• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI GERAKAN TANAM POHON DI SMP MA’ARIF 06 BREBES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI GERAKAN TANAM POHON DI SMP MA’ARIF 06 BREBES."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Abih Gumelar. (1302546). Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan melalui Gerakan Tanam Pohon di SMP Ma’arif 06 Brebes.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan mengidentifikasi informasi-argumentatif tentang pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Brebes. Teori yang digunakan adalah teori yang berkaitan dengan karakter peduli lingkungan, gerakan penanaman pohon, dan menanam pohon di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif di sekolah, wawancara dengan 12 responden diantaranya enam guru termasuk kepala sekolah dan enam siswa, serta analisis dokumen berupa naskah-naskah tentang menanam pohon. Data dianalisis dengan tahapan: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi; kemudian diuji keabsahannya menggunakan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Gerakan tanam pohon yang diselenggarakan di sekolah dapat mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan, mengurangi resiko bencana alam, dan mendorong kesadaran kepada masyarakat yang mayoritas petani untuk melestarikan lingkungan. (2) Gerakan tanam pohon yang diselenggarakan di sekolah dapat dilakukan melalui praktik pembelajaran IPA, kegiatan ekstrakurikuler Tadabbur Alam dan Bermain di Kebun. (3) Partisipasi siswa dalam gerakan tanam pohon di sekolah dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan melalui pembelajaran IPA, serta kegiatan ekstrakurikuler tadabbur alam dan bermain di kebun. (4) Gerakan tanam pohon terhadap karakter peduli lingkungan siswa di sekolah menjadikan kondisi lingkungan lebih sejuk dan bersih, mengkampanyekan anti ilegal loging dan pengrusakan hutan sehingga tertanamnya karakter peduli lingkungan pada seluruh warga sekolah yang sudah pada tahap moral knowing-moral feeling-moral action dan tahap information-belief-attitude-value.

(2)

ABSTRACT

Abih Gumelar. (1302546). Character Nurturing Environmental Attitudes Through Tree-Planting Program at SMP Ma’arif 06 Brebes.

The study aimed at exploring, investigating, and identifying argumentative-information about character nurturing on environmental attitudes through tree-planting at SMP Ma’arif 06 Brebes. Theories used were theories related with environmental attitudes, tree-planting program, and tree-planting at school. This study used a qualitative approach with case study method. Data of the study were collected with participative observation at the school; interviews with 12 respondents, among them were six teachers including the principal and six students; as well as document analysis on tree-planting. Data were analyzed with the following stages: data collection, data reduction, data presentation, conclusion, and verification. Triangulation was used to enhance the validity of the study. The findings showed that: (1) Tree-planting program at the school to green school, reduced the risks of natural disaster, and encouraged the community, who were mostly farmers, to preserve the environment. (2) Tree-planting program at school can be done through practicum of natural science subject, extracurricular activity of natural contemplation and play-in-the garden. (3) Participation of students in tree-planting program at school were from the planning, implementing, growing, and through natural science subject, as well as extracurricular activity of natural contemplation and play-in-the-garden. (4) Tree-planting program as an attempt to nurture environmental attitudes of the students at the school had made the environment became more airy and clean and it had campaigned against illegal logging and deforestation. Therefore this attitude had been infused within all school members which is already at the stage of moral knowing-moral feeling-moral action and phase information-belief-attitude-value.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah sub bagian dari perencanaan usulan suatu penelitian (Suharto dkk., 2004:99). Sedangkan metodologi penelitian merupakan serangkaian hukum, aturan, tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu penelitian (Herdiansyah, 2010:3). Adapun metode penelitian meupakan bagian yang bersifat prosedural adalah bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetauhi bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan (Tim penyusun pedoman penulisan karya ilmiah UPI, 2014:27-28).

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Waktu penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penulisan laporan. Secara rinci tahapan waktu penelitian dimaksud dipaparkan pada tabel 3.4 sebagai berikut ini.

Tabel 3.4

Perincian Waktu Penelitian

No Jadwal Penelitian

Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2015

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahap persiapan x x

Mengurus Perijinan dan Menyusun Instrumen

x x

2. Tahap pelaksanaan x x x x x x x

Pengumpulan data x x x

Analisis data x x

Perumusan hasil penelitian

x x

3. Tahap penyelesaian x x x x

Penyelesaian kerangka laporan

(4)

Penulisan laporan untuk tesis

x Revisi dan editing

laporan untuk tesis

x Penyerahan laporan

untuk tesis

x

3.2 Jenis dan Strategi Penelitian

Suatu penelitian dilihat dari aspek penekanannya maka memiliki beberapa jenis dan strategi, untuk itu pada bagian ini akan diuraikan secara singkat mengenai jenis dan strategi penelitian, sebagai acuan dalam menentukan jenis dan strategi penelitian ini:

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan pendekatan dalam suatu penelitian seperti kualitatif maupun kuantitatif. Perlu diketahui jenis penelitian yang diambil oleh seorang peneliti, sehingga itu akan terarah sesuai masalah penelitian yang dihadapi. Menurut Tanzeh (2011:4), secara umum mengenai pengelompokan penelitian dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:

1) Penggolongan menurut bidangnya: penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik, penelitian biologi, penelitian ekonomi, dan sebagainya.

2) Penggolongan menurut tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian kancah.

3) Penggolongan menurut pemakaiannya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research).

4) Penggolongan menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.

5) Penggolongan menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.

6) Penggolongan menurut approachnya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional.

(5)

secara lebih khusus mengenai jenis penelitian dibagi menjadi empat macam, yaitu menurut tempat, sifat, jenis dan menurut kegunaannya. Dari segi tempat dilaksanakannya, penelitian dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penelitian pustaka, penelitian laboratorium, dan penelitian lapangan. Dari segi sifatnya, yaitu penelitian dasar, penelitian vertikal, penelitian survei. Ditinjau dari segi jenisnya, yaitu penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian konformatif, penelitian evaluatif, dan penelitian prediktif. Sedangkan dari segi kegunaannya, yaitu penelitian murni dan penelitian terapan.

Selain di atas secara lebih spesifiknya diungkapkan oleh Arifin (2012:27-37), bahwa pengelompokan jenis penelitian bisa pula dlihat berdasarkan tujuan, pendekatan, tempat, fungsi, dan metodenya. Berdasarkan pendekatan dapat dikelompokan menjadi penelitian kuantitatif, perkembangan, penelitian kualitatif atau penelitian yang menyangkut masalah-masalah kompleks yang belum jelas duduk soalnya. Kemudian berdasarkan tempat terdiri dari penelitian kepustakaan, penelitian laboratorium, penelitian lapangan. Sedangkan berdasarkan fungsinya terdiri dari penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian tindakan, penelitian penilaian, penelitian evaluasi, penelitian kebijakan, dan penelitian grounded. Sedangkan berdasarkan metode terdiri dari penelitian sejarah, penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, penelitian survei, penelitian ekspos fakto, penelitian komparatif, penelitian korelasional, penelitian studi kasus, dan pengembangan (Creswel, 2013:71).

Berdasarkan konsep di atas, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa kata-kata secara tertulis maupun lisan untuk menggali informasi permasalahan penelitian yang dihadapi dengan lebih mendalam dan akurat.

3.2.2 Strategi Penelitian

(6)

bahwa ada beberapa strategi atau metode yang bisa dipakai dalam suatu penelitian kualitatif. Berikut ini dikemukakan beberapa macam metode atau strategi penelitian kualitatif yaitu:

1) Penelitian fenomenologi, penelitian yang bersifat induktif, pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi (phenomenological philoshop). Tujuannya untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain.

2) Penelitian teori grounded, penelitian ini teknik penelitian induktif, menekankan observasi dan mengembangkan basis praktik hubungan “intuitif” antar variabel. Prosesnya melibatkan formulasi, pengujian, dan pengembangan ulang preposisi selama menyusun teori.

3) Penelitian etnografi, penelitian ini awalnya berkembang pesat pada disiplin antropologi untuk investigasi budaya melalui studi mendalam atas rumpun-rumpun atau masyarakat budaya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan secara sistematis dan deskriptif.

4) Penelitian historis, penelitian ini dimaskusdkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif, sistematis, dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan.

5) Penelitian kasus (case study), atau penelitian lapangan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang berifat apa adanya.

6) Inkuiri filosofi, penelitian ini melibatkan penggunaan mekanisme analisis intelektual untuk memperjelas makna, membuat nilai-nilai menjadi nyata, mengidentifikasi etika, dan studi tentang hakikat pengetahuan.

7) Teori kiritik sosial, penelitian ini merupakan filosofi lain dari sebuah metodologi kualitatif yang unik. Dipandu oleh filsafat dari teori kritik sosial, peneliti menemukan pemahaman mengenai cara seseorang berkomunikasi dan bagaimana cara mengembangkan makna simbolik di masyarakat.

(7)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (1990:117), subjek penelitian adalah sebagai benda, hal, atau orang, dan juga tempat data penelitian melekat, maupun yang dipermasalahkan. Selain itu subjek penelitian menurut Azwar (2003:34-35), merupakan sumber utama data dalam penelitian. Melihat pernyataan tersebut, subjek dalam penelitian ini ada siswa, guru, kepala sekolah, atau pihak-pihak lain yang memahami dan berhubungan langsung dengan objek yang sedang diteliti sehingga dapat memberikan informasi yang akurat kepada peneliti.

3.3.2 Objek Penelitian

Menurut Nawawi (2009:175), objek adalah “keseluruhan bidang atau aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia itu sendiri”. Adapun dalam ilmu-ilmu humaniora objek yang terpenting yaitu orang dengan berbagai aktivitasnya. Objek tersebut dibedakan menjadi tiga bagian, diantaranya benda (artifact), hubungan-hubungan sosial (socifact), pikiran dan perasaan (mentifact) (Ratna, 2010:135). Objek dalam penelitian ini adalah pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.

3.4 Sumber Data

(8)

Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan huruf p dari bahasa Inggris yaitu:

P = person, sumber data berupa orang. P = place, sumber data berupa

tempat. P = paper, sumber data berupa simbol. Keterangan singkat untuk ketiganya adalah sebagai berikut: Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya. Keduanya merupakan objek untuk penggunaan metode observasi. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini maka ”paper” bukan hanya terbatas pada kertas sebagaimana terjemahan dari kata “paper” dalam bahasa Inggris, tetapi dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar, dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi (Arikunto dalam Gumelar, 2013:77).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini meliputi infroman, dokumentasi, dan peristiwa. Penjelasan dari masing-masing sumber data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Narasumber atau informan

Menurut Patilima (2005:80), informan merupakan orang yang memberikan informasi dalam penelitian kualitatif. Informan dan responden merupakan dua hal yang berbeda dimana informan adalah individu yang memiliki keahlian serta pemahaman terbaik mengenai isu-isu tertentu sehingga informan merupakan narasumber, sementara responden adalah individu yang oleh pewawancara ingin mengetahui informasi mengenai diri dari responden itu sendiri seperti pendiriannya, sikapnya, serta pandangannya terhadap isu tertentu (Silalahi dalam Putri, 2012:1). Informan dalam penelitian ini meliputi siswa, guru, kepala sekolah dan informan lain yang memberikan kontribusi terkait pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes.

2) Dokumentasi

(9)

menemukan baik itu teori yang berkaitan dengan proses dalam permasalah penelitian. Dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah buku-buku, arsip, foto terkait pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes. 3) Peristiwa dan aktivitas

Peristiwa merupakan hal yang terjadi dalam suatu peristiwa berlangsungnya penelitian (Wojow, 1999:294). Selain itu menurut peneliti bahwa peristiwa maupun aktivitas merupakan berbagai kejadian atau kegiatan dari awal sampai akhir dalam suatu penelitian. Peristiwa dan aktivitas tersebut yang nantinya dapat memperolah suatu data di lapangan. Sehingga peneliti harus benar-benar aktif dalam hal ini. Adapun peristiwa dan aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini seperti kegiatan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman pembaca terhadap isi dari penelitian ini, sehingga perlu penjelasan secara singkat namun memadai terkait teknik dan instrumen pengumpulan datanya yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Teknik pengumpulan data

Menurut Riduwan (2009:69) bahwa terknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun yang mengungkpakan bahwa teknik pengumpulan data kualitatif merupakan teknik yang diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama, misalnya wawancara mendalam, observasi langsung, dan mencatat arsip atau dokumen (Maryadi dkk., 2011:14). Bahkan dilakukan dalam suatu penelitian meliputi angket, wawancara, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2011:216).

(10)

1) Observasi. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

mencatat/merekam peristiwa-peristiwa dalam pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes. Observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan diantaranya mengenai letak dan karakteristik kewilayahaan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, jumlah anak didik. Selain itu mengamati perilaku guru, siswa dan perangkat sekolah lainnya yang dalam pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon. Kemudian mengamati keadaan lingkungan belajar, dan bentuk perilaku partisipasi siswa maupun guru dalam inovasi gerakan tanam pohon di sekolah, serta hasil yang didapatkan siswa dan guru dari gerakan tanam pohon.

2) Wawancara. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden

dengan jumlahnya relatif terbatas ini, memiliki tujuan agar peneliti memperoleh data maupun informasi yang lebih mendalam. Adapun wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa maupun pihak lain yang memberikan kontribusi terkait pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Maa’rif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes. Wawancara dilakukan secara terbuka, artinya informan bebas untuk menyampaikan seluas-luasnya informasi mengenai pertanyaan yang disampaikan peneliti. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara diantarnya mengenai dasar pemikiran gerakan tanam pohon, mekanisme pelaksanaan gerakan tanam pohon, partisipasi siswa dalam gerakan tanam pohon, dan dampak gerakan tanam pohon terhadap pembinaan karakter peduli lingkungan siswa di sekolah.

3) Analisis Dokumen. Selain melalui observasi dan wawancara, digunakan

studi dokomentasi yang bertujuan agar data dari hasil observasi dan wawancara lebih akurat kembali. Penelitian ini menggunakan beberapa dokumen berupa buku-buku, arsip-arsip, foto-foto yang berkaitan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes.

3.5.2 Instrumen pengumpulan data

(11)

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk telaah wawancara adalah kisi-kisi wawancara sebagaimana untuk melakukan wawancara dengan siswa, guru, kepala sekolah. Sedangkan telaah observasi menggunakan instrumen kisi-kisi observasi. Telaah dokumen yang terkait dalam penelitian ini yaitu menggunakan kisi-kisi dokumen yang berupa buku-buku mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data adalah suatu cara untuk mengembangkan kedalaman, kemantaban atau keakuratan, dan kebenaran data yang diperoleh melalui bermacam-macam teknik pengumpulan data (Sutopo, 2006:83). Adapun pengertian lain menurut Moleong (1990:171), bahwa keabsahan data merupakan suatu konsep yang penting diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) yang disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri.

Dari penjelasan di atas, tentunya ada tahapan-tahap yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti agar data itu benar-benar valid dan absah. Menurut Sugiyono (2012:364), data-data yang diperoleh melalui pengujian keabsahan data dalam penelitian kualiatif, meliputi bebrapa tahap uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability

(obyektivitas). Hal ini dapat dijelaskan pada gambar 3.6 sebagai berikut.

Gambar 3.6

Uji keabsahan data penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:365)

Uji kebasahan data

Uji confirmability Uji credibility

(12)

Dalam suatu penelitian memerlukan cara untuk memperolah data penelitian yang benar-benar akurat dan terpecaya kebenarannya, sehingga mencapai pada tujuan yang diinginkan seorang peneliti itu sendiri. Berbagai pandangan seorang ahli peneliti di dunia. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cara tersebut, karena dapat mempengaruhi hasil penelitian yang dicapai. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengetahui validitas data diantaranya dengan menggunakan triangulasi. Sebelum masuk pada intinya, Sugiyono (2012:327) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi dalam suatu penelitian kualitatif itu terbagi ke dalam beberapa triangulasi seperti triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Secara ringkas penjelasan mengenai triangulasi sumber data,dan teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan di bawah ini:

1) Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data ini untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data penelitian itu melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012:370). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah bagan dari triangulasi jenis sumber data itu sendiri yaitu:

Atasan Teman

Bawahan Gambar 3.7 Triangulasi sumber data

(Sugiyono, 2012:369)

2) Triangulasi teknik pengumpulan data

(13)

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Berikut adalah bagan triangulasi jenis teknik pengumpulan data yaitu:

Wawancara Observasi

Kuesioner atau dokumentasi Gambar 3.8

Triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2012:370)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Triangulasi jenis sumber data, terkait penelitian ini berikut adalah bagan triangulasi jenis sumber data yang digunakan:

Gambar 3.9

Triangulasi Sumber Data Penelitian ini

Data mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.

1. Siswa 2. Guru

3. Kepala sekolah

Buku, dokumen, arsip-arsip atau foto terkait pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kabupaten Brebes

Pelaksanaan gerakan tanam pohon dalam pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Maa’rif 06 Ciputih,

Kecamatan Salem,

Kabupaten Brebes. Peristiwa

(14)

2) Triangulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumen (arsip). Untuk lebih jelasnya akan diilustrasikan dalam bentuk bagan triangulasi pengumpulan data mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:

Gambar 3.10

Triangulasi pengumpulan data penelitian ini

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses yang penting dalam suatu penelitian, karena keberadaannya akan mempengaruhi hasil penelitian yang benar-benar akurat. Adapun definisi dari analisis data itu sendiri dijelaskan oleh Patilima (2005:88), bahwa analsisis data merupakan kata-kata yang dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum menjadi satu kesatuan. Analisis data juga diungkapkan oleh Sutopo (2006:105), meruapakan data-data yang diperoleh dalam proses pengumpulan data dengan tidak dipergunakan untuk membuktikan suatu

Data mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian. Mengajukan pertanyaan

kepada siswa, guru, kepala sekolah di sekolah penelitian.

Pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian.

Buku, dokumen, foto-foto pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian.

(15)

hipotesis, tetapi digunakan sebagai bahan pemahaman, dan penyusunan suatu simpulan maupun teori.

Menurut Patilima (2005:99), model analisis data terbagi menjadi dua bagian yaitu model alir dan model interaktif. Adapun model alir merupakan model yang memiliki perhatian penelitian pada pengaturan waktu, penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan setelah pengumpulan data. Sedangkan model interaktif adalah penyajian data dengan memperhatikan hasil data yang dikumpulkan, kemudian proses penarikan kesimpulan dan tahap akhir baru diverifikasi data (Patilima, 2005:100).

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian kualitatif pada umumnya mengikuti beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Pengumpulan data, yaitu menngumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2) Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian.

3) Penyajian data, yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis matrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

4) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung dilapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat (Miles dan Huberman, 1992:15-19).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif, karena model interaktif lebih memperhatikan data yang dikumpulkan dan menghasilkan satu kesimpulan saja yang berkaitan dengan penelitian ini mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.

(16)

Gambar 3.11

Komponen-komponen analisis data model interaktif (Miles dan Huberman, 1992:20)

Berdasarkan uraian mengenai analisis data model interaktif di atas, maka dapat dilihat juga ilustrasi yang diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih Kec. Salem, Kab. Brebes yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.12

Bagan Analisis Data Penelitian Ini Pengumpulan

Data Penyajian Data

Kesimpulan: penarikan/ verifikasi

data penelitian Reduksi Data

Pengumpulan data mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Mereduksi atau memilih data yang termasuk pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon.

Menyajikan data berupa pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian.

(17)

3.8 Prosedur penelitian

Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang dialkukan terutama bagaimana desain penelitian dioperasionalkan secara nyata (Pedoman penulisan karya ilmiah UPI, 2014:29). Pengertian lain prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dibutuhkan peneliti pada saat melaksanakan kegiatan penelitian dari awal sampai akhir (Maryadi dkk., 2011:15). Adapun dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tahap pra lapangan. Tahap pra lapangan adalah tahap yang dilakukan

mulai dari pembuatan suatu penelitian sampai memperoleh izin penelitian.

2) Tahap penelitian lapangan. Pada tahap ini peneliti menggali informasi

sebanyak meungkin sampai data itu jenuh, yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan sebagai sumber data, setelah sumber data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis dan selanjutnya data itu dikumpulkan dan disusun.

3) Tahap analisis data. Setelah data yang terkumpul cukup memadai maka

tahap selanjutnya data tersebut dianalisis, guna untuk mengetahui permasalahan yang sedang diteliti.

4) Analaisis dokumentasi. Analisis dokumentasi dalam teknik pengumpulan

data melalui dokumentasi ini yaitu denga cara menganalisis dokumentasi yang terdapat dalam proses pelaksanaan kegiatan gerakan tanam pohon dalam membangun karakter peduli lingkungan.

Melihat uraian di atas maka dalam penelitian menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-langkah, yaitu tahap pra lapangan, tahap penelitian lapangan, observasi, kemudian tahap analisis data dan tahap analisis dokumentasi.

3.9 Paradigma Penelitian

Menurut Alwaslilah (dalam Abdjan, 2011:93), paradigma merupakan sebuah rujukan dan sudut pandang mempunyai dua arti pokok yaitu pertama, seperangkat bentuk yang berbeda-beda dari sebuah kata seperti pada ungkapan

verb paradigma, sehingga muncullah istilah hubungan paradigmatik atau

paradigmatic relationships, kedua, jenis sesuatu, pola, atau model seperti dalam

ungkapan a paradigma for other to copy. Selanjutnya Paradigma diartikan sebagai

a set of assumptions dan beliefs concerning, yaitu asumsi yang dianggap benar.

(18)

64). Adapun yang menjelaskan paradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berpikir seperti basis dari ontologi, epistemologi, dan metodologi (Salim, 2006:46).

Paradigma penelitian yang peneliti kembangkan pada penelitian tentang pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih Kec. Salem, Kab. Brebes dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:

Gambar 3.13

Paradigma penelelitian tentang pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon

Gerakan tanam pohon sebagai wahana untuk membina siswa dalam menerapkan karakter peduli lingkungan di sekolah, yang nantinya siswa berwawasan lingkungan maupun cinta terhadap lingkungan hidup, sehingga melestarikannya dengan baik. Karakter peduli lingkungan merupakan salah satu dari 18 nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dicanangkan oleh kementrian pendidikan nasional pada tahun 2011. Menanggapi

Kondisi karakter siswa dalam kebiasaaan

sehari-hari di sekolah

Pemeliharaan Perencanaan Pelaksanaan

Gerakan Tanam Pohon melalui Pembelajaran IPA, ekstrakurikuler Taddabur Alam dan Bermain di Kebun

Rekomendasi Kesimpulan

Temuan dan Pembahasan Temuan dan

Pembahasan

Pembentukan Karakter Peduli

Lingkungan OUTPUT

(19)
(20)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Pada bagian Kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif. Adapun pada bagian implikasi menjelaskan akibat langsung dari temuan hasil penelitian. Sedangkan rekomendasi diketengahkan beberapa saran maupun opini yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

