vii ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Hal yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian adalah rendahnya prestasi belajar PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang dialami oleh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan oleh guru dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran PKn siswa kelas IV khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan prestasi ini ditandai dengan nilai rata-rata pada kondisi awal 53,04, meningkat menjadi 83,05 pada siklus akhir. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kondisi awal 32% meningkat menjadi 79%.
viii ABSTRACT
This research is discussing about the development of learning achievement through role play method in the subject PKn for the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. The reason that inspired the researcher to do the research is the fact of low students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure, in which the students of class IVB in SD Marsudirini Muntilan face this fact. This research was held in order to develop the students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure.
The reasearch is class action research, in which all activities are initiated by teacher in a class. It was held in two cycles. The subject of the reasearch are the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang 2011/2012, with 24 participants. The reasearch instrument used is multiple choice written test.
The result shows that the use of role play method can improve the IVB students’ learning achievement in PKn subject, particularly in understanding the materials about government institutions in the central government structure. The improvement of learning achievement is indicated by the increasing in students’ score rates from 53,04 to 83,05 in the last cycle of the research. The percentage of students’ achievement in KKM increases from 32% to 79%.
i
METODE BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IVB SD MARSUDIRINI MUNTILAN, MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Theresia Ari Kundari
101132052
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv MOTTO
Keragu-raguan dan kemalasan menghambat perkembangan diri.
Menyelesaikan hal yang biasa dengan kekuatan dan semangat yang besar akan membuahkan hasil yang luar biasa.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu setia memberkati dan mendoakan, sehingga aku selalu bersemangat dalam belajar.
2. Suamiku tercinta, Aloysius Dalyanto, terima kasih untuk kasih dan kesetiaan untukku.
3. Kedua putriku yang baik, E. Oktaviari D., dan M.V. Putri D., yang selalu mendoakan, mendorong, dan menyemangati dalam belajar.
4. Para dosen pengajar, yang telah dengan sabar mendampingi saat penulis belajar. Secara khusus kepada Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. yang dengan sabar dan setia mendampingi dan memberikan dorongan kepada penulis selama pembuatan skripsi hingga selesai.
5. Yayasan Marsudirini Pusat, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk belajar.
6. Sr. M. Rachel, OSF dan keluarga besar SD Marsudirini Muntilan, terima kasih untuk kerjasama dan dukungannya selama ini.
7. Teman seperjuanganku, P. Sumarno, terima kasih untuk tumpangannya.
8. Sahabatku, B. Rina Mulyani, yang dengan penuh perhatian membantu dan mendorongku.
9. Semua teman PSKGJ, terima kasih untuk persaudaraannya.
vii ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Hal yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian adalah rendahnya prestasi belajar PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang dialami oleh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan oleh guru dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran PKn siswa kelas IV khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan prestasi ini ditandai dengan nilai rata-rata pada kondisi awal 53,04, meningkat menjadi 83,05 pada siklus akhir. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kondisi awal 32% meningkat menjadi 79%.
viii ABSTRACT
This research is discussing about the development of learning achievement through role play method in the subject PKn for the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. The reason that inspired the researcher to do the research is the fact of low students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure, in which the students of class IVB in SD Marsudirini Muntilan face this fact. This research was held in order to develop the students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure.
The reasearch is class action research, in which all activities are initiated by teacher in a class. It was held in two cycles. The subject of the reasearch are the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang 2011/2012, with 24 participants. The reasearch instrument used is multiple choice written test.
The result shows that the use of role play method can improve the IVB students’ learning achievement in PKn subject, particularly in understanding the materials about government institutions in the central government structure. The improvement of learning achievement is indicated by the increasing in students’ score rates from 53,04 to 83,05 in the last cycle of the research. The percentage of students’ achievement in KKM increases from 32% to 79%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus yang Mahabaik atas berkat dan rahmat yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IVB SD MARSUDIRINI MUNTILAN, MAGELANG.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.ST., M.A., sebagai Kepala Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.
3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M.A., sebagai Koordinator PSKGJ, atas kesabarannya dalam mendampingi serta membimbing penulis saat belajar.
4. Para dosen pengajar beserta karyawan PGSD, yang telah memberi teladan dan wacana yang semakin menguatkan penulis untuk terus belajar.
5. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., sebagai dosen pembimbing, atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mendampingi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
x
7. Sr. M. Rachel, OSF, selaku kepala sekolah SD Marsudirini Muntilan, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi.
8. Keluarga besar SD Marsudirini Muntilan, atas kerjasama dan dukungan kepada penulis.
9. Seluruh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, yang telah banyak membantu dalam terlaksananya penelitian yang penulis lakukan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka saran, kritik, dan masukan yang berguna sangat penulis harapkan demi kemajuan dalam penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 20 November 2012
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Pemecahan Masalah ... 3
E. Batasan Pengertian ... 3
F. Tujuan Penelitian ... 4
xii BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ... 6
B. Penerapan Metode Bermain Peran dalam PKn ... 17
C. Penelitian yang Relevan ... 18
D. Kerangka Berpikir ... 19
E. Hipotesis Tindakan ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Setting Penelitian ... 22
C. Rencana Tindakan ... 23
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 27
E. Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 31
B. Hasil Penelitian ... 32
C. Pembahasan ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 22
3.2 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 28
3.3 Kriteria Keberhasilan ... 29
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Pertemuan Siklus I ... 48
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 56
3 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 59
4 Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I ... 61
5 Kunci Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I ... 62
6 Penilaian Pertemuan 1 Siklus I ... 63
7 Refleksi Pertemuan 1 Siklus I ... 64
8 Bahan Ajar Pertemuan 1 Siklus I ... 65
9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 66
10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 69
11 Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ... 71
12 Kunci Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ... 72
13 Penilaian Pertemuan 2 Siklus I ... 73
14 Refleksi Pertemuan 2 Siklus I ... 74
15 Bahan Ajar Pertemuan 2 Siklus I ... 75
16 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 76
17 Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 77
18 Kunci Jawab Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 79
19 Hasil Penilaian Siklus I ... 80
xvi
21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 88
22 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 91
23 Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ... 93
24 Kunci Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ... 94
25 Penilaian Pertemuan 1 Siklus II ... 95
26 Refleksi Pertemuan 1 Siklus II ... 96
27 Bahan Ajar Pertemuan 1 Siklus II ... 97
28 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 98
29 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 101
30 Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ... 103
31 Kunci Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ... 104
32 Penilaian Pertemuan 2 Siklus II ... 105
33 Refleksi Pertemuan 2 Siklus II ... 106
34 Bahan Ajar Pertemuan 2 Siklus II ... 107
35 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 108
36 Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 109
37 Kunci Jawab Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 111
38 Hasil Penilaian Siklus II ... 112
39 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan PTK ... 113
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap guru selalu berharap bahwa penyelenggaraan pendidikan yang
dilakukan dapat berhasil dengan baik. Secara umum keberhasilan itu dapat
diukur dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Begitu pula dengan mata
pelajaran PKn.
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang pendidikan SD. Mata pelajartan PKn merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang sangat beragam
dari segi agama, sosial kultural, bahasa dan suku bangsa. Untuk menjadi
warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter yang dilandasi Pancasila
dan UUD 1945. Intisari pelajaran PKn adalah pendidikan nilai dan moral,
yang memiliki keterkaitan dengan realitas kehidupan siswa.
Materi dalam mata pelajaran PKn jenjang SD khususnya kelas atas
berhubungan erat dengan sistem pemerintahan . Sistem Pemerintahan di SD
dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi PKn selanjutnya. Oleh
sebab itu, sejak dini siswa harus benar-benar mampu memahami tentang
sistem pemerintahan yang diterima di SD, sehingga pada jenjang pendidikan
berikutnya siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang berhubungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa materi sistem pemerintahan sangat
berhubungan dengan kehidupan siswa nantinya, namun kebanyakan siswa di
SD Marsudirini Muntilan masih kesulitan dalam memahami materi tentang
sistem pemerintahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan materi
sistem pemerintahan dalam mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan kabupaten masih kurang.
Tahun pelajaran 2010/2011 dari jumlah siswa 22, sebanyak 15 siswa
(68%) tidak tuntas sedangkan yang tuntas 7 siswa (32%) dengan perolehan
rata-rata 53,04 pada KD 3.1 yaitu mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, BPK,
dan lain-lain. Nilai tersebut belum sesuai harapan , mengingat KKM mata
pelajaran PKn adalah 65.
Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan
pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Siswa
hanya mengahafalkan materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai
materi yang ada, sehingga siswa cenderung tidak tertarik dan mengakibatkan
siswa pasif ketika pembelajaran berlangsung.
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Marsudirini
Muntilan pada mata pelajaran PKn, peneliti akan mencoba mempergunakan
metode bemain peran. Penggunaan metode ini diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan metode bermain peran, siswa
dapat menjadi jelas dan mengerti tentang lembaga-lembaga di pemerintahan
B. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini, dibatasi pada KD 3.1 yaitu Mengenal
lembaga – lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR,
DPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
penggunaan Metode Bermain Peran dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IV B di SD Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang pada KD
3.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat
seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dalam pembelajaran PKn?
D. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu
pembelajaran menggunakan metode bermain peran. Dengan metode bermain
peran, diharapkan siswa dapat mengenal dengan jelas lembaga-lembaga
dalam susunan pemerintahan di tingkat pusat .
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,
maka perlu disampaikan beberapa definisi sebagai berikut, yaitu :
1. Metode bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang
bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi
tertentu.
2. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,
maka penulis menentukan tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui
bagaimana penggunaan Metode Bermain Peran dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV B di SD Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang
pada KD 3.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dalam
pembelajaran PKn.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
penggunaan metode bermain peran, untuk meningkatkan prestasi belajar
2) Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menggunakan
metode bermain peran di dalam pembelajaran PKn, sehingga dapat
menambah pengetahuan peneliti.
b. Bagi siswa, diharapkan metode bermain peran dapat lebih
meningkatkan semangat belajar dan prestasi belajarnya.
c. Bagi guru, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
tertentu yang dialami oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan
penguasaan materi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Bagi perpustakaan sekolah, laporan penelitian ini dapat menambah
dokumen yang dapat dimanfaatkan para guru sebagai
e. Contoh penelitian tindakan kelas, terutama bagi yang masih
mengalami kesulitan dalam PTK dan menjadi pembanding bagi yang
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dua kata yang beriringan untuk pengertian Prestasi Belajar adalah
prestasi dan belajar. Keduanya memiliki arti yang berbeda. Berikut ini
beberapa definisi mengenai prestasi dan belajar.
a. Pengertian Belajar
Sering kata belajar diartikan dengan kegiatan duduk, membaca
dan menghafalkan semua materi pelajaran.Atau belajar itu kegiatan
mendengarkan informasi dari penjelasan guru. Semua itu
mengakibatkan setelah pengetahuan dipergunakan maka akan mudah
hilang, karena kemampuan otak dalam menyimpan memori terbatas.
Kegiatan belajar tidak cukup berhenti pada aktifitas duduk,
membaca, menghafal dan mendengarkan penjelasan guru. Pengertian
belajar banyak dirumuskan oleh para ahli satu sama lain berbeda.
Di dalam bukunya, Surya (2003:113) mendefinisikan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berdasarkan
adanya pengalaman atau latihan latihan. Perubahan tersebut dapat
meliputi perubahan kapasitas intelektual (kognitif), kapasitas afektif
(sikap) dan kapsitas psikomotor (ketrampilan) pada individu yang
Definisi lain yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Sulhan,
Najib, 2010:5) mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah proses
perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan
manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan
kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan
berbagai jenis performance (kinerja)
Menurut Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman. Tentunya
perubahan perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang positif yang
menimbulkan perubahan cita-cita yang lebih kuat bagi pribadi
seseorang. Belajar yang tidak membawa sebuah perubahan apapun
pada diri seseorang menandakan bahwa seseorang belum belajar.
b. Pengertian Prestasi
Dalam kamus Ilmiah Populer (2009:389) mengatakan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai.
Menurut Gunarsa(dalam Surya, 2003 : 40-54) mengungkapkan
bahwa prestasi adalah sesuatu yang ada menjadi ciri-ciri kepribadian
sesuatu yang ditumbuhkan, dikembangkan, hasil dari mempelajari
melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut Surya (2003:42-53) prestasi dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu
1) Faktor Internal yaitu
a ) Menanamkan cara bernalar aktif sedini mungkin.
b ) Membiasakan anak belajar mandiri.
c ) Mengembangkan jiwa kompetitip pada anak.
d ) Mengembangkan rasa percaya diri pada anak.
2) Faktor Eksternal yaitu
a) Mutu pergaulan anak
Kualitas pergaulan anak sangat berpengaruh pada
pembentukan dorongan berprestasi pada anak.
b) Lingkungan yang kondusif
Tumbuh atau tidaknya semangat berprestasi pada anak sangat
dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
berprestasi.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Seorang guru harus mengetahui, sampai di mana tingkat
kemampuan seorang siswa dalam menerima pembelajaran.
Kemampuan seorang siswa dalam hal ini adalah kemampuan
intelektual. Kemampuan intelektual dapat menentukan seorang siswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar
mempunyai arti penguasaan pengetahuan / ketrampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru (1994:78).
Suratinah Tirtanegara (1984:43) menyatakan bahwa pencapaian
hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang sudah
dilakukan oleh seseorang berdasarkan penilaian yang diwujudkan
dalam bentuk angka.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
- Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri siswa .
- Faktor eksternal , faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Kedua faktor tersebut mempengaruhi suksesnya prestasi belajar siswa.
Thonthowi, Ahmad (1993:103-113) menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1) Faktor Internal, yang meliputi :
a) Faktor fisik (jasmaniah) berkaitan dengan kesehatan badan
kekurangan yang dapat menjadi hambatan dalam meraih
sukses.
b) Faktor psikis (mental) meliputi motivasi, proses berpikir,
intelegensi, sikap, perasaan dan emosi.
2) Faktor Eksternal, yang meliputi :
a) Bahan pelajaran
Ada yang luas dan sempit, kompleks dan sederhana, sulit dan
mudah, abstrak dan konkrit.
b) Metode mengajar
Ada metode yang digunakan dirasa sulit oleh siswa, ada
metode yang digunakan cukup dirasa mudah oleh siswa.
c) Situasi lingkungan terdiri atas:
(1) Lingkungan dalam kelas:
- Kondisi kesehatan (hiegenis) kelas
- Situasi kelas yang bising / rebut
(2) Lingkungan di luar kelas
- Kondisi kesehatan (hiegenis) halaman dan sekitar
- Ketertiban
- Tempat didirikannya sekolah
2. Metode Bermain Peran a. Pengertian Metode
Dalam Kamus Ilmiah Populer (2009:113) Metode berarti cara
Definisi lain dikemukakan oleh Sanjaya, Wina (2009:145) Metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal.
Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran
yang sangat penting. Metode mengajar menjadi sarana bagi siswa
untuk dapat menyerap konsep-konsep dari setiap mata pelajaran yang
sedang dilakukan dalam proses belajar dan mengajar.
Secara prinsip, semakin banyak metode yang dapat dikuasai
oleh guru akan semakin baik dalam berlangsungnya proses belajar
mengajar akan tetap pada kenyataannya guru sering hanya
menggunakan metode ceramah. sehingga proses belajar mengajar
berlangsung membosankan dan kurang dapat mencapai tujuan yang
maksimal.
Seorang guru sebenarnya harus dapat menentukan metode yang
akan digunakan, karena tidak semua metode mengajar selalu cocok
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, karena setiap
metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
b. Metode Bermain Peran
Bermain peran merupakan salah satu metode mengajar yang
dapat menumbuhkan semangat siswa untuk aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Metode bermain peran mengajak siswa untuk
dengan metode bermain peran yang dilaksanakan dengan baik, maka
siswa dapat lebih mudah untuk dapat memahami materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
Menurut Yamin, Martinus (2011:160) pembelajaran dengan
bermain peran dalam pembelajaran merupakan salah satu
pembelajaran kreatif dan model baru dalam pemecahan masalah
pembelajaran. Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang
berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu.
Selanjutnya Yamin, Martinus (2011:161) bermain peran
memiliki fungsi diantaranya adalah :
1) Meningkatkan kinerja guru dengan indikasi membaiknya cara
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2) Meningkatkan pengalaman ekspresif peserta didik, dalam hal
peningkatan aktivitas dan kreativitas dalam proses pembelajaran.
3) Meningkatkan hasil belajar pembelajaran, yaitu semakin
membaiknya nilai rata-rata sesudah bermain peran dibandingkan
dengan nilai sebelumnya.
Yamin, Martinus (2011:162) juga mengungkapkan tentang
kekurangan utama dari pembelajaran melalui permainan peran ini
adalah :
- Ketidaksamaan anggota kelas itu. beberapa peserta didik mungkin
yang akan dibahas dan mungkin dikritik oleh peserta didik lain
dikelas itu.
- Permainan peran memerlukan waktu yang lebih lama.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa metode bermain
peran dapat membantu siswa untuk memahami suatu masalah. Selain
itu dapat juga mengubah perilaku dalam diri siswa.
3. Karakteristik Siswa SD
Desmita (2009:35-36) mengungkapkan bahwa usia rata-rata anak
Indonesia saat masuk SD adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun.
Anak usia SD berada dalam dua masa perkembangan yaitu masa
kanak-kanak tengah ( 6-9tahun), dan masa kanak-kanak-kanak-kanak akhir (10-12 th).
Anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan
anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan/melakukan
sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan, bergerak,bekerja/
belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst dalam (Desmita: 2009), tugas perkembangan
anak usia SD meliputi :
a. Menguasai ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut , guru
dituntut memberi bantuan berupa :
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan ketrampilan
fisik .
b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya
sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalaman yang konkret / langsung dalam membangun konsep.
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai,
sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi
pegangan bagi dirinya.
4. Pendidikan Kewarganegaraan SD a. Hakekat PKn
Setiap warga negara dalam suatu negara diharap tahu akan hak
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
(Kemendiknas:2006)
b. Tujuan Mata Pelajaran PKn
Beberapa tujuan diajarkannya mata pelajaran Pkn adalah untuk
mengembangkan kemampuan yaitu :
1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
c. Ruang Lingkup PKn
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan
jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di
masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan
nasional, hukum dan peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan
internasional HAM, serta pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga
diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan
bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan
kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,
demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi.
d. Kompetensi Dasar PKn di kelas IVB SD Marsudirini Muntilan
Penelitian di kelas IVB semester dua di SD Marsudirini
Muntilan membahas pada KD 3.1 yaitu Mengenal lembaga-lembaga
negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain.
B. Penerapan Metode Bermain Peran dalam PKn
Metode bermain peran adalah salah satu metode yang dapat digunakan
untuk membantu siswa menemukan makna kehidupan dalam lingkungan
sosial yang berguna khususnya dalam mengenal lembaga-lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Dengan bermain peran siswa
dapat memahami konsep abstrak dalam pelajaran PKn.
Metode bermain peran dilaksanakan dalam pembelajaran PKn dengan
terlebih dahulu menyusun skenario yang akan ditampilkan, menunjukkan
kepada siswa skenario tersebut untuk dipelajari sebelumnya. Bermain peran
dilaksanakan dalam kegiatan inti pembelajaran sesuai skenario.
Metode bermain peran dalam pembelajaran PKn dilaksanakan para
siswa dengan suka cita. Siswa menjadi aktif, dan pembelajaran PKn
berlangsung sangat menyenangkan.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Nurul Qomariyah (2008)
Skripsi Sarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi PGSD, dengan
judul Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar PKn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Siswa Kelas IV
SDN Sepanjang 04 Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang.
Hasil penelitian adalah pada pra tindakan mendapat nilai rata-rata
kelas 69,23 dengan ketuntasan belajar kelas 26,92%, menjadi 75,51 untuk
nilai rata-rata dengan ketuntasan belajar 46,15% pada siklus I. Kemudian
mengalami peningkatan yang signifikan lagi pada siklus II menjadi 87,30
Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode bermain peran berdampak positif bagi peningkatan prestasi belajar
siswa.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Ika Nur Noviyanti (2010),
skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas Negeri Malang, dengan
judul Penerapan Metode Bermain Peran Meningkatkan Proses dan Hasil
Belajar PKn Materi Pokok Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada pada Siswa Kelas
VI SDN Sedarum I Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan guru dalam
menerapkan metode bermain peran mencapai taraf kemampuan 86,1% pada
siklus I dan 94,4% pada siklus II. Proses belajar siswa meningkat dari
rata-rata 77,2 pada siklus I menjadi 88,2 pada siklus II. Nilai hasil belajar
meningkat dari rata-rata 68,81 pada siklus I menjadi 81,05 pada siklus II.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode
bermain peran yang diterapkan di kelas VI pada mata pelajaran PKn materi
pokok Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada dapat meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa.
Dua penelitian di atas menginspirasi peneliti untuk memilih metode
bermain peran karena terbukti bahwa pembelajaran PKn dengan metode
D. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar PKn siswa kelas IVB dalam mengenal
lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, BPK dan lain-lain sangat rendah. Hal ini membuat
peneliti ingin mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pembelajaran PKn dapat lebih menarik para siswa jika dalam
pembelajaran dipergunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas
materi pembelajaran dan memberikan kesan bagi siswa. Metode yang lain
dalam hal ini adalah metode bermain peran.
Dengan metode bermain peran, siswa lebih tertarik, termotivasi, dan
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa memiliki
pemahaman yang lebih tentang materi pelajaran yang diajarkan. Siswa juga
memiliki pengalaman belajar secara langsung karena dalam proses
pembelajaran tersebut siswa berperan menjadi orang tertentu, sehingga dengan
pembelajaran seperti itu diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan metode bermain peran, prestasi belajar siswa
kelas IVB SD Marsudirini kecamatan Muntilan, Magelang dalam mata
pelajaran PKn tentang mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan
21 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa ide pokok PTK sebagai berikut:
1. Menurut Kasbolah, Kasihani (2001:9), penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan
bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.
2. Menurut Wardhani, IGAK (2010:1.4) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa PTK
adalah kegiatan di dalam kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan
oleh guru untuk memperbaiki kinerja sebagai guru supaya hasil belajar siswa
meningkat.
Gambar 3.1 Rangkaian Langkah-langkah PTK. Sumber: Kasbolah, Kasihani (2001:10)
Siklus 1 Siklus 2
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Marsudirini Jalan Kartini No. 14 -
16 Kecamatan Muntilan, Magelang.
2. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah semua siswa kelas IV B SD Marsudirini
Kecamatan Muntilan, Magelang, semester genap Tahun Pelajaran
2011/2012.
3. Obyek Peneliltian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan
menggunakan metode bermain peran pelajaran PKn Kelas IVB SD
Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang.
4. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan mulai bulan April Tahun Pelajaran
2011/2012. Jadwal kegiatan Penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb
1. Pengumpulan data kondisi
awal
√
2. Observasi
√ 3. Izin pengambilan data
√ 4. Pengambilan data
5. Analisis data
√ √
6. Penyusunan laporan
√ √ √ √
7. Persiapan Ujian
√ √ √ √
8. Ujian skripsi √
9. Revisi laporan skripsi √
C. Rencana Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
langkah persiapan. Langkah ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Langkah tersebut diantaranya :
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala SD Marsudirini Muntilan
Permintaan ijin di sini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan
mendapatkan data yang sesuai.
b. Identifikasi masalah
Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak
lanjutnya.
c. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya
Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari KD
d. Menyusun rencana siklus
Rencana selanjutnya adalah dengan menentukan rencana tindakan
yang akan dilakukan dalam PTK.
e. Menyiapkan sumber bahan pengajaran
f. Menyusun silabus, RPP dan LKS
g. Membuat kisi-kisi dan soal untuk test atau evaluasi pada siklus I dan
siklus II
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus a. Siklus I
1) Rencana Tindakan
(a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan appersepsi
(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi
mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat
(c) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang mengenal
lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan tingkat pusat
dengan metode bermain peran
(d) Siswa dibagi dalam kelompok dimana setiapkelompok terdiri
dari 4 orang
(e) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok
kemudian dikumpulkan
(f) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan guru
2) Pelaksanaan Tindakan
Merealisasikan rencana tindakan pada butir (1).
3) Observasi
(a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mancatat
hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada
lembar observasi
(b) Memeriksa LKS
(c) Memeriksa soal-soal tes
4) Refleksi
(a) Mengidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi,
kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan
pembelajaran
(b) Membicarakan dengan teman sejawat/guru parallel tentang
kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain
selama kegiatan pembelajaran
(c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indicator
keberhasilanyang telah ditetapkan untuk merencanakan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
b. Siklus II
1) Rencana Tindakan
(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi
mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat
(c) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang mengenal
lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan tingkat pusat
dengan metode bermain peran
(d) Siswa dibagi dalam kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 4 orang
(e) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok
kemudian dikumpulkan
(f) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan guru
secara individu
2) Pelaksanaan Tindakan
Merealisasikan rencana tindakan pada butir (1)
3) Observasi
(a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat
hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada
lembar observasi
(b) Memeriksa LKS
(c) Memeriksa soal-soal tes
(a) Mengidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi,
kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan
pembelajaran
(b) Membicarakan dengan teman sejawat/guru parallel tentang
kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain
selama kegiatan pembelajaran
(c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indicator
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan
kegiatan pembelajaran pada temuan selanjutnya
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya 1. Peubah
Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran PKn khususnya tentang mengenal lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA,
MK, BPK dan lain-lain.
2. Indikator
Nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM.
3. Jenis data
Data yang diperoleh adalah berupa data kuantitatif.
4. Cara pengumpulan data
5. Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan
tentang mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain-lain. Jumlah
soal adalah 20 soal yang berupa soal Pilihan Ganda (PG) untuk
masing-masing siklus dan dideskripsikan dalam kisi-kisi soal yang telah dibuat.
Soal-soal ulangan telah dikonsultasikan dengan ahli (dosen pembimbing)
dan guru kelas IV A. Semua penjelasan di atas dapat dilihat pada tabel 3.2
Indikator Keberhasilan.
Tabel 3.2 Pengumpulan Data dan Instrumen
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Prestasi
belajar
siswa
a. Nilai rata-rata
kelas
b. Persentase jumlah
siswa yang
mencapai KKM
Skor
nilai
test
a. Ulangan pada
setiap akhir siklus
b. Ulangan pada
setiap akhir siklus
(menghitung
jumlah siswa yang
mencapai KKM)
Soal tes
E. Analisis Data
1. Kriteria Keberhasilan
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan
No Peubah Indikator
Kondisi
Awal
Kondisi pada
akhir siklus
1. Prestasi
Belajar
a. Rata-rata siswa dalam
mengerjakan soal-soal
ulangan tentang mengenal
lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan tingkat
pusat
b.Persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM
53,04
32 %
80
76 %
2. Langkah-langkah Analisis a. Penyekoran
Benar : 1
Salah : 0
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa
c. Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus
d. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan
kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
SD Marsudirini adalah salah satu SD yang terletak di Kecamatan
Muntilan. SD Marsudirini terletak di Jalan Kartini No. 14-16 Muntilan.
Posisi SD Marsudirini sangat strategis, ini semua terbukti karena SD
Marsudirini letaknya dekat dengan Gereja St. Antonius, tempat ziarah
makam Romo Sanjaya, dekat dengan RSUD Kabupaten Magelang, Kantor
Kecamatan Muntilan, Kantor Koramil dan Kantor Polsek Muntilan. Untuk
menuju ke pusat kotapun tidak jauh.
Para siswa yang bersekolah di SD Marsudirini juga beragam, dari
suku Jawa, keturunan etnis, bahkan dari Propinsi ujung timur Indonesiapun
ada. Keberagaman ini membuat cara belajar mereka berbeda-beda.
Salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa di kelas IV
SD Marsudirini adalah pelajaran PKn. Pelajaran PKn dianggap sulit karena
materi yang dipelajari berisi tentang sistem pemerintahan dan
lembaga-lembaga pemerintahan. Semua materi tersebut sukar dipahami oleh siswa,
apalagi selama ini guru hanya mengajarkan materi tersebut dengan metode
ceramah yang bagi siswa sangat membosankan. Siswa menjadi pasif atau
kurang kreatif bahkan siswa mengantuk.
Sebelum memasuki siklus I, guru melaksanakan kegiatan pra-siklus
Magelang. Dari kegiatan ini ditemukan permasalahan yaitu rendahnya
prestasi belajar siswa, sebagaimana ditunjukkan dalam hasil evaluasi
pra-siklus yaitu:
2. Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangan 53,04.
3. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 32%.
Setelah mengkaji seluruh permasalahan serta menentukan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru menyusun rencana kegiatan dan
tugas yang akan berlangsung, baik pada siklus I maupun pada siklus II.
B. Hasil Penelitian 1. Siklus I
Pada siklus pertama, guru melakukan tiga kali pertemuan. Dua
kali untuk kegiatan pembalajaran dan satu kali untuk pelaksanaan
evaluasi. Setiap kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran dengan waktu
35 menit setiap jam pelajaran (2 x @35). Setiap kali pertemuan, materi
yang dibahas berbeda tetapi merupakan kelanjutan dari pertemuan
sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Masing-masing pembelajaran terdiri dari: 1)
Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan
1) Sehari sebelum pelaksanaan siswa diberi penjelasan terlebih
dahulu tentang cara bermain peran yang akan dilakukan.
2) Penjelasan tentang cara menata ruangan saat bermain peran.
3) Mempersiapkan Silabus, RPP dan perangkatnya.
4) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
bermain peran
b. Tindakan
Seperti dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan tindakan dalam
siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pembelajaran dan satu
kali untuk evaluasi. Pertemuan pertaman dilaksanakan Selasa, 15
Mei 2012, pertemuan kedua dilaksanakan Rabu, 16 Mei 2012 dan
pertemuan ketiga dilaksanakan Jum’at, 18 Mei 2012.
(1) Kegiatan Awal
− Guru membuka pelajaran dengan doa dan salam
− Guru mengadakan presensi untuk mengetahui kehadiran
siswa
− Pelaksanaan tanya jawab untuk mengawali pelajaran
yang akan dibahas
− Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
(2) Kegiatan Inti
− Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan guru
− Setelah mendengarkan penjelasan guru, para siswa
mulai bermain peran dengan tema Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden untuk pertemuan pertama dan tema
Sidang para menteri departemen bersama Presiden
untuk pertemuan kedua.
− Saat para siswa bermain peran, guru mengadakan
pengamatan.
− Setelah selesai bermain peran, masing-masing kelompok
diskusi untuk mengerjakan LKS untuk membahas
materi yang telah dipelajari.
− Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusinya.
− Kelompok lain mendengarkan dan memberi tanggapan.
− Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan
materi.
− Selanjutnya siswa bertanya tentang kesulitan yang
dihadapi.
− Siswa bersama guru mengadakan refleksi
bersama-sama.
− Setelah mengadakan refleksi, siswa mengerjakan
(3) Kegiatan Penutup
− Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menulis PR dan
doa bersama.
c. Observasi
Obyek pengamatan terhadap siswa adalah dalam bermain
peran. Partisipasi siswa dalam bermain peran yang diamati ialah
penghargaan siswa, semangat siswa dan keaktifan siswa dalam
menjalin kerjasama dalam bermain peran. Guru juga mengamati
siswa saat siswa membuat bagan struktur pemerintahan pusat.
Yang diamati adalah kecepatan, ketepatan dan ketrampilan dalam
melengkapi bagan.
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam
bermain peran, siswa memperlihatkan antusiasme dalam belajar,
siswa melakukan perannya dengan baik bahkan bersemangat.
Begitu juga saat menggambar bagan struktur pemerintahan pusat,
siswa melakukannya dengan baik.
d. Refleksi
Refleksi siklus I yaitu:
− Kegiatan bermain peran sudah berjalan lancer, meskipun
masih ada yang kurang percaya diri.
− Kerja kelompok dengan cukup baik, meskipun masih ada
siswa yang kurang serius/ seenaknya sendiri.
− Suasana belajar menjadi menyenangkan.
− Nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
− Pembuatan bagan struktur pemerintahan pusat belum lancar.
− Hasil penilaian pada siklus I rata-rata 83,07 dan hasil
persentase ketuntasan 75%.
− Penelitian masih perlu dilanjutkan pada siklus II karena
pembelajaran pada siklus I salah satu indikator keberhasilan
belum tercapai yaitu KKM siswa baru mencapai 75%.
2. Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan karena salah satu indikator keberhasilan
belum tercapai. Siklus kedua juga dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Yang pembagiannya dua kali untuk pembelajaran dan satu
kali untuk evaluasi. Masing-masing pembelajaran terdiri atas 1)
Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus kedua sebagai berikut:
− Sehari sebelum pelaksanaan siswa diberi penjelasan terlebih
dahulu tentang cara bermain peran yang akan dilakukan.
− Penjelasan tentang cara menata ruangan saat bermain peran.
− Mempersiapkan Silabus, RPP dan perangkatnya.
− Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
b. Tindakan
Pelaksanakan tindakan dalam siklus kedua juga dilaksanakan
dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan
Selasa, 22 Mei 2012, pertemuan kedua Rabu, 23 Mei 2012, serta
Kamis, 24 Mei 2012. Untuk pertemuan siklus kedua secara rinci
pelaksanaanya sebagai berikut:
(1) Kegiatan Awal
− Guru membuka pelajaran dengan doa dan salam
− Guru mengadakan presensi untuk mengetahui kehadiran
siswa
− Pelaksanaan tanya jawab untuk mengawali pelajaran yang
akan dibahas
− Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
− Guru member motivasi kepada siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar pada setiap pertemuan dalam
siklus kedua
(2) Kegiatan Inti
− Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan guru
tentang lembaga-lembaga dalam pemerintahan pusat.
− Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mulai
bermain peran. Pertemuan pertama tentang lembaga
legislatif dengan judul peran “Pembuatan RUU Sampah”.
peran tentang “Sidang MK yang membahas pembatalan
partai politik”.
− Saat para siswa bermain peran, guru mengadakan
pengamatan.
− Setelah selesai bermain peran, masing-masing kelompok
melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS untuk
membahas materi yang telah dipelajari.
− Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusinya.
− Kelompok lain mendengarkan dan member tanggapan.
− Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan materi.
− Selanjutnya siswa bertanya tentang kesulitan yang
dihadapi.
− Siswa bersama guru mengadakan refleksi bersama-sama.
− Setelah mengadakan refleksi, siswa mengerjakan
evaluasi.
(3) Kegiatan Penutup
− Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menulis PR dan
doa bersama.
c. Observasi
Obyek pengamatan terhadap siswa adalah dalam bermain
peran. Partisipasi siswa dalam bermain peran yang diamati ialah
menjalin kerjasama dalam bermain peran. Guru juga mengamati
siswa saat siswa membuat bagan struktur pemerintahan pusat.
Yang diamati adalah kecepatan, ketepatan dan kerapihan dalam
melengkapi bagan.
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam bermain
peran, siswa memperlihatkan antusiasme dalam belajar, siswa
melakukan perannya dengan baik bahkan bersemangat. Begitu juga
saat menggambarkan bagan struktur pemerintahan pusat, siswa
melakukannya dengan baik.
d. Refleksi
Refleksi siklus II yaitu:
− Kegiatan bermain peran sudah berjalan dengan lancar, siswa
sudah semakin percaya diri.
− Kegiatan diskusi kelompok berjalan baik dan lancar.
− Siswa semakin cepat membuat gambar struktur pemerintahan
pusat.
− Pengambilan kesimpulan sudah lebih baik, peran siswa sudah
cukup dominan.
− Suasana belajar semakin menyenangkan.
− Penelitian dihentikan sampai dengan siklus kedua karena
indikator keberhasilan sudah tercapai, yaitu nilai rata-rata
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah dilakukan
pada kondisi awal siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa melalui
pembelajaran dengan metode bermain peran, prestasi belajar siswa
menunjukkan peningkatan. Walau demikian penggunaan metode bermain
peran mempunyai kelemahan yang harus diperhatikan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu:
1. Masih perlu dijelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran ini berguna
bagi siswa.
2. Kegiatan bermain peran membutuhkan persiapan yang sungguh-sungguh
matang, tidak boleh semaunya sendiri, agar pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik.
3. Pendampingan terhadap siswa membutuhkan tenaga yang lebih dan
membutuhkan kesabaran maksimal, jika guru tidak siap maka metode
bermain peran akan sia-sia.
Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka
diperlihatkan rangkuman hasil penelitian pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian
No. Kondisi Awal Target Akhir Siklus Siklus I Siklus II
1. 73.36 73.00
2. 70.56 72.80
3. 76.03 83.60
4. 83.46 79.30
5. 85.50 86.30
6. 92.20 76.00
7. 92.00 86.50
9. 83.46 72,90
10. 83.80 84.30
11. 76.70 70.60
12. 85.00 89.10
13. 91.00 86.60
14. 88.00 81.80
15. 83.03 93.20
16. 71.50 81.60
17. 74.03 83.50
18. 88.60 92.20
19. 90.40 74.60
20. 85.10 84.90
21. 89.20 95.20
22. 84.73 75.40
23. 83.63 87.50
24. 81.70 92.00
Rata-rata 53.04 80 83.07 83.05 Persentase
ketuntasan
32% 76 75% 79%
Pada akhir siklus I peneliti memberikan 20 soal bentuk pilihan ganda
untuk mengevaluasi siswa dalam pembelajaran yang telah diterima. Hasil
penelitian siklus I diperoleh rata-rata 83.07 dan persentase ketuntasan 75%.
Hasil dari siklus I salah satu indikator keberhasilannya belum tercapai. Maka
penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dan dilakukanlah serangkaian
perencanaan untuk siklus II.
Pada akhir siklus II peneliti yang memberikan 20 soal dalam bentuk
pilihan ganda untuk mengetahui perolehan nilai evaluasi siswa dalam
pembelajaran yang telah berlangsung. Pada siklus II perolehan nilai siswa
mengalami perubahan, beberapa siswa ada yang mengalami peningkatan dan
beberapa siswa ada yang mengalami penurunan.Hasil penelitian pada siklus
antar
ra siswa dan
gai fasilitato
or dan tema
n diri bagi s
jaran.
hasil yang
. Penelitian
memperjela
ase ketunta
mbar 4.1 Gr
Kondisi Aw
an berlangs
uru tidak dia
an untuk be
siswa dan p
telah diper
dihentikan
as hasil pen
san.
roleh pada s
karena indi
siklus II, m
icator keber
pat dilihat p
i Awal dan
ndisi Akhir 83.05
n yang harm
enakutkan t
engalaman d
bagi guru d
maka siklus
rhasilan terc
pada grafik
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4.2
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
2 Grafik P
Kondisi Aw
ersentase K
wal 32%
Ketuntasan K
Kond
Kondisi Aw
isi Akhir 79%
44 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam
pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran, khususnya dalam
mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain, sebagai
metode kegiatan pembelajaran PKn di kelas IV B SD Marsudirini Muntilan,
Magelang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Metode bermain peran dalam pembelajaran PKn yang diterapkan di
kelas IV B tersebut berlangsung dengan langkah-langkah, yaitu penyusunan
skenario yang akan ditampilkan, menunjukkan skenario tersebut kepada
siswa, kemudian memilih siswa yang akan memerankan sesuai skenario yang
telah disusun, dan mempersiapkan tempat, kegiatan berikutnya adalah
pelaksanaan permainan peran.
Proses pembelajaran PKn dengan metode bermain peran yang
dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Perolehan nilai rata-rata kelas dan
persentase kriteria ketuntasan minimal meningkat. Hal tersebut dapat dilihat
dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal 53,04 dengan jumlah siswa yang
mencapai KKM 32% dan nilai rata-rata siswa mencapai 83,05 dengan jumlah
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi para guru
Pembelajaran PKn dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode
bermain peran sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian
pembelajaran di sekolah.
2. Bagi sekolah
Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode bermain peran
membutuhkan sarana yang sangat besar. Sekolah sebaiknya
mengusahakan ketersediaan sarana dalam bermain peran.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian Tindakan Kelas dengan metode bermain peran dapat
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Ningsih, Rini. 2006. PKn Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Yudhistira.
Novia, Windy. 2009. Kamus Ilmiah Populer. Wipress.
Noviyanti, Ika Nur. 2010. Penerapan Metode Bermain Peran Meningkatkan
Proses dan Hasil Belajar PKn Materi Pokok Pelaksanaan Pemilu dan
Pilkada pada Siswa Kelas VI SDN Sedarum I Kecamatan Nguling
Kabupaten Pasuruan. Skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas
Negeri Malang
Qomariyah, Nurul. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan
Siswa Kelas IV SDN Sepanjang 04 Kecamatan Gondang Legi Kabupaten
Malang. Skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas Negeri Malang
Pramono, Hari. 2011. PKn Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Quadra.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarjan dan Nugroho, Agung. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sulhan, Najib. 2010. Pembangunan Karakter Pada Anak. Surabaya: Intelektual
Club.
Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: PT.
Thonthowi, Ahmad. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 1994. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Tirtanegara, Suratinah. Pencapaian Normal Pendidikan. 1984. Jakarta: Bina
Aksara.
Umar, Arsyat dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.
Wardani, IGAK. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winkel. 1987. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gramedia.
48 SILABUS SIKLUS I
Sekolah : SD MARSUDIRINI MUNTILAN Mata Pelajaran : PKn
Kelas/semester : IV/ 2
Standar Kompetensi : 3. Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pengalaman
Belajar
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Bahan Alat Jenis Bentuk
Instrumen negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, BPK
Sistem Pemerintahan Pusat
Pertemuan 1 • Kognitif
1.Menjelaskan tentang pengertian sistem
pemerintahan 2.Menyebutkan
bentuk-bentuk pemerintahan • Afektif 1.Menghargai
tugas masing-masing teman dalam
ber-Eksplorasi 1. Siswa
mengamati bagan tentang struktur pemerintahan tingkat pusat 2. Siswa
menyimak penjelasan guru mengenai materi yang dipelajari tentang sistem pemerintahan tingkat pusat.
Tes Tes tertulis Isian melengkapi bagan
Lengkapilah bagan struktur Pemerintahan Tingkat Pusat ! Isilah titik-titik di bawah ini ! negaraan 4, Jakarta, Pusat Perbukuan negaraan 4, Jakarta, Erlangga, 28-34
49 main peran
2.Menjalin kerjasama dengan teman dalam me-nyelesaikan tugas bermain peran
3.Bersemangat dalam
berdialog • Psikomotorik 1.Menggambar
kan bagan dari
pemerintahan tingkat pusat
3. Siswa
mendengarkan penjelasan tentang bermain peran.
4. Siswa bermain peran sesuai dengan perannya tentang materi sistem
pemerintahan di tingkat pusat. 5. Siswa
menerima LKS tentang sistem pemerintahan pusat dari guru 6. Siswa
mengerjakan tugas secara kelompok. Elaborasi
1. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya
⇒Pramono, Hari, 2011,
50 dan kelompok
lain memberi tanggapan Konfirmasi
1. Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan tentang materi sistem
pemerintahan di tingkat pusat. 2. Guru memberi
waktu siswa untuk bertanya tentang
kesulitan yang dihadapi. 3. Siswa bersama
guru
mengadakan refleksi tentang sistem
51 4. Siswa
mengerjakan evaluasi
Muntilan, 13 Mei 2012 Mahasiswa
52 SILABUS SIKLUS I
Sekolah : SD MARSUDIRINI MUNTILAN Mata Pelajaran : PKn
Kelas/semester : IV/ 2
Standar Kompetensi : 3. Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Belajar
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Bahan Alat Jenis Bentuk
Instrumen negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, BPK
Sistem Pemerintahan Pusat
Pertemuan 2 • Kognitif 1. Menyebutkan
ciri-ciri pemerintahan presidensial 2. Menjelaskan
tentang lembaga-lembaga legislatif dan tugas tugas nya (MPR, DPR, DPD) • Afektif 1. Menghargai
Eksplorasi 1. Siswa
mengamati bagan tentang Struktur pemerintahan pusat.
2. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
53 tugas
masing-masing teman dalam
bermain peran 2. Menjalin
kerjasama dengan teman dalam
menyelesaika n tugas bermain peran 3. Bersemangat
dalam berdialog • Psikomotorik
1. Menggambar-kan bagan dari pemerintahan tingkat pusat
3. Siswa
mendengarkan penjelasan tentang bermain
peran.
4. Siswa bermain peran sesuai dengan perannya tentang materi sistem
pemerintahan di tingkat pusat. 5. Siswa
menerima LKS tentang sistem hasil kerja
⇒Pramono, Hari, 2011,