• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE

TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU

KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2

DELITUA T.A 2013-2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

ERWITA IKA VIOLINA

NIM : 109151019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapankepada Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karunia-Nya serta petunjuk kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada

waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan (UNIMED). Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh

Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif

pada Siswa SMPN 2 Delitua T.A 2012/2013”.

Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan,

kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat bimbingan Ibu Dra.

Pastiria Sembiring M.Pd Kons Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi

dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk

itu dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. BapakDrs.Nasrun,MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Nuraini, MS Dosen Nara Sumber yang telah memberikan

(6)

iii

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut Selaku Dosen Nara Sumber yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Asih Menanti, M.S, S.Psi. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak Drs. Ahmad Nosari Selaku Dosen Pembimbing Akademik

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan

motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar

perkuliahan.

9. Secara khusus buat ibu Rosana dan Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, terimakasih atas kerjasama dan

bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.

10. Bapak Drs. H.Akhiruddin Tanjung M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri

2 Delitua, seluruh PKS, kepadaGuru BK Dan Guru Mata Pelajaran SMP

Negeri 2 Delitua, terimakasih atas izin, bantuan dan kerjasama kepada

peneliti selama penelitian di sekolah tersebut.

11. Teristimewa buat keluarga tercinta, ibu tercinta saya Rita saragih, (alm) A.

Saragih opung doli saya, opung boru saya Sitiomah gultom beserta seluruh

keluarga besar penulis, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat

dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti

pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

12. Buat teman-temanku: Agnes Indah Sari, Renova Fransisca, Roida Rumapea,

(7)

iv

stambuk 2009 terkhusus BK Reguler B, terimakasih atas bantuan dan

dukungan serta semangat kekompakan selama perkuliahan.

13. Buat seseorang yang istimewa Sukma Wayandika Damanik, terimakasih

atas motivasi dan selalu siaga membantu ku dalam menyelesaikan skripsi

ini.

14. Buat adik-adik nakal ku: Rizky tis’a, Kurnia Selviana, Riska Khairunnisa

dan Siti Fitri amriana, terimakasih atas bantuan dan doa nya.

15. Tak lupa seluruh Siswa dan siswi di SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran

2012/2013

Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus

dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Erwita Ika Violina

(8)

i

ABSTRAK

ERWITA IKA VIOLINA. NIM : 109151019. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada Pengaruh Penggunaan teknik Assertive Training dalam mereduksi perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Perilaku Konsumtif remaja dan upaya pereduksiannya melalui penggunaan teknik Assertive Training.

(9)

v

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah...7

1.3 Batasan Masalah ...8

1.4 Rumusan Masalah ...8

1.5 Tujuan Penelitian ...8

1.6 Kegunaan Penelitian ...8

BAB II : KAJIAN TEORI ………....10

2.1 Konsep Teknik Assertive Training ...10

a. Perilaku Assertive ...10

b. Pengertian Teknik Assertive Training...14

c. Tujuan Teknik Assertive Training...17

d. Prosedur Teknik Assertive Training ...18

2.2 Konsep Perilaku Konsumtif ...21

a. Pengertian Perilaku Konsumtif ...21

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ...23

c. Indikator Perilaku Konsumtif ...24

d. Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif Dan Bahayanya ...26

(10)

vi

2.4 Hipotesis ... 30

BAB III :METODE PENELITIAN ………...31

3.1 Jenis Penelitian ...31

3.2 Subjek Penelitian ...31

3.3 Defenisi Operasional ...31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.5 Teknik Analisis Data ...37

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 42

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...42

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis...……… 44

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...45

4.4 Pembahasan Penelitian ...47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 49

5.1 Kesimpulan ...49

5.2 Saran ...49

DAFTAR PUSTAKA ……….. 51

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : kisi-kisi angket………34

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Angket Ujicoba Variabel Y ... 53

2. Tabel Validas dan Realibilitas Angket... 56

3. Perhitungan Uji Validitas ... 62

4. Perhitungan Uji Realibilitas ... 65

5. Angket Ujicoba Variabel Y (Valid) ………... 69

6. Perolehan Skor Pre-test ………. 71

7. Sebaran Data Pre- Test ... 72

8. Sebaran Data Post – Test ... 75

9. Tabulasi Data Angket Siswa... 78

10.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Pre – Test... 79

11.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Post – Test... 80

12.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Pre – Test...81

13.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Post – Test...82

14.Uji Homogenitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...83

15.Uji Hipotesis Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...84

16.Tabel Uji t...85

17.Tabel Uji r...87

18.Tabel Uji Lilifors...89

19.Perhitungan Peningkatan Skor Angket Siswa...90

20.Daftar Hadir...91

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a.

Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya

berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat, baik

pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada masa initugas

perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental yang cepat,

yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah. b. Remaja

pertengahan (middle adolescent) pada usia 15-18 tahun, biasanya duduk di bangku

SMU. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percaya diri dan mendapatkan

kebebasan secara psikologis dari orang tua, memperluas pergaulan dengan teman

sebaya dan mulai mengembangkan persahabatan dan keterkaitan dengan lawan

jenis. c. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-21 tahun. Umumnya terjadi

pada akhir SMU sampai individu mencapai kematangan fisik, emosi dan

kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal dalam relasinya

dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai dan tujuan dalam

hidupnya.

Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan

dewasa, masa remaja adalah fase pencarian identitas diri. Pada fase ini, remaja

mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya

(14)

2

remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi

perilaku konsumtif. Menurut para sosiolog dan psikolog sosial, remaja adalah

konformis, terutama dalam hal pakaian dan penampilan dalam kelompok mereka.

Sehingga remaja cenderung untuk berperilaku konsumtif agar mereka dapat

berpenampilan seperti kelompoknya.

Budaya konsumtif merupakan fenomena yang kerap terjadi belakangan ini.

Hal ini dikarenakan bergesernya pola kehidupan pertanian kepada kehidupan

industri. Perubahan ini menyebabkan masyarakat mulai mengembangkan tata nilai

dan kehidupan baru termasuk pada remaja. Berbagai tayangan negatif

bermunculan seperti, tayangan sinetron, gaya hidup, model terbaru, iklan dan juga

tayangan-tayangan infotainment yang kurang begitu bermanfaat yang

menggembor-gemborkan kemewahan hidup muncul di televisi dan tentunya

menjadi tontonan khalayak khususnya remaja. Semakin banyaknya majalah

remaja, iklan, dan media yang mengeksploitasi gaya hidup mewah dan mencolok,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya

produk yang ditunjukan untuk remaja, diantaranya produk hiburan, pakaian,

elektronika, dan sebagainya. Secara tidak sadar hal tersebut mendorong remaja

untuk membeli terus-menerus sehingga menyebabkan remaja semakin berperilaku

konsumtif. Dengan demikian, perilaku membeli yang ditunjukan remaja tidak lagi

dilakukan karena suatu kebutuhan, melainkan karena alasan-alasan lain seperti

sekedar mengikuti arus mode, mencoba produk baru, ingin memperoleh

pengakuan sosial, bahkan demi harga diri remaja.

Pada umumnya untuk memperoleh dukungan sosial, remaja berupaya

(15)

3

berbagai barang yang dianggap trend dan modern dengan harapan memperoleh

penghargaan dari kelompoknya. Seperti yang dituturkan oleh remaja dalam

sebuah artikel, remaja berpendapat bahwa untuk mengakat harga diri dan dapat

eksis sebagai remaja perlu menyesuaikan diri terhadap perkembangan food,

fashion and fun (makanan, pakaian dan hiburan). Pada akhirnya remaja

berlomba-lomba menggapai harga diri dengan berperilaku konsumtif. Selain itu, Yuanita

(2003) mengemukakan beberapa alasan mengapa perilaku konsumtif lebih mudah

menjangkiti kalangan remaja. Salah satunya karena secara psikologis remaja

masih berada dalam proses mencari jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh

dari luar. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi sehingga mereka

mudah terkena pengaruh lingkungan. Pembelian tidak lagi sekedar berkaitan

dengan nilai guna suatu benda untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi kini

berkaitan dengan unsur-unsur simbolik untuk menadai kelas, status, atau simbol

sosial tertentu.

Bagi remaja, perilaku seperti itu merupakan ekspresi perasaan ingin diakui

atau diterima oleh lingkungan sosialnya atau merupakan pantulan gengsi agar

tidak disepelekan oleh pihak lain terutama oleh teman sebaya. Perilaku konsumtif

yang akhir-akhir ini populer antara lain menggunakan pakaian bermerek dan

menggunakan handphone dengan model terbaru. (Yuanita, 2003) mengatakan

faktor lingkungan memberikan peranan sangat besar terhadap pembentukan

perilaku konsumtif remaja. Masyarakat lebih senang belanja barang bermerek

meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih baik daripada barang dengan merek

(16)

4

citra diri, bahwa dengan mengenakan pakaian bermerek maka statusnya akan

terangkat.

Remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sekitarnya dengan

menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. Usaha untuk menjadi bagian dari

lingkungan tersebut menjadi kebutuhan untuk diterima dan menjadi sebaya

dengan orang lain yang sebaya. Remaja berperilaku konsumtif dengan berusaha

mengikuti trend yang sedang in. Kondisi seperti ini tidak menandakan

kemampuan daya beli remaja perkotaan yang tinggi, akan tetapi lebih didasarkan

pada dorongan untuk memenuhi kebutuhan sesaat remaja sehingga dapat

mengangkat prestige dirinya.

Banyak fenomena yang terjadi belakangan ini yang menunjukkan betapa

remaja Indonesia kini berprilaku konsumtif, seperti kebiasaan untuk nongkrong di

geray fast food ternama, memiliki gadget dan handphone merk tertentu yang

sedang digandrungi remaja saat ini, kebiasaan untuk berkaraoke di suatu tempat

karoke yang terkenal disekitar tempat tinggalnya, dan masih banyak hal lain yang

bertujuan menunjukkan bahwa kelompok remaja atau individual remaja tersebut

gaul dan tidak ketinggalan zaman/trend saat ini.

Perilaku konsumtif ini membuat remaja khususnya siswi-siswi rentan

terlibat hal-hal negatif. Tanpa didukung oleh dana yang memadai, dalam hal ini

pendapatan orang tua, siswa berusaha untuk memenuhi hasratnya denganberbagai

cara, seperti memalak, menipu, dan mencuri. Sedangkan beberaparemaja putri rela

menyerahkan diri berbuat asusila demi materi yang ingin didapatnya untuk

(17)

5

Remaja memerlukan bimbingan agar mempunyai pilihan untuk bersikap

mandiri dan bebas. Remaja harus mampu mengambil keputusan sesuai dengan

keinginannya tanpa khawatir akan penilaian buruk dari lingkungan ataupun

kelompok sebayanya. Banyak pula remaja yang cemas dan takut untuk

berperilaku asertif. Remaja juga kurang terampil dalam mengekspresikan diri

secara asertif.

Remaja yang bersikap asertif jujur terhadap dirinya dan jujur dalam

mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara profesional, tidak

terpengaruh oleh penilaian-penilaian yang salah yang akhirnya merugikan dan

menjerumuskannya pada satu prilaku yang salah dan terhindar dari kecendrungan

untuk berbuat hal yang negatif.

Konseling individu dimaksudkan sebagai bantuan yang bersifat pribadi

sebagai akibat ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan

aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi,

seks, finansial dan pekerjaan.

Konseling individu dimaksudkan sebagai proses pemberian bantuan dalam

rangka pemahaman diri, pengenalan lingkungan dan relasi antar teman.

Permasalahan remaja yang tidak dapat bersikap asertif dan selalu berprilaku

konsumtif, sehingga menimbulkan perilaku negatif yang membutuhkan konseling

individu untuk membantu remaja menyesuaikan diri dengan aspek gaya hidup dan

pergaulan atau lingkungan yang bersifat konsumtif.

Salah satu teknik layanan konseling individu adalah penggunaan teknik

(18)

6

interpersonal pada individu yang mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan,

menyatakan atau menegaskan diri dalam tindakan yang benar. Teknik assertive

training merupakan terapi perilaku yang dirancang untuk membantu orang berdiri

untuk dirinya sendiri dan memperkuat dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk

mengajarkan remaja strategi yang tepat untuk mengidentifikasi dan bertindak

terhadap kebutuhan, hasrat, dan pendapat sendiri sementara tetap menghargai

orang lain.

Kemampuan untuk tidak berperilaku konsumtif dipengaruhi oleh control

diri, sehingga diharapkan seorang remaja mampu mengendalikan perilakunya.

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu , mengatur, dan

mengarahkan perilakunya salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik

assertif.

(Corey,2005:215) Penggunaan teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa

banyak orang menderita perasaan cemas dalam berbagai situasi interpersonal.

Latihan asertif merupakan sasaran membantu individu dalam mengembangkan

cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal.

Oleh karena itu, berbagai gangguan dan problem interpersonal dapat ditangani

dengan cara meningkatkan keterampilan perilaku asertif. Individu yang memiliki

keterampilan asertif lebih mungkin untuk berhasil dalam membina hubungan

interpersonal dan dalam kehidupan yang lebih luas dibanding individu lain yang

tidak asertif.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan tanggal 30 Mei 2013 pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua, menurut narasumber sekitar 30% siswa

(19)

7

sudah dimiliki, berlomba-lomba menggunakan barang bermerk, suka nongkrong

di mall-mall, mengikuti trend-trend yang sedang berkembang, tidak suka

berteman dengan teman yang tidak tahu mode.

Melihat fenomena perilaku konsumtif pada remaja maka mendorong untuk

dilakukannya penelitian tentang bagaimana cara mereduksi perilaku konsumtif

pada remaja melalui teknik assertive training, hal ini penting dilakukan karena

akan membantu remaja untuk bersikap tegas terhadap dirinya sendiri maupun

orang lain, dan mereduksi perilaku konsumtif dengan bersikap tegas terhadap

rayuan dan ajakan untuk berperilaku konsumtif.

Dari paparan di atas, maka penelitian yang dilakukan difokuskan pada

“Pengaruh penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku

Konsumtif siswa SMP Negeri 2 Delitua

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berhubungan dengan siswa SMP Negeri 2 Delitua sebagai

remaja, antara lain :

1. Terdapat gejala-gejala perilaku konsumtif pada siswa.

2. Terdapat beberapa dampak negatif dari prilaku konsumtif.

3. Bagi remaja berperilaku konsumtif merupakan satu bentuk ekspresi diri

agar di terima lingkungan sosial.

(20)

8

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penulis

perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah.

Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Pengaruh Teknik

Assertive Training dalam Mereduksi prilaku konsumtif”. Siswa yang dijadikan

subjek penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua .

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan rumusan masalah dalam

penelitian dikemas dalam pertanyaan “Apakah ada pengaruh teknik assertive

training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri

2 Delitua?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum diadakannya penelitian adalah “untuk mengetahui apakah ada

pengaruh teknik asserive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua”.

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi serta kajian bagi

(21)

9

2. Manfaat Praktis

a.Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mereduksi perilaku

konsumtif.

b.Bagi konselor

Penelitian ini dapat memberi gambaran kepada konselor tentang pengaruh

penggunaan teknik asertif training dalam mereduksi perilaku konsumtif

siswa.

c.Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam membangun

kompetensi konselor sekaligus diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya.

(22)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku konsumtif kelas VIII-4 sebelum diberikan layanan konseling individu

(pretes) yang mempunyai rata-rata sebesar 55,25.

2. Meningkatnya perilaku siswa kelas VIII-4 setelah diberikan layanan konseling

individu (post test) yang mempunyai rata-rata sebesar 84,5.

3. Adanya perubahan yang positif dan layanan konseling individu dapat mereduksi

secara signifikan perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua tahun

ajaran 2013/2014, khususnya kelas VIII-4. Ini dapat dilihat dari hasil uji t

menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung 55,18 > ttabel 1,72.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,

antaranya:

1. Diharapkan kepala sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana

yang dapat dipergunakan khususnya dalam kegiatan bimbingan konseling

untuk pemberian layanan bimbingan kepada siswa sehingga pembinaan

(23)

50

2. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih

memperhatikan perilaku konsumtif siswa, salah satu caranya dengan

mengadakan layanan konseling individu.

3. Mengingat pemberian layanan layanan konseling individu dapat mereduksi

perilaku konsumtif siswa maka sebaiknya layanan layanan konseling individu

(24)

51

DAFTAR PUSTAKA

Anita, dian (2003). Perilaku konsumtif dan harga diri remaja (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Pelajaran 2002/2003) (Online) Tersedia:http://diananita.wordpress.com/perilaku-konsumtif-dan-harga-diri-remaja/ diakses tanggal 27 maret 2013

Anonim, (2000). Indikator perilaku konsumtif (Online)

http://www.psychologymania.com/2000/06/indikator-perilaku-konsumtif.html

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktik Konseling & Psikhoterapi. Bandung: Refika Aditama

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Dianto, Amin. A . 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Belanja Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja http://amin127.wordpress.com/artikel-tugas- desighn-web-bagian-2/hubungan-antara-kebiasaan-belanja-dengan-perilaku-konsumtif-pada-remaja/ diakses tanggal 29 Maret 2013

Djamaludin, Anchok dan Nashori, Suroso. F. (2000), Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Feinsterheim, H & Baer, J. 1980. Jangan Bilang Ya Bila Anda akan Mengatakan Tidak. Jakarta: Gunung Jati

Gunarsih, Ahmad (2007) .Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal Phroneses.Vol 3, no 6.

Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga

Kelly, C. 1983. Psikologi Konseling. Alih Bahasa : Soedarmaji. Jakarta: Kencana

Moh.Surya. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP UPI

(25)

52

Rathus, S.A., and nevid, J.S. 1980. Behavioral Therapy Strategies of Solving Problem in Living. New York: A Signet Book

Risma, Ade. 2009. Skripsi hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa universitas esa unggul. (online) (http://aderisma.blog.esaunggul.ac.id/2009/06/21/seminar-topik-skripsi- hubungan-antara-konformitas-dengan-perilaku-konsumtif-pada-mahasiswa-universitas-esa-unggul-2 / diakses pada tanggal 26 maret 2013

Rosandi, Andika Filona. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Skripsi (Online)

Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan (meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung : ALFABETA

Willys, Sofyan S. (2010). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA

Gambar

Tabel 3.1 : kisi-kisi angket……………………………………………………34

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL Sinularia, Sarcophyton DAN Lobophytum DARI PERAIRAN

Situs web PT ASKOTAMA INTI NUSANTARA memberikan informasi baik informasi perusahaan maupun informasi produk yang ditawarkannya, sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengakui

Musim tanam jagung dapat dilakukan pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dengan intensitas curah hujan yang tidak terlalu tinggi sehingga lahan kering maupun

Menurut Hellna (2013), melakukan penelitian terhadap kandungan logam kadmium dan tembaga dalam produk ikan kemasan kaleng dari tiga merek yang beredar di pasaran, diperoleh

Hasil menunjukkan bahwa secara pasial hanya variabel kondisi keuangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan karyawan, sedangkan untuk

Hasil temuan penelitian ini dapat dirumuskan dalam simpulan sebagai berikut: (1) rata-rata hasil penilaian kineija Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa indikator sanitasi, akses air bersih, cuci tangan dengan benar, dan BAB di jamban menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai

terjadi karena pada saat sebelum mencapai puncak, konsentrasi pakan yang terdapat dalam media lebih banyak dari kebu- tuhan maintenance (jumlah pakan yang tidak