara.
12.Kakakku Theodora Purwandari yang telah memotivasi, membantu penulis
dalam banyak hal dengan sabar.
13.Maruba Manalu yang telah memberikan banyak pelajaran, dukungan,
semangat. Ia membantu penulis belajar banyak hal dalam hidup ini.
14.Keluarga Boro yang telah memberikan perhatian, dukungan kepada penulis. 15.Keluarga Sudaryono yang selalu menyemangati penulis selama penulisan
skripsi.
16.Sahabatku Deviana Wahyu Kristanti dan Maria Desniarsih yang selalu saling
mendukung, memotivasi, menyemangati penulis.
17. Teman-temanku R.Putri Purnawati, Maria Kartika, Valentina Feti, dan Lidwina Lukita yang memberi semangat dan menjadi teman penulis dalam bertukar pikiran.
18.Teman-teman kelas D yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan selama ini.
19. Teman-teman payung R.Putri Purnawati, Deviana Wahyu Kristanti, Dwi Jayanti, Sartika, Gigih Nugroho, Wahyu Bintoro, Danang Kustanto yang telah bersama-sama menjadi satu kelompok dalam menjalani skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu peneliti menerima saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Yogyakarta, 23 Juli 2014
Peneliti
Maria Sulisnawati
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv
HALAMAN MOTTO ……….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... vii
ABSTRAK……… viii
ABSTRACT ……….. ix
KATA PENGANTAR ……….. x
DAFTAR ISI ……… xiii
DAFTAR TABEL ……… xv
DAFTAR GAMBAR……… xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ……….. 11
d. Menumbuhkan Minat ……… 12
e. Metode Pengukuran Minat ………... 13
2. Menyimak ……… 14
a. Pengertian Menyimak ……….. 14
b. Tujuan Menyimak ………. 15
c. Proses Menyimak ……… 16
3. Cerita Rakyat ……… 17
a. Pengertian Cerita Rakyat ………. 17
b. Jenis Cerita Rakyat ……….. 18
c. Fungsi Cerita Rakyat ……… 19
d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat ……….. 20
e. Keunggulan Media Audio Visual ………. 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………. 27
C. Kerangka Berpikir……… 31
D. Hipotesis Penelitian ………. 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 34
B. Setting Tempat………. 36
C. Rencana Tindakan……… 37
D. Teknik Pengumpulan Data ………. 41
E. Instrumen Penelitian ……… 42
F. Validitas Instrumen Penelitian ……… 48
G. Analisis Data……… 50
BAB IVPEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 55
1. Kondisi Awal ………. 57
2. Siklus I……… 59
3. Siklus II ………. 66
B. Pembahasan ………. 73
1. Hasil Minat Minat ………. 73
2. Hasil Menyimak Cerita Rakyat ………. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 82
B. Keterbatasan ... 83
C. Saran ……….. 83
DAFTAR PUSTAKA ………. 85
LAMPIRAN ……… 88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… 171
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Peubah Dalam Penelitian ……….. 42
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat ……… 43
Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat ………. 44
Tabel 4. Lembar Observasi Minat Belajar Siswa………. 45
Tabel 5. Penskoran Kuesioner Minat ……….. 46
Tabel 6. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Siswa ……….. 46
Tabel 7. Panduan Wawancara Guru Kelas ……….. 47
Tabel 8. Kisi-Kisi Soal Uraian ………. 47
Tabel 9. Rubrik Penilaian Tes Menyimak ………. 48
Tabel 10. Kriteria Skor Validasi ……….. 49
Tabel 11. Hasil Validasi ……….. 50
Tabel 12. Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ………. 51
Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Menyimak Siswa ……….. 51
Tabel 14. Perhitungan PAP II ………. 53
Tabel 15. Rentang Skor ……….. 53
Tabel 16. Rekapitulasi Data Minat ……….. 74
Tabel 17. Ketercapaian Target Minat ……….. 76
Tabel 18. Rekapitulasi Nilai Menyimak Siswa ……… 77
Tabel 19. Peningkatan Rata-Rata Persentase Kelulusan Tes Menyimak………. 79
Tabel 20. Ketercapaian Target Menyimak ……….. 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 31
Gambar 2. Bagan Langkah PTK menurut Kemmis ... 35
Gambar 3. Diagram Rata-Rata Minta Siswa Pada Kondisi Awal... 58
Gambar 4. Diagram Rata-Rata Nilai Menyimak Kondisi Awal... 58
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat... 59
Gambar 6. Diagram Hasil Minat Siklus I ... 63
Gambar 7. Diagram Hasil Kemampuan Menyimak Siklus I ... 64
Gambar 8. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat ... 64
Gambar 9. Diagram Hasil Minat Siklus II ... 70
Gambar 10. Diagram Hasil Kemampuan Menyimak Siklus II... 71
Gambar 11. Diagram Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat... 71
Gambar 12. Diagram Peningkatan Skor Rata-Rata Minat... 76
Gambar 13.Diagram Peningkatan Nilai Rata-Rata Menyimak... 78
Gambar 14. Diagram Peningkatan Persentase Siswa yang Mencapai KKM ... 78
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ……… 89
Lampiran 2. RPP Siklus I ……….. 91
Lampiran 3. RPP Siklus II ……….. 97
Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ……… 103
Lampiran 5. Lembar Evaluasi Siklus I ……… 107
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ……… 111
Lampiran 7. Lembar Evaluasi Siklus II ……….. 115
Lampiran 8. Ringkasan Materi ……… 119
Lampiran 9. Instrumen Desain Validasi Pembelajaran……… 121
Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen Desain Pembelajaran……… 124
Lampiran 11. Notulen Refleksi Siklus I ……….. 130
Lampiran 12. Notulen Refleksi Siklus II ………. 134
Lampiran 13. Kuesioner Minat Belajar Siswa ……… 138
Lampiran 14. Data Nilai Kondisi Awal Menyimak Siswa ……….. 140
Lampiran 15. Data Nilai Menyimak Siklus I ……….. 141
Lampiran 16. Data Nilai Menyimak Siklus II ………. 142
Lampiran 17. Hasil Observasi Minat Kondisi Awal ……….. 143
Lampiran 18. Hasil Observasi Minat Siklus I ………. 144
Lampiran 19. Hasil Observasi Minat Siklus II ……… 145
Lampiran 20. Hasil Kuesioner Kondisi Awal ………. 146
Lampiran 21. Hasil Kuesioner Siklus I ……… 147
Lampiran 22. Hasil Kuesioner Siklus II ……….. 148
Lampiran 23. Data Nilai Kondisi Awal Minat Siswa ……….. 149
Lampiran 24. Data Nilai Minat Siklus I ……….. 150
Lampiran 25. Data Nilai Minat Siklus II ………. 151
Lampiran 26. Hasil Pengisian Angket Siklus I ……… 152
Lampiran 27. Hasil Pengisian Angkaet Siklus II ……… 153
Lampiran 28. Hasil Evaluasi Siklus I ………. 156
Lampiran 29. Hasil Evaluasi Siklus II ………. 161
Lampiran 30. Foto Penelitian ………. 167
Lampiran 31. Surat Izin Penelitian ………. 169
Lampiran 32. Surat Telah Melakukan Penelitian ……… 170
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibicarakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran yang sangat penting pada berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan sehari-hari oleh manusia. Bahasa adalah salah satu penunjang dalam mencapai keberhasilan, karena sebagian besar aktivitas manusia menggunakan bahasa. Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan gagasan,
ide, perasaan, partisipasi, keinginan serta dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber (Iskandarwassid, 2008:226). Bahasa perlu diperkenalkan saat
anak masih dini, sehingga ketika beranjak dewasa kemampuan bahasa anak semakin berkembang. Penguasaan bahasa akan semakin tinggi bila dilakukan dengan latihan secara terus menerus.
Pembelajaran bahasa di sekolah, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa, baik secara
lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sebagian besar aktivitasnya mengembangkan keterampilan berbahasa. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang terdapat pada Standar Isi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 mencakup empat
komponen keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Hermawan (2012:33), menyatakan bahwa menyimak dapat juga dikatakan
sebagai keterampilan mendengarkan, namun menyimak lebih menggunakan kemampuan mengingat dan menyampaikan kembali isi dari materi yang telah
disampaikan oleh pembaca. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima) sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Hermawan (2012:30), menyatakan bahwa keterampilan
menyimak perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar efektif. Hal ini didasarkan atas hasil penelitian yang menunjukan bahwa umumnya orang hanya mampu mengingat sekitar 25% hingga 50% dari apa yang didengar.
Keterampilan menyimak berhubungan pula dengan aspek psikologis karena menyangkut minat dan perhatian (Hermawan, 2012:34). Minat menjadi suatu
dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan suatu hal. Minat yang dimiliki oleh siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya, karena minat merupakan sumber dari usaha (Nurkancana, 1983:225). Minat bukanlah
sesuatu yang dimiliki secara begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan, melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya (Singer,
Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas V A SD Negeri Jongkang yang terletak di Dusun Sedan, Kecamatan Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Peneliti memilih siswa kelas V A SD Negeri Jongkang sebagai subjek penelitian,
karena peneliti pernah melakukan observasi ketika tugas Landasan Pendidikan dan berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan guru pengampu mata
pelajaran bahasa Indonesia, siswa SD Negeri Jongkang memerlukan peningkatan keterampilan menyimak, terutama pada Kompetensi Dasar mengidentifikasi unsur cerita (tema, tokoh, watak, latar, amanat).
Berdasarkan hasil wawancara didapati bahwa ada beberapa siswa yang nilai menyimaknya masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari beberapa siswa
yang nilainya masih kurang. Kegiatan menyimak yang dilakukan di kelas V A biasanya dilakukan dengan membaca bacaan dari buku paket Mudah Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 karangan Muh. Darisman dan bacaan dari sumber
lainnya.
Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi yang
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada hari Sabtu 23 November 2013, Senin 25 November 2013 dan Rabu 4 Desember 2013 pada saat pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kegiatan menyimak khususnya dalam menentukan
amanat, tokoh, tema dan latar ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Ketika di kelas minat siswa pun kurang terlihat. Hal ini didapatkan
dengan bercerita, berteriak, berkeliling kelas, ngobrol dengan teman sebangkunya, tidak membawa sumber lain, siswa pun jarang bertanya kepada guru.
Peneliti mendapatkan nilai menyimak sebagai kondisi awal dari setiap siswa yaitu dengan berkolaborasi bersama guru ketika pengambilan nilai
menyimak cerita yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2013. Berdasarkan nilai menyimak cerita tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
yaitu 65, dari 23 siswa terdapat 8 siswa (34,78%) yang nilainya diatas KKM, dan 15 siswa (65,22%) yang nilainya belum mencapai KKM. Minat setiap
siswa ketika kondisi awal masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata minat siswa adalah 52.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menduga kurangnya minat dan
kemampuan menyimak, karena media yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa dan kurang bervariasi, yaitu hanya menggunakan bacaan yang
bersumber dari buku paket dan bacaan yang disiapkan oleh guru. Peneliti mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan media audio visual.
Media audio visual adalah media yang menampilkan unsur suara dan unsur
gambar, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan seseorang. Melalui penggunaan media audio visual siswa dapat melihat dan
membuktikan apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang
semester genap tahun ajaran 2013/2014?
2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas V A SD Negeri Jongkang
semester genap tahun ajaran 2013/2014 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan minat dalam menyimak unsur cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.
2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual kelas V A SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menyimak unsur cerita rakyat (tema, tokoh, watak, latar, dan amanat)
menggunakan media audio visual bagi siswa kelas VA SD Negeri Jongkang semester genap tahun ajaran 2013/2014.
2. Bagi guru kelas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya KD mengidentifikasi unsur cerita untuk siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan sekolah, khususnya terkait dengan penelitian tindakan kelas menggunakan
media audio visual dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Negeri Jongkang semester genap. 4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya penggunaan media audio visual dalam
E. Batasan Operasional
Agar tercipta kesatuan pemahaman, penelitian ini dibatasi pada istilah-istilah sebagai berikut.
1. Minat
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu (Syah, 2012:152). 2. Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:31).
3. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006:124).
4. Cerita Rakyat
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan landasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian ini. Bab landasan teori terdiri dari pengertian minat, menyimak, cerita rakyat, media, hasil penelitian yang
relevan, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka 1. Minat
a. Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Alasan pentingnya minat dalam studi karena minat melahirkan
perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian dari luar dan memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri (Gie, 1994:28). Lester dan Alice Crow dalam Gie (1995:129), menekankan pula pentingnya minat dalam hidup “ An interest in
learning is an obligation which goes with you to class and accompanies you during each study assignment, thereby enabling you to succeed in the study activity” yang berarti suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai Anda ke kelas dan menemani Anda selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan Anda berhasil dalam kegiatan studi.
Slameto (2010:180), mengemukakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Hubungan yang semakin erat antara diri sendiri
dan sesuatu yang terdapat diluar dirinya akan memunculkan minat yang semakin besar. Surya (2003:67) mengemukakan bahwa “minat
merupakan rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek”. Minat menurut Ensiklopedia Pendidikan dalam Eddy
(1987:183), adalah kesediaan jiwa pada diri seseorang yang sifatnya
aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Minat yang dimiliki oleh setiap orang di kembangkan dengan bantuan orang lain.
Hilgard dalam Slameto (2010:185) menyatakan pengertian bahwa minat adalah “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Syah (2012:153), menjelaskan minat secara sederhana yaitu
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Winkel (2004:212), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi
atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Menurut Hurlock (1989:114), seorang anak yang berminat terhadap
Dari tujuh definisi minat yang telah diuraikan, peneliti membuat suatu kesimpulan mengenai definisi minat sebagai berikut.
Minat adalah rasa ketertarikan yang berasal dari dalam diri atau
pengaruh dari luar yang memunculkan keinginan untuk melakukan sesuatu.
b. Ciri-Ciri Minat
Menurut Slameto (2010: 58), siswa yang berminat dalam belajar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)Mempunyai kecenderungan memberikan perhatian lebih terhadap sesuatu.
2)Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati.
3)Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.
4)Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati.
5)Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
6)Diwujudkan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Djamarah (2011:166), mengemukakan beberapa ciri siswa yang
memiliki minat dalam belajar sebagai berikut. 1)Lebih menyukai sesuatu dari pada yang lain. 2)Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Dari gagasan yang dikemukakan oleh Slameto dan Djamarah, peneliti membuat suatu kesimpulan mengenai ciri minat siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
1) Memiliki perasaan senang dalam pembelajaran. 2) Ada ketertarikan untuk mengetahui sesuatu.
3) Memiliki perhatian dalam belajar. 4) Menunjukkan sikap dalam kegiatan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat yang dimiliki siswa oleh setiap siswa berbeda-beda. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat setiap siswa juga berbeda. Hurlock (2005:139), menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah sebagai berikut: 1) Pengalaman dini sekolah
Pengalaman di sekolah mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah menjadi menyenangkan.
2) Sikap teman sebaya
Seorang anak harus belajar menerima kelompok lain agar di terima oleh kelompok teman sebayanya tersebut.
3) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya
4) Keberhasilan akademik
Keberhasilan akademik bergantung pada keberhasilan akademik bersama teman sebaya.
5) Hubungan guru dan murid
Minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru.
Hubungan antara guru dan murid yang menyenangkan akan menumbuhkan sikap positif sebaliknya hubungan yang tidak menyenangkan akan menumbuhkan sikap tidak positif.
6) Suasana emosi siswa
Suasana emosi dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang
digunakan.
d. Menumbuhkan Minat
Menurut Arends (2013:168), cara yang dapat dilakukan guru untuk
menarik minat siswa yaitu menggunakan permainan, teka-teki, beragam kegiatan seperti (karyawisata, simulasi, musik) dan metode-metode pengajaran (ceramah, diskusi, kelompok kecil). Woolfolk (2009:209),
mengemukakan minat dapat dibangun melalui cara-cara sebagai berikut. 1) Mengaitkan tujuan isi pelajaran dengan pengalaman siswa.
2) Mengidentifikasi minat, hobi dan kegiatan ekstrakurikuler siswa yang dapat dimasukkan ke dalam pelajaran di kelas.
3) Pengajaran diikuti dengan humor, pengalaman pribadi.
e. Metode Pengukuran Minat
Djiwandono (2006:365), mengemukakan ada beberapa cara untuk mengetahui minat siswa. Cara yang paling mudah dilakukan yaitu
dengan bertanya kepada siswa sendiri atau menggunakan angket. Nurkancana (1983:227), mengemukakan beberapa metode untuk
mengukur minat. Metode tersebut yaitu sebagai berikut. 1) Observasi
Pengukuran minat dengan menggunakan observasi dilakukan untuk
mengetahui kondisi siswa secara wajar, tanpa dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan di luar kelas maupun di luar kelas. Pengukuran
minat menggunakan observasi membutuhkan waktu yang panjang, bila dilakukan pada situasi dan jumlah siswa yang banyak pada waktu bersamaan.
2) Wawancara
Pengukuran minat menggunakan wawancara akan membantu dalam
mengetahui hobi dan aktivitas yang menarik perhatian anak. Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan dalam situasi tidak formal sehingga wawancara dapat berjalan dengan bebas.
3) Kuesioner
Kuesioner dilakukan secara tertulis dan dilakukan pada beberapa
4) Inventori
Inventori merupakan metode pengukuran minat yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis dimana cara pengisiannya yaitu dengan
memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran minat berupa observasi dan kuesioner. Alasan pemilihan metode tersebut karena melalui observasi perilaku siswa dapat diamati sesuai kondisi
yang terjadi. Selain itu untuk mengetahui minat siswa secara individu sesuai dengan yang dialami siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia
khususnya keterampilan menyimak, peneliti menggunakan kuesioner.
2. Menyimak
a. Pengertian Menyimak
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V semester genap membahas mengenai mengidentifikasi unsur cerita yang meliputi tema, tokoh,
watak, latar, dan amanat yang termasuk kedalam aspek mendengarkan. Hermawan (2012:33), menyatakan bahwa menyimak dapat juga
dikatakan sebagai keterampilan mendengarkan, namun menyimak lebih menggunakan kemampuan mengingat dan menyampaikan kembali isi dari materi yang telah disampaikan oleh pembaca.
lambang-lambang lisan”. Russell dalam Tarigan (2008: 30), menyatakan bahwa menyimak merupakan keterampilan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian. Sedangkan Tarigan (2008:30) memberikan
definisi yang lebih lengkap mengenai menyimak yaitu “suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
Dari tiga pengertian menyimak yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan mengenai pengertian menyimak. Menyimak
adalah proses mendengarkan dan memahami dengan penuh perhatian mengenai pembicaraan yang disampaikan secara lisan.
b. Tujuan Menyimak
Tujuan setiap orang dalam menyimak informasi beranekaragam. Logan dan Shrope dalam Tarigan (2008:61), mengemukakan tujuan seseorang menyimak suatu informasi berikut ini.
1) Menyimak dengan tujuan agar pembaca dapat memperoleh pengetahuan dari bahan pembicara.
2) Menyimak agar dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).
3) Menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang
4) Menyimak dengan maksud dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan ataupun perasaan.
5) Menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan
analisis.
6) Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini diragukan.
c. Proses Menyimak
Proses menyimak terdiri dari lima tahapan. Tahapan itu adalah
penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Hermawan, 2012:36). Berikut ini penjelasannya.
1) Penerimaan
Aktivitas yang pertama kali di lakukan dalam menyimak yaitu dengan mendengarkan pesan yang dibicarakan oleh pembicara. Hal
penting yang perlukan ketika tahap penerimaan yaitu pendengaran dan perhatian.
2) Pemahaman
Pada tahap pemahaman, penyimak berusaha untuk mempelajari cara berfikir pembicara dan menghubungkannya dengan pengetahuan
yang telah dimiliki. 3) Pengingatan
Pada tahap ini, seseorang perlu mengingat pesan yang dibicarakan
banyak informasi yang diingat dan seberapa banyak yang dapat di ulang kembali.
4) Pengevaluasian
Tahap pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritikan terhadap pesan. Pengevaluasian harus disertai alasan yang dapat
diterima dan masuk akal. 5) Penanggapan
Penanggapan merupakan umpan balik yang kita rasakan terhadap
pemikiran dan pesan yang disampaikan oleh pembicara. Penanggapan memiliki dua fase yaitu menanggapai ketika pembicara masih
berbicara dan menanggapi ketika pembicara telah selesai berbicara.
3. Cerita Rakyat
a. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, baik yang sungguh-sungguh terjadi atau rekaan belaka (KBBI, 2008:135). Djamaris (1993:15) mengatakan bahwa
cerita rakyat adalah “golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nurgiantoro
(2005:165), mengemukakan sastra tradisional yang termasuk didalamnya cerita rakyat adalah suatu perkataan yang disampaikan secara lisan yang muncul dan berkembang secara turun temurun untuk mengungkapkan
Dari pengertian cerita rakyat yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan mengenai pengertian cerita rakyat. Cerita Rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang secara turun terumurun yang
berisi pesan moral.
b. Jenis Cerita Rakyat
Jenis-jenis cerita rakyat menurut Nurgiantoro (2005:171) terdiri dari
mitos, legenda, fabel, dongeng. 1)Mitos
Menurut Lukens dalam Nurgiantoro (2005:172), mitos merupakan sesuatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu yang pada intinya menghadirkan kekuatan-kekuatan supranatural yang melebihi
batas kemampuan manusia. Mitos sering dikaitkan dengan cerita tentang peristiwa, kekuatan, tingkah laku manusia dan lain-lain.
Contoh mitos adalah Gunung Merapi, Gua Kiskenda, Nyai Rara Kidul.
2)Legenda
Legenda diartikan sebagai cerita magis yang berkaitan dengan tokoh, peristiwa dan tempat-tempat yang nyata (Mitchell dalam
Nurgiantoro, 2005:182). Legenda lebih menekankan pada tokoh, asal usul terjadinya suatu tempat atau peristiwa nyata yang mempunyai kebenaran (Lukens dalam Nurgiantoro, 2005:183). Contoh legenda
3)Dongeng
Nurgiantoro (2005:198), mengemukakan dongeng sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan banyak hal yang tidak masuk akal.
Dongeng berkembang pada setiap daerah di belahan dunia, sehingga dongeng dari setiap daerah berbeda-beda. Contoh dongeng adalah
Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Emas, Cinderela. 4)Fabel
Fabel adalah “salah satu cerita tradisional yang menampilkan
binatang sebagai tokoh yang berperan dalam cerita” (Nurgiantoro, 2005:190). Binatang-binatang tersebut digambarkan seperti manusia
yang dapat berkomunikasi, memiliki pikiran dan hidup layaknya manusia. Contoh fabel adalah Kancil, Sang Kodok, Pangeran Angsa.
c. Fungsi Cerita Rakyat
Nurgiantoro (2005:172-207) mengemukakan fungsi cerita rakyat sebagai berikut.
1)Mitos
Mitos muncul pada kalangan masyarakat untuk memenuhi rasa ingin tahu, memenuhi kebutuhan religi, spiritual yang digunakan
untuk mengatur kehidupan. 2)Legenda
Legenda bertujuan untuk memberikan ajaran moral kepada
3)Dongeng
Dongeng bertujuan sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang di yakini pada waktu itu. Melalui dongeng manusia diingatkan
akan nilai-nilai yang harus di junjung tinggi dalam menjalani kehidupan.
4)Fabel
Fabel bertujuan untuk memberikan pesan moral kepada masyarakat, melalui tokoh-tokoh binatang yang berperilaku layaknya
manusia.
d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat
1) Tema
Tema adalah pokok pikiran yang mendasari sebuah cerita (Hardjana, 2006:18). Tema dapat dipahami sebagai gagasan yang
mengikat suatu cerita, mengikat unsur-unsur instrinsik yang membangun sebuah cerita sehingga menjadi sebuah kesatuan yang harmonis (Lukens dalam Nurgiantoro, 2005:260).
Tema jarang diungkapkan secara eksplisit namun terdapat dalam keseluruhan cerita. Oleh karena itu untuk menentukan tema
2) Tokoh
Tokoh adalah pelaku cerita yang memerankan berbagai aksi kegiatan dan peristiwa yang ditimpahkan kepadanya (Nurgiantoro,
2005:205). Setiap tokoh memiliki identitas jati diri, identitas itulah yang membedakan tokoh satu dengan yang lainnya. Tokoh
merupakan fokus utama di dalam cerita. Sebuah cerita yang menegangkan, mengharukan, atau mengembirakan akan terlihat melalui cara tokoh menghayati cerita tersebut.
3) Watak
Watak adalah “gambaran kebiasaan dan sifat tokoh dalam
cerita” (Hardjana, 2006:19). Seorang tokoh akan terkenal bila dapat memerankan sifat tokoh yang dibawakan dengan baik. Perwatakan tokoh dapat diungkapkan secara langsung dan tidak
langsung.
Pengungkapan tokoh secara langsung yaitu pengarang
mendeskripsikan secara langsung watak tersebut. Terkadang di ungkapkan di awal cerita sehingga cerita belum selesai dibaca sudah mengetahui wataknya. Hal ini cocok untuk siswa prasekolah
dan kelas rendah. Berikut ini contoh pengungkapan secara langsung “Mang sayur tersenyum, ia memang selalu tersenyum
pasar karena jauh. Anak-anak suka mengambil tomat, kacang panjang untuk mengganggu Mang sayur”.
Pengungkapan secara tidak langsung yaitu mengungkapkan
watak tokoh terselubung melalui alur cerita, pengungkapan ini cocok untuk kelas atas. Berikut ini pengungkapan tokoh secara tidak langsung “Pagar besi rumahnya melebihi tinggi yang
diizinkan oleh Dinas Perizinan dan Tata Kota. Pagar itu senantiasa terkunci. Jika Raden Bagus pulang, seorang pembantu tua
tergopoh-gopoh setelah mendengar klakson mobil mercedesnya hampir sepanjang sirine kebakaran. Bunyi klakson tidak saja
mengentakkan lamunan pembantu tuanya tetapi juga mengganggu ketenangan tetangganya”.
4) Latar
Latar adalah “waktu dan tempat terjadinya peristiwa di dalam sebuah cerita” (Hardjana, 2006:23). Latar terdiri dari tiga unsur
yaitu tempat, waktu dan lingkungan sosial budaya. Latar tempat menunjukkan tempat di mana cerita tersebut dikisahkan. Latar tempat dapat di peroleh siswa melalui deskripsi cerita tersebut.
Latar waktu menunjukkan kapan berlangsungnya peristiwa dalam cerita tersebut. Latar waktu bersifat lebih abstrak daripada latar
kehidupan sosial budaya masyarakat yang diangkat dalam cerita tersebut. Melalui latar sosial budaya anak akan belajar mengenai kehidupan baik pada masyarakat umum maupun masyarakat
pelosok. (Nurgiantoro, 2005:248-254). Kejelasan penggambaran latar penting karena latar merupakan langkah di mana pembaca
mengikuti alur cerita dan berimajinasi. 5) Amanat
Amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca. Sesuatu tersebut berkaitan dengan hal yang positif, berupa nasihat yang bermanfaat bagi kehidupan dan
bersifat mendidik (Nurgiantoro, 2005:265).
4. Media
a. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Di bawah ini disajikan beberapa pendapat mengenai pengertian media. 1) Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Sadiman, 2008:6).
3) Media adalah “setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Anita dalam
Sufanti, 2010:62).
Dari tiga definisi yang telah diuraikan, peneliti membuat kesimpulan
mengenai definisi media. Media adalah segala sesuatu yang merangsang siswa untuk belajar dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap baik secara visual maupun audio visual.
b. Jenis-Jenis Media
Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia dikelompokkan dalam beberapa karakteristik. Tatang (2012:99),
membagi media kedalam 3 karakteristik, sebagai berikut. 1) Media audio
Media audio yaitu media yang hanya dapat di dengar atau memiliki unsur suara. Contoh: radio, perekam suara.
2) Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara. Contoh: gambar, lukisan, foto.
3) Media audio visual
Media audio visual adalah media yang mengandung unsur suara dan memiliki unsur gambar yang dapat dilihat. Contoh: rekaman
Pada penelitian ini, peneliti memilih jenis media audio visual. Seperti yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan bahwa yang ingin dicapai adalah meningkatkan minat dan kemampuan menyimak
cerita rakyat menggunakan media audio visual.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang terdiri dari dua unsur yaitu
unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006:124). Media audio visual dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar.
Djamarah (2006:124),membagi media audio visual menjadi dua jenis. 1) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan dua unsur yaitu unsur suara dan gambar diam. Contoh audio visual diam adalah
bingkai suara, film rangkaian suara dan cetak suara.
2) Audio visual gerak, yaitu media yang menampilkan dua unsur
yaitu unsur suara dan gambar yang bergerak. Contoh audio visual gerak adalah video.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media audio visual gerak
berupa video legenda Candi Prambanan dan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih.
d. Manfaat Media Audio Visual
menyajikan pelajaran dengan bantuan media agar dapat merealisasikan manfaat seperti berikut ini.
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan yang signifikan pada tingkah laku siswa. 3) Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran, kebutuhan dan minat
siswa dengan meningkatkan motivasi belajar siswa.
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5) Membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
cara melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar.
7) Memberikan umpan balik yang diperlukan agar dapat membantu siswa
menemukan seberapa banyak hal yang telah mereka pelajari. 8) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa.
e. Keunggulan media audio visual
Media audio visual memiliki keunggulan dibandingkan dengan media yang lain, Berikut ini keunggulan dari media audio visual menurut Rinanto
(1982:53).
1) Media audio visual mampu menarik perhatian anak didik.
2) Media audio visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman anak
didik.
4) Melalui media audio visual dapat memungkinkan terjadinya interaksi langdung antara anak didik dan lingkungannya.
5) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, sehingga dapat
terhindar dari pengertian-pengertian yang abstrak. 6) Memberikan pengalaman yang nyata kepada anak didik.
7) Ikut membantu menumbuhkan pengertian yang berdampak pada perkembangan bahasa.
8) Media audio visual memberikan pengalaman yang integral dari yang
konkret sampai ke abstrak.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada tiga penelitian sebelumnya yang dapat menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih relevan untuk dilaksanakan yaitu penelitian Bariyatun tahun 2012, Kusumaningrum tahun 2012, dan
penelitian Sutikno tahun 2010.
Bariyatun (2012) menyusun penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan tentang peningkatan keterampilan menyimak, dengan
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual sudah terbukti mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan penelitian pada siklus 1 siswa yang aktif menyimak
dengan baik 71,43%, sedangkan siswa yang tidak aktif menyimak ada 28,57%, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai adalah 65. Pada
siklus 2 terjadi peningkatan siswa yang aktif menyimak meningkat menjadi 87,14%, sedangkan yang tidak terampil menyimak ada 12,89%, dengan nilai rata-rata menyimak siswa yaitu 87,57.
Kusumaningrum (2012) menyusun penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Dengan Media Audio
Visual Pada Siswa Kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1)
penerapan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio visual,
(2) pengaruh kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio visual, (3) peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan media audio
visual pada siswa kelas VII SMP Bina Putra Seren tahun pelajaran 2012/2013. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren yang berjumlah 34 siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Pada prasiklus nilai rata-rata menyimak siswa adalah 66,1, setelah dilakukan
termasuk dalam kategori baik karena sudah memenuhi standar KKM yaitu 6,7.
Pada siklus I terdapat 18 siswa atau 53% mempunyai perhatian baik dan
7 siswa atau 21% mempunyai perhatian cukup. Pada Siklus II sebanyak 32 atau 94% siswa menyatakan tertarik dan 2 siswa atau 6% tidak tertarik
dengan penggunaan media audio visual. Berdasarkan hasil analisis maka penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VII SMP Bina Putra Nusantara Seren tahun
pelajaran 2012/2013.
Sutikno (2010) menyusun penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa” Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui minat dan pemahanam siswa menggunakan
media multimedia dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 21 orang siswa putri. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Kemampuan kognitif pada kondisi
awal penelitian ini menunjukkan 52,50% dari jumlah siswa memperoleh nilai kurang dari 65, sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 59,24 dan nilai rata-rata
Peningkatan tidak hanya pada kemampuan kognitif saja namun juga pada pemahaman siswa. Siklus I menunjukkan ketidak pahaman siswa sebesar 67,50% dan pada siklus II 5,00% skor rata-rata siswa tidak paham.
Analisis tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%, setelah tindakan meningkat menjadi 76,81%. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan berbantu multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-1 semester 2 SMAN 14 Semarang.
Peneliti menyusun penelitian dengan judul “ Peningkatan Minat dan
Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V A SD Negeri Jongkang Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dan kemampuan menyimak unsur cerita rakyat siswa kelas VA SD Negeri Jongkang. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dari penelitian ini berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15 orang siswi dan 8 orang siswa.
Keistimewaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumya yaitu terletak pada sekolah, kelas, materi pembelajaran dan tahun ajaran yang berbeda. Dengan demikian penelitian ini masih relevan untuk
C. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Mengidentifikasi unsur cerita dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 termasuk dalam keterampilan menyimak. Menyimak merupakan syarat dalam menguasai informasi,terutama informasi lisan.
Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membantu kita untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
Orang dewasa ketika dihadapkan dengan situasi yang memerlukan perhatian khusus pada suatu informasi, belum tentu ia dapat menyerap semua informasi yang didengar atau dilihat.Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Hermawan (2012:30), yang menyatakan bahwa keterampilan menyimak perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar efektif.
Cara mengatasi
Penerapan
Hasil akhir Keterampilan menyimak merupakan salah
satu keterampilan yang penting yang menentukan banyak atau sedikit seseorang menangkap informasi yang didengar
Sekolah lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis
Seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh minat, minat merupakan sumber usaha. Berdasarkan data yang diperoleh kelas V A
SD Negeri Jongkang masih perlu
ditingkatkan keterampilan menyimak dan minat
Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
Perihal ini berdasarkan atas hasil penelitian yang menunjukan bahwa umumnya orang hanya mampu mengingat sekitar 25% hingga 50% dari apa yang didengar. Kemampuan meyimak yang diasah sedini mungkin dapat
membantu seseorang ketika beranjak dewasa dapat menyerap informasi lebih banyak. Pembelajaran menyimak yang dilakukan di sekolah kerap kali
kurang diberikan ruang yang memadai. Sekolah biasanya lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis.
Pembelajaran menyimak kerap kali mengalami kendala. Baik dari
segi intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu contoh dari segi intrinsik dan ekstrinsik adalah kemauan yang berasal dari orang tersebut dan keadaan
disekitarnya yang mempengaruhi. Menurut Nurkancana (1983:225), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh minat, karena minat merupakan sumber dari usaha.
Permasalahan yang terjadi di sekolah, siswa kerap kali kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebabnya
yaitu media yang digunakan kurang bervariasi. Kegiatan menyimak kerap kali dilakukan hanya dengan cara membacakan cerita yang terdapat pada buku paket. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya kegiatan menyimak
yang bervariasi. Salah satu kegiatan menyimak yang dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik yaitu dengan menggunakan media audio visual.
salah satu manfaat media audio visual adalah untuk melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar.
Pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual
diharapkan dapat membuat siswa berminat dan termotivasi dalam belajar, karena dalam penggunaan media audio visual konsentrasi siswa untuk
menyimak lebih besar dan diharapkan kemampuan menyimak siswa dapat meningkat dibandingkan dengan menggunakan materi dari buku paket.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan paparan tersebut, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut.
1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VA SD N Jongkang semester
genap tahun ajaran 2013/2014.
2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, seting penelitian, rencana tindakan,
teknik pengumpulan data, instrument penelitian, validitas dan analisis data. Uraian dari ketujuh bagian tersebut sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang lebih dikenal dengan istilah PTK. Sanjaya (2011:26) mengartikan PTK sebagai “proses pengkajian masalah yang terjadi dalam pembelajaran di
kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata dan
menganalisis pengaruh dari perilaku atas permasalahan tersebut”. Mulyasa (2009:11), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan “Suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan tindakan yang sengaja dimunculkan”. Tindakan yang dimaksud
dilakukan oleh guru kelas, sehingga penelitian jenis ini cocok digunakan oleh
guru karena guru adalah orang yang paling mengetahui permasalahan yang terjadi di kelasnya.
Sanjaya (2011:34), menjelaskan terdapat empat manfaat PTK dalam pelaksanaannya, Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Kedua, PTK dapat berpengaruh terhadap hasil pencapaian siswa. Ketiga, melalui PTK guru mencoba pembelajaran yang baru serta dapat
mempengaruhi guru yang lain agar dapat mencoba ide-ide baru. Keempat, PTK mendorong guru untuk memiliki sikap bertanggung jawab dan profesional.
PTK memiliki beberapa model, model PTK yang sering dilakukan oleh
guru adalah model PTK bentuk siklus. Arikunto (2010:17), menyatakan bahwa setiap siklus (putaran) terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Gambar 2. Bagan Langkah PTK menurut Kemmis
Berikut penjabaran mengenai bagan di atas.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Guru dapat membuat panduan yang menggambarkan
a. apa yang harus dilakukan oleh siswa, b. kapan dan berapa lama dilakukan, c. dimana dilakukan, d. alat apa yang digunakan, e. apa tindakan selanjutnya.
2.Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pada PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan
3. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam pengamatan yaitu a. apakah
terdapat kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan, b. apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, c. bagaimanakah situasi proses
tindakan, d. apakah siswa-siswa melaksanakan dengan bersemangat, e. bagaimana hasil dari keseluruhan tindakan tersebut.
4. Refleksi
Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah terjadi baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar
menjadi bahan perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Setting Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Jongkang tahun pelajaran 2013/2014, siswa berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15
siswi dan 8 siswa.
2. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu peningkatan minat dan kemampuan
menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas V A SD Negeri Jongkang.
Adapaun Standar Kompetensinya (SK) adalah “ 5.Memahami cerita
lisan”, dengan Kompetensi Dasar (KD) “ 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita
(tema, tokoh, watak, latar, amanat)”.
3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jongkang yang terletak di Dusun Sedan, Kecamatan Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi dengan menggunakan tes.
Berikut penjabaran rencana tindakan.
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
a. Melakukan perizinan dengan pihak sekolah.
b. Melakukan tanya jawab dengan guru terkait permasalah pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
c. Melakukan observasi pada saat pembelajaran bahasa Indonesia dan wawancara kepada guru pengampu mata pelajran.
d. Mempelajari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi yang diajarkan.
e. Menyusun proposal skripsi. f. Menyusun instrumen penelitian.
g. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS,
h. Melaksanakan penelitian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. i. Mengolah data yang telah diperoleh.
2. Tindakan setiap siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, langkah yang dilakukan
selanjutnya yaitu melakukan tindakan sebagai berikut.
Siklus 1
Siklus1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, di mana setiap pertemuan dialokasikan 2 JP dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
a. Perencanaan
Peneliti mempelajari SKKD, menyusun rencana kegiatan pembelajaran (silabus, RPP, penilaian, media, materi).
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 yaitu sebagai berikut.
- Siswa mengeksplorasi pengetahuan tentang cerita rakyat melalui pengalaman mereka.
- Menyampaikan kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan tersebut.
- Guru menjelaskan cara menentukan unsur intrinsik cerita (tema, tokoh,
watak, latar, amanat).
- Siswa menyimak cerita rakyat “Roro Jonggrang”.
- Siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur cerita dan menuliskan pada
lembar yang telah disediakan.
- Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. - Mengadakan evaluasi pada pertemuan kedua.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat minat setiap siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer dan guru.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran, untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan baik kelebihan maupun
kekurangannya, sehingga pada siklus kedua dapat lebih baik lagi.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, di mana setiap
pertemuan dialokasikan 2 JP (2 x 35 menit).
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1, agar hasil yang didapatkan lebih optimal.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu sebagai berikut.
- Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan tersebut.
- Siswa mengeksplorasi pengetahuan tentang cerita rakyat yang sering