PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
ARIEANTHI LAKSMININGSIH
NPM : 0931010040
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANG
UNAN NASIONAL “VETERAN”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik pra rencana pabrik ini yang
berjudul “Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride
dengan proses Hydro-Chlorinasi ”.
Pra rencana ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Teknik Kimia.
Sebagai dasar penyusunan pra rencana pabrik ini adalah teori yang
diperoleh selama kuliah, data-data dari majalah, internet maupun literatur yang
ada. Selanjutnya, dengan tersusunnya pra rencana pabrik ini, saya menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Kindriari Nurma Wahyusi, MT selaku dosen pembimbing.
4. Bapak, Ibu, Saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, doa, dan
restu serta semangat demi berhasilnya studi kami.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak
penyusunan pra rencana pabrik ini oleh karena itu segala saran dan kritik yang
bersifat membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini akan kami
terima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga pra rencana pabrik ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
Surabaya, 17 Mei 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
INTISARI ………. . vii
INTISARI
Perencanaan pabrik Methyl Chloride ini diharapkan dapat berproduksi
dengan kapasitas 35000 ton/tahun dalam bentuk liquid. Pabrik beroperasi secara
continuous selama 330 hari dalam setahun.
Pertama-tama bahan baku Methanol dan Hydrogen Chloride diuapkan
pada vaporizer dengan suhu 105°C. Produk uap dari vaporizer kemudian di
blower menuju heater untuk dipanaskan dengan suhu 180°C. Campuran uap
Methanol dan Hydrogen Chloride kemudian diumpankan pada bagian bawah
reaktor melalui sparger. Didalam reaktor dilengkapi dengan packing yang berisi
katalis alumina. Reaksi terjadi pada tekanan 1 atmosphere dengan suhu 340°C.
Produk reaksi berupa gas keluar pada bagian atas reaktor dan diblower
menuju condenser untuk proses kondensasi campuran dengan suhu 20°C dibawah
suhu kondensasi campuran. Kondensat dari condenserkemudian ditampung
sementara pada akumulator dan dipompa menuju ke kolom distilasi yang
sebelumnya dipanaskan pada heater sampai 105,55°C untuk memanaskan bahan
sampai dengan suhu boiling point feed pada kolom distilasi.
Pada kolom distilasi, campuran masuk ke kolom distilasi pada feed plate,
kemudian menuju ke bagian bawah ke reboiler untuk sebagian diuapkan kembali
dan sebagian diambil sebagai produk bawah kolom distilasi. Produk bawah kolom
Produk uap dan reboiler kemudian menuju ke bagian atas kolom distilasi
menuju ke condenser. Pada condenser, uap Methyl Chloride kemudian
dikondensasi pada suhu dew point bahan. Kondensat kemudian ditampung
sementara pada akumulator dan kemudian didistribusikan sebagian sebagai
refluks kolom distilasi dan sebagai produk atas kolom distilasi ( distilat ). Produk
distilat berupa Methyl Chloride kemudian diumpankan pada tangki penampung
Methyl Chloride dengan kemurnian minimum 99% sebagai produk akhir.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar Gresik. Jawa Timur dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 162 orang
Sistem Operasi : Continuous
Waktu Operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari
Analisa Ekonomi :
Massa konstruksi : 1 tahun
Umur pabrik : 10 tahun
Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 38.790.448.097
Working Capital Investment (WCI) : Rp. 29.374.712.284
Total Capital Investment (TCI) : Rp. 68.165.160.381
Biaya Bahan Baku : Rp. 117,410,702,930.92
Biaya Produksi Total : Rp. 185,728,151,150.64
Hasil Penjualan Produk : Rp 223.085.844.486
Internal Rate of Return : 22,37%
Rate of Investment : 34.032%
Pay Out Period : 3,7 tahun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Methyl Chloride dikenal dengan nama lain Chloromethane dan di negara
rusia Methyl Chloride dikenal sebagai pengisi misil udara dengan nama Bisnovat
R-40. Methyl Chloride juga dikenal dengan nama R-40, dimana “ R “ adalah
singkatan dari Refrigerant, karena Methyl Chloride dapat berfungsi baik sebagai
Refrigerant.
Pembuatan Methyl Chloride secara sistetis ditemukan dan dikomersialkan
prosesnya oleh ahli kimia asal Prancis yaitu Jean-Baptiste Dumas dan Eugene
Peligot pada tahun 1835. Ilmuan Dumas dan Peligot membuat Methyl Chloride
dengan cara mendidihkan Methanol pada Sulfuric Acid dan Sodium Chloride.
Secara alami, Methyl Chlolide terdapat pada lautan, dimana terjadi reaksi
dari sinar matahari dan biomassa terhadap Chlorine yang terkandung pada buih air
laut. Proses pembuatan Methyl Chloride pada saat ini yang terkenal adalah dengan
mereaksikan Methanol dan Hydrogen Chloride. Reaksi antara Methanol dan
Hydrogen Chloride dapat dilakukan dengan menggelembungkan gas Hydrogen
Chloride pada Methanol liguid dengan bantuan katalis zinc Chloride atau dengan
cara mencampur uap Methanol dan uap Hydrogen Chloride pada suhu tinggi
dengan menggunakan katalis aluminia.
Di Indonesia, dengan perkembangan teknologi proses dalam industri
kimia, memacu pertumbuhan industri-industri kimia ( bahan pembantu proses
utama ), sehingga kebutuhan Methyl Chloride sebagai salah satu bahan kimia
I.2. Kegunaan
Methyl Chloride dipergukan secara luas pada industri katalis pada proses
karet, karena Methyl Chloride merupakan bahan monomer yang lebih disenangi
karena murah dan efektif sebagai sumber Chloride yang berfungsi melarutkan
senyawa butyl. Disamping itu, Methyl Chloride digunakan pada industri
Silicone,Refrigerant,pembuatan Methyl Cellulose, dan lain-lain.
I.3. Aspek Ekonomi
Kebutuhan Methyl Chloride di Indonesia khususnya, semakin meningkat
dengan peningkatan pertumbuhan kapasitas pada bidang industri kimia.
Kebutuhan Methyl Chloride untuk Indonesia dapat ditabelkan pada tabel sebagai
berikut :
Tabel I.1. Kebutuhan Methyl Chloride di Indonesia.
Tahun Kebutuhan (kg/th)
2007 9.434.267
2008 8.699.564
2009 10.987.389
2010 10.990.778
Berdasarkan tabel diatas , dapat dibuat grafik hubungan antara kebutuhan
Dari grafik diatas, dengan metode regresi linier ( menggunakan Microsoft
Excel ), maka didapat persamaan untuk mencari kebutuhan pada tahun tertentu
dengan persamaan :
Y = 695.736 X – 1000000000
Keterangan : Y = Kapasitas ( Kg/th )
X = Tahun Ke-n
Pabrik ini direncanakan beroprasi pada tahun 2016, sehingga untuk mencari
kapasitas pada tahun 2016, maka X = 2016.
Kapasitas pada tahun 2016 :
Y = [695.736 x 2016 ] - 1000000000
=3500000000Kg/th 35000ton/th
Untuk kapasitas terpasang pada pabrik ini, direncanakan kapasitas produksi pabrik
I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku
I.4.A. Methanol ( Chemicalland21 & Perry 7 : 1999 )
Nama Lain : Methyl Alcohol, MeOH
Rumus Molekul : CH3OH
Rumus Bangun :
C H
H
H OH
Berat Molekul : 32
Warna : Tidak Berwarna
Bau : Tidak Berbau
Bentuk : Liquid
Specific Gravity : 0,792
Melting Point : - 97°C
Boiling Point : 64,7°C
Komposisi Methanol ( Arokor Holding Inc. ) : ( Chemicalland21 )
Komponen % Berat
CH3OH 99,85 %
H2O 0,15 %
I.4.B. Hydrogen Chloride ( Chemicalland21 & Perry : 1999 )
NamaLain : Hydrochloric Acid, Muriatic Acid
Rumus Molekul : HCl
Rumus Bangun :
H Cl
Berat Molekul : 36,5
Warna : Tidak Berwarna
Bau : Berbau Menyengat
Bentuk : Larutan 36 % ( Unichem )
Specific Gravity : 1,48
Melting Point : - 111°C ( HCl 100 % )
Boiling Point : - 85°C ( HCl 100 % )
Solubility, Cold Water : 82,3 Kg/100 Kg H2O ( H2O = O°C
Solubility, Hot Water : 56,1 Kg/100 Kg H2O ( H2O = O°C
Komposisi Hydrogen Chloride, Unichem, Candi-Sidoarjo : ( Chemicalland21 )
Komponen % Berat
HCl 36 %
H2O 64 %
Produk :
I.4.D. Methyl Chloride ( Wikipedia, Chemicalland21 & Perry : 1999 )
NamaLain : Chloromethane, Refrigerant R-40
Rumus Molekul : CH3Cl
Rumus Bangun :
C Cl
H H
H
Berat Molekul : 50,5
Warna : Tidak Berwarna
Bau : Berbau Khas
Bentuk : Liquifying Gas
Specific Gravity : 0,952
Melting Point : - 97,7°C
Boiling Point : - 24°C
Solubility, Cold Water : 280 cc / 100 gr H2O
Kegunaan Produk Methyl Chloride : ( Keyes, Chemicalland21 )
1. Industri Rubber Catalyst : Sebagai Bahan Baku Utama
2. Industri Silicone : Sebagai Bahan Baku Pembantu
3. Industri Refrigerant : Sebagai Bahan Utama
4. Industri Methyl Cellulose : Sebagai Bahan Utama
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
BAB II
SELEKSI & URAIAN PROSES
II.1. Macam Proses
Metode pembuatan Methyl Chloride dapat dibagi menjadi 2 bagian
berdasarkan bahan baku yang digunakan. Bahan baku pertama adalah Methane
dan Chloride, sedangkan bahan baku kedua adalah Methanol dan Hydrogen
Chloride. Secara kormesial pembuatan Methyl Chloride dibedakan menjadi :
1. Pembuatan methyl Chloride dari Methane dan Chloride
Dengan Proses Chlorination.
2. Pembuatan Methyl Chloride Dari Methanol dan Hydrogen
Chloride Dengan Proses Hydro-Chlorinasi.
Keterangan Proses :
II.1.1. Pembuatan Methyl Chloride Dari Methane dan Chlorine Dengan Proses
Seleksi & Uraian Proses II - 2
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
Reactor
Pada proses pembuatan Methyl Chloride dengan proses Chlorination ini,
pertama-tama Methane Dichlorinasi pada reaktor dengan katalis mercury. Reaksi
terjadi pada suhu 350°C sampai dengan 370°C.
Reaksi yang terjadi :
Reaksi – 1 CH4(G) + Cl2(G) → CH3Cl(G) + HCl(G)
Reaksi – 2 CH3Cl(G) + Cl2(G) → CH2Cl2(G) + HCl(G)
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
Reaksi – 4 CHCl3(G) + Cl2(G) → CCl4(G) + HCl(G)
Yields Reaksi = 85 % - 90 % Berdasarkan Methane
Produk reaksi kemudian diumpankan pada kolom absorber untuk
memisahkan gas HCl sebagai produk atas. Produk bawah kolom absorber
kemudian diumpankan pada kolom stripper untuk menyerap campuran gas Alkyl
Chloride. Produk dari kolom stripper kemudian diumpankan pada kolom HCl
scrubber untuk menyerap gas HCl yang tersisa. Produk gas Alkyl Chloride
kemudian diumpankan pada kolom neutrallizer untuk menetralkan HCl dengan
penambahan caustic soda.
Reaksi yang terjadi : HCl(L) + NaOH(L) → NaCl(S) + H2O(L)
Produk gas Alkyl Chloride kemudian diumpankan pada kolom dying untuk
mengeringkan gas dengan penambahan Sulfuric Acid. Produk gas Alkyl Chloride
kemudian diumpankan pada kolom distilasi untuk proses pemisahan Methyl
Chloride dari campuran Alkyl Chloride.
Produk campuran Alkyl Chloride kemudian diumpankan je kolom distilasi
selanjutnya untuk memisahkan produk samping Methylene Chloride dari
campuran Alkyl Chloride. Produk camputan Alkyl Chloride kemudian
dichlorinasi lebih lanjut untuk menghasilkan produk Chloroform pada reaktor
kedua.
Produk reaksi kemudian diumpankan pada kolom Chlorofrom untuk
Seleksi & Uraian Proses II - 4
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
campuran Alkyl Chloride kemudian Dichlorinasi lebih lanjut untuk menghasilkan
carbon tetra Chloride pada reaktor ketiga. Produk reaksi kemudian didistilasi pada
kolom carbon tetra Chloride untuk memisahkan Carbon tetra Chloride dari
campuran Alkyl Chloride.
II.1.2. Peloride Methyl Chloride Dari Methanol dan Hydrogen Chloride
Dengan Proses Hydro-Chlorinasi.
Pada proses pembuatan Methyl Chloride dengan proses Hydro-Chlorinasi
bahan baku Methanol dan Hydrogen Chloride dicampur dan dipanaskan sampai
180°C untuk kemudian diumpankan pada reaktor. Reaktor terjadi pada suhu
340°C sampai dengan 350°C dengan bantuan katalis alumina.
Reaksi yang terjadi :
CH3OH(G) + HCl(G)→ CH3Cl(G) + H2O(G)
Yields reaksi = 90 % - 95 % berdasarka methanol
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
kondensor, untuk kemudian didistilasi pada kolom distilasi sehingga menghasikan
produk Methyl Chloride dengan kemurnian minimal 99 %.
II.2. Seleksi Proses
Berdasarkan uraian macam proses diatas, maka dapat ditabelkan
perbandingan masing-masing proses sebagai berikut :
Parameter Macam Proses
Aliran Proses Rumit Sederhana
Peralatan Kompleks Sederhana
Utilitas Tidak
Ekonomis
Ekonomis
Seleksi & Uraian Proses II - 6
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
Dari uraian diatas, maka dipilih pembuatan Metrhyl Chloride dari
Methanol dan HCl, dengan beberapa pertimbangan :
a. Peralatan yang digunakan lebih sederhana dengan efisiensi tinggi.
b. Instrumentasi lebih muda karena suhu operasi rendah.
c. Investasi lebih murah.
d. Produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pasar.
II.3. Uraian Proses
Pada pra rencana pabrik Methyl Chloride ini, dapat dibagi menjadi 3 Unit
pabrik, dengan pembagian :
1. Unit Pengendalian Bahan Baku Kode Unit : 100
2. Unit Reaksi Kode Unit : 200
3. Unit Pengendalian Produk Kode Unit : 300
Adapun uraian prose pembuatan Methyl Chloride ini adalah sebagai berikut :
Pertama-tama bahan baku Methanol dan Hydrogen Chloride diuapkan
pada vaporizer dengan suhu 105°C. Produk uap dari vaporizer kemudian di
blower menuju heater untuk dipanaskan dengan suhu 180°C. Campuran uap
Methanol dan Hydrogen Chloride kemudian diumpankan pada bagian bawah
reaktor melalui sparger. Didalam reaktor dilengkapi dengan packing yang berisi
katalis alumina. Reaksi terjadi pada tekanan 1 atmosphere dengan suhu 340°C.
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hidro - Chlorinasi
menuju condenser untuk proses kondensasi campuran dengan suhu 20°C dibawah
suhu kondensasi campuran. Kondensat dari condenserkemudian ditampung
sementara pada akumulator dan dipompa menuju ke kolom distilasi yang
sebelumnya dipanaskan pada heater sampai 105,55°C untuk memanaskan bahan
sampai dengan suhu boiling point feed pada kolom distilasi.
Pada kolom distilasi, campuran masuk ke kolom distilasi pada feed plate,
kemudian menuju ke bagian bawah ke reboiler untuk sebagian diuapkan kembali
dan sebagian diambil sebagai produk bawah kolom distilasi. Produk bawah kolom
distilasi berupa air dan impuritis, kemudian dibuang ke pengolahan limbah cair.
Produk uap dan reboiler kemudian menuju ke bagian atas kolom distilasi
menuju ke condenser. Pada condenser, uap Methyl Chloride kemudian
dikondensasi pada suhu dew point bahan. Kondensat kemudian ditampung
sementara pada akumulator dan kemudian didistribusikan sebagian sebagai
refluks kolom distilasi dan sebagai produk atas kolom distilasi ( distilat ). Produk
distilat berupa Methyl Chloride kemudian diumpankan pada tangki penampung
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi = 35.000 ton / tahun
= 4419,1919 kg / jam
Waktu Operasi = 1 jam operasi, 1 hari proses
330 hari
Basis Perhitungan = 1 jam
1. NERACA MASSA REAKTOR ( R-210)
Masuk (kg/j) Keluar (kg/jam)
dari tangki methanol : Ke distilasi :
CH3OH = 1101,6349 CH3OH = 55,0817
H2O = 1,6549 H2O = 2712,5184
1103,2899 CH3Cl = 1651,5918 4419,1919
dari tangki HCl :
HCl = 1193,7247
H2O = 2122,1773
3315,9020
2. NERACA MASSA DISTILASI (D-310)
Masuk (kg/j) Keluar (kg/jam)
dari tangki methanol :
produk atas ke F -
320 :
CH3OH = 55,0817 CH3OH = 0,0551
H2O = 2712,5184 H2O = 0,2713
CH3Cl = 1651,5918 CH3Cl = 1643,3338
4419,1919 1643,6601
produk bawah ke WTP :
CH3OH = 55,0267
H2O = 2712,2472
CH3Cl = 8,2580
2775,5318
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
BAB IV
NERACA PANAS
1. VAPORIZER - 1 (V- 112)
Masuk Keluar
Komponen kkal/jam Komponen kkal/jam
CH3OH 1810,5437 CH3OH 294278,3221
H2O 3,6977 H2O 954,1600
Q steam 308861,3060 Q loss 15443,0653
310675,5473 310675,5473
2. HEATER - 1
Masuk Keluar
Komponen kkal/jam Komponen kkal/jam
CH3OH 30909,2830 CH3OH 63623,8248
H20 59,6677 H20 116,6695
Q steam 34496,3617 Q loss 1724,8181
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
3. VAPORIZER – 2
Masuk Keluar
Komponen kkal/jam Komponen kkal/jam
HCl 1138,3862 HCl 144447,2589
H2O 4741,6647 H2O 1223550,6918
Q
steam 1433808,3156 Q loss 71690,4158
1439688,3665 1439688,3665
4. HEATER – 2
Masuk Keluar
Komponen kkal/jam Komponen kkal/jam
HCl 18206,7800 HCl 35298,8570
H2O 76513,8566 H2O 149609,1015
Q
steam 94934,0231 Q loss 4746,7012
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
1. TANGKI METHANOL (F-110)
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung methanol dari supplier
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas
dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan
atmospheric
Volume : 83879.5217 cuft = 2439.890 M3 Diameter : 37 ft
Tinggi : 45 ft
Tebal Shell : ¼ in
Tebal tutu atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( Brownell : 253 )
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
2. POMPA - 1 (L-111)
Spesifikasi :
Fungsi : Mengalirkan methanol dari tangki F - 110 ke V –
112
Type : Centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 5,52 gpm
Total Dynamic Head : 31,05 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1 hp = 0,8 kW
Jumlah : 1 buah
3. VAPORIZER - 1 (V-112)
Spesifikasi :
Fungsi : Menguapkan methanol dengan suhu 105 oC Type : 1-2 Shell and tube ( fixed tube ) kettle
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Jumlah Tube, Nt = 91
Passes = 2
Shell : ID = 13,25 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 288,7 ft2 = 27 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
4. HEATER (E-113)
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 39
Passes = 2
Shell : ID = 10,00 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 123,3 ft2 = 11 m2
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
5. TANGKI HYGDROGEN CHLORIDE (F-120)
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung Hydrogen Chloride dari supplier
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas
dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan
atmospheric
Volume : 326918,73 cuft = 9253 M3 Diameter : 59 ft
Tinggi : 70 ft
Tebal Shell : 3/8 in
Tebal tutu atas : 3/8 in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( Brownell : 253 )
Jumlah : 2 buah
6. POMPA - 2 (L-121)
Spesifikasi :
Fungsi : Mengalirkan methanol dari tangki F - 120 ke V –
122
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 16,72 gpm
Total Dynamic Head : 39,62 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
7. VAPORIZER - 2 ( V-122 )
Spesifikasi :
Fungsi : Menguapkan HCl dengan suhu 105 oC. Type : 1-2 Shell and tube ( fixed tube ) kettle.
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 427
Passes = 2
Shell : ID = 25 in
Passes = 1
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Jumlah exchanger = 1 buah
8. HEATER - 2 ( E-123 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 71
Passes = 2
Shell : ID = 12 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 225 ft2 = 20 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
9. REAKTOR (R-210 )
Spesifikasi :
Fungsi : Hydro-chlorinasi methanol menjadi methyl chloride.
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Dilengkapi katalis, dan jaket pendingin.
Operasi : Continuous
Dimensi Shell :
Diameter Shell, inside : 7,5 ft
Tinggi Shell : 22,5 ft
Tebal Shell : ¼ in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas ( dished ) : 3/8 in
Tinggi tutup atas : 1,01 ft
Tebal tutup bawah ( dished ) : 3/8 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C ( Brownell :
253 )
Jumlah reaktor : 1 buah
Sistem pendingin :
Diameter jaket : 7,57 ft
Tinggi jaket : 20 ft
Jaket spacing : 3/16 in
Tebal jaket : ¼ in
Packing katalis :
Jenis katalis : Alumina powder ( Al2O3 99% )
Ukuran katalis : 12 mesh
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Berat katalis : 77119 kg
10.CONDENSOR - 1 ( E – 211 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 76
Passes = 2
Shell : ID = 12 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 238,7 ft2 = 23 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
11.AKUMULATOR - 1 ( F-212 )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung methanol dari supplier
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan
atmospheric
Volume : 4140 cuft = 118 M3 Diameter : 16 ft
Tinggi : 24 ft
Tebal Shell : ¼ in
Tebal tutu atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( Brownell : 253 )
Jumlah : 2 buah
12.POMPA - 3 ( L - 213 )
Spesifikasi :
Fungsi : Mengalirkan methanol dari tangki F - 120 ke V –
122
Type : Centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 12,50 gpm
Total Dynamic Head : 32,49 ft.lbf / lbm
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
13.HEATER - 3 ( L - 214 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 76
Passes = 2
Shell : ID = 12 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 238,7 ft2 = 23 m2
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
14.KOLOM DISTILASI ( D-310 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memisahkan Methyl Chloride dari impuritis berdasarkan titik
didih bahan
Type : Sieve Tray Colomn
Dasar Pemiliha : - effisiensi pemisahan lebih tinggi dari plate colomn
: - harga lebih murah dari bubble cap colom.
: - perawatan dan perbaikan yang mudah
Spesifikasi kolom distilasi :
Tekanan operasi = 113,2 psi
Suhu operasi = 105,55 oC
Bahan konstruksi = Carbon steel SA-283 Grade C ( Brownell : 253 )
Allowable stress ( SA-283, Grade C ) = 12650 psi
Digunakan double welded butt joint no radiograph dengan efisiensi = 85
% ( 0,85 )
Spesifikasi shell dan tutup :
Shell OD = 4,5 ft = 54 in
Tebal shell = ½ in
Tebal tutup dished = ¾ in
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Spesifikasi Plate :
Tray spacing = 24 in
Jumlah plate = 23 buah
Feed Plate = plate ke-7
Tinggi tangent line to tangent line = 57,3 ft
Tanggki skirt support = 4,0 ft
Tinggi tutup dished = 0,7 ft
Tinggi total tangki = 62,0 ft
Lain-lain :
Berat liquid = 2560,97 lb
Area downcomer = 7,553 ft2
Berat liquid tiap area = 340 lb/ft2
Tray support ring = 2 ½ i x 2 ½ in x 3/8 in,
Angles
Faktor korosi = 1/8 in ( 0,125 in )
Overhead vapor line, OD = 12 in
Tebal isolasi = 3 in
Accessories = 1 buah tangga
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
15.CONDENSOR - 2 ( E - 311 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 76
Passes = 2
Shell : ID = 12 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 238,7 ft2 = 23 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
16.AKUMULATOR -2 ( F - 321 )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung methanol dari supplier
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas
dish
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
atmospheric
Volume : 4140 cuft = 118 M3 Diameter : 16 ft
Tinggi : 24 ft
Tebal Shell : ¼ in
Tebal tutu atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( Brownell : 253 )
Jumlah : 2 buah
17.POMPA - 4 ( L - 313 )
Spesifikasi :
Fungsi : Mengalirkan methanol dari tangki F - 120 ke V –
122
Type : Centrifugal pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 12,50 gpm
Total Dynamic Head : 32,49 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
18.REBOILER ( E-314 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memanaskan bahan sampai suhu 180 oC
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar
Tube : OD = ¾ in : 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube, Nt = 76
Passes = 2
Shell : ID = 12 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area, A = 238,7 ft2 = 23 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
19.TANGKI METHYL CHLORIDE ( F-320 )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung methanol dari supplier
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan
atmospheric
Volume : 4140 cuft = 118 M3 Diameter : 16 ft
Tinggi : 24 ft
Tebal Shell : ¼ in
Tebal tutu atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan Konstruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( Brownell : 253 )
Jumlah : 2 buah
20.BLOWER - 1 ( G - 130 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memindahkan uap methanol dari V – 112 ke R – 210
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan, efisiensi tinggi.
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 12,50 gpm
Total Dynamic Head : 32,49 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Pra Rencana Pabrik Methyl Chloride dari Methanol dan Hydrogen Chloride dengan proses Hydro - Chlorinasi
21.BLOWER - 2 ( G - 131 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memindahkan uap methanol dari V – 112 ke R – 210
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan, efisiensi tinggi.
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 12,50 gpm
Total Dynamic Head : 32,49 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 1 buah
22.BLOWER - 3 ( G - 132 )
Spesifikasi :
Fungsi : Memindahkan uap methanol dari V – 112 ke R – 210
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan, efisiensi tinggi.
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 12,50 gpm
Total Dynamic Head : 32,49 ft.lbf / lbm
Efisiensi motor : 80 %
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
VI
BAB VI
PERENCANAAN ALAT UTAMA
Nama alat : Reaktor
Kode alat : R - 210
Fungsi : Hydro-chlorinasi methanol menjadi methyl chloride. Type : Silinder tegak, tutup atas dan tutup bawah dished head
: dilengkapi katalis, dan jaket pendingin.
Operasi : Continuous
Kondisi Operasi :
Tekanan Operasi : 1 atm ( Keyes : 513 )
Suhu Operasi : 340 oC ( Keyes : 513 )
Kondisi Feed :
1. Feed methanol dari V - 112 :
Rate massa = 4077.5661 kg / jam = 8989.4022 lb / jam
ρ gas pada P = 1 atm, T = 180 oC = 816 R :
Total rate volumetrik bahan masuk :
Volume fixed bed = Volume katalis = 332743 cuft / 275 cuft
= 1210 cuft
Volume tangki :
Space velocity, s = 2200 / jam ( US. Patent no. 5,321,171 )
Waktu tinggal,τ = 1 / 2200 = 0.00045 jam
Volume gas = rate volumetrik gas x waktu proses
= 332743 cuft / jam x 0.00045 jam =
151 cuft
Asunsi volume gas mengisi 80 % volume tangki dan digunakan 1 buah tangki.
Volume gas pada tangki = 151 x 100 = 189 cuft
80
Volume tangki total = Volume gas pada tangki + Volume fixed bed
= 189 ( cuft ) + 1210 ( cuft ) = 1399 cuft
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya
Diambil dimention ratio H = 3 ( tower ) ( Ulrich ; T.4-27 : 248 ) D
Dengan mengabaikan volume dished head.
Volume tangki = π . D2 . H 4
1399 = π . D2 . 3D
4
D = 7.5 cuft = 90 in = 2.29 m
H = 22.5 ft = 270 in
Tebal shell berdasarkan ASME code untuk cylindrical tank :
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint. faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi carbon steel SA - 283
grade C, maka f = 12650 psi ( Brownell and Young, T. 13-1 )
P operasi = 1 atm = 14.7 psi
P design diambil 10 % lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P design = 1.1 x 14.7 = 16 psi
Dimensi tutup atas dan tutup bawah, standard dished :
Untuk D = 90 in, didapat rc = 90 in ( Brownell and Young, T - 5.7 )
Tebal standard torispherical dished ( atas dan bawah ) :
th = 0,885 x P x rc + C ( Brownell and Young, Pers. 13.12 )
fE - 0,1P
dengan : th = tebal shell minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = jari-jari tangki ; in ( Brownell and Young, T - 5.7 )
C = faktor korosi ; in ( diambil 1/8
in )
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint. faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi carbon steel SA - 283
grade C, maka f = 12650 psi ( Brownell and Young, T. 13-1 )
P design = 16 psi
t min = 0.885 x 16 x 90 +
0.125 = 0.2523 in digunakan t = 3/8 in
( 12650 x 0.8 ) - ( 0.1 x 16 )
h = rc - √ rc2 D2 = 12.1 in = 1.01 ft
4
Dimana :
ID = ID shell = 90 in
a = ID = 90 = 45 in
2 2
Untuk D = 90 in, didapat rc = 90 in, irc = 5 1/2 in ( Brownell and Young, T-5.7 )
Rc (r) = radius of dish = 90 in
icr (rc) = inside crown radius = 5 1/2 = 5.5 in
AB = ID - icr = 45 - 5.5 = 39.5 in
2
BC = r - icr = 90 - 5.5 = 84.5 in
AC = √(BC)2-(AB)2 = √(78,875)2-(38,944)2 = 74.699 in
b = r - √(BC)2-(AB)2
= 90 - 74.7 = 15.301 in
sf = straight flange = dipilih = 2 in (Brownell, T.5-6) t = tebal dished = 3/8 in = 0.375 in
OA = t + b + sf = 0.375 + 15.3006 + 1.5 = 17.175602 in
= 90 - √1442-1682/4 = 90 - 77.9
= 12 in
= 1 ft
Perhitungan jaket :
Perhitungan sistem penjaga suhu : ( Kern, hal 719 )
Dari neraca panas : suhu yang dijaga = 340 oC
kecepatan aliran ft / dt
2 2
= 0.06 in = 3/16 in
Penentuan tebal jaket :
Tebal jaket berdasarkan ASME Code untuk cylindrical :
t min = P x ri + C ( Brownell and Young,
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
UD = 2 ( Kern, Tabel 8 )
A = Q = 299578 = 520 ft2
UDx Δt 2 x 288
A jaket = A shell + A dished ; A shell = π D h ( silinder )
A dished = 6,28 x Rc x h dished ( Hesse : pers. 4-16 )
= 6.28 x ( 90 / 12 ) x 1.01 = 47.571 ft2
A jaket = A shell + A dished
520 = ( π . ( 7.57 ) . H ) + 47.6
h jaket = 24 ft
Tinggi tangki = 22.5 ft
Katalis :
Jenis katalis = Aluminia Powder ( 12 mesh )
Kadar alumina = 99 %
ρ alumina = 3,7 gr / cc ( 231 lb / cuft )
Voume katalis = 736 cuft
Berat katalis = 736 (cuft) x 231 ( lb / cuft )
= 170016 lb = 77119 kg
Katalis aluminia diregenerasi tiap 1 tahun sekali pada saat shutdown
Tinggi katalis :
Tinggi tangki = 22.5 ft
Tinggi tutup = 1.01 ft
Tinggi shell = Tinggi tangki - ( 2 x tinggi tutup )
= 22.5 - ( 2 x 1.01 ) = 20.5
Volume katalis = π .D2 .H
Karena tinggi shell lebih besar dari tinggi katalis, maka katalis dapat mengisi bagian dalam shell.
% Pengisian katalis = 16.7 x 100 % = 81.387 %
20.5
Perhitungan Perforated Pipe ( Sparger ) :
Rate gas methanol = 1000.000 kg / jam
Diameter optimum = 12 in
digunakan pipa ukuran 12 in sch. 40
Dari Foust , App, C-6a , didapatkan :
OD = 12.750 in
ID = 11.938 in = 0.995 ft
A = 0.7770 ft2
Kecepatan aliran , V = 2830.8 cuft / menit x 1 = 60.7 ft/dt
0.7770 ft2 60
dengan : μ = 0.0009 cp = 0.00000058 lb / ft.dt
Nre = D V ρ = 5499097 > 2100
μ
dengan NRe > 2100 untuk menentukan diameter sparger digunakan persamaan 6.5 dari
Treybal halaman 141 : dp = 0.0233 x NRe-0,05
dengan : dp = diameter sparger ; ft
dp = 0.0233 x ( 5499097 ) -0,05 = 0.0107 ft
= 3,35 mm ( 1 ft = 304,8 mm )
digunakan ukuran diameter = 3,35 mm = 0,0107 ft
Untuk pemasangan sejajar atau segaris pada pipa, jarak interface ( C ) dianjurakan minimal
menggunakan jarak 3 dp. Maka C = 3 x 0.0107 ft =
0.032 ft
Diameter shell = 7.5 ft
Panjang pipa direncanakan 0,75 Diameter shell = 0.75 x 7.5
ft
Posisi sparger direncanakan disusun bercabang 20.
maka banyaknya lubang = Panjang pipa x Cabang = 3394 lubang C
Jumlah lubang tiap cabang = jumlah lubang = 170 lubang tiap cabang cabang
Sistem sparger :
Type = Standard Perforated Pipe
Bahan kontraksi = commercial steel
Diameter = 3,35 mm
jumlah cabang = 20 buah
jumlah lubang tiap cabang = 170 buah
Spesifikasi :
Fungsi : Hydro-chlorinasi methanol menjadi methyl chloride.
Type : Silinder tegak, tutup atas dan tutup bawah dished head
dilengkapi katalis, dan jaket pendingin.
Operasi : Continuous
Dimensi Shell :
Diameter Shell, inside = 7.5 ft
Tinggi Shell = 22.5 ft
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas ( dished ) = 3/8 in
Tinggi tutup atas = 1,01 ft
Tebal tutup bawah ( dished ) = 3/8 in
Tinggi tutup bawah = 1,01 ft
Bahan konstruksi = Carbon steel SA - 283 grade C brownel : 253 )
Jumlah reaktor = 1 buah
Sistem pendingin :
Diameter jaket = 7,57 ft
Tinggi jaket = 20,0 ft
Jacet spacing = 3/16 in
Tebal jaket = 1/4 in
Katalis :
Jenis katalis = Alumina powder ( AI2O3 99% )
Ukuran katalis = 12 mesh
Tinggi katalis = 16,7 ft
Berat katalis = 77119 kg
Sistem sparger :
Type = Standard Perforated Pipe
Bahan konstruksi = commercial steel
Diameter = 3,35 mm
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat
tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Akurasi hasil pengukuran.
- Bahan konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element / Sensor.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol
menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data
detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing
element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi
untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data
digital (dapat dibaca).
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi.
Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya :
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki
4. Weight Control ( W C )
Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat
6. Temperature Control ( T C )
Mengontrol suhu pada suatu aliran / alat
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik
N0 NAMA ALAT INSTRUMENTASI
1 TANGKI PENAMPUNG LI ; PI
2 POMPA FC ; LC
3 REAKTOR TC ; PC
4 HEAT EXCHANGER TC
5 DISTILASI PC , LC
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena:
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya
dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1. Bahaya Kebakaran
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop
dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik
seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
B. Pencegahan.
- Menempatkan unit utilitas dan unit pembangkitan cukup jauh dari lokasi
proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan
tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh
dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja
dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran
C. Alat pencegah kebakaran.
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila
terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat
dilihat pada tabel VII.1.
- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
- Untuk bahan baku yang mengandung racun, maka perlu digunakan
kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah-daerah
Tabel VII.2. Jenis dan Jumlah Fire-Extinguisher.
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan
maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk
kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain
mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh
maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan
kerusakan fatal, cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan
korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan
pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering).
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan man-hole dan hand-hole ( bila memungkinkan ) yang
memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger.
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena
kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah
- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut.
Disamping itu juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak
terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi
perubahan fase didalam pipa.
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati, maka
akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat
dilakukan dengan :
- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh
kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan.
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya , perpipaan juga harus ditinjau
dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang
teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari,
seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang
kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk
menghindari hal-hal tersebut, maka dapat dilakukan cara :
- Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besarhendaknya pada
elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan
kesulitan apabila terjadi kebocoran.
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai
bahan konstruksi dari steel.
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing
atau pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan
dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik.
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi
listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha
pencegahannya dapat dilakukan :
- Alat-alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan
cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
- Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
- Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
- Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
- Meletakkan jalur-jalur kabel listrik pada posisi aman.
- Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo dan lain sebagainya.
F. Isolasi.
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada karyawan
dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh
karena itu dilakukan :
- Pemakaian isolasi pada alat-alat yang menimbulkan panas seperti
reaktor, exchanger, kolom distilasi dan lain-lain. Sehingga tidak
mengganggu konsentrasi pekerjaan.
- Pemasangan isolasi pada kabel instrumen, kawat listrik dan
perpipaan yang berada pada daerah yang panas , hal ini dimaksudkan
G. Bangunan Pabrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik
adalah :
- Bangunan-bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan
jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu suar
(mercu suar).
- Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
VII.2.3. Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para
pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan-bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak
berwarna yang sangat sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering
diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat
mengetahui bahwa bahan kimia tersebut berbahaya.
Cara lainnya adalah memberikan tanda-tanda atau gambar-gambar pada
daerah yang berbahaya atau pada alat-alat yang berbahaya, sehingga semua orang
yang berada didekatnya dapat lebih waspada. Selain hal-hal tersebut diatas,
usaha-usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang
merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai
sepatu yang alasnya mengandung logam.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang
yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi
pengaman agar terlindung dari kemungkinan kejatuhan
barang-barang dari atas.
4. Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus
disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah dan sarung
Dalam sebuah pabrik, utilitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
mengingat saling berhubungan antara proses industri dengan kebutuhan utilitas
untuk proses tersebut. Dalam hal ini, utilitas dari suatu pabrik terdiri atas :
1. Unit Pengolahan Air
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan air pendingin, air proses, air
sanitasi dan air pengisi boiler.
2. Unit Pembangkitan Steam
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan steam pada proses evaporasi,
pemanasan dan supply pembangkitan tenaga listrik.
3. Unit Pembangkitan Tenaga Listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat-alat ,
bangunan, jalan raya, dan lain sebagainya.
4. Unit Bahan Bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan bahan bakar bagi alat-alat,
generator , boiler, dan sebagainya.
5. Unit Pengolahan Limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik baik limbah cair,
padat, maupun gas dari proses pabrik.
Sistem Pengolahan Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat dialam bebas. Sesuai dengan
tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan, dengan
karakteristik yang ada. Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Didalam pabrik ini , dibedakan menjadi 2 bagian utama dalam sistem
kebutuhan air dan unit pengolahan air buangan sebagai pengolah air buangan
pabrik sebelum dibuang ke badan penerima air.
Dalam pabrik ini sebagian besar air dimanfaatkan sebagai air proses dan
sebagai media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air harus
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat befungsi
dengan optimum , aman dan efisien.
Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa sistem
pemakaian, masing-masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya. Sistem pemakaian tersebut antara lain adalah :
1. Sebagai air pengisi boiler (air umpan boiler)
2. Sebagai air sanitasi
3. Sebagai air pendingin
VIII.1. Unit Penyediaan Steam
Unit penyediaan steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan steam,
yang digunakan sebagai media pemanas pada proses pabrik ini.
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh (saturated steam) pada
tekanan 4,5 atm pada suhu = 204C dengan hv = 665,3 kkal/kg 1201,1 Btu/lb
Jumlah steam yang dibutuhkan untuk memproduksi produk adalah :
No. Nama Alat Kode
Alat Steam (kg/jam) Steam (lb/jam)
Kebutuhan steam = 9640.8033lb/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi, maka
direncanakan steam yang dihasilkan 20 % dari kebutuhan steam total :
= 1,2 x kebutuhan normal (9640.8033lb/jam) = 11568.96 lb/jam
Menghitung Kebutuhan Bahan Bakar :
ms (hv - hf)
maka Heating Value bahan bakar = 2 , 7 137273
ms (hv - hf)
Penentuan boiler horse power :
Untuk penentuan Boiler Horse Power , digunakan persamaan :
ms (hv - hf)
hp = (Severn, W.H : 140)
(970,3).(34,5)
Nilai 970,3 dan 34,5 adalah suatu penyesuaian pada penguapan 34,5 lb air/jam
dari air pada 212F (100C) menjadi uap kering pada 212F pada tekanan 1 atm ,
untuk kondisi demikian diperlukan entalpi penguapan sebesar 970,3 Btu/lb.
11574.7382 (1201,0 – 970,3)
hp = = 79,7 hp
(970,3) (34,5)
Penentuan heating surface boiler :
Total heating surface = 79,7 x 10 = 797 ft2
Kebutuhan air untuk pembuatan steam :
Air yang dibutuhkan diambil 20 % berlebih dari jumlah steam yang dibutuhkan
untuk faktor keamanan.
Produksi steam = 11569 lb/jam
Kebutuhan air = 1,2 x 11569 lb/jam = 13882.8 lb/jam = 333186 lb/hari
air : 62.43 lb/cuftmaka volume air = 4449 cuft/hari = 126 m3/hari
Air kondensat dari hasil pemanasan direcycle kembali ke boiler. Dianggap
kehilangan air kondensat = 20%, maka air yang ditambahkan sebagai make-up
water adalah = 0,2 x 126 25 m3/hari
Spesifikasi :
Kapasitas boiler : 2668 KiloBtu/jam
Tipe : Water tube boiler (tekanan steam < 10 atm)
persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam
pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan
penyaringan lebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran yang
bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran tersebut
penampung kemudian dilakukan pengolahan (dalam unit water treatment). Untuk
menghemat pemakaian air, maka diadakan sirkulasi.
Air dalam pabrik ini dipakai untuk : 1. Air Sanitasi
2. Air umpan boiler
3. Air pendingin
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi dan sebagainya.
Berdasarkan S.K. Gubernur Jatim No.445/2002 , baku mutu air baku harian :
Parameter Satuan S.K. Gubernur
Suhu oC Suhu air normal (25-30oC)
Kekeruhan Skala NTU
Warna Unit Pt-Co
SS Ppm
pH 6 - 8,5
Alkalinitas ppm CaCO3
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = 15 liter/hari per orang
= 15 liter/hari per orang x 162 orang = 2 m3/hari
umpan boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena kelangsungan
operasi boiler sangat bergantung pada kondisi air umpannya.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Bebas dari zat penyebab korosi, seperti asam, gas-gas terlarut.
b. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang tinggi,
yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika.
c. Bebas dari zat penyebab timbulnya buih (busa) seperti zat-zat organik,
anorganik dan minyak.
d. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
VIII.2.3. Air Pendingin
Untuk kelancaran dan efisiensi kerja dari air pendingin, maka perlu diperhatikan
persyaratan untuk air pendingin dan air umpan boiler : (Lamb : 302)
Karekteristik Kadar maximum (ppm)
Air Boiler Air Pendingin
Silica 0,7 50
Aluminum 0,01 -