PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE
TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU
KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2
DELITUA T.A 2013-2014
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
ERWITA IKA VIOLINA
NIM : 109151019
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapankepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karunia-Nya serta petunjuk kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada
waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan (UNIMED). Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh
Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif
pada Siswa SMPN 2 Delitua T.A 2012/2013”.
Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan,
kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat bimbingan Ibu Dra.
Pastiria Sembiring M.Pd Kons Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi
dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk
itu dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. BapakDrs.Nasrun,MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Nuraini, MS Dosen Nara Sumber yang telah memberikan
iii
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut Selaku Dosen Nara Sumber yang telah
memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
6. Ibu Dra. Asih Menanti, M.S, S.Psi. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah
memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Drs. Ahmad Nosari Selaku Dosen Pembimbing Akademik
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan
motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar
perkuliahan.
9. Secara khusus buat ibu Rosana dan Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, terimakasih atas kerjasama dan
bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.
10. Bapak Drs. H.Akhiruddin Tanjung M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri
2 Delitua, seluruh PKS, kepadaGuru BK Dan Guru Mata Pelajaran SMP
Negeri 2 Delitua, terimakasih atas izin, bantuan dan kerjasama kepada
peneliti selama penelitian di sekolah tersebut.
11. Teristimewa buat keluarga tercinta, ibu tercinta saya Rita saragih, (alm) A.
Saragih opung doli saya, opung boru saya Sitiomah gultom beserta seluruh
keluarga besar penulis, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat
dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti
pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
12. Buat teman-temanku: Agnes Indah Sari, Renova Fransisca, Roida Rumapea,
iv
stambuk 2009 terkhusus BK Reguler B, terimakasih atas bantuan dan
dukungan serta semangat kekompakan selama perkuliahan.
13. Buat seseorang yang istimewa Sukma Wayandika Damanik, terimakasih
atas motivasi dan selalu siaga membantu ku dalam menyelesaikan skripsi
ini.
14. Buat adik-adik nakal ku: Rizky tis’a, Kurnia Selviana, Riska Khairunnisa
dan Siti Fitri amriana, terimakasih atas bantuan dan doa nya.
15. Tak lupa seluruh Siswa dan siswi di SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran
2012/2013
Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus
dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
Medan, Agustus 2013
Penulis,
Erwita Ika Violina
i
ABSTRAK
ERWITA IKA VIOLINA. NIM : 109151019. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada Pengaruh Penggunaan teknik Assertive Training dalam mereduksi perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Perilaku Konsumtif remaja dan upaya pereduksiannya melalui penggunaan teknik Assertive Training.
v
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah...7
1.3 Batasan Masalah ...8
1.4 Rumusan Masalah ...8
1.5 Tujuan Penelitian ...8
1.6 Kegunaan Penelitian ...8
BAB II : KAJIAN TEORI ………....10
2.1 Konsep Teknik Assertive Training ...10
a. Perilaku Assertive ...10
b. Pengertian Teknik Assertive Training...14
c. Tujuan Teknik Assertive Training...17
d. Prosedur Teknik Assertive Training ...18
2.2 Konsep Perilaku Konsumtif ...21
a. Pengertian Perilaku Konsumtif ...21
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ...23
c. Indikator Perilaku Konsumtif ...24
d. Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif Dan Bahayanya ...26
vi
2.4 Hipotesis ... 30
BAB III :METODE PENELITIAN ………...31
3.1 Jenis Penelitian ...31
3.2 Subjek Penelitian ...31
3.3 Defenisi Operasional ...31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...33
3.5 Teknik Analisis Data ...37
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 42
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...42
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis...……… 44
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...45
4.4 Pembahasan Penelitian ...47
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 49
5.1 Kesimpulan ...49
5.2 Saran ...49
DAFTAR PUSTAKA ……….. 51
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : kisi-kisi angket………34
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Angket Ujicoba Variabel Y ... 53
2. Tabel Validas dan Realibilitas Angket... 56
3. Perhitungan Uji Validitas ... 62
4. Perhitungan Uji Realibilitas ... 65
5. Angket Ujicoba Variabel Y (Valid) ………... 69
6. Perolehan Skor Pre-test ………. 71
7. Sebaran Data Pre- Test ... 72
8. Sebaran Data Post – Test ... 75
9. Tabulasi Data Angket Siswa... 78
10.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Pre – Test... 79
11.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Post – Test... 80
12.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Pre – Test...81
13.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Post – Test...82
14.Uji Homogenitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...83
15.Uji Hipotesis Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...84
16.Tabel Uji t...85
17.Tabel Uji r...87
18.Tabel Uji Lilifors...89
19.Perhitungan Peningkatan Skor Angket Siswa...90
20.Daftar Hadir...91
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a.
Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya
berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat, baik
pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada masa initugas
perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental yang cepat,
yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah. b. Remaja
pertengahan (middle adolescent) pada usia 15-18 tahun, biasanya duduk di bangku
SMU. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percaya diri dan mendapatkan
kebebasan secara psikologis dari orang tua, memperluas pergaulan dengan teman
sebaya dan mulai mengembangkan persahabatan dan keterkaitan dengan lawan
jenis. c. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-21 tahun. Umumnya terjadi
pada akhir SMU sampai individu mencapai kematangan fisik, emosi dan
kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal dalam relasinya
dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai dan tujuan dalam
hidupnya.
Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa, masa remaja adalah fase pencarian identitas diri. Pada fase ini, remaja
mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya
2
remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi
perilaku konsumtif. Menurut para sosiolog dan psikolog sosial, remaja adalah
konformis, terutama dalam hal pakaian dan penampilan dalam kelompok mereka.
Sehingga remaja cenderung untuk berperilaku konsumtif agar mereka dapat
berpenampilan seperti kelompoknya.
Budaya konsumtif merupakan fenomena yang kerap terjadi belakangan ini.
Hal ini dikarenakan bergesernya pola kehidupan pertanian kepada kehidupan
industri. Perubahan ini menyebabkan masyarakat mulai mengembangkan tata nilai
dan kehidupan baru termasuk pada remaja. Berbagai tayangan negatif
bermunculan seperti, tayangan sinetron, gaya hidup, model terbaru, iklan dan juga
tayangan-tayangan infotainment yang kurang begitu bermanfaat yang
menggembor-gemborkan kemewahan hidup muncul di televisi dan tentunya
menjadi tontonan khalayak khususnya remaja. Semakin banyaknya majalah
remaja, iklan, dan media yang mengeksploitasi gaya hidup mewah dan mencolok,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
produk yang ditunjukan untuk remaja, diantaranya produk hiburan, pakaian,
elektronika, dan sebagainya. Secara tidak sadar hal tersebut mendorong remaja
untuk membeli terus-menerus sehingga menyebabkan remaja semakin berperilaku
konsumtif. Dengan demikian, perilaku membeli yang ditunjukan remaja tidak lagi
dilakukan karena suatu kebutuhan, melainkan karena alasan-alasan lain seperti
sekedar mengikuti arus mode, mencoba produk baru, ingin memperoleh
pengakuan sosial, bahkan demi harga diri remaja.
Pada umumnya untuk memperoleh dukungan sosial, remaja berupaya
3
berbagai barang yang dianggap trend dan modern dengan harapan memperoleh
penghargaan dari kelompoknya. Seperti yang dituturkan oleh remaja dalam
sebuah artikel, remaja berpendapat bahwa untuk mengakat harga diri dan dapat
eksis sebagai remaja perlu menyesuaikan diri terhadap perkembangan food,
fashion and fun (makanan, pakaian dan hiburan). Pada akhirnya remaja
berlomba-lomba menggapai harga diri dengan berperilaku konsumtif. Selain itu, Yuanita
(2003) mengemukakan beberapa alasan mengapa perilaku konsumtif lebih mudah
menjangkiti kalangan remaja. Salah satunya karena secara psikologis remaja
masih berada dalam proses mencari jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh
dari luar. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi sehingga mereka
mudah terkena pengaruh lingkungan. Pembelian tidak lagi sekedar berkaitan
dengan nilai guna suatu benda untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi kini
berkaitan dengan unsur-unsur simbolik untuk menadai kelas, status, atau simbol
sosial tertentu.
Bagi remaja, perilaku seperti itu merupakan ekspresi perasaan ingin diakui
atau diterima oleh lingkungan sosialnya atau merupakan pantulan gengsi agar
tidak disepelekan oleh pihak lain terutama oleh teman sebaya. Perilaku konsumtif
yang akhir-akhir ini populer antara lain menggunakan pakaian bermerek dan
menggunakan handphone dengan model terbaru. (Yuanita, 2003) mengatakan
faktor lingkungan memberikan peranan sangat besar terhadap pembentukan
perilaku konsumtif remaja. Masyarakat lebih senang belanja barang bermerek
meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih baik daripada barang dengan merek
4
citra diri, bahwa dengan mengenakan pakaian bermerek maka statusnya akan
terangkat.
Remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sekitarnya dengan
menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. Usaha untuk menjadi bagian dari
lingkungan tersebut menjadi kebutuhan untuk diterima dan menjadi sebaya
dengan orang lain yang sebaya. Remaja berperilaku konsumtif dengan berusaha
mengikuti trend yang sedang in. Kondisi seperti ini tidak menandakan
kemampuan daya beli remaja perkotaan yang tinggi, akan tetapi lebih didasarkan
pada dorongan untuk memenuhi kebutuhan sesaat remaja sehingga dapat
mengangkat prestige dirinya.
Banyak fenomena yang terjadi belakangan ini yang menunjukkan betapa
remaja Indonesia kini berprilaku konsumtif, seperti kebiasaan untuk nongkrong di
geray fast food ternama, memiliki gadget dan handphone merk tertentu yang
sedang digandrungi remaja saat ini, kebiasaan untuk berkaraoke di suatu tempat
karoke yang terkenal disekitar tempat tinggalnya, dan masih banyak hal lain yang
bertujuan menunjukkan bahwa kelompok remaja atau individual remaja tersebut
gaul dan tidak ketinggalan zaman/trend saat ini.
Perilaku konsumtif ini membuat remaja khususnya siswi-siswi rentan
terlibat hal-hal negatif. Tanpa didukung oleh dana yang memadai, dalam hal ini
pendapatan orang tua, siswa berusaha untuk memenuhi hasratnya denganberbagai
cara, seperti memalak, menipu, dan mencuri. Sedangkan beberaparemaja putri rela
menyerahkan diri berbuat asusila demi materi yang ingin didapatnya untuk
5
Remaja memerlukan bimbingan agar mempunyai pilihan untuk bersikap
mandiri dan bebas. Remaja harus mampu mengambil keputusan sesuai dengan
keinginannya tanpa khawatir akan penilaian buruk dari lingkungan ataupun
kelompok sebayanya. Banyak pula remaja yang cemas dan takut untuk
berperilaku asertif. Remaja juga kurang terampil dalam mengekspresikan diri
secara asertif.
Remaja yang bersikap asertif jujur terhadap dirinya dan jujur dalam
mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara profesional, tidak
terpengaruh oleh penilaian-penilaian yang salah yang akhirnya merugikan dan
menjerumuskannya pada satu prilaku yang salah dan terhindar dari kecendrungan
untuk berbuat hal yang negatif.
Konseling individu dimaksudkan sebagai bantuan yang bersifat pribadi
sebagai akibat ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan
aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi,
seks, finansial dan pekerjaan.
Konseling individu dimaksudkan sebagai proses pemberian bantuan dalam
rangka pemahaman diri, pengenalan lingkungan dan relasi antar teman.
Permasalahan remaja yang tidak dapat bersikap asertif dan selalu berprilaku
konsumtif, sehingga menimbulkan perilaku negatif yang membutuhkan konseling
individu untuk membantu remaja menyesuaikan diri dengan aspek gaya hidup dan
pergaulan atau lingkungan yang bersifat konsumtif.
Salah satu teknik layanan konseling individu adalah penggunaan teknik
6
interpersonal pada individu yang mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan,
menyatakan atau menegaskan diri dalam tindakan yang benar. Teknik assertive
training merupakan terapi perilaku yang dirancang untuk membantu orang berdiri
untuk dirinya sendiri dan memperkuat dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk
mengajarkan remaja strategi yang tepat untuk mengidentifikasi dan bertindak
terhadap kebutuhan, hasrat, dan pendapat sendiri sementara tetap menghargai
orang lain.
Kemampuan untuk tidak berperilaku konsumtif dipengaruhi oleh control
diri, sehingga diharapkan seorang remaja mampu mengendalikan perilakunya.
Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu , mengatur, dan
mengarahkan perilakunya salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik
assertif.
(Corey,2005:215) Penggunaan teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa
banyak orang menderita perasaan cemas dalam berbagai situasi interpersonal.
Latihan asertif merupakan sasaran membantu individu dalam mengembangkan
cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal.
Oleh karena itu, berbagai gangguan dan problem interpersonal dapat ditangani
dengan cara meningkatkan keterampilan perilaku asertif. Individu yang memiliki
keterampilan asertif lebih mungkin untuk berhasil dalam membina hubungan
interpersonal dan dalam kehidupan yang lebih luas dibanding individu lain yang
tidak asertif.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan tanggal 30 Mei 2013 pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua, menurut narasumber sekitar 30% siswa
7
sudah dimiliki, berlomba-lomba menggunakan barang bermerk, suka nongkrong
di mall-mall, mengikuti trend-trend yang sedang berkembang, tidak suka
berteman dengan teman yang tidak tahu mode.
Melihat fenomena perilaku konsumtif pada remaja maka mendorong untuk
dilakukannya penelitian tentang bagaimana cara mereduksi perilaku konsumtif
pada remaja melalui teknik assertive training, hal ini penting dilakukan karena
akan membantu remaja untuk bersikap tegas terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain, dan mereduksi perilaku konsumtif dengan bersikap tegas terhadap
rayuan dan ajakan untuk berperilaku konsumtif.
Dari paparan di atas, maka penelitian yang dilakukan difokuskan pada
“Pengaruh penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku
Konsumtif siswa SMP Negeri 2 Delitua”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang berhubungan dengan siswa SMP Negeri 2 Delitua sebagai
remaja, antara lain :
1. Terdapat gejala-gejala perilaku konsumtif pada siswa.
2. Terdapat beberapa dampak negatif dari prilaku konsumtif.
3. Bagi remaja berperilaku konsumtif merupakan satu bentuk ekspresi diri
agar di terima lingkungan sosial.
8
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penulis
perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah.
Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Pengaruh Teknik
Assertive Training dalam Mereduksi prilaku konsumtif”. Siswa yang dijadikan
subjek penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua .
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan rumusan masalah dalam
penelitian dikemas dalam pertanyaan “Apakah ada pengaruh teknik assertive
training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Delitua?”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan umum diadakannya penelitian adalah “untuk mengetahui apakah ada
pengaruh teknik asserive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua”.
1.6 Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi serta kajian bagi
9
2. Manfaat Praktis
a.Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mereduksi perilaku
konsumtif.
b.Bagi konselor
Penelitian ini dapat memberi gambaran kepada konselor tentang pengaruh
penggunaan teknik asertif training dalam mereduksi perilaku konsumtif
siswa.
c.Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam membangun
kompetensi konselor sekaligus diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya.
49 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perilaku konsumtif kelas VIII-4 sebelum diberikan layanan konseling individu
(pretes) yang mempunyai rata-rata sebesar 55,25.
2. Meningkatnya perilaku siswa kelas VIII-4 setelah diberikan layanan konseling
individu (post test) yang mempunyai rata-rata sebesar 84,5.
3. Adanya perubahan yang positif dan layanan konseling individu dapat mereduksi
secara signifikan perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua tahun
ajaran 2013/2014, khususnya kelas VIII-4. Ini dapat dilihat dari hasil uji t
menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung 55,18 > ttabel 1,72.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,
antaranya:
1. Diharapkan kepala sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana
yang dapat dipergunakan khususnya dalam kegiatan bimbingan konseling
untuk pemberian layanan bimbingan kepada siswa sehingga pembinaan
50
2. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih
memperhatikan perilaku konsumtif siswa, salah satu caranya dengan
mengadakan layanan konseling individu.
3. Mengingat pemberian layanan layanan konseling individu dapat mereduksi
perilaku konsumtif siswa maka sebaiknya layanan layanan konseling individu
51
DAFTAR PUSTAKA
Anita, dian (2003). Perilaku konsumtif dan harga diri remaja (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Pelajaran 2002/2003) (Online) Tersedia:http://diananita.wordpress.com/perilaku-konsumtif-dan-harga-diri-remaja/ diakses tanggal 27 maret 2013
Anonim, (2000). Indikator perilaku konsumtif (Online)
http://www.psychologymania.com/2000/06/indikator-perilaku-konsumtif.html
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktik Konseling & Psikhoterapi. Bandung: Refika Aditama
Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed
Dianto, Amin. A . 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Belanja Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja http://amin127.wordpress.com/artikel-tugas- desighn-web-bagian-2/hubungan-antara-kebiasaan-belanja-dengan-perilaku-konsumtif-pada-remaja/ diakses tanggal 29 Maret 2013
Djamaludin, Anchok dan Nashori, Suroso. F. (2000), Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Feinsterheim, H & Baer, J. 1980. Jangan Bilang Ya Bila Anda akan Mengatakan Tidak. Jakarta: Gunung Jati
Gunarsih, Ahmad (2007) .Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal Phroneses.Vol 3, no 6.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga
Kelly, C. 1983. Psikologi Konseling. Alih Bahasa : Soedarmaji. Jakarta: Kencana
Moh.Surya. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP UPI
52
Rathus, S.A., and nevid, J.S. 1980. Behavioral Therapy Strategies of Solving Problem in Living. New York: A Signet Book
Risma, Ade. 2009. Skripsi hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa universitas esa unggul. (online) (http://aderisma.blog.esaunggul.ac.id/2009/06/21/seminar-topik-skripsi- hubungan-antara-konformitas-dengan-perilaku-konsumtif-pada-mahasiswa-universitas-esa-unggul-2 / diakses pada tanggal 26 maret 2013
Rosandi, Andika Filona. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Skripsi (Online)
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan (meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung : ALFABETA
Willys, Sofyan S. (2010). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA