• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PENURUNAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA Pengaruh Effective Microorganisms-4 (EM-4) Terhadap Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Industri Tahu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PENURUNAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA Pengaruh Effective Microorganisms-4 (EM-4) Terhadap Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Industri Tahu."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PENURUNAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA

LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

DEWI MULYANINGSIH J 410 090 073

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

PENGARUH EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PENURUNAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA

LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Dewi Mulyaningsih J 410 090 073

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162

Abstrak

Dampak tingginya kadar COD menyebabkan tidak adanya kehidupan biota air. Kadar COD limbah cair tahu di Dukuh Kanoman sudah melebihi standar, yaitu 4160 mg/L. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh EM-4 terhadap penurunan kadar COD limbah cair tahu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-postest dengan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh industri tahu yang tidak mempunyai pengolahan limbah yang ada di Dukuh Kanoman yang berjumlah 12 industri. Jumlah sampel yang digunakan adalah 12 liter, setiap perlakuan membutuhkan 1 liter limbah, dengan 3 kali pengulangan. Hasil uji laboratorium pada kontrol, kadar COD rata-rata sebesar 3866 mg/l. Perlakuan dengan dosis EM-4 0,5 ml/l rata-rata-rata-rata kadar COD sebesar 2906 mg/l, dosis 1 ml/l rata-rata kadar COD sebesar 2133 mg/l, dan dosis 2 ml/l rata-rata kadar COD sebesar 1413 mg/l. Kadar COD setelah perlakuan belum memenuhi standar baku mutu. Dosis yang paling berpengaruh terhadap penurunan kadar COD yaitu pada dosis 2 ml/l sebesar 66,03%. Hasil uji statistik menggunakan anova satu jalur menunjukkan ada pengaruh EM-4 terhadap penurunan kadar COD limbah tahu akan tetapi diharapkan peneliti lain dapat meggunakan variasi dosis yang paling tepat agar kadar COD turun sampai level di bawah baku mutu yang telah ditetapkan dan masyarakat di Dukuh Kanoman dapat memanfaatkan EM-4 dalam pengolahan limbah industri tahu skala rumah tangga.

Kata Kunci : Kadar COD, Limbah Cair Tahu, EM-4 Abstract

(5)

applying 3 times of repetition. The result of laboratory experiment in control shows that the average rate of COD degree was 3866mg/l. the treatment with the dosage EM-4 of 0.5 ml/l results 2906 mg/l of COD concentration, meanwhile the dosage of 1 ml/l produces 2133 mg/l of COD average concentration. Finally, the dosage of 2 ml/ l in the treatment results 1413 mg/l of COD concentration in average. The concentration of COD after the treatment has not reached quality standards yet. The most influenced dosage to the decrease of cod degree is in the dosage of 2 ml/l resulting 66.03%. The statistic test result using one-way anova showed that there was an impact of EM-4 to the decrease of COD degree of tofu wastewater. It is hoped that other researchers can find the fittest dosage in order to decrease COD concentration reaching the quality standards and the society of Kanoman village can use EM-4 in the tofu’s waste treatment in household scale.

Key words : COD concentration, tofu’s wastewater, EM-4 PENDAHULUAN

Sampel limbah cair tahu di Dukuh Kanoman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali setelah diujikan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta mempunyai kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) sebesar 4160 mg/L. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Tahu dan Tempe syarat kandungan COD dalam limbah cair industri tahu sebesar 275 mg/L. Dibandingkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu Dukuh Kanoman Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali melebihi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan sehingga perlu upaya untuk menurunkan kadar COD agar tidak mencemari lingkungan.

(6)

karena mikroorganisme merupakan dasar utama untuk pengolahan limbah (Ginting, 2007). Effective microorganisms merupakan kultur campuran lima kelompok mikroorganisme yang mampu melakukan biodegradasi limbah organik (Hanifah, dkk, 2001). Kandungan terbanyak Lactobacillus sp., bakteri penghasil laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik, Streptomyces sp. dan ragi (Setiawan, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian Suharjito (2005), pemberian Effective microorganisms terhadap kadar BOD pada limbah cair industri tahu, ditunjukkan turunnya kadar awal yaitu dari 1683 mg/l hingga 686 mg/l dengan konsentrasi EM-4 yang paling efektif sebanyak 4 ml. Sementara itu hasil penelitian Jasmiyati, dkk (2010), menyimpulkan bahwa pemberian EM-4 pada limbah cair tahu juga dapat menurunkan konsentrasi BOD dan COD mencapai 93,61% - 97,87%.

(7)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian eksperimen sungguhan (true experiment) dengan rancangan pretes-postes dengan kelompok kontrol (pretest-postest with kontrol group). Dalam rancangan ini dilakukan pengelompokkan anggota kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan acak atau random (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian dilaksanakan di industri tahu milik Bapak Saimin di Dukuh Kanoman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali pada bulan Mei - Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 12 industri tahu yang menghasilkan limbah cair yang berada di Dukuh Kanoman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali yang sebelumnya tidak mempunyai pengolahan limbah. Setiap perlakuan mengambil 1 liter sampel limbah cair tahu sehingga jumlah seluruh sampel sebanyak 12 liter. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar COD kemudian dihitung efektivitas pengolahannya dengan rumus :

Keterangan :

a : kadar COD sebelum diberi perlakuan b : kadar COD sesudah diberi perlakuan

(8)

EM-4 dalam menurunkan kadar COD pada limbah cair industri tahu yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 21 di laboratorium komputer Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

a. Jika p value ≤ 0,01 maka hipotesis penelitian diterima. b. Jika p value > 0,01 maka hipotesis penelitian ditolak.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

1. Pengukuran pH limbah cair tahu

Hasil penelitian mendapatkan informasi tentang kualitas limbah cair dengan melihat keadaan pH sebelum dan setelah perlakuan dengan penambahan 3 variasi dosis EM-4 pada limbah cair tahu. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai pH limbah cair tahu seperti Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Hasil Pengukuran pH limbah cair tahu

Replikasi

pH Perda Prov.

Jateng No. 5 Th 2012 Sebelum Setelah Perlakuan

Kontrol 0,5 ml/l 1 ml/l 2 ml/l 1

5,29

4,57 4,67 4,58 4,56

2 4,23 4,21 4,22 4,22 6,0-9,0

3 4,17 4,10 4,09 4,10

(9)

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa kadar pH limbah tahu baik sebelum perlakuan dan setelah perlakuan mengalami perubahan. Kadar pH sebelum perlakuan 5,29 dan kadar pH setelah perlakuan tertinggi pada rata-rata penambahan EM-4 0,5 ml/l yaitu 4,33. Sedangkan kadar pH terendah rata-rata penambahan EM-4 2 ml/l yaitu 4,29.

2. Pengukuran Suhu Limbah Cair Tahu

Suhu limbah dipantau sebelum dan setelah perlakuan dengan 3 variasi dosis EM-4, yaitu sampai suhu stabil. Nilai suhu dari kelompok kontrol dan perlakuan sampel limbah tahu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu Limbah Cair Tahu

Replikasi

Suhu (oC) Perda Prov.

Jateng No. 5 Th 2012 Sebelum Sesudah Perlakuan

Kontrol 0,5 ml/l 1 ml/l 2 ml/l 1

43

32 31 31 31

2 31 31 31 31 Max. 38oC

3 30 30 30 30

Rata-rata 43 31 30,67 30,67 30,67

(10)

3. Pengukuran Kadar COD

Pengukuran kadar COD dilakukan sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan dengan variasi dosis EM-4 0,5 ml/l; 1 ml/l dan 2 ml/l yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil pemeriksaan kadar COD dapat dilihat pada Tabel 5 :

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kadar COD

Replikasi

Kadar COD (mg/l) Perda Prov.

Jateng No. 5 Th 2012

Sebelum Sesudah

Kontrol 0,5 ml/l 1 ml/l 2 ml/l 1

4160

3920 2720 2160 1120

2 4000 3120 2000 1520 275 mg/l

3 3680 2880 2240 1600

Rata-rata 4160 3866 2906 2133 1413

(11)

Tabel 6. Efektivitas Effective Microorganisms-4 (EM-4) dalam Menurunkan Kadar COD pada Limbah Cair Tahu Variasi

Dosis EM-4 (ml/l)

Kadar COD (mg/l) Efektivitas Pengolahan

(%) Sebelum Sesudah Penurunan

0,5 4160 2906 1254 30,14

1 4160 2133 2027 48,72

2 4160 1413 2747 66,03

Tabel 6 menunjukkan efektivitas variasi dosis EM-4 dalam menurunkan kadar COD pada limbah cair tahu. Kadar COD sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 4160 ml/l dan setelah mendapatkan perlakuan EM-4 dengan dosis 0,5 ml/l kadar COD turun sebesar 1254 mg/l dengan efektivitas 30,14%, EM-4 dengan dosis 1 ml/l kadar COD turun sebesar 2027 mg/l dengan efektivitas 48,72%, dan penambahan EM-4 dengan dosis 2 ml/l kadar COD turun sebesar 2747 mg/l dengan efektivitas 66,03%.

Tabel 7. Hasil Analisis Anova untuk Kadar COD

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Between Groups 135,000 3 45,000 45,000 ,000

Within Groups 8,000 8 1,000

Total 143,000 11

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa nilai signifikan 0,000 dimana sig ≤ 0,01 sehingga Ho ditolak yang artinya ada pengaruh yang

(12)

pada limbah cair tahu di Dukuh Kanoman, Kelurahan, Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Tabel 8. Hasil Uji Perbandingan Variasi Dosis Effective Microorganisms (EM-4)

(I) (J) Mean

Difference (I – J)

Std.

Error Sig

99% Confidence Interval Variasi Dosis Variasi

Dosis Lower Bound Upper Bound Kontrol

0,5 ml/l 3,000 ,816 ,026 -,58 6,58 1 ml/l 6,000* ,816 ,000 2,42 9,58 2 ml/l 9,000* ,816 ,000 5,42 12,58

0,5 ml/l

Kontrol -3,000 ,816 ,026 -6,58 ,58 0,5 ml/l 3,000 ,816 ,026 -,58 6,58

2 ml/l 6,000* ,816 ,000 2,42 9,58

1 ml/l

Kontrol -6,000* ,816 ,000 -9,58 -2,42 0,5 ml/l -3,000 ,816 ,026 -6,58 ,58

2 ml/l 3,000 ,816 ,026 -,58 6,58

2 ml/l

Kontrol -9,000* ,816 ,000 -12,58 -5,42 0,5 ml/l -6,000* ,816 ,000 -9,58 -2,42 1 ml/l -3,000 ,816 ,026 -6,58 ,58 *. The mean difference is significant at the 0,01 level.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa kadar COD pada kontrol atau tanpa ditambahkan EM-4 dengan dosis 2 ml/l ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan mean difference 9,000.

2. Pembahasan

a. Pengukuran pH Limbah Cair Tahu

(13)

pengolahan limbah disebabkan oleh proses degradasi limbah secara alami yang menghasilkan asam-asam organik.

Jika dibandingkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah, kadar pH yang diperbolehkan yaitu 6,0 – 9,0 sehingga dapat diketahui bahwa kadar pH pada limbah cair tahu berada di bawah nilai baku mutu yang telah ditetapkan. Selama pengolahan, bakteri asam laktat mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Asam laktat digunakan oleh ragi dan jamur untuk membentuk alkohol dan ester, sehingga pH turun (Hanifah, dkk, 2001). Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan bahwa kondisi pH setelah diberi perlakuan tetap pada kondisi asam. Hal ini dapat dinaikan menggunakan basa dengan menambahkan air kapur (CaCO2)

pada saat perlakuan.

b. Pengukuran Suhu Limbah Cair Tahu

Kondisi suhu sebelum perlakuan memilki suhu tertinggi yaitu 43oC dibandingkan dengan setelah perlakuan. Suhu tertinggi setelah perlakuan pada rata-rata kontrol yaitu 31 oC, sedangkan rata-rata dengan penambahan EM-4 memilki suhu yang stabil yaitu 30,67oC.

(14)

kelompok perlakuan baik sebelum dan sesudah didiamkan selama 1 jam sudah memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran suhu dapat diketahui bahwa nilai suhu pada kondisi normal sehingga dalam hal ini suhu tidak mempengaruhi terhadap perubahan kadar COD.

c. Kadar COD Limbah Cair Tahu

Berdasarkan hasil pemeriksaan bahwasanya limbah cair industri tahu di Dukuh Kanoman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali memiliki kadar COD yang melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang baku mutu air limbah, yaitu 4160 mg/l, dimana kadar yang diperbolehkan adalah 275 mg/l. Bila limbah cair industri tahu tidak diolah akan menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya (Jasmiyati, dkk, 2010).

(15)

Rata-rata kadar COD pada kontrol tanpa penambahan EM-4 yaitu 3866 mg/l, kadar tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan kadar sebelum perlakuan yaitu 4160 mg/l. Penurunan pada kontrol sebesar 7,06%. Hal ini didukung dengan penelitian Jasmiyati, dkk (2010) bahwa penurunan kadar COD bergantung pada mikroorganisme yang ada pada limbah cair tahu. Rata-rata kadar COD setelah ditambahkan EM-4 dengan dosis 0,5 ml/l sebesar 2906 mg/l dengan efektivitas pengolahan 30,14%, rata-rata kadar COD setelah ditambahkan EM-4 dengan dosis 1 ml/l sebesar 2133 mg/l dengan efektivitas pengolahan 48,72%, dan rata-rata kadar COD setelah ditambahkan EM-4 dengan dosis 2 ml/l sebesar 1413 mg/l dengan efektivitas pengolahan 66,03%. Dari variasi dosis EM-4 yang ditambahkan ke dalam limbah cair tahu masing-masing menurunkan kadar COD limbah cair tahu, namun dibandingkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang baku mutu air limbah, kandungan COD limbah yang paling efektif adalah penambahan dengan dosis 2 ml/l, meskipun kadar COD belum memenuhi syarat baku mutu akan tetapi kadar COD mengalami penurunan.

Menurut Sucipto (2012), EM-4 mengandung bakteri yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran kadar COD diantaranya bakteri Fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces sp, Ragi/Yeast, Actinomycetes.

Selain itu, dari hasil analisis dengan menggunakan uji Anova diperoleh nilai signifikansi 0,000 dimana sig ≤ 0,01 sehingga Ho ditolak yang

(16)

menurunkan kadar COD pada limbah cair tahu. Kadar COD pada kontrol atau tanpa ditambahkan EM-4 dengan dosis 2 ml/l ada beda signifikan (sig=0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan mean difference 9,000 ini menunjukkan penurunan

kada COD yang lebih tinggi daripada control. Sehingga penelitian ini disimpulkan bahwa semakin banyak dosis EM-4 semakin tinggi penurunan kadar COD pada limbah cair tahu, dimana dosis EM-4 yang paling tinggi penurunan kadar COD adalah 2 ml/l.

Mikroorganisme EM mampu mendegradasi senyawa-senyawa organik dalam limbah lebih cepat daripada hanya tergantung dari mikroorganisme alami dalam limbah (Hanifah, dkk, 2001). Sejalan dengan penelitian Jasmiyati, dkk (2010), yang menyimpulkan bahwa pemberian EM-4 pada limbah cair tahu juga dapat menurunkan konsentrasi BOD dan COD.

KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh EM-4 (Effective microorganisms-4) dalam menurunkan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada limbah cair.

2. Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada limbah tahu sebelum dilakukan perlakuan sebesar 4160 mg/l.

(17)

dosis 1 ml/l kadar COD rata-rata 2133 mg/l, dan untuk dosis 2 ml/l kadar COD rata-rata 1413 mg/l.

4. Dosis penambahan EM-4 (Effective microorganisms-4) yang paling efektif dalam menurunkan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada limbah cair adalah dosis 2 ml/l dengan efektivitas 66,03%.

b. Saran

Masyarakat dapat menerapkan sistem pengolahan ini untuk industri tahu skala rumah tangga dengan cara menampung limbah tahu dalam drum dan ditambahkan EM-4 kemudian didiamkan selama 1 jam dan masyarakat diharapkan dapat mengolah limbah cair industri tahu mereka sebelum dibuang ke badan air atau lingkungan dengan menetralkan kondisi pH sebelum mengolah limbah cair industri tahu dengan menambahkan air kapur (CaCO2).

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ginting P. 2007. Sistem Pengolahan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung: Yrama Widya.

Hanifah TA, Jose C dan Nugroho TT. Pengolahan Limbah Tapioka dengan Teknologi EM (Effective Microorganism). Jurnal Natur Indonesia III (2): 95 - 103 (2001)

Jasmiyati, Anita S dan Thamrin. 2010. Bioremediasi Limbah Cair Tahu Menggunakan Efektif Mikroorganisme (EM-4). Journal Of Environment Science. 2010:2 (4).

Notoatmodjo. 2010. Metedologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5. 2012 Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Industri. Jawa Tengah. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Setiawan BS. 2012. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Siregar SA. 2005. Instalasi Pengolahan Limbah. Yogyakarta: Kanisius.

Sucipto CD. 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Gambar

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kadar COD
Tabel 6. Efektivitas Effective Microorganisms-4 (EM-4) dalam
Tabel 8. Hasil Uji Perbandingan Variasi Dosis Effective Microorganisms (EM-4)

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan itu pula yang dipakai sebagai dasar pemilihan metode STAD dalam penelitian tindakan kelas sebagai usaha meningkatkan kemampuan pembelajaran cerita anak

with the addition of glacial acetic acid is the optimum conditions needed to make nata de cassava from 1 l of liquid waste tapioca (Avriyanl and Yullmartani 2009). The

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan preferensi masyarakat terhadap sekolah menengah atas negeri (SMAN) adalah faktor kondisi sekolah

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Tujuan diselenggarakannya Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) ialah : Pertama, untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan,

Hasil penelitian berdasarkan dimensi sosial dalam novel Sang Pencerah dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, ditemukan lima jenis dimensi sosial, yaitu (1)

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengkaji kronologi konversi mangrove menjadi tambak yang terjadi di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu; 2) Mengetahui aktor

besar membuatnya menjadi pribadi sulit untuk dimengerti dan membuatnya semakin menderita.Selain itu nilai-nilai pendidikan ditemukan dalam novel ini adalah nilai