• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan em 4 terhadap pertumbuhan tanaman terung (Solanum melongena).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan em 4 terhadap pertumbuhan tanaman terung (Solanum melongena)."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG,

BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena)

Thomas Danang Priambono 111434034

Universitas Sanata Dharma

Salah satu kendala yang dihadapi petani tanaman terung ungu adalah masalah

tingginya harga pupuk anorganik. Solusi penanggulangan menggunakan pupuk

organik cair yang cukup efektif dan dampak yang ditimbulkan tidak berbahaya

bagi lingkungan dan organisme yang lain. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh secara nyata yang dihasilkan dari pupuk organik cair hasil

fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 terhadap

pertumbuhan tanaman terung ungu yakni tinggi batang tanaman, jumlah daun dan

diameter batang tanaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental.

Percobaan dilakukan pada 50 sampel tanaman terung ungu yang terdiri dari 4

perlakuan dan 1 kontrol. Aplikasi pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal,

sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 dilakukan seminggu dua kali

selama dua bulan dengan menghitung tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter

batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan

tanaman. Aplikasi pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa,

batang pisang, bekatul dan EM 4 memberikan pengaruh secara nyata terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.

(2)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG, BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena) Thomas Danang Priambono

111434034

Universitas Sanata Dharma

One of the difficulties faced by the farmers eggplant purple is a problem the high price of

inorganic fertilizer. Reduction solution use fertilizer liquid organic effective and impacts

generated harmless for the environment and organisms another. The research was conducted to

obtain influence significantly resulting from fertilizer liquid organic of fermentation leaves

gamal, palm oil, a banana stem, bran and EM 4 on the growth of plants eggplant purple the tall

stalks plants, number of leaves and diameter of plant stalks. The research is experimental

research .Experiments performed on 50 sample eggplant purple plant consist of 4 treatment and

control 1. Fertilizer liquid organic application of fermentation gamal leaves, palm oil, a banana

stem, bran and EM 4 was conducted twice a week for two months by counting tall plant, number

of leaves and trunk diameter. The result showed that increased plant growth. Application

fertilizer liquid organic result of fermentation gamal leaves, palm oil, a banana stem, bran and

EM 4 impact significantly to growth tall plant, number of leaves and diameter of the stem.

(3)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG,

BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

THOMAS DANANG PRIAMBONO 111434034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG,

BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

THOMAS DANANG PRIAMBONO 111434034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

DUC IN ALTUM

“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk

menangkap” (Luk. 5:4)

Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan kepada:

Orang Tuaku Tercinta

Kakakku Tersayang

Keluarga dan Saudara

Sahabat

Program Studi Pendidikan Biologi

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG,

BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena)

Thomas Danang Priambono 111434034

Universitas Sanata Dharma

Salah satu kendala yang dihadapi petani tanaman terung ungu adalah masalah

tingginya harga pupuk anorganik. Solusi penanggulangan menggunakan pupuk

organik cair yang cukup efektif dan dampak yang ditimbulkan tidak berbahaya

bagi lingkungan dan organisme yang lain. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh secara nyata yang dihasilkan dari pupuk organik cair hasil

fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 terhadap

pertumbuhan tanaman terung ungu yakni tinggi batang tanaman, jumlah daun dan

diameter batang tanaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental.

Percobaan dilakukan pada 50 sampel tanaman terung ungu yang terdiri dari 4

perlakuan dan 1 kontrol. Aplikasi pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal,

sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 dilakukan seminggu dua kali

selama dua bulan dengan menghitung tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter

batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan

tanaman. Aplikasi pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa,

batang pisang, bekatul dan EM 4 memberikan pengaruh secara nyata terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.

(11)

ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR HASIL FERMENTASI DAUN GAMAL, SABUT KELAPA, BATANG PISANG,

BEKATUL DAN EM 4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena)

Thomas Danang Priambono 111434034

Universitas Sanata Dharma

One of the difficulties faced by the farmers eggplant purple is a problem the high

price of inorganic fertilizer. Reduction solution use fertilizer liquid organic

effective and impacts generated harmless for the environment and organisms

another. The research was conducted to obtain influence significantly resulting

from fertilizer liquid organic of fermentation leaves gamal, palm oil, a banana

stem, bran and EM 4 on the growth of plants eggplant purple the tall stalks plants,

number of leaves and diameter of plant stalks. The research is experimental

research .Experiments performed on 50 sample eggplant purple plant consist of 4

treatment and control 1. Fertilizer liquid organic application of fermentation

gamal leaves, palm oil, a banana stem, bran and EM 4 was conducted twice a

week for two months by counting tall plant, number of leaves and trunk diameter.

The result showed that increased plant growth. Application fertilizer liquid

organic result of fermentation gamal leaves, palm oil, a banana stem, bran and EM

4 impact significantly to growth tall plant, number of leaves and diameter of the

stem.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi daun

gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Terung (Solanum melongena).

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan,

semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melindungi dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

2. Bapak Rohandi Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Dosen Pembimbing yang

dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan

skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan

mengajari penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi.

6. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

(13)

7. Bapak dan Ibu, saudara-saudaraku, dan segenap keluarga yang selalu

memberikan dorongan semangat kepada penulis untuk mendukung penulis

dalam menjalankan tugas studi.

8. Teman-teman “Virion” Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang selalu

bersama-sama berjuang, memberikan semangat, dukungan, waktu, perhatian

selama melaksanakan studi di Pendidikan Biologi dari awal masuk

perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan doa

bantuan dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca

umumnya.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Dasar Teori ... 5

1. Pengertian pupuk ... 5

2. Macam-Macam Pupuk ... 8

3. Kandungan Pupuk dan Manfaatnya ... 12

4. Pengertian Pupuk Kompos Cair ... 17

5. Klasifikasi Pupuk Kompos Cair ... 18

6. Effective Mikroorganisme (EM) ... 20

(15)

8. Manfaat Pupuk Kompos Cair ... 23

9. Unsur-unsur yang terdapat dalam daun gamal, sabut kelapa, batang . 27 pisang, bekatul dan EM 4: ... 27

10. Deskripsi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) ... 30

11. Unsur yang terdapat dalam tanah ... 32

Hubungan tanah dan tanaman ... 33

B. Kerangka Berpikir ... 35

C. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Alat dan Bahan ... 39

C. Cara Kerja ... 40

D. Metode Analisis data ... 42

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Data dan Analisis Data ... 45

1. Pertumbuhan tinggi tanaman terung (Solanum melongena) ... 45

2. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun Terung (Solanum melongena) 47 3. Pertumbuhan diameter batang terung (Solanum melongena) ... 49

B. PEMBAHASAN ... 51

BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Bahan Organik ... 10

Tabel 2.2. Kandungan hara pupuk kimia ... 10

Tabel 2.3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair ... 19

Tabel 2.4. Komponen Biogas ... 22

Tabel 2.5. Keunggulan Jenis Pupuk ... 26

Tabel 3.1. Tinggi tanaman terung ... 42

Tabel 3.2. Jumlah daun ... 42

Tabel 3.3. Diameter batang ... 43

Tabel 4.1. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Batang Dalam Perlakuan Beda ... 45

Tabel 4.2. Analisis Uji Anova untuk Tinggi tanaman ... 46

Tabel 4.3. Analisis Uji Duncan ... 47

Tabel 4.4. Pertumbuhan Jumlah Daun Dalam Perlakuan Beda Pemberian Volume Pupuk Organik Cair ... 47

Tabel 4.5. Analisis Uji Anova untuk Jumlah Daun ... 48

Tabel 4.6. Uji Duncan ... 49

Tabel 4.7. Pertumbuhan Diameter Batang Dalam Perlakuan Beda Pemberian Volume pupuk Organik Cair ... 49

Tabel 4.7. Analisis Uji Anova untuk diameter batang ... 50

Tabel 4.8. Uji Duncan ... 51

Tabel 5.1. Proses penelitian Sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA kelas XII Kurikulum 2013. ... 63

Tabel 5.2. Hasil penelitian Sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA kelas XII kurikulum 2013 ... 64

A. Tabel Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Batang Dalam Perlakuan Beda ... 79

B. Pertumbuhan Jumlah Daun Dalam Perlakuan Beda Pemberian Volume Pupuk Organik Cair ... 79

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (a) Tanaman gamal dan (b) Daun gamal ... 28

Gambar 4.1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terung Ungu pada hari ke 10 setelah pemindahan bibit ... 54

Gambar 4.2. Pertumbuhan Jumlah Daun pada hari ke 20 setelah pemindahan bibit ... 55

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Data Hasil Pengukuran Tanaman Terung ... 70

Lampiran II. Hasil Pertumbuhan Rata-rata Tanaman Terung (Solanummelongena)

... 79

Lampiran IV. Uji Anova ... 81

Lampiran V. Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan ... 84

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tanaman terung (Solanum melongena) termasuk suku Solanaceae, dan

merupakan tanaman setahun yang berbentuk perdu. Buahnya beraneka ragam,

buahnya tunggal, walaupun bunganya terdapat dalam satu tandan, tetapi yang

dapat menjadi buah hanya satu saja. Hampir setiap orang menyukai terung, namun

ada sementara orang yang tidak suka. Pernyataan bahwa makan buah terung

menyebabkan badan lemas tidaklah beralasan ilmiah, yang benar bila dimasak

menjadi lemas. Buah terung banyak mengandung vitamin A, B, dan C. Terung

dapat ditanam mulai dataran rendah sampai dataran tinggi (Husin Kaderi, 2006).

Beberapa jenis terung yang dikenal antara lain terung kopek, buahnya

bulat panjang dengan ujungnya tumpul warna buahnya ada yang ungu dan ada

pula yang hijau keputih-putihan; terung craigi, buahnya bulat panjang dengan

ujungnya runcing ada yang lurus dan ada pula yang bengkok warnanya ungu;

terung bogor atau terong kelapa, buahnya bulat besar berwarna putih atau hijau

keputih-putihan dan rasanya renyah agak getir hanya untuk lalab mentah; dan

terung glatik atau terung lalab buahnya seperti terung bogor tetapi kecil-kecil

warnanya ungu atau putih keungu-unguan rasanya langau tetapi tidak getir banyak

dimakan mentah sebagai lalab terutama di Jawa Barat. Setelah tua buah keempat

terung itu warna kulitnya menjadi kuning.

Manfaat pupuk dalam budidaya tanaman pertanian sangat penting untuk

(20)

Beberapa petani mengeluhkan tingginya harga pupuk untuk mencukupi

kebutuhan akan pertanian mereka dan hal ini akan berakibat pada menurunya hasil

panen dan kualitas produk yang dihasilkan oleh tanaman. Kondisi seperti ini perlu

segera dicarikan jalan keluar dengan cara menemukan teknik pemupukan yang

efisien atau menyediakan pupuk alternatif yang efektif dan murah. Bertolak dari

itu maka penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan bahan

organik dalam pengguna pupuk organik cair yang berbeda pemberian volume

pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung

ungu (Solanum melongena) dan diharapkan pemberian pupuk organik cair ini

mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung ungu

(Solanum melongena).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa,

batang pisang, bekatul dan EM 4 berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

terung (Solanum melongena)?

2. Apakah pemberian volume pupuk organik cair yakni 100 ml, 200 ml, 300 ml, dan

400 ml mempengaruhi pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun dan diameter

(21)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian terarah dan untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka

perlu adanya pembatasan masalah, sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

Pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang

pisang, bekatul dan EM 4.

2. Objek penelitian

Tanaman terung ungu (Solanum melongena)

3. Parameter

Pertumbuhan pada tanaman terung yaitu: tinggi tanaman (cm) diukur dari batang

yang muncul diatas permukaan tanah sampai titik tumbuh, diameter batang (cm)

diukur 5 cm diatas permukaan tanah.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal,

sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 terhadap pertumbuhan dan

(22)

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama tentang

pengaruh pupuk organik cair yang diberikan pada suatu tanaman.

2. Bagi pertanian

Sebagai masukan informasi bagi petani dalam membuat pupuk organik cair dan

dapat diaplikasikan pada bidang pertanian terutama pada budidaya tanaman.

3. Bagi Sistem Pembelajaran

Sebagai masukan informasi mengenai khasiat tanaman-tanaman yang tumbuh di

wilayah Indonesia dan juga sebagai metode dalam mengenalkan alam sekitar pada

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Pengertian pupuk

Pupuk, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, apalagi bagi para petani.

Pupuk merupakan material yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hara

yang diperlukan tanaman agar mampu berproduksi dengan baik, dengan cara

ditambahkan pada media tanam atau tanaman. Pupuk mengandung satu atau lebih

unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan

oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah),

N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Zn,

CI, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100 ppm).

Tujuan pemberian pupuk diantaranya adalah untuk memperbaiki sifat fisis,

sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Selain itu, pupuk juga banyak diberikan agar

tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia) dapat tumbuh, berkembang dan

menghasilkan sesuai yang diharapkan. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan

kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu zat makanan.

Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.

Manusia selalu menutut lebuh terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetika

(24)

yang lebih baik. Dengan bantuan hasil tanaman tersebut, unsur yang semula

berada dalam tanah masuk ke dalam tubuh manusia.

Tumbuhan pada dasarnya tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan

mampu mengambil unsur hara yang tersedia di ingkungan hidupnya. Pada lahan

yang tidak terusik manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terdapat

berbagai materi dan energi di tempat tersebut. Mineral dari jeluk (kedalaman)

tanah yang lebih dalam diangkut ke daun dan digugurkan ke permukaan tanah.

Gas-gas di udara terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai penyusun tubuh

tumbuhan. Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia). Serasa

tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk terus

bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi mineral

dan bahan organik yang terus menerus itu, akan diikuti ketersediaan hara dan

lengas yang semakin besar, sehingga memberikan lingkungan yang terbaik bagi

tumbuhan.

Semakin berkurangnya campur tangan manusia terhadap suatu lahan, maka

lahan tersebut akan bertambah subur. Sebaliknya, semakin banyak campur tangan

manusia, maka akan dibutuhkan semakin banyak pula masukan yang harus

diberikan agar lahan tetap dalam kondisi subur. Semakin intensif lahan dikelola,

semakin banyak pula pupuk yang diperlukan (Sutedjo, 2010).

Selain mengandung hara tanaman, bahan pupuk pada umumnya

mengandung bahan-bahan lain, diantaranya yaitu:

a. Zat pembawa atau karier (carrier). Daubel superfosfat (DS): zat pembawanya

(25)

b. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain

dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering

mengandung kotoran sekitar 3 % berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan

sebagainya.

c. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar

mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai

higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan

yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax, dan sebaginya.

Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.

d. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi

sering diberi filler agar ratio fertilizer dapat sesuai dengan yang diinginkan,

juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata.

Dalam praktik perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan

dalam pupuk antara lain ialah:

a) Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan adar hara

tanaman utama (N, P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan

dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika yellow

15-10-12 berarti kadar N 15 %, P2O5 10 % dan K2O 12 %.

b) Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N, P dan K

yang dinyatakan dalam total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari

grade fertilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya

(26)

c) Mixed fertilizer atau pupuk campur ialah pupuk yang berasal dari berbagai

pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakaiannya. Misalnya pupuk Urea,

TSP, dan KCI dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai

dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu

pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari

pabriknya (Sutedjo, 2010).

2. Macam-Macam Pupuk

Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk

kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan

pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.

a. Pupuk berdasarkan sumber bahan

Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk:

1) Pupuk organik atau pupuk alami

Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme

atau organ hewan dan tumbuhan. Pupuk organik sukar ditentukan isinya,

tergantung dari sumbernya. Keunggulannya adalah dapat memperbaiki kondisi

fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti

pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik

dari pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk

(27)

tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan

bahan pertanian dan limbah kota (sampah).

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada sejarah

pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan

manusia bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif

dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari

kebudayaan tua manusia di daerah sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan

Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran

sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara

melalui banjir yang terjadi setiap tahun (Sutedjo, 2010).

Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk

Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi

hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka

menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya lebih

sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah, dan mudah diperoleh.

Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga

dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.

Tumbuhnya kesadaran para petani akan berdampak negatif penggunaan pupuk

buatan dan sarana pertanian modern lainya terhadap lingkungan telah

(28)

Tabel 2.1 Sumber Bahan Organik Pertanian Limbah dan

residu

Jerami dan sekam padi, gulma,daun, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang, sabut kelapa

Limbah dan Residu ternak

Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, tepung tulang, cairan proses biogas

Pupuk Hijau Gliriside, terrano, mukuna, turi, lamtoro, centrosema, albisia Tanaman Air Azola, ganggang biru, rumput

laut, enceng gondok, gulma air lainya

Penambat nitrogen

Mikroorganisme, mikoriza, rhizobium, biogas

Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, kelapa sawit, pengalengan makanan, pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, kertas, bumbu masak (MSG), kelapa sawit (POME) Limbah

rumah tangga

Sampah Tinja, kencing, dapur, kota dan pemukiman

2) Pupuk kimia atau pupuk buatan

Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut

dengan pupuk buatan. Pupuk kimia dapat dibedakan menjadi pupuk kimia

tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu

macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara

lengkap. Berikut ini adalah kandungan hara dari pupuk kimia unsur tunggal:

Tabel 2.2. Kandungan hara pupuk kimia Jenis pupuk Unsur hara

ZA N

TSP P

DSP P

SP-26 P

(29)

Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk

tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan

komoditasnya.

Pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan

mineral. Pupuk kimia biasanya lebih “murni” daripada pupuk organik, dengan

kandungan bahan yang dapat dikalkulasi (Sutedjo, 2010).

b. Pupuk berdasarkan bentuk fisik

Secara fisik, pupuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Pupuk padat

Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau

kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikasikan ke tanah/media tanam.

2) Pupuk cair

Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk cair

diberikan secara disemprot ke tubuh tumbuhan.

c. Pupuk berdasarkan kandungannya

Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk

majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk

majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan seperti pada

pengelompokan jenis dari pupuk kimia. Terdapat pula pengelompokan yang

disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa

merek pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur

tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektifitas penyerapan hara yang

(30)

3. Kandungan Pupuk dan Manfaatnya

Seperti yang sudah diketahui bersama, bahwa pupuk baik pupuk organik maupun

pupuk kimia memiliki banyak sekali manfaat bagi tumbuhan dan tanaman. Untuk

lebih jelasnya, lihat pada manfaat-manfaat pupuk berikut ini :

1) Pupuk Urea [(CO (NH2)2 ]

Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyaawaan NH4 (ammonia) dengan

CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil

tambang minyak bumi,. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam

proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan

racun bagi tanaman kalau terdapat jumlah yang banyak. Agar tidak

menggangu kadar biuret dalam urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N

yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.

2) Pupuk SP 36 (Superphospat 36)

SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang di

tambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 %

yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan

ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun

kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,

lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah.

3) Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama

lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur nitrogen 15 % dalam bentuk

(31)

Sifat nitrogen (pembawa nitrogen) terutama dalam bentuk amoniak akan

menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

4) Pupuk KCI (Kalium Klorida)

Pembuatan pupuk KCI melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang

kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk

menghasilkan pupuk KCI. Kalium klorida (KCI) merupakan salah satu jenis

pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation

monovalent yang esensial bagi tanaman (Sutedjo, 2010).

Peran utama kalium ialah sebagi activator berbagai enzim. Kandungan utama

dari endapan tambang kalsium adalah KCI dan sedikit K2SO4. Hal ini

disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran,

pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya

mengandung K2O sampai 60 %. Manfaat dari pupuk Kalium (KCI) ini

adalah:

a. Berfungsi mengurangi efek negatif dari pupuk N,

b. Memperkuat batang tanaman,

c. Serta meningkatkan pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah dan

d. Ketahanan tenaman terhadap penyakit.

Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah, tidak tegak,

proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada

akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan dapat menyebabkan daun cepat

menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun.

(32)

5) Pupuk kompos

Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik yang mencapai 18 %

bahkan ada yang mencapai 59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos

adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi

pada lahan pertanian yaitu: mampu menggantikan dan mengefektifkan

penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat

ditekan,

a. Bebas dari biji tanaman liar (gulma),

b. Tidak berbau dan mudah digunakan

c. Memperbaiki derajat keasaman tanah,

d. Sangat berguna untuk menyuburkan tanaman (Sutedjo, 2010).

Jenis pupuk diatas mengandung unsur makro yang sangat dibutuhkan

tanaman. Unsur makro tersebut antara lain:

a. Nitrogen

Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara yang sangat berperan dalam

pertumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangatlah kompleks. Lebih

dari 98 % unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman akibat

terakumulasi di dalam bahan organik atau terjerat dalam mineral.

Pemenuhan kebutuhan unsur N melalui pupuk kandang sangat diperlukan

karena unsur ini merupakan unsur yang paling banyak hilang setelah

(33)

Secara umum fungsi unsur nitrogen sebagai berikut:

a) Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.

b) Membuat daun lebih tampak hijau karena nitrogen

meningkatkan butir-butir hijau daun.

c) Memperbanyak anakan.

d) Meningkatkan mutu dan jumlah hasil.

Akibat yang bias terjadi jika kekurangan unsur nitrogen antara lain:

a) Tanaman merana, pertumbuhannya kerdil.

b) Daun kecil dan berwarna pucat

c) Daun bagian bawah mudah kering/mati

d) Hasilnya rendah

b. Pospat

Fungsi unsur Pospat adalah sebagai berikut :

a) Memperpanjang akar sehingga batang kuat.

b) Mempercepat pemasakan buah.

c) Memperbaiki mutu dan jumlah hasil.

Akibat yang bias terjadi jika kekurangan unsur pospat antara lain:

a) Tanaman kerdil.

b) Daun bagian tepi dan ujung berwarna keunguan.

c) Buah lambat masak dan biji kurang berisi.

(34)

c. Kalium

Fungsi kalium:

a) Memperbaiki pertumbuhan tanaman.

b) Meningkatkan ketahanan serangan hama.

c) Memperbaiki mutu hasil.

Kekurangan kalium berakibat:

a) Pinggir daun bintik-bintik putih kemerahan

b) Daun mengkerut/melengkung dan berwarna kekuningan, merah.

c) Pertumbuhan tanaman kerdil, mudah patah.

d) Buah kecil sering ada bercak luka dan kualitas menurun.

d. Calsium (Ca)

Fungsi kalsium adalah berguna bagi komponen dinding sel, sedangkan jika

kekurangan kalsium akan berakibat tanaman bagian bawah berwarna

pucat, daun muda kekuningan, tampak layu dan akar salah bentuk.

e. Magnesium (Mg)

Magnesium berfungsi sebagai penyusun klorofil. Kekurangan magnesium

akan mengakibatkan daun hijau pucat tulang daun berwarna kinung, daun

jenis rerumputan bergaris-garis.

f. Sulfur/belerang

Sulfur/belerang bermanfaat untuk penyusunan protein. Kekurangan sulfur

akan mengakibatkan tanaman tinggi semampai sama seperti kekurangan

nitrogen, akan tetapi buah matang lambat. Selain unsur hara makro, pupuk

(35)

unsur-unsur kimia alam yang berperan dalam proses pertumbuhan

tanaman. Unsur ini memang hanya diperlukan tanaman dalam jumlah yang

sedikit.

4. Pengertian Pupuk Kompos Cair

Pupuk kompos cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik.

Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan

manusia yang mengandung unsur haranya lebih dari satu unsur. Dengan

mengekstrak sampah organik tersebut kita bisa mengambil seluruh nutriens yang

terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens kita juga sekaligus

menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa, dan nematode.

Pupuk kompos cair mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam

setiap metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari

ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik

sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin

kesinambungan pemanjangan sel.

Pupuk kompos cair selain mengandung nitrogen yang menyusun dari semua

protein, asam nukleat dan klorofil juga mengandung unsur hara mikro antara lain

unsur Mz, Zn, Fe, S, B, Cad an Mg. Unsur hara mikro tersebut berperan sebagai

katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil. Kompos cair

ini kaya akan nutriens organik dan anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman dan

dapat diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan juga dapat digunakan sebagai

pengendali hama pada daun (Bio-kontrol), mudah sekali diserap oleh tanaman

(36)

Pupuk cair limbah organik pada dasarnya limbah dari bahan organik dapat

dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah cair banyak mengandung unsur hara

(N.P.K). Penggunaan pupuk cair dapat membantu memperbaiki struktur dan

kualitas tanah. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat

mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu

menyediakan hara secara cepat dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk

organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan

sesering mungkin. Selain itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga

larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah dapat langsung digunakan oleh

tanaman. Pupuk organik cair apabila dicampur dengan pupuk organik padat, dapat

mengaktifkan unsur hara dalam pupuk organik padat.

5. Klasifikasi Pupuk Kompos Cair

a. Pupuk kandang cair

Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang berbentuk cair berasal dari

kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran

hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urin

hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urin sapi,

kerbau, kuda, babi, dan kambing. Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak

yang masih segar, bisa dari kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani

organik di Kenya membuat pupuk kandang cair dari 30-50 kg kotoran hewan yang

masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat kasar jerami

diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk

(37)

kerukuran 200 L yang berisi air. Secara berkala 3 hari sekali kotoran dalam

karung diaduk dengan mengangkat dan menurunkan tongkat beserta karung.

Untuk melarutkan pupuk kandang dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Pupuk

kandang yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat gelap dan

tidak berbau. Cara penggunaan pupuk kandang cair dengan disiramkann ke tanah

bagian perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pupuk kandang cair

dicampur dengan satu atau dua bagian air. Ampas dari pupuk kandang cair

dimanfaatkan sebagai mulsa (Sutedjo, 2010).

Tabel 2.3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair Jenis

ternak

Jenis kotoran

Kandungan Hara Makro ( % )

Nitrogen Fosfor Kalium Kalsium Kuda Padat 0.56 0.13 0.23 0.12

Cair 1.24 0.004 1.26 0.32 Kerbau Padat 0.26 0.08 0.14 0.33

Cair 0.62 - 1.34 - Domba Padat 0.65 0.22 0.14 0.33

Cair 1.43 0.01 0.55 0.11 Sapi Padat 0.33 0.11 0.13 0.26 Cair 0.52 0.01 0.56 0.007 Babi Padat 0.57 0.17 0.38 0.06

(38)

b. Pupuk cair limbah organik

Sama seperti dengan limbah padat organik, limbah cair juga mengandung unsur

hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya., sehingga limbah cair dari bahan

organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Penggunaan dari pupuk ini pun juga

dapat membantu memperbaiki struktur tanah.

