PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHAREUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA RAKSANA MEDAN T.A. 2013/2014
Oleh:
Rosalina Gultom NIM. 409111070
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHAREUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA RAKSANA MEDAN T.A. 2013/2014
Rosalina Gultom (409111070) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharepada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.A. 2013/2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.A. 2013/2014 yang berjumlah 34 orang dan objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi operasi bentuk aljabar dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan tes.
Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan siswa. Hasil tes awal menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar rendah, terdapat 29 dari 34 siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 50,15 dan persentase ketuntasan klasikal 14,71%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada materi operasi bentuk aljabar persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai 70,59% atau terdapat 24 siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 65,15 dan persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 35,29%. Maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tes awal ke siklus I sebesar 55,88%. Kemudian pada pelaksanaan tindakan di siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan menggunakan alat peraga diperoleh persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 85,29% atau terdapat 29 dari 34 orang siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 73,38 serta persentase aktivitas siswa pada siklus II adalah 79,41%. Maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 14,7% dan aktivitas siswa sebesar 44,12%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya yang dicurahkanNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.A 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd dan Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika dan Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada abang dan kakak serta seluruh keluargaku yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di kelas matematika dik b’09 yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam usaha peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.
Medan, Januari 2014 Penulis
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 2.2 Sintaks Penyelenggaraan Model Diskusi Think-Pair-Share 24 Tabel 3.1 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 45
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 55
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 57
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 59
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Pada THB Siklus I 59
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 67
Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 68
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 70
Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Pada THB Siklus II 70
Tabel 4.9 Peningkatan Skor Proses Pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II 75
Tabel 4.10 Peningkatan Persentase Aktivitas Siswa Tiap Indikator 75
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 88
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 93
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 100
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 106
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 111
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 116
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 122
Lampiran 9 Data Kesulitan Siswa Pada Tes Diagnostik 126
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Awal 128
Lampiran 11 Tes Awal 129
Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Awal 130
Lampiran 13 Data Kesulitan Siswa Dalam Tes Awal 132
Lampiran 14 Lembar Validasi Soal Tes Awal 134
Lampiran 15 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 137
Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I 138
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 139
Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 141
Lampiran 19 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 144
Lampiran 20 Tes Hasil Belajar II 145
Lampiran 21 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 146
Lampiran 22 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 148
Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 151
Lampiran 24 Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa 167
Lampiran 25 Lembar Observasi Pembelajaran 169
Lampiran 26 Pedoman Penilaian Observasi Pembelajaran 173
Lampiran 27 Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I 175
Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 177
Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 181
Lampiran 31 Persentase Aktivitas Siswa (PAS) Siklus I 185
Lampiran 32 Persentase Aktivitas Siswa (PAS) Siklus II 187
Lampiran 33 Lembar Wawancara 189
Lampiran 34 Data Tes Awal Siswa 195
Lampiran 35 Data Tes Hasil Belajar Siklus I 197
Lampiran 36 Data Tes Hasil Belajar Siklus II 199
Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk
dipelajari karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari. Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 2009:252), ide
manusia tentang matematika berbeda-beda tergantung pada pengalaman dan
pengetahuan masing-masing. Paling juga mengemukakan bahwa matematika
adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia, suatu cara menggunakan informasi dan hubungan-hubungan.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Sedangkan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan
bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :
“(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Disamping itu matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan
teknologi dan meningkatkan daya pikir manusia. Karena dengan belajar
matematika diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir,
kreatif dan pemecahan masalah. Selain itu, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran lainnya, khususnya pelajaran di bidang eksakta, sebab kemampuan
berpikir kritis, analisis dan keaktifan siswa belajar berkembang seiring dengan
berkembangnya kemampuan matematika siswa.
Namun para siswa di sekolah umumnya menganggap matematika sebagai
mata pelajaran yang paling sulit dan tidak disukai. Abdurrahman (2009:252)
mengemukakan bahwa, “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa,
baik yang tidak berkesulitan belajar terlebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan
belajar”.
Kesulitan yang dialami siswa berdampak pada mutu pendidikan Indonesia
terutama bidang studi Matematika. Berdasarkan laporan dari Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas
VIII Indonesia tahun 2011, untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan
ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini
turun 11 poin dari penilaian tahun 2007 (Kompas, 2012/12/14).
Berdasarkan hasil observasi peneliti dikelas VII SMP Swasta Raksana
Medan pada tanggal 9 Februari 2013, diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam
belajar matematika di dalam kelas masih rendah. Pembelajaran matematika masih
banyak bertumpu pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya
sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah
dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan
pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar
mengajar.
