• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC

DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG

TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

ALI ROHMAD D 400 030 102

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Stres adalah perubahan respon fisik, mental, dan emosional yang timbul

karena perubahan atau keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Stres juga merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk

beradaptasi atau menyesuaikan diri (dr. L. Suryantha Chandra, Sp.KJ.).4

Stres dapat terjadi pada setiap manusia dan pada setiap waktu, karena stres

merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan tetapi

dapat dikendalikan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres pada dirinya,

namun ada juga yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami stres. (dr. Ari

Muhandri Andhie, Sp.KK.).4

Kebanyakan masyarakat tidak mau mengakui dirinya mengalami stres.

Karena tidak paham akan definisi stres yang sebenarnya. Seperti pengalaman

dr. Ari Muhandri Ardhie, Sp.KK., seorang dokter spesialis kelenjar kulit

menyatakan “Kalau pasien ditanya apakah sedang stres, maka langsung marah

dan menyangkalnya.”

Keadaan stres akan merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara

berlebihan sehingga menyebabkan jantung berdebar keras dan cepat. (dr. Anita

Chandra)

Ketika menghadapi stresor (hal-hal yang memicu stres), maka tubuh akan

mengadakan reaksi secara terpadu untuk menghadapi stresor. Begitu stresor

(3)

hypothalamic-pituitary-adrenal dan selanjutnya akan memacu sekresi hormon dan sistem tubuh yang

lain. Hormon kortisol akan mengkoordinasi seluruh sistem dalam tubuh

(jantung, paru-paru, peredaran darah, metabolisme tubuh, sistem imun dan

kulit) untuk bereaksi terhadap stresor. Oleh sebab itu ketika stres, maka denyut

jantung dan tekanah darah naik secara mendadak, pernapasan semakin cepat,

dan paru-paru mengambil oksigen lebih banyak. Bahkan peredaran darah di

otot, paru-paru dan otak bisa bertambah hampir 300% sampai 400%. Jadi, wajar

saja ketika stres jantung berdebar-debar. Ketika stres, tubuh juga akan

mengaktifkan sistem imun di kulit, sumsum tulang dan kelenjar limfe untuk

lebih siaga. Aliran darah di kulit juga akan dikurangi dan dialihkan ke organ

lain yang lebih penting, sehingga kulit akan mengeluarkan keringat dingin.

(Kumpulan jurnal rumah-sehat dari berbagai sumber).10

Stres juga akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah (konstriksi)

pada organ-organ dalam. Akibatnya, darah dialirkan dalam jumlah yang lebih

besar ke otot-otot tubuh, tangan dan kaki. Hal itu menyebabkan bagian-bagian

itu terasa tegang. Namun yang lebih serius, penyempitan pembuluh darah pada

organ-organ dalam tersebut menyebabkan jantung bekerja keras, berdetak lebih

cepat. (Supratiknya, 2003:52).

Penyempitan pembuluh darah (konstriksi) biasanya diikuti oleh

gejala-gejala yang lain mengenai gangguan saraf vegetatif seperti keluar keringat

dingin. (Maramis, 2004:361).

Pada saat seseorang berada pada kondisi stres, semua bagian perlengkapan

tubuh yang stres (otak, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otot-otot)

(4)

menimbulkan kerusakan fisik atau psikologis dari waktu ke waktu, sehingga

stres dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam tubuh, seperti jantung

berdenyut dengan cepat, temperatur tubuh meningkat, dan kadar gula darah

meningkat. Pengaruh meningkatnya kadar gula darah ini akan menyebabkan

keluarnya keringat dingin, karena peningkatan gula darah ini disebabkan oleh

penyempitan pembuluh darah. (dr. L. Suryantha Chandra, Sp.KJ).4

Menurut Terry Beehr dan John Newman (1978), gejala stres dapat dibagi

[image:4.612.140.534.344.725.2]

dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis, dan gejala perilaku.

Tabel 1.1. Gejala-gejala Stres Kerja

Gejala Psikologis Gejala Fisik Gejala Perilaku

Kecemasan,

ketegangan

Meningkatnya detak

jantung dan tekanan darah

Menunda ataupun

menghindari pekerjaan/

tugas

Bingung, marah,

sensitif

Meningkatnya sekresi

adrenalin dan noradrenalin

Penurunan prestasi dan

produktivitas

Mengurung diri Mudah lelah secara fisik Meningkatnya frekuensi

absensi

Ketidakpuasan Lebih sering berkeringat Meningkatnya agresivitas,

dan kriminalitas

Kehilangan

spontanitas

Ketegangan otot

Menurunnya fungsi

intelektual

Kepala pusing, migrain Kecenderungan bunuh diri

(5)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia

untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya. Salah

satunya teknologi komputer yang tidak hanya berperan dalam satu bidang saja,

melainkan di segala bidang kehidupan manusia. (Santoso, 1997).

Pengembangan pemakaian komputer dapat dilakukan dengan menambah

sebagian perangkat keras dan pembuatan perangkat lain yang sesuai untuk

tujuan yang diinginkan. Perangkat keras tambahan disebut perangkat antarmuka

(Interface) yang berfungsi menghubungkan peralatan perlengkapan tambahan

dengan Komputer (Prasetyo, 1997).

Berawal dari kasus tersebut, muncul ide untuk membuat suatu alat yang

dapat berfungsi untuk memonitoring atau mengetahui kondisi stres seseorang

diukur dari suhu tubuh, kelembaban kulit dan detak jantung. Alat yang akan

penulis buat ini menggunakan sensor yang mampu mengecek dan mengukur

suhu dengan range dari -40oC sampai 123,8oC dan mengukur kelembaban kulit

dengan range dari 0% sampai 100%.

Selain itu, alat ini diharapkan dapat mengukur detak jantung dengan waktu

respon yang cepat dan mampu menyediakan sinyal yang kuat untuk proses

timing, karena langsung menampilkan pengukuran rata-rata per menit, sehingga

alat ini sangat tepat untuk digunakan terutama dalam bidang medis.

Alat ini menggunakan komputer sebagai penampil grafik suhu tubuh,

kelembaban kulit dan detak jantung yang dimaksudkan untuk mempermudah

pembacaan. Program yang dibutuhkan untuk penampilannya menggunakan

bahasa pemrograman Visual Basic V6.0.

Penghubung sensor suhu tubuh, kelembaban kulit dan sensor detak

(6)

AT89C2051 sebagai interface dengan didukung RS-232 untuk menghubungkan

komputer dengan alat dan didukung juga perangkat lain seperti komputer dan

rangkaian elektronika lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis memperoleh judul

“PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN

(STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU

TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG”.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah yang

menjadi sasaran utama dari perancangan ini yaitu bagaimana merancang dan

membuat alat yang mampu menentukan kondisi mudah stres atau tidak mudah

stres pada seseorang.

1.3. PEMBATASAN MASALAH

Penulis membatasi pembuatan alat ini yaitu hanya bisa menentukan

kondisi mudah stres atau tidak mudah stres, tidak bisa menentukan tentang

tingkatan-tingkatan kondisi stres yang lebih detail.

1.4. TUJUAN TUGAS AKHIR

Tujuan pembuatan Tugas Akhir yaitu untuk membuat alat pendeteksi

ketegangan atau stres dengan menggunakan sensor suhu tubuh, sensor

kelembaban kulit dan sensor detak jantung untuk memonitoring atau

(7)

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

membantu kerja bidang medis terutama untuk memonitoring kondisi seseorang

jika teridentifikasi kepanikan atau mudah stres.

1.6. TINJAUAN PUSTAKA

Proposal ini meninjau dan mengacu pada tugas akhir terdahulu yang

relevan dengan proposal yang akan penulis kerjakan. Tugas akhir yang pernah

dikerjakan terdahulu antara lain :

Tugas akhir dari Ghoni Musyakar (2003) dengan judul “Perancangan

Penghitung Denyut Nadi Digital untuk Olahragawan”. Alat yang dibuat ini

mampu menampilkan hasil perhitungan sampai tiga angka (999), jadi, bila

denyut nadi jumlahnya di atas 100 alat ini mampu untuk menghitungnya.

Sedangkan keakuratan dari alat yang telah dibuatnya adalah 99,6% saja. Angka

jumlah denyut nadi ditampilkan dalam seven segment selama 60 detik (1

menit).

Tugas Akhir dari Agus Muslih (2004) dengan judul “Alat Ukur Sinyal

Detak Jantung”. Alat yang dibuat ini menggunakan Elektrokardiograf (EKG)

yaitu suatu alat yang digunakan untuk keperluan diagnostik (pemeriksaan),

yaitu untuk mengukur dan mencatat kurva tegangan bioelektrik jantung. Hasil

pengukuran ditampilkan melalui osiloskop atau monitor komputer.

Monitoring atau kegiatan untuk mengetahui kondisi stres atau tidak stres

pada seseorang dapat diukur dari suhu tubuh, kelembaban kulit dan detak

(8)

kelembaban kulit dan sensor detak jantung dengan interface menggunakan

mikrokontroller AT89C2051, didukung perangkat lain seperti komputer dan

rangkaian elektronika lainnya.

Alat yang akan dikerjakan ini menggunakan komputer sebagai penampil

grafik suhu tubuh, kelembaban kulit dan detak jantung dimaksudkan untuk

mempermudah pembacaan, dengan penampilannya menggunakan bahasa

pemrograman Visual Basic V6.0.

1.7. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode

sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari

berbagai buku penunjang untuk mendukung pembuatan modul dan software.

2. Studi Lapangan

Melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung,

wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten, serta mencari informasi

mengenai harga bahan-bahan benda jari yang akan diperlukan dalam

pembuatan alat pendeteksi ketegangan atau stres dengan menggunakan

sensor suhu tubuh, kelembaban kulit dan sensor detak jantung dan dengan

tampilan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic V6.0.

3. Metode Perancangan

Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran singkat tentang obyek

(9)

4. Metode Bimbingan

Metode ini dilakukan dalam bentuk pengarahan, petunjuk, serta saran dari

dosen pembimbing atau semua pihak yang bisa membantu proses penelitian

selama tugas akhir ini.

1.8. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan, metode pembuatan alat, sistematika

penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

perancangan dan pembuatan alat.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Berisi tentang perancangan sistem meliputi blok diagram perancangan,

penentuan komponen yang akan digunakan dan pembuatan alat dan

program.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Berisi tentang pengujian alat dan menganalisa hasil pengujian alat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari pembuatan alat dan saran untuk

Gambar

Tabel 1.1. Gejala-gejala Stres Kerja

Referensi

Dokumen terkait

IRR (internal rate of return). Strategic importance & fit. Level of risk exposure. Aspek sosial yang berhubungan dengan implementasi proyek. Pengaruhnya terhadap group image.

Berdasarkan tabel uji F diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat

yang terjadi pada variabel terikat yaitu kinerja Pegawai yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan transformasional

- Guru mengirimkan pertanyaan kepada peserta didik melalui WAG Kelas dan Messengger Kelas tentang pengertian interaksi sosial disosiatif beserta dengan 2 contoh

Alat ini dirancang untuk dapat memantau suhu tubuh dan detak jantung pasien pada jarak jauh, dengan memberi pesan notifikasi pada aplikasi Telegram pada smartphone atau

Selain itu data yang didapat untuk menentukan dosen terbaik belum menggunakan metode yang baik, untuk itu diperlukan alat bantu komputer dan penggunakan metode di

Jenis tindakan operasi terdiri dari: appendiktomi, cholesistektomi, hernia repair, dan berbagai jenis laparotomi (peritonitis, colostomi, reseksi colon karena:

Setelah dilakukan pembelajaran pada masing-masing kelompok strategi terlihat bahwa hasil belajar dari ketiga kelompok strategi tersebut berbeda secara signifikan,