PEMBINAAN KREATIVITAS ANAK YATIM PIATU MELALUI PROGRAM KESENIAN GAMELAN
(Studi Deskriptif di Panti Sosial Asuh Anak Tambatan Hati Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Luar Sekolah
Konsentrasi Pendidikan Dasar dan Berkelanjutan (Pendas)
Oleh:
AULIYA MABRURROH (1101033)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
PEMBINAAN KREATIVITAS ANAK YATIM PIATU MELALUI PROGRAM KESENIAN GAMELAN
(Studi Deskriptif di Panti Sosial Asuh Anak Tambatan Hati Kota Bandung)
Oleh
Auliya Mabrurroh
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Auliyamabrurroh 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Pembinaan kreativitas diperlulakan agar anak tumbuh secara optimal, pendidikan seni berperan penting sebagai sarana yang dapat menfasilitasi anak dalam mengespresikan pikiran dan jiwa mereka, terlebih anak-anak yatim piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati memerlukan stimulus dalam kegiatan di bidang kesenian gamelan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembinaan kreativitas, mengetahui kreativitas anak setelah mengikuti program kesenian gamelan, serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari pembinaan krativitas anak yatim piatu melalui program kesenian gamelan tersebut. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pendidikan luar sekolah, konsep pembinaan, konsep kreativitas, konsep kecakapan hidup (lifeskill) serta konsep program kesenian gamelan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumetasi. Pembahasan penelitian ini berdasarkan data hasil wawancara terdiri dari satu orang pengelola, satu orang instuktur/tutor serta dua orang peserta didik program kesenian gamelan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai proses pembinaan tersebut dalam tahapan persiapan dan pelaksanaannya sesuai dengan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai. Kreativitas peserta didik setelah mengikuti program tersebut sangat baik dilihat dari pribadi, proses, pendorong serta produk dari kreativitas. Faktor pendukung dari sarana serta pengelola panti asuhan tersebut yang dapat membantu berjalannya program kesenian gamelan, faktor pengambat kurangnya motivasi dari sebagain peserta didik dan kurang informasi berkaitan dengan event
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
petunjuk dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pembinaan Kreativitas Anak Yatim Piatu Melalui Program Kesenian Gamelan
(Studi Deskriptif Di Panti Sosial Asuhan Anak Tambatan Hati Kota Bandung)” ini.
Atas berkat rahmat dan karunia-Nya serta bantuan dari berbagai pihak pada
akhirnya skripsi ini dapat terwujud dan selesai. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih dengan hormat kepada semua pihak yang telah banyak
membantu menyalurkan sumbangannya baik berupa bantuan moril maupun materil.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan dengan sesuatu
yang lebih baik. Amin. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya, dan kemudian
skripsi ini dapat menambah sumbangan ilmu bagi yang membutuhkan.
Bandung, Oktober 2015
Penulis,
Auliya Mabrurroh
UCAPAN TERIMAKASIH
Subhanalloh walhamdulillah walailahaillallah wallohuakbar, segala piji hanya
bagi Alloh tuhan semesta alam. Alhamdulillah hirobil’alamin terima kasih ya Alloh
yang telah memberikan kenikmatan, kekuatan dan kesabaran kepada penulis hingga
mampu menjalani kuliah dan menyelesaikan skripsi ini. Selama melakukan
penelitian, penulis menyadari begitu banyak keterlibatan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka, pada kesempatan ini penulis berkenan
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak dibawah ini:
1. Bapak Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd selaku Ketua Departemen Pendidikan Luar
Sekolah.
2. Bapak Ade Cahyana, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk selalu memberikan bantuan, pengarahan, masukan, dan
saran selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Asep Saepudin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk selalu memberikan bantuan, pengarahan,
masukan, dan saran selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Sardin, M.Si selaku Dosen pembimbing akademik atas segala,
bantuan, nasehat, dukungan dan motivasinya selama menempuh perkuliahan.
5. Seluruh Dosen FIP UPI khususnya Departemen Pendidikan Luar Sekolah,
didikan, bimbingan dan segala yang telah diberikan selama ini. Dan tak lupa juga
kepada Bapak Teguh Raharjo sebagai staff di Departemen Pendidikan Luar
Sekolah yang tak kenal lelah membantu dalam urusan administrasi selam ini.
6. Abah Komar Hidayat dan Umi Nurhayati yang telah mendukung baik moral,
material serta doa yang tak henti-henti telah dicurahkan bagi penulis.
7. Kakak serta Adik saya, A Faruq, Teh Soffy, A Zaka, Ardian dan Yasin yang
selalu memberikan dukungan penulis, terima kasih telah memberikan dukungan
serta motivasi untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
8. Teman-teman terdekat, Fitri Pertiwi, Arinda Rahmawati, Asri Novianti, Nadia
Permata, Juni Yusnita, terimakasih persahabat, serta sepupu saya Salbiyyah
Harirah terimakasih dukungan serta motivasinya.
9. Aditta Oksa Yustisiawan S.Si yang telah memberikan dukungan dan semangat
bagi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh Informan pengelola, instuktur dan anak-anak panti asuhan Tambatan Hati
yang selama proses penelitian dari tahap persipan hingga pelaksanaan dibantu
penuh oleh mereka baik dari pemikiran, wawasan, pemahaman, keilmuan,
pendapat, dan juga bantuan berupa moril dan materil bagi penulis.
11.Teman-teman seperjuangan Departemen Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2011
yang sama-sama berjuang demi mencapai cita-cita, semoga kita dapat sama-sama
sukses dan mencapai cita-cita yang diharapakan. Amiin
12.Teman-teman organisasi, HIMA KMJ PLS, UKM WOODBALL, PPL, KKN
yang selalu mendorong penulis agar cepat menyelsaikan skripsi ini.
13.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ABSTRAK
ABSTRACT
Creativity coaching is required so that the children can grow up optimally. Particularly, art education has an important role as the medium to fasilitate the children in apreciating their mind and soul. The orphans in Tambatan Hati children social orphanage need a stimulus for the activity in art scope, particularly in gamelan
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ...i
UCAPAN TERIMAKASIH ...ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Struktur Organisasi Skripsi ...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...8
A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ...8
1. Konsep dan Ruang Lingkup...8
2. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ...9
3. Komponen, Proses dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ...11
B. Konsep Pembinaan (Confoming) ...13
1. Ruang Lingkup Pembinaan ...14
2. Prosedur Pembinaan...15
3. Pendekatan Pembinaan ...15
C. Konsep Kreativitas ...16
2. Ciri – Ciri Kepribadian Kreatif ...17
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas...19
D. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ...20
1. Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skills) ...24
2. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ...24
3. Kriteria, Sasaran, Dan Bidang Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)...25
4. Ciri-Ciri Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)...27
5. Indikator Pendidikan Kecakapan Hidup ...27
E. Konsep Kesenian Gamelan ...28
BAB III METODE PENELITIAN ...30
A. Desain Penelitian...30
B. Partisipan dan Tempat Penelitian...32
C. Pengumpulan Data ...33
D. Analisis Data ...38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...40
A. Gambaran Umum ...40
1. Lokasi Penelitian...40
2. Profil Lembaga...40
3. Visi dan Misi ...41
4. Program ...42
5. Struktur Organisasi ...44
6. Sarana Prasarana ...45
7. Data Anak Asuh Di Panti Sosial Asuhan Anak Tambatan Hati ...47
8. Profil Pembinaan...49
B. Hasil Penelitian ...51
1. Identitas Subjek Penelitian...51
2. Deskripsi Hasil Penelitian ...53
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ...84
A. Simpulan ...84
B. Implikasi...90
C. Rekomendasi ...91
DAFTAR RUJUKAN ...93 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Hal
4.1 Sarana Prasarana ... 45
4.2 Data Anak Asuh ... 47
4.3 Data Peserta Pembinaan ... 50
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Hal
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pengelola
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Intuktur/Tutor
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Peserta Didik
Lampiran 5 Pedoman Observasi
Lampiran 6 SK Pembimbing
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 9 Surat telah Melakukan Observasi dan Penelitian di Panti Sosial Asuhan
Anak Tambatan Hati
Lampiran 10 Surat Uji Plagiat
Lampiran 11 Frekuensi Bimbingan Skripsi
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak merupakan aset sumberdaya manusia bagi masa depan pembangunan
suatu bangsa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua untuk membuat mereka
tumbuh dan berkembang secara baik. Sebelum anak hidup dan berkembang di
tengah masyarakat, anak terlebih dulu mengenal kehidupan dalam lingkungan
yang terkecil dimasyarakat yaitu keluarga, dimana kondisi keluarga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak karena kepribadian anak
akan terbentuk dengan kebiasaan dan tradisi yang diajarkan keluarganya.
Kondisi diatas akan berbeda dengan anak yang tidak memiliki keluarga,
mereka yang tidak memiliki orang tua tidak akan memiliki rasa aman, nyaman,
serta terlindungi layaknnya anak yang memiliki orang tua. Berdasarkan
masalah-masalah yang terjadi pada anak, sebagai anak berhak mendapatkan hak-hak untuk
meningkatkan mutu dan kemampuannya dalam pendidikan. Semakin baik
kepribadian dan pendidikan yang dimilikinya, maka akan semakin baik anak
berkembang menjadi dewasa. Proses perkembangan dari anak-anak menjadi
dewasa merupakan proses yang sangat panjang serta memerlukan pengawasan
yang cukup ketat, tentunya hal ini bertujuan agar anak mampu tumbuh dan
berkembang dengan fisik dan psikis terbaik dan dapat terlindung dari berbagai
masalah dari pihak lain.
Permasalahan pada anak sudah menjadi komitmen bangsa, dengan kata lain,
permasalahan anak mengenai kemerdekaan dan memenuhi kebutuhan anak adalah
tanggung jawab pemerintah, masyarakat, keluarga dan terutama perlindungan dari
orang tua.
Berkaitan dengan ini menunjukan bahwa anak adalah masalah yang mudah
terabaikan dengan keterpenuhan akan hak-haknya. Dalam kenyataannya banyak
anak yang terabaikan secara sengaja ataupun tidak sengaja oleh orang tua,
keluarga, dan masyarakat. Banyak anak yang hidup tanpa dengan orang tua, oleh
2
membangun lembaga-lembaga sosial seperti panti sosial asuhan anak. Santoso
(Agnatasia, 2011, hlm.1) mengemukakan bahwa:
“Panti asuhan merupakan satu lembaga yang sangat popular untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga. Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat di kemudian hari”
Dengan kata lain, PSAA adalah satu lembaga yang melindungi hak-hak anak
sebagai penganti keluaga untuk memberikan layanan baik secara fisik maupun
mental sosial. Diketahui bahwa keluarga, masyarakat dan pemerintah berhak
memberikan pemeliharaan dan perawatan terhadap anak terlantar mencakup
beberapa aspek dalam kehidupan yang salah satunya adalah aspek pendidikan.
Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati didirikan sejak tahun 1949 dibentuk
dari perkumpulan wanita Budi Istri Pusat Bandung. Latar belakang berdirinya
Panti asuhan Tambatan Hati ialah karena pada masa itu banyak anak-anak yang
kehilangan orang tuanya akibat terjadinya revolusi, anak asuh di panti asuhan ini
datang dari berbagai latar belakang masalah, antara lain : anak yatim, piatu, yatim
piatu terlantar dan anak terlantar. Jumlah anak yang ada di panti asuhan pada saat
ini sebanyak 50 orang.
Adapun pelayanan yang diberikan panti kepada anak-anak adalah meliputi
asuhan anak, pendidikan formal, pembinaan keterampilan, pembinaan rohani,
pembinaan sosial mental, kegiatan olahraga dan kegiatan kesenian.Keseluruhan
pelayanan ini secara umum ditujukan untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan anak dengan sasaran membina dan mendidik anak-anak asuh agar
mampu mandiri dan dapat berkembang serta tumbuh dengan baik sehingga dapat
menjalankan fungsi sosial sebagai anggota masyarakat.
Pembinaan yang dilakukan dipanti asuhan merupakan bagian kecil setelah
dewasa agar dimasyarakat mendiri dan kreatif. Pembinaan di yang dilakukan di
panti asuhan melalui program pelatihan untuk anak yatim piatu dalam aspek
pendidikan, dengan melalui pendidikan hal tersebut dapat terbangun dengan baik
3
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara umum (UU sisdiknas 2003 hlm.
3) sebagai berikut :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
Berdasarkan pernyataan diatas pendidikan merupakan investasi jangka
panjang yang sangat bermakna bagi keberlangsungan dan kemajuan suatu bangsa,
dimana pendidikan akan mempunyai makna apabila proses pendidikan mampu
meberikan bekal bagi peserta didik dengan berbagai kompetensi yang akan
dijadikan dasar agar mampu memecahkan problematika hidup sehingga
pendidikan yang bermakna merupakan upaya dalam membantu peserta didik
untuk memberdayakan potensi yang dimiliki sebagai bekal hidup dimasa
depannya.
Berkaitan dengan hal ini menunjukan bahwa pendidikan yang terencana dan
terarah tersebut diselenggarakan pada tiga jalur layanan pendidikan yang telah
diatur sedemikian rupa, sesuai dengan UU Sisdiknas, dalam Bab 1 Pasal 1,
tentang pembagian jalur pendidikan di Indonesia yaitu :
“Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstuktur dan berjenjang, dan yang ketiga pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”
Dalam penyelenggaraannya pendidikan tidak hanya terjadi disuatu lembaga
pendidikan seperti sekolah, namun terjadi pula diluar sekolah, salah satunya
adalah pembinaan anak yatim piatu dipanti asuhan yang termasuk kedalam
layanan pendidikan Nonformal.
Program pembinaan dipanti asuhan ini, secara umum di fokuskan pada dua
aspek pertama aspek pembinaan kepribadian, yaitu pembinaan melalui sikap dan
agama, dimana dalam aspek kepribadian ini menekankan pada mental dan
kerohanian yang mendatangkan pendidik dari luar untuk mengajarkan mengaji
dan lainya. Dan yang kedua aspek kemandirian, yaitubimbingan dalam mata
4
olahraga. Dalam pembinaan ini diharapkan menghasilkan anak-anak yatim piatu
mandiri dan kreatif dan mampu bersaing di dunia kerja terlebih memilki bakat
setelah mengikuti kegiatan di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati.
Panti asuhan Tambatan Hati saat ini melakukan kegiatan pembinaan untuk
meningkatkan kreativitas anak-anak yatim piatu melalui kesenian gamelan,
memberikan kesenian gamelan ini selain untuk melestariakan kesenian asli
Indonesia juga untuk menggali potensi dan bakat anak-anak serta menunjang
perkembangan kreativitas anak agar tumbuh optimal, karena pendidikan seni
memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai sarana yang dapat
memfasilitasi anak dalam mengespersikan pikiran dan jiwa mereka, terlebih
anak-anak yatim piatu dipanti asuhan ini memerlukan stimulus dalam sebuah kegiatan
di bidang kesenian. Program kesenian gamelan ini juga dilatarbelakangi oleh
status dan keadaan sosial anak yang berbeda-beda sehingga bakat kreativitas anak
di dalam PSAA (panti sosial asuhan anak) perlu dikembangkan. Dari hasil
observasi serta wawancara ke panti asuhan Tambatan Hati dari wawancara yang
dilakukan kepada salah satu pengasuh PSAA (panti sosial asuhan anak) yang
merupakan pengagas kegiatan pembinaan program kesenian gamelan, diperoleh
bahwa tujuan kegiatan tersebut tidak lain untuk memberikan suatu yang berbeda
kepada anak-anak dengan mengenalkannya kesenian tradisional. Adapun tujuan
lainnya yaitu untuk meningkatkan kreativitas melalui program kesenian gamelan.
Berasarkan hal tesebut, peneliti merasa tertarik dalam mengkaji lebih dalam
mengenaikegiatan pembinaan untuk meningkatkan kreativitas anak yatim piatu
melalui kesenian gamelan dipanti sosial asuhan anak Tambatan Hati Kota
bandung.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Dari hasil data-data yang telah penulis peroleh dan studi pendahuluan maka
terdapat beberapa masalah yang didapat dianatarnya adalah:
1. Anak-anak yatim piatu memiliki kreativitas yang tinggi dibidang kesenian
2. Adanya bentuk perhatian pengurus panti asuhan dalam mendidikan anak-anak
5
3. Kemapuan anak-anak yatim piatu dalam aspek kemandirian khususnya
dibidang kesenian gamelan meningkat.
4. Ketekunan instuktur/tutor kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak
asuhan Tambatan Hati dalam mendidik anak sangat baik
Penulis membatasi permasalahan, penelitian terkait dengan pembinan program
kesenian gamelan. Untuk menjelaskan lingkup penelitian maka penulis
menerusukan kebeberapa bentuk pertanyaan menajadi rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu ;
1. Bagaimana proses pembinaan untuk peningkatan kreativitas anak yatim piatu
di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati melalui program kesenian gamelan
tersebut?
2. Bagaimana kreativitas anak yatim piatu setelah mengikuti pembinaan melalui
program kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati?
3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan
program kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
dalam penelitian ini bertujuan yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan proses pembinaan dalam meningkatkan kreativitas
anak yatim piatu di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati, meliputi antara
lain persiapan dan pelaksanaan.
2. Untuk mendeskripsikan kreativitas anak yatim piatu setelah mengikuti
pembinaan melalui program kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak
Tambatan Hati, terutama dalam: pribadi, proses, pendorong (press), dan
produk.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan
program kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati,
terutama yang terkait dengan faktor pendukung dan penghambat warga belajar
6
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Secara teoritis
a. Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
konsep-konsep baru untuk menunjang ilmu pengetahuan dalam kaitan
dengan kreativitas khusus nya pada anak yatim piatu.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengembangan dan penerapan ilmu pendidikan luar sekolah secara umum.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dan referensi
untuk penelitian selajutnya di bidang yang sama.
2. Secara praktis
a. Diharapkan penelitian ini sebagai pengalaman bagi peneliti jika nanti
menjadi seorang pembina.
b. Diharapakan dapat menjadi inspirasi bagi pembina untuk meningkatkan
kreativitas bagi anak yatim piatu.
c. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian di bidang yang sama.
E. Stukutur Organisasi Skripsi
Dalam penyusiunan skripsi ini, peneliti menyajikan sistematika penulisan
skripsi sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, membahas tentang latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka, sebagai landasan konsep penelitian, teori dan
gambaran umum mengenai dasar dan teori penelitian.
BAB III : Metode Penelitian, membahas mengenai lokasi dan subjek
penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, triangulasi dan analisis data.
7
BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi, membahas kesimpulan hasil
penelitian dan beberapa saran yang dapat direkomendasikan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut
Moleong (2012 hlm 6) bahwa:
“penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan meman
faatkan metode alamiah”.
Desain penelitian yang dimaksud disini adalah tahapan aktivitas yang
dilakukan secara beruntun dari awal sampai akhir penelitian yang nantinya
memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan,
pengumpulan data, analisis dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan.
Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahapan,
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2007, hlm. 127) yaitu :
1. Tahap pralapangan
Pada kegiatan penulisan melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian
berlokasi panti sosial asuhan anak Tambatan Hati. Hal ini dilakukan supaya
peneliti sendiri mendapatkan pandangan awal tentang pokok permasalahan
yang ada dilokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian. Pada tahapan ini
peneliti melakukan perizinan kepada berbagi pihak yang terkait, Selanjutnya
melakukan wawancara awal terhadap pihak lembaga dan pengelola program.
Pada tahap ini juga menulis menganalisis apakah fokus permasalahan yang
akan dikaji.
2. Tahapan Rancangan dan Pelaksanaan Lapangan
Pada tahapan ini, peneliti akan mempertimbangkan fokus kajian serta metode
dan pendekatan pada pemilihan narasumber. Apa yang akan dilakukan dalam
penelitian serta siapa saja yang akan menjadi subjek penelitian ini. setelah
rancangan penelitian dibuat maka pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti
menyusun instrument penelitian, mengumpulkan data dilapangan, menganalisi
31
3. Tahapan Analisis Data
Data yang telah diperoleh baik data primer dan data sekunder diolah dan
dianalisi berdasarkan rumusan masalah yang telah diterapkan sehingga
diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang simpulan atau hasil
penelitian yang dicapai. Kemudian disajikan secara deskritif, yaitu
mejelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan
yang erat kaitannya dengan penelitian ini guna memberikan pemahaman yang
jelas dan terarah yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya. Model analisis
yang dipakai adalah teknik analisa deskriptif karena sasaran penelitiaan ini
adalah fenomena yang terus berlangsung. Kegiatan analisis data dilakukan
dari awal sampai akhir penelitian. Proses analisi data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi. Data yang telah
terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah pengolahan data yang relevan
dengan pendekatan penelitian kualitatif.
4. Tahapan Penulisan Laporan
Penulisan laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan, tahapan
kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan pengumpulan
data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian
sampai data yang dilakukan terkumpul, pengolahan data berupa laporan awal
setelah membandingkan data empirik dengan teoritik, dan pengolahan data
sebagai laporan akhir yang dilakukan setelah data yang diperlukan lengkap
terkumpul. Tahap ini merupakan tahapan akhir penyusunan hasil penelitian,
setelah berkonsultasi dengan pembimbingan dan disetujui untuk diujikan,
serta laporan pun dibuat sesuai dengan outline yang dilakukan dilingkungan
32
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan penelitian merupakan pihak yang dijadikan sampel dalam
sebuah penelitian. Subjek penelitian adalah sesuatu baik orang, benda atau
lembaga (organisasi) akan diteliti, dengan kata lain subjek penelitian
merupakan sesuatu yang di dalam dirinya melekat suatu objek penelitian.
Sumber utama untuk informasi yang diperlukan, yaitu dua orang anak panti
asuhan yang telah mengikuti program kesenian gamelan. Kemudian peneliti
mengadakan triangulasi dengan dua orang yaitu subjek pengelola lembaga
panti asuhan dan instuktur/tutor kegiatan kesenian gamelan. Alasan peneliti
memilih empat orang subjek penelitian didasarkan pada apa yang
dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm 27), bahwa dalam penelitian kulitatif
tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus
tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang
dipelajari. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument harus
berinteraksi dengan sumber data, dengan demikian peneliti kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberikan data. Jumlah subyek penelitian tidak
ditentukan secara ketat, tetapi tergantung pada tercapainya redundancy, yaitu
ketuntasan atau kejenuhan data, artinya bahwa dengan menggunakan
informasi selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi
baru yang berati (Nasution, 2003 hlm 33).
Di dalam prinsip penelitian ini, subyek penelitian diminta menunjukan
informasi lain sampai pada akhirnya peneliti tidak menemukan lagi informasi
baru yang berkaitan dengan data yang diperlukan. Penelitian subyek pada
penelitian ini, ditentukan berdasarkan teknik purposivie sample atau sampel
bertujuan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu subjek penelitian dipilih
dengan maksud tertentu dan lebih bersifat selektif, informan yang diambil
oleh peneliti karena informan tersebut dianggap dapat lebih dipercaya oleh
33
asuhan. Demikian halnya dengan informan pengelola penyelenggara program,
dimana merupakan pengelola lembaga panti asuhan dan penyelengara
program kesenian gamelan. Peneliti ini akan menggali data dan informasi
tentang pemahaman dan pengetahuannya pada saat sesudah mengikuti
program kesenian gamelan. Dari penyelenggara data yang akan digali yaitu
berhubungan dengan profil lembaga, pelaksanaan program kesenian gamelan,
dan bagiamana kreativitas peserta didik setelah mengikuti pelaksanaan
program kesenian gamelandan faktor pendukung dan penghamabat dari
program kesenian gamelan ini.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. Galunggung No. 23 Bandung. Pertimbangan
mengenai dipilihnya lokasi penelitian ini yaitu dengan melakukan penelitian
di lokasi ini penulis dapat memperoleh data yang lengkap, akurat dan
memadai sehingga dapat, memperoleh hasil penelitian yang objektif berkaitan
dengan objek penelitian.
C. Pengumpulan Data
Penelitian memiliki tujuan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data merupakansatu langkah
penting yang harus dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Dilihat dari setting
-nya, data dikumpulkan melalui metode ilmiah dan metode eksperimen. Dilihat
dari sumbernya, data dikumpulkan melalui sumber primer dan sumber sekunder.
Dilihat dari caranya, data dikumpulkan dengan observasi (pengamatan),
wawancara (interview), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan
keempatnya.(Sugiyono, 2011, hlm. 225).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan
pada filsafat positivism, karena digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi/gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif,
34
(Sugiyono, 2011, hlm. 9). Tujuan dari metode penelitian kualitatif diantaranya
menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori,
menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna.
Menurut Zuariah (2006, hlm. 47) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Penelitian dengan menggunakan metode ini dilakukan untuk menggambarkan
situasi keadaan secara objektif. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau
gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian kualitatif deskriptif terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap orientasi
atau deskripsi yang mendeskripsikan apa yang dilihat, dirasa, didengar dan
ditanyakan sebagai awal informasi yang diperoleh, tahap reduksi/fokus dengan
memfokuskan masalah yang diteliti dengan cara memilih data yang menarik,
penting dan berguna, tahap seleksi dengan menguraikan fokus yang telah
ditetapkan dengan lebih rinci dan melakukan analisis data yang mendalam
terhadap informasi dan data yang diperoleh.
Hasil dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau
informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu
menghasilkan informasi yang bermakna atau ilmu baru yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah manusia.
Dalam penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
berupa observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
1. Observasi
Peneliti menggunakan observasi partisipatif dalam penelitian ini.dalam
proses observasi, peneliti mengikuti proses kegitan pembinaan tersebut.
Sehingga peneliti dapat mengamati proses secara berlangsung. Observasi
partisipatif yang diikuti oleh penliti yaitu observasi partisipasif pasif,
dimana peneliti hanya berperan sebagai pengamat, tidak mengikut
sertakan dalam kegiatan yang dilakukan oleh partisipan.
Palton dalam Nasution yang ditulis (dalam Sugiyono. 2014, hlm 313)
35
a. Dengan observasi di lapangan penelitian lebih mampu memahami
konten data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperloleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekata induktif,
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan
atau discovery.
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berbeda dalam
lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak
akan terungkap dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat
sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif.
f. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpukan
data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan pribadi dan merasakan
suasana situasi yang diteliti.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 231) wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
pada dasarnya merupakan suatu percakapan, digunakan untuk mendalami
suatu kejadian atau kegiatan subjek penelitian. Wawancara dilakukan sebagai
pelengkap penelitian yang tidak bisa dilakukan melalui observasi langsung,
seperti perasaan, pikiran, motif, pengalaman atau informasi lainnya yang
berguna dalam penelitian.
Peneliti melakukan wawancara terstruktur karena peneliti telah
36
instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai pedoman untuk
wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti juga menggunakan alat
bantu seperti tape recoder, buku catatan, dan kamera.
Untuk mendapatkan informasi, peneliti melakukan wawancara secara
langsung atau face to face kepada informan yang peneliti anggap memiliki
informasi yang menunjang berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
Langkah-langakah wawancara menurut Lincoln dan Guba, Sanapiah Faisal
(dalam Sugiyono 2014, hlm.322) yaitu:
1) Menentukan kepada siapa wawancara tersebut akan dilakukan
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara
4) Melangsungkan wawancara
5) Menkonfirmasikan iktisan hasil wawancar dan mengakhirinya
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara kedalam catatan
lapangan
Langkah-langkah diatas akan dijadikan sebagai referensi oleh peneliti
dalam melakukan wawancara kepada partisipan, peneliti melakuakan
tersebut agar memiliki acuaan pada saat melakukan wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang memiliki hubungan dengan masalah yang
diteliti. Dokumen yang menjadi sumber pengumpulan data berupa foto, profil,
laporan, dan lain-lain. Peneliti mengumpulkan foto berupa foto lokasi
pembinaan, kegiatan pembinaan, lokasi tempat tinggal, dan
dokumen-dokumen lainnya. Peneliti juga menggunakan profil panti sosial asuhan anak
Tambatan Hati sebagai salah satu data yang dapat menunjang penelitian. Serta
37
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada (Sugiyono, 2011, hlm. 241). Dalam teknik triangulasi, peneliti
menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data menjadi satu kesatuan.
Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi secara bersamaan. Tujuan dari triangulasi bukan hanya untuk
mencari kebenaran, melainkan juga meningkatkan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan.
Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah dengan menggabungkan data
dan informasi yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
sehingga menjadi satu kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan dalam
penelitian.
Penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
Validasi peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman
mengenai metode penelitian kualitatif, penguasaan terhadap bidang yang
diteliti, serta kesiapan peneliti memasuki lapangan penelitian. Menurut
Nasution (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 223) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat
satu-satunya yang dapa mencapainya”
Dari pernyataan tersebut menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada
awalnya belum jelas dan pasti permasalahannya, maka yang menjadi
instrument adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya dipelajari, maka
dapat dikembangkan suatu instrumen yang diharapkan dapat melengkapi data
dan membandingkan dengan data yang diperoleh melalui observasi dan
38
D. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Sugyiono (2013, hlm 88) adalah sebagai
berikut:
“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Pendapat lain menurut Moleong (2013, hlm 248) mejelaskan bahwa analisis
data kulitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengoganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013,hlm 92-99) sebagai
berikut :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data diperoleh dari data yang terjadi di lapangan yang jumlahnnya
cukup banyak. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya. Demikian pula dalam penelitian ini, peneliti merangkum dan
memilih data yang diperoleh dari lapangan kemudian menyimpulkan data
yang telah menjadi fokus permasalahan penelitian.
2. Data Display (Penyajain Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data tepat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm 95)
menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research
39
teks yang bersifat naratif. Untuk menghidari hal-hal yang bersifat memihak
atau tidak berdasar, maka peneliti akan melakukan klarifikasi data serta
memberikan penggolongan kembali data sesuai dengan fokus permasalahan
yang diajukan dalam pertanyaan penelitian yang dilakukan kepada sumber
data.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Humberman (Sugiyono, 2013, hlm 99) adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, dengan
demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif, mungkin data menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan penelitian sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini merupakan penarikan
kesimpulan yang ada senantiasa di verifikasi selama proses penelitian
berlangsung, yaitu peninjauan ulang terhadap data yang telah diperoleh dari
hasil lapangan bersama dengan sumber data dilapangan. Sumber data yang
terlibat dalam penelitian ini adalah warga belajar dan pengelola program
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Pada bagian ini, peneliti akan megemukakan simpulan dri teori-teori
sebelumnya dan temuan hasil dilapangan. Simpulan ini berdasarkan hasil
lapangan yang disesuaikan dengan rumusan masalah pada penelitian Mengenai
“Pembinaan Kreativitas Anak Yatim Piatu Melalui Program Kesenian Gamelan (Studi Deskriptif Di Panti Sosial Asuh Anak Tambatan Hati Kota Bandung)”.
Pada bab ini peneliti juga akan memberikan saran kepada pembaca serta peneliti
yang akan mengadakan penelitian yang sama namun berbeda fokusnya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang ditulis peneliti pada bab sebelumnnya,
kesimpul dirangkum oleh peneliti sebagai berikut :
1. Proses pembinaan untuk peningkatan kreativitas anak yatim piatu di Panti
sosial asuhan anak Tambatan Hati
a. Persiapan
1) Latar belakang dari proses pembinaan kreativitas melalui kesenian
gamelan sejalan dengan kebutuhan peserta didik dan kesepakatan
pengelola serta instuktur.
2) Identifikasi dari proses pembinaan kreativitas dilihat dari banyak
potensi dari anak-anak panti asuhan khususnya anak laki-laki yang
gemar memainkan alat musik terutama alat musik tradisional.
3) Tujuan dari proses pembinaan agar peserta didik mampu memiliki
keahlian di bidang kesenian dan memberikan fasilitas terutama di
waktu luang selain kegiatan pendidikan di sekolah.
4) Peserta proses pembinaan kreativitas anak yatim piatu di panti sosial
asuhan anak Tambatan Hati berjumalah 15 orang.
5) Jadwal dan tempat proses pembinaan kreativitas sekitar 2 jam yaitu
pukul 10.00 pagi sampai dengan pukul 12.00 siang dari awal sampai
85
6) Pembiayaan proses pembinaan kreativitas anak yatim piatu di panti
sosial asuhan anak Tambatan Hati ini dari sukarelawan atau donatur,
yang di gunakan untuk pembelian alat-alat gamelan dan pembayaran
honorarium instuktur/tutor, untuk laporan pengelola keuangan
terskutural, di kelola secara bersama-sama dan terbuka dengan sesama
pengurus panti asuha dan peserta didik tidak di pungut seperserpun
atau tidak dipungut untuk pelaksanaan pembinaan ini.
7) Materi dari proses pembinaan kreativitas anak yatim piatu di panti
sosial asuhan anak Tambatan Hati diberikan beragam dari pengenalan
alat-alat gamelan hingga anak-anak mampu memahami dan menguasai
alat-alat gamelan dengan memberikan note nada seperti
Da,mi,na,ti,la,da sesuai dengan alatnya, serta beberapa rangakain
nada.
8) Modul yang digunakan saat proses pembinaan kreativitas yaitu modul
sederhana yang dibuat oleh instruktur/tutor itu sendiri yang berisi
isinya lagu bersama note nada untuk gamelan sehingga mudah di
pahami oleh anak-anak panti asuhan.
9) Proses pembinaan kreativitas anak yatim piatu di panti sosial asuhan
anak Tambatan Hati pembelajarannya fokus terlebih dahulu kepada
instuktur/tutor kemudian mempraktikan dengan memanfaatkan
alat-alat gamelan secara bergantian dibarengi pendekatan secara langsung
sehingga timbul komunikasi antara instukur dan peserta didik tersebut.
10)Kurikulum pembelajaran dalam proses pembinaan kreativitas anak
yatim piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati yaitu disusun
secara pribadi oleh lembaga secara tertulis.
11)Silabus pembelajaran dalam proses pembinaan kreativitas anak yatim
piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati menggunakan silabus
disusun secara pribadi oleh lembaga secara tertulis.
12)Hasil yang dicapai dalam proses pembinaan kreativitas anak yatim
piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati yaitu peserta didik
memiliki keterampilan, kreativitas dan bisa tampil depan umum jika
86
b. Pelaksanaan
1) Peran instuktur/tutor dalam proses pembinaan kreativitas anak yatim
piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati cukup baik, peserta
didik mampu meperhatikan, mengikuti dan berkomunikasi secara
lancar dengan instuktur/tutornya.
2) Partisipasi peserta didik baik, karena mereka mampu mengikuti
program dari awal hingga akhir sehingga mereka mampu menguasai
materi yang diberikan.
3) Iklim peserta didik dengan instuktur dalam proses pembinaan
kreativitas cukup baik, karena adanya komunikasi antara peserta didik
dengan instuktur/tutor dalam proses latihan. Dan dapat dilihat dari
peserta didik yang sangat aktif ketika mereka mencoba rangkaian
alunan nada dari gamelan sehingga berjalan dengan baik.
4) Evaluasi dalam proses pembinaan kreativitas telah tercapai, dimana
peserta didik mengikuti ujian lisan dan tulis dengan apa yang sudah
dipelajari dari setiap sesi pembelajarannya. Namun jika hasil tes lisan
maupun tulisan kurang baik maka diperbaiki dan dilanjutkan di
pertemuan selanjutnya.
5) Tindak lanjut dari proses pembinaan yaitu peserta didik yang sering
mengikuti pembinaan ini diberikan kesempatan untuk tampil di depan
umum, untuk mengetahui seberapa besar keterampilan, kreativitas dan
percaya diri yang dimilikinya.
2. Kreativitas anak yatim piatu setelah mengikuti kegiatan pembinaan melalui
program kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati
a. Pribadi Kreativitas
1) Energi fisik peserta didik saat proses pembinaan kreativitas cukup
baik, mereka menguasai alat dengan baik sehingga menghasilkan
nada-nada yang diharapkan serta peserta didik sangat aktif dan tidak
mudah terlihat lelah saat menjalankan materi yang diberikan. Namun
87
2) Kecerdasan peserta didik dalam berfikir baik karena meraka mampu
menggunakan alat dengan mahir, serta peserta didik dengan mudah
menerima materi yang diajarkan, sehingga instruktur/tutor dapat
memberikan banyak rangkaian nada secara langsung.
3) Kedisiplinan peserta didik cukup disiplin karena memang waktunya
terbatas untuk sesi pembinaan ini, dan itu tertanam dalam kehidupan
sehari-hari anak di panti asuhan ini. serta peserta didik bisa dibilang
disiplin karena mereka menjalankan materi sesuai instruksi secara
sistematis dan waktu yang pembinaan ditentukan oleh kesiapan dari
peserta didik itu sendiri
4) Imajinasi peserta didik saat proses pembinaan kreativitas cukup
berimajinasi karena banyak dari mereka bekeinginan dapat
mengajarkan keahlianya kepada peserta didik yang lainnya, berharap
bisa menggembangkan kesenian tidak hanya sekedar gamelan tetapi
kesenian tradisional lainnya dan berimajinasi ingin bisa masuk
perguruan tinggi di bidang kesenian.
5) Kreasi peserta didik cukup meningkat dimana peserta didik selalu
memainkan gamelan tanpa arahan sesuai keinginan anak-anak setelah
materi disampaikan,peserta didik bisa mengimprovisasi nada ketika
pada saat diberi rangkaian nada awal, sehingga mereka bisa lebih
kreatif.
6) Bangga peserta didik saat proses pembinaan kreativitas anak yatim
piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati bahwa sikap banga
anak-anak dapat dilihat dimana mereka mampu mengespresikan
dengan rasa banga memiliki keahlian memainkan alat musik gamelan
kepada teman-temannya. Serta ditujukan dengan sikap puas dengan
apa yang dipelajarinnya.
7) Perubahan psikologis peserta didik saat proses pembinaan kreativitas
anak yatim piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati sejauh ini
tidak ada perubahan psikologis yang signifikan hanya saja terkadang
ada anak yang mudah tersinggung jika di ganggu saat bermain alat
88
8) Kemandirian peserta didik cukup baik dilihat dari ketika instuktur/tutor
terlambat datang karena adanya kepentingan, mereka mampu
menggunakan alat-alat tanpa ada pengawasan, serta peserta didik bisa
mempraktekan materi tanpa banyak bertanya kembali kepada
instruktur/tutor, namun ada beberapa peserta yang terlihat kebingungan
ketika mereka diperintahkan memainkan salah satu rangkaian nada.
9) Semangat peserta didik cukup bersemangat hanya saja kadang-kadang
karena kurangnya materi yang bervariasi sehingga, membuat mereka
jenuh namun untuk beberapa peserta didik ada yang bersemangat
sekali karena mereka baru memainkan alat tersebut.
10)Keterbukaan peserta didik cukup baik karena ketika peserta didik tidak
bisa meraka mau bertanya kepada temannya maupun kepada
instuktur/tutornya.
b. Proses Kreativitas
1) Belajar berfikir peserta didik berbeda-beda ada yang cepat tanggap
ketika diberikan materi namun ada juga yang susah untuk memahami
dari beberapa nada-nada yang diberikan.
2) Cara mencari informasi ada yang bertanya atau melihat modul ketika
kurang memahami namun ada juga yang sudah dewasa mencari
informasi melalui internet, mengoreksi bagian dari nada yang
diberikan oleh instruktur/tutor karena menurutnya terdengar kurang
pas.
3) Gagasan baru yang disampaikan peserta didik saat proses pembinaan
kreativitas anak yatim piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati
peserta didik memberikan ide-idenya kepada instuktur/tutornya dengan
berkeinginan menggabungkan musik modern dengan instrumen nada
gamelan.
4) Evaluasi saat proses kreativitas dimana peserta didik memberikan
tampilan hasil karya baru dari seluruh peserta didik yang berani di
89
c. Kreativitas Pendorong (Press)
1) Pendorong dari diri sendiri pada proses pembinaan kreativitas dimana
meraka memiliki kemauan sendiri tidak adanya paksakan untuk
mengikuti pembinaan ini.
2) Pendorong dari lingkungan/keluarga saat proses pembinaan kreativitas
adanya dukungan karena untuk meberikan peserta didik keahlian dan
mengembangkan kreativitas di bidang seni musik juga untuk
memberikan kegiatan di waktu luang, serta orang tau atau wali dari
peserta didik yang mengikuti program kesenian gamelan ini
mempercayai sepenuhnya kepada panti asuhan ini.
d. Kreativitas Produk
Kemampuan menggunakan alat- alat kesenian setelah proses pembinaan
kreativitas anak yatim piatu di panti sosial asuhan anak Tambatan Hati dimana
peserta didik cukup baik perubahanya karena mereka cukup mampu menguasi
alat-alat gamelan setelah program berlangsung dan anak-anak saat ini
mengugguasai 3-4 lagu gamelan. Peserta didik juga di tuntut tidak hanya dapat
menguasai satu alat musik gamelan namum mereka juga dapat
mengembangkan alat musik gamlen lainnya.Tidak hanya alat tradisonal saja,
alat musik lainnya bisa dikembangkan dipanti asuhan tersebut.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembinaan program
kesenian gamelan di Panti sosial asuhan anak Tambatan Hati
a. Faktor Pendukung
1) Program kensenian ini menyenangkandengan menyenangkan maka
peserta didik belajar dan mengikuti gamelan menjadi dirinya sendiri,
dengan hal tersebut maka tujuan pembinaan kreativitas melalui
program kesenian gamelan sesuai dengan yang dicapai.
