• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Akad Rahn Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Akad Rahn Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Progam Studi Akuntansi Syariah

Oleh:

ZAMROTU MUNAWAROH NIM : E20193113

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

DESEMBER 2022

(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Progam Studi Akuntansi Syariah

Oleh:

ZAMROTU MUNAWAROH NIM : E20193113

Disetujui Pembimbing

MARIYAH ULFAH, M.E.I NIP. 197709142005012004

(3)

iii

SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam

Program Studi Akuntansi Syariah

Hari : Jum’at

Tanggal : 30 Desember 2022

Tim Penguji Ketua

Dr. H. Saihan. S.Ag., M.Pd.I NIP. 197202172005011001

Sekretaris

Udik Mashudi, M.M NUP. 2005106

Anggota:

1. Dr. Nikmatul Masruroh, M.E.I 2. Hj. Mariyah Ulfah, M.E.I

( ) ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Khamdan Rifa'i, S.E., M.Si.

NIP. 196808072000031001

(4)

iv





Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali-„Imran : 130)1

1 Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, 3:130.

(5)

v

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga dan iringan doa kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, sebagai tanda terima kasih skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Nur Hasan Asy‟ari dan Ibu Yayuk Endang Ekowati, kakak saya Miftahus Saniyah, adik saya Zahrotul Fitriya Widad yang secara penuh senantiasa mendoakan saya dan memberikan kesempatan dalam menempuh jenjang pendidikan S1.

2. Bapak Budiono, Bapak Nur, Bapak Alvian, Mas Revian, Om Bram dan seluruh keluarga besar Unit Pegadaian Syariah Lumajang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan yang tidak penulis dapatkan dalam perkuliahan.

3. Seluruh teman-teman seperjuangan program studi akuntansi angkatan 2019 dan sahabatku yang telah membantu banyak dan memberikan kenangan serta pengalaman selama masa perkuliahan.

4. Terakhir, tugas akhir ini sebagai bentuk dedikasi terkahirku kepada kampus tercinta Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan yang akan datang.

(6)

vi

Segenap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Implementasi Akad Rahn Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana strata (S-1) pada jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor UIN KHAS Jember.

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa‟i, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember.

3. Ibu Nur Ika Mauliyah, SE., M.Ak. selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Syariah UIN KHAS Jember.

4. Ibu Mariyah Ulfah, M.E.I selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam skripsi ini.

5. Bapak ibu Dosen UIN KHAS Jember yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti.

6. Bapak Budiono, Bapak Nur, Bapak Alvian, Mas Revian, Om Bram dan seluruh keluarga besar Unit Pegadaian Syariah Lumajang yang telah memberi

(7)

vii

memberikam bantuan baik langsung maupun tidak langsung, sejak mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun di masa mendatang. Besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta bagi pembaca.

Jember, 05 November 2022

Penulis

(8)

viii Kata kunci: Akad Rahn, Mu’nah, Gadai Emas

Kejelasan akad rahn dan penetapan mu'nah tentu sangat membantu masyarakat mendapatkan pinjaman dalam transaksi gadai emas sesuai dengan kebutuhan dan nilai harga emas sebagai barang jaminan. Tentunya perlu perhitungan secara benar agar tidak ada kesenjangan penetapan perhitungan dengan pelaksanaan yang terjadi sehingga tidak menimbulkan keraguan dari berbagai kalangan atas kesesuaian praktik gadai emas dengan konsep yang ada secara akad rahn.

Fokus penelitian dalam skripsi ini: 1) Bagaimana implementasi akad rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang? 2) Bagaimana penentuan mu’nah dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang?

Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Untuk Mengetahui implementasi akad rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang. 2) Untuk Mengetahui penentuan mu’nah dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang?

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, jenis deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Unit Pegadaian Syariah Lumajang. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Implementasi akad rahn dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang sudah melalui beberapa tahapan dengan baik dan berprinsip hanya menggunakan akad rahn saja. Adapun kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam mekanisme pegadaian, antara lain;

a) Kendala saat jatuh tempo. b) Kendala SDM karyawan. c) Kurang memperhatikan status kepemilikan barang gadai. 2) Kesenjangan mu’nah pada kasus 2 dikarenakan diskon mu’nah presentase kurang dari 92%, sedangkan pada kasus 1, 3 dan 4 tidak mendapatkan diskon karena presentase kurang dari 1,0%

dan lebih dari 92,0%. Secara garis besar Unit Pegadaian Syariah Lumajang sudah menetapkan mu’nah gadai emas sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.

(9)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 19

1. Akad Rahn ... 19

2. Mu’nah ... 23

(10)

x

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Analisis Data ... 30

F. Keabsahan Data ... 31

G. Tahap-tahap Penelitian ... 32

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 34

A. Gambaran Objek Penelitian ... 34

B. Penyajian Data dan Analisis... 40

1. Implementasi Akad Rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang 2. Penentuan Mu’nah Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang C. Pembahasan Temuan ... 69

1. Implementasi Akad Rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang 2. Penentuan Mu’nah Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

(11)

xi Lampiran 2. Surat Keterangan Lulus Plagiasi Lampiran 3. Surat Selesai Bimbingan

Lampiran 4. Matrix Penelitian Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Lampiran 6. Pedoman Penelitian Lampiran 7. Jurnal Penelitian

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian Lampiran 9. Biodata Penulis

(12)

xii

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 16 Tabel 1.2 Perbedaan Teknik antara Mu’nah dan Bunga Pada Pegadaian ... 25 Tabel 4.1 Jumlah Nasabah Aktif (Rahin) Gadai Emas Tahun 2019-2022 .. 52 Tabel 4.2 Standar Taksiran Logam ... 53 Tabel 4.3 Tarif Mu’nah ... 55 Tabel 4.4 Diskon Mu’nah Pemeliharaan untuk Marhun Bih Kurang dari

92% Dikalikan Taksiran ... 59

(13)

xiii

Gambar 1 Struktur Organisasi Unit Pegadaian Syariah Lumajang ... 36

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Zaman sekarang di era global ini masyarakat kian dituntut memiliki kehidupan atau pendapatan yang stabil oleh lingkungan sosial yang membentuk realitas bahwa semakin berkembangnya kehidupan manusia maka semakin meningkat pula kebutuhan dan bertambahnya biaya hidup yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor seperti keterbatasan dana. Akibatnya, masyarakat umum cenderung mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka secara pengajuan pinjaman lewat lembaga keuangan dan non keuangan secara akurat dan legal.

Menurut pedoman resmi Pegadaian Syariah, Pegadaian menjadi bentuk lembaga keuangan di Indonesia yang memiliki kegiatan untuk membiayai kebutuhan masyarakat, baik produktif maupun konsumtif. Lebih khusus lagi, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 tanggal 1 April 1990 bisa dinyatakan sebagai langkah awal lahir kembali Pegadian, namun perlu diperhatikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 menyoroti tugas yang wajib diambil demi menangkal riba, perutusan ini tidak berganti sampai peraturan pemerintah (PP) No.103 tahun 2000 menjadi fokus kegiatan komersial Perum Pegadaian.2

Pegadaian Syariah dalam menjalankan usahanya menganut pedoman islam dengan motto “Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah” menyesuaikan

2 Pegadaian Syariah, 13 September 2022, www.pegadaiansyariah.co.id.

(15)

pada Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan lembaga keuangan non bank yang didirikan oleh MUI. Dengan adanya fatwa DSN-MUI No.25/DSN- MUI/III/2002 tentang Rahn, disebutkan “Besarnya biaya pemeliharaan tidak boleh ditentukan berdasarkan besarnya pinjaman” dan fatwa Nomor 26/DSN - MUI/III/2002 tentang Rahn Emas juga diperbolehkan dengan prinsip akad rahn, maka dari itu rahn di aplikasikan di pegadaian syariah.3

Rahn adalah sistem transaksi atau akad dalam gadai emas, fakta temuan dilapangan dan dari beberapa literatur penelitian sebelumnya dalam gadai emas sendiri terjadi akad rangkap, salah satunya yaitu Mohammad Arifkan tahun 2021 pada jurnalnya dengan judul “Penerapan Multi Akad Dalam Kontrak Gadai di Pegadaian Syariah Sampang Madura” mendeskripsikan bahwa dalam transaksi gadai emas dilatar belakangi dari tiga akad yaitu akad qardh, akad rahn dan akad ijarah. 4 Posisinya disini produk gadai emas syariah berupa instrumen keuangan dengan pemberian kredit (qardh’) untuk klien dengan agunan emas secara kontrak gadai (rahn). Pegadaian syariah kemudian memungut hasil untuk layanan pengamanan emas berdasarkan kontrak ijarah (layanan). Maka, agunan emas adalah kontrak ganda (multi akad), adalah gabungan dari kontrak qardh, rahn dan ijarah.

Menurut syara’ akad rangkap tidak diperbolehkan, secara ada hadits shahih Al-Bukhari No. 1971 dalam kitab jual beli menjelaskan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari „Abdullah

3 Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006), 87.

4 Moh Arifkan. “Penerapan Multi Akad Dalam Kontrak Gadai di Pegadaian Syariah Sampang”

(Skripsi, Universitas Negeri Surabaya, 2021), 2.

(16)

bin Dinar dari Ibnu „Umar RA dari Nabi SAW bersabda: “Setiap dua orang yang melakukan jual beli dianggap tidak terjadi transaksi sah jual beli hingga keduanya berpisah, kecuali jual beli yang tidak membutuhkan perpisahan.”

Ada juga Hadist Shahih Muslim No. 2822 dalam kitab jual beli telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Al Laits. Dan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: “Jika dua orang melakukan transaksi jual beli, maka salah satu dari keduanya berhak untuk khiyar (memilih), selagi keduanya belum berpisah dan keduanya masih berkumpul, atau salah satunya mengajukan khiyar (pilihan) kepada yang lain.

Jika salah satunya telah menetapkan khiyar (pilihannya) atas yang lain, maka transaksi harus dilaksanakan sesuai dengan khiyarnya. Dan jika keduanya telah berpisah setelah melakukan transaksi jual beli, sedangkan sedangkan salah satu dari keduanya tidak membatalkan jual beli, maka transaksi telah sah.” Tapi penting untuk disadari bahwa pemuka agama tertentu juga melarang menggabungkan akad tabarru' nonkomersial (qardh maupun rahn) dan akad komersial (ijarah). Sistem syariah diharapkan dapat membawa ketenteraman masyarakat melalui pinjaman halal yang baik.5 Tidak dikenakan bunga atas pinjaman yang diterima, melainkan ditetapkan perhitungan keuntungan secara syariah dengan istilah mu’nah.

5 Arispen et al. “Analisis Kesesuaian Akuntansi Transaksi Gadai Emas Syariah Dalam Perspektif PSAK Pada Hadits Imam Bukhari Dan Muslim di Pegadaian Syariah Surabaya” (Skripsi, Universitas Negeri Surabaya, 2018)

(17)

Mu'nah pada Pegadaian Syariah sebagai pembayaran biaya layanan penyimpanan barang gadai, Penetapan mu'nah tergantung dari taksiran nilai emas yang digadaikan bukan bedasarkan jumlah pinjaman nasabah. Namun, seiring perkembangan praktik gadai emas di Indonesia, beberapa kelompok telah mengajukan pertanyaan tentang penerimaan praktik gadai emas dan konsep yang ada.6 Beraneka anggapan mengatakan bahwa praktik gadai emas tidak ada perbedaan dengan gadai emas konvensional. Faktanya temuan di lapangan dalam penentuan mu’nah pada transaksi salah satu nasabah memiliki ketidakcocokan terhadap perhitungan mu’nah dan mengalami pengurangan jumlah mu’nah. Dalam situasi ini, terdapat potensi ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan apa yang sebenarnya terjadi.

Peneliti menunjuk instansi pegadaian syariah sebagai objek penelitian dikarenakan pegadain syariah adalah sebuah lembaga komersial legal di Indonesia yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Pegadaian merupakan operasi pinjam meminjam dengan sistem gadai terbesar di Indonesia. Sedangkan terpilihnya outlet Unit Pegadaian Syariah Lumajang dikarenakan pertumbuhan outlet yang sangat baik dalam kurun waktu lima tahun dan dapat dibuktikan dengan masuknya Unit Pegadaian Syariah Lumajang ke dalam data TOP 10 KPI Per Outlet se kantor area meliputi kantor Cabang Probolinggo, Pasuruan, Pandaan, Kraksaan, Situbondo dan Besuki.

6 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 97.

(18)

Berdasarkan uraian tersebut penulis mendapati penting adanya pembahasan secara mendalam terkait kejelasan akad rahn disertai dengan analisis penetapan mu’nah yang sesuai dengan DSN-MUI. Berdasarkan asumsi, pertimbangan dan motif tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Implementasi Akad Rahn Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang”.

B. Fokus Penelitian

Fokus utama penelitian adalah rumusan masalah dalam metode kualitatif. Bab ini merangkum setiap masalah yang akan dibahas melalui proses penulisan.7 Dari kisi-kisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa fokus kajian saat ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi akad rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang?

2. Bagaimana penentuan mu’nah dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan kajian adalah untuk memberikan informasi tentang arah yang akan dipelajari, tujuan penelitian harus membahas masalah yang diangkat sebelumnya.8 Berlandaskan pada fokus diatas, oleh sebab itu tujuan penelitian yang berkehendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi akad rahn di Unit Pegadaian Syariah Lumajang

7 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Pers, 2019), 45.

8 Tim Penyusun IAIN Jember, 45.

(19)

2. Untuk mengetahui penentuan mu’nah dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat ini termasuk andil yang akan diberikan setelah penelitian rampung. Dalam pendekatan teoritis (ilmiah), seseorang dapat menerapkan solusi teoretis untuk masalah yang telah diidentifikasi, dan dalam pendekatan praktis, seseorang dapat menerapkan solusi dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh melalui studi. 9

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan studi penelitian lanjutan diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan dibidang Pegadaian Syariah terkhusus menangani akad rahn dan mu’nah pada produk gadai emas, maka bisa mencocokan ajaran terhadap kebenaran dengan kenyataan yang ada di perusahaan atau instansi tempat penelitian berada.

2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana menyampaikan dan memperluas ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta untuk mengetahui Implementasi akad rahn dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang.

9 Tim Penyusun IAIN Jember, 45

(20)

b. Bagi Instansi

Melalui penelitian ini oleh penulis bisa membantu menyampaikan wawasan, edukasi, mekanisme Implementasi akad rahn dalam produk gadai emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang khususnya kepada masyarakat.

c. Bagi Masyarakat

Tulisan ini dinantikan bisa berkontribusi terkhusus kepada nasabah dan masyarakat luas umumnya sebagai bahan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam dan dapat diaplikasikan dengan sebaik mungkin serta menambah referensi bagi pembaca, terutama yang ingin mengetahui gambaran terkait akad rahn dan mu’nah di Pegadaian Syariah.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah mengandung arti terminologi kukuh yang menyajikan permasalahan utama penelitian pada judul makalah. Tujuannya adalah agar makna kesalahpahaman istilah tidak terjadi.10 Istilah-istilah penting yang terkandung dalam judul “Implementasi Akad Rahn Dalam Produk Gadai Emas di Unit Pegadaian Syariah Lumajang” ditekankan, sebagai berikut:

10 Tim Penyusun IAIN Jember, 45.

(21)

1. Implementasi Akad Rahn Implementasi

akad rahn merupakan penerapan atau operasionalisasi dalam sistem pinjam meminjam dengan jaminan gadai atau emas.11

2. Gadai Emas

Gadai emas digambarkan sebagai penawaran kredit dalam sistem pegadaian di mana emas ditawarkan sebagai jaminan.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi yang dimulai dengan bab pendahuluan sampai bab penutup merupakan topik pembahasan sistematika. Format penulisan sistematika pembahasan berbentuk deskriptif naratif bukan berupa dokumen kertas.12 Uraian yang lebih terstruktur dalam pembahasan skripsi ini akan dijabarkan dalam sistematika berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat judul penelitian, konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai kajian kepustakaan, terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.

BAB III METODE PENELITIAN

11 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), 108

12 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Pers, 2019), 91.

(22)

Bab tiga ini terkait metode penelitian. Hal ini meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan objek penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Bab empat menjelaskan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analis, terakhir tentang pembahasan temuan.

BAB V PENUTUP

Bab lima berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang berfungsi untuk memberikan intisari dari penjelasan yang digambarkan.

(23)

10

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Tinjauan lebih mendalam harus dilakukan dalam menyelaraskan teori yang bersangkut paut bersama perkara yang dihadapi dengan proses pengumpulan dan uraian informasi yang dimanfaatkan. Sehubungan dengan penelitian ini, ada beberapa partisipan yang benar-benar terlibat dalam penelitian kualitatif yang ketat, di antaranya adalah:

Pertama, Bedjo Santoso, Firdauza Rizkia Ramadanti (2022)

“Implementasi Sistem Gadai Emas Pada Pegadaian Syariah Cabang Tuparev- Karawang”, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara Jakarta. Dilihat dari hasil penelitian ini, tahapan terpenting dalam pembiayaan pegadaian adalah tahapan ketika Rahin dan Marhun ada, dan dialihkan ke Murtahin, kemudian Murtahin mengurus pinjaman Rahin.

Kemungkinan bahaya di kabin pegadaian syariah. Tuparev Karawang, yaitu penipuan komoditas, masalah keuangan, fluktuasi harga emas. Strategi untuk menghadapi risiko tersebut yaitu; Kami melakukan penilaian yang ketat menggunakan alat penilaian dan uji fisik dan kimia, dan terakhir harga emas berdasarkan Standar Taksiran Logam (STL). Kemiripan ini terletak pada metode penelitian maupun subjek penelitian yang sebagai pegadaian, yang biasanya merupakan subjek penelitian yang sama dengan penelitian kualitatif.

Perbedaannya terletak pada fokus kajian, dimana fokus pada kajian terdahulu

(24)

adalah sistem gadai emas, sedangkan fokus kajian saat ini adalah distribusi pendapatan dari gadai emas.13

Kedua, Maula Nasrifah, Siti Chusnul (2022) “Penerapan Sistem Gadai Emas Pada PT. Pegadaian Syariah Kantor Cabang Kota Probolinggo”, Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Berdasarkan hasil tersebut dapat digambarkan pelaksanaannya sebagai berikut langkah-langkah sederhana dengan tetap memenuhi standar operasional yang ada, antara lain menyamakan dengan penelitian yang dilakukan peneliti pada tahap pemrosesan biaya, tahap penilaian emas sebagai agunan, tahap penebusan dan tahap jatuh tempo, serta memiliki kesamaan dalam hal metode penelitian, subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dari segi perbedaan, seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan fokus penelitian.14

Ketiga, Siti Khoiriyah, Khusnul Fikriyah (2022) “Pengaruh Metode Penaksiran Gadai Emas Terhadap Pengambilan Keputusan Nasabah Bank Syariah Indonesia Kc Surabaya Darmo”, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak metodologi BSI KC Surabaya Darmo Gold Phone terhadap pengambilan keputusan pelanggan.

Karena syaratnya sudah terpenuhi, maka metode evaluasinya sesuai dengan teori syariah. Meskipun erdapat perbedaan pada metode asesmen dalam menangani pertanyaan pelanggan. Penelitian yang dilakukan peneliti secara

13 Bedjo Santoso, Firdauza Rizkia Ramadanti, “Implementasi Sitem Gadai Emas Pada Pegadaian Syariah Cabang Tuparev-Karawang” (Skripsi, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr.

Sjafruddin Prawiranegara Jakarta, 2022)

14 Maula Nasrifah, Siti Chusnul, “Penerapan Sistem Gadai Emas Pada PT. Pegadaian Syariah Kantor Cabang Kota Probolinggo” (Skripsi, Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo, 2022)

(25)

bersama-sama ini untuk subjek penelitian yang sama-sama menggunakan benda gadai emas. Letak perbedaannya dalam hal metode penelitian, fokus penelitian dan tempat studi. Studi ini bertempat di Pegadaian Syariah Cabang Lumajang. Namun studi sebelumnya dilakukan di Bank Syariah Indonesia Kc Surabaya Darmo. Tentu saja banyak perbedaan antara kedua objek kajian tersebut.15

Keempat, Bellina Hayyu Ristia (2021) “Pandangan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.92 Tahun 2014 Tentang Pembiayaan yang Disertai Rahn Terhadap Penerapan Mu'nah Dalam Akad Rahn (Studi di Pegadaian Syari‟ah Unit Wayhalim Bandar Lampung)”, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Hasil analisanya menyatakan biaya untuk mu'nah pada poin ketiga dan keenam sama dengan fatwa DSN-MUI No. 92/DSN-MUI/IV/2014.

Namun, besaran dana digunakan untuk bagi hasil marhun tidak cocok dengan fatwa DSN-MUI No. 92/DSNMUI/IV/2014 tentang poin pertama pemberian rahn identik dengan fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 mengenai Rahn. Poin keempat pada fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 menyatakan bahwa besarnya pinjaman tidak dapat didasarkan pada jumlah tarif bagi hasil dan penngamanan barang. Terdapat kesamaan antara metode penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan fokus penelitian yang akan diterapkan. Pembahasan disini adalah tentang kantong hasil atau mu'nah gadai. Adapun perbedaanya, yakni pada periode penelitian dan objek penelitian, penelitian terdahulu membahas tentang gadai secara keseluruhan,

15 Siti Khoiriyah, Khusnul Fikriyah, “Pengaruh Metode Penaksiran Gadai Emas Terhadap Pengambilan Keputusan Nasabah Bank Syariah Indonesia KC Surabaya Darmo” (Skripsi, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia, 2022)

(26)

sedangkan dalan penelitian ini lebih difokuskan pada produk gadai emas saja.16

Kelima, Hajar Hanifa, et. al (2021) “Analisis Implementasi Akad Rahn (Gadai) di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Bogor Baru”, Universitas Ibn Khaldun Bogor. Pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan akad rahn dilakukan secara prinsip islam. Penelitian yang akan dilakukan penulis memiliki kesamaan dalam hal fokus penelitian, objek penelitian, subjek kajian peneltian, dan lokasi penelitian yakni sama-sama memilih lokasi penelitian pada PT. Pegadaian Syariah. Akan tetapi terdapat perbedaan pada fokus penelitian dan periode penelitiannya yang mengangkat implementasi bagi hasil (mu’nah), sedangkan peneliti terdahulu mengangkat pelaksaan akad rahn atau gadai.17

Keenam, Dede Mas Lina Pohan (2021) “Implementasi Mu‟nah (Biaya Pemeliharaan) Marhun di Pegadaian Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 25/Dsn-Mui/Iii/2002 Tentang Rahn (Studi Kasus Unit Pegadaian Syariah Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)”, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan. Kesimpulan ini menunjukkan tindakan bagi hasil tidak sama dengan yang tertuang dalam Keputusan Dewan Syariah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.

Persamaan dengan penelitian ini adalah pada fokus masalah. Dalam fokus

16 Bellina Hayyu Ristia, “Pandangan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.92 Tahun 2014 Tentang Pembiayaan yang Disertai Rahn Terhadap Penerapan Mu'nah Dalam Akad Rahn” (Studi di Pegadaian Syari‟ah Unit Wayhalim Bandar Lampung), (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, 2021)

17 Hajar Hanifa, et. al. “Analisis Implementasi Akad Rahn (Gadai) di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Bogor Baru” (Skripsi, Universitas Ibn Khaldun Bogor, 2021)

(27)

masalah, penelitian ini juga memfokuskan kajian pada implementasi bagi hasil (mu’nah). Di sisi lain, menunjukkan perbedaan secara objek Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25/Dsn-Mui/III/2002. Analisis dilakukan berbeda tentang Rahn, fokus esai hanya pada objek gadai emas.18

Ketujuh, Dini Dinanti Amalia (2020) “Pengaruh Biaya Mu’nah Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggadai Barang di PT Pegadaian Syariah Unit Penurunan Kota Bengkulu”, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengukulu. PT. Penurunan unit syariah Pegadaian di Kota Bengkulu dengan nilai signifikan 0,273 > Berdasarkan hasil penelitian dengan memakai model uji F, pengaruh tarif mu'nah terhadap kepuasan nasabah tidak signifikan (0,05). Interaksi normal penelitian dengan makalah ini adalah dengan objek, subjek, dan lokasi penelitian. Namun, terdapat perbedaan dalam metodologi penelitian, waktu penelitian, dan fokus penelitian. Penelitian terdahulu berfokus pada pengaruh biaya mu'nah terhadap keputusan nasabah, sedangkan Penelitian ini berfokus pada bagi hasil saja.19

Kedelapan, Ahmad Rifan Abdul Rosid (2020) “Penetapan Mu’nah Pada Pembiayaan Rahn Emas di Pegadaian Syariah”, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasilnya menunjukkan pengurusan mu'nah berlangsung di Pegadaian Syariah Cabang Cinere telah sama pedoman yang tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn,

18 Dede Mas Lina Pohan, “Implementasi Mu’nah (Biaya Pemeliharaan)Marhun di Pegadaian Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 25/Dsn-Mui/Iii/2002 Tentang Rahn”

(Studi Kasus Unit Pegadaian Syariah Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan), (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan, 2021)

19 Dini Dinanti Amalia, “Pengaruh Biaya Mu’nah Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggadai Barang di PT Pegadaian Syariah Unit Penurunan Kota Bengkulu” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengukulu, 2020)

(28)

mu'nah, dan zakat. mekanisme yang digunakan untuk memproses mereka dalam praktek bukan karena ada banyak nasabah. Sebaliknya, potongan harga yang ditawarkan kepada nasabah kesepakatan standar antara makalah ini dan makalah lainnya adalah fokus, objek, subjek, dan lokasi makalah. Namun, perbedaan di antara keduanya paling jelas terlihat pada periode penelitian dan metodologinya dimana pada penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif, namun penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif.20

Kesembilan, Muhammad Nurul Anam (2019) “Analisis Pembiayaan Gadai Emas di Pegadaian Syariah Ponolawen Pekalongan”, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan. Menurut temuan penelitian yang dilakukan penulis, mekanisme perubahan status obligasi di Ponolawen Pegadaian Syariah cocok secara prinsip ekonomi Islam. Pegadaian menjadi rahin dan murtahin dalam akad rahn di lokasi tersebut. Pegadaian Syariah menerima pembayaran dari organisasi amal pada bulan Maret. Dan tidak ada keragu- raguan karena semuanya telah dijelaskan kepada biaya rahin yang diwajibkan dari rahn pada hari akad. Persamaanya yaitu pada metode penelitan, objek penelitian, subjek kajian penelitian dan lokasi penelitian, seperti ini. Subjek kajian saat ini dan kajian sebelumnya adalah bagi hasil (mu'nah) gadai emas.

Diawali dengan kesamaan, ada juga perbedaan selama masa penelitian.21 Kesepuluh, Fitrian Purnama Sastra (2019) “Pengaruh Biaya Mu’nah, Harga Emas, Dan Nilai Taksiran Barang Jaminan Terhadap Pembiayaan Ar-

20 Ahmad Rifan Abdul Rosid, “Penetapan Mu’nah Pada Pembiayaan Rahn Emas di Pegadaian Syariah” (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020)

21Muhammad Nurul Anam, “Analisis Pembiayaan Gadai Emas di Pegadaian Syariah Ponolawen Pekalongan” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan, 2019)

(29)

Rahn PT. Pegadaian Syariah Cabang Pekanbaru”, Universitas Islam Riau Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa. 1)Ada bukti bias terhadap nasabah gadai. 2)Adanya diskriminasi harga emas terhadap pembelian gadai. 3)Memiliki bukti perkiraan pembiayaan Ar Rahn yang tidak akurat. Ada tumpang tindih antara subjek dan lokasi studi. Penelitian dalam hal ini dan yang ada saat ini sama-sama menggunakan Pegadaian Syariah sebagai lokasi penulisan yang ditunjuk. Tiga bidang kajian yang memiliki persamaan merupakan tarif bagi hasil, harga emas, dan nilai taksiran agunan, sedangkan kajian kali ini lebih menekankan pada kantong hasil (mu'nah) gadai emas.22

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1 Bedjo Santoso, Firdauza Rizkia Ramadanti (2022)

Implementasi Sistem Gadai Emas Pada Pegadaian Syariah Cabang Tuparev- Karawang

Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan meneliti produk gadai emas

Fokus penelitian terdahulu lebih kearah

mekanisme gadai emas sedangkan fokus kajian saat ini adalah akad rahn dan mu’nah 2 Maula

Nasrifah, Siti Chusnul (2022)

Penerapan Sistem Gadai Emas Pada PT.

Pegadaian Syariah Kantor Cabang Kota Probolinggo

Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan

penelitian terdahulu membahas tentang gadai secara

keseluruhan, sedangkan dalan

22 Fitrian Purnama Sastra, “Pengaruh Biaya Mu’nah, Harga Emas, Dan Nilai Taksiran Barang Jaminan Terhadap Pembiayaan Ar-Rahn PT. Pegadaian Syariah Cabang Pekanbaru” (Skripsi, Universitas Islam Riau Pekanbaru, 2019)

(30)

meneliti produk gadai emas

penelitian ini lebih difokuskan pada akad rahn dan mu’nah saja 3 Siti

Khoiriyah, Khusnul Fikriyah (2022)

Pengaruh Metode Penaksiran Gadai Emas Terhadap Pengambilan Keputusan Nasabah Bank Syariah Indonesia Kc Surabaya Darmo

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama- sama

membahas taksiran gadai emas

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan fokus penelitian lebih tertuju pada nasabah 4 Bellina

Hayyu Ristia (2021)

Pandangan Fatwa Dewan Syariah

Nasional No.92 Tahun 2014 Tentang

Pembiayaan yang Disertai Rahn Terhadap Penerapan Mu'nah Dalam Akad Rahn (Studi di Pegadaian Syari‟ah Unit Wayhalim Bandar Lampung)

Penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan disertai penerapan mu’nah dan rahn

Perbedaanya pada Fokus penelitian, penelitian terdahulu lebih tertuju pada hukum rahn dan mu‟nah secara islam dan negara

5 Hajar Hanifa, et.

al. (2021)

Analisis Implementasi Akad Rahn (Gadai) di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Bogor Baru

Penelitian sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan fokus pada akad rahn

Fokus penelitian terdahulu hanya pada akad saja tidak pada turunannya

6 Dede Mas Lina Pohan (2021)

Implementasi Mu’nah (Biaya Pemeliharaan) Marhun di Pegadaian Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor:

25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn (Studi Kasus Unit Pegadaian Syariah Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

Fokus penelitian sama-sama membahas mengenai implementasi mu’nah secara akad rahn

Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dan berfokus pada hukum mu’nah

7 Dini Dinanti Amalia

Pengaruh Biaya Mu’nah Terhadap Keputusan Nasabah Dalam

Persamaan penelitian ini sama-sama

Peneliti menggunakan metode

(31)

(2020) Menggadai Barang di PT Pegadaian Syariah Unit Penurunan Kota Bengkulu

menggunakan metode penelitian kualitatif

penelitian kuantitatif dan berfokus pada pengaruh biaya mu'nah terhadap keputusan nasabah 8 Ahmad

Rifan Abdul Rosid (2020)

Penetapan Mu’nah Pada Pembiayaan Rahn Emas di Pegadaian Syariah

Fokus

penelitian ini sama-sama membahas mengenai penetapan mu’nah dan akad rahn

Metode penelitian kuantitatif

9 Muhammad Nurul Anam (2019)

Analisis Pembiayaan Gadai Emas di Pegadaian Syariah Ponolawen Pekalongan

Penelitian terdahulu sama-sama menggunakan produk gadai emas dan metode penelitian kualitatif

Penelitian ini lebih fokus pada pembiayaan gadai emas

10 Fitrian Purnama Sastra (2019)

Pengaruh Biaya Mu’nah, Harga Emas, Dan Nilai Taksiran Barang Jaminan Terhadap Pembiayaan Ar-Rahn PT. Pegadaian Syariah Cabang

Pekanbaru

Persamaann penelitian ini yaitu sama- sama

menggunakan metode kualitatif deskriptif

Peneliti terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dan Fokus penelitian terdahulu lebih banyak tertuju pada berbagai variabel mu’nah tidak pada akad rahn

Sumber: Data diolah oleh peneliti.

(32)

B. Kajian Teori 1. Akad Rahn

a. Definisi Akad Rahn

Rahn merupakan proses suatu pihak dalam memberikan kuasa atas jasa kepada pihak lain (bank) terkait hal-hal yang dapat diwakilkan, maka pihak penerima gadai dapat menerima imbalan atas jasanya.23 Rahn di prinsip syariah berlandaskan fatwa MUI tentang gadai. Gadai adalah barang kepemilikan, dimana barang kepemilikan rahin (nasabah) barang yang dimaksudkan adalah barang yang bernilai emas di Pegadaian ynag bisa di gadaikan dengan prinsip akad rahn.

Gadai atau rahn tidak hanya di syariah, di konvensional juga ada gadai umum atau gadai KCA. Rahn itu sendiri adalah barang atau perhiasan yang bernilai emas dapat di gadai ke Pegadaian Syariah dalam akadnya itu menentukan jatuh tempo dalam empat bulan atau 120 hari.

b. Rukun dan Syarat Akad Rahn

Rukun dari akad rahn yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

1) Perlakuan akad, yaitu rahin (nasabah), dan murtahin (pegadaian);

2) Objek akad, yaitu marhun (barang jaminan) dan marhun bih (pembiayaan); dan

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul.24

Sedangkan syarat-syarat dari akad rahn, yaitu:

23 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), 108.

24 Ascarya, 108.

(33)

1) Pemeliharaan dan penyimpanan jaminan; dan 2) Penjualan jaminan.25

c. Hukum Akad Rangkap

Secara umum, landasan akad rangkap menurut syara’ akad rangkap tidak diperbolehkan, hal ini tampak dalam dua hadist berikut ini:

1) Hadits riwayat Imam Bukhari Nomor 1971 dalam kitab jual beli, dijelaskan bahwa:

َيِضَر َرَمُع ِنْبا ْنَع ٍراَنيِد ِنْب ِوَّللا ِدْبَع ْنَع ُناَيْفُس اَنَ ثَّدَح َفُسوُي ُنْب ُدَّمَُمُ اَنَ ثَّدَح ْنَع اَمُهْ نَع ُوَّللا ُوَّللا ىَّلَص ِِّبَِّنلا

َّتََّح اَمُهَ نْ يَ ب َعْيَ ب َلَ ِْيَْعِّ يَ ب ُّلُك َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع

ِراَيِْلْا َعْيَ ب َّلَِإ اَقَّرَفَ تَ ي

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari „Abdullah bin Dinar dari Ibnu „Umar RA dari Nabi SAW bersabda:

“Setiap dua orang yang melakukan jual beli dianggap tidak terjadi transaksi sah jual beli hingga keduanya berpisah, kecuali jual beli yang tidak membutuhkan perpisahan”. (HR. Imam Bukhari No. 1971 dalam kitab jual beli).

2) Hadits riwayat Imam Muslim Nomor 2822 dalam kitab jual beli, dijelaskan bahwa:

ْنَع ُثْيَّللا اَنَرَ بْخَأ ٍحْمُر ُنْب ُدَّمَُمُ اَنَ ثَّدَح و ح ٌثْيَل اَنَ ثَّدَح ٍديِعَس ُنْب ُةَبْيَ تُ ق اَنَ ثَّدَح ِلوُسَر ْنَع َرَمُع ِنْبا ْنَع ٍعِفاَن ِوَّللا

َعَياَبَ ت اَذِإ َلاَق ُوَّنَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص

ُرِّ يَُيُ ْوَأ اًعيَِجَ اَناَكَو اَقَّرَفَ تَ ي َْلَ اَم ِراَيِْلْاِب اَمُهْ نِم ٍدِحاَو ُّلُكَف ِن َلَُجَّرلا اَُهُُدَحَأ َذ ىَلَع اَعَ ياَبَتَ ف َرَخ ْلْا اَُهُُدَحَأ َرَّ يَخ ْنِإَف َرَخ ْلْا ْنِإَو ُعْيَ بْلا َبَجَو ْدَقَ ف ِكِل

َعْيَ بْلا اَمُهْ نِم ٌدِحاَو ْكُرْ تَ ي َْلََو اَعَ ياَبَ ت ْنَأ َدْعَ ب اَقَّرَفَ ت ُعْيَ بْلا َبَجَو ْدَقَ ف

25 Ascarya, 109.

(34)

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Al Laits. Dan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: “Jika dua orang melakukan transaksi jual beli, maka salah satu dari keduanya berhak untuk khiyar (memilih), selagi keduanya belum berpisah dan keduanya masih berkumpul, atau salah satunyamengajukan khiyar (pilihan) kepada yang lain. Jika salah satunya telah menetapkan khiyar (pilihannya) atas yang lain, maka transaksi harus dilaksanakan sesuai dengan khiyarnya. Dan jika keduanya telah berpisah setelah melakukan transaksi jual beli, sedangkan sedangkan salah satu dari keduanya tidak membatalkan jual beli, maka transaksi telah sah.” Tapi penting untuk disadari bahwa pemuka agama tertentu juga melarang menggabungkan akad tabarru' nonkomersial (qardh maupun rahn) dan akad komersial (ijarah). Sistem syariah diharapkan dapat membawa ketenteraman masyarakat melalui pinjaman halal yang baik (HR. Muslim No. 2822 dalam kitab jual beli).

Tapi penting untuk disadari bahwa pemuka agama tertentu juga melarang menggabungkan akad tabarru' non komersial (qardh maupun rahn) dan akad komersial (ijarah). Sistem syariah diharapkan dapat membawa ketenteraman masyarakat melalui pinjaman halal yang baik.

d. Tujuan Akad Rahn

Tujuan Akad Rahn adalah untuk meningkatkan efektifitas pemberi pinjaman debitur. Perawatan dan pengamanan gadai pada hakekatnya merupakan kewajiban pegadaian (rahin), melainkan berhak dikerjakan oleh murtahin serta biaya wajib dibebankan kepada rahin. Jumlah biaya tidak ditentukan berdasarkan jumlah item.

(35)

e. Manfaat Akad Rahn

Pemanfaatan barang gadai (Rahn) menurut para ulama terbagi dalam dua pendapat. Ulama Hanafiyah melarang rahin untuk memanfaatkan barang gadai atau jaminan, sedangkan menurut ulama Syafiiyah membolehkan sejauh tidak memudharatkan murtahin sebagai berikut:

1) Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa ar-Rahin tidak boleh memanfaatkan barang gadai tanpa seizin al-Murtahin, begitu pula al-Murtahin tidak boleh memanfaatkannya tanpa seizin ar-Rahin.

Mereka beralasan bahwa barang gadai harus tetap dikuasai oleh Murtahin selamanya. Pendapat ini senada dengan pendapat ulama Hanabilah, sebab manfaat pada barang gadai pada dasarnya termasuk rahn atau gadai;

2) Ulama Syafiiyah berpendapat bahwa ar-Rahin dibolehkan untuk memanfaatkan barang gadai. Jika tidak menyebabkan barang gadai itu berkurang, tidak perlu meminta izin kepada pihak al-Murtahin, seperti mengendarainya, dan menempatinya. Akan tetapi, jika menyebabkan barang gadai tersebut berkurang seperti pengolahan sawah, dan kebun, ar-Rahin harus meminta izin kepada al- Murtahin.

f. Berakhirnya Rahn

Akad rahn selesai dan berakhir karena beberapa hal, seperti Ibra’ (nasabah dibebaskan dari tanggungan utang yang ada), hibah

(36)

(Pegadaian menghibahkan utang yang ada kepada nasabah), terlunasinya utang yang ada atau yang lainnya. Penjelasannya lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1) Diserahkannya marhun kepada pemiliknya.

2) Terlunasinya seluruh utang yang ada (Marhun Bih)

3) Penjualan marhun secara paksa apabila Marhun dijual dan utang yang ada dilunasi dengan harga hasil penjualan tersebut maka akad rahn selesai dan berakhir, hal ini biasa terjadi pada saat jatuh tempo 4) Pembatalan akad rahn dari pihak murtahin atau dengan kata lain,

murtahin membatalkan akad rahn yang ada.

2. Mu’nah

a. Definisi Mu’nah

Mu'nah didefinisikan sebagai besaran biaya yang ditetapkan terhadap pemeliharaan barang jaminan untuk menangkal tarif yang dikenakan oleh hukum syariah. Tarif pengecekan dan penyesuaian, tarif servis, tarif penyesuaian, dan tariff perbaikan adalah biaya yang terdapat dalam kegiatan pemeliharaan.26 Mu’nah juga biaya pemeliharaan dengan jaminan barang berharganya nasabah disimpan oleh pihak pegadaian, pihak pegadaian juga memelihara, merawat dan menjaga supaya barang yang diamanahkan itu tidak rusak dan tidak hilang jadi adanya mu’nah ini tadi dari situ. Jadi di Pegadaian nasabah manaruh jaminan, tidak dikenal bunga tetapi dikenal sebagai mu’nah

26 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 160.

(37)

atau biaya pemeliharaan jaminan yang nanti barang jaminan tersebut akan ditaksir dan ditentukan nanti mu’nah. Mu'nah juga bagi hasil antara rahin atau nasabah kepada pihak pegadaian, karena telah menjaga, merawat, dan memberikan tempat penyimpanan dengan aman selama penyimpanan penitipan barang jaminan.

b. Landasan Hukum Mu’nah

Hadits riwayat Imam Muslim Nomor 3007 dalam kitab Pengairan, dijelaskan bahwa:

َلاَق َيَْحَيِل ُظْفَّللاَو ِء َلََعْلا ُنْب ُدَّمَُمَُو َةَبْيَش ِبَِأ ُنْب ِرْكَب وُبَأَو َيََْيَ ُنْب َيََْيَ اَنَ ثَّدَح ِدَوْسَْلْا ْنَع َميِىاَرْ بِإ ْنَع ِشَمْعَْلْا ْنَع َةَيِواَعُم وُبَأ اَنَ ثَّدَح ِناَرَخ ْلْا َلاَقَو اَنَرَ بْخَأ َيََْيَ

اًماَعَط ٍّيِدوُهَ ي ْنِم َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر ىَرَ تْشا ْتَلاَق َةَشِئاَع ْنَع ْرِد ُهاَطْعَأَف ٍةَئيِسَنِب اًنْىَر ُوَل اًع

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah serta Muhammad bin 'Ala dan ini adalah lafadz Yahya, Yahya berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan dua orang lainnya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah dia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan bayaran yang ditangguhkan, lantas beliau menggadaikan baju besinya.” (HR. Muslim No. 3007 Dalam kitab Pengairan)

Hadits di atas menjelaskan bahwa gadai diperbolehkan dengan bayaran yang ditangguhkan. Dalam hal ini tarif mu‟nah dapat ditetapkan sesuai syariat islam.

(38)

c. Perbedaan Mu’nah dan Bunga pada Pegadaian Tabel 2.2

Perbedaan Teknis antara Mu’nah dan Bunga Pada Pegadaian

No Mu’nah Bunga

1 Tarif adminstrasi sesuai ketentuan berlandaskan kelompok barang

Tarif admnistrasi sesuai persentase berlandaskan kelompok barang 2 Mu’nah beerlandaskan nilai

taksiran.

Sewa modal berlandaskan pinjaman

3 Jika waktu pengembalian melebihi kesepakatan, barang tersebut dilelang untuk umum.

Jika waktu pengembalian melebihi kesepakatan, barang tersebut dilelang untuk umum.

4 Pinjaman uang 90% dri nilai perkiraan.

Pinjaman Kelas A: 90% dari estimasi, Grup B, C, dan D: 86% - 88% dari nilai estimasi

5 Layanan pinjaman dihitung dengan perkiraan x konstan.

Modal sewa dihitung

berlandaskan persentase x uang pinjaman.

6 Tenggat waktu maksimal 4 bulan.

Tenggat waktu maksimal 3 bulan 7 Kelebihan uang = hasil

penjualan – (ung pinjaman + jasa penyimpanan + biaya penjualan)

Kelebihan uang = hasil lelang – (uang pinjaman + sewa mogal + biaya lelang).

8 Apabila kelebihan dana selama setahun tidak diambil oleh pemilik barang, maka akan

diberikan kepada lembaga kemanusiaan.

Apabila kelebihan dana selama waktu setahun tidak diambil oleh pemilik barang, maka jadi hak pegadaian

Sumber: wawancara dengan bapak Alvian Cahya Permana d. Penetapan Mu’nah

Ketentuan Fatwa DSN-MUI Nomor 25 Tahun 2002 mengenai rahn:

1) Pegadaian berhak menyimpan hingga seluruh hutang lunas.

2) Rahin berhak atas kepemilikan terhadap marhun beserta manfatnya.

(39)

3) Murtahin tidak boleh menggunakan marhun tanpa izin dari rahin, dimana nilai marhun tidak dikurangi terkait tagihan biaya perawatan dan pemeliharaan.

4) Murtahin dan rahin bisa bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan penyimpanan marhun, akan tetapi rahin wajib bertanggung jawab terhadap biayanya.

5) Jumlah pinjaman tidak digunakan sebagai acuan terhadap tarif bagi hasil dan pengaman barang.

Ketentuan Fatwa DSN-MUI Nomor 26 Tahun 2002 mengenai Rahn Emas:

1) Gadai emas diperbolehkan berlandaskan pedoman rahn 2) Tarif penitipan barang ditanggung oleh pegadaian.

3) Total biaya dihitung dari pengeluaran yang sangat dibutuhkan 4) Akad ijarah menentukan perhitungan biaya penyimpanan barang

(marhun).

Fatwa DSN-MUI di atas dengan detail menunjukkan marhun merupakan milik rahin yang dijaminkan kepada murtahin. Oleh karena itu, setiap adanya kenaikan terhadap nilai marhun adalah hak dari rahin dan kewajiban rahin. 27

27 Jaih Mubarok dan Hasanudin, Fikih Mu’amalah Maliyyah Akad Tabarru’ ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), 226.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini, menurut Bogdan dan Taylor, metode penelitian kualitatif merupakan langkah untuk melakukan wawancara guna medapatkan data deskriptif dalam bentuk kutipan tertulis atau tidak diterjemahkan dari orang lain dan subjek potensial.45

Jenis penelitian deskriptif dipilih penulis pada penelitian ini, dimana Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa deskriptif data merupakan bagian terpenting dari penelitian kualitatif.28 Maka bila perlu penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang memerlukan proses reduksi secara menyeluruh dengan menggunakan data lapangan hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang kemudian diolah berdasarkan kategori yang sesuai.

B. Lokasi Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Unit Pegadaian Syariah Lumajang.

Terpilihnya Pegadaian syariah sebagai objek penelitian peneliti dikarenakan pegadain syariah adalah sebuah lembaga komersial legal di Indonesia yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Pegadaian merupakan operasi pinjam meminjam dengan sistem gadai terbesar di Indonesia. Sedangkan terpilihnya outlet Unit Pegadaian Syariah Lumajang dikarenakan pertumbuhan outlet yang sangat baik dalam kurun waktu lima tahun dan dapat dibuktikan dengan masuknya Unit Pegadaian Syariah Lumajang ke dalam data TOP 10

28 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), 23.

27

(41)

KPI per outlet se kantor area meliputi kantor cabang Probolinggo, Pasuruan, Pandaan, Kraksaan, Situbondo, dan Besuki. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pegadaian Syariah Lumajang dengan alamat Jalan Panglima Besar Sudirman No.207 Tompokersan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur 67311 Indonesia.

C. Subjek Penelitian

Purposive sampling digunakan dalam menentukan subjek penelitian ini, dimana purposive sampling merupakan cara untuk memilih sampel dalam kumpulan data yang memiliki maksud dan tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi, penentuan subjek penelitian ini dipilih dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan, atau mungkin dia sebagai pemilik kuasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek ataupun situasi sosial yang diteliti.29 Berikut sumber informan sebagai acuan dalam mendapatkan data, diantaranya yaitu:

a. Bapak Alvian Cahya Permana, selaku Pengelola Unit Pegadaian Syariah Lumajang

b. Bapak Revian Iman Arisandi, selaku kasir Unit Pegadaian Syariah Lumajang

c. Ibu Septa Hendra Kusuma, selaku nasabah yang melakukan pengajuan gadai emas

d. Ibu Zainul Fitriyah, selaku nasabah yang melakukan pengajuan gadai emas

29 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2022), 216.

(42)

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai pengumpulan data dari permasalahan yang sedang dibahas, pengumpul data menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Jenis observasi adalah observasi lapangan dengan metode observasi sistematis dan pencatatan gejala yang muncul terhadap subjek penelitian yang diamati.30 Penulis menggunakannya untuk mengkaji bagaimana implementasi mu’nah yang terkait dengan produk gadai emas tersebut.

2. Dokumentasi

Mengumpulkan data menggunakan metode menelaah dokumen.

Kajian pada penelitian ini bersumber dari penyusunan data terkait lagsung pada penelitian yang diterbitkan oleh organisasi atau pihak terkait lainnya, seperti disertasi, buku, jurnal akademik, dan laporan tahunan bisnis.31 3. Wawancara

Wawancara semi terstruktur digunakan pada penelitian ini untuk mengumpulkan data melalui percakapan untuk membantu peneliti menemukan informasi dari informan yang relevan.32 Wawancara semi terstruktur memberi peneliti kesempatan untuk mengembangkan pertanyaan sambil memperhatikan topik pembicaraan. Data wawancara yang akan difokuskan peneliti sebagai berikut:

30 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: LP3ES, 2010), 13.

31 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek (Jakarta: Rineka, 2010), 274.

32 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), 50.

(43)

a. Profil Lembaga Pegadain Syariah b. Mekanisme gadai emas

c. Implementasi akad rahn gadai emas d. Penetapan mu’nah gadai emas E. Analisis Data

Analisis data merupakan pengukuran keakuratan data dari informan.54 Analisanya menggunakan jenis deskriptif, dimana peneliti berusaha menganalisis implementasi akad rahn dalam produk gadai emas. Model Miles dan Huberman dipilih sebagai metode analisis data yang dipilih dalam penelitian ini, dimana berdasarkan informasi buku Sugiyono, analisis data dalam penelitian kuantitatif dijalankan sejak pengumpulan data hingga selesai dalam periode yang ditentukan. Selama analisis data kualitatif, data dijenuhkan secara interaktif dan umpan balik sampai akhir. Miles dan Huberman menyajikan analisis umum berdasarkan model interaktif,33 sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data yaitu cara yang melibatkan pengumpulan informasi terkait, yang berfokus pada detail paling penting dan mencari tema serta sikap. Reduksi data akan menghasilkan sinyal pengumpulan data yang lebih jelas dan mudah.34

33 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2022), 246.

34 Sugiyono, 247.

(44)

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam bentuk grafik, tabel, bagan alir, uraian singkat, maupun bentuk lainnya. Hal ini bertujuan mengatur data dan menyusunnya dalam pola relasional agar lebih mudah dipahami.35

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Tahap akhir pada penelitian kualitatif adalah menentukan kesimpulan. Menurut Sugiyono, kesimpulan dapat menjawab fokus masalah yang sudah ditetapkan dari awal, dengan temuan yang bisa dalam gambaran atau deskripsi suatu objek yang sebelumnya tidak jelas sampai penelitian menjadi jelas.36

F. Keabsahan Data

Keabsahan data didaptkan dengan cara triangulasi, yaitu pembahasan keabsahan data dengan mempergunakan sesuatu selain data guna keperluan pengecekan atau pembanding. Triangulasi sumber dipilih dalam penelitian ini.

Triangulasi sumber data mengkaji keabsahan informasi menggunakan berbagai cara dan ringkasan data. Prosedur yang dilakukan adalah membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil dikatakan orang di depan umum maupun secara pribadi. Perbandingan hasil wawancara literatur terkait masing-masing metode akan diperoleh bukti atau data yang berbeda, dan pada akhirnya berbeda pula pandangan terhadap temuan yang

35 Sugiyono, 249.

36 Sugiyono, 252.

(45)

diteliti. Sudut pandang yang beragam inilah akan mengarah pada keleluasan pengetahuan untuk kebenaran yang dapat diandalkan.37

G. Tahap-tahap Penelitian

Menurut J. Moloeng penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa bagian yang terstruktur dengan baik dan sistematis.38 Tahapan- tahapan yang dimaksud terdiri dari :

1. Tahap Pra-lapangan

Melalui tahap ini, peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap lokasi penelitian dan mengamati aktivitas yang terjadi. Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian dan menyiapkan dokuemen yang diperlukan untuk penelitian, seperti izin penelitian.

2. Tahap Penelitian Lapangan

Sesudah memperoleh izin dari pengelola Unit Pegadaian Syariah Lumajang, peneliti bersiap memasuki lokasi penelitian guna memperoleh informasi terkait pengambilan data.

3. Tahap Analisis Data

Data yang didapatkan pada tahap sebelumnya digunakan peneliti untuk dianalisis menggunakan metodologi analisis yang dijelaskan oleh peneliti, meninjau dan memisahkannya, serta mengevaluasi signifikansi konten yang dipelajari.

37 Djam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2017), 39.

38 Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 327.

(46)

4. Tahap Pelaporan

Dalam tahap akhir ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian secara sistematis dalam bentuk laporan penelitian.

(47)

34 A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Pegadaian

Di tahun 1746, sejarah pegadai dimulai ketika VOC membentuk Bank Van Leening sebagai bank menawarkan hutang melalui cara gaddai.

Belakangan, ketika pemerintah Inggris mengambil alih bank tersebut dan menamainya kembali, masyarakat diberi lampu hijau untuk mendirikan bisnis gaddai. Tanggal 1 April 1901, bisnis awal berdiri di Sukabumi (Jawa Barat). Menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 178 Tahun 1961, ada pegawaian yang terdiri dari lembaga JAWATAN asli pada tahun 1905 yang diubah dari "JAWATAN" menjadi "PN." Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1969, badan hukum diubah dari "PN"

menjadi "PERJAN", dan kemudian dari "PERJAN" menjadi "PERUM"

menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 1990, yang diubah menjadi Peraturan Pemerintah (PP) No. 103 Tahun 2000. Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2011, terjadi perubahan nama perusahaan dari "PERUM" menjadi "PERSERO" pada tanggal 1 April 2012.

Kemudian diikuti dengan perubahan nama perusahaan dari “PERSERO”

menjadi “PERSEROAN LIMITED” tanggal 23 September 2021, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2021.39

39 Pegadaian Syariah, 13 September 2022, www.pegadaian.co.id/profil/sejarah-perusahaan.

(48)

Unit Pegadaian Syariah Lumajang berdiri pada tahun 2017 dan beralamat di Jl. Panglima Besar Sudirman No. 207 Tompokersan, Kec.

Lumajang, Kab. Lumajang. Barang lain yang dapat buat agunan di bawah Pegadaian Syariah adalah perhiasan dan barang lain yang bergerak.

2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Visi :

“Menyajikan The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan selaku perantara inkluisi finence opsional yang paling mendominasi masyarakat”.

Misi :

a. Menyumbangkan manfaat dan laba sepenuhnya untuk semua stakeholder serta meluaskan bisnis utama.

b. Mendirikan bisnis yang lebih bermacam dengan meluaskan bisnis mentah untuk proposisi nilai yang lebih baik kepada nasabah dan outlet c. Menyertkan service excellence secara titik pusat melalui nasabah:

1) Prosedur bisnis digital dan disederhanakan

2) Penggunaan teknologi informasi yang handal dan terbaru 3) Menerapkan manajemen resiko yang efektif

4) Mempunyai SDM yang profesional dan berkinerja baik 40

40 Pegadaian Syariah, 13 September 2022, www.pegadaian.co.id/profil/visi-dan-misi

(49)

3. Struktur Unit Pegadaian Syariah Lumajang

Struktur perusahaan adalah komponen-komponen yang membentuk perusahaan, yang memperjelas kedudukan pembagian hak dan kewajiban atas tugasnya.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Pegadaian Syariah Lumajang41 Keterangan :

Pemimpin Kepala Cabang : Nurhidayah

Pengelola UPS : Alvian Cahya Permana

Kasir : Revian Iman Arisandi

Satpam : Bramsetia Dwi Prihandoko

Tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam UPS Pegadaian Syariah Lumajang ini adalah:

41 Observasi di Unit Pegadaian Syariah Lumajang, 15 November 2022

Pemimpin Kepala Cabang

NASABAH Pengelola

UPS Kasir

Satpam

(50)

a. Pemimpin Kepala Cabang

Peran manajer cabang adalah untuk mengawasi, mengelola, dan mengoordinasikan aspek operasional, administrasi, dan keuangan bisnis.

Kepala cabang mempunyai peranan yang dibutuhkan untuk menjalankan jabatan tersebut, sebagai berikut:

1) Merancang kegiatan dan kesepakatan kantor cabang berlandaskan referensi yang sudah disebutkan sebelumnya

2) Mengatur, mengendalikan operasi bisnis gadai dan non gadai mengelola kebutuhan dan penggunaan infrastruktur, dan mengontrol pemasaran dan layanan pelanggan

3) Menginterpretasikan tugas instansi, baik didalam maupun diluar instansi, beralaskann nasihat yang diperintahkan oleh managerial.

b. Pengelola UPS

1) Kelola operasi di pusat unit.

2) Melakukan penaksiran terhadap suatu bar, baik berupa jaminan, kantong (perhiasan), elektronik, maupun gudang (kendaraan kendaraan bermotor) untuk menetapkan kelebihan dan manfaat barang sekaligus bukti pemilik dalam penyandian DNA dan pengenal pinjaman dan jumlah taksiran.

3) Melaksanakan analisa kepada agunan yang akan datang untuk menentukan kelebihan dan manfaat serta memutuskan nilai dasarnya.

4) Untuk mencegah terjadinya keamanannya, perhatikan dan siapkan jaminan yang akan disebar.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dilakukan dengan menganalisis data yang bersumber dari lokasi atau tempat penelitian yaitu berkenaan dengan implementasi akad rahn dan akad ijarah pada transaksi gadai

Berdasarkan pengertian rahn (gadai) yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, dapat diketahui bahwa rahn (gadai) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi

Dalam Rahn emas penentuan biaya dan pendapatan sewa (ijarah) atau penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan akad pendamping dari gadai syariah yaitu akad ijarah (PSAK 107)

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh produk gadai emas ( Rahn ) dengan akad ijārah dan qard terhadap minat masyarakat untuk berbank di Bank Syariah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENERAPAN AKAD RAHN PADA SISTEM GADAI SYARIAH DI PT PEGADAIAN SYARIAH (PERSERO) KOTA PALANGKA RAYA

Bank syariah yang memiliki produk pembiyaan berupa gadai emas, salah satunya adalah Bank Syariah Mandiri. Dalam gadai emas sendiripun menjadi salah satu produk

Dari hasil analisis disimpulkan bahwa implementasi gadai emas syariah mampu membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.Gadai emas syariah pada Bank Syariah

Dalam Arrum Haji akad – akad yang digunakan adalah rahn, ijarah, dan qardh.Dimana dalam kegiatan gadai emas, Pegadaian Syariah menggunakan akad gadai rahn dan sewa - menyewa ijarah.Rahn