Siswa dipandang sebagai individu yang hanya siap menerima informasi
yang disampaikan oleh guru. Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung aktivitas cenderung pada aktivitas pasif yaitu siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru dan menulis penjelasan guru dari papan tulis.
3
ditemui dalam KBM dikarenakan selama KBM berlangsung, guru hanya
menjelaskan pelajaran dan memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika masih berpusat pada
guru.
Siswa seharusnya terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, karena sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika menurut
kurikulum 2004 yaitu mengembangkan aktivitas kreatif maka proses
pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa. Rendahnya pengetahuan
matematika siswa sejalan dengan rendahnya aktivitas belajar matematika siswa.
Hal ini disebabkan oleh kurang bervariasinya metode pembelajaran yang
digunakan guru selama ini dalam membelajarkan siswa . Pembelajaran yang
dilakukan guru di Indonesia selama ini masih menggunakan pembelajaran
tradisional atau konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan
siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Usman (2001:306) bahwa:
“Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar. Sebaliknya peran guru atau pengajar pada pembelajaran sangat dominan”.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2011:95) Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar
mengajar.
Dengan penekanan asas aktivitas dalam pembelajaran memungkinkan
pemahaman siswa semakin baik karena mereka langsung mempraktekkan
kompetensi yang harus dicapai di dalam kelas. Sehingga pembelajaran tidak
dengan baik jika ada interaksi yang baik diantara orang-orang yang terlibat dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Aktivitas merupakan suatu hal yang sangat
penting di dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang
baik. Guru juga dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif yang
merupakan penting dalam matematika.
Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Februari 2013 tentang hasil belajar siswa
dengan Bapak Sanggul Sinaga, salah seorang guru matematika di kelas VII SMP
Swasta Raksana Medan mengemukakan bahwa:
“Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VII masih rendah, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 70. Hal ini diakibatkan karena kurangnya minat dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas”.
Pada wawancara ini guru juga menyebutkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Operasi Hitung Aljabar. Siswa bingung
dalam mengerjakan soal bentuk aljabar yang menggunakan operasi hitung
campuran dan terdiri dari beberapa suku. Hal ini sejalan dengan tes yang
diberikan kepada siswa kelas VII SMP Swasta Raksana Medan. Soal yang
diujikan kepada siswa tersebut adalah sebagai berikut:
Sederhanakanlah bentuk aljabar di bawah ini!
1. 2y – 7x + 3x – 5y + 6z
2. (- 6ab2) x (3a3b)
3. (2a + 3) (a – 5)
Dari 46 siswa, hanya 2 siswa yang bisa menjawab soal nomor 1 dengan benar
sedangkan 44 siswa tidak mampu menyelesaikannya (95,65%). Untuk soal nomor
2 hanya 4 siswa yang mampu menyelesaikannya dengan benar sedangkan 42
siswa tidak mampu menyelesaikannya (91,30%). Untuk soal nomor 3, semua
siswa tidak mampu menyelesaikannya (100%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa
5
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor yaitu
pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan
sulit untuk dipelajari siswa, akibatnya siswa sering merasa bosan dan tidak
merespon pelajaran dengan baik. Untuk mengatasi masalah yang ada, hendaknya
guru mampu memberi inovasi pada metode pembelajaran yang digunakan selama
ini. Metode pembelajaran yang digunakan hendaknya variatif, sesuai dengan
materi pelajaran yang disampaikan, mampu diterima oleh siswa yang memiliki
gaya belajar yang berbeda-beda, dan mampu menjalin hubungan komunikasi yang
positif pada siswa sehingga dapat menumbuhkan aktivitas belajar yang tinggi
pada siswa.
Dengan demikian usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan membelajarkan siswa secara
berkelompok (kooperatif). Untuk itu, model pembelajaran yang tepat digunakan
adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share yaitu jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Seperti yang dikutip oleh Arends (dalam Trianto, 2009:81) yang
menyatakan bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas yang digunakan untuk memperbaiki
cara berpikir dan keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan
keterlibatan siswa di dalam pembelajaran. Arends (Trianto, 2009:125)
mengemukakan bahwa:
“Diskusi membantu menetapkan pola partisipasi secara teratur dan hal ini memiliki dampak positif terhadap manajemen kelas. Pembicaraan antara guru dan siswa menjadikan banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup”.