Dari sebuah penelitian di Cina menunjukkan menggunakan limbah organik cair

dalam pertanian dapat meningkatkan produksi pertanian tersebut melebihi dari

penggunaan bahan organik lainnya, sehingga penggunaan pupuk buatan yang

mengandung bahan-bahan kimia muali tergeser.

Sebelum melakukan penanaman, petani di Cina mencampurkan limbah organik

cair dengan tanah di area persawahan dengan dosis 23 ton/hektar setiap 3 hari.,

sedangkan pupuk kimia digunakan sebagai pupuk lanjutan dengan pengaplikasian

dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan ini

mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil.

6. Effective Mikroorganisme (EM)

Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi

menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM

dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. EM

sendiri adalah kultur camuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme

Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri

fotosintetik Streptomyces sp. dalam ragi. EM mampu meningkatkan dekomposisi

(39)

pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, meningkatkan ketersediaan

nitrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme

patogen.

EM diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi

mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat

meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman

secara berkelanjutan. EM tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetik

telah dimodifikasi tetapi terbuat dari kultur campuran berbagai spesies yang

terdapat dalam lingkungan alami.

7. Biogas

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi

dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,

limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradabel atau setiap limbah

organik yang biodegradabel dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam

biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat juga digunakan sebagi

bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik. Biogas yang

dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat popular digunakan untuk mengolah

limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan

bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam

biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih dari pada batu bara, dan

menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbondioksida yang lebih

sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah

(40)

pemanasan global bila dibandingkan dengan karbondioksida. Karbon dalam

biogas merupakan karon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman,

sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di

[image:40.595.99.513.214.604.2]

atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran fosil.

Tabel 2.4. Komponen Biogas

Komponen %

Metana (CH4) 55-75

Karbondioksida (CO2) 25-45

Nitrogen (N2) 0-0.3

Hidrogen (H2) 1-5

Hidrogen sulfide (H2S) 0-3

Oksigen (O2) 0.1-0.5

Biogas memiliki kandungan energi yang cukup besar. Nilai kalori dari 1 m3

biogas sekitar 6.000 waat jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.

Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif

yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah., LPG, butane, batu bara, maupun

bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.

Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan

pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

tanamann. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan

lain-lain tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah

(41)

8. Manfaat Pupuk Kompos Cair

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pupuk kompos cair, antara lain:

a. Menyehatkan lingkungan

Sebagai materi akhir atau sisa suatu proses, sampah biasanya diatasi dengan

mengangkutnya dari tempat sampah pemukiman dan membuangnya ke tempat

pembuangan sampah akhir atau membakarnya. Padahal jika dilihat dari jumlah

penduduk yang terus meningkat, perubahan tingkat pola konsumsi, pola

penyediaan kebutuhan hidup, serta iklim dan musim, cara seperti ini kurang

mampu untuk mengatasi masalah sampah, dikarenakan sampah yang dihasilkan

setiap harinya terus mengalami peningkatan. Hal tersebut beresiko menimbulkan

berbagai masalah. Salah satu cara penanganan sampah yang efektif dan efisien

adalah dengan mendaur ulang. Sampah organik dengan sampah non organik

dipisahkan. Sampah non organik dapat didaur ulang menjadi biji plastik,

sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Daur ulang sampah

organik menjadi produk pupuk tidak hanya dapat menyuburkan tanaman, tetapi

juga turut menyehatkan lingkungan. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga

tidak meninggalkan residu pada tanaman, sehingga tanaman menjadi aman untuk

dikonsumsi.

b. Revitalisasi Produktivitas tanah

Pada dasarnya, penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus hingga tahap

tertentu ternyata dapat berakibat buruk bagi kondisi hara tanah. Pupuk anorganik

akan terakumulasi di dalam tanah dan menyebabkan kekurangan hara. Tanah yang

(42)

menyebabkan tanah tersebut sulit untuk diolah dan menggangu pertumbuhan

tanaman. Untuk mengatasinya dapat digunakan pupuk organik yang bertujuan

untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, dan

mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik. Selain itu, pupuk

organik juga berperan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Efek

positif yang ditimbulkan yaitu dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas

mikroorganisme tanah sehingga tanah menjadi gembur dan mudah menyerap air

(Sutedjo, 2010).

Berikut ini beberapa fungsi dari pupuk organik bagi tanah:

a) Secara fisik

 Menggemburkan tanah

 Memperbaiki aerasi dan drainase

 Meningkatkan pengikatan antar partikel

 Meningkatkan kapasitas mengikat

 Mencegah erosi dan longsor

 Merevitalisasi daya olah tanah

b) Secara kimia

 Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)

 Meningkatkan ketersediaan unsur hara

(43)

c) Secara biologi

Menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi,

bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga

perkembangan tanaman lebih cepat (Sutedjo, 2010).

c. Menekan biaya

Penggunaan pupuk anorganik pada umumnya lebih disukai oleh petani

dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik. Hal ini disebabkan penggunaan

pupuk anorganik lebih praktis dan mudah untuk diterapkan serta hasilnya lebih

cepat terlihat. Hal ini menyebabkan banyak petani yang mengalami

ketergantungan pada pupuk anorganik. Kondisi ini akan sangat terasa ketika

terjadi kelangkaan pupuk anorganik. Harga dari pupuk anorganik tersebut akan

melambung tinggi, sehingga akan memberatkan petani. Dikarenakan belum

membudayanya penggunaan pupuk organik pada lahan tanaman para petani,

sosialisasi sangat diperlukan sekali. Sosialisasi yang berkesinambungan anak

memberikan dampak secara langsung kepada petani untuk melakukan perubahan

penggunaan pupuk. Ketika para petani sudah menggunakan pupuk organik, yang

mana harga dari pupuk organik lebih murah daripada pupuk anorganik tentu saja

akan mengurangi biaya operasional lahan dan dapat meningkatkan hasil panen,

dan tentu saja dapat meningkatkan kesejahteraan para petani (Sutedjo, 2010).

d. Meningkatkan Kualitas Produk

Tanaman yang dipupuk dengan menggunakan pupuk organik biasanya akan lebih

berkual;itas. Tanaman sayuran yang dipupuk dengan pupuk organik akan lebih

(44)

dapat disimpan sekitar 3-4 minggu, kubis organik dapat disimpan sampai 1

minggu, sedangkan jika kubis anorganik hanya dapat bertahan kurang dari 1

minggu, kubis organik juga memiliki bobot lebih berat dibandingkan dengan

kubis anorganik, yakni sekitar 2 kg/buah. Sementara itu, selada organik dapat

tahan disimpan selama 7 hari, sedangkan anorganik hanya tahan disimpan 2 hari.

Tanaman buah pun kualitasnya menjadi lebih baik dengan pupuk organik.

Tanaman salak yang dipupuk menggunakan pupuk organik dapat menghasilkan

buah yang rasanya lebih manis. Selain itu, daya fruitset atau persentase bunga

yang menjadi buah jauh lebih banyak. Begitu pula makanan yang diolah dari

bahan organik, akan memiliki daya tahan penyimpanan yang lebih baik dari pada

non organik. Nasi yang diolah dari beras organik dapat tahan selama 24 jam tanpa

dimasukkan ke dalam alat pemanas, sedangkan nasi anorganik hanya akan

bertahan selama 12 jam (Sutedjo, 2010).

Secara umum keunggulan pupuk organik dengan anorganik adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.5. Keunggulan Jenis Pupuk

Jenis pupuk Keunggulannya

Organik Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya sedikit.

Dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga menjadi gembur.

Memiliki daya simpan air tinggi.

Beberapa tanaman yang dipupuk dengan pupuk organik lebih tahan penyakit.

Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan

(45)

Anorganik Hanya mengandung satu atau beberapa unsur, tetapi dalam jumlah banyak

Tidak dapat memperbaiki struktur tanah, bahkan dapat membuat tanah menjadi keras jika digunakan dalam jangka waktu lama

Dapat membuat tanaman menjadi rentan terhadap serangan penyakit

Pupuk anorganik mudah menguap dan tercuci, sehingga pengaplikasian yang tidak tepat akan sia-sia karena adanya unsur yang hilang akibat menguap.

9. Unsur-unsur yang terdapat dalam daun gamal, sabut kelapa, batang

pisang, bekatul dan EM 4:

a. Daun Gamal

Tanaman gamal (Gliricidia maculata) adalah naman jenis perdu dari kerabat

polong-polongan (suku Fabaceae atau Leguminosae). Penyebaran alami tidak

jelas karena telah dibudidayakan sejak lama, tetapi bukti kuat menunjukkan

bahwa penyebarannya terbatas pada hutan musim kering gugur daun di dataran

rendah pesisir Pasifik dan beberapa lembah pedalaman di Amerika Tengah dan

Meksiko. Tanaman ini sekarang sudah menyebar diseluruh daerah tropika

(46)

(a) (b)

Gambar 1. (a) Tanaman gamal dan (b) Daun gamal

Dalam taksonomi, tumbuhan ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Subfamili : Faboideae

Genus : Gliricidia

Species : Gliricidia maculata atau Gliricidia sepium

Kandungan hara yang terdapat pada daun gamal yaitu nitogen yang akan

membantu dalam membangun kesuburan tanah, terutama apabila dilaksanakan

dalam waktu yang nisbi panjang (Rahman Sutanto, 2002).

b. Sabut kelapa

Di dalam sabut kelapa terdapat beberapa komponen dasar yakni:

1) Selulosa

Selulosa ialah senyawa organik yang berfungsi sebagai komponen struktur

[image:46.595.101.496.108.540.2]
(47)

2) Hemiselulosa

Hemiselulosa tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang dan lebih mudah

larut dalam air.

3) Lignin

Pada batang tanaman lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen

penyusun lainnya, sehingga suatu tanaman dapat berdiri tegak (Abdullah Saleh,

2009).

c. Batang pisang

Batang pisang mengandung zat-zat mineral, kadar airnya cukup tinggi sedangkan

kadar karbohidratnya sedikit.

Susunan kimiawi dari batang pisang sebagai berikut:

Air : 92,5 %

Protein : 0,35 %

Karbohidrat : 4,4 %

Zat Fosfor : 135 mgr per 100 gr batang

Zat Kalium : 213 mgr per 100 gr batang

Zat Kalsium : 122 mgr per 100 gr batang (Suprihatin, 2011).

d. Bekatul

Bekatul banyak mengandung karbohidrat yang mencapai 51-55 gr/100 gr bekatul.

Bekatul juga mengandung protein, lemak, asam lemak esensial, serat, vitamin E

kompleks, serta vitamin b kompleks. Selain itu bekatul juga mengandung

mineral-mineral yang bermanfaat seperti kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Mangan (Mn),

(48)

sumber makanan yang baik bagi bakteri. Dengan kandungan karbohidrat yang

tinggi serta protein nabati, bekatul adalah sumber makanan yang lengkap bagi

bakteri pengurai dan sebagai bahan tambahan untuk menghasilkan pupuk organik

cair yang berkualitas (Suprihatin, 2011).

10. Deskripsi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh berbagai

kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A,

vitamin B, vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Buah terung

dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk berbagai sayur atau lalapan, juga

mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap.

Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Asia,

terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Dari kawasan tersebut, terung

kemudian disebarkan ke Cina pada abad ke-5, selanjutnya disebarluaskan ke

Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah

tropis lainnya. Terung disebarkan pula ke Negara-negara subtropis, seperti

Spanyol, dan Negara lain di kawasan Eropa, karena daerah penyebarannya sangat

luas, sebutan untuk terung sangat beraneka ragam yaitu eegplant, gardenegg,

aubergine, melongene, eierplant, atau eirefruch (Astawan, 2009).

Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10-20 cm

dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota

bunga. Berbagai varietas terung tersebar luas di dunia, perbedaannya terletak pada

(49)

terung memiliki sedikit perbedaan konsistensi dan rasa. Secara umum terung

memiliki rasa pahit dan konsistensi yang menyerupai spons. Varietas awal terung

memiliki rasa pahit, tetapi terung yang telah mengalami proses penyilangan

memiliki perbaikan rasa. Terung merupakan jenis tanaman yang memiliki

kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika (Foodreference, 2010).

Klasifikasi ilmiah tanaman terung ungu:

Gambar 2.1. Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena)

Kerajaan : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : S. Melongena

(50)

11. Unsur yang terdapat dalam tanah

Kesuburan tanah adalah: kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara

dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan. Kesuburan tanah

dapat ditentukan oleh:

 Ketersediaan unsur hara yang cukup dan berimbang.

 Kondisi tata air tanah yang optimal.

 Kondisi tata udara tanah yang optimal.

 Kondisi mikrobia tanah yang baik.

Hubungan kesuburan tanah dengan sifat kimia, fisika dan biologi tanah adalah

sebagai berikut :

Kesuburan tanah

Sifat kimia tanah

Sifat fisika tanah Sifat biologi tanah

Kesuburan tanah terus mengalami kemerosotan atau degradasi, hal ini dapat

disebabkan oleh panen setiap musim dan jerami dibawa keluar, adanya peristiwa

erosi top soil, adanya bencana alam (banjir, tanah longsor), pencemaran

lingkungan oleh limbah industri, sistem perladangan berpindah dan iklim kering

yang berkepanjangan. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu dilakukan

pengelolaan kesuburan tanah secara tepat dan benar, termasuk didalamnya

(51)

Penemuan Justus von Leibig (1803-1873): (Dalam

www.fp.unud.ac.id/ind/wp-content/upload/2012/04/Bahan_kuliah_kesuburan_tanah_dan_pemupukan-1.pdf).

 Hampir seluruh C dalam tanaman bersumber dari CO2 udara.

 Hydrogen dan oksigen berasal dari air.

 Logam-logam alkali diperlukan oleh tanaman.

 Fosfat dibutukan tanaman untuk pembentukan biji.

 Tanaman menyerap semua yang diperlukannya tanpa membedakannya dari

dalam tanah.

Hukum Minimum J.v.Leibig “The Law of The Minumum” berbunyi pertumbuhan

tanaman dibatasi oleh unsur hara tanaman yang jumlahnya sangat rendah,

sedangkan faktor-faktor lainnya berada dalam keadaan cukup (Dalam

www.fp.unud.ac.id/ind/wp-content/upload/2012/04/Bahan_kuliah_kesuburan_tanah_dan_pemupukan-1.pdf)..

Hubungan tanah dan tanaman

Dasar-dasar pengharaan tanamann: Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman

dipengaruhi 3 faktor utama: Faktor tanah, faktor iklim, faktor tanaman.

Faktor-faktor tersebut ada yang dapat di kontrol dan sedikit dapat di kontrol. Kemampuan

tanah menyediakan unsur hara essensial bagi tanaman terbatas tergantung sifat

dan ciri tanah. Ada kriteria unsur hara essensial bagi tanaman:

a. Defisiensi unsur hara tersebut menyebabkan tanaman tubuh tidak normal,

mati lebih awal.

b. Fungsi unsur hara tersebut spesifik, tidak dapat diganti unsur lain.

(52)

Ditemukan 16 unsur hara essensial (9 unsur hara makro dan 7 unsur hara mikro).

Unsur hara makro terdiri dari C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, sedangkan untuk unsur

hara mikro terdiri atas Cu, Fe, Zn, Mn, Mo, B, Cl. Faktor-faktor yang

mempengaruhi konsentrasi larutan tanah : pH tanah dan potensial redoks (Eh).

Unsur hara dalam larutan tanah bersumber dari mineral primer, pupuk, bahan

organik, atmosfer, dll. Ada 2 faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi

unsur hara dalam tanah yaitu pH tanah mempengaruhi kelarutan unsur-unsur

yang mempunyai keseimbangan dengan fase padat, contohnya: kelarutan Al, Ca,

P, Fe, dll dan potensial redoks (Eh) berhubungan dengan faktor aerasi tanah dan

jumlah respirasi mikrobia tanah serta jumlah oksigen yang berdifusi ke dalam

tanah, contohya: denitrifikasi ion Nitrat (NO3), reduksi Cu2+, reduksi Fe+3 menjadi

Fe+2, dll (Angga, 2011). Siklus hara dalam sistem pertanian yakni unsur-unsur

hara yang terdapat dalam udara akan diserap oleh tanaman dan tanah selanjutnya

tanaman akan melakukan penyerapan unsur hara yang berada dalam tanah untuk

melakukan metabolism. Tanaman yang sudah mati atau gugur akan menjadi

endapan dan diserap oleh tanah, karena terjadinya penguapan, pencucian, erosi

dan fiksasi tanah kehilangan unsur haranya, sehingga dibutuhakn pemupukan

untuk membantu memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi dalam tanah.

Pemupukan ini dapat berupa pupuk buatan dan pupuk organik yaitu pupuk

kandang, kompos, pupuk hijau. Setelah tanah tercukupi oleh unsur yang

dibutuhkan maka tanaman dapat melakukan metabolisme dan dapat menghasilkan

(53)

SIKLUS HARA DALAM SISTEM PERTANIAN

Atmosfer

Tanaman Panen

Residu

Tanah Pupuk Pupuk buatan

Pupuk organik

Kehilangan Penguapan

Pencucian

Erosi

Fiksasi

B. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya banyak petani telah mengerti dalam budidaya terung, tetapi kendala

yang dihadapi oleh petani saat ini adalah harga pupuk yang semakin melambung

dan hampir tidak terjangkau oleh petani, hal ini menyebabkan sebagian besar

tidak mampu memberikan pupuk sesuai takaran yang dianjurkan. Kondisi yang

seperti ini perlu segera dicarikan jalan keluar dengan cara menemukan teknik

pemupukan yang efisien atau menyediakan pupuk alternatif yang efektif dan

murah serta ramah lingkungan. Banyaknya bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan

dalam pemupukan misalnya sisa sayuran yang sudah tidak terpakai, daun yang

sudah mulai kering, limbah sabut kelapa, batang pisang, dan masih banyak lagi

(54)

daun gamal, batang pisang, bekatul dan EM4 ini diharapkan akan mampu

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung ungu, sehingga

pupuk hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM

4 dapat diterapkan petani dalam memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman terung ungu, karena banyak unsur yang terdapat dalam bahan-bahan

yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair tersebut yang sangat

dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman terung ungu. Unsur-unsur tersebut yaitu

daun gamal memiliki kandungan nitrogen didalamnya yang membuat daun

tanaman terung ungu tidak cepat menguning, sabut kelapa memiliki kandungan

Kalium (K), fosfor (P), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), serta Natrium dan

beberapa mineral lainnya. Unsur yang paling dominan pada sabut kelapa yaitu

kalium (K) yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman serta dapat

meningkatkan fotosintesis pada tanaman, batang pisang memiliki unsur nitrogen

yang dapat menggantikan pupuk urea dalam pemanfaatannya sebagai pupuk,

bekatul memiliki unsur protein, lemak, asam lemak esensial, serat, vitamin E

kompleks serta vitamin B kompleks. Selain itu bekatul juga mengandung

mineral-mineral yang bermanfaat seperti kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Mangan (Mn),

Zat Besi (Fe), kalium (K), Seng (Zn) dan lain sebagainya, bekatul dalam proses

pembuatan pupuk organik cair memiliki fungsi sebagai sumber makanan yang

baik bagi bakteri. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi serta protein nabati,

bekatul adalah sumber makanan yang lengkap bagi bakteri pengurai. EM 4 yang

(55)

pengurai dan juga dapat mempercepat pembuatan pupuk organik cair, menambah

mikroorganisme tanah dan menambah kesuburan tanah.

C. Hipotesis

1. Diduga pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa,

batang pisang, bekatul dan EM 4 berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

terung ungu (Solanum melongena) yakni pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah

daun dan diameter batang tanaman terung ungu (Solanum melongena).

2. Pemberian pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang

pisang, bekatul dan EM 4 dalam volume yakni 100 ml, 200 ml, 300 ml dan 400

ml dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi batang

(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang dilakukan dengan

menguji jenis pupuk organik cair hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa,

batang pisang, bekatul dan EM 4 dengan tanaman terung. Penelitian ini sendiri

bersifat kuantitatif diskriptif. Pengaruh pemberian pupuk organik cair ini akan

dilihat berdasarkan tinggi batang tanaman, jumlah daun, dan diameter batang

tanaman.

Penelitian ini didesain menjadi satu faktor yakni pemberian volume pupuk

organik cair pada tanaman. Macam volume terdiri dari tiga taraf yakni volume

pertama (A) 100 ml, volume kedua (B) 200 ml, volume ketiga (C) dan volume

keempat (D). Selain itu penelitian ini juga didesain menggunakan kontrol negatif

tanpa diberi perlakuan (E).

Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, dan variabel

kontrol. Variabel terikat terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter

batang tanaman. Variabel bebas terdiri atas pemberian pupuk organik cair hasil

fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, bekatul dan EM 4 dengan

beda volume. Sedangkan variabel kontrol terdiri atas pH tanah, air, suhu, cahaya,

(57)

B. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Poli bag sebanyak 50 buah ukuran 40 cm x 50 cm

b. Penggaris/meteran

c. Gelas ukur

d. Ember

2. Bahan :

a. Biji terung ungu (Solanum melongena)

b. Pupuk organik cair (hasil fermentasi daun gamal, sabut kelapa, batang pisang,

bekatul dan EM 4).

c. Proses pembuatan pupuk organik cair:

 Daun gamal sebanyak 5 kg diremas-remas sampai hancur.

 Sabut kelapa sebanyak 5 kg dipoton kecil-kecil/dicacah.

 Batang pisang sebanyak 5 kg di potong kecil-kecil.

 Bekatul 5 kg dan EM 4 sebanyak 1 liter.

 Bahan-bahan yang sudah dihancurkan, kemudian dicampur dengan air sebanyak

10 liter.

 Kemudian bahan-bahan tersebut diaduk dan ditutup rapat.

 Setiap satu minggu sekali diaduk kembali agar bahan-bahan tersebut dapat terurai

dengan baik.

 Setelah tiga minggu pupuk organik cair siap untuk digunakan dalam pemupukan

(58)

C. Cara Kerja

1. Tahap persiapan

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Setelah alat dan bahan siap, semaikan biji terung ± 7 – 12 hari

c. Sebelum dipindakan terlebih dahulu disiapkan polibag yang sudah terisi dengan

tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1

d. Setelah polibag terisi diamkan terlebih dalulu kira-kira 2-3 hari agar tanah dan

pupuk dapat tercampur dengan baik.

e. Setelah itu baru hasil semaian sudah dapat di pindah ke polibag yang sudah terisi

dengan tanah.

2. Tahap pelaksanaan

a. Bibit terung yang sudah di pindahkan ke dalam polibag siap diberi perlakuan.

b. Perlakuan pertama : sebagai kontrol

c. Perlakuan kedua : pemberian pupuk organik cair dengan volume 100

ml

d. Perlakuan ketiga : pemberian pupuk organik cair dengan volume 200

ml

e. Perlakuan keempat : pemberian pupuk organik cair dengan volume 300

ml

f. Perlakuan kelima : pemberian pupuk organik cair dengan volume 400

(59)

3. Tahap perawatan

a. Tanaman terung disiram setiap sore hari

b. Dilakukan juga penyemprotan hama menggunakan pestisida organik untuk

mengurangi hama yang menyerang tanaman.

c. Menyiangi rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman agar penyerapan makanan

oleh tanaman dapat maksimal.

d. Pemupukan dilakukan seminggu 2 kali dengan konsentrasi 10 ml dan diencerkan

pada 1 liter air, dan untuk pemberian pupuk sesuai perlakuan yang sudah

ditentukan.

4. Tahap pengambilan data

a. Data diambil setiap tiga (3) hari sekali yaitu mengukur tinggi batang tanaman,

menghitung jumlah daun setiap polibag, dan mengukur diameter batang setiap

tanaman yaitu sebelum pemupukan diberikan pada tanaman.

b. Pengambilan data dilakukan setiap sore hari.

(60)

D. Metode Analisis data

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian

menggunakan uji Anova pola faktorial terdiri dari 1 faktor dengan 5 kombinasi

perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan 10 kali ulangan. Adapun

faktor perlakuan sebagai berikut pada tabel 3.1:

Tabel 3.1. Tinggi tanaman terung

Perl aku an

Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A0

A1

A2

A3

A4

Keterangan:

Perlakuan : Pemberian volume pupuk organik cair A0 : Kontrol ( tanpa pemberian pupuk organik cair )

A1 : Volume pupuk organik cair 100 ml

A2 : Volume pupuk organik cair 200 ml

A3 : Volume pupuk organik cair 300 ml

[image:60.595.105.494.217.708.2]

A4 : Volume pupuk organik cair 400 ml

Tabel 3.2. Jumlah daun

Perl aku an

<

Gambar

Gambar 4.3. Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman pada hari ke 10 setelah pemindahan dari bibit
Tabel 2.2. Kandungan hara pupuk kimia
Tabel 2.4. Komponen Biogas Komponen
Gambar 1. (a) Tanaman gamal dan (b) Daun gamal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan rahmatNya dan segala rencanaNya yang diberikan, sehingga penulis

Analisis data dilakukan dengan menggunakan empat (4) tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Secara teoritis hasil penelitian

Dalam prespektif manajemen, Wealth Management di pandang sangat penting sekali, sebab sebuah SMK tidak hanya dipandang hanya sebagai sebuah lembaga pendidikan saja, namun

12 Karsono mengaku pernah ikut dalam peristiwa yang sangat bersejarah di Indonesia tepatnya dikota Surabaya, yaitu pertempuran yang dikenal oleh bangsa Indonesia dengan

Interaksi antara konsentrasi CMC ( Carboxy Methyl Cellulose ) dan konsentrasi bubur buah mangga memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P&gt;0.05) terhadap organoleptik

Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

[r]

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi