PENGARUH KONSEP
GREEN HOTEL
TERHADAP
MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN KE KABUPATEN
BADUNG BALI
OLEH : I KETUT ANTARA 1976021020110112001
FAKULTAS PARIWISATA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
ABSTRACT
Every tourist destinations certainly has a variety of prime factors and factor endowments which became an attractions so that may give rise to interest tourists to pay a visit to the area. One of these factors is the application of the concept of green hotel is the implications of the implementation of sustainable tourism. The concept of
green hotel to discuss some aspects such as the management of the hotel’s
environmentally, environmentally hotel operations, land use, efficiency of the use of building materials, water efficiency, energy efficiency, quality of air ans waste management.
Problems raised in this research is how the green hotel concepts influence on the interest of tourists to visit Badung Regency. This study aim to determine the effect of the green hotel concept on the interest of tourists to visit Badung Regency.Methods of data collection is done by observation, questionnaires, and literature. Sampling method using purposive sampling. And data analysis methods used in this study was descriptive quantitative analysis consists of a simple linear regression analysis, correlation analysis, analysis of determination, and the t-test with significant level of 5 percent.
Based on the conclutions of this study was of a simple linear regression analysis between the green hotel concept with interest of tourists to visit obtained by the equation Y = 2,781 + 0.514X, where if these is a change in the X variable Y variable will also change. From the result of correlation analysis showed that the colleration coefficient value of 0,64 which indicates that the variable green hotel concept with interest of tourists to visit there is a relationship which is very high. It can also be seen from the magnitude of the effect of green hotel concept variable to the interest of tourists to visit Badung Regency with a coefficient of determination value by 41 percent and the remaining 59 percent are influence by other factors. With statistical analysis using t-test, proving that the significant level of 5 percent, which put forward the hypothesis acceptable, because the value thitung (8,43) is greater than
the value of ttable(1,985). In the other words the green hotel concept significantly
influence the interest of tourists to visit Badung Regency.
DAFTAR ISI
1.3Tujuan Penelitian Lapangan ……….………… 8
1.4 Manfaat Penelitian Lapangan ……….………….. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya ....………. 9
2.2 Deskripsi Konsep ……….…………. 11
3.2 Definisi Operasional Variabel ……....……….. 22
3.3 Jenis Dan Sumber Data ……….……… 26
3.3.2 Sumber Data... 26
3.4 Populasi dan Sampel …………. ...………..………… 27
3.4.1 Populasi Penelitian... 27
3.4.2 Sampel Penelitia... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……...…...……….…… 29
3.6 Teknik Analisis Data …….………….…...………... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….………. 35
4.1 Profil Kabupaten Badung……….. 35
4.1.1 Pengertian dan Makna Lambang Daerah... 36
4.1.2 Visi dan Misi... 38
4.2 Karakteristik responden yang Berkunjung ke Kabupaten Badung………... 40
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 40
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia... 40
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 41
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendapatan... 42
4.3 Pengaruh Konsep Green Hotel Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Kabupaten Badung……… 43
4.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana... 43
4.3.2 Analisis Kolerasi... 46
4.3.3 Analisis Determinasi………. 48
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bali telah dikenal sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi alam, budaya yang menjadikan ciri khas tersendiri dibanding provinsi lainnya di Indonesia, maka dari itu tentu saja saat ini Bali tengah gencar dalam pembangunan pariwisata di dalamnya guna memajukan ekonomi di daerah ini. Industri pariwisata merupakan industri yang tidak akan pernah mati dan pertumbuhannya sangat cepat dan luas, sehingga banyak kalangan yang mencoba menciptakan produk pariwisata yang unik dan menarik agar mampu bersaing. Sejak dulu perkembangan industri pariwisata telah mempengaruhi kehidupan sosial, budaya serta lingkungan baik dalam skala kecil maupun besar.Di Bali peran industri pariwisata dalam pengelolaan kepariwisataannya dihadapkan pada perubahan iklim yang menuntut pengelolaan pengembangan sektor industri pariwisata tidak hanya mampu menunjang dalam aspek ekonomi, melainkan juga pada upaya peningkatan kesejahteraan sosial, pengembangan budaya dan pelestarian lingkungan.
Tabel 1.1
Perbedaan antara Mass Tourism dan Green Tourism
Pariwisata Masal Pariwisata Berkelanjutan
Pengembangan tanpa perencanaan Diawali perencanaan lalu dikembangkan Dilandasi oleh skema proyek Dilandasi oleh skema konsep
Perencanaan pada level distrik Perencanaan distrik yang dikoordinasi dengan perencanaan regional
Pengembangan yang terpencar Pengembangan terkonsentrasi
Pengembangan terlepas dari pemukiman Pengembangan terkait didalam sistem pemukiman
Pengembangan intensif dilakukan pada area lansekap terbaik
Area yang memiliki lansekap baik justru dikonservasi
Bangunan baru Pembangunan dari reused
Pengembangan yang spekulatif Pengembangan yang didasarkan pada kerangka tertentu
Pembangunan dilaksanakan oleh pelaku dari luar
Pembangunan dilaksanakan oleh pelaksana setempat
Tenaga kerja dari luar Tenaga kerja setempat
Pembangunan bersifat ekonomis semata Dipertimbangkan dari aspek ekonomis, ekologi dan sosial
Tenaga kerja dari pertanian terserap ke pariwisata
Sektor pertanian akan semakin kuat
Masyarakat terbebani social cost Pelaku pariwisata terbebani biaya mengkonservasi lingkungan
Lalulintas diperhitungkan dengan kendaraan pribadi
Pengembangan diperhitungkan dengan kendaraan umum
Kapasitas diperhitungkan sesuai kapasitas musiman
Kapasitas diperhitungkan dari rerata kunjungan wisatawan
Apabila ada rintangan alam dan artefak dihilangkan
Rintangan alam dan artefak justru diberdayakan dan dibuat atraksi
Arsitektur kota/modern Arsitektur setempat Menggunakan teknologi modern untuk
mengawasi
Peralatannya terseleksi Sumber : Butler (1992) dalam Chafid Fandeli (2002)
umum aspek yang dilihat pada tahap pembangunan hanya bersifat ekonomis sedangkan pariwisata yang dikelola secara berkelanjutan aspek yang dilihat pada tahap pembangunan harus mempertimbangkan aspek ekonomis, sosial, dan lainnya sehingga tercipta suatu keseimbangan tanpa adanya salah satu aspek yang dirugikan atau dilupakan. Selain itu dapat dilihat juga bahwa apabila pariwisata yang dikelola secara umum kapasitas diperhitungkan sesuai kapasitas musiman, berbeda dengan pariwisata yang dikelola secara berkelanjutan kapasitas diperhitungkan dari rata-rata kunjungan wisatawan. Saat ini diperlukan proses pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang, yakni konsep pembangunan berkelanjutan.
Saat ini Bali sebagai salah satu destinasi wisata tengah gencar menerapkan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan.Salah satu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mulai diterapkan adalah green hotel.Banyak hotel di Bali yang sudah menerapkan konsep green hotel
ini.Dapat terlihat dari jumlah hotel yang berpartisipasi dalam green hotel award oleh kementerian pariwisata yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.Tujuan diberikannya penghargaan ini yaitu untuk meningkatkan
Kabupaten Badung sebagai salah satu kabupaten yang pembangunan kepariwisataannya lebih besar dibandingkan daerah lainnya di provinsi Bali, terutama terkait dalam pembangunan hotelnya.Saat ini pemerintah Kabupaten Badung sangat mengedepankan aspek lingkungan.Hotel-hotel yang berdiri di kawasan ini juga telah banyak yang menerapkan konsep green hotel dalam pembangunan dan pengelolaan hotelnya.Sebagai kabupaten yang memiliki berbagai macam destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara, ciri khas dan keunikan yang dimiliki kabupaten badung seolah menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan bahkan rela mengeluarkan budget besar untuk memenuhi kepuasan wisatanya.Adapun jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Badung dari tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Badung
Tahun 2010-2014
Tahun Wisatawan
Nusantara
Wisatawan
Mancanegara Jumlah
2010 252.497 2.535.162 2.787.695
2011 509.328 2.826.709 3.336.037
2012 1.234.843 2.949.332 4.184.175
2013 437.778 3.278.598 3.716.376
2014 602.651 3.419.268 4.021.919
Dilihat dari tabel 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa selama lima tahun terakhir wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung mengalami peningkatan, walaupun sempat terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2013. Dengan peningkatan jumlah ini, tentu saja para penanam modal gencar dalam menginvestasikan dananya, terutama untuk pembangunan akomodasi seperti hotel.Namun dengan keadaan tersebut, kini Kabupaten Badung memiliki hotel yang kapasitasnya sudah melampaui batas, seperti yang telah disebutkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.Adapun jumlah akomodasi di Kabupaten badung tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Banyaknya Usaha Akomodasi di Kabupaten Badung
Tahun Hotel
Berbintang
Hotel
Melati Jumlah
2010 98 491 589
2011 104 517 621
2012 113 534 647
2013 121 558 679
2014 127 564 691
Berdasarkan pada tabel 1.3 diatas, sangat terlihat terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan terhadap jumlah akomodasi di Kabupaten Badung, maka tidak dipungkiri setiap tahunnya jumlah akomodasi di daerah ini akan terus mengalami peningkatan, hal ini tentunya akan berdampak secara langsung bagi lingkungan khususnya dengan semakin banyaknya bangunan baru yang didirikan sebagai hotel sehingga akan menyumbang lebih besar lagi terhadap kerusakan lingkungan jika tidak dikelola secara baik dan benar.
Kabupaten Badung yang belum memperoleh sertifikasi tersebut walaupun telah menerapkan konsep ramah lingkungan.
Rama Garden Hotel merupakan salah satu hotel di kawasan seminyak Bali yang menerapkan program ramah lingkungan didalamnya, salah satunya dengan pemanfaatan linen tamu secara efektif, linen yang hanya dipakai satu kali kemudia di set up ulang kembali keesokan harinya, dengan demikian jumlah limbah yang dihasilkan dalam sehari hanya untuk mencuci linen yang baru sekali pakai akan mengalami penurunan. Selain itu hotel ini juga menggunakan kembali air di pool untuk menyiram tanaman yang ada di areal hotel. Allila Billas Uluwatu pun menerapkan konsep ramah lingkungan yaitu terdapat ruangan yang bebas asap rokok, mengganti sampo dan sabun kemasan menjadi bentuk dispenser sehingga dapat mengurangi jumlah limbah plastik.
wisatawan yang tinggi terhadap hotel-hotel yang mengedepankan konsep ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diangkat permasalahan
dalam judul penelitian ini yakni “Pengaruh Konsep Green Hotel Terhadap
Minat Berkunjung Wisatawan Ke Kabupaten Badung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasakan dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu Bagaimanakah pengaruh konsep
green hotel terhadap minat berkunjung wisatawan ke Kabupaten Badung Bali?
1.3Tujuan Penelitian Lapangan
1.4 Manfaat Penelitian lapangan
Adapun manfaat dari penelitian lapangan ini diantaranya sebagai berikut :
1.4.1Manfaat Bagi Mahasiswa :
1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai bagaimana konsep green hotel itu sendiri berpengaruh pada minat berkunjung wisatawan ke Kabupaten Badung Bali.
2. Dapat menegaskan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang dunia pariwisata secara nyata.
1.4.2Manfaat lainnya :
Manfaat lain yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi sektor pariwisata dapat memberikan informasi mengenai pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis ramah lingkungan.
2. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
pura-pura disekitar areal hotel.Upaya ini dilakukan secara spontan namun terarah dalam operasioanl sehari-hari di hotel.Usaha-usaha dalam penerapan konsep Tri Hita Karana awalnya mengalami penolakan.Akan tetapi dengan upaya-upaya pedekatan humanis, program akhirnya dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Karyawan dan masyarakat merasakan maanfaat dari pengamalan konsep tri hita karana.
Penelitian yang dilakukan oleh Adam Ramdhani Dwi Ferianto (2014) yang berjudul Pengaruh Konsep Green Hotel Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Ke Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif, yakni peneliti akan menggambarkan variabel-variabel yang diteliti juga menguji kebenaran suatu hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian, dari delapan aspek yang terdapat pada konsep
masyarakat dan pengusaha hotel sehingga konsep green hotel dapat berpengaruh lebih besar terhadap minat wisatawan Kota Bandung.
Berdasarkan kedua penelitian diatas, persamaan dengan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana penerapan konsep green hotel maupun tri hita karana yang berdampak pada minat seseorang untuk mengambil keputusan, seperti keputusan berkunjung ke suatu daerah maupun keputusan untuk membeli produk yang diproduksi sebuah perusahaan. Penelitian oleh Adam Ramdhani Dwi Ferianto dan penelitian ini sama-sama menggunakan sampling proporsive, yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 2.2 Deskripsi Konsep
2.2.1 Tinjauan Tentang Kepariwisataan
Salah satu istilah yang digunakan secara resmi sebagai nama sebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani kebudayaan dan kepariwisataan, tidak menggunakan istilah
“kepariwisataan” melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah
“kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan. Sementara itu
Undang-undang No.10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”.Di samping itu, kita sering
mendengar dan membaca adanya istilah “obyek wisata” dan “atraksi wisata“.
Dengan diundangkannya UU No.10/Th 2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang membingungkan.Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/Th 2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
pengembangan kepariwisataan Indonesia.Tidak berlaku universal. Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilah tersebut, sebaiknya kita tinjau juga dari sudut lainnya yang bersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagi kebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan/atau pengaturan dan pengelolaan kepariwisataan secara internasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segi pengertian, yaitu Pengertian istilah (etimologi) dan Pengertian ilmiah (definisi) :
1. Pengertian Istilah
Kata pariwisata telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP (Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu itu Let.Jen.Djatikusumo, dalam kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.Diperkenalkannya istilah pariwisata dimaksudkan sebagai pengganti
tourisme (Belanda, Perancis) atau tourism (Inggris). Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka pariwisata yang berasalkan kata pari dan wisata dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut :
1. Pari : seringkali, berulangkali/berkali-kali, dapat juga berarti umum
(bandingkan dengan: sidang “paripurna” = sidang umum & lengkap, –
umum masalahnya yang dibicarakan dan lengkap anggotanya yang hadir -,
2. Wisata : pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja), dapat juga berarti perjalanan (travel, kata benda).
3. Pariwisata : beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai dari satu tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (=tour, perjalanan keliling).
Sebagaimana lazim dalam bahasa Indonesia, pembubuhan awalan ‘ke
-’ dan akhiran ‘-an’ memberikan arti yang lebih luas kepada asal katanya,
seperti ‘seni’ menjadi ‘kesenian’, ‘budaya’ menjadi ‘kebudayaan’. Dalam
bahasa Belanda dan Inggris, masing-masing membubuhkan akhiran ‘-isme’
dan ‘-ism’, seperti ‘hinduism’, ‘budhism’.
Maka atas dasar faham tersebut, ‘tourisme’ atau ‘tourism’ sebetulnya lebih
tepat digantikan dengan ‘kepariwisataan’. Secara ringkas dapatlah tersusun
beberapa istilah seperti berikut:
1. Wisata : bepergian (to travel), perjalanan (travel) 2. Wisatawan : orang yang bepergian (traveler)
3. Para Wisatawan : wisatawan-wisatawan, orang-orang yang bepergian (travelers)
4. Pariwisata : perjalanan keliling (tour)
5. Kepariwisataan : hal-hal yang menyangkut, terkait dengan pariwisata (tourism)
7. Para Pariwisatawan : pariwisatawan-pariwisatawan, orang-orang yang melakukan perjalanan keliling (tourists)
Pada prakteknya penggunaan istilah-istilah tersebut seringkali
dikacaukan satu dengan lainnya, seperti seringkali kata ‘pariwisata’ digunakan
sebagai sinonim dari ‘kepariwisataan’. Demikian pula kata ‘wisatawan’
acapkali digunakan sebagai sinonim dari ‘pariwisatawan’ atau tourist, bahkan
tidak jarang digunakan pula sebagai sinonim dari ‘pengunjung’ atau visitor.
2. Pengertian ilmiah
Yang dimaksud dengan pengertian ilmiah di sini adalah pengertian yang dinyatakan dalam bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan “Apa sebenarnya kepariwisataan itu?” Dari sekian banyak definisi,
dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam pengertian ‘kepariwisataan’
terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai :
1. Adanya ‘gerak’, – perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Adanya ‘jeda’, – perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk
menetap), daripada orang-orang yang bergerak tersebut, di satu atau beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya.
3. Persinggahan dan/atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.
dapat digunakan untuk berbagai maksud, sebagai berikut.Kepariwisataan adalah gejala-gejala yang menyangkut lalulintas manusia, berikut barang bawaannya, yang melakukan perjalanan untuk tujuan apa pun sepanjang tidak untuk maksud-maksud menetap serta memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya.
Bila kepariwisataan (tourism) adalah gejala-gejala mengenai lalulintas manusia, maka pariwisatawan (tourist) adalah orang-orangnya yang berlalulintas, sehingga dapat dinyatakan bahwa :Pariwisatawan adalah orang yang malakukan perjalanan untuk tujuan apapun sepanjang tujuannya tidak untuk maksud-maksud menetap dan memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya, paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat ia berkunjung tersebut.
Untuk maksud-maksud statistik, dengan istilah “pengunjung” (visitor) dimaksudkan :“Setiap orang yang berkunjung ke suatu negara selain dari
negara di mana ia biasanya bertempat tinggal, untuk tujuan apapun selain untuk maksud memangku jabatan dengan memperoleh upah dari negara yang
dikunjunginya”.
Pada hakekatnya, penghitungan pengunjung tidak dilakukan berdasarkan jumlah orang, melainkan jumlah kunjungan (visit).Dengan demikian seseorang dapat dihitung lebih dari satu kali kunjungan. Misalnya seorang melakukan kunjungan tiga kali dalam setahun, maka pengunjungnya = 1, kunjungan = 3).
2.2.2 Tinjauan Wisatawan
Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan Sihite (2009:49) pengertian wisatawan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.Wisatawan nusantara adalah wisatawan dalam negeri atau wisatawan domestik.
Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization), dalam Gamal Suwantoro (2009:4) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum : pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan biasannya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni :
1. Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24 jam di suatu Negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :
a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, study, keagamaan dan olahraga
b. Hubungan (relationship), dagang, keluarga, kerabat, MICE, dll
2. Pelancong (ekscursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal dalam suatu Negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam
Jadi dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan perjalanan dengan tujuan memperoleh kesenangan, tidak untuk bekerja, menetap, dan mencari nafkah.
2.2.3 Tinjauan Tentang Konsep Green Hotel
dilakukanoleh pemerintah pada hakeketnya memang bertujuan untuk
‘berkelanjutan’ khususnya di bidang pariwisata misalnya, apa yang dimaksud
dengan pembagunan pariwisata berkelanjutan pada intinya berkelanjutan dengan usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk pembagunan pariwisata agar dilestarikan untuk generasi mendatang. Pariwisata berkelanjutan menurut konsep Muller (1997) adalah pariwisata yang dikelola mengacu pada pertumbuhan kualitatif, maksudnya adalah meningkatkan kesejahteraan, perekonomian dan kesehatan masyarakat.Peningkatan kulitas hidup dapat dicapai dengan meminimalkan dampak negatif sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Lima hal yang harus diperhatikan dalam pariwisata berkelanjutan menurut konsep Muller (1997) yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi yang sehat 2. Kesejahteraan masyarakat lokal
3. Tidak merubah struktur alam, dan melindungi sumber daya alam 4. Kebudayaan masyarakat yang tumbuh secara sehat
5. Memaksimalkan kepuasan wisatawan dengan memberikan pelayanan yang baik karena wisatawan pada umumnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.
pembangunan berkelanjutan. WTO (1999:42), menekankan ada tiga hal penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu:
1. Quality. Sustainable tourism provides a quality experience for visitor, whileimproving the quality of the host community and protecting the quality ofenvironment.
2. Continuity. Sustainable tourism ensures the continuity of the natural resourcesupon which it based and the continuity of the cultural of the host communitywith satisfying experience for visitors.
3. Balance. Sustainable tourism balances the need of the tourism industry,supporters of environment, and the local community.
Konsep pembagunan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat menekankan yakni: 1) terpeliharanya mutu dan berkelanjutan sumber daya alam dan budaya, 2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, 3) terwujudnya keseimbangan antara sumber daya alam dan budaya, 4) kesejahteraan masyarakat lokal serta kepuasan wisatawan. Berdasarkan pengertian tersebut konsep pengembangan pariwisata harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan aspek ekonomi agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang ada dapat dimanfaatkan untuk generasi mendatang.
2.2.4 Tinjauan Tetang Minat Wisatawan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (KBBI, 1997: 305). Sementara itu, Effendy menjelaskan:
“Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik
tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk mela kukan suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator (Effendy, 2003: 305).”
Minat akan tumbuh dalam diri seseorang apabila pesan yang disampaikan komunikator diterima dengan penuh perhatian dan menyentuh sisi emosional komunikan. Jika telah terjadi penerimaan pesan yang seperti itu, maka komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil, kemudian akan timbul minat yang merupakan efek dari komunikasi tersebut.
sebaliknya yakni sehat dan segar. Juga erat hubungannya dengan kondisi psikis seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah dan seterusnya (Sobur, 2003: 246).
Menurut kamus lengkap psikologi, minat (interest) adalah :
1. Satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya.
2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.
3. Satu keadaan motivasi, atau satu set motivasi, yang menuntun tingkah laku menuju satu arah tertentu.
Jadi dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sikap yang dapat menimbulkan perhatian, pemuasan rasa keingintahuan dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu.
Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah :
1. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
2. Minat tidak dibawa sejak lahir.
3. Minat dapat berubah-ubah (situasional atau temporal).
Berbicara tentang minat di pihak komunikan, dapat ditemukan bahwa minat akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut :
1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.
2. Terdapatnya kontras, yaitu hal yang satu dengan yang lainnya, sehingga yang menonjol itu menimbulkan perhatian.
3. Terdapatnya harapan untuk mendapatkan suatu pemahaman terhadap hal yang dimaksud.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Kabupaten Badung merupakan lokasi yang dijadikan peneliti sebagai lokasi penelitian ini.Kabupaten Badung merupakan salah satu daerah yang didalamnya tersebar berbagai destinasi wisata yang perkembangan industri pariwisatanya sangat pesat.Kabupaten Badung banyak sekali menawarkan produk wisata seperti restoran, gedung bersejarah, kesenian daerah, tempat berbelanja, hingga hotel yang merupakan sarana penunjang akomodasi di daerah ini.
3.2Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan
ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya agar
peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat
variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus
memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk
kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Dalam penelitian ini berdasarkan objek yang akan diteliti dapat diketahui bahwa variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel konsep green hotel (X) yang terdiri dari manajemen hotel berwawasan lingkungan, operasional hotel berwawasan lingkungan, tata guna lahan, efisiensi penggunaan material bangunan dan pendukung operasional hotel, efisiensi energi dan manajemen pengelolaannya, kualitas pengudaraan untuk pengendalian kesehatan dan kenyamanan dalam ruang, air dan manajemen penggunaannya, pengelolaan limbah (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2013).
Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan tentang operasionalisasi variabel yakni sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No Variabel Sub Variabel Indikator
1 Konsep Green Hotel (X)
Manajemen Hotel Berwawasan Lingkungan
Tingkat pengelolaan hotel yang berwawasan lingkungan
Tingkat pengaruh kebijakan hotel yang ramah lingkungan
Operasional Hotel Berwawasan Lingkungan
Tingkat pengadaan bahan operasional hotel yang ramah lingkungan
Tingkat penerapan keamanan pangan yang ramah lingkungan
Tingkat hygiene sanitasi (kebersihan) pada dapur, gudang, dan restoran yang ramah lingkungan
Tingkat penerapan kegiatan green hotel bagi karyawan, tamu hotel, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan
Tingkat penerapan kepedulian hotel kepada masyarakat sekitar
Tata Guna Lahan
Tingkat pengelolaan lahan yang berwawasan lingkungan
Tingkat penataan landscape dan pemeliharaan aksesibilitas yang berwawasan lingkungan
Efisiensi Penggunaan
Material Bangunan
Tingkat penggunaan material yang ramah lingkungan
Tingkat pemeliharaan material yang ramah lingkungan
Efisiensi Energi
Tingkat pengelolaan manajemen energi yang ramah lingkungan
Tingkat pemantauan penggunaan energi yang ramah lingkungan
Kualitas
Tingkat pengelolaan manajemen air yang ramah lingkungan
Tingkat pelaksanaan program efisiensi air yang ramah lingkungan Tingkat pengawasan program efisiensi air yang ramah lingkungan Pengelolaan
Limbah
Tingkat pengelolaan limbah padat yang ramah lingkungan
ramah lingkungan
Tingkat pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) yang produk yang ramah lingkungan Tingkat ketertarikan wisatawan terhadap produk hotel yang ramah lingkungan
Tingkat kepopuleran hotel yang menerapkan konsep green hotel atau ramah lingkungan
Waktu Pembelian Tingkat waktu luang yang dimiliki wisatawan
Jumlah Pembelian
Tingkat jumlah kamar yang dibutuhkan wisatawan untuk menginap
3.3Jenis Dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1.Menurut Sugiono (2009: 14) data kuantitatif adalah data yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini berupa jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung
2.Menurut Burhanuddin (2012) data kualitatif adalah data yang disajikan tidak dalam bentuk angka-angka dan tidak bisa dihitung secara sistematis. Data ini didapat melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Jenis data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambaran umum Kabupaten Badung Tahun 2015.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
2. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden, seperti literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah.
3.4 Populasi dan Sampel
Dalam mendukung penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.4.1Populasi Penelitian
berkunjung ke Kabupaten Badung berdasarkan data yang diperoleh lima tahun terakhir pada tahun 2010-2014 yang terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Rekapitulasi Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Badung
Tahun 2010-2014
Tahun Wisatawan
Nusantara
Wisatawan
Mancanegara Jumlah
2010 252.497 2.535.162 2.787.695
2011 509.328 2.826.709 3.336.037
2012 1.234.843 2.949.332 4.184.175
2013 437.778 3.278.598 3.716.376
2014 602.651 3.419.268 4.021.919
Total 18.046.202
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2015.
3.4.2 Sampel Penelitian
menyebutkan bahwa sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel digunakan teknik Slovin, yakni :
n = � +��
Dimana : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kesalahan sampel yang dapat ditolerir
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :
n = 8 46
+ 8 46 ,
= 8 46 , 8 46
= 99,99 dibulatkan 100
sedikit banyak memiliki pengetahuan seputar hotel yang berwawasan lingkungan, tidak diutamakan memiliki pengalaman menginap di hotel yang menerapkan konsep green hotel.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229). Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat-tempat yang sudah ditentukan di Kabupaten Badung secara langsung untuk memperoleh data yang mendukung dalam penelitian ini.
Teknik ini adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan, laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111).
3. E-Literatur
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang mendukung dari berbagai sumber di internet mengenai data yang berkaitan.
4. Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Instrumen Penelitian
Kuesioner sebagai sebuah instrumen pada penelitian ini harus memenuhi criteria yang sudah ditentukan yaitu sebagai berikut :
3.6.1 Uji Validitas
dilaporkan oleh peneliti.Maka dari itu data yang valid adalah data yang “tidak
berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Oleh sebab itu, uji validitas merupakan suatu pengujian yang akan menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item-item dengan rumus Product Moment Pearson, yaitu :
rxy= � ∑ – ∑ − ∑
√{� ∑ 2− ∑ 2}{� ∑ 2− ∑ 2}
Keterangan :
r : Koefisien validitas item yang akan dicari x : Skor yang diperoleh subjek seluruh item y : Skor total
∑ : Jumlah skor dalam distribusi x
∑ : Jumlah skor dalam distribusi y
∑ : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabel artinya merupakan dapat dipercaya sehingga hasil yang diperoleh dapat diandalkan.Instrumen penelitian disamping harus valid juga harus dapat dipercaya (realibel).
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 22
3.6.3 Hasil Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan data yang diolah oleh peneliti dengan menyebar angket kepada 100 orang responden sebagai salah satu hasil prapeneliti dalam mengetahui kevalidan dan kehandalan suatu kuesioner yang layak, maka hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5.
Cronbach's
Alpha N of Items
Tabel 3.5
Hasil Validitas dan Reliabilitas
Variabel Item Koefisien
Berdasarkan tabel 3.5 diatas diketahui bahwa instrumen ini sudah valid dan reliabel karena nilai alpha menunjukkan angka lebih dari 0,60 yang sudah sesuai dengan kriteria instrumen dari Imam Ghojali (2002: 133). Maka dari instrumen itu sudah dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk kedalam penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan rumus-rumus dalam menganalisis masalah yang ditemukan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi yaitu analisis yang akan menunjukkan hubungan antara dua variabel yang mempengaruhi (x) dengan yang dipengaruhi (y) dengan rumus :
Y = a + bX
Dimana :
a =̅- � ̅
b = � ∑ − ∑ ∑
Dimana :
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien Regresi
n = Jumlah Sampel
X = Konsep Green Hotel (variabel bebas)
Y = Minat Berkunjung Wisatawan (variabel terikat)
2. Analisis Kolerasi
Menurut Wirawan (2002: 283) untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
r = �.∑ � − ∑ ∑
√�. ∑ 2 − ∑ 2 .� ∑ 2 − ∑ 2
Keterangan :
r = Koefisien Kolerasi
n = Jumlah Sampel
X = Konsep Green Hotel (variabel bebas)
Y = Minat Berkunjung Wisatawan (variabel terikat)
Tabel 3.6
Interpretasi Terhadap Koefisien Kolerasi
3. Analisis Determinasi
Untuk mengetahui seberapa jauh variabel konsep green hotel (X) terhadap minat berkunjung wisatawan (Y) yang dicapai.Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien kolerasi. Analisis determinasi sesuai dengan (Wirawan, 2002: 282) menggunakan rumus :
D = r . 100% Keterangan :
D = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Kolerasi Besar r
(positif/negatif)
Interpretasi
0,08 - 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang sangat tinggi 0,60 - 0,799 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang tinggi 0,40 - 0,599 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang cukup kuat 0,20 - 0,399 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang rendah tetap
ada
0,00 - 0,199 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang rendah dan diabaikan
4. Uji �
Menurut Wirawan (2002, 289), Uji � � digunakan untuk mengetahui ditolak atau diterimanya hipotesis yang dikemukakan, dengan rumus sebagai berikut :
t =
Sb = √∑��22
Se = √∑ 2− ∑ – ∑ �−
∑ = ∑ – ∑ �� �
Dimana :
Se = Standard error of estimate
Sb = Standard error of the regression koefisies
n = Jumlah sampel
Gambar 3.1 Kurva Normal ��
Hipotesis yang digunakan :
1. Jika Hi ≤ � �� maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh
antara variabel X dan variabel Y.
2. Jika Hi >� ��, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
Daerah Penerimaan Ho
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Kabupaten Badung
Secara geografis Kabupaten Badung terletak antara 8°14’20” -
8°50’48” Lintang Selatan dan 115°05’48” - 115°26’16” Bujur Timur dengan
luas wilayah 418,52 Km2 atau sekitar 7,43% dari daratan Pulau Bali dan terbagi atas 6 wilayah kecamatan dan 62 desa/kelurahan. Dari 6 kecamatan di Kabupaten Badung yakni kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan, Kecamatan Petang memiliki luas wilayah terbesar 115 Km2, sedangkan Kecamatan Kuta merupakan kecamatan terkecil
dengan luas wilayah 17,52 Km2.
dimanfaatkan dalam merencanakan usaha pertanian. Air hujan merupakan salah satu pendukung dalam melaksanakan aktivitas pertanian.
Kabupaten Badung terletak berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli disebelah Timur, di sebelah Selatan adalah berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Secara keseluruhan, wilayah kabupaten Badung berjumlah 41.862 hektar. Seluruh wilayah ini terdiri dari lahan sawah 10.125 Ha, lahan kering dan lahan lainnya 31.727 Ha.
mampu menyumbang 39,27% dari produk domistik regiaonal bruto (PDRB). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2005), angka ini mengalami penurunan 0,92%.
4.1.2 Pengertian dan Makna Lambang Daerah
Lambang Daerah Kabupaten Badung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten tanggal 18 Juni Nomor 16/DPRDGR/1971 yang disahkan oleh Mendagri dengan SK-nya tanggal 17 Juli 1971 Nomor Pemda 10/20/28/198.
Bentuk segi lima dengan warna dasar biru laut garis pinggir hitam
dengan motto : Cura Dharma Raksaka artinya “Kewajiban Pemerintah
Melindungi Kebenaran (rakyatnya)”
Gambar 4.1
Lambang Daerah Kabupaten Badung
Makna lambang unsur daerah adalah sebagai berikut :
1. Segi Lima Sama Sisi
menunjukkan Kabupaten Badung atau Pulau Bali dikelilingi oleh laut, warna biru juga berarti toleransi.
2. Padmasana Pura Jagatnata
Melambangkan Kabupaten Badung mempunyai sifat kesenian yang khas atau dalam arti modern.Jagatnata berarti tempat pemerintah/penguasa.Dengan demikian Badung adalah tempat suci untuk pemujaan Sang Hyang Widhi.
3. Keris
Melambangkan jiwa mentalitas keperwiraan yang lazim disebut ksatria. Keris terdiri dari tiga unsure (Sang Hyang Tiga Sakti) ialah Rai Roro Pucuk Sinunggal yang artinya 2 buah mata keris dan satu ujung adalah hakikat daripada penciptaan serta peleburan, inilah hakikat segala-galanya. Keris dengan lik tiga menyimpulkan Tri Kinanggih satria, artinya hal ini yang mewujudkan kesatria : yaitu Arta (benda, kekayaan, materiil), otot (kekuatan, phisik, kesehatan tubuh) dan kepradnyan (ilmu pengetahuan).
4. Padi dan Kapas
dari tanggal 20 September 1906, merupakan hari bersejarah Kerajaan Badung yaitu hari Puputan Badung.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi Kabupaten Badung :
Terwujudnya masyarakat di Kabupaten Badung yang tentram, berkeadilan dan sejahtera, yang berwawasan budaya yang dijiwai oleh Agama Hindu.
Misi Kabupaten Badung :
1. Peningkatan keimanan dan ketakwaan.
2. Memberdayakan ekonomi rakyat khususnya usaha kecil, menengah dan koperasi.
3. Peningkatan sector pertanian simultan dengan pembangunan sector pariwisata yang berlandaskan adat dan budaya yang dijiwai oleh Agama Hindu, sektor industri kecil kerajinan dan jasa dengan memperhatikan sektor lain berlandaskan adat dan budaya.
4. Peningkatan pemerataan pembangunan wilayah Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan.
5. Percepatan pengentasan kemiskinan.
6. Percepatan terwujudnya pelaksanaan Otonomi Daerah.
8. Penegakan pelaksanaan supremasi hukum.
9. Pemberdayaan lembaga-lembaga yang ada di masyarakat.
10.Peningkatan peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengendalian pembangunan. 11.Pemberantasan penggunaan narkotika dan psikotropika serta bahaya
HIV/AIDS.
12.Peningkatan konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
4.2 Karakteristik Responden Yang Berkunjung Ke Kabupaten Badung
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan, diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak, yaitu sekitar 66 orang atau 66% dari 100 orang responden. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang)
Presentase (%)
1 Laki-laki 66 66%
2 Perempuan 34 34%
Jumlah 100 100%
Responden perempuan dari hasil penelitian berjumlah 34 orang atau 34% dari 100 orang yang dijadikan responden.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok umur, responden yang berusia 26-30 tahun menempati urutan tertinggi. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
No Golongan Usia Jumlah Responden (Orang)
Presentase (%)
1 <20 tahun 11 11%
2 26-30 tahun 29 29%
3 31-35 tahun 25 25%
4 36-40 tahun 21 21%
5 >40 tahun 19 19%
Jumlah 100 100%
Data diolah dari hasil penelitian, 2015.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, diketahui bahwa responden yang memiliki pekerjaan selain pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta lebih banyak jumlahnya. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (Orang)
Presentase (%)
1 Pegawai Negeri 4 4%
2 Pegawai Swasta 27 27%
3 Wiraswasta 29 29%
4 Lainnya 43 43%
Jumlah 100 100%
Data diolah dari hasil penelitian, 2015.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, responden berdasarkan kelompok
pekerjaan lainnya yaitu pekerjaan selain pegawai negeri, pegawai swasta, dan wiraswasta lebih mendominasi dibandingkan yang lain, yaitu sekitar 43 orang atau 43% dari 100 orang yang dijadikan responden. Selanjutnya responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri menempati urutan terendah, yakni sekitar 11 orang.
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berpenghasilan diatas Rp 5.000.000,00, yaitu sekitar 44 orang atau 44% dari 100 responden yang disebarkan. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No Jumah Pendapatan Jumlah Responden (Orang)
Data diolah dari hasil penelitian, 2015.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas jumlah pendapatan dibawah Rp 1.500.000 menempati urutan terendah, yaitu sebanyak 7 orang responden.
4.3 Pengaruh Konsep Green Hotel Terhadap Minat Berkunjung
Wisatawan Ke Kabupaten Badung
konsep green hotel (X) terhadap minat berkunjung wisatawan (Y) dengan beberapa analisis sebagai berikut :
4.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, bahwa untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh konsep green hotel terhadap minat berkunjung wisatawan, digunakan analisis regresi linier sederhana. Adapun persamaan yang digunakan :
Y = a + bX
Dimana :
a= ̅- � ̅
b =� ∑ − ∑ ∑
� ∑ 2− ∑ 2
Dimana :
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien Regresi
n = Jumlah Sampel
X = Konsep Green Hotel (variabel bebas)
Y = Minat Berkunjung Wisatawan (variabel terikat)
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.781 5.751 -.483 .630
Green_Hotel .514 .061 .648 8.431 .000
Maka berdasarkan tabel diatas, setelah dihitung konstanta dari rumus regresi dapat dihitung sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = 2,781 + 0.514 X
= 3.2
Maka berdasarkan atas perhitungan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana diatas, maka dapat dijelaskan bahwa aperhitungan perolehan Y = 2,781 + 0.514 X yang mana dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jika X = 0
Y = 2,7
2. Jika X = 1
Maka Y = 2,781 + 0,514 (1) Y = 3,2
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel konsep green hotel (X)dan variabel minat berkunjung (Y) memiliki pengaruh positif. Jika terjadi perubahan variabel konsep green hotel (X), maka perubahan variabel minat berkunjung (Y) juga akan terjadi.
4.3.2 Analisis Kolerasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara konsep green hotel dengan minat berkunjung wisatawan. Dalam menganalisis digunakan rumus sebagai berikut :
r = �.∑ � − ∑ ∑
√�. ∑ 2 − ∑ 2.� ∑ 2 − ∑ 2
Berdasarkan rumusan diatas didapatkan hasil analisis kolerasi seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .648a .420 .414 4.785
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teknik analisis kolerasi diatas, maka diperoleh nilai r sebesar 0,64. Dengan demikian antara variabel konsep green hotel dan variabel minat berkunjung terdapat kolerasi tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Interpretasi Terhadap Koefisien Kolerasi
4 Besar r (positif/negatif)
Interpretasi
0,08 - 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang sangat tinggi 0,60 - 0,799 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang tinggi 0,40 - 0,599 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang cukup kuat 0,20 - 0,399 Antara variabel X dan Y terdapat kolerasi yang rendah tetap
ada
3.4 Analisis Determinasi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara konsep green hotel dengan minat berkunjung wisatawan. Setelah nilai r telah diperoleh dengan menggunakan teknik analisis kolerasi, dimana diketahui nilai r besarnya 0,64, maka hasil analisis determinasi dapat diketahui dari tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8
Hasil Analisis Determinasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .648a .420 .414 4.785
D = r . 100%
= 0,642 x100%
= 0,41 x 100%
= 41 %
Kabupaten Badung sebesar 41 persen, dan sisanya 59 persen dipengaruhi oleh faktor lain.
4.3.4 Uji �
Analisis ini bertujuan untuk menguji kembali koefisien regresi (b) yang telah diperoleh dalam perhitungan sebelumnya.Apakah hasil perhitungan koefisien regresi yang diperoleh tersebut berpengaruh. Hasil uji ttestdapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.781 5.751 -.483 .630
Green_Hotel .514 .061 .648 8.431 .000
Untuk menguji Ho diterima atau ditolak digunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Perumusan Hipotesis
Ho : β1 = 0, artinya variabel konsep green hotel secara parsial tidak
Hi : β1 = 0, artinya variabel konsep green hotel secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung wisatawan ke Kabupaten Badung.
2. Menentukan taraf nyata (α) : 5% = 0,05 dan dF = n-k = 100-5= 95, sehingga ttabel = (0,05 ; 95) = 1,985.
3. Menentukan besarnya thitung
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai thitung sebesar 8,431.
4. Kriteria Pengujian
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
Dari pengujian satu sisi, hal ini dapat digambarkan dengan kurva distribusi t sebagai berikut.
Gambar 4.2
Daerah Pengujian Penolakan dan Penerimaan Ho dengan Uji t
0 1,985 8,43
Daerah Penerimaan Ho
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis regresi linier sederhana antara konsep
green hotel dengan minat berkunjung wisatawan diperoleh persamaan Y = 2,781 + 0,514X, dimana jika terjadi perubahan pada variabel X maka variabel Y juga akan terjadi perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pola pengaruh secara signifikan anatara konsep green hotel dengan minat berkunjung wisatawan ke Kabupaten Badung. Dari hasil kolerasi menunjukkan nilai koefisien kolerasi yaitu sebesar 0,64 yang menunjukkan bahwa antara variabel konsep green hotel dengan variabel minat berkunjung wisatawan terdapat hubungan yang sangat tinggi. Hal ini juga dapat dilihat besarnya pengaruh antara variabel konsep green hotel dengan variabel minat berkunjung wisatawan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 41 persen dan sisanya 59 persen. Dengan analisis statistik yang menggunakan uji t, membuktikan bahwa pada level of significant 5 persen, hipotesis yang dikemukakan dapat diterima karena nilai thitung (8,43) lebih besar dari nilai
ttabel (1,985). Dengan kata lain konsep green hotel berpengaruh signifikan
5.2Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan berbagai saran yaitu :
1. Adapun bagi para pelaku usaha perhotelan agar lebih menyesuaikan dalam mengedepankan aspek lingkungan didalamnya salah satunya dengan menerapkan konsep green hotel ini. Selain itu, bagi para pelaku usaha perhotelan yang sudah menerapkan konsep green hotel didalamnya tidak hanya untuk mendapatkan sertifikasi atau label green hotel saja namun harus tetap diimbangi dengan pengaplikasiannya sehari-hari serta agar lebih mengemas produk green hotel lebih baik lagi sehingga dapat lebih diminati wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur P enelitian (Suatu Pendekatan Praktis).
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur P enelitian (Suatu Pendekatan Praktis).
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Butler. 1992 Dalam Fandeli, C.,2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam.
Yogyakarta : Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Ferianto, Adam Ramadhani Dwi. 2014. Pengaruh Konsep Green Hoter Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Kota Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2013. Panduan dan Pedoman Pelaksanaan Green Hotel Di Indonesia. Jakarta.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2012. ”Principles of Marketing” 14
Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalian Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitataif, Kualitatif dan R&B. Bandung : Alfabeta
Suwantoro, Gamal. 2009. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.