Model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta
bekerjasama dengan orang lain sehingga dapat memicu siswa untuk aktif.
Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi pertisipasi (aktivitas) siswa. Teknik ini
memberikan kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk
Think-Pair-Share ini dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk
merespon dan saling membantu.
Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini dilakukan dengan 3
langkah yaitu Think (berpikir), Pair (berpasangan) dan Share (berbagi). Pada
tahap pertama, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan sendiri jawaban
dari masalah yang diberikan kepadanya. Pada tahap kedua, siswa diminta untuk
berpasangan mendiskusikan masalah yang diberikan , pasangan ini diharapkan
dapat mencari jawaban masalah yang diberikan dengan menggabungkan ide-ide
yang telah mereka pikirkan sebelumnya. Pada tahap ketiga, guru meminta
pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka
bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan
dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusinya, kemudian guru menyimpulkan hasil akhir dari
diskusi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Matematika Siswa di Kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.A.
2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yakni:
1. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas masih rendah
2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
3. Belum digunakan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran
7
4. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran
yang sulit
5. Siswa mengalami kesulitan belajar pada materi operasi bentuk aljabar.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang telah teridentifikasi, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa di Kelas VII SMP Swasta Raksana Medan T.A. 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta
Raksana Medan pada materi Operasi Bentuk Aljabar?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta Raksana
Medan pada materi Operasi Bentuk Aljabar?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas VII
SMP Swasta Raksana Medan setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Sharepada materi Operasi Bentuk Aljabar.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Swasta Raksana Medan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai pembelajaran kooperatif tipe
think-pair-share dalam pembelajaran matematika. Informasi ini diharapkan
sebagai bekal bagi guru matematika, sebagai salah satu alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Swasta Raksana Medan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe think pair share dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Swasta Raksana
Medan T.A. 2013/2014. Hal ini didukung oleh hasil observasi aktivitas
siswa yang mengalami peningkatan selama melakukan pembelajaran.
Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa di siklus I mencapai 35,29%.
Pada siklus II diperoleh rata-rata aktivitas siswa secara keseluruhan
79,41%
2. Ketuntasan klasikal pada tes awal adalah 14,71% dengan nilai rata-rata
kelas 50,15. Ketuntasan klasikal setelah diberi tindakan pembelajaran
model kooperatif tipe think pair share di siklus I adalah 70,59% dengan
nilai rata-rata kelas 65,15 dan ketuntasan klasikal di siklus II adalah
85,29% dengan nilai rata-rata kelas adalah 73,38. Hal ini berarti ada
peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair sharepada materi operasi bentuk aljabar di kelas
VII SMP Swasta Raksana Medan T.A. 2013/2014.
1.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah:
1. Disarankan kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share sebagai alternatif dalam proses
pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi
serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Dalam proses pembelajaran, guru harus lebih memperhatikan kemampuan
siswa yang bervariasi dan melibatkan siswa agar siswa lebih aktif dan
3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan
untuk membuat instrumen pengukuran aktivitas belajar siswa secara
khusus untuk pembelajaran matematika dan diharapkan dapat
memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini serta dapat
memodifikasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, M., dan Sugijono, (2006), Matematika SMP Jilid 1A Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Agustina, A., Yuwono, I., dan Nurhakiki, R., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Fungsi Kelas VIII E SMP Negeri 2 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel091A329A14B2FDC329907 C90BB2E75B9.pdf
Arikunto, S, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Cunayah, C., Zaelani, A., dan Sembiring, S., (2007), Pelajaran Matematika untuk SMP / MTs Kelas VII, CV.Yrama Widya, Bandung.
Djamarah, S., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (2010), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
KOMPAS, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/ Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indonesia.Menurun. (diunduh April 2013)
Kurniawan, (2006), Fokus Matematika SMP / MTs, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Lumban Siantar, R., (2011), Penerapan Strategi TTW (Think Talk Write) dengan Menggunakan LAS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Swasta HKBP Sidorame Medan T.A 2010/2011., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Muntazhimah, (2011), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbantuan Chip Bilangan pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Lubuk Pakam T.A 2011/2012., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Muslich, M., (2009), KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, H., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Samosir, Z., (2013), Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Pokok Aljabar Kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang T.A 2012/2013., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Sihombing, W., (2012), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah), UNIMED, Medan.
Siregar, E., dan Nara, H., 2011, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor.
Situmorang, M., (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, UNIMED, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperatif Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), Pustaka Pelajar, Surabaya.
Usman, U., (2001), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Jakarta.