• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS

GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN

Oleh:

NUR FARID ISNAINIYAH NIM. 1801124

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS

GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN

Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :

NUR FARID ISNAINIYAH NIM. 1801124

(3)

MOTTO

v

(4)

MOTTO

vi

(5)

MOTTO

vii

(6)

MOTTO

viii

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah

(Kahlil Gibran)

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya

(Alexander Pope)

Tangga menuju langit adalah kepalamu, maka letakkan kakimu di atas kepalamu. Untuk mencapai tuhan injak-injaklah pikiran

dan kesombongan rasionalmu”

(Sujiwo Tejo)

(7)

LEMBAR PERSEMBAHAN

vi

Alhamdulillah Hirobbilalamin saya ucapkan kepada Allah S.W.T karena atas ijin- Nya tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada : Untuk Ayah, dan ibu saya ucapkan banyak terima kasih karena selama ini telah memberi dukungan, do’a, dan semangat.

Semoga Allah SWT memberi saya kesempatan untuk membahagiakan kalian kelak.

Untuk bapak dan ibu dosen terutama Ibu Ns. Ida Zuhroidah, S.Kep.,M.Kes, Bapak Ns. Nurul Huda, S.Kep, S.Psi., M.Si, dan Ibu Agus sulistyowati, s.Kep,. M.Kes terima kasih saya ucapkan atas ilmu, bimbingan dan pelajaran hidup yang telah diberikan kepada saya tanpa ibu dosen semua ini tidak akan berarti.

Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya ucapkan terima kasih atas kebersamaan selama ini, ada suka dan duka yang kita lewati. Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga kita dapat meraih kesusksesan sesuai yang harapan kita. Aamiin.

.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSIS MEDIS GASTRITIS DI DESA NGULING KABUPATEN PASURUAN” sesuai waktu yang ditentukan.

Dalam penyusun, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucakan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga proposal ini selesai dengan baik.

2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil

3. Ibu Agus sulistyowati, S.Kep,. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehetan Kerta Cendekia Sidoarjo atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyelesaikan Proposal studi kasus ini.

4. Bapak Nurul Huda, S.Psi., S.Kep.Ns., M.Si selaku pembimbing I yang banyak memberikan nasehat dan bimbingan dalam penyelesaian pembuatan Proposal studi kasus ini.

5. Ida Zuhroidah, S.Kep.Ns., M.Kes selaku pembimbing II yang banyak memberikan nasehat dan bimbingan dalam penyelesaian pembuatan Proposal studi kasus ini.

6. Tn. S yang telah bersedia menjadi responden penelitian studi kasus dan Desa Nguling sebagai tempat penelitian yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian Proposal ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kerta Cendekia Sidoarjo dan seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

Demikian Karya Tulis Ilmiah dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi dunia keperawatan di Indonesia.

Pasuruan, 05 Mei 2021

Penulis

(9)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metode Penulisan ... 5

1.5.1 Metode ... 5

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.5.3 Sumber Data ... 5

1.5.4 Studi Kepustakaan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Teori Gastritis ... 8

2.1.1 Definisi Gastritis ... 8

2.1.2 Etiologi Gastritis ... 8

2.1.3 Klasifikasi Gastritis ... 10

2.1.4 Epidemiologi Gastritis...11

2.1.5 Manifestasi Klinis Gastritis ... .11

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ... 12

2.1.7 Penatalaksanaan ... 13

2.1.8 Anatomi Fisiologi Gaster... 13

2.1.9 Komplikasi Gastritis ... 14

2.2 Konsep klien... 15

2.2.1 Definisi keluarga... 15

2.2.2 Tipe keluarga ... 15

2.2.3 Struktur keluarga ... 17

2.2.4 Tahap perkembangan keluarga ... 20

2.2.5 Tugas kesehatan keluarga ... 22

2.3 Konsep dampak masalah ... 23

2.3.1 Konsep solusi hipertensi ... 23

2.3.2 Konsep masalah yang sering muncul pada hipertensi ... 23

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ... 24

(10)

x

2.4.1 Pengkajian ... 24

2.4.2 Analisa data ... 27

2.4.3 Diagnosa Keperawatan ... 28

2.4.4 Perencanaan ... 31

2.4.5 Pelaksanaan ... 35

2.4.6 Evaluasi ... 35

2.5 Kerangka Masalah ... 36

BAB 3 TINJAUAN KASUS... 37

3.1 Pengkajian ... 37

3.2 Analisa Data ... 49

3.3 Skoring ... 50

3.4 Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Prioritas Masalah... 52

3.5 Intervensi Keperawatan ... 53

3.6 Tindakan Keperawatan... 55

3.7 Evaluasi Keperawatan ... 58

BAB 4 PEMBAHASAN ... 60

4.1 Pengkajian ... 60

4.2 Diagnosa Keperawatan ... 64

4.3 Perencanaan ... 66

4.4 Pelaksanaan ... 69

4.5 Evaluasi ... 71

BAB 5 PENUTUP ... 74

5.1 Simpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

xi

No. Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Perbedaan gastritis akut dengan gastritis kronik 11

Tabel 2.2 Tahap Perkembangan Keluarga 20

Tabel 2.3 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut

28 Tabel 2.4 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan

Defisit Nutrisi

29 Tabel 2.5 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan

Kekurangan Volume cairan

29 Tabel 2.6 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis

dengan Ketidakpatuhan

30 Tabel 2.7 Tujuan Berdasarkan SLKI dan Intervensi Berdasarkan SIKI

pada Pasien Gastritis

31

Tabel 3.1 Identitas Klien 37

Tabel 3.2 komposisi keluarga 37

Tabel 3.3 Data Umum 38

Tabel 3.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 38

Tabel 3.5 Data lingkungan 39

Tabel 3.6 Struktur keluarga 39

Tabel 3.7 Fungsi keluarga 39

Tabel 3.8 Stress dan koping keluarga 40

Tabel 3.9 Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga 42

Tabel 3.10 Harapan keluarga 48

Tabel 3.11 Analisa data Tn. E 49

Tabel 3.12 Skoring keluarga Tn. E 50

Tabel 3.13 Skoring keluarga Tn. E 51

Tabel 3.14 Daftar diagnosa keperawatan keluarga Tn. E 52 Tabel 3.15 Intervensi keperawatan keluarga Tn. E 53

Tabel 3.16 Implementasi keperawatan 55

Tabel 3.17 Evaluasi Keperawatan 58

(12)

DAFTAR GAMBAR

xii

No. Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Gaster 13

Gambar 2.2 Kerangka Masalah 36

Gambar 3.1 Genogram keluarga Tn. E 37

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

No. Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1 SAP Gastritis 75

Lampiran 2 Leaflet Gastritis 78

Lampiran 3 Lembar Informed Consent 81

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 1) 82 Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 2) 83

(14)

BAB 1

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit-penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2012). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, dan kronis. Gastritis salah satu masalah pencernaan yang paling sering terjadi dan sering dijumpai di lingkungan sekitar. Penanganan nyeri dapat dilakukan melalui dua cara, yakni farmakologis dan non farmakologis. Pada umumnya banyak masyarakat yang menderita gastritis sering meremehkan rasa nyeri yang disebabkan kerusakan jaringan aktual maupun potensial. Agar tidak ketergantungan obat dan efek sampingnya, penderita gastritis diharapkan dapat menggunakan terapi non farmakologis untuk menangani nyeri. Akan tetapi kebanyakan penderita memilih untuk menangani nyeri dengan menggunakan terapi farmakologis yaitu mengkonsumsi obat analgesik.

Walaupun obat analgesik sangat efektif untuk mengatasi nyeri, tetapi obat analgesik akan berdampak kecanduan obat dan juga memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien.

(15)

Hasil data dari Riskesdas (2018) angka terjadinya gastritis di Indonesia dalam berbagai daerah cukup tinggi 40,8% dengan prevalensi 274,396 kasus dari penduduk 238,452,952 jiwa. Kasus rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh pasien terbanyak merupakan pasien gastritis diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan 30.154 kasus (4.9%). Data kasus kunjungan pasien ke Puskesmas dicatat dalam sistem pencatatan elektronik software SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) didapat data pada kasus Gatritis yaitu sebesar 10,21% dengan jumlah 89.512 orang (Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan, 2018). Sekitar 70% penderita gastritis mengkonsumsi obat analgesik dan sekitar 30% sisanya penderita gastritis memilih untuk meredakan nyeri kepala akibat gastritis dengan terapi relaksasi napas dalam dan juga kompres hangat (Nursina, 2016).

Proses terjadinya nyeri pada penderita gastritis disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang merangsang lambung terlalu banyak sehingga dapat mengiritasi lambung kemudian lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3 di lambung kemudian HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil penyawaan tersebut dapat meningkatkan asam lambung. Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet. Misalnya makan-makanan terlalu pedas atau makanan yang mengandung bahan kimia serta penyebab lain termasuk minuman beralkohol dan obat-obatan. Kelebihan asam lambung dapat disebabkan oleh makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang pedas

(16)

dan asam. Sedangkan pada dinding lambung diakibatkan oleh konsumsi alkohol dan pemakaian obat-obatan seperti aspirin penggunaan kokain stress fisik akibat rematik atau jamu-jamuan dalam jangka lama. Secara alami lambung akan memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil setelah 4 sampai 6 jam. Sesudah makan kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu produksi asam lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan 2 sampai 3 jam maka asam lambung akan semakin banyak hal ini dapat menyebabkan perih dan nyeri (Ardian dan Made, 2013).

Untuk mengatasi permasalahan nyeri ini maka dapat dilakukan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang, stimulasi dan masase dapat membuat klien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot. Terapi es dan panas dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri. Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Selain itu berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi analgesik untuk mengurangi nyeri klien. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat proposal dengan judul “asuhan keperawataan pada pasien gastritis dengan masalah keperawatan nyeri akut” di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, maka penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan membuat rumusan masalah, “Bagaimanakah asuhan keperawatan Pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tercapainya kemampuan mahasiswa untuk mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.2 Merumuskan diagnosa pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.4 Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.5 Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Tn. E dengan Nyeri Akut pada Diagnosis Medis Gastritis di Desa Nguling Kabupaten Pasuruan.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khusunya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.

1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi : 1.4.2.1 Bagi tenaga keperawatan

Sebagai acuan dan referensi perawat dalam asuhan keperawatan dan menambah pengalaman kerja serta pengetahuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di masa mendatang.

1.4.2.2 Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastritis.

1.4.2.3 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Gastritis

1.5 Metode Penulisan 1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan proses

(19)

keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data 1.5.2.1 Wawancara

Data diambil/diperoleh melalui percakapan baik dengan klien dan keluarga.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien.

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium (jika ada) yang dapat menunjang menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

1.5.3 Sumber Data 1.5.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.

1.5.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat klien, dan hasil-hasil pemeriksaan.

1.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

(20)

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1.6.1 Bagian awal

Memuat halaman judul, lembar pernyataan, lembar persetujuan, lembar pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

1.6.2 Bagian inti

Bagian inti terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut ini :

1.6.2.1 Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan, dan sistematika penulisan studi kasus.

1.6.2.2 Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit, konsep klien, dan konsep asuhan keperawatan klien dengan diagnosa hipertensi serta kerangka masalah.

1.6.2.3 Bab 3 : Tinjauan kasus, berisi tentang deskripsi data hasil pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.6.2.4 Bab 4 : Pembahasan, berisi tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan.

1.6.2.5 Bab 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Gastritis 2.1.1 Definisi

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel akan gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Ardian dan Made, 2013).

Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi dan Huda, 2015)

2.1.2 Etiologi

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter plyroy dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik (Herdman, 2015)

Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahman (2013) dimana perempuan lebih berisiko terkena gastritis kronik. Hal ini disebabkan karena perempuan takut gemuk sehingga sering diet terlalu ketat, makan tidak teratur, selain itu perempuan lebih emosional dibandingkan dengan laki-laki, sehingga ketika menghadapi suatu masalah/beban pikiran cenderung berlarut hal ini akan menyebabkan produksi asam lambung meningkat.

Menurut Sipponen dan Maaroos (2015) penyebab gastritis dapat di bedakan sesuai dengan klasifikasi, yaitu sebagai berikut :

2.1.2.1 Gastritis Akut, disebabkan oleh penggunaan obat-obat analgetik dan anti inflamasi terutapan aspirin secara bebas tidak menggunakan resep dokter. Mengkonsumsi bahan- bahan kimia seperti alkohol, kopi yang banyak mengandung kafein

(22)

2.1.2.2 Gastritis Kronik, penyebab yang terjadi pada umumnya belum diketahui secara rinci, hanya saja sering bersifat multifaktor. Bisa terjadi akibat kuman, pola makan yang tidak benar, memakan makanan yang dipantang, dan kurangnya kepatuhan dalam terapi pengobatan, beberapa hal yang menyebabkan seseorang terkena gastritis:

1) Stress berat akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan HCL dapat di rangsang oleh mediator kimia yang di keluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin. (Ardian dan Made, 2013).

2) Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi seperti aspirin dan golongan anti inflamasi non steroid (AINS) yang biasa dikonsumsi untuk menghilangkan rasa sakit/nyeri dan rematik/radang persendian (Aminudin, 2013).

3) Infeksi bakteri / virus terutama Helicobacter pylori koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan gastrin dan peningkatkan sekresi asam lambung (Ardian dan Made, 2013).

4) Perokok: asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke lambung mengalami penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.

2.1.3 Klasifikasi

Beberapa klarifikasi gastritis dibedakan menjadi dua, yaitu:

(23)

2.1.3.1 Gastritis Akut

Penyakit yang diakibatkan peradangan pada dinding lambung, untuk melindungi lambung dari kerusakan akibat asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir mukus yang cukup tebal. Gastritis akut dialami kurang dari tiga bulan. Gastritis akut dapat mengakibatkan luka pada lambung bahkan sering terjadi (Kurniyawan dan Kosasih, 2015).

Ada beberapa tipe pada gastritis kronis diantaranya gastritis akut, erosive, dan eosinofilik.

Secara umum gastritis mempunyai tanda gejala yang serupa 2.1.3.2 Gastritis kronik

Gastritis kronik, peradangan di lapisan lambung yang terjadi cukup lama penderita mengalami nyeri ulu hati perlahan dan dalam cukup lama. Nyeri diawali dengan yang lebih ringan dibanding dengan gastritis akut. Namun terjadi lebih lama dan sering muncul sehingga mengakibatkan peradangan kronis. Hal ini juga beresiko pada kanker lambung apabila tidak segera ditangani. Atropi progresif kelenjar menjadi tanda bahwa terjadi gastritis kronis pada lambung, karena hilangnya sel yang berperang pada lambung yaitu, sel parietal dan chief sel.

Gastritis kronik dibedakan menjadi tiga jenisn yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi (Kurniyawan dan Kosasih, 2015)

Tabel 2.1 Perbedaan gastritis akut dengan gastritis kronik

Durasi

Gastritis Akut Gastritis Kronik Terjadi secara tiba-tiba dan

kurang dari 6 bulan

Berlangsung lebih dari 6 bulan Nyeri Nyeri lebih parah dan sangat

tidak nyaman. hanya berlangsung sementara dan dalam kurun waktu yang singkat.

Berlangsung perlahan dan bertahan lebih lama. Nyeri yang dirasakan tidak intens seperti gastritis akut

Penyebab Penyebab tersering penggunaan AINS (obat anti inflamasi non- steroid) dan obat kortikosteroid.

Penyebab tersering adalah infeksi kronis oleh bakteri H. Pylori.

Hasil endoskopi

Menunjukan adanya hiperemia atau kemerahan pada jaringan mukosa lambung dengan disertai beberapa luka kecil (erosi dan ulkus).

Jaringan mukosa lambung terlihat atrofi atau mengecil.

Pada jaringan mukosa lambung seringkali terlihat adanya tanda- tanda keganasan.

(24)

2.1.4 Epidemiologi

Hasil dari Riskesdas (2018) mengalami peningkatan yang cukup, angka terjadinya gastritis di Indonesia dalam berbagai daerah cukup tinggi 40,8% dengan preferensi 274,396 kasus dari penduduk 238,452,952 jiwa. Kasus rawat inap di rumah sakit satu dari sepuluh pasien terbanyak merupakan pasien gastritis diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan 30.154 kasus (4.9%).

2.1.5 Manifestasi Klinik

Gambaran klinis pada gastritis dibedakan menjadi dua dengan manifestasi sebagai berikut, yaitu:

2.1.5.1 Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:

1) Timbulnya hemoragi yang mengakibatkan ulserasi superfisial pada lambung.

2) Perasaan mual dan ingin muntah, sakit kepala, kelelahan dan ketidaknyamanan pada abdomen.

3) Gejala asimptomatik sering terjadi pada beberapa pasien

4) Memuntahkan makanan yang membuat lambung iritasi agar tidak terjadi diare dan kolik.

5) Dalam beberapa hari pasien akan pulih, namun sering kali nafsu makan belum kembali selama kurang lebih 3 hari.

2.1.5.2 Gastritis Kronis

Pada kasus gastritis kronis, sering terjadi penderita mengalami kembung setelah memakan sesuatu, ketidaknyamanan pada mulut, terjadinya mual dan muntah, paenderita juga sering mengalami nyeri pada ulu hati, dan juga mengalami penurunan nafsu makan (anoreksia). Gelaja defisiensi B12 tidak akan terjadi pada gastritis dengan tipe a yang mengalami asimtomatik.

(25)

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dignostik menurut Alianto (2015), beberapa yang dapat dilakukan sebagai berikut :

2.1.6.1 Radiology, merupakan pemeriksaan sinar x gastrointestinal bagian atas.

2.1.6.2 Endoskopy, gastroscopy ditemukan mukosa yang hiperemik.

2.1.6.3 Laboratorium, mengetahui kadar asam hidroklorida.

2.1.6.4 EGD (Esofagagastriduodenoskopi), tes diagnostic kunci untuk perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera.

2.1.6.5 Pemeriksaan Histopatologi, tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.

2.1.6.6 USG, mengetahui luka ataupun massa melalui gambar.

2.1.7 Penatalaksanaan

2.1.7.1 Penatalaksanaan medis

1) Bila perdarahan lambung : antikoagulan

2) Pemberian bat-obatan anti kolinergik, anti ematik, analgetik, dan sedative, antasida, antibiotika.

3) Terapi pendukung : intubasi, cairan intravena

4) Pembedahan : untuk mengangkat gangrene dan perforasi, gastrojejunuskopi / reseksi lambung mengatasi obstruksi pylorus.

2.1.7.2 Penatalaksanaan keperawatan 1) Tirah baring

2) Mengurangi stress

3) Diit lunak, tidak merokok, tidak minum alkohol

(26)

2.1.8 Anatomi Fisiologi Gaster

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi

Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.

Didalam lambung, makanan disimpan untuk sementara dan secara mekanis dan kimiawi dipecah untuk dicerna dan di absorbsi. Lambung menyekresi asam hidroklorida (HCI), leher, enzim pepsin, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCI aktifitas enzim. Pepsin mencerna protein, walaupun tidak banyak pencernaan yang berlangsung dilambung.

Tujuan kerja organ ini adalah mengabsorbsi cairan dan nutrisi, menyiapkan makanan untuk diabsorbsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, serta menyediakan tempat penyimpanan feses sementara. Saluran gastrointestinal mengabsorbsi dalam jumlah besar sehingga fungsi utama sistem gastrointestinal adalah membuat keseimbangan cairan, selain menelan cairan dan makanan, saluran gastrointestinal juga menerima banyak sekresi dari organ-organ, seperti kandung empedu dan pankreas. Setiap kondisi yang serius mengganggu absorbsi atau sekresi normal cairan gastrointestinal, dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan. (Sodikin, 2014)

(27)

2.1.9 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Sipponen dan Maaroos (2015) adalah:

2.1.9.1 Terjadinya saluran pencernaan yang mengalami pendarahan.

2.1.9.2 Terganggunya absorbsi dari vitamin B12 yang menjadikan ulkus, perforasi dan anemia.

2.1.9.3 Pada gastritis akut, sering kali terjadi komplikasi yang menimbulakan pendarahan pada bagian saluran pencernaan bagian. Terjadinya anemia, akibat mengalami kurang penyerapan yang disebabkan gangguan vitamin B12

2.2 Konsep klien 2.2.1 Definisi keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua.

Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart, 2014)

2.2.2 Tipe Keluarga

Menurut Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :

2.2.2.1 Secara tradisional secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang mempunyai hubungan darah ( kakek- nenek, paman-bibi)

(28)

2.2.2.2 Secara modern berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :

1) Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi- sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

2) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami / istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu / keduanya dapat bekerja di luar rumah.

3) Niddle Age / Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah / kedua-duanya bekerja di rumah, anak- anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah / perkawinan / meniti karier.

4) Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.

5) Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak- anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

6) Dual Carrier

Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

7) Commuter Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.

Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

(29)

8) Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

9) Three Generation

Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

10) Institusional

Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti- panti.

11) Comunal

Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak- anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

12) Group Marriage

Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

2.2.3 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari pola dan proses komunikasi, strukrur peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma menurut Mubarak (2011) menggambarkan sebagai berikut :

2.2.3.1 Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga berfungsi apabila : jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.

2.2.3.2 Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.

(30)

2.2.3.3 Struktur kekuatan

Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.

2.2.3.4 Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.

2.2.4 Peran Perawat Keluarga

Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut : 2.2.4.1 Sebagai pendidik

Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

2.2.4.2 Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.

2.2.4.3 Sebagai pelaksana pelayanan perawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.

Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.

(31)

2.2.4.4 Sebagai supervisor pelayanan keperawatan

Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.

2.2.4.5 Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.

Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

2.2.4.6 Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari- hari serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.

2.2.4.7 Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.

2.2.5 Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Andarmoyo (2016) Siklus kehidupan keluarga dan tugas perkembangannya sebagai berikut:

(32)

Tabel 2.2 Tahap Perkembangan Keluarga

No Tahap siklus keluarga Tugas perkembangan keluarga

1 Tahap 1 Keluarga pemula : dimulai saat individu laki-laki/perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan. Pada tahap ini pasangan belum mempunyai anak.