2) Alat-alat kesenian gamelan yang memadai dimana menjadikan banyak
peserta didik yang tadinya tidak mengetahui alat-alat kesenian
tradisional menjadi mengetahui alat-alat tradisional terutama alat-alat
90
3) Metode praktek juga mempengaruhi peserta didik yang tadinya tidak
bisa memainkan alat-alat gamelan menjadi mahir dalam memainkan
alat-alat gamelan ini.
4) Materi yang disampaikan instuktur/tutor membangun kekompakan
peserta didik dalam memainkan alat-alat musik gamelan sehingga
dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dipanti
asuhan tersebut.
5) Dukungan dari panti asuhan serta keluarga membuat peserta didik
leluasa dalam mengikuti program kesenian gamelan ini.
6) Peluang dari pembinaan kreativitas yaitu peserta didik mahari dalam
memainkan alat musik tradisional gamelan maka dalam mengikuti
pelejaran kesenian gamelan disekolah lebih unggul dibandingkan
teman lainnya
b. Faktor Penghambat
1) Terkadang motivasi peserta didik menurun jika berbarengan dengan
kegiatan yang ada dari sekolah.
2) Jika peserta didik dalam program kesenian ini sedikit maka peserta
didik yang lainya ikut malas mengikuti program kesenian tersebut.
3) Kurang adanya event yang memberikan kesempatan peserta didik
untuk tampil diluar atau di tempat umum.
4) Kurang informasi dari luar sehubungan dengan acara-acara yang
berkaitan dengan kesenian tradisional khsusnya mengenai gamelan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa implikasi yang
dapa dikemukakan diantaranya: menambah keilmuan mengenai konsep
pemberdayaan masyarakat pada bidang pembinaan, hasil penelitian dapat
menjadikan masukan dalam pembinaan yang bukan hanya membina anak
yatim piatu saja tetapi anak-anak pada umumnya, agar menjadi seseorang
yang kreatif sebagai penerus bangsa serta menjadi masukan untuk
91
C. Rekomendasi
1. Bagi pengelola
Pihak pengelola panti asuhan Tambatan Hati terus melanjutkan program
kesenian gamelan ini, agar kesenian tradisional gamelan ini dapat dipelajari
oleh anak-anak yang masih kecil khususnya di panti asuhan, mengembangkan
kesenian lainnya karena dilihat dari prasarana yang ada, dengan adanya alat
musik modern membuat anak-anak panti asuhan banyak pilihan dalam
mengembangan kreativitas bukan hanya dari kesenian gamelan saja, tetapi
bisa dengan kesenian lainnya, dan memberikan kesempatan untuk anak-anak
perempuan agar dapat mengikuti program kesenian gamelan tersebut.
2. Bagi instuktur/tutor
a. Untuk dapat meningkatkan motivasi peserta didik agar pembinaan berjalan
dengan lebih baik lagi.
b. Mencari tau tentang event yang memberikan kesempatan peserta didik
untuk tampil diluar atau di tempat umum.
c. Modul yang diberikan supaya lebih beragam lagi agar peserta didik tidak
jenuh dengan materi pembelajaran yang diberikan dalam setiap
pembelajaranya
d. Program pendidikan kesenian gamelan pembelajarannya dibuatkan
kurikulum dengan silabus secara tertulis agar pencapaian hasil
pembalajaran bagi setiap peserta didik dapat diketahui sesuai dengan
tujuan dari kriteria pembelajarannya
3. Bagi peserta didik (melalui pengelola)
Jika menekuni dengan baik dan kerja keras, maka kesenian gamelan dapat
menjadi salah satu bekal kehidupan bagi peserta didik di masa yang akan
datang, oleh karena itu peserta didik harus bersunguh-sungguh dalam
mengikuti pembinaan ini, bahkan kalau memungkinkan, bagi mereka yang
berbakat agar diberikan kesempatan untuk mengasah kreativitas pada sanggar
seni di luar panti asuhan.
4. Bagi peneliti selajutnya
Bagi peneliti lain yang berminat dalam penelitian tentang pembelajaran seni
92
berkaitan dengan imajinasi karena imajinasi merupakan aspek yang paling
Auliya Mabrorroh, 2015
DAFTAR RUJUKAN
Sumber Buku:
Anwar. (2012). Pendidikan kecakapan hidup (life skills education) konsep dan aplikasi. Bandung: alfabeta.
Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Moleong, L.J. (2013). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: Rosda.
Munandar. (2002). Kreativitas & Keberbakatan (strategi mewujudkan potensi kreatif & berbakat). Jakarta : Gramedia.
Mualifah. (2009). Psychologi Islamic Smart Parenting ”Pola asuh cerdas
pembentukan jiwa besar, optimis dan pisitif anak-anak anda”. Jogjakarta:
Diva Press.
Nasution. (2003). Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sudjana. (2004). Manajemen program pendidikan, untuk pendidikan nonformal dan penembangan sumber daya manusia. Bandung: falah production
Sudjana. D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah Teori Pendukung Asas. Bandung : Falah Production
Sudjana. D. (2001). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah Teori Pendukung Asas. Bandung : Falah Production
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta
Wahyudin, Dkk. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta
Zuariah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Agnatasia. (2011). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Penyesuaian Diri Remaja
Penghuni Panti Asuhan [online] tersedia :
http:/repository.usu.ac.id/bittream/123456789/23330/5/Chapter%201.pdf
Jurnal :
Ila Nisa, K. (2013). Jurnal Musik. Musik Barong Kelompok Tresna Budaya
Dalam Tradisi Ruwetan Di Dea Pasuruhan Lor Kecamatan Jadi
Kabupaten Kudus, 2 (1). Hlm 3-4
Sumber Skripsi:
Dewi Aryanti. Fitriani (2015). Pembinaan Karakter Agamis Melalui Program Mentoring Anak Asuh Rumah Zakat Integrated Community Development (ICD) Ujungberung Bandung. Bandung : Tidak Diterbitkan
Pandu, Muhamad (2010). Pembinaan dan pengasuhan anak yatim piatu dan dhuafa dalam meningkatkan rasa percaya diri melalu metode Ta’lim (studi deskriptif di yayasan mutiara bani sholihin kelurahan cibiru hilir kecamatan cileuyi kabupaten bandung). Bandung : Tidak diterbitkan