• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK FASE AKUT Pengaruh Hiperglikemia Terhadap Mortalitas Pada Penderita Stroke Iskemik Fase Akut Di Rsud Dr. Moewardi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK FASE AKUT Pengaruh Hiperglikemia Terhadap Mortalitas Pada Penderita Stroke Iskemik Fase Akut Di Rsud Dr. Moewardi."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Taufik Adi Susilo

J500 1200 39

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

iii ABSTRAK

PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK FASE AKUT

DI RSUD Dr. MOEWARDI

Taufik Adi Susilo1, Listyo Asist Pujarini2, Dona Dewi Nirlawati2 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Latar belakang: Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan ketiga terbanyak di negara berkembang. Faktor yang menyebabkan kematian pasien stroke salah satunya adalah diabetes mellitus. Keadaan hiperglikemia memperburuk defisit neurologik dan akan meningkatkan mortalitas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh hiperglikemia terhadap mortalitas pada pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi. Metode: Penelitian observasional analitik non eksperimen dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sample dengan purposive sampling sejumlah 86 pasien stroke iskemik fase akut, 43 pasien stroke iskemik fase akut dengan hiperglikemia dan 43 pasien stroke iskemik fase akut tidak hiperglikemia yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi. Data diperoleh dari catatan rekam medik pasien dengan rentang waktu Januari 2014 samapi November 2015. Analisis statistitk mengggunakan Uji Chi-Square.

Hasil: Pasien stroke iskemik akut dengan hiperglikemia yang meninggal sebanyak 22 pasien (25.5%) yang tidak meninggal sebanyak 21 pasien (24.42%) dan pasien stroke iskemik akut dengan tidak hiperglikemia yang meninggal sebanyak 5 pasien (5.81%) yang tidak meninggal sebanyak 38 pasien (44.19%). Secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hiperglikemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05) dengan nilai x2= 15.602.

Kesimpulan: Menurut analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdpat pengaruh hiperglikemia dengan mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut dan pasien stroke iskemik fase akut dengan hipergikemia mempunyai risiko kematian sebesar 7.962 kali dibandingkan dengan pasien stroke iskemik fase akut yang tidak mengalami hiperglikemia.

Usia, hipertensi dan hiperkolesterolemia tidak mempengaruhi mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut.

Kata Kunci: stroke iskemik akut, hiperglikemia, mortalitas

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

(4)

iv

ABSTRACT

THE EFFECT OF HYPERGLYCEMIA TO MORTALITY IN STROKE ISCHEMIC ACUTE SUFFERER AT RSUD DR. MOEWARDI

Taufik Adi Susilo1, Listyo Asist Pujarini2, Dona Dewi Nirlawati2

Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta

Background: Stroke is the second largest cause of death in developed countries and the third largest in the developing countries. One of the factor that caused the death of patients with stroke was diabetes mellitus. The hyperglycemia condition worsens neurologic deficit and would increase mortality.

Purpose: The purpose of this research is to know the effect of Hyperglycemia to Mortality in Stroke Ischemic acute sufferer at RSUD Dr. Moewardi.

Method: This research was observational analytic non experiment with cross sectional approach. Sample of this research with purposive sampling were stroke ischemic acute patients with a total sample of 86 people. 43 patients of stroke ischemic acute with hyperglycemia and 43 patients of stroke ischemic acute without hyperglycemia at RSUD Dr. Moewardi. The data obtained from range of medical record from January 2014 till November 2015. Analysis statistic using Chi-Square test.

Result: Patient stroke ischemic acute with hyperglycemia show that 22 patients passed away (25.5%) 21 patients are alive (24.42%) and patient stroke ischemic acute without hyperglycemia show that 5 patients passed away (5.81%) 38 patients are alive (44.19%). In statistic using Chi-Square test obtained that there is significant correlation between hyperglycemia with mortality patient of stroke ischemic acute, with estimation OR = 7.962; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05) with value x2 = 15.602.

Conclusion: Based on the analysis data in this research showed that there is influence hyperglycemia with mortality in patient stroke ischemic acute and patient stroke ischemic acute with hyperglycemia has mortality risk 7.962 times than patient stroke ischemic acute without hyperglycemia. Age, hypertension and hypercholesterolemia did not influence of mortality in patient stroke ischemic acute.

Keywords: stroke ischemic acute, hyperglycemia, mortality

1Student at Medical Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta

(5)

PENDAHULUAN

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) Monica Project adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global secara akut, lebih

dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau meninggal), berasal dari gangguan aliran darah otak. Termasuk didalamnya adalah perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral dan iskemik atau infark otak (Setyopranoto, 2012).

Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan ketiga terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang meninggal karena stroke di dunia. Data yang dikumpulkan oleh American Heart Association tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat

stroke (Wirawan, 2009).

Data dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17.9%), Yogyakarta (16.9%), Sulawesi Tengah (16.6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Terjadi peningkatan prevalensi stroke berdasarkan wawancara dari 8.3 per 1000 pada tahun 2007 menjadi 12.1 per 1000 pada tahun 2013.

Penelitian di Indonesia dilakukan oleh ASEAN Neurological Association (ASNA) di 28 rumah sakit Indonesia. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun yaitu 11.8 %, usia 45 - 64 tahun berjumlah 54.2 % dan di atas usia 65 tahun 33.5 % (Misbach & Wendra, 2000).

Faktor-faktor prognosis yang menyebabkan kematian pasien stroke adalah usia, indeks massa tubuh, hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, merokok, dan tingkat keparahan stroke juga merupakan faktor lain yang ikut berperan mempengaruhi ketahanan hidup pasien stroke (Kiyohara et al., 2003).

Diabetes melitus merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke, meningkatkan 2-3 kali kejadian stroke iskemik serta kecacatan dan mortalitas (Indiyarti 2003). Misbach melaporkan bahwa faktor resiko terjadinya stroke pada diabetes melitus adalah 17.3%.

Berdasarkan penelitian Adam HP. et al (2007) bahwa pada pasien stroke mengalami peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiperglikemia adalah

(6)

2

100 dan 126 mg/dL (6,1 sampai 7.0 mmol/L) dikatakan suatu keadaan toleransi abnormal glukosa (Srinivasan, 2004). Keadaan hiperglikemia yang ditemukan hingga dua per tiga penderita stroke iskemik fase akut telah dihubungkan dengan outcome penderita yang buruk. Hiperglikemia yang terjadi bisa disebabkan karena

adanya riwayat diabetes ataupun juga karena adanya respon stress (Dave et al., 2010; Adams et al., 2007).

Hiperglikemia memperburuk defisit neurologik dan akan meningkatkan mortalitas baik pada hiperglikemia reaktif maupun pada diabetes melitus, karena pada kondisi iskemia akan timbul asidosis laktat yang menyebabkan kerusakan neuron, jaringan glial dan jaringan vaskular (Capes et al., 2001; Indiyarti 2003).

Pengendalian kadar glukosa darah yang ketat ada hubungan dengan berkurangnya angka kematian pada pasien stroke (Gentile 2006), walaupun ada bukti bahwa hubungan antara diabetes melitus dengan stroke baik dari studi epidemiologis maupun studi patofisiologis, pengendalian dan penurunan kadar serum glukosa darah tidak menunjukan penurunan risiko terjadinya stroke (Gofir, 2009).

Dianjurkan untuk segera dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien stroke iskemik akut, meskipun penurunan ini belum ada bukti yang cukup untuk menurunkan faktor risiko, terutama pasien nondiabetes. Karena pasien stroke nondiabetes lebih berrisiko terjadi kerusakan otak lebih lanjut jika terjadi hiperglikemia (Lindsberg 2004).

Berdasarkan uraian diatas bahwa adanya kontroversi pengaruh hiperglikemia terhadap kematian pasien stroke iskemik dan belum adanya penelitian ini di RSUD Dr. Moewardi maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia terhadap mortalitas pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi.

METODE PENELITIAN

(7)

penderita stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi yang telah memenuhi kriteria retriksi untuk diambil sebagai subyek penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan ciri atau sifat-sifat tertentu yang memenuhi kriteria inklusi yang terdapat dalam data rekam medis (Notoatmojo, 2010). Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien stroke iskemik fase akut tahun 2013-2015.

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi sampel menurut jenis kelamin Jenis

Kelamin

Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia

Meninggal Tidak Meninggal

Meninggal Tidak

Meninggal

n % n % n % n %

Laki-laki 10 11.63 16 18.6 1 1.17 26 30.23 Perempuan 12 13.95 5 5.81 4 4.65 12 13.95 Total 22 25.58 31 36.05 5 5.81 38 44.19

Tabel 4.2 Distribusi sampel menurut usia

Usia Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia

Meninggal Tidak Meninggal

Meninggal Tidak

Meninggal

n % n % n % n %

45-54 5 5.81 3 3.49 2 2.33 11 12.79

55-64 6 6.98 5 5.81 1 1.16 18 20.93

65-74 6 6.98 8 9.30 2 2.33 4 4.65

75-84 2 2.33 3 3.49 0 0.00 5 5.81

>85 3 3.49 2 2.33 0 0.00 0 0.00

(8)

4

Tabel 4.3 Distribusi sampel menurut tekanan darah

Tekanan darah Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia

Meninggal Tidak Meninggal

Meninggal Tidak Meninggal

n % n % n % n %

Hipertensi 11 12.79 16 18.60 2 2.33 20 23.26 Tidak Hipertensi 11 12.79 5 5.81 3 3.49 18 20.93 Total 22 25.58 21 24.42 5 5.81 38 44.19

Tabel 4.4 Distribusi sampel menurut kadar kolesterol total Kadar Kolesterol

Total

Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia

Meninggal Tidak Meninggal

Meninggal Tidak Meninggal

n % n % n % n %

Hiperkolesterolemia 4 4.65 3 3.49 0 0.00 3 3.49 Normal 18 20.93 18 20.93 5 5.81 35 40.70 Total 22 25.58 21 24.42 5 5.81 38 44.19

Tabel 4.5 Distribusi sampel menurut kadar glukosa darah Kadar Glukosa

Darah

Meninggal Tidak

Meninggal

Total

n % n % n %

Hiperglikemia 22 25.58 21 24.42 43 50

Tidak Hiperglikemia 5 5.81 38 44.19 43 50

Total 27 31.4 59 68.6 86 100

B. Analisis Data

Tabel 4.6 Hasil analisis bivariat usia dengan mortalitas

Usia Meninggal Tidak

Meninggal p x2

n % n %

45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun 75-84 tahun >85 tahun 7 8 7 2 3 8.14 9.30 8.14 2.33 3.49 14 23 12 8 2 16.28 26.74 13.95 9.30 2.33

(9)

Menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan nilai p= 0.388 (p>0.05) dan nilai x2= 4.132.

Tabel 4.7 Hasil analisis bivariat tekanan darah dengan mortalitas

Tekanan Darah Meninggal Tidak

Meninggal P OR 95%CI

n % n %

Hipertensi Tidak hipertensi 13 14 15.12 16.28 37 22 43.02

25.58 0.263 0.593 0.237-1.486 Secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 0.593 ; 95% CI = 0.237-1.486 p= 0.263 (p>0.05) dengan nilai x2= 1.251.

Tabel 4.8 Hasil analisis bivariat kadar kolesterol total dengan mortalitas Kadar Kolesterol

Total

Meninggal Tidak

Meninggal P OR 95%CI

n % n %

Hiperkolesterolemia Normal 4 23 4.65 26.74 6 53 6.98

61.63 0.533 1.536 0.396-5.965 Didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

hiperkolesterolemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 1.536 ; 95% CI = 0.396-5.965 p= 0.533 (p>0.05) dengan nilai x2= 0.389.

Tabel 4.9 Hasil analisis bivariat kadar glukosa darah dengan mortalitas Kadar Glukosa

Darah

Meninggal Tidak

Meninggal P OR 95%CI

n % n %

Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia 22 5 25.5 5.81 21 38 24.42

(10)

6

Menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hiperglikemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05) dengan nilai x2= 15.602.

PEMBAHASAN

Hasil analisis univariat masing-masing variabel usia, tekanan darah, kadar koletrol total dan kadar glukosa darah terhadap prognosis pasien stroke iskemik akut didapatkan bahwa jumlah pasien terdapat 27 pasien (31.4%), dan jumlah pasien yang tidak meninggal sebanyak 59 pasien (68.6%). Pada 1053 pasien stroke di 5 rumah sakit di Yogyakarta tercatat angka kematian sebesar 28.3%, dengan 780 pasien stroke iskemik sebesar 20.4%, dan stroke merupakan peringkat ketiga penyebab kematian. Angka kejadian stroke iskemik akut setiap tahunya mengalami peningkatan (Setyopranoto, 2011).

Berdasarkan table 4.1 didapatkan bahwa 53 orang pasien (61.6%) berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang pasien (38.4%) berjenis kelamin perempuan. Menurut Satyanegara (2010) prevalensi antara laki-laki dan perempuan hampir sama. Penelitian lain mengatakan bahwa hasil uji Chi-Square hubungan jenis kelamin dengan kejadian stroke memiliki nilai p=0.008 dengan odds ratio 4.375 yang artinya laki-laki memiliki risiko lebih banyak daripada perempuan (Puspita & Putro, 2008).

(11)

RI pada 987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33 propinsi mendapatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama pada usia >45 tahun dan merupakan 15.4% dari seluruh kematian (Setyopranoto, 2011).

Hubungan antara hipertensi terhadap mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut, tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kematian pasien stroke iskemik akut (OR = 0.593 ; 95% CI = 0.237-1.486; p= 0.263 (p>0,05) dengan nilai x2= 1.251), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi tidak mempengaruhi mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut. Penelitian cohort yang dilakukan di Taiwan menunjukan bahwa hipertensi tidak begitu

berpengaruh terhadap kematian pada penyakit kardiovaskuler meskipun di usia tua, tetapi pada hipertensi stage 2 dan 3 yang berpengaruh terhadap kematian dengan odds ratio 1.40 (Wu, Hu, Chou, & Huang, 2015). Penelitian lain pada 127 pasien

stroke di Uganda menunjukan bahwa hipertensi tidak berpengaruh terhadap mortalitas pada pasien stroke iskemik akut dengan nilai p= 0.805; CI = 0.5-2.6 (Nakibuuka et al., 2015).

Tidak ada hubungan yang signifikan antara keadaan hiperkolesterolemia dengan angka kematian pada penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR= 1.536 ; 95% CI= 0.396-5.965 dan p= 0.533 (p>0,05) dengan nilai x2= 0.389. Penelitian di Yogyakarta didapatkan bahwa pasien stroke hanya sedikit yang mengalami hiperkolesterolemia ketika masuk rumah sakit yaitu sebanyak 16,8%. Berdasarkan analisa dan pembahasan menunjukan bahwa hiperkolesterolemia tidak signifikan sebagai prediktor prognosis kematian pasien stroke iskemik (Nugrahanti & Ghofir, 2011).

(12)

8

dibandingkan pasien dengan kontrol glukosa darah yang baik dan terdapat hubungan bermakna antara peningkatan kadar glukosa terhadap insiden stroke (Misbach, 2011).

Perubahan biokimiawi multipel yang terjadi pada stroke akut salah satunya adalah gangguan regulasi glukosa darah yang terjadi sebagai reaksi nonspesifik terhadap terjadinya stres kerusakan jaringan (Soegodo, 2001). Hiperglikemia karena stres yang terjadi pada manusia dapat merupakan suatu keadaan yang menguntungkan tetapi juga dapat tidak menguntungkan bagi kelanjutan hidup (Setia, 2003). Hiperglikemia akan berdampak buruk terhadap keluaran klinis pada penderita karena dapat menyebabkan gangguan fungsi imun serta akan lebih rentan terkena infeksi, perburukan sistem kardiovaskuler, trombosis, peningkatan inflamasi, disfungsi endotel, stres oksidatif dan kerusakan otak (Darmawan, 2011). Penelitian yang dilakukan Indayarti (2003) mengatakan bahwa hiperglikemia meningktakan angka mortalitas pada pasien stroke.

Kematian neuron otak karena iskemia dapat berupa suatu nekrosis maupun apoptosis yang sering terjadi bersamaan, bahkan dalam satu sel, tergantung kepada intensitas dari jejas iskemia, kemampuan sintesis ATP dan protein, serta umur sel yang bersangkutan (Ogbera et al., 2014).

Penelitian ini juga didapatkan odds ratio yang tinggi yaitu 7.962 yang artinya pasien dengan hiperglikemia mempunyai risiko meninggal sebanyak 7.962 kali sehingga sangat dianjurkan untuk mengendalikan kadar glukosa darah pada penderita stroke iskemik akut (Lindsberg, 2004).

(13)

KESIMPULAN

Menurut analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdpat pengaruh hiperglikemia dengan mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut dengan OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p>0.05) dengan nilai x2= 15.602 dan pasien stroke iskemik fase akut dengan hipergikemia mempunyai risiko kematian sebesar 7.962 kali dibandingkan dengan pasien stroke iskemik fase akut yang tidak mengalami hiperglikemia.

Usia, hipertensi dan hiperkolesterolemia tidak mempengaruhi mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut.

UCAPAN TERIMAKASIH

(14)

10

DAFTAR PUSTAKA

Adams, H. P., Del Zoppo, G., Alberts, M. J., Bhatt, D. L., Brass, L., Furlan, A., & Wijdicks, E. F. 2007. Guidelines for the Early Management of Adults With Ischemic Stroke. Circulation, 115(20), e478-e534.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Batbara, R. N., & Iqbal, K. M. 2011. Penyebab Mortalitas pada Pasien Stroke Fase

Akut di RSUP . HAM . Medan Januari - Desember 2011 Causes of Mortality in Acute Stroke Patients in RSUP . HAM . Medan January - December 2011. FKUSU

Caps, Sarah E., MD; Dereck Hunt, MD, MSc; Klas Malmberg, MD, PhD; Parbeen Pathak, BSc, MD; Hertzel C. Gerstein, MD, MSc. 2001. Stress Hyperglycemia and Prognosis of Stroke in Nondiabetic and Diabetic Patients A .Stroke ;32:2426-2432.

Darmawan, A., Tugasworo, D., Gde, T., & Pemayun, D. 2011. Hiperglikemia dan Aterosklerosis Arteri Krotis Interna pada Penderita Pasca Stroke Iskemik.Media Medika , 45, 1–7.

Dave, J. a. et al.,, 2010. Abnormal glucose metabolism in non-diabetic patients presenting with an acute stroke: prospective study and systematic review. Qjm, 103(7), pp.495–503.

Gentile, N.T., 2006. Decreased Mortality by Normalizing Blood Glucose after Acute Ischemic Stroke. Academic Emergency Medicine, 13(2), pp.174–180. Ginsberg MD, 2008. Lecture Notes Neurologi, Edisi ke 8, Surabaya : Erlangga, pp

: 89-99.

Gofir, abdul. 2009. Manajemen Stroke. Yogyakarta : Pustaka cendikia press. Indiyarti, R., 2003. Dampak Hiperglikemia Terhadap Kelangsungan Hidup

Penderita Stroke. , 22(3), pp.105–109.

Kiyohara, Y., Kubo, M., Kato, I., Tanizaki, Y., Tanaka, K., Okubo, K., & Iida, M. 2003. Ten-Year Prognosis of Stroke and Risk Factors for Death in a Japanese Community The Hisayama Study. Stroke, 34(10), 2343-2347. Lindsberg, P.J., 2004. Hyperglycemia in Acute Stroke. Stroke, 35(2), pp.363–364. Misbach J. & Wendra A. 2000. Clinical Pattern of hospitalized acute ischemic

(15)

Misbach, J. 2011. Stroke, Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Nakibuuka, J., Sajatovic, M., Nankabirwa, J., Ssendikadiwa, C., Furlan, A. J., Katabira, E.,Ddumba, E. 2015. Early mortality and functional outcome after acute stroke in Uganda : prospective study with 30 day follow - up. SpringerPlus. 4:450

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugrahanti, S. S., & Ghofir, A. 2011. Rerata Tekanan Arteri Lebih Dari 145 Mmhg

Pada Saat Masuk Rumah Sakit Sebagai Prediktor Prognosis Kematian 7 Hari Pada Pasien Stroke Hemoragik,. journal of Medicine 10, 1–7.

Ogbera, A.O. et al., 2014. Glucose and lipid assessment in patients with acute stroke. International archives of medicine, 7(1), p.45.

Puspita, M. R., & Putro, G. 2008. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri.BPSK. 11.263-269

Sacco et al., 2009. Risk factor of ischemic stroke. American Heart Association. Sastroamoro, sudigdo., Sofyan, ismail. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Satyanegara,. 2010 Ilmu Bedaf Saraf. Edisi VI. Jakarta : PT Grmedia Pustaka Utama.

Setia Putra AM, Mustafa I, 2003. Tight control glycema, Profesiolanilsm of intensive and standardization of intensive care unit in Indonesia. National Congress of Perdici, Jakarta, 6 (4) : 1-2.

Setyopranoto, ismail. 2011. Stroke: Gejala Dan Penatalaksanaan. CDK. 38:1. __________,.2012. Odem Otak Pada Pasien Stroke Iskemik Akut. Yogyakarta :

Balai penerbit FKUGM.

Soegodo S, 2001. Homeostasis glukosa darah pada stroke. Dalam : Alwi I, Setiati S, Sudoyo A dkk eds. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Peyakit Dalam. Pusat Informasi dan penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Srinivasan V, Spinella PC, Drott HR, Roth CL, Helfaer MA, Nadkarny V.

(16)

12

Wirawan, R.P., 2009. Rehabilitasi Stroke pada Pelayanan Kesehatan Primer. Maj Kedokt Indon, 59(2).

World Healt Organization. 2010. Global Burden of Stroke. http://www.who.int/topics/globalburdenofstroke/en/. Diakses pada 10 Juni 2015.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi sampel menurut jenis kelamin
Tabel 4.3 Distribusi sampel menurut tekanan darah
Tabel 4.9 Hasil analisis bivariat kadar glukosa darah dengan mortalitas

Referensi

Dokumen terkait

ULP Polres Buleleng Tahun Anggaran 2016, melaksanakan penjelasan dokumen pengadaan untuk pekerjaan Pemeliharaan Ranmor Roda 2 Polres Buleleng TA. Pemberian Penjelasan

 Dengan mengamati contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari hari di rumah, siswa dapat berperilaku patuh di sekolah.  Contoh

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada petani penggarap dan buruh tani, mereka mengatakan bahwa tidak ada dampak positif yang terjadi kepada mereka

Masyarakat kecil akan lebih terkena dampak negatif dalam alih fungsi

STUDI TENTANG PERAN KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI) DALAM MEREVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Setelah dilakukan pemasangan pathok jumat mendatang /maka pada tanggal 15 januari 2009 / pembukaan pasar malam perayaan sekaten akan dilakukan dan sejak senin tanggal Senin

Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi Buruknya sarana sanitasi yang ada pada tempat umum seperti pasar, akan berdampak bukan hanya pada

Untuk kelancaran pelaksanaan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga diharapkan saudara membawa laptop beserta semua softcopy penawaran harga serta membawa