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis 3. Merencanakan keluarga 2 Tahap 2 Keluarga sedang mengasuh anak :

tahap ke dua dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak tersebut berumur 30 bulan atau 2,5 tahun

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan 4. Memperluas persahabatan

dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan kakek-nenek

3 Tahap 3 Keluarga dengan anak prasekolah : dimulai ketika anak pertama berusia 30 bulan atau 2,5 tahun dan berakhir ketika berusia 5 tahun.

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan 2. Menyosialisasikan anak 3. Mengintegrasikan anak yang

baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak- anak yang lain

4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga

4 Tahap 4 Keluarga dengan anak usia sekolah : tahapan ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun.

1. Menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5 t

t

Tahap 5 Keluarga dengan anak remaja : dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jka anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga umur 19 atau 20 tahun.

1. Menyeimbangkan

kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri 2. Memfokuskan kembali

hubungan perkawinan 3. Berkomunikasi secara

terbuka antar orang tua dan anak

4. Mempertahankan etika dan standar moral keluarga

(33)

Sumber : Duval dan Miller dalam Andarmoyo, 2016 2.2.6 Tugas Kesehatan Keluarga

Menurut Triariningrum dan Sukihananto (2013) terdapat 5 tugas kesehatan keluarga, keluarga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga antara lain:

2.2.6.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesadaran segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatan lah gadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis

2.2.6.2 Mengambil tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas kesehatan keluarga ini merupakan upaya kesehatan keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan keluarga.

2.2.6.3 Merawat anggota keluarga yang sakit

Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

6 Tahap 6 Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda : ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir dengan rumah kosong atau ketika anak terakhir meninggalkan rumah

1. Memperluas siklus keluarga dengam memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

2. Melanjutkan untuk

meperbarui dan

menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.

3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami mapun istri.

7 Tahap 7 Keluarga usia pertengahan : dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

1. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

2. Mempertahankan hubungan- hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak- anak.

3. Memperkokoh hubungan perkawinan

8 Tahap 8 Keluarga lanjut usia : dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pension sampai salah satu atau ke dua pasangan meninggal dan berakhir ketika kedua pasangan meninggal.

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan 2. Menyesuaikan terhadap

pendapatan yang menurun 3. Mempertahankan hubungan

perkawinan

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan 5. Mempertahankan ikatan

keluarga antar generasi

(34)

2.2.6.4 Memodifikasi lingkungan

Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan perkembangan kepribadian anggota keluarga

2.2.6.5 Mengunjungi pelayanan kesehatan

Mempertahankan hubungan sosial balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang ada.

2.3 Konsep dampak masalah 2.3.1 Konsep solusi gastritis

Menurut Ardian dan Made (2013) solusi untuk penderita gastritis adalah : 2.3.1.1 Mengonsumsi makanan sehat

1) Berhenti merokok

2) Berolahraga secara teratur 3) Mengurangi konsumsi beralkohol

4) Penderita juga dilatih untuk manajemen stres sebab stres dapat mempengaruhi sekresi asam lambung melalui nervus vagus. Latihan mengendalikan stres bisa juga diikuti dengan peningkatan spiritual sehingga penderita dapat lebih pasrah ketika menghadapi stres.

5) Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak mempengaruhi langsung pada peningkatan asam lambung tetapi makanan yang merangsang seperti pedas, kecut dapat meningkatkan resiko inflamasi pada lambung. Selain memperberat kerja lambung seperti makanan yang keras seperti nasi keras.

2.3.2 Konsep masalah yang sering muncul pada gastritis

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Sipponen dan Maaroos (2015) adalah:

2.3.2.1 Terjadinya saluran pencernaan yang mengalami pendarahan.

2.3.2.2 Terganggunya absorbsi dari vitamin B12 yang menjadikan ulkus, perforasi dan anemia.

(35)

2.3.2.3 Pada gastritis akut, sering kali terjadi komplikasi yang menimbulakan pendarahan pada bagian saluran pencernaan bagian. Terjadinya anemia, akibat mengalami kurang penyerapan yang disebabkan gangguan vitamin B12

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan 2.4.1 Pengkajian

2.4.1.1 Identitas Klien

Jenis kelamin dimana pada penyakit perempuan lebih berisiko terkena gastritis. Hal ini disebabkan karena perempuan sering makan tidak teratur, selain itu perempuan lebih emosional dibandingkan dengan laki-laki, sehingga ketika menghadapi suatu masalah/ beban pikiran cenderung berlarut hal ini akan menyebabkan produksi asam lambung meningkat.

