• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen penggemukan (feedlot) sapi potong Di cv. Agrobiz abadi jaya Kabupaten Karanganyar dedy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen penggemukan (feedlot) sapi potong Di cv. Agrobiz abadi jaya Kabupaten Karanganyar dedy"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

MANAJEMEN PENGGEMUKAN (FEEDLOT) SAPI POTONG

DI CV. AGROBIZ ABADI JAYA KABUPATEN KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Peternakan Program Diploma III Agribisnis Minat Perternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis Minat Peternakan

Disusun Oleh : DEDY IRAWAN

H 3409007

PROGRAM DIPLOMA III

JURUSAN AGRIBISNIS MINAT PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

MANAJEMEN PENGEMUKAN (FEEDLOT) SAPI POTONG

DI CV. AGROBIZ ABADI JAYA KABUPATEN KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

DEDY IRAWAN H 3409007

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : 04 Juli 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Tim Penguji Pembimbing / Penguji I

Ir. YBP.Subagyo, MS NIP. 19480314 197903 1 001

Penguji II

Ir. Sudiyono, MS NIP. 19590905 198703 1 001

Surakarta, Juli 2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian Dekan

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan Tugas Akhir ini, dengan judul “Manajemen Pengemukan (Feedlot) Sapi Potong”, tugas akhir ini merupakan laporan dari hasil magang di Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya, yang disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma III Fakultas Pertanian jurusan Agribisnis peternakan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Koordinator Program Diploma III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Diploma III Agribisnis Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Ir.YBP.Subagyo, MS. selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dari awal sampai akhir pelaksanaan magang.

5. Bapak Ir. Sudiyono MS. selaku penguji yang telah bersedia mengevaluasi tugas akhir ini.

6. Pimpinan dan karyawan Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya Karanganyar yang telah membantu dalam pelaksanaan magang.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, tetapi penulis selalu berharap semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(4)

commit to user

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Magang ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Manajemen Bakalan ... 3

B. Manajemen Perkandangan ... 4

C. Manajemen Pakan . ... 6

D. Penanganan Kesehatan... 7

E. Pengolahan Limbah ... 8

F. Tatalaksana Pemasaran ... 9

III. MATERI DAN METODE ... 11

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 11

B. Metode Pelaksanaan... 11

C. Cara Pengambilan Data... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

A. Keadaan Umum Lokasi... 13

1. Sejarah Perusahaan ... 13

2. Lokasi Perusahaan ... 14

3. Struktur Organisasi ... 15

B. Uraian Kegiatan Magang ... 18

C. Pembahasan Kegiatan Magang ... 19

(5)

commit to user

v

2. Manajemen Perkandangan ... 23

3. Manajemen Pakan ... 28

4. Penanganan Kesehatan ... 48

5. Pengolahan Limbah ... 52

6. Pemasaran ... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

(6)

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Populasi ternak sapi potong di CV. Agobiz Abadi Jaya ... 21

2. Formulasi kosentrat di CV. Agrobiz Abadi Jaya ... 28

3. Kebutuhan Nutrien sapi potong jantan ... 36

4. Kemampuan mengkonsumsi bahan kering rangsum ... 39

5. Persentase kosentrat dan jerami dalam rangsum ... 40

(7)

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya ... 15

2. Denah Lokasi Kandang ... 58

3. Layout Kandang CV. Agrobiz Abadi Jaya ... 59

4. Kandang CV. Agrobiz Abadi Jaya ... 81

5. Bakalan Sapi Potong ... 81

6. Populasi Sapi Potong di CV Agrobiz Abadi Jaya ... 81

7. Onggok dan Pollar ... 82

8. Nutrifeed dan Probiotik ... 82

9. Pencampuran Kosentrat ... 82

10. Tumpukan Jerami Kering dan Pengangkutan jerami ... 83

11. Pemberian Pakan Jerami dan Kosentrat pada Sapi Potong ... 83

12. Pemotongan Rumput Gajah dan Pengunaan copper ... 83

13. Kandang Jepit dan Penimbangan Sapi ... 84

14. Penafsiran Umur Sapi dengan metode Gigi ... 84

15. Sanitasi Kandang dan Tempat pakan pada Pagi Hari ... 84

16. Obat Cacing dan B-Komplek ... 85

(8)

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1.Denah Lokasi Peternakan ... 2.Layout Kandang CV. Agrobiz Abadi Jaya... 3.Analisis Usaha CV. Agrobiz Abadi Jaya... 4.Kuisoner Magang ... 5.Jadwal Aktifitas Selama Magang ...

6.Fom Penilaian Perusahaan ... 7.Foto-Foto Kegiatan Magang ...

(9)

commit to user

Manajemen Pengemukan (Feedlot) Sapi Potong Di CV. Agrobiz Abadi Jaya

Kabupaten Karanganyar

Pelaksanaan magang dilakukan di CV. Agrobiz Abadi Jaya Kabupaten Karanganyar. Magang ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang Agribisnis Peternakan khususnya pada pengemukan (Feedlot) Sapi Potong. Peternakan ini mengunakan sapi Cross (silangan) seperti Bramosin, Simbrah dan Peranakan Ongole berumur 2-4 tahun dengan bobot badan 350-450 kg. Sapi Cross (silangan) memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki badan besar, pertambahan bobot badan yang tinggi dan tahan terhadap caplak (hewan penghisap darah). Pengemukan sapi potong pada CV. Agrobiz Abadi Jaya dilakukan dengan mengunakan sistem dry lot fattening (sapi berada didalam kandang selama proses pengemukan) dengan pakan berupa kosentrat dan hijauan dengan perbandingan 60:40. Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya memanfaatkan limbah sebagai sumber pakan utamanya seperti ampas tahu, onggok, dedak padi, jerami dan ada beberapa badan yang merupakan produk pabrik seperti pollard, starbio, mineral mix. Pemeliharaan sapi potong dilakuakan 4-6 bulan tergantung kondisi sapi, dengan pertambahan bobot badan harian rata-rata 1,04 kg per hari.

Penanganan kesehatan dipeternakan ini dengan cara melakukan sanitasi kandang setiap dua hari sekali dan melakukan pengobatan sesuai penyebabnya. Penyebab utama penyakit yaitu dari kebersihan baik kandang maupun pakan yang dikonsumsi ternak (sapi). Sapi dengan bobot badan 500 kg sapi menghasilkan feses dan urine sebanyak 13,5 ton setahun, yaitu 70% feses dan 30% urine, untuk menghindari terjadinya sapi sakit dilakukanlah pengolahan limbah. Pengolahan limbah ini tidak hanya bertujuan untuk menghindari penyakit saja, tetapi juga menjadi sumber pendapatan selain penjualan sapi. Pengolahan limbah dipeternakan ini terbagi menjadi dua yaitu pupuk kandang dari feses sapi dan probiotik dari urine sapi. Jadi pendapatan dari peternakan ini berupa penjualan sapi dan produk pupuk kompos dan probiotik.

Kata Kunci : Penggemukan Sapi potong, Sapi berada dalam Kandang

1

Jurusan Diploma Tiga Agribisnis Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret jl. Ir. Sutami Kentingan Surakarta

2 Penguji Utama 3

(10)

commit to user

The Management of Bovine Feedlot in CV. Agrobiz Abadi Jaya of Karanganyar Regency

Dedy Irawan1 Ir. YBP Subagyo, MS2

Ir. Sudiyono, MS3

Approved on July 04, 2012

ABSTRACT

The apprenticeship was taken place in CV. Agrobiz Abadi Jaya of Karanganyar Regency. This apprenticeship aims to improve the skill and job experience in Animal Husbandry Agribusiness particularly in Bovine feedlot. This animal husbandry employed Cross bovine such as Bramosin, Simbrah and Ongole offspring with 2-4 years age and 350-450 kg body weight. The cross bovine had several advantages such as big body, high weight gain, and resistance to flea. The bovine feedlot in CV. Agrobiz Abadi Jaya was done using dry lot fattening system (the bovine was in the stall during feedlot) with concentrate and green weed as the feed in ratio of 60:40. CV. Agrobiz Abadi jaya’s animal husbandry utilized waste as the main feed source such as tofu dregs, onggok, rice and bran, straw and some materials constituting factory product such as pollard, strabio, and mineral mix. The bovine breeding was done for 4-6 months depending to the condition of bovine, with average weigh gain of 1.04 kg per day.

The health management of animal husbandry was done by undertaking stall sanitation once in two days and medicating according to the cause of disease. The main cause of disease was cleanliness both of stall and of feed consumed by the cattle (bovine). The bovine with 500 kg weight produced 13.5 tons of feces and urine in a year: 70% feces and 30% urine; to avoid the bovine from illness, the waste procession was conducted. This waste procession aims not only to avoid diseases but also to become income source in addition to bovine selling. The waste procession in this animal husbandry was divided into two: manure from bovine feces and probiotic from bovine urine. So, the income of animal husbandry came from bovine selling, compost and probiotic fertilizer products.

Key word: Bovine feedlot, dry lot fattening system

1 Animal Husbandry Agribusiness Diploma Three Department of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University in Ir. Sutami Street, Kentingan Surakarta.

2 Penguji Utama 3

(11)

commit to user BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Usaha peternakan sapi potong pada saat ini masih tetap menguntungkan. Pasalnya, permintaan pasar terus memperlihatkan peningkatan. Indonesia dengan jumlah penduduk di atas 220 juta jiwa membutuhkan pasok daging yang besar. Lembaga yang memiliki otoritas tertinggi dalam hal pertanian (Kementrian Pertanian), mengakui masalah utama usaha sapi potong di Indonesia terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya.

Laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan penduduk tidak mampu diimbangi oleh laju peningkatan populasi sapi potong. Pada gilirannya memaksa Indonesia selalu melakukan impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun daging dan jeroan sapi. Menurut data Susenas (2002) yang dikeluarkan, memperlihatkan konsumsi daging sapi dan jeroan masyarakat Indonesia sebesar 2,14 kg/kapita/tahun. Konsumsi tersebut sudah memperhitungkan konsumsi daging dalam bentuk olahan seperti sosis, daging kaleng dan dendeng. Tidak mengherankan, lembaga yang memiliki otoritas tertinggi dalam hal peternakan.

Kondisi ini merupakan peluang besar untuk mengembangkan usaha peternakan sapi potong. Pasarnya begitu luas dan didukung sistem pemeeliharaan intensif untuk menunjang meningkatkan produksi daging. Pemeliharaan secara intensif waktu pemeliharaan relatif lebih pendek berkisar 3-6 bulan. Peternakan ini banyak melakukan inovasi untuk mengoptimalkan produksi seperti pengunaan probiotik dan menekan biaya produksi dengan pengolahan limbah baik cair maupun padat. Pengunaan probiotik menunjang pertumbuhan mikrobia rumen yang akan membantu proses pencernaan, menjadikan feses tidak bau dan meningkatkan kualitas pakan.

CV. Agrobiz Abadi Jaya merupakan salah satu unit usaha perorangan yang bergerak dalam bidang sapi potong. Peternakan ini telah menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif dan mengunakan probiotik dan melakukan

(12)

commit to user

pengolahan pupuk untuk menekan biaya produksi. Tidak hanya itu peternakan ini juga melakukan penanaman rumput gajah (panisentrum purpureum) untuk mengurangi biaya produksi.

B.Tujuan Magang 1. Tujuan Umum

Magang Perusahaan ini dilakukan oleh mahasiswa dengan tujuan: a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga dengan

mengetahui kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang peternakan secara luas.

b. Meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat.

c. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yakni secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan di bidang peternakan. d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi

terkait dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui secara langsung kondisi umum Peternakan Sapi Potong di CV. Agrobiz Abadi Jaya, Dusun Blimbing, Desa Jeruk Sawit, Kec. Gondangrejo, Karanganyar.

b. Mengetahui segala aspek yang terkait dengan kegiatan yang ada di Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya.

(13)

commit to user

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengadaan Sapi Bakalan

Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indicus (zebu atau berpunuk), Bos Taurus dan Bos Sondaicus. Bos Indicus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah tropis, Bos Taurus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah dingin dan Bos Sondaikus merupakan bangsa sapi yang berada didaerah tropis. Sapi yang diusahakan sebagai sapi

potong memiliki ciri antara lain:

1) Ukuran tubuh besar, bentuk persegi panjang atau balok 2) Kualitas daging baik

3) Laju pertumbuhan cepat 4) Cepat dewasa

5) Evesiensi pakan tinggi

Seleksi bakalan harus dilakuakan dengan teliti baik dari segi fisik maupun genetik. Genetik memegang peran penting dalam usaha pengemukan sapi potong karena setiap jenis sapi potong memiliki kemampuan memproduksi daging yang berbeda-beda. (Santosa, U. 2008).

Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang harus diperhitungkan secara matang. Dalam pengembangananya ternak potong memerlukan bibit yang tersedia secara kontinyu, dalam hal ini perusahaan harus benar-benar memertimbangkan aspek bibit. Ketersedian bibit kurang maksimal maka yang akan ditimbulkan adalah terhentinya usaha sapi potong ini. Dalam hal ini maka akan sangat merugikan bagi para pengusaha (Akoso, 1996).

Penilaian keadaan individual sapi potong yang akan dipilih sebagai sapi potong bibit atau bakalan, pada prinsipnya berdasarkan pada umur, bentuk luar

tubuh, daya pertumbuhan, dan temperamen. Bila mungkin sangat dianjurkan mengetahui sejarah sapi yang berkaitan dengan penyakit. Namun secara praktis, pada umumnya dipergunakan dalam penilaian individual adalah mengamati bentuk luar, yakni bentuk tubuh umum, ukuran vital dari

(14)

commit to user

bagian tubuh, normal tidaknya pertumbuhan organ kelamin, dan dari sudut silsilah tidak terlepas dari faktor genetik sapi potong (Murtidjo, 1990).

Bibit sapi impor yang didatangkan ke Indonesia mempunyai keuntungan dan kerugian, keuntungannya adalah peningkatan produktifitas dapat diperoleh dengan cepat bila ternak cocok pada kondisi lingkungan lokal karena ternak dari luar negeri dapat diseleksi dan mempunyai sifat-sifat yang baik dan tidak dimiliki populasi ternak asli atau lokal, sedangkan kerugiannya dari segi biaya yang mahal sehingga sulit untuk meningkatkan jumlah ternak

impor dengan cepat begitu juga dengan penyesuaian ternak yang memerlukan waktu dan biaya (Williamson dan Payne, 1993).

Semua aktivitas yang berhubungan dengan perbaikan populasi atau kelompok ternak bibit dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yang luas yaitu pertama menetapkan sasarannya dan kedua mengembangkan program seleksi yang dimaksudkan untuk mengubah rata-rata populasi atau kelompok ke arah sasaran yang dikehendaki. Seleksi dapat dipandang sebagai suatu proses yang terdiri dari dua tahap. Pertama membentuk dan menyeleksi populasi yang akan dipakai. Kedua mengembangkan program seleksi yang tepat untuk perbaikan populasi (Warwick et al., 1983).

Pemilihan sapi potong bakalan yang akan dipelihara, akan tergantung pada selera petani ternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Namun secara umum yang menjadi pilihan petani ternakk adalah sapi potong yang pada umumnya dipelihara di daerah atau lokasi peternakkan dan yang paling mudah pemasarannya. Indonesia cukup banyak dikenal sapi potong lokal, jenis sapi potong impor, maupun sapi peranakan atau hasil silangan yang dikembangkan lewat kawin suntik atau inseminasi buatan (Murtidjo, 1990).

B.Manajemen Pakan

(15)

commit to user

harus memenuhi persyaratan antara lain tersedian sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harga relatif murah dan tidak mengandung racun atau zat antinutrisi (Hartadi et al, 1986)

Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa rumput alam atau lapang, rumput unggul, legumenosa, limbah pertanian serta tanaman hijauan lainnya. Pemeliharaan pakan hijauan harus diperhatikan juga disukai oleh ternak atau tidak, mengandung racun atau tidak. Namun permasalahan yang ada bahwa hijauan didaerah tropis mempunyai kualitas

yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah dengan pemberian pakan konsentrat. Konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambahkan dalam pakan pakan untuk meningkatkan keserasian gizi (Siregar, 1996)

Pakan mempunyai peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak muda, maupun untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan

suatu produksi serta tenaga bagi ternak dewasa. Berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (BPTP, 2001).

Secara teknis diketahui bahwa ruminan mempunyai potensi biologis untuk dapat mencerna hijauan dengan baik sebagai bahan makanan utamanya. Hijauan terutama rumput relatif lebih mudah ditanam atau dipelihara sehingga sumber energi relatif lebih murah dibandingkan dengan pakan sumber karbohidrat lainnya. Ternak dapat mengadaptasikan diri terhadap berbagai keadaan lingkungan dan pakan (Parakkasi, 1995).

C.Manajemen Perkandangan

(16)

commit to user

saja kandang juga merupakan pengamanan terhadap pencurian sapi. Kandang dibangun hendaknya dapat menunjang kegiatan peternakan dari segi ekonomis maupun segi teknis dalam penanganan sapi. Diharapakan dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak sapi tidak berkliarandisembarang tempat dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tidak menimbulkan pencemaran (Sugeng, 1998).

Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kandang diantaranya adalah desain layout, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama lantai

dan atap kandang. Kesemuanya itu harus diperhatikan dalam rangka mempermudahkan alur kegiatan pemeliharaan mulai dari kedatangan bakalan, kemudahan proses pemberian pakan ternak dan minum, sekaligus menyangkut kemudahan membersihkan kandang baik dari sisa pakan yang tercecer dan

genangan air serta persiapan pengangkutan sapi yang siap dijual (Rahmat, 2005).

Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan keadaan iklim setempat, jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu sendiri. Merancang kandang ternak yang penting untuk diperhatikan adalah tinggi bangunan, kedudukan atap dan bayangan atap, serta lantai kandang. Lantai kandang untuk penggemukan sebaiknya disemen dengan kemiringan 4-5 cm. Kemiringan itu bertujuan agar air kencing, air siraman pembersih kandang atau cairan lain di

dalam kandang dapat mengalir keluar dengan mudah (Sarwono dan Arianto, 2002).

Bahan bangunan kandang harus memperhatikan segi ekonomis, tahan lama dan tidak menimbulkan refleksi panas sehingga dapat berpengaruh terhadap ternak yang dipelihara, kerangka kandang bisa menggunakan bambu petung, kayu beton atau baja. Atap kandang yang paling baik adalah genteng

(17)

commit to user

sebaiknya menggunakan semen dibuat kasar sehingga kuat dan tahan lama, dibuat miring ke belakang 5-10 cm (BPTP, 2001).

D.Pengendalian Penyakit

Pengertian umum tentang hewan sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normalnya. Hewan sakit adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh suatu individu hidup atau oleh penyebab lainnya, baik yang diketahui maupun tidak, yang merugikan kesehatan hewan yang bersangkutan. Dari pengertian ini, maka hewan yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, faktor keturunan, dan sebagainya (Akoso, 1996).

Keberhasilan peternakkan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan pengawasan, sehingga kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Pencegahan lebih baik dilakukan dari pada pengobatan. Perawatan dan pengobatan pada ternak sapi juga memerlukan pertimbangan dari berbagai aspek penyakit (ringan, tidak menular, atau menular) maupun dari segi ekonomis (Murtidjo, 1990).

Vaksinasi pencegahan hendaknya dianggap sebagai perlindungan tambahan dibandingkan dengan pentingnya menjaga kebersihan. Keberhasilan vaksinasi jarang mencapai 100% dan hewan muda mungkin peka, jadi hendaknya hati-hati untuk mengurangi resiko intensitas dan penyebaran infeksi. Caranya adalah dengan menghindari kontak dengan hewan sakit,

kontak dengan lendir, kotoran dan benda-benda tercemar (Williamson dan Payne, 1993).

E. Penanganan Limbah

Limbah sapi dapat berupa kotoran atau feses dan air seni. Saat ini, limbah sapi yang dijadikan kompos atau pupuk organik banyak diminati

(18)

commit to user

Pengolahan limbah sapi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari bahan tambahan yang digunakan (Sudono et.al, 2003).

Feses ternak dapat dikelola dengan baik untuk tujuan yang bermanfaat misal untuk pembuatan pupuk, pakan ikan serta dapat pula dimanfaatkan sebagai energi biogas. Boigas adalah campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Campuran gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut adalah methan, karbon dioksida, nitrogen, karbon monoksida, oksigen, propan,

hidrogen sulfida dan sebagainya (Jauhari, 1986).

Pupuk kandang terdiri dari jerami atau pakan yang tercecer, feses, dan urine. Sifat dari bahan-bahan ini tergantung pada binatangnya dan pakan yang diberikan. Dengan bobot badan 500 kg sapi menghasilkan feses dan urine sebanyak 13,5 ton setahun, yaitu 70% feses dan 30% urine. Pupuk kandang sapi mengandung 0,45% nitrogen, 0,35 % asam fosfor (P2O5) dan 0,07% kalium (K2O). Pupuk kandang dari berbagai jenis ternak sangat berbeda susunan kadar nutrisinya, demikian pula banyaknya tergantung pakan yang dikonsumsi (Tafal, 1981).

F. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Manajemen suatu pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan publik dengan pemasaran sehingga menghasilkan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses produksi. Riset pemasaran mengkhususkan informasi yang dibutuhkan

untuk menghadapi isu-isu, mendesain metode pengumpulan informasi, mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data, menganalisis

(19)

commit to user

Usaha penggemukan sapi potong menguntungkan atau tidak, peternak harus merencanakan usahanya secara benar dan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat semua pengeluaran, penerimaan, dan permasalahan selama usaha penggemukan dilaksanakan misalnya:

1. Mencatat kapan kandang dibuat dan berapa modal untuk bangunan kandang tersebut.

2. Mencatat harga bakalan dan kapan tanggal pembelian. 3. Mencatat jumlah pakan dan biaya pakan per ekor per hari.

4. Mencatat permasalahan dan perkembangan sapi selama penggemukan. 5. Mencatat harga jual sapi dan keuntungan yang diperoleh. (BPTP, 2001).

(20)

commit to user

BAB III. METODE PELAKSANAAN

A.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan Magang mahasiswa dilakukan di CV. Agrobiz Abadi Jaya yang beralamatkan di Dusun Blimbing Desa Jeruk Sawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang dimulai tanggal 13 Februari – 13 Maret 2012. Kegiatan magang kami lakukan di peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini karena peternakan ini terus berupaya untuk mengutamakan kualitas produk dibandingkan dengan keuntungan. Kegiatan magang yang dilaksanakan di peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya mengenai Manajemen Pengemukan (Feedlot) Sapi Potong. Pelaksanaannya meliputi pemeliharaan, pengolahan pakan, pemberian pakan, penanganan limbah dan penanganan kesehatan.

B.Materi Dan Metode Magang

Materi dalam pelaksanaan magang ini adalah perusahaan dengan sumber daya meliputi antara lain:

1. Materi Magang

a. Jenis sapi potong yang dipelihara adalah jenis sapi peranakan Simmental, Peranakan Ongole, Sapi Brangus dan Peranakan Limousin.

b. Pakan yang meliputi kosentrat dan hijauan. Pakan penguat mengunakan onggok, ampas tahu, pollard dan beberapa bahan lain, sedangkan hijauan mengunakan jerami kering dan rumput gajah (Penisetum purpureum). c. Kandang yang digunakan merupakan kandang ganda, dengan sistem

head to head atau saling berhadapan. Kandang di perusahaan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini sudah permanen, terbuat dari semen dan

kayu yang kuat.

2. Metode Magang

Kegiatan magang yang dilaksanakan dipeternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya yang berkaitan dengan manajemen pengemukan

(21)

commit to user

antara lain sejarah berdiri peternakan, struktur organisasi, kendala dan peluang, manajemen bakalan, manajemen pakan, manajemen perkandangan, manajemen kesehatan dan manajemen pengolahan limbah yang harus dilaksanakan mahasiswa yang sedang melaksanakan magang.

C.Cara Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan selama magang di CV. Agrobiz Abadi Jaya melalui beberapa pendekatan meliputi:

1. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara langsung yang berkaitan dengan materi magang. Kegiatan dimulai dari pengamatan secara langsung dan mencatat hal yang belum dimengerti, setelah bertemu dengan manajer dilakukanlah proses wawancara mengenai sejarah peternakan, pengadaan bakalan, dasar konstruksi kandang, sumber bahan pakan dan dasar pemberian pakan dan proses pemasaran.

2. Pengamatan Lapang dan Diskusi

Pengamatan dilakukan secara langsung dengan ikut bekerja di CV. Agrobiz Abadi Jaya mulai dari proses pengadaan bahan pakan,

memformulasi kosentrat, pemberian rangsum pada ternak. Selain itu juga melakukan pengamatan seperti jumlah sapi, jenis sapi yang digunakan, konstruksi kandang, pelaksanaan pemotongan rumput, pengolahan jerami, pelaksanaan pembersihan kandang dan penimbangan sapi. Pada saat melakukan pengamatan kami melakukan diskusi baik dengan manajer ataupun wakil manajer mengenai peternakan ini. Selain membahas peternakan juga membahas tentang potensi agrowisata peternakan, pengolahan pupuk dan probiotik dari urine.

3. Studi Pustaka

(22)

commit to user

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah Perusahaan

Perusahaaan CV. Agrobiz Abadi Jaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi potong (feedlot) yang berdiri pada bulan April tahun 2010 dan mulai beroperasi pada bulan Juli 2010. Pemilik dari peternakan ini beberapa orang yang berinvestasi di peternakan yang

dikelolah oleh Bapak Fajar Isnantyo selaku manajer di peternakan ini. Peternakan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya pertama kali memelihara 12 ekor sapi dan terus bertambah hingga 58 ekor saat ini. Jenis sapi yang digunakan dipeternakan ini yaitu sapi Simbrah, Bragus, Ongole, Bramosin, Peranakan Ongole. Sapi-sapi tersebut berasal dari pasar sapi disekitar Peternakan ini melakukan pemeliharaan sapi potong 4-6 bulan. Tetapi karena pengalaman peternak belum begitu paham mengenai peternakan, saat pembelian bakalan terpengaruh dengan omongan pedagang dipasar. Akhirnya peternak membeli beberapa ekor sapi dengan ukuran yang terlalu kecil untuk digemukan, akibatnya peternak baru dapat menjual sapi setelah 2 tahun pemeliharaan. Selain itu ada pula sapi yang mati karena tranportasi yang kurang baik, pada saat pengiriman sapi dalam truk diisi dengan 9 ekor sapi padahal seharusnya maksimal 8 ekor sapi. Sapi ini dalam kondisi lemah, tidak mau makan dan akhirnya mati setelah beberapa hari berada dipeternakan.

Usaha peternakan ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dengan memberdayakan masyarakat sekitar menjadi tenaga kerja. Dengan begitu masyarakat sekitar sangat terbantu

perekonomiannya. Peternakan ini dari awal berjalan telah melakukan sistem pemeliharaan secara intensif dengan menempatkan sapi didalam selama pemeliharaan.

Pemberian pakan berupa konsentrat yang diformulasi sendiri, beberapa bahan berasal dari limbah pertanian dan industri seperti bekatul,

(23)

commit to user

ampas tahu dan onggok dan beberapa bahan tambahan. Dari tahun ke tahun peternakan ini selalu menginovasi pakan yang langsung di ujikan pada ternak tanpa pengujian laboraturium. Sedangkan pengolahan limbah feses peternakan ini telah menerapkan pengolahan yang modern agar feses bernilai jual lebih tinggi.

Feses dulu hanya dimanfaatkan untuk memupuk tanaman rumput gajah yang ada dilahan dengan jumlah sapi yang banyak fesesnyapun semakin banyak dan terbuang, sehingga menimbulkan pencemaran. Dari

situlah Bapak Fajar mulai mengolah pupuknya menjadi pupuk kompos. Pengolahan pupuk dengan mengunakan serbuk gergaji dan starbio. Pengolahan pupuk kompos yang pertama pemberikan terlalu banyak serbuk gergaji dengan tujuan agar tidak mengumpal dan cepat kering ternyata hasilnya pupuk kurang subur dan sulit pemasaranya. Berbekal dengan pengalaman-pengalaman diatas itu peternak terus mencari refrensi untuk mengembangkan peternakan ini.

2. Lokasi Perusahaan

Peternakan Sapi Potong CV. Agrobiz Abadi Jaya yang beralamatkan di Dusun Blimbing Desa Jeruk Sawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan Gondangrejo berbatasan langsung dengan Surakarta bagian utara yaitu Kelurahan Mojosongo. Lokasi peternakan Sapi Potong ini cukup ideal dimana berdekatan dengan pasar dan berada 50 meter dari pemukiman penduduk dan bersebelahan dengan lahan hijauan sehingga memudahkan pelaksanaan kegiatan kandang.

Menurut tim teknis Pemerintah kota Sawahlunto, peternak harus mengetahui tentang bagaimana memilih lokasi penggemukan yang memenuhi syarat ideal. Lokasi ideal untuk membangun kandang adalah

(24)

commit to user

Jarak lokasi kandang yang cukup dekat dengan pemukiman penduduk, mengharuskan membuat pagar keliling agar tidak terjadi pencemaran dari peternakan ini. Penampungan limbah yang berada jauh di bagian utara kandang, terbuat dari bambu dan beratapkan seng. Salah satu cara yang dilakukan peternakan ini menangulagi limbah yaitu mengunakan probiotik (starbio) untuk meningkatkan kecernaan mengurangi bau feses. Kandang dipeternakan ini dipagar keliling dengan mengunakan seng. Pagar berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan sebagai pengamanan

peternakan dari hal-hal yang tidak di inginkan.

Peternakan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya memiliki luas lahan 11.000 meter2 yang terbagi menjadi lahan hijauan seluas 8.000 meter2 dan dengan luas lokasi kandang 3.000 meter2. Pemeliharaan secara intensif yang mana pakan hujauan hanya 40% dari ransum dapat dipenuhi dari kebun hijauan. Lahan yang dimiliki CV. Agrobiz Abadi Jaya kontur tanahnya miring yaitu dari selatan ke utara sehingga dibikin terasering dengan arah yang berlawanan yaitu batar ke timur. Lokasi kandang berada paling selatan yang berada paling dekat dengan penduduk paling dekat dengan akses jalan. Jalan sepanjang 50 meter dibuat oleh CV. Agrobiz Abadi Jaya dengan biaya sendiri karena sebenarnya tidak ada akses ke peternakan ini.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat dibutuhkan untuk menunjang suatu kegiatan operasional perusahaan. Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menetapkan seseorang tenaga kerja yang disiplin dan bertangungjawab terhadap pekerjaan dan pada siapa pegawai harus melaporkan hasil kegiatannya. Ini sangat diperlukan agar setiap tenaga kerja mengetahui hak dan kewajibannya. Dibawah ini adalah bagan struktur

(25)

commit to user

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi CV. Agribiz Abadi Jaya

Pemilik dari perusahaan ini adalah Investor yang tidak diberitahukan namanya oleh manajer. Perusahaan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini memiliki manajer yang merangkap sebagai mandor yang berhak atas segala keputusan dan bertanggung jawab atas dipeternakan ini. Manajer dari CV. Agrobiz Abadi Jaya adalah Fajar Isnantyo yang tinggal di perumahan Mojosongo. Perumahan mojosongo berjarak 3 KM dari peternakan ini sehingga Fajar Isnantyo hampir setiap hari ke kandang. Fajar isnantyo memantau langsung sapi dan memberikan keputusan akan semua hal, seperti sapi yang sakit, nafsu makan jelek, PBB tidak sesuai standar dan keputusan pemberian ransum.

Pekerjaan Fajar Isnatyo dibantu oleh adiknya yang bernama Danur

Prastyo yang menjabat wakil manajer dari perusahaan ini. Peternakan ini juga memiliki satu orang mantri hewan yaitu Sri Haryanto yang bertugas mengawasi, mencegah dan mengobati sapi, untuk mencegah sapi sakit yang berkelanjutan Sri Haryanto berada dikandang 24 jam. Pelaksanaan

INVESTOR

WAKIL MANAJER Danur Prastyo MANAJER

Fajar Isnantyo

MANTRI HEWAN Sri Harianto

ANAK KANDANG 1. Dwi Irawan 2. Sunarto 3. Jimin

(26)

commit to user

aktivitas kandang Pak Fajar dibantu oleh empat orang karyawan kandang yang bertugas menyelesaikan semua aktivitas harian di peternakan.

Aktivitas harian di peternakan meliputi pemberian pakan, pembersihan kandang, pengolahan pupuk, penimbangan sapi, pengisian air dan lain-lain. Empat orang karyawan kandang ini meliputi dua orang (Dwi Irawan dan Sunarto) bertugas sebagai pembuat campuran konsentrat sampai diberikan kepada ternak. Sering kali dalam proses penimbangan konsentrat dibantu oleh Sri Haryanto. Sedangkan dua orang lagi yaitu

Gimin dan Parji Winarno bertugas untuk membersihkan kandang dan mencacah rumput dengan mengunakan chopper. Pemotongan rumput, pengolahan jerami dan pengolahan pupuk dilakukan bersama-sama setelah tugas masing-masing telah diselesaikan.

a. Peluang Perusahaan

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat, selaras gaya hidup masyarakat yang sudah mulai modern dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan nutrisi terutama protein hewani. Begitu luas pasar untuk daging sapi sehingga tidak ada keraguan untuk mengembangkan usaha sapi potong. Didukung dengan pakan sapi tidak terpaku dengan pakan yang tidak harus beli seperti rumput yang dapat ditanam sendiri. Pakan sapi potong selain hijauan yang mudah dibudidayakan, juga banyak mengunakan limbah yang cukup ekonomis untuk pakan ternak. Beberapa daerah melimpah limbah pertanian dan limbah industri yang dapat digunakan untuk pakan seperti kulit singkong, pelepah dan daun kelapa sawit,onggok, ampas tahu dan dedak padi.

Indonesia sampai saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan daging dari dalam negeri hal ini merupakan peluang yang sangat baik

(27)

commit to user b. Kendala Perusahaan

Kendala pada perusahaan ini adalah manajemen pemeliharaan dan bisnis yang kurang baik yang mana manajer bukan merupakan orang petenakan. Kurang mengerti tentang ternak dan pengelolaan tenaga kerja yang belum dapat optimal, biaya pakan terlalu tinggi, pemeliharaan terlalu lama sehingga biaya pengeluaran untuk pakan dan tenaga terlalu banyak. Kendala utamanya adalah belum dapat mengoptimalkan produksi daging dengan biaya yang ekonomis.

B.Uraian Kegiatan magang

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di perusahaan sapi potong CV. Agrobiz Abadi Jaya adalah usaha pengemukan (feedlot). Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di CV. Agrobiz Abadi Jaya selama

satu bulan melakukan kegiatan magang yaitu pemeliharaan, pemberian pakan, penanganan kesehatan, pembersihan tempat pakan, pembersihan kandang, pencampuran konsentrat, penimbangan bahan. Dilanjutkan dengan penimbangan konsentrat yang telah siap untuk diberikan pada sapi sampai pemberian pakan pada ternak sapi potong.

Selain kegiatan harian ada juga kegiatan yang dilakukan secara berkala seperti pengolahan pupuk dari feses, mengambil dan menaik turunkan ampas tahu yang diambil dari daerah Kartasura. Selain itu juaga pengantian tali kontrol (keloh) bila dirasa perlu dan melakukan penimbangan sapi. Penanganan sapi potong di CV. Agrobiz Abadi Jaya ini ditangani oleh empat anak kandang. Aktifitas harian kandang dilakukan mulai pukul 07.30-12.00 WIB dan dilanjutkan lagi pada pukul 15.30-17.45 WIB.

Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya ini ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi peternakan dalam memperbaiki perekonomian

dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan kandang sebagai tenaga kerja. Dari anak kandang maupun tenaga pembangunan kandang dilakukan oleh warga sekitar. Empat tenaga kerja tetap telah dibagi tugaskan dua orang

(28)

commit to user

07.30-09.30 WIB anak kandang telah memulai melakukan tugasnya masing-masing, dua orang mencampur konsentrat sampai memberikan pada ternak, dan dua orang membersihkan kandang. Pukul 09.30-10.00 WIB istirahat, dilanjutkan dengan menjemur jerami,mengolah pupuk, atau memotong rumput sampai pukul 12.00 WIB. Pukul 12.00-15.30 WIB pekerja dipersilahkan pulang, biasanya dimanfaatkan untuk mengarap sawah dan mencari rumput untuk sapi atau kambing peliharaan mereka masing-masing. Pukul 15.30-17.30 WIB melakukan pencampuran konsentrat, pemberian

konsentrat dan hijauan seperti pada pagi hari.

Tanaga kerja yang bekerja di peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya tidak memperoleh bagian makan selama bekerja, namun pada pukul 10.00 WIB ada pedagang datang ke peternakan ini dan di persilahkan untuk pekerja yang mau makan ataupun sekedar minum. Pekerja rata-rata berasal dari warga sekitar sehingga dapat sarapan dan makan dirumah masing-masing. Pekerja dipeternakan ini mendapatkan gaji Rp. 30.000,00 sedangkan gaji mantri hewan Rp. 50.000,00 setiap hari. Pengambilan gaji di bagi menjadi dua yaitu pengambilan mingguan dan pengambilan bulanan. Pengambilan mingguan untuk pekerja yang berasal dari daerah sekitar sedangkan untuk pekerja yang berasal dari daerah lain pengambilan dilakukan setiap bulan.

C.Pembahasan Kegiatan Magang 1. Pengadaan Sapi Bakalan

a. Sapi bakalan

Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indicus (zebu atau berpunuk) dan Bos Taurus. Bos Indicus merupakan bangsa sapi yang terdapat di daerah tropis, Bos Taurus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah dingin dan Bos Sundaicus

(29)

commit to user

Setiap bangsa sapi mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda, namun terdapat bangsa-bangsa sapi yang mampu memberikan produksi daging yang optimal. Pertumbuhan ternak sapi sangat bervariasi, untuk sapi lokal di Indonesia (Ongole, peranakan Ongole) rendah, sedangkan sapi import terutama sapi eropa atau Bos Taurus pertumbuhanya cukup tinggi. Sekarang peternak banyak yang mengawinkan dengan sistem inseminasi buatan sehingga hasilnya didapatkan hampir menyerupai pejantan (semen sapi Bos Taurus).

Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang harus diperhitungkan secara matang. Dalam pengembangananya ternak sapi potong memerlukan bakalan yang tersedia secara kontinyu. Bilamana ketersedian bakalan kurang maksimal maka yang akan ditimbulkan adalah terhentinya usaha sapi potong ini. Dalam hal ini maka akan sangat merugikan para pengusaha.

Jenis sapi yang digunakan seperti sapi Simbrah, Bramosin, Bragus, Ongole, Peranakan Ongole. Sapi-sapi di CV. Agrobiz Abadi Jaya sebagian besar merupakan sapi hasil persilangan sapi lokal dengan sapi import (Bos Taurus) yang menghasilkan bakalan sapi cross yang berkualitas. Sapi cross ini memiliki daya tahan tubuh yang baik, tahan terhadap caplak (serangga penghisap darah), pertambahan berat badan tinggi sehingga sapi ini menjadi incaran para perusahaan pengemukan sapi potong.

Sapi silangan atau cross ini diperoleh dari pasar sapi dibeberapa daerah sekitar Surakarta dan daerah Jawa Timur seperti Magetan, Ngawi dan Jombang. Sapi-sapi bakalan cross dari Jawa Timur lebih digemari karena genetik Bos Taurus lebih banyak sehingga memiliki postur badan

(30)

commit to user

memiliki berat badan berkisar 350-450 kg. Berat badan sapi ini diketahui dengan cara menimbang sapi pada saat sapi telah tiba di kandang untuk sapi-sapi dari pasar sapi disekitar Surakarta. Sedangkan untuk sapi dari Jawa Timur pembelian sudah melalui pengepul sehingga telah diketahui berat badannya.

Pemilihan sapi bakalan dengan usia 2-4 tahun sangat tepat untuk pemeliharaan dengan tujuan pengemukan karena sapi sudah tidak dalam masa pertumbuhan. Sehingga nutrisi yang diperoleh dari pakan akan

diserap tubuh untuk memproduksi daging. Dengan begitu proses pengemukan sapi akan lebih cepat dan menghemat biaya pakan.

b. Seleksi Sapi Bakalan

Sapi bakalan yang yang digunakan di CV. Agrobiz Abadi Jaya diperoleh dari seleksi bakalan yang dilakukan oleh manajer. Kriteria sapi yang digunakan sebagai bakalan adalah sapi potong Silangan (Cross) jantan yang memiliki tingkat genetik Bos Taurus yang cukup tinggi seperti seperti simbrah, bramosin dan brangus. Pemilihan sapi jantan karena diangap lebih cepat besar, memiliki PBB yang lebih tinggi dibandingkan betina dan memiliki berat dewasa yang jauh lebih tinggi. Sapi dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik atau cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi. Selain itu juga diperhatikan postur tubuh besar dan dalam, mata jernih, bulu halus dan mengkilap, kuku (tracak) vertikal dan badan panjang, lebar dan dalam.

Proses seleksi ini dilakukan bertujuan agar terhidar dari kerugian yang disebabkan sapi yang sakit dan pertumbuhan lambat (kuntet). Sapi yang telah lulus seleksi diangkut dengan truk dan langsung dibawa kekandang. Sapi selama perjalanan tidak diberikan pakan, oleh sebab itu

(31)

commit to user

Pemberian hijauan segar ini bertujuan agar sapi langsung mau makan baik sapi yang berasal dari petani maupun dari peternakan intensif yang diberi pakan berupa konsentrat. Tidak semua sapi langsung mau memakan konsentrat karena sebagian sapi-sapi yang berasal dari peternak tradisional pemberian pakan hanya hijuan saja. Dengan begitu sapi harus beradaptasi terlebih dahulu baik dengan lingkungan maupun pakan. Adaptasi pakan biasanya berlangsung 1-2 minggu, adaptasi pakan dilakukan dengan pemberian hijauan lebih banyak dan konsentratnya

lebih sedikit. Namun dengan seiring waktu jumlah konsentrat terus ditambah hingga persentase konsentrat dan hijauan 60:40.

Lama atau tidaknya masa adaptasi dipengaruhi oleh pemeliharaan sebelumnya. Apabila berasal dari peternakan yang menerapkan sistem dry lot feetening maka akan lebih cepat karena dipeternakan ini juga menerapkan sistem tersebut. Sedangkan bila sapi berasal dari peternak tradisional yang mengunakan rumput sebagai pakan utama, proses adaptasi pakan akan lebih lama. Selama masa adaptasi sapi-sapi tidak dapat memproduksi daging dengan optimal, bahkan cenderung terjadi penurunan berat badan.

Tabel 1. Populasi ternak sapi potong di CV. Agobiz Abadi Jaya

No Jenis Sapi Potong Jumlah

1 Simbrah 11 Ekor

2 Bramosin 12 Ekor

3 Bragus 9 Ekor

4 Brahman 10 Ekor

5 Peranakan Ongole 8 Ekor

6 Ongole 2 Ekor

7 Red Brahman 6 Ekor

Jumlah 58 Ekor

Sumber : CV. Agobiz Abadi Jaya

2. Manajemen Perkandangan

Kandang merupakan tempat tinggal ternak selama pemeliharaan

(32)

commit to user

kegiatan lain. Kandang diharapkan dapat berguna sebagai tempat yang nyaman bagi ternak selama berada didalamnya.

a. Tipe Kandang

Menentukan tipe kandang yang sesuai untuk semua daerah memang sangat sulit. Tipe kandang sapi pada dasarnya tergantung jumlah sapi yang pelihara, selera peternak dan keadaan iklimnya. Dewasa ini dikenal dua tipe kandang yang dipergunakan di Indonesia, yakni kandang tipe tunggal dan kandang tipe ganda. Kandang tipe tunggal,

penempatan sapi-sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajar. Sedangkan kandang tipe ganda, penempatan sapi-sapi dilakukan pada dua jajar yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Apabila jumlah sapi yang akan dipelihara berkisar 5-10 ekor lebih tepat mengunakan kandang tunggal. Sedangkan bila sapi lebih dari 10 ekor sebaiknya mengunakan kandang tipe ganda untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan kandang (Sori Basyar, 2008).

Kandang bagi sapi yang digemukan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal selama proses pengemukan. Tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap beberapa aspek yang mengganggu sapi seperti cuaca, yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi sapi, kehujanan dan angin keras. Cuaca akan sangat berpengaruh terhadap produksi, bila cuaca sangat panas sapi akan membutuhkan energi dan banyak nimum untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Cuaca dingin sapi membutuhkan banyak energi untuk memproduksi panas agar suhu tubuh normal. Pada peternakan ini mengunakan kandang ganda, sapi saling berhadapan (head to head). Sapi diikat dengan dua tali untuk membatasi ruang gerak sapi dan tidak berebut pakan antara sapi satu dengan sapi yang lain.

(33)

commit to user

sirkulasi udara lancar. Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya memiliki 3 kandang tipe ganda (head to head). Kandang I ukuran 8x24 meter2 dan 2 kandang ukuran 8x16 meter2. Pemberian tanda kandang I, II, III bertujuan agar memudahkan pelaksanaan kegiatan kandang. Kandang terdiri dari 2 baris yaitu A dan B, dan setiap baris diberi tanda setiap masing-masing individu ternak dengan mengunakana angka. Kandang dibuat sedemikian rupa agar memudahkan aktifitas kandang seperti pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan kesehatan.

Setiap individu sapi menempati tempat berukuran 2,5x1,5 m didalam kandang kelompok. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Peternakan ini mengunakan tali diikatkan pada leher yang dihubungkan dengan keloh atau tali hidung, walaupun sapi telah diikat namun perlu diperhatiakan pula penempatan sapi.

Sapi bakalan mengunakan sapi yang memiliki ukuran badan yang sama atau mendekati agar sapi tidak merasa stres dengan keberadaan sapi yang lebih besar disampingnya. Sapi yang terhimpit dengan sapi yang berukuran besar akan banyak diam, sedikit makan dan pakan direbut sapi yang besar yang berakibat sapi tidak dapat memproduksi daging dengan optimal, bahkan terjadi penurunan berat badan. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh dari pada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

b. Konstruksi kandang

(34)

commit to user

beberapa kelebihan diataranya tidak membutuhkan kayu banyak, dapat dipasang lebih datar dan tidak perlu takut air masuk kekandang. Pelaksanaannya pun relatif mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kandang yang seperti ini cukup baik karena sinar matahari dapat masuk kekandang dan siskulasi lancar dan kandang tidak terlalu lembab sehingga terhindar dari penyakit.

Bahan pembuatan kadang dipeternakan ini terbuat dari kayu seperti tiang dan rangka atap kandang, dengan lantai dan tempat pakan

terbuat dari semen beton dan beratapkan asbes. Kandang ini sangat kuat, kokoh dan syarat untuk kenyamanan ternak sapi potong dengan memperhatikan beberapa aspek yang berkaitan seperti kemiringan lantai 5-10o. Pembutan lantai dengan kemiringan yang tepat bertujuan agar urin dan air saat pembersihan kandang dapat mengalir dan kandang cepat kering sehingga kebersihan kandang lebih terjaga. Ketinggian kandang 4 meter dari lantai kandang, kemiringan atap 30o.

Suhu lingkungan di Kelurahan Jeruk Sawit mencapai 30-32oC pada siang hari, untuk mengoptimalkan produksi dilakukan beberapa inovasi agar sapi tetap nyaman diantaranya pembuatan kandang yang nyaman. Ketinggian kandang 4 meter sangat tepat dan dengan di dukung dengan atap mengunakan tipe semi monitor. Udara dapat masuk dari atas kandang sehingga sirkulasi udara lancar dan tidak terlalu panas.

Luas kandang untuk per individu 2,5x1,5, kandang kelompok ini tidak ada pembatas antara individu namun dikendalikan oleh ikatan tali pada leher dan hidung. Seekor sapi di ikat dua tali bagian kanan dan kiri yang di ikatkan pada tempat pakan. Tempat pakan atau tempat ransum CV. Agrobiz Abadi Jaya ini telah membuat beberapa jenis tempat pakan

(35)

commit to user

Kandang II, tempat pakan berbentuk cekungan dengan ukuran per individu 70x60x30 cm dan tempat minum berukuran 30x60x30 cm yang berada tepat disebelah tempat pakan. Kandang I, tempat pakan berbentuk cekungan dengan ukuran 150x70x40 cm dan tempat minum sapi dibuat dengan ukuran 20x20x30 cm. Tempat minum ini satu untuk dua ekor sapi yang saling bersebelahan dan diberikan paralon bibawahnya sehingga air dapat lebih mudah dalam pengisian dan pembersihanya. Sistem tempat air ini cukup baik karena sangat memudahkan dalam

pengisian dan pembersihanya, namun dengan begitu tidak dapat dideteksi seberapa banyak air yang diminum setiap individu.

Kandang yang dirasa baik adalah kandang pertama (I) dengan konstruksi tempat pakan dan tempat air seperti diatas mempermudah pelaksanaan aktivitas kegiatan di peternakan. Beberapa kandang dipeternakan ini mulai dirubah tempat pakan dan tempat minumnya seperti pada kandang pertama (I) yang diharapkan akan lebih memudahkan pelaksanaan kegiatan harian di peternakan. Sehingga menghemat tenaga dan waktu yang dapat dioptimalkan untuk pekerjaan lain seperti pengolahan pupuk, pemotongan rumput di lahan. Pengoptimalan waktu dan tenaga sapi akan lebih sering mendapatkan hijauan berupa hijauan segar sehingga mendapatkan asupan nutrisi yang lebih banyak dan memperkecil biaya pembelian pakan berupa hijauan kering (jerami).

c. Perlengkapan kandang

CV. Agrobiz Abadi Jaya ini selain memiliki kandang dengan konstruksi baik juga memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai, seperti 2 cangkul, 3 scop, 2 garuk kecil, 4 sabit, 1 unit chopper,

(36)

commit to user

garuk kecil bayak digunakan dalam pengolahan feses dan pencampuran bahan pakan.

Sabit dan gergaji mesin digunakan untuk memotong rumput gajah yang ada dilahan, sedangkan chopper digunakan untuk mencacah atau menghaluskan hijauan segar berupa rumput gajah. Timbangan duduk digunakan untuk menimbang bahan pakan, pupuk dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak sapi potong. Timbangan sapi digunakan untuk penimbangan sapi. penimbangan sapi dilakukan untuk tujuan

tertentu seperti penimbangan sempel setiap sebulan sekali dan penimbangan ketika akan dijual, penimbangan ini bertujuan agar dapat dideteksi harga sapinya karena didaerah Surakarta dan sekitarnya dalam penjualan ternak sapi mengunakan sistem beli jogrog (tanpa ditimbang).

Perlengkapan kandang yang selain alat-alat diatas, peternakan ini juga memiliki kandang jepit yang digunakan untuk melakukan beberapa kegiatan kandang seperti penggantian tali, memandikan sapi dan pengobatan sapi (Lampiran, gambar 13). Kandang ini terbuat dari bambu yang dirangkai sedemikian rupa dengan mengunakan tali, dengan ukuran 200x80 cm dan ketinggiannya 2 m. Dengan mengunakan ini proses pemandian sapi, pengobatan sapi dan penggantian tali akan lebih mudah, terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak khawatir sapi lepas dan lebih cepat.

Pengunaan kandang ini cukup mudah, yaitu dengan melepas dua tali pada kandang produksi, kemudian salah satu disambung dengan tali sehingga lebih panjang. Membawa sapi kedalam kandang jepit sapi dilakukan oleh dua orang yaitu satu orang memegang tali yang pendek bertugas menarik sapi. Sedangkan satu orang yang lain memegang tali

yang lain dibelakang sapi, bertugas mengontrol sapi.

(37)

commit to user

ini dibikin datar lantaran memanfaatkan kontur tanah yang terasering, kandang berada diatas sedangkan jalannya 70 cm berada dibawahnya. Dengan adanya tempat menaik turunkan sapi yang seperti ini peternakan tampak rapi tanpa ada gundukan tanah sebagai tempat menaik-turunkan sapi.

3. Manajemen Pakan a. Jenis Pakan

CV. Agrobiz Abadi Jaya bergerak dibidang peternakan sapi

potong. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, peternak memanfaatkan limbah pertanian, limbah industri dan beberapa bahan tambahan untuk melengkapi nutrisi yang belum terpenuhi yang menunjang pertumbuhan sapi. Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan ternak sebagai pakan, baik merupakan bahan organik atau dahan anorganik, sebagian maupun keseluruhan dapat dicerna dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada ternak yang memakannya.

Siregar (1992) menyatakan bahwa pakan sapi potong harus memenuhi persyaratan antara lain tersedian sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harga relatif murah dan tidak mengandung racun atau zat antinutrisi. Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar.

(38)

commit to user

Tabel 2. Formulasi konsentrat di CV. Agrobiz Abadi Jaya

No Bahan pakan Persentase Bahan

Protein

Kasar* TDN*

Bahan

Kering* Harga/Kg 1 Polard 7,5 % 17,0% 70 88,0 3200

2 Nutrifeed 7,5 % 11,0% - 84,0 1800

3 Onggok 44 % 1,8% 85 26,2 650 4 Ampas tahu 40 % 23,7% 79 28,0 480 5 Bahan Aditif 1,0 % - - - 15250

Jumlah 100 %

Sumber : CV. Agrobiz Abadi Jaya * : (Siregar, 2009)

Formulasi Pakan 1. Basal Mix :

Onggok 1,8 % 7,8

3,1

Nutrifeed 11 % 1,3

9,1

2. Protein Mix:

Pollar 17% 1,1

22,6

Ampas Tahu 23,7 % 5,6

6,7

3. Campuran :

Basal Mix : 3,1 10,24

12,36

Protein Mix : 22,6 9,26

(39)

commit to user

Jadi Protein Kasar konsentrat yang telah diformulasi sendiri sebanyak 12,36% Dari bahan pada tabel dapat dihitung prosentase bahan kering campuran dengan cara mengalikan berat bahan dengan barat kering bahan dan dibagi dengan total berat campuran. Bahan kering konsentrat yang diformulasi oleh peternakan CV.Agrobiz Abadi Jaya adalah 35,1%. Bahan tambahan konsentrat berupa starbio, tetes tebu, mineral mix dan probiotik yang dalam pemberiannya sangat sedikit. Dalam satu kali campuran 400 kg konsentrat diberikan bahan aditif 4 sendok teh starbio (250 gram), 4 sendok teh mineral mix (250 gram) dan 250 ml tetes tebu dan 250 ml probiotik.

Pencampuran bakan-bahan konsentrat dilakukan setiap pagi dan sore hari saat akan di berikan pada ternak, ini dilakukan untuk menghindarkan dari pembusukan pakan ataupun tumbuhnya jamur. Setiap ekor sejumlah konsentrat dengan kadar bahan kering 35%, yang mana

bahan pakan konsentrat terdiri dari bahan dengan kadar air yang cukup banyak seperti ampas tahu, tetes, probiotik dan onggok selain itu dan beberapa bahan dengan kadar air rendah seperti nutrifeed, breen pollar, mineral dan starbio.

(40)

commit to user

kelebihanya pengunaan starbio dalam ransum yaitu meningkatkan kualitas pakan yang mana probiotik dalam starbio dapat membantu pencernaan dan probiotik tersebut juga merupakan sember protein.

Satu kali pencampuran rata-rata 400 kg, terdiri dari onggok enam sak (40 kg), ampas tahu empat sak (30 kg). Pencampuran konsentrat kadangkalan dilakukan dua kali karena berat onggok ataupun ampas tahu tidak terdapat ukuran pasti. Formulasi pada tabel 2. diatas merupakan konsentrat yang diberikan untuk satu kali pemberian, pencampuran

dilakukan dua kali sehari.

Pencampuran pakan, penimbangan sampai pemberian keternak dilakukan oleh 2 orang karyawan membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Biaya yang di keluarkan untuk bahan baku konsentrat dalam satu hari kurang lebih Rp. 800.000,00 karena setiap sak onggok dan ampas tahu tidak pasti jumlahnya. Hal tersebut belum termasuk biaya pemberian hijauan, tenaga kerja, obat-obatan dan tranportasi.

Pencampuaran dilakukan dengan menuangkan bahan dengan jumlah yang paling banyak terlebih dahulu dan ditumpuk dengan bahan lain yang jumlahnya lebih sedikit. Setelah bahan sudah tertuang semua barulah dilakukan pengadukan sebanyak dua sampai tiga kali hingga campuran benar-benar merata dan siap diberikan pada ternak. Pakan yang telah siap dimasukan ke dalam ember dan ditimbang sesuai data yang ditentukan oleh manajer.

Pakan yang telah ditimbang dibawa kekandang dengan mengunakan angkong, dalam satu kali jalan dapat membawa sebanyak 4-6 ember. Pakan kemudian diberikan kepada ternak dengan cara menuangkan pakan pada tempat pakan. Setelah selesai memberikan pakan

konsentrat pada ternak pekerja mengangkut jerami kering dari gudang pakan ke kandang.

(41)

commit to user

gajah agar kebutuhan sapi akan nutrisi terpenuhi. Jerami yang berasal dari sisa hasil pertanian yang memiliki kandungan serat kasar tinggi. Pengolahan jerami dipeternakan ini mengunakan sistem hay bila dirasa persediaan jerami banyak dan tidak habis dalam waktu lebih dari satu minggu.

Pembuatan hay cukup mudah dilakukan yaitu dengan menjemur jerami dengan terik sinar matahari, setelah berubah warna kuning kecoklatan dan dirasa telah kering jerami ditumpuk dalam gudang pakan.

Hay yang telah jadi ini di simpan, dan diberikan pada saat jerami terlambat pengirimannya ataupun sulit untuk mendapatkan jerami. Hay yang telah disimpan beberapa waktu saat diambil untuk pakan hijauan ternak pada bagian bawah jerami dalam kondisi basah dan rusak. Kerusakan ini terjadi karena penjemuran yang kurang kering dan lantai gudang pakan telah disemen sehingga air tidak dapat meresap kedalam tanah.

Jerami dipeternakan ini sebenarnya tidak hanya di olah dengan sistem hay, tetapi jerami juga dilakukan pengolahan dengan sistem fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan bantuan urea dan starbio sebagai pengurainya namun karena keterbatasan tenaga kerja kegiatan fermentasi jerami ditingalkan.

Rumput gajah (Panisentrum purpureum) yang diperoleh dari kebun rumput yang berada di sebelah barat dan utara kandang. Rumput ini telah ditaman sejak peternakan berdiri, rumput gajah ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan hijuan ternak selama pemeliharaan. Namun dalam pelaksanaannya rumput sampai tua dan keras belum di panen atau dipotong, hal ini dikarenakan kontur tanah yang terasering dan curam, serta tenaga yang terbatas sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang

cukup banyak.

(42)

commit to user

dipotong selama penanaman. Perusahaan ini hanya memiliki tenaga kerja terbatas dengan empat orang karyawan hanya cukup untuk melakukan kegiatan aktivitas harian di peternakan saja.

Keterbatasan tenaga kerja mengakibatkan rumput gajah tidak dapat dioptimalkan produksinya, pemotongan rumput dilakukan 2-3 hari sekali. Rumput gajah yang telah keras ini di potong dengan mengunakan gergaji kayu (chain saw) dengan panjang 0,5 meter dengan tujuan agar pelaksanaan pemotongan rumput mudah dan cepat, yang mana satu orang

memotong, satu orang lagi mengumpulkan dan dua orang lainnya membawa rumput ke gudang pakan.

Rumput yang telah dipotong dengan mengunakan chain saw kemudian dicacahan dengan mengunakan chopper, ini bertujuan agar pakan dapat di makan semua baik daun maupun batang yang telah tua. Selain itu juga pencacahan bertujuan untuk meningkatkan palatabel dan kecernaan pakan. Pencacahan tidak dapat di lakukan hari itu juga karena jam kerja telah habis yang mana kegiatan pemotongan rumput, pengolahan pupuk, penjemuran jerami, penyemprotan kandang dengan air dapat dilakukan apabila kegiatan pemberian pakan dan pembersihan feses telah selesai yaitu pukul 10.00-12.00 WIB.

b. Sumber Pakan

Pakan berupa hijauan dan konsentrat yang diformulasi sendiri. Hijauan berupa rumput gajah yang diperoleh dari lahan sendiri dan jerami kering yang diperoleh dari pedagang disekitar Surakarta. Satu truk jerami kering mencukupi kebutuhan hijauan pakan ternak untuk 5-7 hari tergantung pengunaan hijauan segar sebagai penganti jerami kering.

Rumput gajah ini berasal dari kebun sendiri yang berada disebelah

(43)

commit to user

Konsentrat di peternakan ini merupakan hasil dari pencampuaran beberapa bahan yang di formulasi sendiri. Formulasi konsentrat terdiri dari beberapa bahan berupa limbah industri seperti ampas tahu, onggok dan bekatul. Bahan pakan diperoleh dari industri di sekitar Surakarta, ampas tahu dari Kartasura, bekatul dari Sragen dan onggok diperoleh dari pengepul di Daerah Jeruk Sawit yang didatangkan langsung dari Daerah Pati. Dan ada satu bahan yang berasal dari Pabrik pengolahan pakan yaitu nutrifeed yang berasal dari Ceper, Klaten.

Formulasi konsentrat tidak hanya itu, masih ada beberapa bahan tambahan yang berfungsi untuk melengkapi kandungan nutrien pakan meningkatkan palatabel. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam penyusunan konsentrat adalah tetes tebu (molases), starbio, mineral dan probiotik yang dibeli dari pedagang di Daerah Karanganyar dan probiotik yang didatangkan dari Semarang.

1) Aspek Penyimpanan Bahan Pakan

Penyimpanan bahan pakan yang baik didasarkan pada sifat-sifat apakah bahan pakan tersebut tahan lama atau tidak, tahan

lama tidaknya pakan dipengaruhi oleh kadar air bahan pakan. Karena penyimpanan bahan pakan biasanya dalam waktu panjang maka harus diperhatikan betul kadar air bahan agar tidak rusak, bau tengik ataupun busuk. Kerusahan bahan pakan ini mengakibatkan penurunan nutrisi bahan pakan, bahkan akan berakibat akan bersifat racun pada ternak bila tetap diberikan.

Peternakan ini memiliki gudang pakan yang cukup luas, namun dinding kanan dan kiri yang diberi anyaman bambu,belakang berdinding setengah. Sisi depan terbuka terbuka sehingga udara dapat

(44)

commit to user

air yang cukup tinggi seperti nutrifeed 16%, memiliki daya simpan 2-3 minggu.

Udara lembab mengakibatkan meningkatnya kadar air pakan yang berakibat terjadinya pembusukan bahan pakan. Pengumpalan biasanya terjadi pada bahan pakan yang berada di bagian bawah dan penyimananya lama. Dari pengalaman ini sekarang bahan baku konsentrat seperti pollar, nutrifeed dan dan bekatul di simpan di gudang tertutup yang berada di Kartasura. Dalam satu kali

penganbilan bahan pakan dengan mengunakan mobil pick-up biasanya cukup untuk 5-7 hari.

Bahan pakan yang kandungan kadar airnya tinggi tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama oleh sebab itu pembelian dilakukan secara berkala. Pembelian bahan dengan kadar air tinggi seperti ampas tahu dilakukan dan onggok dilakukan 5-7 hari sekali. Pembelian bahan pakan dalam jumlah sedikit memiliki beberapa kelemahan diantaranya terjadinya perubahan harga yang dipengaruhi oleh ketersediaan barang yang terbatas dan bila bahan habis peternak harus menganti dahan dengan bahan pakan lain atau membeli bahan dengan harga yang tidak lagi ekonomis.

2) Harga Bahan Pakan

Bahan-bahan untuk formulasi konsentrat sendiri terdiri dari wheat brand, diperoleh dari toko-toko peternakan daerah sekitar dengan harga Rp.3.200 per kg, onggok diperoleh dari pedagang yang didatangkan langsung dari Daerah Pati dengan harga Rp. 650,00/kg, ampas tahu dengan harga Rp. 480,00/kg, nutrifeed dengan harga Rp.1.800,00/kg. Sedangkan untuk bahan tambahan seperti mineral

mik dan starbio juga diperoleh dari toko dengan harga masing-masing

Rp.18.000,00/kg dan Rp. 20.000,00/kg, probiotik dengan harga Rp. 20.000,00/liter dan tetes tebu dengan harga Rp. 3.000,00/liter

(45)

commit to user

dibagi jumlah campuran dan di dapatkan Rp.970,00 per kg sedangkan jerami Rp. 200,00/kg.

Formulasi konsentrat diperhatikan beberapa hal diantaranya nutrisi dan harga pakan. Formulasi konsentrat ini juga memperhatikan kadar optimum bahan yang digunakan, karena setiap bahan pakan memiliki ambang batas masing-masing tergantung kadar racun, kecernaan bahan dan jenis ternak.

Hijuan yang dingunakan berupa rumput gajah dan jerami

kering. Jerami padi kering yang diambil dari pengepul dari daerah sekitar solo dengan harga Rp. 600.000,00-Rp. 800.000,00/satu truk yang dapat digunakan untuk pakan selama 5-7 hari karena diselingi dengan rumput gajah agar kebutuhan sapi akan nutrisi terpenuhi. Rumput gajah diperoleh dari lahan sendiri yang berada disebelah berat kandang sehingga dapat menghemat pengeluaran biaya untuk pembelian hijauan berupa jerami padi.

c. Jumlah Pemberian Pakan

(46)

commit to user Tabel 3. Kebutuhan Nutrien sapi potong jantan

Berat Badan

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap hari sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting atau menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembapan) serta bobot badan sapi. Jadi setiap ekor sapi yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda.

Peternakan CV. Agrobiz Abadi Jaya memberikan ransum

berdasarkan berat badan sapi karena diangap cukup tepat antara jumlah nutrisi dengan kebutuhan ternak. Ransum yang diberikan pada

peternakan ini adalah konsentrat yang diformulasi sendiri, jerami dan atau rumput gajah.

Gambar

Tabel 2. Formulasi konsentrat di CV. Agrobiz Abadi Jaya
Tabel 3. Kebutuhan Nutrien sapi potong jantan
Tabel 5. Persentase konsentrat dan jerami dalam ransum

Referensi

Dokumen terkait

Kemajuan dan perkembangan usaha peternakan sapi potong perlu dilakukan analisis terhadap kondisi keuangan, salah satunya dengan menggunakan analisis finansial sangat

Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) yang berjudul Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Peternakan Berdi Jaya Ngargoyoso ini dilakukan untuk mendalami

Permintaan daging yang selalu meningkat dapat digunakan sebagai acuan untuk usaha peternakan sapi potong, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan daging dalam

Mengkaji kondisi lingkungan seperti tanah, air, rumput dan produk ternak berupa kuku, rambut, hati dan daging sapi potong dengan cara mendeteksi adanya residu

Pakan yang diberikan adalah hijauan (rumput lapang, rumput raja dan rumput gajah) dan pakan penguat (konsentrat), atau dengan tambahan pakan penguat berupa ampas tahu atau

Pengolahan konsentrat di kawasan korporasi ternak sapi potong Kabupaten Subang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak

Penyediaan pakan hijauan di daerah pertanian lahan kering pada musim kemarau dalam pemeliharaan ternak sapi potong tidak mudah dan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit

Kesimpulannya adalah pemberian rumput Gajah yang disubstitusi jerami padi yang telah difermentasi dengan menggunakan MOL taraf 40% ditambah konsentrat berbahan tepung