• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN, HARGA, KETIDAKPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA (Studi Kasus pada Trimedia di Hi Tech Mall Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN, HARGA, KETIDAKPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA (Studi Kasus pada Trimedia di Hi Tech Mall Surabaya)."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLAN, HARGA, KETIDAKPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PADA

PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA

(Studi Kasus pada Trimedia di Hi Tech Mall Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh :

BENY SETYANTO 0712010246 / EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN, HARGA, KETIDAKPUASAN

KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN

MEREK PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA

DI SURABAYA

Yang diajukan

BENY SETYANTO 0712010246 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Sulastri Irbayuni, MM Tanggal :………..

Mengetahui Wakil Dekan I

(3)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan, Harga, Ketidakpuasan konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada Produk Notebook Toshiba di

Surabaya” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

ilmunya kepada penulis.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak..

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, September 2011

(5)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAKSI... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Pemasaran. ... 11

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 12

2.2.3. Merek ... 16

2.2.4. Iklan ... 20

2.2.5. Harga... 21

2.2.6. Pengertian Ketidakpuasan Konsumen ... 23

(6)

2.2.9. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan

Perpindahan Merek ... 29

2.2.10. Pengaruh Ketidakpuasan Merek Terhadap Keputusan Perpindahan Merek ... 30

2.3. Kerangka Konseptual ... 32

2.4. Hipotesis... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 33

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 35

3.2.1. Populasi ... 35

3.2.2. Sampel ... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36

3.3.1. Jenis Data ... 36

3.3.2. Sumber Data... 37

3.3.3. Pengumpulan Data ... 37

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 45

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan... 45

(7)

4.3. Hasil Penelitian ... 50

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 51

4.3.2. Evaluasi Reliabilitas ... 52

4.3.3. Evaluasi Validitas ... 53

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 64

4.3.5. Evaluasi Normalitas ... 56

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 57

4.3.7. Uji Kausalitas ... 59

4.4. Pembahasan... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 51

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 51

Tabel 4.3. Outlier Multivariate ... 52

Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal... 53

Tabel 4.5.Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Faktor Analysis... 54

Tabel 4.6. Construct Reliability dan Variance Extracted... 55

Tabel 4.7. Assessment of normality... 56

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 58

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 59

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Citra Toko dan Loyalitas Pelanggan, Model: One Step Approach – Base Model... 57 Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Citra Toko dan Loyalitas

(10)

MEREK PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA

DI SURABAYA

Oleh :

Beny Setyanto

ABSTRAKSI

Untuk kategori produk kaya informasi seperti notebook, ternyata banyak faktor yang dipertimbangkan konsumen sebelum membeli. Demikian juga dengan notebook Toshiba. Berdasarkan hasil dari tabel Top Brand Indeks dan data penjualan, maka diketahui bahwa pada dasarnya bervariasinya fasilitas yang dipromosikan oleh berbagai merk notebook, membuat nilai TBI notebook mengalami fluktuatif, tergantung dari fasilitas atau keunggulan yang dipromosikan. Karena selain fasilitas dan keunggulan dari notebook Toshiba yang kurang bervariatif, pelayanan service atau purna jual yang banyak komplain, juga yang menyebabkan penurunan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh iklan terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba, pengaruh harga terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba, dan untuk menjelaskan pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik non probability sampling, dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pembeli pengguna Notebook lain yang sebelumnya pengguna Notebook Toshiba di Trimedia Hi Tech Mall Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Struktural Equation Model).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : faktor Iklan tidak berpengaruh terhadap Keputusan Perpindahan Merek, faktor Harga berpengaruh terhadap Keputusan Perpindahan Merek, dapat diterima, faktor Ketidakpuasan Konsumen tidak berpengaruh terhadap Keputusan Perpindahan Merek.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Semakin maraknya konsumsi notebook di Indonesia sejak sekitar tahun 1997, notebook tidak lagi hanya dimaknai sebagai alat teknologi tetapi juga mulai menjadi gaya hidup. Jauh sebelum notebook dipopulerkan oleh Tukul Arwana dalam acara Empat Mata, budaya notebook memang sudah terlihat mulai dari penggunaan notebook dalam berbagai acara di Televisi sebagai alat pendukung acara ataupun sebagai pemanis saja, seperti dalam acara infotaiment, bincang – bincang, reality show hingga acara informasi seperti berita. Jika diamati penggunaan notebook sering menyimpang dari fungsi aslinya sebagai alat teknologi untuk mempermudah kegiatan pengolahan data dengan mobilitas yang tinggi. Bahkan sebagian orang notebook hanya menjadi sarana pendukung penampilan agar terlihat sebagai warga dunia yang mengikuti perkembangan zaman.

(12)

terhadap tuntutan kebutuhan notebook, baik dalam bentuk Pc maupun notebook. Ini memang sangat bergantung pada konsumen memanfaatkan semua fasilitas yang ada di notebook. Dari kasus inilah maka produsen computer mengeluarkan berbagai tipe notebook yang kesemuanya menjanjikan kepuasan konsumen, terutama dalam aspek dukungan terhadap kecepatan kerja. Menurut Kotler (2002:449) “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan”.

Menurut Belch (2004:16) “periklanan didefinisikan sebagai segala bentuk komunikasi non personal mengenai organisasi, produk, jasa, atau gagasan yang telah dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi.

Menurut Kotler (2002:42) “ kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi /kesannya dengan kinerja (atau hasil) dan harapan-harapannya”, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja dan harapan. Apabila kinerja dari suatu produk dengan merek tertentu memenuhi harapan maka konsumen tidak puas, bila kinerja melebihi harapan maka konsumen sangat puas.

(13)

sistem infrastruktur sosial , dan peralatan rumah tangga. Berdasarkan rencana jangka menengah bisnis, notebook Toshiba bekerja untuk meningkatkan pengakuan sebagai kelompok yang sangat menguntungkan perusahaan, aktif baik dalam pertumbuhan tinggi maupun pertumbuhan bisnis yang stabil. Hal ini dibuktikan dengan data Top Brand Index dan ICSA yang diperoleh dari berbagai jenis merek dan mengalami fluktuatif, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2007-2009

Merek TBI

(14)

Tabel 1.2

Penjualan Produk Notebook Toshiba Periode Juli – Desember 2010

Periode Target (Rupiah) Realisasi (Rupiah) Juli-10 950.000.000 901.457.000 Agust-10 950.000.000 836.845.700

Sept-10 950.000.000 809.509.300 Okt-10 950.000.000 757.544.650 Nov-10 950.000.000 673.457.000 Des-10 950.000.000 583.989.000

Sumber: “Trimedia” Surabaya, 2010

Berdasarkan hasil dari tabel Top Brand Indeks dan data penjualan diatas, maka diketahui bahwa pada dasarnya bervariasinya fasilitas yang dipromosikan oleh berbagai merk notebook, membuat nilai TBI notebook mengalami fluktuatif, tergantung dari fasilitas atau keunggulan yang dipromosikan. Karena selain fasilitas dan keunggulan dari notebook Toshiba yang kurang bervariatif, pelayanan service atau purna jual yang banyak komplain, juga yang menyebabkan penurunan penjualan pada Trimedia Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari komplain pelanggan, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 1.2. Data Keluhan Notebook Toshiba

Tahun

Cabang service yang sedikit 2 8 4

Jumlah 17 27 34

(15)

Komplain pelanggan Toshiba kebanyakan mengeluhkan tentang sering matinya layar LCD pada notebook, pelayanan servise kurang cepat, dan jaringan service resmi atau cabang notebook Toshiba yang kurang banyak. Jika komplain- komplain tersebut tidak segera direspon oleh pihak notebook Toshiba, dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan menyebabkan kemungkinan beralih ke merek lain.

Hal ini sesuai dengan teori dari Mowen dan Minor (2001:105) yang berpendapat bahwa ketidakpuasan dapat menyebabkan konsumen mengeluh, perilaku konsumen mengeluh dapat menyebabkan konsumen melakukan beberapa tindakan. Konsumen berpindah merek bukan hanya karena tidak terpuaskan dengan merek yang mereka pakai, tetapi bisa saja karena mereka ingin mencoba merek baru, mereka tertarik dengan diskon yang ditawarkan oleh merek lain, bisa juga karena merek yang sedang dipakai habis. Selain adanya penawaran diskon bisa juga merek pesaing melakukan perubahan harga. Sejak perubahan harga tidak bisa dianggap ekuivalen dengan kepuasan, konsumen yang merasa puas ataupun tidak puas mempunyai kemungkinan untuk berpindah merek dengan beberapa alasan.

Chang (2003:332) juga berpendapat bahwa periklanan memberikan perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek.

Menurut Sutisna (2001) yaitu konsumen yang melakukan brand switching

(16)

pembeliannya dipengaruhi oleh ingatan yang kuat akan merek tertentu. Menurut Kotler (2000), Iklan merupakan salah satu kegiatan strategik pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh membentuk citra merek (brand image building). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Iklan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi brand switching.

Ermayanti (2006:98) Menyatakan bahwa perbedan antar merek dapat dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan harga pada suatu produk yang sama dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek pada konsumen, karena dengan adanya perubahan harga maka terjadi perbedaan harga antar merek.

Grove (2006:8) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen bisa mengikat emosional konsumen untuk tetap memilih produk bersangkutan. Kepuasan konsumen menyebabkan konsumen selalu berusaha untuk mencari alternatif sehingga akhirnya melakukan perpindahan merek. Menurut Darmawan (2005 : 19) menyatakan bahwa ada indikasi berbeda antara konsumen yang puas dan kosumen yang kecewa.Konsumen yang puas tidak akan berminat berpindah ke merek lain. Namun untuk konsumen yang kecewa kecenderungan berpindah ke merek lain yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan kosumen memiliki keterkaitan dengan perpindahan merek.

(17)

Ketidakpuasan konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada

Produk Notebook Toshiba di Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah iklan berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba ?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba ?

3. Apakah ketidakpuasan konsumen berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh iklan terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba

2. Untuk menjelaskan pengaruh harga terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba ?

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bisa menambah pengetahuan penulis khususnya berhubungan dengan keputusan perpindahan merek konsumen sebuah merek dilihat dari dan karena faktor iklan, perubahan harga, ketidakpuasan konsumen

2. Manajemen perusahaan

Memberikan masukan untuk pengembangan berbagai kebijakan pemasaran untuk meningkatkan fasilitas dan variasi notebook, guna meningkatkan kualitas notebook Toshiba

3. Bagi Universitas

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan bauran pemasaran adalah

sebagai berikut :

1. Ermayanti, 2006, Pengaruh Periklanan, Perubahan Harga dan

Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Keputusan Perpindahan Merek pada

Konsumen Shampo Sunsilk (Jurnal Eksekutif, Vol. 3, No.2, Agustus 2006)

Berdasarkan uji analisis yang dilakukan maka secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa periklanan, perubahan harga, dan ketidakpuasan

konsumen mempengaruhi keputusan perpindahan merek pada konsumen

shampoo sunsilk secara parsial. Ketidakpuasan terhadap konsumen

memiliki pengauh yang dominan terhadap keputusan perpindahan merek

pada konsumen sampo sunsilk. Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa konsumen yang melakukan perpindahan merek

kebanyakan dikarenakan konsumen merasa tidak puas dengan kualitas

sampo sunsilk.

2. Anwar, 2007 dengan judul : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen,

Karakteristik Kategori Produk, Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap

Keputusan Perpindahan Merek. (Arthavidya, Vol. 8. No. 1, Februari 2007)

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan

(20)

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: terdapat pengaruh yang

signfikan ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek

yang dilakukan oleh konsumen susu, teh dan kopi. Berarti semakin tinggi

ketidakpuasan konsumen maka keputusan perpindahan merek yang

dilakukan konsumen semakin tinggi

3. Farida, 2008, dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keputusan Anggota Dalam Mengambil Kredit Pada Kredit Pada Koperasi”

(Jurnal Eksekutif, Vol. 3, No.2, Agustus 2008)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara

tingkat kelompok loyalitas anggota dalam memberikan persepsi terhadap

penerapan bauran pemasaran dan pembagian sisa hasil usaha, dan

hubungan antara tingkat kelompok loyalitas anggota dengan persepsi

anggota terhadap variabel bauran pemasaran dan pembagian sisa hasil

usaha. Disamping itu juga untuk mengetahui indikator - indikator dari

variabel - variabel bauran pemasaran, pembagian sisa hasil usaha dan

loyalitas anggota yang paling besar memberikan kontribusi untuk

mempertahankan loyalitas anggota.

Hasil analisis data dengan menggunakan pendekatan diskriptif, diketahui

bahwa penilaian anggota terhadap penerapan variabel - variabel bauran

pemasaran menunjukkan indikator utama yang dipertimbangkan sbb.: a)

produk pada indikator pembungkusan; b) harga pada indikator pembelian

secara kredit; c) lokasi pada indikator kemudahan transportasi; d) promosi

(21)

pramuniaga; f) tampilan fisik pada indikator keamanan; g) proses pada

indikator pelayanan. Sedang pada variabel pembagian sisa hasil usaha

58,7% anggota masih menerima dalam jumlah yang rendah.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok

yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk meningkatkan

laba, aktivitas pemasaran memegang peranan penting dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (1997 : 8) "Pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya ( individu

dan kelompok ) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain".

Jadi menurut definisi diatas, semua manusia harus menemukan

kebutuhanya dulu baru kemudian berusaha memenuhinya dengan cara

mengadakan hubungan dengan pihak lain. Pemasaran mencakup usaha

perusahaan yang dimulai dengan mengidentitikasi kebutuhan dan

keinginan konsumen, menentukan produk yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumen, menentukan tingkat harga yang sesuai, menentukan

jenis Iklan dan media Iklan yang tepat, serta menentukan saluran distribusi

yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang

diinginkan. Sehingga pemasaran bukanlah hal yang sederhana yang hanya

(22)

Rangkaian kegiatan-kegitan pemasaran yang saling berhubungan

sebagai usaha untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dengan

pasar sasarannya (target market) sehingga dikenal istilah manajemen

pemasaran.

Menurut Kotler (1997 : 13) "Manajemen Pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga dan Iklan serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran uang

dan memuaskan tujuan individu organisasi.

Dari definisi diatas terdapat fungsi-fungsi manajemen meliputi

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan. Perencanaan

merupakan upaya pemeliharaan tindakan yang diikuti suatu usaha, juga

merupakan upaya untuk memutuskan sebelumnya apa yang dilakukan,

bagaimana, bila dan siapa yang akan melakukannya. Perencanaan

menjembatani kesenjangan antara keadaan yang diinginkan di masa depan.

Penganalisaan merupakan fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana

yang dibuat dengan lebih matang dan tepat. Sedangkan pelaksanaan

merupakan tindakan yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan

(Controlling) adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para

bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan

rencana.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Pemasaran akan berhasil mencapai tujuannya apabila pemasaran

(23)

Kepuasan konsumen tersebut baru akan diperoleh apabila barang atau jasa

yang dibeli sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan konsumen.

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat tentunya membawa

dampak pada situasi persaingan yang semakin ketat pula. Untuk mengatasi

persaingan tersebut salah satunya dengan menggunakan konsep

pemasaran, karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan

kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Disinilah

pemasaran berperan untuk menjembatani permasalahan yang ada sehingga

memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya

akan coba dipenuhi oleh penjual.

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:23), berpendapat bahwa

konsep pemasaran bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tergantung

pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta memuaskan

pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh

para pesaing.

Konsep pemasaran merupakan suatu kunci atau keseluruhan sistem

untuk meraih tujuan perusahaan yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan hingga melaksanakan

kegiatan pemasaran.

Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran

menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8), meliputi:

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen

(24)

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan

sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah

laku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,

apakah pada mutu yang tinggi atau pada harga yang

murahserta model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan secara integral

Untuk memberikan kepuasan yang optimal, semua

elemen-elemen harus dikoordinasikan dan diintegrasikan, selain itu

juga berusaha untuk menghindari adanya pertentangan

didalam maupun diluar perusahaan dengan pasar. Semua

bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa

bahwa setiap perilaku dan pola pikir mereka sangat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan

dan mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa

setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan harus

mampu berkoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada

(25)

c. Kepuasan Konsumen

Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang

perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan

konsumen yang dapat terpenuhi. Laba merupakan

pencerminan dari usaha perusahaan yang berhasil

memberikan kepuasan kepada konsumen, dimana perusahaan

dapat menyediakan atau menjual barang atau jasa yang paling

baik, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dengan

harga yang layak.

Berdasarkan pengertian diatas, konsep pemasaran

merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas

pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan

pasar, selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga

tercapai tingkat kepuasan yang melebihi dari kepuasan yang

diberikan oleh para pesaing.

Tetapi semenjak keruntuhan rezim Orde Baru, masyarakat semakin

berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap

perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan

mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Hal ini menuntut

para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin

bertanggungjawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh

keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. (Daniri,

(26)

2.2.3. Merek

Menurut American Marketing Associattion (dalam Kotler, 2000 :

460) mendefinisikan merek sebagi berikut :

Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasidari

hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya

dari produk pesaing.

Keegan, Moriarty, dan Duncan (1995 : 318) mendevinisikan merek

sebagai satu kumpulan yang kompleks dari citra, janji, dan pengalaman

dalam pikiran konsumen yang menghadirkan janji oleh perusahaan tentang

produk tertentu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara

konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli.

Nilai dari suatu merek muncul dari presepsi dan asaosiasi positif yang

dipegang oleh seseorang dan tidak hanya terdiri dari idwe tentang fungsi

perasaan dan asosiasi (Keegan, Moriarty, dan Duncan, 1995 : 145).

Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian : (Kotler, 2000 : 460)

1. Atribut (attributes)

Suatu merek membawa atribut-atribut dalam benak konsumen Merek

mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagi

mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama,

(27)

2. Manfaat (benefits)

Artribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional.

Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional.

Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional.

3. Nilai (Value)

Merek yang menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen.

Jadi Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

4. Budaya (culture)

Merek juga mewakili kriteria budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya

Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian (personality)

Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang

memerintah (binatang), atauistana yang agung (obyek).

6. Pemakai (user)

Merek menunjukkan konsumen mana yang membeli atau menggunakn produk

tersebut.

Suatu merek mempunyai lima komponen (Assael, 1993 : 393-400)

1. Nama merek (brand name)

Nama merek merupakan indicator inti yang mendasar dari merek, basis

untuk kesadaran maupun usaha-usaha komunikasi. Bahkan sering kali

nama merek bisa menghasilkan asosiasi-asosiasi yang mampu

menggambarkan merek tersebut. Dengan kata lain, nama merek bisa

(28)

2. Simbol (symbol)

Simbol adalah bagian yang penting dari suatu merek yang mempunyai

bentuk yang unik. Suatu simbol dapat mengkomunikasikan

asosiasi-asosiasi atau bahkan atribut-atribut yang spesisfik (Aaker, 1997). Sebuah

symbol bisa dengan sendirinya menciptakan kesadaran, asosiasi, dan rasa

suka atau perasaan mempengaruhi loyalitas atau kesan kualitas (Aaker,

1997: 294).

3. Pengemasan (the package)

Pengemasan mencakup kegiatan-kegiatan dalam mendesain dan

memproduksi kontainer atau pembungkus untuk suatu produk. Fungsi

utama kemasan adalah untuk membungkus dan melindungi produk. Selain

itu, kemasan juga berfungsi untuk menarik perhatian, menjelaskan produk,

hingga membuat penjualan (Aaker. 1997: 287)

4. The warranty

Pernyataan tertulis yang menggambarkan komitmen perusahaan untuk

mengganti atau memperbaiki produk yang rusak / cacat.

5. Citra merek (brand image)

Keseluruhan kesan yang terbuentuk dalam benak konsumen oleh

karakteristik fisik merek, nama, symbol, keriaasan, dan reputasi untuk

jasa.

Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan

pamberian merek dapat menambah nilai produk tersebut (Kotler dan Amstrong,

1997: 267). Pemberian merek dapat bernilai bagi perusahaan dan pelanggan.

(29)

1. Bila nama merek diasosiasikan dengan produk yang sukses, hal ini akan

menarik loyalitas pelanggan

2. Merek yang telah membangun dasar loyalitas konsumen telah mempunyai

kekuatan.

3. Merek dengan loyalitas konsumen juga memlihara pendukung distribusi lebuih

mudah.

4. Merek yang kuat dapat diturunkan dengan menerapkannya pada spin-offs

dalam lini produk.

Keuntungan pemberian merek (branding) bagi konsumen

1. Nama merek mengidentifikasi manfaat produk sehingga konsumen

mengetahui apa yang akan mereka peroleh.

Konsumen tidak perlu kawatir tentang variasi dalam isi dan kualitas dari satu

pembeli ke pembelian berikutnya.

2. Branding memfasilitasi belanja.

Penghargaan nama merek mengijinkan konsumen untuk membeli dengan

sedikit waktu yang diperlukan untuk membandingkan dan mencari informasi.

3. Nama merek juga memberikan informasi kepada konsumen

Konsumen ingat rasa, isi, harga, dan kinerja suatu merek. Konsumen ingat

merek mana yang memuaskan mereka dan mana yang tidak. Karena hal inilah

branding membentuk kesempatan bagi konsumen untuk menjadi loyal pada

(30)

2.2.4. Iklan

Iklan merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan

menyampaikan pesan mengenai barang yang ditujukan pada para calon

pembeli dan juga berperan mempengaruhi masyarakat untuk melakukan

pembelian terhadap produk tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang

termasuk Iklan adalah : (Kotler 1997: 257)

1. Advertasi, merupakan suatu bentuk penyajian dan Iklan dari gagasan,

barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat

non personal. Contoh : radio, TV, majalah, Koran dll.

2. Personal selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu

pembicaraan dengan calon pembeli dengan tujuan agar dapat

terealisasinya penjualan.

3. Iklan penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan

pemasaran yang merangsang pembelian konsumen dan keefektifan agen

seperti : demonstrasi produk.

Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang

permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang

berupa berita di dalam media tercetak atau tidak.

Selain iklan masih ada alat Iklan masa lainnya, yakni Iklan penjualan

dan hubungan masyarakat. Iklan penjualan terdiri dari insentif jangka pendek

untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Kalu iklan

(31)

penjualan menekankan alasan mengapa kita harus membeli sekarang juga.

(Kotler, 1997:257).

Iklan merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan

menyampaikan pesan mengenai barang yang ditujukan pada para calon

pembeli. Menurut Ermayanti (2006:99) terdapat indikator utama, yaitu :

a) Pengenalan iklan adalah upaya perusahaan dalam mengenalkan

produknya melalui promosi atau iklan

b) Kemampuan iklan adalah kemampuan iklan dalam menjelaskan

kepada pemirsa mengenai keunggulan produk.

c) Kekuataan pengaruh iklan adalah kekuatan iklan dalam

mempengaruhi pemirsa untuk membeli produk

2.2.5. Harga

Menurut Swastha (2003 : 241) harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menurut Kotler (2001 : 439) Harga memiliki dua peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi

dan peranan informasi :

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

(32)

2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami

kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal

mencerminkan kualitas yang tinggi

Harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran karena

harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar

diantara mereka, sedangkan pembeli akan menawar dengan harga yang

lebih rendah dan mereka yang bersedia membayar.

Menurut Tjiptono (2000 : 152) ada empat jenis tujuan penetapan

harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba. Istilah ini dikenal dengan maksimisasi

laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai

sasaran laba.

2. Tujuan Berorientasi pada Volume. Istilah ini bisanya disebut volume

pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat

mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan Berorientasi pada Citra. Citra atau image suatu perusahaan

dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat

menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra

prestisius. Pada hakekatnya baik penerapan harga tinggi maupun

rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap

(33)

4. Tujuan Stabilitas Harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat

sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya,

maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi

seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam

industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi. Tujuan

stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan

dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan

pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga diatas memiliki implikasi panting

terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus

konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan

posisi relatifnya dalam persaingan.

2.2.6. Pengertian Ketidakpuasan Konsumen

Menurut Kotler (1997) dalam Sellyana dan Dharmmesta

(2002:94) bahwa ketidakpuasan konsumen dapat timbul karena adanya

proses informasi dalam evaluasi terhadap suatu merek. Konsumen akan

menggunakan informasi masa lalu dan masa sekarang untuk melihat

merek – merek yang memberikan manfaat yang mereka harapkan.

(34)

suatu produk dengan kinerja yang dirasakan atas produk tersebut. Jika

kinerja produk lebih rendah daripada harapan konsumen, maka konsumen

akan mengalami ketidakpuasan. Konsumen membentuk harapan mereka

berdasarkan pesan yang diterima dari produsen. Jika produsen melebih –

lebihkan manfaat suatu produk, harapan konsumen tidak akan tercapai

sehingga mengakibatkan ketidakpuasan.Menurut Assael (1995) dalam

sellyana dan Dharmesta (2002:94) Hasil evaluasi merek yang dilakukan

konsumen adalah niat atau keinginan membeli, atau tidak membeli

melalui proses pengambilan keputusan yang kompleks.

Menurut Samuel (2004:57), atribut – atribut pembentuk

kepuasan dikenal dengan “ The Big Eight “ yang terdiridari :

a) Kualitas produk

Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang

membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah.

b) Hubungan antara nilai sampai pada harga

Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan

oleh perbedaan antara nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga

yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan

oleh badan usaha.

c) Bentuk produk

Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu

(35)

d) Keandalan

Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan

produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.

e) Jaminan

Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap

produk yang rusak setelah pembelian.

f) Respon dan cara pemecahan masalah

Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan

dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh

pelanggan.

g) Pengalaman karyawan

Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV

Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang

berhubungan dengan pembelian

h) Kemudahan dan kenyamanan

Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan

kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang

(36)

2.2.7. Perpindahan Merek

2.2.7.1. Pengertian Perpindahan Merek

Konsep yang mendasari penelitian ini adalah tentang tingkat loyalitas

merek yang lebih khusus yaitu berkaitan dengan perilaku berpindah-pindah atau

peralihan merek (brand switching). Brand switching is when a consumer or group

of consumers switches their allegiance from one brand of a certain type of

product to another (Sticky- Marketing.com monthly magazine). Berdasarkan

definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa brand switching adalah saat dimana

seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu

merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya. Definisi dari brand

switching lainnya adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan

untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand switching ini juga menunjukkan

sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal (Sumarketer, Senior

Business Analyst, MarkPlus & Co).

Menurut Simamora (2004:22) dapat dijelaskan bahwa konsumen yang

seringkali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam pembeliannya

termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman (Variety

Seeking Buying Behavior). Peralihan merek (brand Switching) ditandai dengan

adanya perbedaan signifikan antar merek. Konsumen dalam hal ini tidak

mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para pemasar dengan

demikian perlu mendiferensiasikan keistimewaan mereknya untuk menjelaskan

merek tersebut. Peralihan merek (brand switching) juga ditandai dengan

keterlibatan yang rendah (low involvement). Konsumen tidak melalui tahap-tahap

(37)

mencari informasi mengenai merek, melainkan merupakan penerima informasi

pasif (information catching). Konsumen tidak membentuk keyakinan merek

(brand conviction), tetapi memilih suatu merek karena merek tersebut terasa akrab

(brand familiarity).

Sumarketer, Senior Business Analyst, MarkPlus & Co dalam Ribhan

(2006:98) menyatakan bahwa Perpindahan Merek adalah perpindahan merek yang

dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan. Peralihan merek

(Perpindahan Merek) ditandai dengan keterlibatan yang rendah (low involvement).

Konsumen merupakan penerima informasi pasif (information catching) ketika

konsumen tersebut melihat iklan di televisi, surat kabar, majalah, dan media luar

ruang seperti spanduk, umbul-umbul, billboard, dan lain-lain. Iklan periklanan

(reminder advertising) menciptakan keakraban merek (brand familiarity) dan

bukan keyakinan merek (brand conviction). Melalui Personal selling, mengadakan

Iklan penjualan dengan cara program bundling kartu perdana dengan merek

Notebook tertentu, serta melakukan hubungan masyarakat (Humas) dengan cara

press release dan sponshorship juga dapat menciptakan keakraban merek pada

pengguna. Pemasar juga dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan

sampai kehabisan stok. Sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek

lain. Apalagi para pesaing sudah menawarkan barang dengan harga _yang lebih

rendah, kupon, sampel yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang

baru. Ini jelas harus dicermati dengan baik oleh para pemasar agar perusahaan

dapat mempertahankan dan meningkatkan pasar guna mengungguli para pesaing

(38)

2.2.7.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Merek

Menurut Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108) bahwa tingkat

loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik pada merek -

merek apapun yang ditawarkan. Disebut konsumen Switcher atau price buyer

(Konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan

pembelian).Berdasarkan definisi tersebut. ciri yang paling nampak dari jenis

pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah.

Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu

merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan konsumen sebagai pembeli

yang sama sekali tidak loyal. Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108)

menjelaskan bahwa salah satunya faktor yang mempengaruhi brandswitehing

adalah kinerja produk. Kinerja produk menunjukkan seberapa mampu produk

memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna. Kinerja produk disini meliputi

penampilan, keistimewaan, kepercayaan, kesesuaian, daya tahan.

Menurut Ribhan (2006:108): " bahwa terdapat suatu resiko dimana

pelanggan yang loyal akan bisa dipengaruhi pesaing jika penampilan produk atau

layanannya tidak diperbaiki, karena mungkin saja konsumen memindahkan

pembeliannya ke merek lain yang menawarkan berbagai manfaat yang cukup

besar sebagai kompensasinya. Pendapat ini juga menjelaskan bahwa diantara

berbagai faktor yang bisa menyebabkan perpindahan .merek diantaranya adalah

resiko. Resiko yang semakin besar dari penggunaan sebuah produk menyebabkan

konsumen akan mencari alternatif baru, dan berarti telah melakukan perpindahan

(39)

Menurut Ribhan (2006:108): " bahwa tindakan manajemen lebih suka

menghendaki usaha-usaha untuk menghindarkan celah distribusi (out-of-stocks)

yang mungkin dapat mempercepat konsumen memutuskan untuk

berpindah-pindah merek (Perberpindah-pindahan Merek). Iklan merupakan salah satu kegiatan strategik

pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pemasaran,

apakah itu untuk tujuan menaikkan penjualan, membentuk citra merek (brand

image building), mendorong konsumen untuk membeli suatu merek, dan tujuan

marketing lainnya. Selain itu, citra produk juga bisa memberikan pengaruh

terhadap perpindahan merek mengingat citra produk berhubungan erat dengan

pemenuhan kebutuhan psikologis, misalnya kebutuhan untuk bisa diterima umum,

kebutuhan untuk bisa dimasukkan dalam sebuah komunitas tertentu, dan lainnya.

2.2.8. Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Perpindahan Merek

Chang (2003:332) juga berpendapat bahwa periklanan memberikan

perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek dan

menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang

berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek.

Menurut Sutisna (2001) yaitu konsumen yang melakukan brand

switching merupakan konsumen yang low involvement, konsumen tersebut

dalam perilaku pembeliannya dipengaruhi oleh ingatan yang kuat akan merek

tertentu. Menurut Kotler (1999), Iklan merupakan salah satu kegiatan

(40)

(brand image building). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa Iklan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi brand

switching.

2.2.9. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Perpindahan Merek

Ermayanti (2007:98) Menyatakan bahwa perbedan antar merek dapat

dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek sehingga dapat disimpulkan

bahwa adanya perubahan harga pada suatu produk yang sama dapat

mempengaruhi perilaku berpindah merek pada konsumen, karena dengan

adanya perubahan harga maka terjadi perbedaan harga antar merek.

Menurut Mowen dan Minor, (2001: 109) "Suatu merek tertentu dapat

dibeli karena kenyamanan, dan harga. Bila salah satu dari faktor ini berubah,

maka para konsumen dengancepat mungkin beralih ke merek lainnya". Hal

tersebut dapat diartikan bahwa perubahan harga dapat memberikan dampak

bagi konsumen untuk berpindah ke merek yang lainnya

2.2.10. Pengaruh Ketidakpuasan Merek Terhadap Keputusan Perpindahan

Merek

Grove (2006:8) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen bisa

mengikat emosional konsumen untuk tetap memilih produk bersangkutan.

Kepuasan konsumen menyebabkan konsumen selalu berusaha untuk mencari

(41)

Menurut Darmawan (2005 : 19) menyatakan bahwa ada indikasi

berbeda antara konsumen yang puas dan kosumen yang kecewa.Konsumen

yang puas tidak akan berminat berpindah ke merek lain. Namun untuk

konsumen yang kecewa kecenderungan berpindah ke merek lain yang sangat

kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan kosumen memiliki

keterkaitan dengan perpindahan merek.

Menurut Darmawan (2005 : 19) menyatakan hasil yang dirasakan

oleh konsumen (outcome) berupa kepuasan atau ketidakpuasan akan

mempengaruhi evaluasi alternatif berdasarkan pengalaman konsumsi untuk

proses pemilihan merek selanjutnya. Hal ini dapat diartikan ketidakpuasan

(42)

Keputusan Perpindahan

Merek (Y) Iklan

(X1)

Harga (X2)

Ketidakpuasan Konsumen

(X3)

2.3 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh negatif antara iklan terhadap keputusan

perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba

2. Diduga terdapat pengaruh positif antara harga terhadap keputusan

perpindahan merek pada pengguna notebook Toshiba

3. Diduga terdapat pengaruh positif antara ketidakpuasan konsumen terhadap

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan perlu

diketahui beberapa definisi operasional yaitu :

1. Iklan (X1)

Iklan merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan

menyampaikan pesan mengenai barang yang ditujukan pada para calon

pembeli. Menurut Ermayanti (2006:99) terdapat indikator utama, yaitu :

a) Pengenalan iklan adalah upaya perusahaan dalam mengenalkan

notebook Toshiba melalui promosi atau iklan

b) Kemampuan iklan adalah kemampuan iklan dalam menjelaskan

kepada pemirsa mengenai keunggulan notebook Toshiba.

c) Kekuataan pengaruh iklan adalah kekuatan iklan dalam

mempengaruhi pemirsa untuk membeli notebook Toshiba

2. Harga (X2)

Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya

nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya.. Pengukuran

tersebut dapat dilakukan dengan indicator (Farida, 2008:6):

a) Kewajaran Harga

yaitu harga jual yang ditetapkan perusahaan, dengan melihat tingkat

kewajaran harga yang diberikan perusahaan

b) Kesesuaian Harga dengan Nilai Barang

(44)

3. Ketidakpuasan Konsumen (X3)

Ketidakpuasan Konsumen, yaitu mengukur tingkat kualitas produk

dalam memenuhi harapan konsumen. Menurut Anwar (2007:72)

ketidakpuasan konsumen dapat diukur melalui indikator berikut ini :

a) Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan

kualitas, dan berguna

b) Manfaat merupakan suatu kegunaan produk tersebut.

c) Keinginan merupakan harapan konsumen dalam menggunakan

produk tersebut.

4. Keputusan Perpindahan Merek (Y)

Mengukur intensitas pengguna broadband untuk beralih ke

pesaing. Untuk mengukur Brandswitching Menurut Abisatya (2009:10)

dengan indikator :

a) Perceived quality adalah informasi prdouk mengenai kekuatan merek

atau keunggulan merek

b) Attractiviness of the product adalah kemampuan merek dalam

memberikan diferensiasi pada produknya dengan produk pesaing

c) Variety of features adalah kuantitas fitur / layanan yang ditawarkan

d) Commitment adalah tingkat loyalitas konsumen pada merek saat

(45)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan

teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai

skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Keterangan : Jawaban dengan nilai 1 berarti kecenderungan tidak menyetujui

pernyataan yang diberikan (negatif), jawaban dengan nilai antara 7

berarti menyetujui pernyataan yang diberikan (positif).

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau

karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek

/ obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari

hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini

adalah keseluruhan pembeli pengguna Notebook lain yang sebelumnya

pengguna Notebook Toshiba di Trimedia Hi Tech Mall Surabaya

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus

(46)

pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan

teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang

sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :

- Merupakan pengguna Notebook lain yang sebelumnya pengguna

Notebook Toshiba

- Umur konsumen minimal 18 tahun. Alasannya, sudah cukup

dewasa, mengerti dan memahami akan Notebook.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan

pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah

5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila

terdapat 12 indikator, jika dikalikan 9 maka besarnya sampel adalah

108.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer.

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan

(47)

b. Data Sekunder.

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara wawancara serta

dokumentasi perusahaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner oleh konsumen pengguna Notebook Toshiba.

3.3.3. Pengumpulan Data

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang diselidiki mengadakan pencatatan seperlunya.

b. Interview yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat

mereka secara langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

(48)

jika nilai r > 0,5 maka indikator valid, dan jika nilai r < 0,5 maka indikator

tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002 : 193)

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2002 : 52).

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

(49)

Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat  < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

besar dari nilai 2Tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

(50)

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Ferdinand, 2002 : 34)

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini

yang perlu dilakukan :

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

(51)

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan

dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan.

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

(52)

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. 2(Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar  > 0,05 atau  > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

(53)

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai 2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi

(54)

Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices

Goodness of Fit Index

Keterangan Cut-Off Value

X2 chi square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample

Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks

covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi square

pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians

dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90

C min / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji

terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive

terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber : Hair et.al.,[1998]

3.4.6. Pengujian Model dengan One Step Approach

Salah satu keunggulan dan SEM dibandingkan metode regresi

akan metode multivariate yang lain adalah penerapan prosedur SEM

secara sekaligus terhadap sebuah model hybrid / full SEM (kombinasi

antara model pengukuran dan model struktural). (Wijanto, 2008 : 68).

3.4.7. Pengujian Model dengan Two – Step Approach

Permodelan SEM juga dapat dilakukan dengan pendekatan dua

langkah (two step approach) yaitu pertama mengembangkan model

pengukuran dan kedua adalah model struktural. Hal ini karena

measurement model dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai

validitas konvergen (convergent validity) dan validitas diskriminan

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan

Toshiba, adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan

memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang

canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai

sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk

peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba

Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor

di dunia.

Merger pada tahun 1939 dari Shibaura Seisakusho dan Tokyo

Denki menciptakan sebuah perusahaan baru disebut Tokyo Shibaura

Denki dan dijuluki sebagai Toshiba. Tapi pada baru tahun 1984

perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini

makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi

perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada

1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak

perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi

(1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator &

(56)

Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd

(2003).

Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi

produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan

komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai

pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan

produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC

server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio

Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan

kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan

pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat

mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan

bisnis di era ini.

Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto

yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren.

Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah

pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau

laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di

antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook

(57)

Berbagai Model Laptop Toshiba

Toshiba Satellite: Notebook Toshiba Satellite adalah produk yang tepat untuk

orang-orang yang ingin mendapatkan produk berkualitas, berteknologi tinggi

dengan harga yang terjangkau dengan desain yang stylish dan kinerja yang solid.

Laptop Toshiba Satellite dapat menjalankan aplikasi bisnis paling kompleks

serta menyimpan dokumen yang besar, file media digital dan software

produktivitas.

Toshiba Tecra: Laptop Toshiba Tecra memiliki keuntungan tambahan

mobilitas dan daya tahan yang dapat menggantikan komputer desktop high-end.

Laptop Toshiba Tecra adalah notebook convertible serius untuk bisnis

profesional yang tidak akan berkompromi konsistensi, kehandalan dan keawetan

yang saat ini menjadi tuntutan lingkungan bisnis. Dengan Toshiba Tecra Tablet

PC Anda dapat memasukkan dan meninjau data, menelusuri informasi dan

mengirim email dengan keyboard atau pena digital – mana yang terbaik bagi

Anda.

Toshiba Qosmio: Laptop Toshiba Qosmio berbobot rata-rata sekitar 4,4kg.

Raksasa ini hanya cocok untuk para gamer, programer yang membutuhkan

teknologi tinggi, dan editor foto dan video yang memerlukan mobilitas dalam

bekerja.

Toshiba Portege: Laptop Toshiba Portege memiliki design ringan dan stylish.

Seorang teman yang sempurna bagi mereka yang sering mobile untuk tujuan

(58)

bekerja dan bermain. Notebook Toshiba Portege memiliki hard drive yang

menyediakan kapasitas yang cukup untuk menyimpan dokumen, file media

digital, dan software produktivitas. Portege mempunyai kecepatan pemrosesan

yang bagus, grafis yang memukau, dan koneksi Internet kecepatan tinggi dari

perangkat terbaik, semuanya berjalan dengan halus dan ringan dengan bentuk

design yang membanggakan pemakai.

4.1.2. Komitmen Toshiba

Komitment Toshiba Group

Berlandaskan komitmen kepada masyarakat dan bagi masa

depan, ditentukan untuk menolong menciptakan satu mutu lebih tinggi

dari hidup bagi seluruh orang-orang, dan untuk lakukan bagian kita

untuk menolong memastikan kemajuan itu berlanjut diantara

komunitas dunia.

Komitmen Kepada Masyarakat

Toshiba mengandalkan untuk melayani kebutuhan dari semua

orang-orang, terutama pelanggan kita, pemegang andil, dan karyawan,

dengan menerapkan pandangan ke depan perusahaan strategi saat

menyelesaikan bertanggung jawab dan kegiatan usaha mau

mendengarkan. Sebagai warga perusahaan baik, kita dengan aktif

(59)

Komitmen untuk masa depan

Secara terus menerus teknologi inovatif yang berkembang

memusat pada bidang dari Elektronik dan Daya, kita membekerja

keras ciptakan produk dan jasa yang menambahkan hidup manusia,

dan yang memimpin ke satu tumbuh dengan subur, masyarakat sehat.

Kita secara konstan mencari pendekatan lagi pertolongan itu

menyadari gol dari komunitas dunia, meliputi jalan untuk

meningkatkan lingkungan global.

Gambar 4.1. Komitmen Toshiba

Sumber : Toshiba Corp.

4.1.3. Tujuan Perusahaan

Sebelum menganalisa data yang diperoleh khususnya masalah

yang dihadapi perusahaan, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan

perusahaan. Karena setiap perusahaan dan bahkan kegiatan yang

Gambar

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2007-2009
Tabel 1.2 Penjualan Produk Notebook Toshiba
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
Gambar 4.1. Komitmen Toshiba
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya perancangan di gedung Puspa Iptek diharapkan dapat menjadi jawaban dalam usaha untuk melakukan komunikasi yang baik kepada setiap pengunjung

36 Maranatha Christian University In the fifth data, the word better is also made unfinished so that consumers do not know “ feel better than which situation ?” Thus,

For a large class of equations that we shall study in detail in the present book, we will find a number of “independent” solutions equal to the order of the differential equation..

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman dalam Informasi Akuntansi dan Skala Usaha secara parsial dan simultan terhadap

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana Iklan Layanan Masyarakat “ TIPS MELAWAN BERITA HOAX ” dapat memberikan informasi, sehingga masyarakat surabaya