2.4.1.2 Riwayat penyakit

1) Riwayat penyakit sekarang

Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala, yang dirasakan klien. Keluhan timbul secara mendadak atau berharap, faktor pencetus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

2) Riwayat penyakit dahulu

Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat di rumah sakit dan riwayat pemakaian obat.

3) Riwayat penyakit keluarga

Penyakit Gastritis bukan penyakit keturunan. Meliputi adakah anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti : hipertensi, jantung, DM, asma, dan lain-lain.

2.4.1.3 Pola aktifitas sehari-hari 1) Pola istirahat dan tidur

Pada pasien gastritis pada umumnya pola tidur tidak terganggu tetapi bagi gastritis yang belum menjalin pengobatan pasien baru biasanya terjadi gangguan kebutuhan tidur dan istirahat yang disebabkan oleh pikiran stress dan rasa nyeri.

(36)

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Meliputi makanan pasien sehari-hari komposisi sayur, bubur, lauk pauk, minum sehari berapa gelas. Adanya penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan.

3) Pola eliminasi

Pada pola eliminasi alvi dan urin pada penderita gastritis tidak ada kesulitan.

4) Pola aktivitas

Biasanya pada pasien gastritis dalam aktifitas tidak ada gangguan dalam hal interaksi sosial dengan masyarakat.

5) Pola persepsi dan konsep diri

Persepsi pasien tentang penyakitnya dan bagaimana konsep dalam meghadapi penyakitnya yang di derita.

2.4.1.4 Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kuadran epigastrik.

Pemeriksaan fisik sesuai review of system :

1) B1(breathing) : pengkajian fisik pada sistem pernafasan untuk mengetahui masalah pada klien.

2) B2 (blood) : pengkajian pada organ yang berkaitan sirkulasi darah, yakni jantung dan pembuluh darah seperti adakah keluhan nyeri dada dan suara jantung.

3) B3 (brain) : pengkajian fisik mengenai kesadaran dan fungsi persepsi sensori, yang dikaji jumlah GCS, refleks fisiologis, patologis.

4) B4 (bladder) : pengkajian sistem urologi seperti untuk mengetahui volume output urin karena juga berkaitan dengan intake urin.

5) B5 (bowel) : pengkajian pada sistem pencernaan, yang dikaji rongga mulut ada tidaknya lesi dan perubahan lidah menunjukkan adanya dehidrasi. Pada abdomen dikaji adanya nyeri, bising usus, distensi abdomen, dan adanya mual muntah.

(37)

6) B6 (bone) : pemeriksaan fisik pada tulang , otot, dan integument. Yang dikaji seperti kekuatan otot, pergerakan sendi, turgor kulit, dan edema

2.4.1.5 Fokus Pengkajian 1) Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea (respons terhadap aktivitas) 2) Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia), kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)

3) Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misal gelisah, pucat, berkeringat, gemetar, 4) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar- samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).

Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.

Tanda : wajah grimace, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.

5) Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI.

(38)

2.4.2 Analisa data

Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berfikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

2.4.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan keputusan terhadap respon klien tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawatan. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016).

Tabel 2.3 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut

Masalah Penyebab Tanda dan gejala

Nyeri akut

Kategori : psikologis

Subkategori : nyeri dan kenyamanan

Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

Mayor

Subjektif :

1. Mengeluh nyeri Objektif :

1. Tampak meringis

2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)

3. Gelisah

4. Frekuensi nadi meningkat 5. Sulit tidur

a. Minor

Subjektif : -

Objektif :

1. Tekanan darah meningkat 2. Nafsu makan berubah 3. Proses berfikir terganggu 4. Berfokus pada diri sendiri (Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

(39)

Tabel 2.4 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Defisit Nutrisi

Masalah Penyebab Tanda dan gejala

Defisit nutrisi Kategori: Fisiologis

Subkategori: Nutrisi dan Cairan Definisi: Asupan nutrisi tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

1. Ketidakmampuan mencerna

makanan

2. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 3. Peningkatan

kebutuhan metabolisme 4. Faktor ekonomi

(mis, finansial tidak mencukupi) 5. Faktor psikologis

(mis, stres, keengganan untuk makan)

b. Mayor

Subjektif : -

Objektif :

1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

c. Minor

Subjektif :

1. Kram/nyeri abdomen 2. Nafsu makan menurun Objektif :

1. Bising usus hiperaktif 2. Membran mukosa

pucat

(Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

Tabel 2.5 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Defisit Pengetahuan

Masalah Penyebab Tanda dan gejala

Defisit Pengetahuan Kategori: Perilaku

Subkategori: Penyuluhan dan Pembelajaran

Definisi: Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

1. Keteratasan kognitif 2. Gangguan

fungsi kognitif 3. Kekeliruan

mengikuti anjuran 4. Kurang terpapar informasi 5. Kurang minat

dalam belajar 6. Kurang

mampu mengingat 7. Ketidaktahuan

menemukan sumber informasi

d. Mayor

Subjektif :

1. Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif :

1. menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran 2. menunjukkan persepsi

yang keliru terhadap masalah

e. Minor

Subjektif : -

Objektif :

1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat 2. Menunjukkan perilaku

berlebihan (mis.

Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)

(40)

(Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

Tabel 2.6 Diagnosis Keperawatan SDKI pada Pasien Gastritis dengan Ketidakpatuhan

Masalah Penyebab Tanda dan gejala

Ketidakpatuhan Kategori: Perilaku Subkategori:

Penyuluhan dan Pembelajaran Definisi: Perilaku

individu dan/atau pemberi asuhan tidak mengikuti rencana

perawatan/

pengobatan yang disepakati

dengan tenaga kesehatan,sehing ga menyebabkan hasil perawatan/

pengobatan tidak efektif

1. Disabilitas (mis. penurunan daya ingat, defisit sensorik/motorik)

2. Efek samping program perawatan/

pengobatan

3. Beban pebiayaan program perawatan/

pengobatan

4. Lingkungan tidak terapeutik

5. Program terapi kompleks dan/atau lama

6. Hambatan mengakses pelayanan kesehatan (mis. gangguan mobilisasi, masalah transportasi, ketiadaan orang merawat anak dirumah, cuaca tidak menentu

7. Program terapi tidak ditanggung asuransi

8. Ketidakadekuatan pemahaman (sekunder akibat defisit kognitif,

kecemasan, gangguan

penglihatan/pendengaran,kelelahan,ku rang motivasi)

f. Mayor

Subjektif :

1. Menolak menjalani perawatan/pengobat an

2. Menolak mengikuti anjuran

Objektif :

1. perilaku tidak mengikuti program perawatan/pengobat an

2. Perliku tidak menjalankan anjuran

g. Minor

Subjektif : -

Objektif : 1. Tampak

tanda/gejala penyakit/masalah kesehatan masih ada atau meningkat 2. Tampak kompilasi

penyakit/masalah kesehatan menetap atau meningkat (Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

(41)

28 2.3.4 Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.6 Tujuan Berdasarkan SLKI dan Intervensi Berdasarkan SIKI pada Pasien Gastritis

NO Diagnosa Keperawatan TUJUAN RENCANA TINDAKAN

KEPERAWATAN 1. Nyeri Akut b.d agen

pencedera fisiologis

Luaran Utama : Tingkat nyeri Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :

1. Tidak mengeluh nyeri

2. Ekspresi wajah dari meringis menjadi tidak meringis

3. Dari gelisah menjadi tidak gelisah

4. Melaporkan nyeri terkontrol dari tidak pernah ditunjukkan menjadi secara konsisten menunjukkan

5. Kemampuan mengenali penyebab nyeri meningkat

6. Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis meningkat

7. Skala nyeri dari skala 3 menjadi <3 h.

Intervensi Utama : 1. Manajemen Nyeri Observasi:

a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

b. Identifikasi skala nyeri

c. Identifikasi respon nyeri non verbal d. Identifikasi faktor yang memperberat

dan memperingan nyeri e. Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah diberikan f. Monitor efek samping penggunaan

analgetik Terapeutik:

a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

Edukasi :

a. Jelaskan strategi meredakan nyeri b. Anjurkan memonitor nyeri secara

mandiri

c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yaitu menghubungkan algoritma Hermite, Bezier, B-Spline pada fungsi harmonisnya dengan menciptakan gambar atau citra yang tepat untuk suatu bentuk yang

Pemberian jus Aloe vera dengan dosis 2ml/hari, 3ml/hari, 4 ml/hari selama 15 hari pada tikus putih Wistar jantan hiperlipidemia terbukti mampu menurunkan

Pada tahun 2017 adalah tahun awal pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas

Bina Insani Madinah Palembang sudah menggunakan komputer dengan menggunakan aplikasi microsoft office sebagai media untuk mengelola data jamaah yang memesan paket

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir beserta laporan

Steganografi adalah proses menyembunyikan pesan rahasia pada suatu media tertentu, dalam hal ini media yang digunakan adalah media file gambar bitmap 24 bit dengan pesan

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi Literatur yang berjudul “Asuhan Keperawatan

Sedangkan pada tinjauan kasus, penulis mendapatkan 5 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan diagnose medis Pneumonia yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan