• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan konsep diri siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan konsep diri siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KONSEP DIRI SISWA DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

NEGERI KELAS XI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

Fransisca Danapramitha Christie Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara konsep diri siswa dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman; dan 2) hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto korelasional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari hingga Maret 2016. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri kelas XI IPS di Kabupaten Sleman yang berjumlah 873 orang. Jumlah sampel penelitian berdasarkan sampel sekolah adalah 163 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampel peluang dengan menggunakan undian. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah korelasi Spearman Rank.

(2)

ABSTRACT

This research aims to find out: 1) correlation between student’s self concept and student’s learning motivation of grade students of Senior High School in

accounting subjects in Sleman Regency; and 2) correlation between student’s perception about teacher’s competence and student’s learning motivation of grade of Senior High School in accounting subjects in Sleman Regency.

This research is a correlational ex-post facto research. This research was conducted from February to March 2016. The population of this research were 873 students of grade of social science departement of Senior High School in Sleman Regency. The samples were 163 students. The sampling techniques were probability sample techniques by using lottery. The data collecting techniques were questionnaires. The data analyse technique was Spearman Rank correlation.

The result of the study indicates that: 1) there is a positive and significant

correlation between student’s self concept and student’s learning motivation in

accounting subjects (count r = (+) 0,568; Sig.(2-tailed) = 0,000); and 2) there is a positive and significant correlation between student’s perception about teacher’s

competence and student’s learning motivation in accounting subjects (count r =

(3)

i

HUBUNGAN KONSEP DIRI SISWA DAN PERSEPSI SISWA

MENGENAI KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA SMA NEGERI KELAS XI PADA MATA

PELAJARAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fransisca Danapramitha Christie

NIM: 121334027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Bapa, Putera, dan Roh Kudus;

Bunda Maria dan Santa Pelindungku;

Bapak, Ibu, dan Adik-adikku;

Pringgo

s Family

dan

Sukirno’s Family;

Sahabat-sahabatku;

Rekan hidupku kelak;

(7)

v

MOTTO

Life is Either Daring Adventure or Nothing at All ~Helen Keller~

Learn from Yesterday, Live for Today, Hope for Tomorrow ~Albert Einstein~

Sebuah tantangan akan menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.

~NN~

Jangan takut untuk melangkah,

Karena jarak 1000 mil dimulai dengan 1 langkah. ~NN~

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN KONSEP DIRI SISWA DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

NEGERI KELAS XI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

Fransisca Danapramitha Christie Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara konsep diri siswa dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman; dan 2) hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto korelasional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari hingga Maret 2016. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri kelas XI IPS di Kabupaten Sleman yang berjumlah 873 orang. Jumlah sampel penelitian berdasarkan sampel sekolah adalah 163 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampel peluang dengan menggunakan undian. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah korelasi Spearman Rank.

(11)

ix

This research aims to find out: 1) correlation between student’s self concept and student’s learning motivation of grade students of Senior High School in

accounting subjects in Sleman Regency; and 2) correlation between student’s perception about teacher’s competence and student’s learning motivation of grade of Senior High School in accounting subjects in Sleman Regency.

This research is a correlational ex-post facto research. This research was conducted from February to March 2016. The population of this research were 873 students of grade of social science departement of Senior High School in Sleman Regency. The samples were 163 students. The sampling techniques were probability sample techniques by using lottery. The data collecting techniques were questionnaires. The data analyse technique was Spearman Rank correlation.

The result of the study indicates that: 1) there is a positive and significant

correlation between student’s self concept and student’s learning motivation in

accounting subjects (count r = (+) 0,568; Sig.(2-tailed) = 0,000); and 2) there is a positive and significant correlation between student’s perception about teacher’s

competence and student’s learning motivation in accounting subjects (count r =

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat, dan kasih-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Konsep Diri Siswa dan

Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SMA

Negeri Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kabupaten Sleman”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah

memberikan bantuan moril, materil, dukungan, bimbingan, kerjasama, dan doa.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, dan dosen pembimbing saya dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan/Karyawati Program Studi Pendidikan

(13)

xi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Kepala sekolah, guru, dan karyawan se-Kabupaten Sleman yang sudah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian untuk skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu guru mata pelajaran akuntansi yang telah membantu

penulis dalam proses penyebaran kuesioner dan pemberian arahan kepada

para siswa.

6. Siswa-siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Depok sebagai responden dalam uji

instrumen, SMA Negeri 1 Mlati, SMA Negeri 2 Sleman, SMA Negeri 1

Ngaglik, dan SMA Negeri 2 Ngaglik yang bersedia menjadi subjek

penelitian.

7. Kedua orang tua dan kedua adik saya yang telah memberikan kasih

sayang, bantuan, dukungan, dan doa untuk penulis dari awal penulis kuliah

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hingga tersusunnya skripsi ini.

8. Keluarga besar Pringgo’s Family dan Sukirno’s Family yang telah

memberikan kasih sayang, dukungan, bantuan, semangat, dan doa kepada

penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Yohanes Berchman Anggit Pratama Nuary yang selalu menjadi pendengar

yang baik bagi penulis, memberikan kasih sayang, bantuan, dukungan,

motivasi, kritik, saran, dan perhatian kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat di Program Studi Pendidikan Ekonomi: Dila Putri Lestari,

(14)

xii

Gisela Anggita Sari, Fransiska Rika Hebriella, Brigita Siwi Dwi Pangestu,

Fransiska Indah Citra Dewi, Vidia Natalia Kusumaningtyas, dan Hesti

Ratnaningrum.

11.Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Sukses untuk kita semua”.

12.Puspa Yashidara Dominica yang berada di kota yang berbeda namun

selalu saling menyemangati.

13.Teman-teman Mitra Perpustakaan yang selalu memberikan pengertian,

bantuan, dan dukungan: Poppy, Maya, Risma, Siti, Vivi, Sisil, Siska,

Sandra, Putri, Gratia, Nina, Vena, Hesti, Ica, Wasi, Mas Agus, Mas Vanio,

Mbak Erika, Mbak Lia, Mbak Lita, dan Mbak Santi.

14.Semua pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak

yang berkepentingan. Terimakasih

Yogyakarta, 30 April 2016

Penulis

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Deskripsi Teori ... 8

1. Motivasi Belajar ... 8

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 8

b. Fungsi Motivasi ... 10

c. Sumber Motivasi ... 11

d. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 14

e. Teori Motivasi ... ` 15

2. Persepsi ... 17

a. Pengertian Persepsi ... 17

b. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi ... 17

c. Proses terjadinya Persepsi ... 18

3. Konsep Diri ... 19

a. Pengertian Konsep Diri ... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 22

c. Dimensi-dimensi dalam Konsep Diri ... 22

d. Perkembangan Konsep Diri ... 25

4. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 26

a. Pengertian Kompetensi Guru ... 26

b. Jenis Kompetensi Guru ... 27

B. Kerangka Berpikir ... 34

(17)

xv

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 41

E. Operasionalisasi Variabel ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 53

1. Uji Validitas ... 53

2. Uji Reliabilitas ... 63

H. Teknik Analisis Data ... 65

1. Analisis Data Deskriptif ... 65

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 66

a. Pengujian Normalitas ... 66

b. Pengujian Hipotesis ... 68

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Deskripsi Data Responden ... 72

B. Deskripsi Data Penelitian ... 73

1. Konsep Diri Siswa ... 73

2. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 74

(18)

xvi

C. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Hubungan Konsep Diri Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kabupaten Sleman ... 78

2. Hubungan Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri Kelas XI di Kabupaten Sleman ... 80

D. Pembahasan ... 82

1. Hubungan Konsep Diri Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kabupaten Sleman ... 82

2. Hubungan Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kabupaten Sleman 85

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Keterbatasan ... 90

C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Sekolah Tempat Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

Table 3.3 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa ... 41

Tabel 3.4 Nama Sekolah dan Jumlah responden ... 44

Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Konsep Diri Siswa ... 47

Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 49

Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 51

Tabel 3.8 Skor Skala Likert dalam Kuesioner ... 53

Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 55

Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 56

Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Konsep Diri Siswa ... 57

Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Konsep Diri Siswa ... 58

Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru ... 59

(20)

xviii

Mengenai Kompetensi Guru ... 60

Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru ... 62

Tabel 3.16 Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 64

Tabel 3.17 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 64

Tabel 3.18 Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) II... 66

Tabel 3.19 Hasil Uji Normalitas Variabel Konsep Diri Siswa Dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 67

Tabel 3.20 Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 68

Tabel 3.21 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 70

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah ... 72

Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Konsep Diri Siswa... 73

Tabel 4.3 Nilai-nilai Statistika Variabel Konsep Diri Siswa... 74

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 75

Tabel 4.5 Nilai-nilai Statistika Variabel Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 76

(21)

xix

Tabel 4.7 Nilai-nilai Statistika Variabel Motivasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 77

Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi antara Variabel Konsep Diri Siswa Dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akuntansi ... 79

Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Variabel Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar

(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 99 Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 108

A. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akuntansi ... 109

B. Konsep Diri Siswa ... 113

C. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 121

Lampiran 3 Uji Normalitas ... 133 A. Konsep Diri Siswa dan Motivasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 134

B. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru

dan Motivasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Akuntansi ... 138

Lampiran 4 Analisis Deskriptif ... 143 A. Konsep Diri Siswa ... 144

B. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 144

C. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akuntansi ... 145

Lampiran 5 Analisis Korelasi Spearman... 147 A. Hubungan Konsep Diri Siswa dan Motivasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi .... 148

(23)

xxi

Guru dan Motivasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Akuntansi ... 148

Lampiran 6 Data Induk Penelitian ... 149 A. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akuntansi ... 150

B. Konsep Diri Siswa ... 155

C. Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Guru ... 161

D. Tabulasi data ... 168

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki kondisi internal yang turut berperan dalam

aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu kondisi internal tersebut adalah

motivasi. Motivasi secara umum adalah dorongan dasar yang menggerakkan

seseorang melakukan sesuatu. Perbuatan seseorang yang didasarkan atas

motivasi tertentu mengandung tema yang sesuai dengan motivasi yang

mendasarinya.

Siswa adalah individu atau kelompok yang memiliki kegiatan belajar

dalam kehidupan sehari-harinya, baik formal maupun informal. Belajar

menurut Uno (2007:22) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam pendidikan formal, belajar dapat dilakukan di dalam kelas

maupun di luar kelas dengan materi sesuai kurikulum yang berlaku.

Siswa memerlukan motivasi dalam mencapai tujuan belajar. Menurut

Majid (2013:310), berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada

dua macam motivasi, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Konsep

diri merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi

(25)

dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak. Persepsi siswa

mengenai dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan siswa untuk

belajar dan mencapai tujuan belajar. Sementara itu, kompetensi guru

merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi siswa

dalam belajar. Menurut Asmani (2009:37), kompetensi menjadi syarat

mutlak menuju profesionalitas. Kompetensi guru akan mengantarkannya

menjadi guru profesional yang diidamkan oleh para siswa. Siswa memiliki

persepsi atau gambaran mengenai guru yang mengajarnya, baik persepsi

yang positif/baik ataupun yang negatif/tidak baik sesuai dengan kesimpulan

dari apa yang ditangkap oleh panca inderanya. Persepsi tersebut dapat

memicu perasaan suka maupun tidak suka terhadap guru tersebut. Guru

yang disukai oleh para siswa dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan pengamatan, banyak siswa yang belajar dengan

keterpaksaan, menganggap bahwa belajar adalah sekedar untuk

mendapatkan nilai tinggi, mengandalkan cara curang saat ujian, dan tidak

sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar, seperti tidak membawa buku saat pembelajaran, tidak

mengerjakan tugas yang akan dibahas, dan lain-lain.

Tidak sedikit ditemukan siswa yang menyerah dengan keadaannya.

Mereka menilai diri mereka sebagai individu yang tidak mungkin bisa

mempelajari banyak hal dan memahami serta mengingatnya. Mereka

menganggap bahwa mereka tidak bisa menjadi pribadi yang lebih baik

(26)

bisa naik ke atas, melampaui orang-orang yang mereka anggap lebih baik.

Mereka lebih mengandalkan cara-cara salah untuk memperoleh nilai tinggi

atau justru hanya pasrah kepada keadaaan yang mereka anggap sulit. Ketika

siswa memiliki persepsi yang tidak baik terhadap dirinya sendiri terutama

pada mata pelajaran akuntansi, ditemukan bahwa motivasi belajar siswa

berada pada tingkat yang rendah. Hubungan di antara kedua variabel ini

memungkinkan adanya pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Oleh

karena persepsi tidak baik terhadap diri mereka sendiri, mereka merasa

bahwa belajar merupakan hal yang sia-sia bagi mereka, tidak akan membuat

pengetahuan mereka bertambah, sehingga siswa kurang atau tidak

termotivasi dalam belajar.

Selain itu, siswa juga memiliki persepsi terutama terhadap kompetensi

guru yang mengajar mereka. Menurut Mulyasa (2007:57), siswa

menganggap bahwa guru adalah faktor penyebab sulitnya mereka belajar,

atau guru yang membuat menjadi sulit. Banyak ditemukan siswa yang sibuk

sendiri saat pembelajaran berlangsung. Mereka tidak fokus pada

pembelajaran dan merasa bosan dengan kondisi kelas. Segala yang

ditangkap oleh panca indera siswa pada gurunya mampu membangun

persepsi siswa, khususnya mengenai kompetensi guru. Ketika siswa

memiliki persepsi bahwa guru tidak memiliki kompetensi yang baik,

ditemukan juga bahwa motivasi siswa dalam belajar akuntansi rendah atau

bahkan tidak memilikinya. Hubungan di antara kedua variabel ini

(27)

karena siswa merasa bahwa guru yang mengajarnya tidak memiliki

kompetensi yang baik, misalnya menyampaikan materi dengan suara yang

tidak terdengar, motivasi siswa berkurang dan tidak fokus sehingga mencari

kesibukan lain.

Berdasarkan persoalan-persoalan tersebut, maka timbul permasalahan

meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi. Faktor-faktor tersebut tidak akan mempengaruhi

motivasi belajar siswa apabila antara mereka tidak ada hubungan. Oleh

karena itu, faktor-faktor tersebut perlu dikaji pada penelitian ini dan dibatasi

mengenai konsep diri dan persepsi siswa terhadap kompetensi guru. Dengan

demikian, peneliti mengusulkan “Hubungan Konsep Diri Siswa dan

Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa

SMA Negeri Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kabupaten

Sleman” sebagai judul penelitian ini.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang diteliti

dibatasi. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan penelitian yang dilakukan.

Ruang lingkup masalah yang diteliti meliputi hubungan motivasi belajar

siswa dengan:

1. Konsep diri siswa SMA Negeri kelas XI di Kabupaten Sleman.

2. Persepsi siswa mengenai kompetensi guru mata pelajaran akuntansi

(28)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas,

maka masalah yang akan diteliti dan dibahas dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan dan positif antara konsep diri

siswa dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata

pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan dan positif antara persepsi

siswa mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa SMA

Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui hubungan antara konsep diri siswa dengan motivasi

belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di

Kabupaten Sleman.

2. Mengetahui hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi

guru dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI pada mata

pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat sebagai

(29)

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas

pengetahuan di bidang akuntansi terutama dalam bidang pendidikan

yang terkait dengan hubungan konsep diri siswa dan persepsi siswa

mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa. Hasil

penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut

oleh mahasiswa di lingkungan pendidikan, khususnya bidang

pendidikan akuntansi dalam mempelajari pendidikan akuntansi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa

Penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan

mempelajari hubungan konsep diri siswa dan persepsi siswa

mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa. Dari

penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa

sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan

dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga

dapat menjadi bekal untuk masa depan sebagai seorang pendidik

agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar yang

(30)

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan

akan pentingnya hubungan konsep diri siswa dan persepsi siswa

mengenai kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa serta

dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas lulusan yang dicetak

oleh seluruh SMA Negeri di Kabupaten Sleman.

c. Bagi siswa

Penelitian ini dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui dan

menyampaikan pendapatnya mengenai apa yang mereka

rasakan. Siswa dapat mengetahui hubungan antara konsep diri

siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru dengan

motivasi mereka dalam belajar pada mata pelajaran akuntansi.

d. Bagi guru

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan guru dalam

hal menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dengan demikian, maka diharapkan para guru untuk terus

meningkatkan kompetensinya yang telah diprasyaratkan.

e. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada

peneliti selanjutnya. Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti

selanjutnya dapat mengambil sebuah pelajaran dan pengalaman,

atau kekurangan dari penelitian sebelumnya untuk dijadikan

(31)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Motivasi Belajar

Setiap individu memiliki kondisi internal yang turut berperan

dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu kondisi internal tersebut

adalah motivasi.

a. Pengertian motivasi belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif. Menurut Uno

(2007:3), motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri

individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat

diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,

dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah

laku tertentu. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan

perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya.

Majid (2013:308) mengemukakan bahwa motivasi adalah

energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada

diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan

(32)

melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau

keinginan yang harus terpuaskan. Motivasi juga bisa dikatakan

sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan

menghindari kegagalan hidup.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong bagi

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka

pencapaian tujuan. Dorongan tersebut tersirat pada diri

seseorang melalui sikap dan perilakunya yang melibatkan

kejiwaan, perasaan, dan emosi.

Motivasi seseorang dapat bermacam-macam sesuai dengan

kebutuhannya, salah satunya adalah motivasi belajar. Belajar

menurut Uno (2007:23) adalah perubahan tingkah laku secara

relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, maka arti dari

motivasi belajar adalah pendorong bagi seseorang agar

mencapai perubahan tingkah laku yang permanen dan potensial

untuk mencapai tujuan tertentu, dengan kata lain motivasi

belajar adalah dorongan yang memacu seseorang untuk

(33)

b. Fungsi motivasi

Motivasi berhubungan dengan pencapaian tujuan

seseorang. Oleh karena itu, motivasi memiliki fungsi yang

mempengaruhi aktivitas seseorang. Menurut Sarjiman (Majid,

2013:309), fungsi motivasi adalah sebagai berikut.

1) Mendorong manusia untuk berbuat.

Hal ini bermakna bahwa motivasi bisa dijadikan sebagai

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak

dicapai.

Hal ini berarti bahwa motivasi dapat memberikan arah

atau petunjuk untuk melakukan kegiatan yang seharusnya

dikerjakan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

3) Menyeleksi perbuatan.

Hal ini bermakna bahwa motivasi menentukan

perbuatan-perbuatan yang seharusnya dikerjakan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai dengan cara menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Dengan demikian, motivasi memiliki peran yang penting,

walaupun tidak berarti bahwa setiap tujuan dapat tercapai hanya

(34)

c. Sumber motivasi

Dorongan yang ada pada diri seseorang tidak begitu saja

muncul. Sumber motivasi seseorang dengan yang lainnya

berbeda-beda. Menurut Majid (2013:310), berdasarkan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada dua macam motivasi, yaitu

motivasi internal dan motivasi eksternal.

Motivasi internal adalah motivasi yang muncul karena

dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor

internal yang mendorong munculnya motivasi terhadap

seseorang adalah sebagai berikut.

1) Adanya kebutuhan

Menurut Purwanto (Majid, 2013:311), tindakan yang

dilakukan oleh seseorang pada hakikatnya adalah sebagai

pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupun

kebutuhan psikis.

2) Persepsi individu mengenai dirinya sendiri

Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan

mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk

bertindak.

3) Harga diri dan prestasi

Hal ini mengarahkan individu untuk menjadi pribadi yang

mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta

(35)

masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk

berprestasi.

4) Adanya cita-cita dan harapan

Cita-cita dan harapan mendorong seseorang melakukan

sesuatu agar apa yang diinginkannya tersebut tercapai.

5) Minat

Minat muncul juga dikarenakan adanya kebutuhan. Oleh

karena itu, minat mampu memunculkan motivasi dalam

diri seseorang.

6) Kepuasan kinerja

Kepuasan terhadap kinerja diri sendiri merupakan

dorongan untuk mencapai tujuan yang lebih dari

sebelumnya.

Motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul karena

dorongan yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal

yang mendorong munculnya motivasi pada diri seseorang adalah

sebagai berikut.

1) Pemberian hadiah

Hadiah yang diterima oleh seseorang adalah sesuatu yang

positif yang mendorong seseorang untuk semangat dalam

(36)

2) Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat mendorong munculnya

motivasi karena seseorang yang berkompetisi adalah

seseorang yang memiliki keinginan untuk menjadi lebih

baik.

3) Hukuman

Hukuman merupakan hal yang bersifat negatif, namun

mampu membuat seseorang jera dan berusaha untuk

menjadi pribadi yang lebih baik.

4) Pujian

Pujian akan memunculkan perasaan yang senang bagi

seseorang, yang mendorong seseorang untuk melakukan

hal-hal tertentu itu lagi atau hal-hal lain dengan baik dan

benar.

5) Situasi lingkungan pada umumnya

Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa

mempunyai dalam melakukan interaksi secara efektif

dengan lingkungannya.

6) Sistem imbalan yang diterima

Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek

pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat

mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah

(37)

mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem

pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk

berperilaku dalam mencapai tujuan.

Faktor-faktor tersebut merupakan hal-hal yang umum bagi

setiap orang. Bagi seseorang yang akan atau melakukan kegiatan

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut Uno

(2007:31) adalah:

1) adanya hasrat dan keinginan berhasil;

2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

3) adanya harapan dan cita-cita masa depan;

4) adanya penghargaan dalam belajar;

5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;

6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik.

d. Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran

Menurut Uno (2007:27), motivasi dapat membantu dalam

memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk

perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan

penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara

lain:

1) Menentukan penguatan belajar.

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

(38)

yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat

dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

Motivasi dapat menentukan hal-hal yang ada di

lingkungan seseorang yang dapat memperkuat perbuatan

belajar orang tersebut.

2) Memperjelas tujuan belajar.

Seseorang akan tertarik untuk mempelajari sesuatu jika

yang dipelajari sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnya oleh orang tersebut.

3) Menentukan ketekunan belajar

Seseorang yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu,

akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun,

dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal

itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan

seseorang tekun belajar.

e. Teori Motivasi

Beberapa teori dikemukakan oleh para ahli,

(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:160) di antaranya:

1) McClelland

Orang yang memiliki motivasi memiliki tiga ciri umum,

(39)

a) mengerjakan tugas-tugas dengan senang;

b) menyukai situasi ketika kinerjanya timbul karena

upaya sendiri;

c) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan

kegagalan;

2) Douglas Mc Gregor

Teori X menyatakan mengenai orang yang motivasinya

rendah:

a) tidak menyukai bekerja;

b) tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk

bertanggung jawab dan lebih menyukai diarahkan

dan diperintah;

c) mempunyai kemampuan yang kecil untuk mengatasi

masalah-masalah;

d) hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan

keamanan saja;

e) harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk

mencapai suatu tujuan;

Teori Y menyatakan mengenai orang yang motivasinya

tinggi:

a) pekerjaan pada hakikatnya seperti bermain dan

(40)

b) dapat mengawasi diri sendiri dan berusaha mencapai

tujuan;

c) kemampuan berkreativitas dalam memecahkan

masalah;

d) motivasi berlaku pada kebutuhan sosial,

penghargaan, aktualisasi diri, fisiologi dan kemanan;

e) orang-orang yang dapat mengendalikan diri dan

kreatif.

2. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Persepsi adalah proses yang didahului oleh suatu proses

penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh seseorang

melalui alat indera (Walgito,2005:99). Stimulus yang ditangkap

oleh alat indera tersebut kemudian oleh seseorang

diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu

menyadari, mengerti tentang apa yang ditangkap oleh alat

inderanya itu. Proses tersebut disebut persepsi. Persepsi

antarindividu berbeda karena persepsi dapat dikemukakan

karena perasaan, kemampuan berpikir, dan

pengalaman-pengalaman individu yang tidak sama.

b. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi

Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut

(41)

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat

indera. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri

individu yang bersangkutan.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf (syarat

fisiologis)

Alat indera merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris

sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima

reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon

diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian (syarat psikologis)

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu atau sekumpulan objek.

c. Proses terjadinya persepsi

Menurut Walgito (2005:102), persepsi diawali dengan

sebuah objek yang menimbulkan stimulus dan stimulus

mengenai alat indera. Objek dan stimulus adalah hal yang

(42)

satu, misalnya dalam hal tekanan. Tekanan sebagai objek

langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut.

Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh

syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses

fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat

kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau

apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi

dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut

sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan

taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari

stimulus yang diterima melalui alat indera. Respon sebagai

akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai

bentuk.

Walgito (2007:102) mengatakan bahwa individu dikenai

oleh berbagai macam stimulus bahkan pada saat yang

bersamaan. Sehingga tidak semua stimulus dapat direspon oleh

individu tersebut. Stimulus yang akan mendapatkan respon dari

individu yang mempersepsi adalah stimulus yang mendapatkan

perhatian dari individu yang bersangkutan.

3. Konsep Diri

Persepsi adalah proses penerjemahan atau menginterpretasikan

stimulus yang masuk melalui panca indera oleh individu yang

(43)

(Irham dan Wiyani, 2015:29). Objek yang dapat dipersepsi sangat

banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu

sendiri sebagai objek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri

sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri. Persepsi

individu mengenai dirinya sendiri sering disebut konsep diri (Susana,

dkk., 2006:25). Konsep diri merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi motivasi seseorang (Majid, 2013:311).

Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan

psikososial peserta didik yang penting dipahami oleh seorang guru.

Hal ini karena konsep diri merupakan salah satu variabel yang

menentukan dalam proses pendidikan (Desmita, 2014:163).

a. Pengertian konsep diri

Menurut Agustiani (2006:139), keseluruhan persepsi

individu terhadap dirinya sendiri merupakan gambaran tentang

diri atau konsep diri. Konsep diri merupakan gambaran yang

dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui

pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan

lingkungan.

Seifert dan Hoffnung (Desmita, 2014:163)

mengungkapkan konsep diri sebagai suatu pemahaman

mengenai diri sendiri atau ide tentang diri sendiri. Menurut

Atwater (Desmita, 2014:163), konsep diri adalah keseluruhan

(44)

perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan

dirinya

Fitts (Agustiani, 2006:138) mengemukakan bahwa konsep

diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena

konsep diri merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi

dengan lingkungan. Konsep diri berpengaruh kuat terhadap

tingkah laku seseorang, karena dengan mengetahui konsep diri

seseorang, orang lain akan lebih mudah meramalkan dan

memahami tingkah laku orang tersebut. Seseorang yang

termotivasi untuk belajar dengan tekun dan giat dapat terjadi

karena persepsi-persepsi dirinya sendiri yang membentuk suatu

konsep diri bahwa individu tersebut mampu memahami dan

menyimpan semua yang ia pelajari ke dalam memorinya.

Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang diri

sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan, dan penilaian

seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas

bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi,

bagaimana kita merasa tentang diri kita sendiri, dan bagaimana

kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana

(45)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Menurut Agustiani (2006:139), konsep diri seseorang

belum tentu benar. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep

diri menurut Fitts (Agustiani, 2006:139) adalah sebagai berikut:

1) pengalaman, terutama pengalaman interpersonal yang

mampu memunculkan perasaan positif dan perasaan yang

berharga;

2) kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu

tersebut maupun orang lain;

3) aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari

potensi pribadi yang sesungguhnya.

c. Dimensi-dimensi dalam konsep diri

Pembentukan persepsi individu terhadap dirinya sendiri

bermacam-macam. Fitts (Agustiani, 2006:139) membagi

konsep diri dalam dua dimensi pokok.

1) Dimensi internal

Dimensi internal adalah penilaian yang dilakukan

individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di

dalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu:

a) Diri identitas

Bagian diri ini merupakan aspek yang paling

mendasar pada konsep diri. Individu mencari tahu

(46)

dan simbol-simbol yang menggambarkan dirinya

dan membangun identitasnya.

b) Diri pelaku

Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang

tingkah lakunya, yang berisikan segala kesadaran

mengenai tindakan yang dilakukan dirinya. Bagian

diri ini berkaitan erat dengan diri identitas.

c) Diri penerimaan/penilai

Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu

standar, dan evaluator. Kedudukannya adalah

sebagai perantara antara diri identitas dan diri

pelaku. Diri penilai menentukan kepuasan seseorang

akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima

dirinya. Kepuasan diri yang rendah akan

menimbulkan harga diri yang rendah pula dan akan

mengembangkan ketidakpercayaan yang mendasar

terhadap dirinya, dan sebaliknya.

Ketiga bagian internal ini mempunyai peranan yang

berbeda-beda, namun saling melengkapi dan berinteraksi

membentuk suatu diri yang utuh dan menyeluruh.

2) Dimensi eksternal

Dimensi eksternal merupakan penilaian yang dilakukan

(47)

luar dirinya. Dimensi eksternal terdiri dari lima bentuk,

yaitu:

a) Diri fisik

Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap

keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat

persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya,

penampilannya, dan keadaan tubuhnya.

b) Diri etik-moral

Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap

dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral

dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang

mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan

seseorang akan kehidupan keagamaannya dan

nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan

baik dan buruk.

c) Diri pribadi

Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi

seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak

dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan

orang lain, tetapi dipengaruhi oleh tingkat kepuasan

individu terhadap pribadinya atau tingkat penilaian

(48)

d) Diri keluarga

Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri

seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota

keluarga.

e) Diri sosial

Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap

interaksi dirinya dengan orang lain maupun

lingkungan di sekitarnya.

d. Perkembangan konsep diri

Agustiani (2006:143) mengemukakan bahwa

perkembangan konsep diri merupakan proses yang terus

berlanjut di sepanjang kehidupan manusia. Menurut Symonds

(Agustiani, 2006:143), seorang bayi membentuk pandangan

yang masih kabur tentang dirinya sebagai seorang individu.

Pada usia 6-7 tahun, batas-batas dari diri individu mulai menjadi

lebih jelas sebagai hasil dari eksplorasi dan pengalaman dengan

tubuhnya sendiri.

Menurut Agustiani (2006:144), selama masa anak

pertengahan dan akhir, kelompok teman sebaya mulai

memainkan peran yang dominan, menggantikan orangtua

sebagai orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka.

Selama masa anak akhir, konsep diri yang terbentuk sudah

(49)

perubahan drastis terhadap konsep diri. Penyelesaian masalah

dan konflik pada remaja melahirkan konsep diri orang dewasa.

Nilai-nilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep

diri pada akhir masa remaja yang cenderung menetap dan relatif

merupakan pengatur tingkah laku yang bersifat permanen. Pada

usia 25-30 tahun biasanya ego orang dewasa sudah terbentuk

dengan lengkap, dan mulai dari sini konsep diri menjadi

semakin sulit berubah.

4. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru

Persepsi adalah proses penerjemahan atau menginterpretasikan

stimulus yang masuk melalui panca indra oleh individu yang

melakukan proses penginderaan sebagai sebuah pengetahuan baru

(Irham dan Wiyani, 2015:29). Persepsi siswa mengenai kompetensi

guru berarti penginterpretasian atau gambaran segala sesuatu yang

berkaitan dengan kompetensi guru yang ditangkap oleh panca indera

siswa.

a. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai

dengan tugas yang diberikan kepada seseorang (Musfah, 2011:28).

Lefrancois (Asmani, 2009:37) mendeskripsikan kompetensi

sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari

proses belajar. Menurut Cowell (Asmani, 2009:38), kompetensi

(50)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah kemampuan atau keterampilan seseorang dalam

mewujudkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Seorang guru memerlukan kompetensi dalam dirinya untuk

melakukan tugasnya. Kompetensi guru adalah kumpulan

pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki

seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan

yang dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar

mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar (Musfah, 2011:27).

Menurut Mulyasa (Musfah, 2011:27), kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial

dan spiritual yang membentuk kompetensi dasar profesi guru, yang

mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap siswa,

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalitas.

b. Jenis Kompetensi Guru

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah

merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum

dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis,

kepribadian, sosial, dan profesional (Musfah, 2011:30).

1) Kompetensi Pedagogis

Kompetensi pedagogis dalam standar nasional pendidikan

(51)

meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,

pemahaman terhadap siswa, pengembangan kurikulum

(silabus), perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya (Musfah, 2011:31).

a) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

Seorang guru harus memahami hakikat pendidikan dan

konsep lain yang terkait dengannya. Hal ini membuat

guru sadar posisinya di tengah masyarakat dan

perannya yang besar bagi upaya pencerdasan generasi

bangsa.

b) Pemahaman tentang siswa

Pemahaman terhadap siswa didasari oleh adanya

keragaman. Keragaman pada siswa memiliki beberapa

dimensi, di antaranya usia, jenis kelamin, ras, gaya

belajar, kesehatan, dan lain-lain. Guru harus

memahami bahwa semua siswa dalam seluruh konteks

pendidikan itu unik. Guru harus selalu belajar dan

berlatih dalam menghadapi kondisi siswa yang

berbeda-beda, agar tidak terjebak pada sikap yang

(52)

c) Pengembangan kurikulum

Menurut Miller dan Seller (Musfah, 2011:35),

pengembangan kurikulum mencakup tiga hal, yaitu:

 menyusun tujuan umum dan tujuan khusus;

 mengidentifikasi materi yang tepat;

 memilih strategi belajar mengajar.

McNeil mengungkapkan bahwa guru sebagai

pengembang kurikulum diharapkan tidak melupakan

aspek moral dalam proses pembelajarannya.

d) Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran membantu guru

mengetahui apa yang akan diajarkannya kepada siswa.

Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran

setiap akan mengajar.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Mengajar adalah proses dua arah, yang berarti siswa

dapat mengklarifikasikan hal-hal yang belum

dipahaminya dari apa saja yang disampaikan guru

dalam kelas. Selain itu, guru juga memerlukan umpan

balik baginya, seperti memeriksa tugas siswa, dan

kemudian menunjukkan hasil tugas siswa ke

(53)

f) Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan penilaian

terhadap hasil belajar siswa. Menurut BSNP (Musfah,

2011:40), penilaian dilakukan dengan mengumpulkan

dan mengolah informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar siswa.

g) Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya

Guru harus bisa menjadi motivator bagi siswanya,

sehingga potensi mereka berkembang maksimal.

2) Kompetensi kepribadian

Theodore M. Newcomb (Asmani, 2009:103)

mengungkapkan bahwa kepribadian adalah organisasi

sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang

terhadap perilaku. Kepribadian menunjuk pada organisasi

sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir,

dan merasakan apabila dia berhubungan dengan orang lain

atau menanggapi suatu keadaan.

BSNP (Musfah, 2011:42) menyatakan bahwa

kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian

yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dan dewasa, arif dan

bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri,

(54)

a) Berakhlak mulia

Garner dan Cowell (Musfah, 2011:43) menyatakan

bahwa guru dengan kondisi moral tinggi berarti guru

memiliki rasa percaya diri bahwa ia dapat bekerja

dengan baik dan antusiasme atau bersungguh-sungguh

ingin bekerja dengan baik. Guru harus berakhlak mulia

atau berkarakter baik karena tugas yang amat pokok

dari seorang guru adalah memperkukuh daya positif

yang dimiliki siswa.

b) Mantap, stabil, dan dewasa

Menurut Mulyasa (Musfah, 2011:46), seseorang yang

dewasa memiliki tujuan dan pedoman hidup, mampu

melihat segala sesuatu secara objektif, dan telah bisa

bertanggungjawab.

c) Arif dan bijaksana

Sifat ini ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat

bagi siswa, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan

bertindak (Asmani, 2009:117). Menurut Husain dan

Ashraf (Musfah, 2011:46), seorang guru tidak boleh

sombong dengan ilmunya karena merasa paling

mengetahui dan terampil dibanding guru yang lainnya

sehingga menganggap remeh dan rendah rekan

(55)

d) Menjadi teladan

Mulyasa (Musfah, 2011:47) menyatakan bahwa

pribadi guru sangat berperan dalam membentuk

pribadi siswa. Secara teoritis, menjadi teladan

merupakan bagian integral dari seorang guru sehingga

menjadi guru berarti menerima tanggung jawab

menjadi teladan.

e) Mengevaluasi kinerja sendiri

Tujuan evaluasi kinerja diri adalah memperbaiki

proses pembelajaran di masa mendatang. Guru dapat

mengetahui mutu pengajarannya dari respon atau

umpan balik yang diberikan para siswa saat

pembelajaran berlangsung atau setelahnya, baik di

dalam kelas maupun di luar kelas. Guru dapat

menggunakan umpan balik tersebut sebagai bahan

evaluasi kinerjanya. Oleh karena itu, guru harus

berjiwa terbuka (Musfah, 2011:48).

f) Mengembangkan diri

Seorang guru harus menjadi pembelajar yang baik atau

mandiri, yaitu semangat yang besar untuk menuntut

ilmu. Berkembang dan bertumbuh hanya dapat terjadi

jika guru mampu konsisten sebagai pembelajar

(56)

pendidikan yang ada di sekolah dan lingkungannya

(Musfah, 2011:49).

g) Religius

Seorang guru harus tenteram hatinya, agar dapat

menjalankan tugasnya dengan baik. Ketenangan hati

ini dapat diperoleh dengan menjalankan ibadah.

Religius berkaitan erat dengan akhlak mulia dan

kepribadian seseorang. Kesadaran religius dan moral

akan mendorong seseorang untuk menjadi manusia

yang bermanfaat bagi yang lain, yang ditunjukkan

dengan aktivitas dan kreativitasnya dalam bekerja dan

beramal (Musfah, 2011:49).

3) Kompetensi sosial

Setiap pribadi adalah makhluk sosial. Sama halnya

dengan seorang guru. Guru diharapkan memberikan contoh

yang baik terhadap lingkungannya dengan menjalankan hak

dan kewajibannya. Guru tidak sekedar manusia biasa, tapi

sosok manusia yang mempunyai idealisme tinggi dalam

melakukan perubahan di tengah masyarakat ke arah yang

lebih baik dan dinamis (Asmani, 2009:139).

Menurut BSNP (Musfah, 2011:52), kompetensi sosial

merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan,

(57)

fungsional, bergaul secara efektif dengan siswa, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi profesional

Tugas guru adalah mentransfer pengetahuan kepada

siswa. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan

diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan

mendalam. Endang Komara (Asmani, 2009:157)

menyatakan bahwa kemampuan profesional adalah

kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian

tugas-tugas keguruan.

Menurut BSNP (Musfah, 2011:54), kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi

konsep, struktur, dan metode keilmuan yang berhubungan

dengan materi ajar, materi ajar yang ada dalam kurikulum

sekolah, hubungan konsep antarmatapelajaran terkait,

penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari,

dan kompetisi secara profesional dalam konteks global

dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

B. Kerangka Berpikir

Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong bagi seseorang

untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan

(58)

memicu seseorang melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai

tujuan belajar.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah

konsep diri siswa. Konsep diri merupakan persepsi seseorang mengenai

dirinya sendiri. Ketika konsep diri siswa berubah, motivasi belajar siswa

juga berubah. Hal ini menandakan adanya hubungan antara keduanya.

Adanya hubungan antara keduanya dapat memungkinkan terdapat pengaruh

terhadap motivasi belajar siswa, salah satunya adalah individu yang

memiliki konsep mengenai dirinya yang baik, maka akan membangun

motivasi dalam dirinya. Misalnya, seorang siswa yakin bahwa dirinya

mampu memahami satu kompetensi dasar materi akuntansi, maka ia akan

termotivasi untuk belajar dan berusaha semaksimal mungkin dalam belajar.

Dapat juga sebaliknya, semakin tidak baik persepsi individu terhadap

dirinya sendiri, maka semakin rendah motivasi belajar individu tersebut.

Misalnya, seorang siswa yang merasa bahwa dirinya tidak disayangi

keluarganya, maka ia tidak termotivasi untuk belajar.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar

adalah kompetensi guru. Kompetensi guru adalah kumpulan pengetahuan,

perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki seorang guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Siswa memiliki persepsi terhadap

kompetensi guru. Persepsi yang mereka miliki merupakan hasil dari apa

(59)

kompetensi guru mempengaruhi motivasi belajar siswa apabila antara

keduanya terdapat hubungan. Adanya hubungan akan memungkinkan bagi

persepsi siswa mengenai kompetensi guru untuk mempengaruhi motivasi

belajar siswa, salah satunya adalah persepsi siswa yang baik mengenai

kompetensi gurunya, maka akan menimbulkan motivasi siswa dalam

belajar. Guru yang berkompeten akan dapat menyelenggarakan proses

pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan suasana menarik bagi

siswa dan mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam

pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dan motivasi dalam

belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa

mudah memahami materi yang disajikan. Selain itu, siswa tidak hanya

mendapatkan pengetahuan, tetapi juga memperoleh kesan yang mendalam

mengenai materi pelajaran, dan dapat mendorong siswa untuk

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, dapat

dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu:

Ha

1 = Ada hubungan yang signifikan dan positif antara konsep diri siswa

dengan motivasi belajar siswa SMA Negeri Kelas XI pada mata

pelajaran akuntansi di Kabupaten Sleman.

Ha

2 = Ada hubungan yang signifikan dan positif antara persepsi siswa

(60)

Negeri Kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di Kabupaten

(61)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ex-post facto.

Sedarmayanti dan Hidayat (2011:31) mengungkapkan bahwa penelitian

ex-post facto adalah penelitian berdasarkan pendekatan. Penelitian

ex-post facto menurut Kelinger (Sangadji dan Sopiah, 2010:24) adalah

penelitian yang dilakukan dengan adanya variabel-variabel bebas yang

telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat

dalam suatu penelitian. Abdurrahman dan Muhidin (2011:5)

mengungkapkan bahwa penelitian ex-post facto adalah penelitian yang

dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian

merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kejadian tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan

melakukan penelitian terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri kelas

XI pada mata pelajaran akuntansi yang dipengaruhi oleh konsep diri

siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru mata pelajaran

akuntansi.

Penelitian ex-post facto yang dilakukan adalah penelitian korelasi.

Kountur (203:108) mengatakan bahwa penelitian korelasi merupakan

penelitian yang melihat hubungan antarvariabel. Narbuko dan Achmadi

(62)

penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi

pada suatu faktor berkaitan atau berhubungan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Menurut

Dane (Sangadji dan Sopiah, 2010:25), penelitian korelasi merupakan

suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data yang

berguna untuk menentukan keberadaan hubungan dan tingkat hubungan

antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini umumnya peneliti tidak

memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari

keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan

dalam koefisien korelasi.

Pada penelitian korelasi ini, peneliti tidak dapat melihat hubungan

antarvariabel dengan adanya sebab akibat atau peneliti tidak bisa

mengatakan bahwa variabel pertama dipengaruhi oleh variabel ke dua

atau variabel lainnya maupun sebaliknya. Hal yang dapat dikatakan

adalah terdapat hubungan antarvariabel, yang dapat diartikan bahwa

setiap kali variabel pertama berubah, variabel ke dua juga ikut berubah.

Perubahan variabel ke dua belum tentu disebabkan oleh variabel pertama,

karena ada kemungkinan bahwa perubahan tersebut disebabkan oleh

faktor-faktor lain. Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengetahui

hubungan antara konsep diri siswa dan persepsi siswa mengenai

kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi. Konsep diri siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi

(63)

variabel bebas tersebut tidak memiliki hubungan dengan motivasi belajar

1. SMA N 1 Ngaglik Kayunan, Donoharjo, Ngaglik 55581 2. SMA N 2 Ngaglik Sukoharjo, Sukoharjo Ngaglik 55581 3. SMA N 1 Mlati Cebongan, Tlogodadi, Mlati 55286 4. SMA N 2 Sleman Brayut, Pandowoharjo 55512

Waktu penelitian adalah waktu secara umum yang digunakan

peneliti selama penelitian. Dalam kesempatan ini, peneliti melaksanakan

penelitian pada bulan Februari hingga Maret 2016 dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Tempat dan waktu penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian SMA Negeri 2 Sleman 22 Februari 2016 SMA Negeri 1 Mlati 24-25 Februari 2016 SMA Negeri 1 Ngaglik 02 Maret 2016 SMA Negeri 2 Ngaglik 29-30 Maret 2016

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri

kelas XI di Kabupaten Sleman. Sementara itu, objek penelitiannya adalah

Gambar

Tabel 4.9     Hasil Uji Korelasi antara Variabel Persepsi Siswa
Tabel 3.1 Daftar Sekolah Tempat Penelitian
Tabel 3.3 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa
Tabel 3.4 Nama Sekolah dan Jumlah Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang sering berkaitan dengan motivasi belajar siswa terutama siswa di SMA adalah siswa sering merasakan kurang motivasi dalam dirinya sehingga siswa menjadi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, Allah Bapa Yang Maha Kuasa, karena hanya atas kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pada Telkomsel Selaku penyelenggara operator seluler kartu Simpati berdasarkan

Modal kerja permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara

Pada simpulan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan. melalui permainan sundul bola di matras mengalami

Borland Delphi 7.0 adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang berasal dari bahasa pemrograman Pascal. Dengan bahasa Pemrograman Delphi kita dapat membuat program-program

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang sedang