• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang."

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Hal yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian adalah rendahnya prestasi belajar PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang dialami oleh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan oleh guru dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran PKn siswa kelas IV khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan prestasi ini ditandai dengan nilai rata-rata pada kondisi awal 53,04, meningkat menjadi 83,05 pada siklus akhir. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kondisi awal 32% meningkat menjadi 79%.

(2)

viii ABSTRACT

This research is discussing about the development of learning achievement through role play method in the subject PKn for the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. The reason that inspired the researcher to do the research is the fact of low students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure, in which the students of class IVB in SD Marsudirini Muntilan face this fact. This research was held in order to develop the students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure.

The reasearch is class action research, in which all activities are initiated by teacher in a class. It was held in two cycles. The subject of the reasearch are the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang 2011/2012, with 24 participants. The reasearch instrument used is multiple choice written test.

The result shows that the use of role play method can improve the IVB students’ learning achievement in PKn subject, particularly in understanding the materials about government institutions in the central government structure. The improvement of learning achievement is indicated by the increasing in students’ score rates from 53,04 to 83,05 in the last cycle of the research. The percentage of students’ achievement in KKM increases from 32% to 79%.

(3)

i

METODE BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IVB SD MARSUDIRINI MUNTILAN, MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Theresia Ari Kundari

101132052

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)
(7)

iv MOTTO

™ Keragu-raguan dan kemalasan menghambat perkembangan diri.

™ Menyelesaikan hal yang biasa dengan kekuatan dan semangat yang besar akan membuahkan hasil yang luar biasa.

(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu setia memberkati dan mendoakan, sehingga aku selalu bersemangat dalam belajar.

2. Suamiku tercinta, Aloysius Dalyanto, terima kasih untuk kasih dan kesetiaan untukku.

3. Kedua putriku yang baik, E. Oktaviari D., dan M.V. Putri D., yang selalu mendoakan, mendorong, dan menyemangati dalam belajar.

4. Para dosen pengajar, yang telah dengan sabar mendampingi saat penulis belajar. Secara khusus kepada Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. yang dengan sabar dan setia mendampingi dan memberikan dorongan kepada penulis selama pembuatan skripsi hingga selesai.

5. Yayasan Marsudirini Pusat, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk belajar.

6. Sr. M. Rachel, OSF dan keluarga besar SD Marsudirini Muntilan, terima kasih untuk kerjasama dan dukungannya selama ini.

7. Teman seperjuanganku, P. Sumarno, terima kasih untuk tumpangannya.

8. Sahabatku, B. Rina Mulyani, yang dengan penuh perhatian membantu dan mendorongku.

9. Semua teman PSKGJ, terima kasih untuk persaudaraannya.

(9)
(10)

vii ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode bermain peran dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Hal yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian adalah rendahnya prestasi belajar PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat yang dialami oleh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan oleh guru dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran PKn siswa kelas IV khususnya mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan prestasi ini ditandai dengan nilai rata-rata pada kondisi awal 53,04, meningkat menjadi 83,05 pada siklus akhir. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kondisi awal 32% meningkat menjadi 79%.

(11)

viii ABSTRACT

This research is discussing about the development of learning achievement through role play method in the subject PKn for the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang. The reason that inspired the researcher to do the research is the fact of low students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure, in which the students of class IVB in SD Marsudirini Muntilan face this fact. This research was held in order to develop the students’ learning achievement in the subject PKn, especially the materials about government institutions in the central government structure.

The reasearch is class action research, in which all activities are initiated by teacher in a class. It was held in two cycles. The subject of the reasearch are the students of class IVB SD Marsudirini Muntilan, Magelang 2011/2012, with 24 participants. The reasearch instrument used is multiple choice written test.

The result shows that the use of role play method can improve the IVB students’ learning achievement in PKn subject, particularly in understanding the materials about government institutions in the central government structure. The improvement of learning achievement is indicated by the increasing in students’ score rates from 53,04 to 83,05 in the last cycle of the research. The percentage of students’ achievement in KKM increases from 32% to 79%.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus yang Mahabaik atas berkat dan rahmat yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IVB SD MARSUDIRINI MUNTILAN, MAGELANG.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.ST., M.A., sebagai Kepala Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.

3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M.A., sebagai Koordinator PSKGJ, atas kesabarannya dalam mendampingi serta membimbing penulis saat belajar.

4. Para dosen pengajar beserta karyawan PGSD, yang telah memberi teladan dan wacana yang semakin menguatkan penulis untuk terus belajar.

5. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., sebagai dosen pembimbing, atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mendampingi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(13)

x

7. Sr. M. Rachel, OSF, selaku kepala sekolah SD Marsudirini Muntilan, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi.

8. Keluarga besar SD Marsudirini Muntilan, atas kerjasama dan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh siswa kelas IVB SD Marsudirini Muntilan, yang telah banyak membantu dalam terlaksananya penelitian yang penulis lakukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka saran, kritik, dan masukan yang berguna sangat penulis harapkan demi kemajuan dalam penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 20 November 2012

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Pemecahan Masalah ... 3

E. Batasan Pengertian ... 3

F. Tujuan Penelitian ... 4

(15)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ... 6

B. Penerapan Metode Bermain Peran dalam PKn ... 17

C. Penelitian yang Relevan ... 18

D. Kerangka Berpikir ... 19

E. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 22

C. Rencana Tindakan ... 23

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 27

E. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 31

B. Hasil Penelitian ... 32

C. Pembahasan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 22

3.2 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 28

3.3 Kriteria Keberhasilan ... 29

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus Pertemuan Siklus I ... 48

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 56

3 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 59

4 Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I ... 61

5 Kunci Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I ... 62

6 Penilaian Pertemuan 1 Siklus I ... 63

7 Refleksi Pertemuan 1 Siklus I ... 64

8 Bahan Ajar Pertemuan 1 Siklus I ... 65

9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 66

10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 69

11 Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ... 71

12 Kunci Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ... 72

13 Penilaian Pertemuan 2 Siklus I ... 73

14 Refleksi Pertemuan 2 Siklus I ... 74

15 Bahan Ajar Pertemuan 2 Siklus I ... 75

16 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 76

17 Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 77

18 Kunci Jawab Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 79

19 Hasil Penilaian Siklus I ... 80

(19)

xvi

21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 88

22 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 91

23 Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ... 93

24 Kunci Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ... 94

25 Penilaian Pertemuan 1 Siklus II ... 95

26 Refleksi Pertemuan 1 Siklus II ... 96

27 Bahan Ajar Pertemuan 1 Siklus II ... 97

28 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 98

29 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 101

30 Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ... 103

31 Kunci Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ... 104

32 Penilaian Pertemuan 2 Siklus II ... 105

33 Refleksi Pertemuan 2 Siklus II ... 106

34 Bahan Ajar Pertemuan 2 Siklus II ... 107

35 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 108

36 Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 109

37 Kunci Jawab Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 111

38 Hasil Penilaian Siklus II ... 112

39 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan PTK ... 113

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap guru selalu berharap bahwa penyelenggaraan pendidikan yang

dilakukan dapat berhasil dengan baik. Secara umum keberhasilan itu dapat

diukur dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Begitu pula dengan mata

pelajaran PKn.

Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan pada jenjang pendidikan SD. Mata pelajartan PKn merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang sangat beragam

dari segi agama, sosial kultural, bahasa dan suku bangsa. Untuk menjadi

warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter yang dilandasi Pancasila

dan UUD 1945. Intisari pelajaran PKn adalah pendidikan nilai dan moral,

yang memiliki keterkaitan dengan realitas kehidupan siswa.

Materi dalam mata pelajaran PKn jenjang SD khususnya kelas atas

berhubungan erat dengan sistem pemerintahan . Sistem Pemerintahan di SD

dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi PKn selanjutnya. Oleh

sebab itu, sejak dini siswa harus benar-benar mampu memahami tentang

sistem pemerintahan yang diterima di SD, sehingga pada jenjang pendidikan

berikutnya siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang berhubungan

(21)

Tidak dapat dipungkiri bahwa materi sistem pemerintahan sangat

berhubungan dengan kehidupan siswa nantinya, namun kebanyakan siswa di

SD Marsudirini Muntilan masih kesulitan dalam memahami materi tentang

sistem pemerintahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan materi

sistem pemerintahan dalam mengenal lembaga-lembaga dalam susunan

pemerintahan kabupaten masih kurang.

Tahun pelajaran 2010/2011 dari jumlah siswa 22, sebanyak 15 siswa

(68%) tidak tuntas sedangkan yang tuntas 7 siswa (32%) dengan perolehan

rata-rata 53,04 pada KD 3.1 yaitu mengenal lembaga-lembaga negara dalam

susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, BPK,

dan lain-lain. Nilai tersebut belum sesuai harapan , mengingat KKM mata

pelajaran PKn adalah 65.

Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan

pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Siswa

hanya mengahafalkan materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai

materi yang ada, sehingga siswa cenderung tidak tertarik dan mengakibatkan

siswa pasif ketika pembelajaran berlangsung.

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Marsudirini

Muntilan pada mata pelajaran PKn, peneliti akan mencoba mempergunakan

metode bemain peran. Penggunaan metode ini diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan metode bermain peran, siswa

dapat menjadi jelas dan mengerti tentang lembaga-lembaga di pemerintahan

(22)

B. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini, dibatasi pada KD 3.1 yaitu Mengenal

lembaga – lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR,

DPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah

penggunaan Metode Bermain Peran dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IV B di SD Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang pada KD

3.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat

seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dalam pembelajaran PKn?

D. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu

pembelajaran menggunakan metode bermain peran. Dengan metode bermain

peran, diharapkan siswa dapat mengenal dengan jelas lembaga-lembaga

dalam susunan pemerintahan di tingkat pusat .

E. Batasan Pengertian

Supaya tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,

maka perlu disampaikan beberapa definisi sebagai berikut, yaitu :

1. Metode bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang

(23)

bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi

tertentu.

2. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,

maka penulis menentukan tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui

bagaimana penggunaan Metode Bermain Peran dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV B di SD Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang

pada KD 3.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan

tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dalam

pembelajaran PKn.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1) Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai

penggunaan metode bermain peran, untuk meningkatkan prestasi belajar

(24)

2) Secara Praktis

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menggunakan

metode bermain peran di dalam pembelajaran PKn, sehingga dapat

menambah pengetahuan peneliti.

b. Bagi siswa, diharapkan metode bermain peran dapat lebih

meningkatkan semangat belajar dan prestasi belajarnya.

c. Bagi guru, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

tertentu yang dialami oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan

penguasaan materi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Bagi perpustakaan sekolah, laporan penelitian ini dapat menambah

dokumen yang dapat dimanfaatkan para guru sebagai

e. Contoh penelitian tindakan kelas, terutama bagi yang masih

mengalami kesulitan dalam PTK dan menjadi pembanding bagi yang

(25)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dua kata yang beriringan untuk pengertian Prestasi Belajar adalah

prestasi dan belajar. Keduanya memiliki arti yang berbeda. Berikut ini

beberapa definisi mengenai prestasi dan belajar.

a. Pengertian Belajar

Sering kata belajar diartikan dengan kegiatan duduk, membaca

dan menghafalkan semua materi pelajaran.Atau belajar itu kegiatan

mendengarkan informasi dari penjelasan guru. Semua itu

mengakibatkan setelah pengetahuan dipergunakan maka akan mudah

hilang, karena kemampuan otak dalam menyimpan memori terbatas.

Kegiatan belajar tidak cukup berhenti pada aktifitas duduk,

membaca, menghafal dan mendengarkan penjelasan guru. Pengertian

belajar banyak dirumuskan oleh para ahli satu sama lain berbeda.

Di dalam bukunya, Surya (2003:113) mendefinisikan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berdasarkan

adanya pengalaman atau latihan latihan. Perubahan tersebut dapat

meliputi perubahan kapasitas intelektual (kognitif), kapasitas afektif

(sikap) dan kapsitas psikomotor (ketrampilan) pada individu yang

(26)

Definisi lain yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Sulhan,

Najib, 2010:5) mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah proses

perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan

manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan

kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan

berbagai jenis performance (kinerja)

Menurut Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman. Tentunya

perubahan perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang positif yang

menimbulkan perubahan cita-cita yang lebih kuat bagi pribadi

seseorang. Belajar yang tidak membawa sebuah perubahan apapun

pada diri seseorang menandakan bahwa seseorang belum belajar.

b. Pengertian Prestasi

Dalam kamus Ilmiah Populer (2009:389) mengatakan bahwa

prestasi adalah hasil yang telah dicapai.

Menurut Gunarsa(dalam Surya, 2003 : 40-54) mengungkapkan

bahwa prestasi adalah sesuatu yang ada menjadi ciri-ciri kepribadian

(27)

sesuatu yang ditumbuhkan, dikembangkan, hasil dari mempelajari

melalui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Surya (2003:42-53) prestasi dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu

1) Faktor Internal yaitu

a ) Menanamkan cara bernalar aktif sedini mungkin.

b ) Membiasakan anak belajar mandiri.

c ) Mengembangkan jiwa kompetitip pada anak.

d ) Mengembangkan rasa percaya diri pada anak.

2) Faktor Eksternal yaitu

a) Mutu pergaulan anak

Kualitas pergaulan anak sangat berpengaruh pada

pembentukan dorongan berprestasi pada anak.

b) Lingkungan yang kondusif

Tumbuh atau tidaknya semangat berprestasi pada anak sangat

dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan

berprestasi.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Seorang guru harus mengetahui, sampai di mana tingkat

kemampuan seorang siswa dalam menerima pembelajaran.

Kemampuan seorang siswa dalam hal ini adalah kemampuan

intelektual. Kemampuan intelektual dapat menentukan seorang siswa

(28)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar

mempunyai arti penguasaan pengetahuan / ketrampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru (1994:78).

Suratinah Tirtanegara (1984:43) menyatakan bahwa pencapaian

hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang sudah

dilakukan oleh seseorang berdasarkan penilaian yang diwujudkan

dalam bentuk angka.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

- Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri siswa .

- Faktor eksternal , faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi suksesnya prestasi belajar siswa.

Thonthowi, Ahmad (1993:103-113) menyatakan bahwa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1) Faktor Internal, yang meliputi :

a) Faktor fisik (jasmaniah) berkaitan dengan kesehatan badan

(29)

kekurangan yang dapat menjadi hambatan dalam meraih

sukses.

b) Faktor psikis (mental) meliputi motivasi, proses berpikir,

intelegensi, sikap, perasaan dan emosi.

2) Faktor Eksternal, yang meliputi :

a) Bahan pelajaran

Ada yang luas dan sempit, kompleks dan sederhana, sulit dan

mudah, abstrak dan konkrit.

b) Metode mengajar

Ada metode yang digunakan dirasa sulit oleh siswa, ada

metode yang digunakan cukup dirasa mudah oleh siswa.

c) Situasi lingkungan terdiri atas:

(1) Lingkungan dalam kelas:

- Kondisi kesehatan (hiegenis) kelas

- Situasi kelas yang bising / rebut

(2) Lingkungan di luar kelas

- Kondisi kesehatan (hiegenis) halaman dan sekitar

- Ketertiban

- Tempat didirikannya sekolah

2. Metode Bermain Peran a. Pengertian Metode

Dalam Kamus Ilmiah Populer (2009:113) Metode berarti cara

(30)

Definisi lain dikemukakan oleh Sanjaya, Wina (2009:145) Metode

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.

Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran

yang sangat penting. Metode mengajar menjadi sarana bagi siswa

untuk dapat menyerap konsep-konsep dari setiap mata pelajaran yang

sedang dilakukan dalam proses belajar dan mengajar.

Secara prinsip, semakin banyak metode yang dapat dikuasai

oleh guru akan semakin baik dalam berlangsungnya proses belajar

mengajar akan tetap pada kenyataannya guru sering hanya

menggunakan metode ceramah. sehingga proses belajar mengajar

berlangsung membosankan dan kurang dapat mencapai tujuan yang

maksimal.

Seorang guru sebenarnya harus dapat menentukan metode yang

akan digunakan, karena tidak semua metode mengajar selalu cocok

digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, karena setiap

metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.

b. Metode Bermain Peran

Bermain peran merupakan salah satu metode mengajar yang

dapat menumbuhkan semangat siswa untuk aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Metode bermain peran mengajak siswa untuk

(31)

dengan metode bermain peran yang dilaksanakan dengan baik, maka

siswa dapat lebih mudah untuk dapat memahami materi pelajaran

yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

Menurut Yamin, Martinus (2011:160) pembelajaran dengan

bermain peran dalam pembelajaran merupakan salah satu

pembelajaran kreatif dan model baru dalam pemecahan masalah

pembelajaran. Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang

berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu.

Selanjutnya Yamin, Martinus (2011:161) bermain peran

memiliki fungsi diantaranya adalah :

1) Meningkatkan kinerja guru dengan indikasi membaiknya cara

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2) Meningkatkan pengalaman ekspresif peserta didik, dalam hal

peningkatan aktivitas dan kreativitas dalam proses pembelajaran.

3) Meningkatkan hasil belajar pembelajaran, yaitu semakin

membaiknya nilai rata-rata sesudah bermain peran dibandingkan

dengan nilai sebelumnya.

Yamin, Martinus (2011:162) juga mengungkapkan tentang

kekurangan utama dari pembelajaran melalui permainan peran ini

adalah :

- Ketidaksamaan anggota kelas itu. beberapa peserta didik mungkin

(32)

yang akan dibahas dan mungkin dikritik oleh peserta didik lain

dikelas itu.

- Permainan peran memerlukan waktu yang lebih lama.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa metode bermain

peran dapat membantu siswa untuk memahami suatu masalah. Selain

itu dapat juga mengubah perilaku dalam diri siswa.

3. Karakteristik Siswa SD

Desmita (2009:35-36) mengungkapkan bahwa usia rata-rata anak

Indonesia saat masuk SD adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun.

Anak usia SD berada dalam dua masa perkembangan yaitu masa

kanak-kanak tengah ( 6-9tahun), dan masa kanak-kanak-kanak-kanak akhir (10-12 th).

Anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan

anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak,

senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan/melakukan

sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan

pembelajaran yang mengandung unsur permainan, bergerak,bekerja/

belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat

langsung dalam pembelajaran.

Menurut Havighurst dalam (Desmita: 2009), tugas perkembangan

anak usia SD meliputi :

a. Menguasai ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan

aktivitas fisik.

(33)

c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.

d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.

e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi

dalam masyarakat.

f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.

g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.

h. Mencapai kemandirian pribadi.

Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut , guru

dituntut memberi bantuan berupa :

a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan ketrampilan

fisik .

b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya

sehingga kepribadian sosialnya berkembang.

c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan

pengalaman yang konkret / langsung dalam membangun konsep.

d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai,

sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi

pegangan bagi dirinya.

4. Pendidikan Kewarganegaraan SD a. Hakekat PKn

Setiap warga negara dalam suatu negara diharap tahu akan hak

(34)

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjadi warga negara yang

bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan

berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945

(Kemendiknas:2006)

b. Tujuan Mata Pelajaran PKn

Beberapa tujuan diajarkannya mata pelajaran Pkn adalah untuk

mengembangkan kemampuan yaitu :

1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

(35)

c. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan

jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di

masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan

nasional, hukum dan peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan

internasional HAM, serta pemajuan, penghormatan dan

perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga

diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,

kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan

bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan

(36)

digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan

konstitusi.

6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan

kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,

demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi

menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam

masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar

negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar

negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi.

d. Kompetensi Dasar PKn di kelas IVB SD Marsudirini Muntilan

Penelitian di kelas IVB semester dua di SD Marsudirini

Muntilan membahas pada KD 3.1 yaitu Mengenal lembaga-lembaga

negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,

Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain.

B. Penerapan Metode Bermain Peran dalam PKn

Metode bermain peran adalah salah satu metode yang dapat digunakan

(37)

untuk membantu siswa menemukan makna kehidupan dalam lingkungan

sosial yang berguna khususnya dalam mengenal lembaga-lembaga negara

dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Dengan bermain peran siswa

dapat memahami konsep abstrak dalam pelajaran PKn.

Metode bermain peran dilaksanakan dalam pembelajaran PKn dengan

terlebih dahulu menyusun skenario yang akan ditampilkan, menunjukkan

kepada siswa skenario tersebut untuk dipelajari sebelumnya. Bermain peran

dilaksanakan dalam kegiatan inti pembelajaran sesuai skenario.

Metode bermain peran dalam pembelajaran PKn dilaksanakan para

siswa dengan suka cita. Siswa menjadi aktif, dan pembelajaran PKn

berlangsung sangat menyenangkan.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Nurul Qomariyah (2008)

Skripsi Sarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi PGSD, dengan

judul Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar PKn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Siswa Kelas IV

SDN Sepanjang 04 Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang.

Hasil penelitian adalah pada pra tindakan mendapat nilai rata-rata

kelas 69,23 dengan ketuntasan belajar kelas 26,92%, menjadi 75,51 untuk

nilai rata-rata dengan ketuntasan belajar 46,15% pada siklus I. Kemudian

mengalami peningkatan yang signifikan lagi pada siklus II menjadi 87,30

(38)

Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode bermain peran berdampak positif bagi peningkatan prestasi belajar

siswa.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Ika Nur Noviyanti (2010),

skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas Negeri Malang, dengan

judul Penerapan Metode Bermain Peran Meningkatkan Proses dan Hasil

Belajar PKn Materi Pokok Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada pada Siswa Kelas

VI SDN Sedarum I Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan guru dalam

menerapkan metode bermain peran mencapai taraf kemampuan 86,1% pada

siklus I dan 94,4% pada siklus II. Proses belajar siswa meningkat dari

rata-rata 77,2 pada siklus I menjadi 88,2 pada siklus II. Nilai hasil belajar

meningkat dari rata-rata 68,81 pada siklus I menjadi 81,05 pada siklus II.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode

bermain peran yang diterapkan di kelas VI pada mata pelajaran PKn materi

pokok Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada dapat meningkatkan proses dan hasil

belajar siswa.

Dua penelitian di atas menginspirasi peneliti untuk memilih metode

bermain peran karena terbukti bahwa pembelajaran PKn dengan metode

(39)

D. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar PKn siswa kelas IVB dalam mengenal

lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,

Presiden, MA, MK, BPK dan lain-lain sangat rendah. Hal ini membuat

peneliti ingin mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pembelajaran PKn dapat lebih menarik para siswa jika dalam

pembelajaran dipergunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas

materi pembelajaran dan memberikan kesan bagi siswa. Metode yang lain

dalam hal ini adalah metode bermain peran.

Dengan metode bermain peran, siswa lebih tertarik, termotivasi, dan

terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa memiliki

pemahaman yang lebih tentang materi pelajaran yang diajarkan. Siswa juga

memiliki pengalaman belajar secara langsung karena dalam proses

pembelajaran tersebut siswa berperan menjadi orang tertentu, sehingga dengan

pembelajaran seperti itu diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan menggunakan metode bermain peran, prestasi belajar siswa

kelas IVB SD Marsudirini kecamatan Muntilan, Magelang dalam mata

pelajaran PKn tentang mengenal lembaga-lembaga dalam susunan

pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan

(40)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa ide pokok PTK sebagai berikut:

1. Menurut Kasbolah, Kasihani (2001:9), penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan

bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

2. Menurut Wardhani, IGAK (2010:1.4) Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa PTK

adalah kegiatan di dalam kelas yang semua kegiatannya sengaja dimunculkan

oleh guru untuk memperbaiki kinerja sebagai guru supaya hasil belajar siswa

meningkat.

Gambar 3.1 Rangkaian Langkah-langkah PTK. Sumber: Kasbolah, Kasihani (2001:10)

Siklus 1 Siklus 2

(41)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Marsudirini Jalan Kartini No. 14 -

16 Kecamatan Muntilan, Magelang.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah semua siswa kelas IV B SD Marsudirini

Kecamatan Muntilan, Magelang, semester genap Tahun Pelajaran

2011/2012.

3. Obyek Peneliltian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan metode bermain peran pelajaran PKn Kelas IVB SD

Marsudirini Kecamatan Muntilan, Magelang.

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan mulai bulan April Tahun Pelajaran

2011/2012. Jadwal kegiatan Penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Pengumpulan data kondisi

awal

2. Observasi

√ 3. Izin pengambilan data

√ 4. Pengambilan data

(42)

5. Analisis data

√ √

6. Penyusunan laporan

√ √ √ √

7. Persiapan Ujian

√ √ √ √

8. Ujian skripsi √

9. Revisi laporan skripsi √

C. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa

langkah persiapan. Langkah ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai

dengan harapan. Langkah tersebut diantaranya :

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Marsudirini Muntilan

Permintaan ijin di sini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat

berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan

mendapatkan data yang sesuai.

b. Identifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat

mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak

lanjutnya.

c. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari KD

(43)

d. Menyusun rencana siklus

Rencana selanjutnya adalah dengan menentukan rencana tindakan

yang akan dilakukan dalam PTK.

e. Menyiapkan sumber bahan pengajaran

f. Menyusun silabus, RPP dan LKS

g. Membuat kisi-kisi dan soal untuk test atau evaluasi pada siklus I dan

siklus II

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus a. Siklus I

1) Rencana Tindakan

(a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan appersepsi

(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi

mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan

tingkat pusat

(c) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang mengenal

lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan tingkat pusat

dengan metode bermain peran

(d) Siswa dibagi dalam kelompok dimana setiapkelompok terdiri

dari 4 orang

(e) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok

kemudian dikumpulkan

(f) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan guru

(44)

2) Pelaksanaan Tindakan

Merealisasikan rencana tindakan pada butir (1).

3) Observasi

(a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mancatat

hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada

lembar observasi

(b) Memeriksa LKS

(c) Memeriksa soal-soal tes

4) Refleksi

(a) Mengidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi,

kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan

pembelajaran

(b) Membicarakan dengan teman sejawat/guru parallel tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain

selama kegiatan pembelajaran

(c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indicator

keberhasilanyang telah ditetapkan untuk merencanakan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

(45)

(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi

mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan

tingkat pusat

(c) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang mengenal

lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan tingkat pusat

dengan metode bermain peran

(d) Siswa dibagi dalam kelompok dimana setiap kelompok

terdiri dari 4 orang

(e) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok

kemudian dikumpulkan

(f) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan guru

secara individu

2) Pelaksanaan Tindakan

Merealisasikan rencana tindakan pada butir (1)

3) Observasi

(a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat

hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada

lembar observasi

(b) Memeriksa LKS

(c) Memeriksa soal-soal tes

(46)

(a) Mengidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi,

kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan

pembelajaran

(b) Membicarakan dengan teman sejawat/guru parallel tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain

selama kegiatan pembelajaran

(c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indicator

keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan

kegiatan pembelajaran pada temuan selanjutnya

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya 1. Peubah

Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran PKn khususnya tentang mengenal lembaga-lembaga dalam

susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA,

MK, BPK dan lain-lain.

2. Indikator

Nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM.

3. Jenis data

Data yang diperoleh adalah berupa data kuantitatif.

4. Cara pengumpulan data

(47)

5. Instrumen

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan

tentang mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain-lain. Jumlah

soal adalah 20 soal yang berupa soal Pilihan Ganda (PG) untuk

masing-masing siklus dan dideskripsikan dalam kisi-kisi soal yang telah dibuat.

Soal-soal ulangan telah dikonsultasikan dengan ahli (dosen pembimbing)

dan guru kelas IV A. Semua penjelasan di atas dapat dilihat pada tabel 3.2

Indikator Keberhasilan.

Tabel 3.2 Pengumpulan Data dan Instrumen

Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

Prestasi

belajar

siswa

a. Nilai rata-rata

kelas

b. Persentase jumlah

siswa yang

mencapai KKM

Skor

nilai

test

a. Ulangan pada

setiap akhir siklus

b. Ulangan pada

setiap akhir siklus

(menghitung

jumlah siswa yang

mencapai KKM)

Soal tes

E. Analisis Data

1. Kriteria Keberhasilan

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan

(48)

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan

No Peubah Indikator

Kondisi

Awal

Kondisi pada

akhir siklus

1. Prestasi

Belajar

a. Rata-rata siswa dalam

mengerjakan soal-soal

ulangan tentang mengenal

lembaga-lembaga dalam

susunan pemerintahan tingkat

pusat

b.Persentase jumlah siswa yang

mencapai KKM

53,04

32 %

80

76 %

2. Langkah-langkah Analisis a. Penyekoran

Benar : 1

Salah : 0

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus

d. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan

kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi

(49)
(50)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

SD Marsudirini adalah salah satu SD yang terletak di Kecamatan

Muntilan. SD Marsudirini terletak di Jalan Kartini No. 14-16 Muntilan.

Posisi SD Marsudirini sangat strategis, ini semua terbukti karena SD

Marsudirini letaknya dekat dengan Gereja St. Antonius, tempat ziarah

makam Romo Sanjaya, dekat dengan RSUD Kabupaten Magelang, Kantor

Kecamatan Muntilan, Kantor Koramil dan Kantor Polsek Muntilan. Untuk

menuju ke pusat kotapun tidak jauh.

Para siswa yang bersekolah di SD Marsudirini juga beragam, dari

suku Jawa, keturunan etnis, bahkan dari Propinsi ujung timur Indonesiapun

ada. Keberagaman ini membuat cara belajar mereka berbeda-beda.

Salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa di kelas IV

SD Marsudirini adalah pelajaran PKn. Pelajaran PKn dianggap sulit karena

materi yang dipelajari berisi tentang sistem pemerintahan dan

lembaga-lembaga pemerintahan. Semua materi tersebut sukar dipahami oleh siswa,

apalagi selama ini guru hanya mengajarkan materi tersebut dengan metode

ceramah yang bagi siswa sangat membosankan. Siswa menjadi pasif atau

kurang kreatif bahkan siswa mengantuk.

Sebelum memasuki siklus I, guru melaksanakan kegiatan pra-siklus

(51)

Magelang. Dari kegiatan ini ditemukan permasalahan yaitu rendahnya

prestasi belajar siswa, sebagaimana ditunjukkan dalam hasil evaluasi

pra-siklus yaitu:

2. Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangan 53,04.

3. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 32%.

Setelah mengkaji seluruh permasalahan serta menentukan metode

pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru menyusun rencana kegiatan dan

tugas yang akan berlangsung, baik pada siklus I maupun pada siklus II.

B. Hasil Penelitian 1. Siklus I

Pada siklus pertama, guru melakukan tiga kali pertemuan. Dua

kali untuk kegiatan pembalajaran dan satu kali untuk pelaksanaan

evaluasi. Setiap kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran dengan waktu

35 menit setiap jam pelajaran (2 x @35). Setiap kali pertemuan, materi

yang dibahas berbeda tetapi merupakan kelanjutan dari pertemuan

sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dilakukan dalam dua

kali pertemuan. Masing-masing pembelajaran terdiri dari: 1)

Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan

(52)

1) Sehari sebelum pelaksanaan siswa diberi penjelasan terlebih

dahulu tentang cara bermain peran yang akan dilakukan.

2) Penjelasan tentang cara menata ruangan saat bermain peran.

3) Mempersiapkan Silabus, RPP dan perangkatnya.

4) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam

bermain peran

b. Tindakan

Seperti dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan tindakan dalam

siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pembelajaran dan satu

kali untuk evaluasi. Pertemuan pertaman dilaksanakan Selasa, 15

Mei 2012, pertemuan kedua dilaksanakan Rabu, 16 Mei 2012 dan

pertemuan ketiga dilaksanakan Jum’at, 18 Mei 2012.

(1) Kegiatan Awal

− Guru membuka pelajaran dengan doa dan salam

− Guru mengadakan presensi untuk mengetahui kehadiran

siswa

− Pelaksanaan tanya jawab untuk mengawali pelajaran

yang akan dibahas

− Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

(2) Kegiatan Inti

− Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan guru

(53)

− Setelah mendengarkan penjelasan guru, para siswa

mulai bermain peran dengan tema Pemilihan Presiden

dan Wakil Presiden untuk pertemuan pertama dan tema

Sidang para menteri departemen bersama Presiden

untuk pertemuan kedua.

− Saat para siswa bermain peran, guru mengadakan

pengamatan.

− Setelah selesai bermain peran, masing-masing kelompok

diskusi untuk mengerjakan LKS untuk membahas

materi yang telah dipelajari.

− Masing-masing kelompok menyampaikan hasil

diskusinya.

− Kelompok lain mendengarkan dan memberi tanggapan.

− Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan

materi.

− Selanjutnya siswa bertanya tentang kesulitan yang

dihadapi.

− Siswa bersama guru mengadakan refleksi

bersama-sama.

− Setelah mengadakan refleksi, siswa mengerjakan

(54)

(3) Kegiatan Penutup

− Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menulis PR dan

doa bersama.

c. Observasi

Obyek pengamatan terhadap siswa adalah dalam bermain

peran. Partisipasi siswa dalam bermain peran yang diamati ialah

penghargaan siswa, semangat siswa dan keaktifan siswa dalam

menjalin kerjasama dalam bermain peran. Guru juga mengamati

siswa saat siswa membuat bagan struktur pemerintahan pusat.

Yang diamati adalah kecepatan, ketepatan dan ketrampilan dalam

melengkapi bagan.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam

bermain peran, siswa memperlihatkan antusiasme dalam belajar,

siswa melakukan perannya dengan baik bahkan bersemangat.

Begitu juga saat menggambar bagan struktur pemerintahan pusat,

siswa melakukannya dengan baik.

d. Refleksi

Refleksi siklus I yaitu:

− Kegiatan bermain peran sudah berjalan lancer, meskipun

masih ada yang kurang percaya diri.

− Kerja kelompok dengan cukup baik, meskipun masih ada

siswa yang kurang serius/ seenaknya sendiri.

(55)

− Suasana belajar menjadi menyenangkan.

− Nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

− Pembuatan bagan struktur pemerintahan pusat belum lancar.

− Hasil penilaian pada siklus I rata-rata 83,07 dan hasil

persentase ketuntasan 75%.

− Penelitian masih perlu dilanjutkan pada siklus II karena

pembelajaran pada siklus I salah satu indikator keberhasilan

belum tercapai yaitu KKM siswa baru mencapai 75%.

2. Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan karena salah satu indikator keberhasilan

belum tercapai. Siklus kedua juga dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan. Yang pembagiannya dua kali untuk pembelajaran dan satu

kali untuk evaluasi. Masing-masing pembelajaran terdiri atas 1)

Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran pada siklus kedua sebagai berikut:

− Sehari sebelum pelaksanaan siswa diberi penjelasan terlebih

dahulu tentang cara bermain peran yang akan dilakukan.

− Penjelasan tentang cara menata ruangan saat bermain peran.

− Mempersiapkan Silabus, RPP dan perangkatnya.

− Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam

(56)

b. Tindakan

Pelaksanakan tindakan dalam siklus kedua juga dilaksanakan

dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan

Selasa, 22 Mei 2012, pertemuan kedua Rabu, 23 Mei 2012, serta

Kamis, 24 Mei 2012. Untuk pertemuan siklus kedua secara rinci

pelaksanaanya sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal

− Guru membuka pelajaran dengan doa dan salam

− Guru mengadakan presensi untuk mengetahui kehadiran

siswa

− Pelaksanaan tanya jawab untuk mengawali pelajaran yang

akan dibahas

− Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

− Guru member motivasi kepada siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar pada setiap pertemuan dalam

siklus kedua

(2) Kegiatan Inti

− Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan guru

tentang lembaga-lembaga dalam pemerintahan pusat.

− Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mulai

bermain peran. Pertemuan pertama tentang lembaga

legislatif dengan judul peran “Pembuatan RUU Sampah”.

(57)

peran tentang “Sidang MK yang membahas pembatalan

partai politik”.

− Saat para siswa bermain peran, guru mengadakan

pengamatan.

− Setelah selesai bermain peran, masing-masing kelompok

melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS untuk

membahas materi yang telah dipelajari.

− Masing-masing kelompok menyampaikan hasil

diskusinya.

− Kelompok lain mendengarkan dan member tanggapan.

− Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan materi.

− Selanjutnya siswa bertanya tentang kesulitan yang

dihadapi.

− Siswa bersama guru mengadakan refleksi bersama-sama.

− Setelah mengadakan refleksi, siswa mengerjakan

evaluasi.

(3) Kegiatan Penutup

− Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menulis PR dan

doa bersama.

c. Observasi

Obyek pengamatan terhadap siswa adalah dalam bermain

peran. Partisipasi siswa dalam bermain peran yang diamati ialah

(58)

menjalin kerjasama dalam bermain peran. Guru juga mengamati

siswa saat siswa membuat bagan struktur pemerintahan pusat.

Yang diamati adalah kecepatan, ketepatan dan kerapihan dalam

melengkapi bagan.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam bermain

peran, siswa memperlihatkan antusiasme dalam belajar, siswa

melakukan perannya dengan baik bahkan bersemangat. Begitu juga

saat menggambarkan bagan struktur pemerintahan pusat, siswa

melakukannya dengan baik.

d. Refleksi

Refleksi siklus II yaitu:

− Kegiatan bermain peran sudah berjalan dengan lancar, siswa

sudah semakin percaya diri.

− Kegiatan diskusi kelompok berjalan baik dan lancar.

− Siswa semakin cepat membuat gambar struktur pemerintahan

pusat.

− Pengambilan kesimpulan sudah lebih baik, peran siswa sudah

cukup dominan.

− Suasana belajar semakin menyenangkan.

− Penelitian dihentikan sampai dengan siklus kedua karena

indikator keberhasilan sudah tercapai, yaitu nilai rata-rata

(59)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah dilakukan

pada kondisi awal siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa melalui

pembelajaran dengan metode bermain peran, prestasi belajar siswa

menunjukkan peningkatan. Walau demikian penggunaan metode bermain

peran mempunyai kelemahan yang harus diperhatikan oleh guru dalam

kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Masih perlu dijelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran ini berguna

bagi siswa.

2. Kegiatan bermain peran membutuhkan persiapan yang sungguh-sungguh

matang, tidak boleh semaunya sendiri, agar pelaksanaan dapat berjalan

dengan baik.

3. Pendampingan terhadap siswa membutuhkan tenaga yang lebih dan

membutuhkan kesabaran maksimal, jika guru tidak siap maka metode

bermain peran akan sia-sia.

Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka

diperlihatkan rangkuman hasil penelitian pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian

No. Kondisi Awal Target Akhir Siklus Siklus I Siklus II

1. 73.36 73.00

2. 70.56 72.80

3. 76.03 83.60

4. 83.46 79.30

5. 85.50 86.30

6. 92.20 76.00

7. 92.00 86.50

(60)

9. 83.46 72,90

10. 83.80 84.30

11. 76.70 70.60

12. 85.00 89.10

13. 91.00 86.60

14. 88.00 81.80

15. 83.03 93.20

16. 71.50 81.60

17. 74.03 83.50

18. 88.60 92.20

19. 90.40 74.60

20. 85.10 84.90

21. 89.20 95.20

22. 84.73 75.40

23. 83.63 87.50

24. 81.70 92.00

Rata-rata 53.04 80 83.07 83.05 Persentase

ketuntasan

32% 76 75% 79%

Pada akhir siklus I peneliti memberikan 20 soal bentuk pilihan ganda

untuk mengevaluasi siswa dalam pembelajaran yang telah diterima. Hasil

penelitian siklus I diperoleh rata-rata 83.07 dan persentase ketuntasan 75%.

Hasil dari siklus I salah satu indikator keberhasilannya belum tercapai. Maka

penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dan dilakukanlah serangkaian

perencanaan untuk siklus II.

Pada akhir siklus II peneliti yang memberikan 20 soal dalam bentuk

pilihan ganda untuk mengetahui perolehan nilai evaluasi siswa dalam

pembelajaran yang telah berlangsung. Pada siklus II perolehan nilai siswa

mengalami perubahan, beberapa siswa ada yang mengalami peningkatan dan

beberapa siswa ada yang mengalami penurunan.Hasil penelitian pada siklus

(61)

antar

ra siswa dan

gai fasilitato

or dan tema

n diri bagi s

jaran.

hasil yang

. Penelitian

memperjela

ase ketunta

mbar 4.1 Gr

Kondisi Aw

an berlangs

uru tidak dia

an untuk be

siswa dan p

telah diper

dihentikan

as hasil pen

san.

roleh pada s

karena indi

siklus II, m

icator keber

pat dilihat p

i Awal dan

ndisi Akhir 83.05

n yang harm

enakutkan t

engalaman d

bagi guru d

maka siklus

rhasilan terc

pada grafik

(62)

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4.2

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

2 Grafik P

Kondisi Aw

ersentase K

wal 32%

Ketuntasan K

Kond

Kondisi Aw

isi Akhir 79%

(63)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam

pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran, khususnya dalam

mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain, sebagai

metode kegiatan pembelajaran PKn di kelas IV B SD Marsudirini Muntilan,

Magelang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Metode bermain peran dalam pembelajaran PKn yang diterapkan di

kelas IV B tersebut berlangsung dengan langkah-langkah, yaitu penyusunan

skenario yang akan ditampilkan, menunjukkan skenario tersebut kepada

siswa, kemudian memilih siswa yang akan memerankan sesuai skenario yang

telah disusun, dan mempersiapkan tempat, kegiatan berikutnya adalah

pelaksanaan permainan peran.

Proses pembelajaran PKn dengan metode bermain peran yang

dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Perolehan nilai rata-rata kelas dan

persentase kriteria ketuntasan minimal meningkat. Hal tersebut dapat dilihat

dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal 53,04 dengan jumlah siswa yang

mencapai KKM 32% dan nilai rata-rata siswa mencapai 83,05 dengan jumlah

(64)

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru

Pembelajaran PKn dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode

bermain peran sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian

pembelajaran di sekolah.

2. Bagi sekolah

Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode bermain peran

membutuhkan sarana yang sangat besar. Sekolah sebaiknya

mengusahakan ketersediaan sarana dalam bermain peran.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian Tindakan Kelas dengan metode bermain peran dapat

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Ningsih, Rini. 2006. PKn Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Yudhistira.

Novia, Windy. 2009. Kamus Ilmiah Populer. Wipress.

Noviyanti, Ika Nur. 2010. Penerapan Metode Bermain Peran Meningkatkan

Proses dan Hasil Belajar PKn Materi Pokok Pelaksanaan Pemilu dan

Pilkada pada Siswa Kelas VI SDN Sedarum I Kecamatan Nguling

Kabupaten Pasuruan. Skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas

Negeri Malang

Qomariyah, Nurul. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan

Siswa Kelas IV SDN Sepanjang 04 Kecamatan Gondang Legi Kabupaten

Malang. Skripsi Program Studi S1 PGSD FIP Universitas Negeri Malang

Pramono, Hari. 2011. PKn Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Quadra.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarjan dan Nugroho, Agung. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sulhan, Najib. 2010. Pembangunan Karakter Pada Anak. Surabaya: Intelektual

Club.

Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: PT.

(66)

Thonthowi, Ahmad. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 1994. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Tirtanegara, Suratinah. Pencapaian Normal Pendidikan. 1984. Jakarta: Bina

Aksara.

Umar, Arsyat dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.

Wardani, IGAK. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winkel. 1987. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gramedia.

(67)

48 SILABUS SIKLUS I

Sekolah : SD MARSUDIRINI MUNTILAN Mata Pelajaran : PKn

Kelas/semester : IV/ 2

Standar Kompetensi : 3. Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pengalaman

Belajar

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Bahan Alat Jenis Bentuk

Instrumen negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,

Presiden, MA, MK, BPK

Sistem Pemerintahan Pusat

Pertemuan 1 • Kognitif

1.Menjelaskan tentang pengertian sistem

pemerintahan 2.Menyebutkan

bentuk-bentuk pemerintahan • Afektif 1.Menghargai

tugas masing-masing teman dalam

ber-Eksplorasi 1. Siswa

mengamati bagan tentang struktur pemerintahan tingkat pusat 2. Siswa

menyimak penjelasan guru mengenai materi yang dipelajari tentang sistem pemerintahan tingkat pusat.

Tes Tes tertulis Isian melengkapi bagan

Lengkapilah bagan struktur Pemerintahan Tingkat Pusat ! Isilah titik-titik di bawah ini ! negaraan 4, Jakarta, Pusat Perbukuan negaraan 4, Jakarta, Erlangga, 28-34

(68)

49 main peran

2.Menjalin kerjasama dengan teman dalam me-nyelesaikan tugas bermain peran

3.Bersemangat dalam

berdialog • Psikomotorik 1.Menggambar

kan bagan dari

pemerintahan tingkat pusat

3. Siswa

mendengarkan penjelasan tentang bermain peran.

4. Siswa bermain peran sesuai dengan perannya tentang materi sistem

pemerintahan di tingkat pusat. 5. Siswa

menerima LKS tentang sistem pemerintahan pusat dari guru 6. Siswa

mengerjakan tugas secara kelompok. Elaborasi

1. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya

⇒Pramono, Hari, 2011,

(69)

50 dan kelompok

lain memberi tanggapan Konfirmasi

1. Guru meluruskan pendapat siswa dan pemantapan tentang materi sistem

pemerintahan di tingkat pusat. 2. Guru memberi

waktu siswa untuk bertanya tentang

kesulitan yang dihadapi. 3. Siswa bersama

guru

mengadakan refleksi tentang sistem

(70)

51 4. Siswa

mengerjakan evaluasi

Muntilan, 13 Mei 2012 Mahasiswa

(71)

52 SILABUS SIKLUS I

Sekolah : SD MARSUDIRINI MUNTILAN Mata Pelajaran : PKn

Kelas/semester : IV/ 2

Standar Kompetensi : 3. Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Belajar

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Bahan Alat Jenis Bentuk

Instrumen negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR,

Presiden, MA, MK, BPK

Sistem Pemerintahan Pusat

Pertemuan 2 • Kognitif 1. Menyebutkan

ciri-ciri pemerintahan presidensial 2. Menjelaskan

tentang lembaga-lembaga legislatif dan tugas tugas nya (MPR, DPR, DPD) • Afektif 1. Menghargai

Eksplorasi 1. Siswa

mengamati bagan tentang Struktur pemerintahan pusat.

2. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai

(72)

53 tugas

masing-masing teman dalam

bermain peran 2. Menjalin

kerjasama dengan teman dalam

menyelesaika n tugas bermain peran 3. Bersemangat

dalam berdialog • Psikomotorik

1. Menggambar-kan bagan dari pemerintahan tingkat pusat

3. Siswa

mendengarkan penjelasan tentang bermain

peran.

4. Siswa bermain peran sesuai dengan perannya tentang materi sistem

pemerintahan di tingkat pusat. 5. Siswa

menerima LKS tentang sistem hasil kerja

⇒Pramono, Hari, 2011,

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1  Rangkaian Langkah-langkah PTK. Sumber: Kasbolah, Kasihani (2001:10)
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hanya saja pada awanya penggunaan hanya terbatas untuk d21a ukur tedentu mlsa nya h tLrngan perataan data ukLrr dengan cara klradrai terkecrl (Wo f. azrnruth oengan

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

adb&dincm Tiolu€a (l:l) dibmding lolmc sas y@a dihasilt pada lerl:Lku. smpcl dcnsm TiOr unta didoping denge N... Kirr kunci r fotokaralisis.. I'A!

Pengukuran efisiensi sel surya dilakukan dengan memberi cahaya pada sambungan P-I-N dengan cahaya lampu dengan daya 100 mW/cm 2 Diukur tegangan maksimum dan arus maksimum,

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model Learning Cycle berbantuan aplikasi Cabri 3D dapat meningkatkan kemampuan spasial

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Jika digarap untuk usaha pertanian semusim diperlukan tindakan pengawetan tanah yang ringan, seperti penanaman menurut kontur, pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah atau

Sedangkan hasil uji anova beda rata-rata konsumsi garam individu pada setiap wilayah tidak menunjukkan beda yang signifikan baik antara wilayah I dengan II dan III maupun antara