TINJAUAN HUKUM SURAT KETERANGAN WARIS YANG MENGHAPUS HAK WARIS ANAK KARENA PLAATSVERVULLING
YANG IBUNYA MENINGGAL MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT
abstrak
Surat Keterangan Hak Waris pada masyarakat biasanya dimulai dari keterangan RT/RW dan Desa atau Kelurahan yang berisikan keterangan mengenai pewaris, para ahli waris. Surat Keterangan Hak Waris tersebut sebagai awal bagi kelanjutan dibuatnya Akta pembagian Harta Peninggalan pada suatu keluarga atau somah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menentukan pelaksanaan pembuatan Surat Keterangan W aris (SKW) menurut Hukum Positif serta untuk mengkaji dan merumuskan perlindungan ahli waris yang terhapus hak warisnya karena plaatsvervulling akibat ibunya meninggal lebih dulu menurut Hukum Islam dan Hukum Adat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis dengan mengkaji bahan-bahan kepustakaan dan penelitian lapangan. Selanjutnya dianalisis dengan metode yuridis kualitatif, artinya dalam penulisan ini mengkualifikasikan dengan menganalisis sesuai aturan dan norma yang berlaku tanpa mempergunakan rumus matematis.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata pelaksanaan pembuatan Surat Keterangan Waris yang dilakukan oleh sebagian aparat Desa atau Kelurahan sering menyalahgunakan Hukum Islam sebagai pembagian waris yang menurutnya ahli waris yang meninggal ibunya telah meninggal terlebih dahulu dari pewaris maka kedudukannya akan dihapus atau dihijab sebagai ahli waris jika yang meninggal tersebut memiliki saudara laki-laki. Sedangkan menurut Hukum Adat penggantian tempat atau
plaatsvervulling tetap dilaksanakan berdasarkan Yurisprudensi Hukum