PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI SHALAT JENAZAH KELAS XI IPA 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMA NEGERI 1 KUMAI TAHUN
PELAJARAN 2022-2023
Zainuddin
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya nilai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI ( terlihat dari banyaknya peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM ). karena itu perlu upaya untuk menemukan platform tertentu yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengerjakan instrumen soal evaluasi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing – masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I dengan menggunakan model problem based learning dengan hasil yaitu 66,66% tuntas dan 33,33% tidak tuntas dengan nilai rata – rata yaitu 73,33, pada siklus I nilai hasil belajar masih belum mencapai indikator keberhasilan sehingga dilaksanakan siklus ke II dengan menggunakan penilaian praktek langsung dalam pengerjaan soal evaluasi diperoleh hasil peningkatan nilai hasil belajar yaitu 93,33% tuntas dan 6,67 % belum tuntas dengan nilai rata rata 85,33. Maka pada siklus II sudah mencapai KKM karena sudah mencapai indikator keberhasilan. Dengan presentase keberhasilan di atas 75%. Penelitian ini membuktikan bahwa Penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar pada soal materi Menshalatkan Jenazah pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kumai Tahun 2022 / 2023.
Kata Kunci : model problem based learning (PBL), hasil belajar, shalat jenazah.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2014: 3).
Proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang menentukan untuk mengembangkan potensi anak, maka pada akhirnya tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal
ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, dan pemberi inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyasa, 2007: 53).
Semua hal tersebut sangat menentukan terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Prayitno, 2009: 45).
Kondisi belajar yang sering terjadi di dunia pendidikan adalah dimana peserta didik hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (Surawan: 2020). Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi atau model pembelajaran yang inovatif (Ngalimun, 2013:89).
Menurut Sugiyanto (2012:33), dalam memilih model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; 2) sifat bahan / materi pelajaran; 3) kondisi peserta didik; 4) ketersediaan sarana prasarana belajar. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Diantara metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi menshalatkan jenazah salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning. Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi.( Jamil Suprihatiningrum, 2013: 215).
Menurut Moffit (Rusman, 2011: 241) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Sedangkan Menurut Wina Sanjaya (2010: 214) Problem Based Learning merupakan suatu rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan peserta didik pada proses atau tahapan penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Sedikit demi sedikit peserta didik akan berkembang secara utuh, baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari uraian di atas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Shalat Jenazah Kelas XI IPA 2 Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di SMA Negeri 1 Kumai Tahun 2022 / 2023”
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menjadi pilihan yang tepat karena dalam penelitian ini peneliti akan melakukan treatment (perlakuan) tertentu terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mendapatkan kepastian ada atau tidaknya pengaruh treatment tersebut terhadap hasil belajar siswa.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena penelitian ini menggunakan data-data numerik yang dapat diolah dan dianalisis dengan statistik.
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kumai dengan alamat Jl. Padat Karya 1 No. 1 Sungai Kapitan Kec. Kumai Kab.
Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah Kode Pos 74181.
Adapun waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai bulan November sampai bulan Desember 2022.
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kumai yang berjumlah 15 peserta didik, 9 perempuan dan 6 laki-laki yang merupakan obyek pengamatan dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah yang pertama Observasi, observasi dilaksanakan untuk mengetahui situasi dan keaktifan serta kemampuan peserta didik dalam kegiatan aktivitas belajar dengan penggunaan model problem based learning dan yang kedua Memberikan Instrumen Soal untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengusasi materi yang telah dipelajari dengan penggunaan model problem based learning.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.
Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah menggunakan rumus ketuntasan individu dan persentase ketuntasan klasikal. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kualitatif adalah data diperoleh dari observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung pada tiap siklus. Hasil perolehan data dicatat dalam lembar
observasi yang telah disediakan, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk persentase (%).
Prosedur penelitian yang akan peneliti lakukan adalah melaksanakan penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I. Jika dalam siklus II indikator penyampaian sudah tercapai maka penelitian dapat diakhiri.
Desain PTK yang peneliti gunakan adalah model Kurt Lewin, konsep PTK Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan ke empat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus (Ani Widayati, 2008: 91) HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang : 1. proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II, 2. Hasil penelitian ini memaparkan tentang peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model Problem Based Learning untuk mengerjakan instrumen soal evaluasi.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 01 Desember 2022, pada pukul 08.45 – 09.45 WIB.
Paparan Hasil Siklus I a. Perencanaan
1) Peneliti menyusun RPP tentang sub materi menshalatkan jenazah
2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran, meliputi alat peraga, laptop dll.
3) Menyiapkan instrument soal tes berkaitan dengan materi shalat jenazah.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan ( 3 x 45 menit ), dimana kegiatannya adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan model problem based learning. Deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I sebagai berikut :
Setelah melaksanakan pendahuluan, pembelajaran dilanjutkan pada kegiatan inti yang diawali dengan:
Orientasi peserta didik pada masalah:
Peserta didik secara berkelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan.
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar:
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas sesuai arahan guru untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Membantu investigasi mandiri dan kelompok:
Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data / bahan selama proses penyelidikan berlangsung, sedangkan Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data / referensi / sumber) untuk bahan diskusi kelompok.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk menghasil- kan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan / disajikan dalam bentuk karya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum / membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain sedangkan guru memberikan klarifikasi atau penguatan atas hasil diskusi tersebut.
c. Kegiatan Evaluasi dan Penutup:
Kegiatan Evaluasi dan Penutup dilaksanakan selama 15 menit, dengan rincian sebagai berikut:
1) Bersama peserta didik membuat simpulan sesuai hasil diskusi.
2) Peserta didik dipersilahkan mengerjakan instrumen soal Test penilaian secara mandiri dengan jumlah soal 10 butir berbentuk soal essay.
Adapun hasil Test yang dilakukan oleh peserta didik kelas XI IPA 2 adalah sebagai berikut:
Hasil Test Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Adelia Salsabila 60 Tidak Tuntas
2 Arif Hakiki 90 Tuntas
3 Arimbi Nurul Aufa 80 Tuntas
4 Astri Devina Putri 80 Tuntas
5 Athalariq Putra Ahnanta 60 Tidak Tuntas
6 Aulia Putri Tulee 90 Tuntas
7 Benazir Innova Az Zahra 80 Tuntas
8 Catherine Gina Dwi Aryanti 50 Tidak Tuntas
9 Deskha Arya Edonata 80 Tuntas
10 Diana Novita Isnaini 50 Tidak Tuntas
11 Eci Alifia 80 Tuntas
12 Elda Kasin 80 Tuntas
13 Reza Saputra 60 Tidak Tuntas
14 Irgi Fahrezi 80 Tuntas
15 Muhammad Andika 80 Tuntas
Rekapitulasi Ketercapaian Hasil Belajar Siklus I
Nilai Ketercapaian Test
Jumlah Peserta didik Persentase
A 91≤Nilai≤100 0 0,00%
B 82≤Nilai<91 2 13,33%
C 73≤Nilai<82 8 53,33%
D Nilai<73 5 33,33%
Peserta didik yang sudah dan belum mencapai KKM Siklus I
Ketuntasan Test
Jumlah Peserta didik Persentase
Tuntas 10 66,66%
Tidak Tuntas 5 33,33%
Dari kedua tabel di atas dapat dilihat data setelah dilakukan tindakan dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dan dilakukan Test, jumlah peserta didik yang tuntas belajar 10 peserta didik dengan persentase sebesar 66,66 % sedangkan 5 peserta didik masih tidak tuntas belajar dengan persentase sebesar 33,33 %.
Refleksi
Dari hasil olah data yang dilakukan pada siklus I terjadi perubahan dan peningkatan yang signifikan nilai hasil belajar pada soal evaluasi materi menshalatkan jenazah, tetapi belum mencapai angka yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan langkah selanjutnya yaitu siklus II.
Guna keberhasilan pelaksanaan siklus II, Peneliti melakukan refleksi tentang kekurangan-kekurangan pada siklus I, refleksi dilakukan dengan memperhatikan hasil observasi dan hasil Test selama proses pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan refleksi dapat diketahui permasalahan atau kendala yang dihadapi dari penerapan model Problem Based Learning. Kendala yang ada di dalam siklus I diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Sebagian peserta didik masih tidak mengikuti langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model Problem Based Learning.
2) Kegiatan pembelajaran model Problem Based Learning memerlukan waktu yang lama, sehingga waktu pembelajaran kurang lama.
3) Masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Adanya kendala tersebut di atas , maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru lebih memperjelas dalam menerangkan langkah-langkah belajar dengan model Problem Based Learning.
2) Memberikan reward atau penghargaan bagi kelompok yang aktif dan tertib dalam melaksanakan kegiatan.
3) Memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik yang kurang aktif pada pertemuan sebelumnya, yaitu dengan menjadikan peserta didik tersebut sebagai ketua / pemimpin kelompok diskusi.
Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Desember 2022, dengan materi dan paparan hasil siklus yang sama seperti pada siklus I.
Hasil Test Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Adelia Salsabila 80 Tuntas
2 Arif Hakiki 100 Tuntas
3 Arimbi Nurul Aufa 80 Tuntas
4 Astri Devina Putri 90 Tuntas
5 Athalariq Putra Ahnanta 80 Tuntas
6 Aulia Putri Tulee 100 Tuntas
7 Benazir Innova Az Zahra 80 Tuntas
8 Catherine Gina Dwi Aryanti 70 Tidak Tuntas
9 Deskha Arya Edonata 90 Tuntas
10 Diana Novita Isnaini 80 Tuntas
11 Eci Alifia 80 Tuntas
12 Elda Kasin 90 Tuntas
13 Reza Saputra 80 Tuntas
14 Irgi Fahrezi 90 Tuntas
15 Muhammad Andika 90 Tuntas
Rekapitulasi Ketercapaian Hasil Belajar Peserta didik Siklus II
Nilai Ketercapaian Test
Jumlah Peserta didik Persentase
A 91≤Nilai≤100 2 13,33%
B 82≤Nilai<91 5 33,33%
C 73≤Nilai<82 7 46,66%
D Nilai<73 1 6,67%
Peserta didik yang sudah dan belum mencapai KKM Siklus II
Ketuntasan Test
Jumlah Peserta didik Persentase
Tuntas 14 93,33%
Tidak Tuntas 1 6,67%
Dari kedua tabel di atas dapat dilihat data setelah dilakukan tindakan dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning, jumlah peserta didik yang tuntas belajar naik menjadi 14 peserta didik dengan persentase sebesar 93,33 %, dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 1 peserta didik dengan presentase 6,67 %.
Refleksi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II menunjukkan penggunaan model Problem Based Learning mampu meningkatkan nilai hasil belajar pada soal evaluasi. Karena pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan, sehingga siklus II ini sudah dianggap berhasil.
Dari hasil penelitian Tindakan kelas ini yang diawali dari siklus I dan siklus II menunjukkan ada peningkatan hasil belajar peserta didik, Jika di hubungkan dengan Indikator keberhasilan yang sudah di tentukan sebelumnya bahwa sekurang – kurangnya 75 % peserta didik harus mencapai nilai KKM. pada siklus I guru memanfaatkan Model Problem Based Learning pada soal evaluasi dan hasilnya prosentase jumlah peserta didik yang tuntas mengalami peningatan walaupun belum mencapai indikator pencapaian, selanjutnya dilakukan siklus ke II, dengan menggunakan model yang sama yaitu Problem Based Learning yang mana guru sudah sangat maksimal dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif saat pembelajaran berlangsung. Sehingga nilai peserta didik mengalami peningkatan dengan jumlah peserta didik yang tuntas mencapai indikator keberhasilan yang sudah di tentukan sebelumnya.
Adapun peningkatan hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil Test siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik
No Nama Siklus I Siklus II Keterangan
1 Adelia Salsabila 60 80 Meningkat
2 Arif Hakiki 90 100 Meningkat
3 Arimbi Nurul Aufa 80 80 Meningkat
4 Astri Devina Putri 80 90 Meningkat
5 Athalariq Putra Ahnanta 60 80 Meningkat
6 Aulia Putri Tulee 90 100 Meningkat
7 Benazir Innova Az Zahra 80 80 Meningkat
8 Catherine Gina Dwi Aryanti 50 70 Meningkat
9 Deskha Arya Edonata 80 90 Meningkat
10 Diana Novita Isnaini 50 80 Meningkat
11 Eci Alifia 80 80 Meningkat
12 Elda Kasin 80 90 Meningkat
13 Reza Saputra 60 80 Meningkat
14 Irgi Fahrezi 80 90 Meningkat
15 Muhammad Andika 80 90 Meningkat
Hasil pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Hasil Pembelajaran Siklus I Siklus II
Rata-rata hasil belajar 73,33 85,33
Ketuntasan 66,66% 93,33%
Gambar:Perbandingan rata-rata hasil belajar peserta didik siklus I dan siklus II
Gambar: Perbandingan ketuntasan belajar peserta didik siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar peserta didik mengalami peningkatan pada hasil belajarnya jika dilihat dari Siklus I dan Siklus II. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based learning.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran menggunakan model problem based learning.dapat meningkatkan hasil belajar
materi shalat jenazah kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Tahun Pelajaran 2022 / 2023.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitiain yang dilakukan dengan melakukan dua siklus pembelajaran maka disimpulkan bahwa menggunakan Model Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 pada materi menshalatkan jenazah. Hasil belajar peserta didik menunjukan kenaikan dari rata –rata nilai pada siklus I rata – rata nilai 73,33, dengan prosentase kelulusan sebesar 66,66 % dan masih termasuk dalam kategori sedang.
selanjutnya dilanjutkan pada siklus II dengan rata – rata 85,33 dan prosentase ketuntasan naik menjadi 93,33 % dan masuk dalam kategori Tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Problem Based Learning pada pengerjaan soal evaluasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VI No. 1 Tahun 2008. Hal 91
Anonim. 2014. Kategori Pangan. Indonesia: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 6 Maret 2014 pukul 12.01 WIB di http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungangizi-daun-cincau- komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html.
E. Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013).
Ngalimun. 2013. Strategi dan Meodel Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sugiyanto. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata PadiPresindo Rosdakarya
Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar: Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta: K-Media.