• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Metode Evaluasi Usability berbasis Pengguna pada Web-Based GIS (Studi Kasus: petabencana.id)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Perbandingan Metode Evaluasi Usability berbasis Pengguna pada Web-Based GIS (Studi Kasus: petabencana.id)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1024

Analisis Perbandingan Metode Evaluasi Usability berbasis Pengguna pada

Web-Based GIS (Studi Kasus: petabencana.id)

Andito Wahyudi1, Fatwa Ramdani2, Aditya Rachmadi3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Penelitan ini berlandaskan atas pengembangan usability pada web-based GIS. Tujuan dari penelitan ini adalah membandingkan kemampuan dan kedalaman dari metode evaluasi usability berbasis pengguna dalam menggali permasalahan pada web-based GIS. Data dikumpulkan dari kelompok responden yang ditentukan peneliti menggunakan purposive sampling dengan menjalankan evaluasi usability dari tiap metode. Metode yang termasuk adalah usability testing (N=5), wawancara pengguna (N=10), dan survei (N=20). Total 61 permasalahan usability yang ditemukan menggunakan tiga metode. Usability testing menemukan 28 masalah (46%), wawancara menemukan 20 masalah (32%), dan metode survei menemukan 13 masalah (21%). Dari 28 kategori permasalahan menurut usability problem taxonomy (UPT), metode usability testing mencakup 21 kategori (75%), sedangkan metode wawancara mencakup 17 kategori (60%), dan metode survei mencakup 13 kategori (46%). Ketiga metode saling melengkapi karena tiap metode berhasil mencakup kategori permasalahan yang unik. Kombinasi dari usability

testing, wawancara, dan survei dapat menggali semua permasalahan dan mencakup semua kategori

permasalahan pada web-based GIS.

Kata kunci: usability testing, wawancara, survei, usability problem taxonomy, GIS, perbandingan Abstract

This research is based on the development of usability in a web-based GIS. The purpose of this research is to compare the ability and depth of the user-based usability evaluation method in exploring problems in a web-based GIS. The data were collected from a group of respondents who were determined by the researcher using purposive sampling by evaluating the usability of each method. The methods included were usability testing (N = 5), user interviews (N = 10), and surveys (N = 20). A total of 61 usability problems were found using three methods. Usability testing found 28 problems (46%), interviews found 20 problems (32%), and the survey method found 13 problems (21%). Of the 28 problem categories according to the usability problem taxonomy (UPT), the usability testing method covers 21 categories (75%), while the interview method covers 17 categories (60%), and the survey method covers 13 categories (46%). The three methods complement each other because each method successfully covers a unique problem category. The combination of usability testing, interviews, and surveys can explore all problems and cover all problem categories in a web-based GIS.

Keywords: usability testing, interview, survey, usability problem taxonomy, GIS, comparison

1. PENDAHULUAN

Petabencana.id merupakan sebuah platform

Geographic Information System (GIS) berbasis web untuk manajemen kebencanaan. Petabencana.id berkerja dengan cara mengubah kicauan di media sosial dan digital menjadi informasi penting bagi warga, komunitas, dan instansi pemerintah. Kerangka kerja ini diharapkan dapat menghasilkan data real-time

dan akurat untuk pengguna dan petugas darurat berwenang.

Penerapan Geographic Information System (GIS) berbasis web telah menjadi solusi GIS yang paling luas tersebar karena dianggap memiliki keunggulan seperti biaya relatif rendah dan memberikan lingkungan pengguna yang dikenal secara baik atau familiar. Web-based GIS ditujukan untuk pengguna dengan berbagai latar belakang (Komarkova et al., 2010).

(2)

GIS mempunyai elemen yang khas seperti kontrol layer dan ikon peta (Skarlatidou & Haklay, 2006). Elemen tersebut cukup khas, berbeda dengan sistem lain, bisa menjadi penyebab pengguna mengalami kesulitan dalam menggunakan. Oleh karena itu, pengembangan

usability dalam GIS memerlukan perhatian

khusus.

Pentingnya aspek usability dalam sebuah sistem mengarah pada pengembangan evaluasi

usability. Evaluasi usability terus ada pada

pengembangan sistem untuk menilai secara sistematis seberapa mudah sistem digunakan. Salah satu tujuan dari evaluasi usability adalah menemukan masalah usability yang nantinya hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai landasan untuk pengembangan selanjutnya dalam sistem. Hasil evaluasi yang tidak tepat akan mengakibatkan kebutuhan tidak akan terpenuhi (Madan & Dubey, 2012). Oleh karena itu, evaluasi usability dalam pengembangan sistem adalah hal yang krusial.

Tantangan utama dalam melakukan evaluasi usability adalah pemilihan metode yang tepat untuk menilai usability secara efisien dan efektif (Walji et al., 2014). Namun, karena banyaknya pilihan metode dalam evaluasi

usability, memilih metode yang paling sesuai

dalam skenario tertentu menjadi hal yang sulit (Madan & Dubey, 2012). Tiap metode evaluasi

usability memiliki karakteristik yang

berbeda-beda dan kriteria dalam pelaksanaan evaluasi yang berbeda.

Metode evaluasi usability dapat dibagi menjadi tiga jenis: user testing, usability

inspection, dan usability inquiry. User testing, usability inspection, dan usability inquiry

memiliki beberapa perbedaan diantaranya (Unrau & Kray, 2018). User testing dan usability

inquiry meletakkan pengguna sebagai evaluator,

sedangkan usability inspection melibatkan

expert untuk menilai tingkat usability suatu

sistem (Komarkova et al., 2009). Perbedaan ini mengakibatkan hasil evaluasi akan berbeda.

Expert usability dapat menjadi solusi yang cepat

dengan biaya yang lebih rendah. Masalah yang ditemukan oleh expert cenderung merupakan masalah tingkat tinggi. Namun, expert usability mempunyai batasan yakni masalah yang ditemukan bukanlah masalah nyata yang dialami oleh pengguna. Sedangkan pengujian yang berbasis pengguna dapat menemukan masalah yang nyata karena mereka adalah pengguna sebenarnya walapun pengujian berbasis pengguna membutuhkan perencanaan yang lebih

rumit (Inviqa, 2007).

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah usability testing,

wawancara, dan survei. Ketiga metode ini mencakup jenis metode user testing dan usabiltiy inquiry. Pada usability testing, responden akan mencoba menyelesaikan task sementara fasilitator akan mengamati, mendengarkan dan mencatat interaksi dan komentar responden (usability.gov, n.d.-b). Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya-jawab dengan satu responden mengenai suatu topik (Pernice, 2018; usability.gov, n.d.-a). Survei dilakukan dengan memberikan serangkai pertanyaan kepada responden (Brad Dalrymple, 2017). Ketiga metode yang digunakan mempunyai perbedaan dalam pelaksaannya dan keluarannya.

Perbedaan dari tiap metode ini yang mendorong peneliti untuk menganalisis hasil dari evaluasi dari tiap metode saat digunakan pada objek yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan metode evaluasi usability berbasis pengguna pada objek

web-based GIS mengenai efektivitas dalam hal

mendeteksi masalah.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usability Testing

Usability testing adalah salah satu metode

untuk mengukur tingkat usability suatu aplikasi. Proses evaluasi produk melibatkan pengujian langsung pada sampel pengguna. Selama pengujian, peserta akan mencoba menyelesaikan tugas sementara fasilitator akan mengamati, mendengarkan dan mencatat. Tujuan dari

usability testing adalah untuk mengidentifikasi

permasalahan usability, mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif, serta menentukan kepuasan pengguna terhadap suatu produk (Moran, 2019).

2.2. Wawancara

Wawancara pengguna adalah metode penelitian dimana seorang peneliti mengajukan pertanyaan kepada satu pengguna mengenai sebuah topik (misalnya, penggunaan sistem, perilaku, dan kebiasaan) dengan tujuan mempelajari topik itu (Pernice, 2018).

2.3. Survei

Survei adalah sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi topik

(3)

tertentu dari responden (Sauro & Lewis, 2012). Butir pertanyaan dalam survei dapat berupa pertanyaan skala dan atau pilihan ganda (kuantitatif) dan atau pertanyaan open-ended (Brad Dalrymple, 2017; Sauro, 2015).

2.4. Usability Problem Taxonomy

Usability problem taxonomy (UPT) adalah

sebuah model klasifikasi masalah usability yang terdeteksi pada sebuah antarmuka dengan data tekstual berdasarkan prespektif komponen

artifact dan task (Keenan et al., 1999). Dari dua

komponen tersebut akan dibagi menjadi lima kategori utama sebagai berikut:

Gambar 1. UPT

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Metodologi

3.1. Perancangan Evaluasi

Dalam pelaksanaan metode usability

testing, wawancara, dan survei, ada cara

pelaksanaan yang berbeda. Cara pelaksanaan ini mengatur pelaksanaan tiap metode, namun esensi dari tiap metode tidak berubah.

Dalam pelaksaaan usability testing, peneliti memilih menggunakan Moderated Remote

Testing karena keterbatasan kondisi (pandemi)

yang terjadi saat penelitian menyebabkan pelaksaaan usability testing dalam tempat yang sama tidak mungkin dilakukan. Usability testing dilaksanakan secara moderated agar fasilitator bisa mempunyai kesempatan untuk memberikan pertanyaan lanjut atau memperjelas pernyataan responden.

Wawancara dilakukan secara individu, dimana tiap responden melakukan tanya jawab dengan pewawancara secara satu per satu. Cara ini dipilih agar pewawancara mempunyai waktu untuk membahas topik secara detail.

Susunan survei yang digunakan adalah

system usability scale (SUS) dan kuesioner open-ended. SUS dipilih karena dapat menilai

tingkat usability dari GIS dengan murah dan mudah. Isi dari pernyataan dalam SUS juga cukup singkat sehingga tidak terlalu membebani pengguna dan memungkinkan pengguna agar lebih fokus dalam menjawab pertanyaan

open-ended. Pertanyaan open-ended berguna untuk

menggali permasalahan yang dimana merupakan inti dari penelitian.

Evaluasi usability dirancang berdasarkan referensi yang didapat pada tahap studi literatur.

3.2. Menentukan Responden

Menentukan responden dilakukan untuk menjelaskan bagaimana karakteristik peserta dan jumlah peserta yang dibutuhkan dalam evaluasi usability. Penentuan responden pada penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Peneliti menentukan karakteristik responden tiga metode sama dengan harapan memimalisir variabel yang berbeda dari tiga metode saat analisis perbandingan.

Dalam menentukan karakeristik responden, peneliti mengusahakan responden yang dipilih cukup representatif. Situs petabencana.id sendiri ditujukan untuk masyarakat umum karena informasi bencana dibutuhkan seluruh elemen masyarakat atau tidak eksklusif untuk masyarakat tertentu.

Karakteristik responden yang dipilih adalah penduduk indonesia dengan rentang usia 20-30 tahun yang berpengalaman dalam menggunakan

(4)

karakteristik responden yaitu pada usability

testing dipilih pengguna yang belum pernah

menggunakan petabencana.id sedangkan pada metode wawancara dan survei dipilih pengguna yang sudah pernah menggunakan usability

testing.

Untuk menghindari redundansi data, setiap responden hanya terlibat dalam salah satu dari ketiga metode yang digunakan.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan hasil evaluasi usability menggunakan metode

usability testing, wawancara, dan survei. Usability testing mengumpulkan data observasi,

komentar pengguna, tingkat keberhasilan. Wawancara mengumpulkan data jawaban pengguna. Survei mengumpulkan data penilaian SUS dan jawaban empat pertanyaan open-ended. Semua metode mengumpulkan item data responden yang sama yaitu nama, umur, domisili, dan pengalaman menggunakan dekstop dan pengalaman menggunakan GIS.

3.4. Identifikasi Permasalahan

Permasalahan usability diidentifikasi oleh peneliti dan didampingi pembimbing peneliti. Proses identifikasi dilakukan tiga kali sampai mendapatkan hasil yang konsisten.

3.5. Klasifikasi Permasalahan

Permasalahan yang diidentifikasi dari tiap metode diklasifikasikan menggunakan UPT.

4. PEMBAHASAN 4.1. Demografi Responden

Tabel 1. beriktu menjelaskan demografi responden dari hasil evaluasi usability

menggunakan tiga metode. Tabel 1. Responden

Demografi

Metode Usability

testing Wawancara Survei

Jumlah (N) 5 10 20 Umur (Rata-rata) 21.4 21.5 21.4 Pengalaman menggunakan dekstop (%) 100% 100% 100% Pengalaman menggunakan web-based GIS (%) 100% 80% 75%

Dari tabel 1. dapat disimpulkan bahwa responden yang berpartisipasi pada penelitian ini

sudah memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya dengan sedikit variasi pada pengalaman menggunakan GIS.

4.2. Perbandingan Penemuan Masalah dengan Jumlah Responden

Gambar 3.

Gambar 3. menjelaskan hubungan penemuan masalah dengan jumlah responden.

Usability testing menemukan permasalahan

terbanyak (28) dengan jumlah responden paling sedikit. Wawancara menemukan 20 permasalahan dengan 10 responden. Survei menemukan permasalahan dengan jumlah paling sedikit (13) dengan 20 responden.

4.3. Perbandingan Hasil Klasifikasi Masalah

Total 61 permasalahan usability yang ditemukan menggunakan tiga metode. Usability

testing menemukan 28 masalah (46%), wawancara menemukan 20 masalah (32%), dan metode survei menemukan 13 masalah (21%).

Dari 28 kategori permasalahan menurut UPT, metode usability testing mencakup 21 kategori (75%), sedangkan metode wawancara mencakup 17 kategori (60%), dan metode survei mencakup 13 kategori (46%).

Perbandingan cakupan kategori antar metode dijelaskan pada tabel 2. berikut:

Tabel 2. Perbandingan kategori antar metode

UPT

Metode

Usability

testing Wawancara Survei

Masalah Usability N = 61 46% 32% 21% Kategori N= 24 75% 60% 46% S ub -Ka te gor i Visualness (5) 80% 40% 60% Language (7) 57% 42% 42% Manipulation (4) 75% 50% 0% Task Mapping (3) 100% 100% 33% Task Fascilitation (4) 50% 50% 50%

Dari tabel 2. dapat disimpulkan bahwa metode usability testing dapat mencakup lebih

(5)

banyak permasalahan usability testing dibanding dengan metode wawancara ataupun survei. Hasil kedalaman dari metode usability testing juga cukup porposional, mengungguli metode lainnya.

Gambar 4. Cakupan tiap metode

Menurut gambar 4. menggambarkan diagram irisan cakupan kategori dari ketiga metode. Dari ketiga metode dapat ditemukan irisan yang menarik, karena tidak ada metode yang mampu mencakup semua kategori yang ditemukan. Tiap metode dapat menemukan kategori unik.

5. KESIMPULAN

Mengingat karakteristik umum dari metode ini, dapat diasumsikan bahwa hasil ini akan berlaku untuk setiap web-based GIS. Metode

usability testing dan survei memberikan data

kualitatif dan kuantitatif, sedangkan wawancara memberikan data kualitatif yang terperinci.

Total 61 permasalahan usability yang ditemukan menggunakan tiga metode. Usability

testing menemukan 28 masalah (46%), wawancara menemukan 20 masalah (32%), dan metode survei menemukan 13 masalah (21%). Dari 28 kategori permasalahan menurut UPT, metode usability testing mencakup 21 kategori (75%), sedangkan metode wawancara mencakup 17 kategori (60%), dan metode survei mencakup 13 kategori (46%).

Metode usability testing mendapatkan hasil paling baik dalam mendeteksi masalah karena saat pengguna mengalami kesulitan atau memberikan komentar, fasilitator bisa langsung memahami permasalahan pengguna. Tidak seperti metode usability testing¸ peneliti perlu memahami maksud dari jawaban pengguna pada metode wawancara dan survei. Batasan komunikasi atau bahasa ini lah yang menjadi salah satu penyebab permasalahan yang ditemukan lebih sedikit.

Metode wawancara dan survei dapat mencakup masing-masing satu sub-kategori masalah unik yang tidak ditemukan pada

klasifikasi permasalahan usability testing. Sub-kategori yang dimaksud adalah: pada wawancara adalah task facilitation – user action reversal, dan pada survei adalah task facilitation –

alternative. Hal ini terjadi karena sumber dari

kedua kategori tersebut tidak ada pada task dan skenario pada pelaksanaan usability testing. Kejadian ini menandakan batasan dari usability

testing yaitu ranah evaluasi hanya pada task dan

skenario yang ditentukan.

Meskipun usability testing dapat mendeteksi paling banyak permasalahan dan mencakup paling banyak tema permasalahan, metode usability testing tidak dapat mengindentifikasi semua permasalahan. Mengkombinasikan usability testing dengan wawancara dan survei memungkinkan untuk mendapatkan cakupan masalah tambahan. Oleh karena itu, kombinasi usability testing,

wawancara dan survei melengkapi satu sama lain dalam menemukan permasalahan pada situs petabencana dan juga suatu web-based GIS.

6. SARAN

Berikut ini adalah saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya:

1. System usability scale (SUS) bisa dijadikan sebagai alat untuk menggali permasalahan jika ditambahkan kolom “alasan” tiap pertanyaan. Sehingga pengguna bisa memberi alasan mengapa memilih suatu nilai tertentu.

2. Dalam merancang evaluasi usability, perlu membuat rancangan atau protokol sejelas-jelasnya agar proses evaluasi bisa lebih konsisten.

3. Jumlah responden yang lebih banyak bisa menjaga validitas dan reabilitas permasalahan yang ditemukan. Dengan jumlah responden yang lebih banyak dapat mendapatkan jumlah permasalahan yang lebih banyak. Dalam penelitian ini, peneliti sulit untuk menentukan mana permasalahan

usability yang valid dan tidak. Beberapa

permasalahan yang ditemukan hanya pada satu responden, sehingga dipertanyakan validitasnya.

4. Dalam identifikasi masalah, untuk menjaga validitas dan reabilitas, peneliti menyarakan agar melibatkan expert. Sementara dalam penelitian ini, proses identifikasi hanya dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, menurut peneliti, hasil dari identifikasi

(6)

permasalahan usability dalam penelitian ini dirasa kurang.

7. DAFTAR PUSTAKA

Brad Dalrymple. (2017). Surveys.

https://medium.com/user-research/user-

research-resources-10-surveys-587ee73ca1f2

Inviqa. (2007). Expert usability review vs.

usability testing.

https://inviqa.com/blog/expert-usability-review-vs-usability-testing

Keenan, S. L., Hartson, H. R., Kafura, D. G., & Schulman, R. S. (1999). Usability

problem taxonomy: A framework for

classification and analysis. Empirical

Software Engineering, 4(1), 71–104.

https://doi.org/10.1023/A:100985523153 0

Komarkova, J., Jakoubek, K., & Hub, M. (2009).

Usability evaluation of web-based GIS -

Case study. IiWAS2009 - The 11th

International Conference on Information Integration and Web-Based Applications

and Services, 557–561.

https://doi.org/10.1145/1806338.1806443 Komarkova, J., Sedlak, P., Novak, M., Slavikova, V., & Musilova, A. (2010). Problems in usability of web-based GIS.

International Conference on Applied Computer Science - Proceedings, 419–

425.

Madan, A., & Dubey, S. K. (2012). Usability Evaluation Methods: a Literature Review.

International Journal of Engineering Science and Technology, 4(02), 590–599.

Moran, K. (2019). Usability testing 101. https://www.nngroup.com/articles/usabili

ty-testing-101/

Pernice, K. (2018). User Interviews: How,

When, and Why to Conduct Them.

https://www.nngroup.com/articles/user-interviews/

Sauro, J. (2015). Using Surveys to Measure the

User Experience.

https://measuringu.com/survey-ux/ Sauro, J., & Lewis, J. R. (2012). Quantifying the

User Experience. In Quantifying the User

Experience. Elsevier Inc.

https://doi.org/10.1016/C2010-0-65192-3

Skarlatidou, A., & Haklay, M. (2006). Public

Web Mapping: preliminary usability

evaluation. Sites The Journal Of 20Th

Century Contemporary French Studies,

November 2017, 5–7.

http://discovery.ucl.ac.uk/16228/

Unrau, R., & Kray, C. (2018). Usability evaluation for geographic information systems: a systematic literature review.

International Journal of Geographical Information Science, 33(4), 645–665.

https://doi.org/10.1080/13658816.2018.1 554813

usability.gov. (n.d.-a). Individual Interviews.

https://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/individual-interviews.html

usability.gov. (n.d.-b). Usability testing.

https://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/usability-testing.html Walji, M. F., Kalenderian, E., Piotrowski, M.,

Tran, D., Kookal, K. K., Tokede, O., White, J. M., Vaderhobli, R., Ramoni, R., Stark, P. C., Kimmes, N. S., Lagerweij, M., & Patel, V. L. (2014). Are three methods better than one? A comparative assessment of usability evaluation methods in an EHR. International Journal

of Medical Informatics, 83(5), 361–367.

https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2014.0 1.010

Gambar

Gambar 2. Metodologi
Tabel  1.  beriktu  menjelaskan  demografi  responden  dari  hasil  evaluasi  usability  menggunakan tiga metode
Gambar 4. Cakupan tiap metode

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengujian usability diantaranya learnability yaitu seberapa mudahnya suatu sistem dipergunakan, efficiency yaitu seberapa cepat

think aloud para pengguna menemukan permasalahan usability pada web FILKOM APPS untuk mahasiswa seperti kendala-kendala yang dihadapi saat melakukan suatu aksi/tugas

Nilai usability untuk user interface website saat ini secara keseluruhan 0,55 yang berarti terdapat pada level moderate, dan hasil evaluasi usability pada solusi

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi usability pada game Pokemon Go menggunakan metode heuristic dan penelitian tersebut menyatakan bahwa dari

Untuk membantu meningkatkan antarmuka aplikasi mobile akan dilakukan pengujian usability dengan melibatkan pengguna, agar dapat memberikan informasi langsung dari

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka dari itu penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan evaluasi usability terhadap aplikasi SIP

Web GIS Simantan adalah sistem yang dibangun untuk memudahkan Penilai kesehatan hutan dalam menyimpan data yang telah diperoleh, membantu pengguna data dalam

Metode WEBUSE digunakan untuk mengevaluasi website berfokus pada sistem evaluasi berbasis web yang terdiri dari 24 pertanyaan untuk mengevaluasi.. usability dari