5.1Simpulan Umum

Pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Ma’arif 06 Brebes dapat dilakukan melalui gerakan tanam pohon dalam pembelajaran IPA, dan ekstrakurikuler Tadabbur Alam serta bermain di kebun. Keberadaan kegiatan tersebut bahwa sekolah merupakan berwawasan lingkungan, secara geografis letak daerah tempat penelitian rawan dengan bencana, serta mata pencaharian masyarakatnya mayoritas bertani, dan kondisi karakter masyarakat maupun siswa masih kurang melestarikan lingkungan. Dampak gerakan tanam pohon terhadap karakter peduli lingkungan siswa sudah pada tahap moral knowing-moral

feeling-moral action, namun tahap feeling-moral knwoing hanya pada aspek feeling-moral

awernes-knowing moral values, tahap moral feeling hanya pada aspek conscience-self

esteem, tahap moral action hanya pada aspek competence dan tahap

information-belief-attitude-value yang belum mencapai pada tahap character-personality-jati

diri. Gerakan tanam pohon dapat menciptakan kondisi lingkungan lebih sejuk dan

bersih, mengkampanyekan anti ilegal loging dan pengrusakan hutan di tempat penelitian. Bibit pohon yang sudah ditanam sekitar 30.000 dari bantuan hibah perhutani, pemerintah Kabupaten Brebes, BPDAS (Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai) Semarang, PC NU Kab. Brebes, dan LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan).

5.2 Simpulan Khusus

(21)

mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di

SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes. Adapun kesimpulan khusus

dari penelitian ini sebagai berikut:

1) Gerakan tanam pohon yang diselenggarakan di sekolah dapat mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan, mengurangi resiko bencana alam, dan mendorong kesadaran kepada masyarakat yang mayoritas petani untuk melestarikan lingkungan.

2) Gerakan tanam pohon yang diselenggarakan di sekolah dapat dilakukan melalui praktik pembelajaran IPA, kegiatan ekstrakurikuler Tadabbur Alam, dan bermain di kebun.

3) Partisipasi siswa dalam gerakan tanam pohon di sekolah dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan melalui pembelajaran IPA, serta kegiatan ekstra kurikuler Tadabbur Alam, dan Bermain di Kebun.

4) Gerakan tanam pohon terhadap karakter peduli lingkungan siswa di sekolah menjadikan kondisi lingkungan lebih sejuk dan bersih, mengkampanyekan anti ilegal loging dan pengrusakan hutan sehingga tertanamnya karakter peduli lingkungan pada seluruh warga sekolah yang sudah pada tahap moral

knowing-moral feeling-knowing-moral action dan tahap information-belief-attitude-value.

5.3 Implikasi

(22)

adanya kerjasama antara keluarga, satuan pendidikan dan pemerintah. Jadi semua elemen tersebut penting dalam keberhasilan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Adapun pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di sekolah penelitian ini memiliki hubungan dengan education for

sustainable development (ESD). ESD merupakan upaya untuk mengubah perilaku

siswa dalam pembangunan berkelanjutan baik di pendidikan formal, non formal, maupun informal. ESD sendiri memiliki berbagai perspektif diantaranya persepektif sosial-budaya, perspektif lingkungan, dan perspektif ekonomi. Apabila dikaitkan dengan ESD maka penelitian ini masuk ke dalam perspektif lingkungan, karena gerakan tanam pohon di sekolah penelitian merupakan bagian dari pembinaan karakter peduli lingkungan. Semoga keberadaan penelitian ini bisa mengembangakan dan menambah keilmuan tentang ESD.

Selain di atas penelitian ini tentunya memiliki hubungan dengan Departemen Pendidikan Umum. Keterkaitan itu diantaranya bahwa pendidikan karakter merupakan bagian dari Pendidikan Umum yang bertujuan untuk menjadikan manusia yang holisitik atau komprehensif. Jadi gerakan tanam pohon ini bisa dijadikan sebagai model pembelajaran Pendidikan Umum di sekolah dalam membina karakter peduli lingkungan.

5.4 Rekomendasi

Berdasarkan sejumlah temuan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon di SMP Ma’arif 06 Ciputih, Kec. Salem, Kab. Brebes, maka dengan ini peneliti merekomendasikan sebagai berikut:

1) Bagi Pemerintah Daerah, memberikan informasi bagi pemerintah daerah untuk membuat kebijakan baru agar sekolah melaksanakan gerakan tanam pohon. 2) Bagi Sekolah, memberikan informasi baru perihal pembinaan karakter siswa di

(23)

3) Bagi kepala sekolah, lebih memaksimalkan kembali komitmen bersama semua warga sekolah dan pemerintah setempat dalam rangka pembinaan karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon.

4) Bagi guru, menggunakan model pembelajaran gerakan tanam pohon dalam pembinaan karakter peduli lingkungan. Selain itu guru diharapkan menjadi teladan, terus memotivasi siswa, dan lebih memaksimalkan lagi dalam membina karakter peduli lingkungan melalui gerakan tanam pohon.

5) Bagi siswa, terus selalu membiasakan diri untuk tetap peduli lingkungan baik di sekolah, masyarakat, dan kehidupan bernegara.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku, Artikel, Prosiding, dan Jurnal:

Afandi, R. (2013). Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup melalui Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau. Sidoarjo: FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. PEDAGOGIA Vol. 2,

No. 1, Februari 2013: halaman 98-108.

Afriatien, T.S. (1993). Studi Konseptual tentang Landasan Pendidikan Umum

dalam Surat Luqman (Tesis). Bandung: Program Pascasarjana IKIP

Bandung.

Alwasilah, C. (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat.

Arif, A. (1997). Pembangunan dan Pengelolaan Kebun Sekolah. Jakarta: PT. Grasindo.

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

... (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astuti, T. M. P. (2012). Ekofeminisme dan Peran Perempuan dalam Lingkungan.

Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 (ISSN: 2252-9195) Hlm. 49-60.

Azwar, S. (2003). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Balitbang Jateng. (2007). Penelitian Perilaku Sosial Anak Sekolah terhadap

Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup. Jawa

Tengah: Tim Peneliti Balitbang.

Budimansyah, D. (2012). Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

... (2012). Perancangan pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

... (2011). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya

Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press dan

(25)

Bull, M. (2013). Transformative Sustainability Learning: Cultivating a Tree-Planting Ethos in Western Kenya. Journal of Education for Sustainable

Development 7:1 (2013):5-21.

Caroline. (2010). Potensi Kecamatan Salem dalam Pendapatan Asli Daerah.

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, Vol 11, No 1 (2010).

Creswell, J. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

... (2011). Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damayatanti, P.T. (2011). Upaya Pelestarian Hutan melalui Pengelolaan Sumber-daya Hutan Bersama Masyarakat. Jurnal Komunitas, Volume III, No 1,

(2011):70-82.

Danim, S. (2012). Menjadi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Evarinayanti. (2013). Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Pengembangan Budaya Sekolah Berkarakter, Prosiding Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa Universitas Pendidikan Indonesia (hlm.

807--815). Bandung: Program Studi Pendidikan Umum.

Fathoni, A. (2006). Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia.

Hakam, K.A. (2007). Pengantar Pendidikan Nilai. Bandung: CV.Yasindo Multi Aspek.

... (2008). Pendidikan Nilai. Bandung: Value Press

... (2010). Bunga Rampai Nilai Moral dalam Kajian Pendidikan. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

Hardjana dan Fajri. (2011). Kemampuan Tanaman Meranti (Shorea Leprosula) Dalam Menyerap Emisi Karbon (Co2) Kawasan Hutan Iuphhk-Ha Pt Itciku Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol.5 No.1,Juni 2011. Harjadi, S. (2002). Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Herdiyansah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba

Humanika.

(26)

Jackshon, dkk. (2005). Trading Water for Carbon with Biological Carbon Sequestration. www.sciencemag.org Journal Science Vol 310.

Jumali, dkk. (2008). Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Kartasapoetra, A.G. (2008). Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Keraf. S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Buku Kompas.

Kesuma. D. (2013). Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Matematika. Dalam H. Apriyanti, Prosiding Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa

Universitas Pendidikan Indonesia (hlm. 252-261). Bandung: Program Studi

Pendidikan Umum.

Kosasih, A. (2012). Konsep Pendidikan Nilai. Bandung: FPIPS UPI

Landriany .E. (2014). Implementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal

Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-88.

Lickona, T. (2012). Character Matters: Persoalan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

... (2013). Educating For Character; Mendidik untuk Membentuk

Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

... (2013). Mengembangkan Karakter Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran Sains. Dalam Sulastri. Prosiding Refleksi Pembangunan

Karakter Bangsa Universitas Pendidikan Indonesia (hlm. 785-797).

Bandung: Program Studi Pendidikan Umum.

... (2013). Pendidikan karakter melalui Pembelajaran Matematika. Dalam Apriyanti. Prosiding Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa

Universitas Pendidikan Indonesia (hlm. 252-261). Bandung: Program Studi

Pendidikan Umum.

Maryadi dkk. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Miles, M dan Hubreman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong, L. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

(27)

Mulyana, R. (2009). Penanaman Etika Lingkungan melalui Sekolah Perduli dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol.6 No.2,

Desember 2009.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murti, A. R. (2013). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Sekolah Berwawasan Lingkungan (Studi Deskriptif di SMA Semen Gresik). Jurnal Kajian Moral

dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013.

Nawawi, H dan Martini H (1992). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nawawi, I. (2009). Pembangunan & Problem Masyarakat. Surabaya: CV. Putra Media Nusantara.

Operation Wallacea. (2012). Teknik Penanaman, Pemeliharan, dan Evaluasi

Tanaman. (powerpoint).

Patilima, H. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014. Policy Brief. (2011). Pendidikan Karakter untuk Membangun Karakter Bangsa.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Progdi PU. (2014). Profile Program Magister dan Doktor Pendidikan Umum. Bandung: PU UPI.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Raharjo. (2004). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Saddulloh, U. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sakti. (2013). Model Contextual Teaching and Learning Bermuatan Pendidikan Karakter, Prosiding Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa Universitas

Pendidikan Indonesia (hlm. 75-82). Bandung: Program Studi Pendidikan

(28)

Salamet. (2012). Karakter Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Sumenep: STKIP PGRI. Volume 3, Nomor 1, Januari 2012 Jurnal Pelopor

Pendidikan.

Salim, A. (2006). Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Samani, M. dan Hariyanto. (2013). Pendidikan Karakter, Konsep dan Model. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sauri. S. (2013). Filsafat dan Teosofat Akhlak. Bandung: Genesindo.

Setiawan, A.I. (1995). Penghijauan dengan Tanaman Potensial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Shofa. (2012). Pendidikan Karakter di Sekolah Sejak Proklamasi Kemerdekaan sampai Era Reformasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol.1, No.1

(2012).

Siahaan. (2007). Hutan Lingkungan dan Paradigma Pembangunan. Jakarta: Pancuran Alam.

Soerjani dkk. (1987). Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam

Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sudarmanto, B. (2010). Analisis Lingkungan Pada Daerah Konservasi Air Kabupaten Brebes (Sub Das Kabuyutan Hulu, dan Hilir Das Kabuyutan)

Jurnal Pengembangan Rekayasa Teknologi ISSN 1410-9840 Vol. 12 No. 2 Halaman 3.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ... (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

... (2010). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ... (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Suharto dkk. (2004). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

... (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

(29)

Sumantri. (2011). Pendidikan Karakter Nilai inti Bagi Upaya Pembinaan

Kepribadian Bangsa: Penghargaan dan Penghormatan 70 tahun Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed. Bandung: Widya Aksara Press.

Susanti. (2011). Membangun Pendidikan Karakter di Sekolah: melalui Kearifan

Lokal. (Makalah). Padang: USM.

Sutama. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairus Media.

Sutopo. (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian Edisi 2). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Syahri. 2013. Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Green Moral. Bandung: Widya Aksara Press.

Tanzeh, A. (2011). Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.

Tim BUMN HL1. (2014). Cara Penanaman dan Pemeliharaan Pohon. (DVD). Bandung: PT. BUMN Hijau Lestari 1.

... (2014). Tujuh Patriot Lingkungan: Berkiprah Tanpa Pamrih. Bandung: CV. Nuansa Jaya Bandung.

Wiyani. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasinya

di Sekolah Yogyakarta: Pedagogia.

Wiyono. (2012). Pendidikan Karakter dalam Bingkai Pembelajaran di Sekolah.

Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, No 2, Juli 2012.

Zuchdi, dkk. (2009). Pendidikan Karakter Grand Design dan Nilai-nilai Target. Yogyakarta: UNY Press.

... (2010). Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif

Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas.

Yogyakarta: UNY Press. B.Skripsi, Tesis, dan Disertasi:

Abdjan, A. (2011). Pembinaan Karakter Siswa melalui Mata Pelajaran PKn.

Studi Kasus di SMK 1 Kota Ternate. (Tesis). Bandung: PU UPI.

Abidinsyah. (2013). Internalisasi Nilai Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran

(30)

Aripin. (2012). Pengintegrasian Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran

Ekstrakurikuler Mitra Citra Remaja (Mcr) sebagai Upaya Pembinaan Akhlak Mulia di Man Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya (Studi Deskriptif

Analitik pada Pembelajaran Ekstrakurikuler MCR). (Tesis). Bandung: Pendidikan Umum SPS UPI.

Ariyani. (2013). Penanaman Karakter Peduli Lingkungan dan Disiplin melalui Program Berjumpa (Bersih Jum’at Pagi) (Studi Kasus Di Smp Negeri 1

Teras Boyolali Tahun 2013). (Skripsi). Surakarta: PPKn UMS.

Aryani, dkk. (2013). Upaya Mengembangkan Sikap Peduli Lingkungan melalui

Bermain Ecofunopoly. (Skripsi). Surakarta: UNS.

Dahlia. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan Lingkungan dan Budi

Pekerti di Jogja Green School. (Tesis). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Gumelar, A. (2013). Peran BPD dalam Pelaksanaan Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan (Studi kasus di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes). (Skripsi). Surakarta: PPKn UMS.

Kurniawati, I. (2013). Konsep Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam. (Skripsi). Salatiga: PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Mahjuro, K. (2007). Pilar-pilar Pendidikan Rekomendasi UNESCO dalam

Perspektif Pendidikan Islam. (Skripsi). Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo.

Mardiana, D. (2014). Internalisasi Nilai Etika Lingkungan di Sekolah (Studi

Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sukawangi Bandung). (Disertasi). Bandung:

PU SPS UPI.

Mustofa. (2012). Penerapan Pendidikan Karakter di Smpit Nurul Islam Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Salatiga: PAI

STAIN.

Nur A, D. (2012). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam Karya Abdul

Majid dan Dian Andayani dan Relevansinya dengan Kurikulum PAI SMP. (Skripsi). Semarang: IAIN Walisongo.

Purwani. (2014). Implikasi Nilai Karakter Peduli Lingkungan di Madrasah

Ibtidayah Negeri (MIN) Kebonagung Imogiri Bantul. (Skripsi). Yogyakarta:

(31)

Purwaningsih, U. (2009). Pengendalian Kerusakan Lingkungan di Kawasan

Lindung Lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung Berdasarkan Peraturan Daerah No.22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Provinsi Jawa Tengah. (Skripsi). Yogyakarta: UAJY.

Rahmawati, S. U. (2014). Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan melalui

Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup (Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung). (Skripsi). Bandung: UPI.

Rusmana. (2010). Pembelajaran Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

dalam Mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL). (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Banjaran Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2009-2010). (Tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudrajat, Edi (2011) Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

Habituasi terhadap Kesadaran Lingkungan Hidup Siswa SMP. (Tesis).

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Syahdian. (2000). Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup dengan Partisipasi Siswa SMU dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tebing Tinggi. Sumatera Utara: Universitas

Sumatera Utara.

Widjaja, S. (2013). Pengembangan Model Konseptual Rumah Belajar

Lingkungan Hidup (Eco Learning Camp) sebagai Model Pendidikan Nilai. (Disertasi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zara. (2010). Tindakan Sosial mengenai Program Gerakan Satu Orang Menanam

Satu Pohon (Studi Terhadap 12 Orang Warga di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Kota Tengah, Padang). (Skripsi). Padang: Universitas andalas.

C.Peraturan Perundangan:

Pemerintah Kabupaten Brebes. (2009). Peraturan Daerah Kabupaten Brebes

Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Brebes Tahun 2005-2025. Brebes: Pemerintah

Kabupaten Brebes.

... (2012). Peraturan Daerah Kabupaten Brebes

Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017. Brebes: Pemerintah

Kabupaten Brebes.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

(32)

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No: P.41/Menhut-Ii/2013 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup. D.Internet:

Aar. (2011). 18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa. Diakses dari http://rumah inspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa.co.id. Administrator. (2014). Profil Daerah Kabupaten Brebes. Diakses dari

http://brebeskab.go.id/myweb/index.php/profil-daerah.

Anjasti, A.F. (2013). Kerusakan Lingkungan. Semarang: UNNES. Diakses dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/kerusakan-lingkungan.html. Celin. S. (2014). Kondisi Lingkungan Hidup. Diakses dari

http://celineshan.blogspot.com/2014/02/resume-jurnal-kondisi-lingkungan -hidup.html.

Danuningrat. (2008). Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon. Diakses dari http://www.1miliarpohon.com/gogreen/gerakan-menanam-1-miliar-pohon. Gafur. (2013). Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Silabus

Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Palembang: Unsri.

Diakses dari http://eprints.unsri.ac.id/4055/7/INTERNALISASI _NILAI_pendidikan_karakter.pdf.

Gunawan. (2015). Antisipasi Kerusakan Lingkungan melalui Kajian Lingkungan

Hidup Strategi. Diakses dari

http://www.brebeskwalionline.com/2013/02/antisipasi-kerusakan-lingkungan-melalui.html.

http://www.menlh.go.id/informasi-mengenai-adiwiyata/. http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal/2044.html http://www.rare.org/id/node/3050#.VUcwL_mqqko

(33)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=325 685:-gerakan-tanam-pohon-sekolah dicanangkan&catid=15:sumut&Itemid =28.

https://bamboeindonesia.files.wordpress.com/2012/06/50272817-mod8-reboisasi. pdf.

Humasjtg. (2014). Masyarakat Gunung Dihimbau Tanam Pohon. Diakses dari (http://www.jatengprov.go.id/id/newsroom/masyarakat-gunung-dihimbau-tanam-pohon).

... (2014). Menteri Lingkungan Hidup Canangkan Konservasi Mangrove

di Kampung Laut. Diakses dari

http://www.jatengprov.go.id/id/newsroom/menteri-lingkungan-hidup-canangkan-konservasi-mangrove-di-kampung-laut.

Ibrahim. (2015). Adiwiyata SMA Negeri 2 Metro. Diakses dari http://ahmadaliibrahim.blog spot.com/.

Ika. (2011). Penting, Pendidikan Karakter di Sekolah. Diakses dari http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4146.

Jaenudin. (2013). Gerakan Menanam Pohon. Diakses dari http://jaenudin-jaja-fti21.blogspot.com/2013/04/gerakan-menanam-pohon.html#sthash.QwqE MLDl.dpuf.

Kania. (2013). Pendidikan Karakter Barat. Diakses dari http://insistnet.com/pendidikan-karakter-barat/.

Komisi VII DPR RI. (2013). Ketaatan Industri Lemah Degradasi Lingkungan. Diakses dari http://www.jurnalparlemen.com/view/1545/ketaatan-industri-lemah-degradasi-lingkungan-memprihatinkan.html.

Lockley and Jarrath. (2013). The Nature of Sustainability as Viewed by European Students. www.sagepublications.com. Journal of Education for Sustainable

Development 7:1 (2013): 113–124.

Marzuki. (2015). Pendidikan Karakter dalam Keluarga Perspektif Islam.

Yogyakarta: UNY. Diakses dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-mag-pendidikan-karakter-dalam-keluarga-perspektif-islam.pdf. Molina. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dan Urgensinya Pendidikan

Karakter. Diakses dari

(34)

Nuradi. (2014). Wagubsu Ajak Warga Sumut Per Orang Tanam 1 Pohon.

http://www.sumutprov.go.id/berita-lainnya/571-wagubsu-ajak-warga-sumut-per-orang-tanam-1-pohon.

Pranowo, G. (2012). Provinsi Jawa Tengah Model Bidang Kehutanan. Diakses dari http://dinhut.jatengprov.go.id/site/jateng-provinsi-model-bidang-kehutanan/.

Putri. (2012). Teknik Pengumpulan Data: Wawancara dan Focus Group

Discussion. Diakses dari http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/.

Rarasandy dkk. (2013). Pembelajaran Biologi Mengarah pada Penanaman

Karakter Peduli Lingkungan pada Materi Pengelolaan Lingkungan.

Semarang: UNES. Diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/view/2922.

Rumainum, D. M. (2014). Evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan

Hidup Menuju Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Kabupaten Mimika. Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/2853/.

Rustiono, D. (2013). Menanam dengan Hati. Diakses dari http://unnes.ac.id/ gagasan/menanam-dengan-hati/.

Setiawan. (2015). Manfaat dan Pengertian Reboisasi dan Penghijauan. Diaskes dari http://www.gurupendidikan.com/20-manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijauan/.

Sudrajat, A. (2008). konsep ruang lingkup dan sasaran pendidikan umum. diakses dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/konsep-ruang-lingkup-dan-sasaran-pendidikan-umum/.

Suhardi. (2009). Pengertian dari Strategi Penelitian dan Metode Penelitian

Kualitatif. Diakses dari https://www.google.com/strategi+penelitian.com.

Tambunan. (2014). Gerakan Tanam Pohon Sekolah Dicanangkan. Diakses dari http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&i d=325685:-gerakan-tanam-pohon-sekolah.

Tobroni. (2010). Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam. Diakses dari

(35)

Yudhoyono. (2011). Lima Tujuan Gerakan Pendidikan Karakter. Diakses dari http://nasional.kompas.com/read/2011/05/20/22021725/Lima.Tujuan.Gerak an.Pendidikan.Karakter.

Yuliarti, E. (2009). Pelestarian Hutan Memberi Manfaat Bagi Ekonomi Rakyat

dan Lingkungan. Jurnal Lingkungan Hidup. Diakses dari https://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/11/30/pelestarian-hutanmemberi -manfaat-bagi-ekonomi-rakyat-dan-lingkungan/.

Zakaria. (2001). Pendekatan-Pendekatan Pendidikan Nilai dan Implementasi

Gambar

Tabel 3.4
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sejumlah korporasi media massa yang ingin menjaga keseimbangan antara orientasi bisnis dan sosial dalam fungsi jurnalisme, akan mengintegrasikan kaidah manajemen dan kaidah

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah elitsm selection yaitu memilih individu berdasarkan popSize terbaik dengan mengurutkan individu-individu dari nilai

jawab/berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami/informasi tambahan yang ingin diketahui/atau sebagai klarifikasi mengenai peradaban awal dunia serta keterkaitannya dengan

Tahun 2010, kontrak dengan pihak swasta selama 15 tahun dengan masa untuk pembangunan ITF di Kawasan. Ekonomi Khusus (KEK) Marunda seluas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara identitas sosial dengan perilaku prososial mahasiswa etnis Jawa terhadap sesama etnis dan

Hari Purwadi, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Faskultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Sekretaris (Penguji Tesis)

1. Penelitian ini hanya menguji tingkat pengangguran dilihat per-Provinsi yang besar kemungkinan dalam satu Provinsi tersebut tingkat pengangguran tiap Kabupaten atau Kota

Dari beberapa permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian yang mengkaji tentang “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Kubis di Desa Sumberbrantas, Kecamatan