MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
YULIHARTI D 300 100 013
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAKSI
MUSLIMAH ISLAMIC CENTRE DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
Yuliharti D300100013
Indonesia merupakan negara dengan populasi agama Islam terbesar di dunia. Sehingga untuk mewadahi aktifitas keagamaan terutama Islam, pemerintah perlu menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang aktifitas kegiatan tersebut. Salah satu contohnya adalah Masjid, Madrash, pondok pesatren, dan Islamic Centre. Dalam perturan MUI, seharusnya dalam tiap Kabupaten perlu diasediakan Islamic Centre. Sehingga bisa dijadikan sebagai wadah pusat perkembangan budaya Islam.
Pengertian Islamic Centre sendiri adalah lembaga keagamaan yang merupakan pembinaan dan pengembangan agama Islam dan berperan sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam Era pembangunan Nasional. Sehingga Pemerintah sangat perlu menyediakan fasilitas tersebut. Supaya bisa mengimbagi perkembangan perekonomian dan kemajuan Negara.
Muslimah dalam pandangan Islam adalah seorang wanita yang sudah baligh dan memeluk agama islam. sehingga ada aturan-aturan tertentu bagi wanita yang berbeda dengan laki-laki. Salah satunya adalah Hijab wanita dalam Islam. Di dalam ajaran Islam wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak kepada muhrim dan bukan. Sehingga pengkhusuan Islamic Centre menjadi Muslimah Islamic Centre karena disediakan khusus wanita, agar dalam kegiatan di dalam area menjadi lebih fleksible dan leluasa.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren yang banyak ditemui di kota Solo. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi berbasis Islami juga mudah ditemui di kota ini. Oleh karena itu perlu adanya pemusatan kegiatan Islam sebagai
wadah pengetahuan, pendidikan, kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pada khususnya dan para pelajar, mahasiswa, dan pengunjung pada umumnya yang ingin menambah wawasan pengetahuan tentang Islam.
Kota Solo yang mempunyai Bangunan yang khas Tradisional Jawanya, menjadi acuan dalam penerapan desain bangunan. Karakteristik bangunan yang berbeda dengan daerah lain, menjadikan suatu titik tangkap dan memorial tersendiri bagi pra pengunjung.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Umum
Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam merupakan suatu
potensi untuk menanamkan ilmu dan kaidah-kaidah agama Islam. Dewasa ini banyak
sekali masyarakat yang beragama Islam namun belum megerti akan hukum dan
syariat agama yang sesungguhnya
Untuk menghadapi masalah itu, perlu kiranya ada sebuah media yang bersifat
netral untuk menyatukan misi dan visi dari tiap aliran tanpa penonjolan aliran
mayoritas sesuai dengan perkembangan dan pemusatan kegiatan. Media tersebut yang
sekarang ini banyak berkembang di kota-kota besar bahkan di luar negeri juga dapat
kita temui yaitu Islamic Centre.
Khusus
Islamic Centre memiliki pengertian yaitu sebagai wadah fisik yang menampung beberapa kegiatan penunjang keislaman. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri
dari kegiatan ibadah mu’amalah dan dakwah. Islamic Centre juga mempunyai peran sebagai pusat atau sentra informasi keislaman untuk umat muslim maupun umum
yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang Islam.
Kota Solo adalah salah satu kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam
dan mempunyai banyak wadah pendidikan agama Islam. Berbagai pondok pesantren
yang banyak ditemui di kota Solo.
Alasan pengkhususan Muslimah Islamic Centre karena adanya aturan dalam
Islam mengenai hijab, yang memiliki arti penghalang, ditujukan hanya untuk wanita.
Di dalam ajaran Islam wanita mempunyai batas aurat yang boleh dilihat dan tidak
kepada muhrim dan bukan. Hal itu di atur oleh Allah dalam (QS. AL-Ahzab : 59),
serta hadist Rasullah yang berbunyi “ wahai Asma sesungguhnya gadis yang telah haid dia tidak boleh memperlihatkan anggota badannya kecuali ini dan ini, beliau menunjukkan wajah dan kedua telapak tangannya” (HR. Abu Dawud no.4106). Sampai saat ini Islamic Centre pada umumnya masih terbaur antara wanita dengan laki-laki.
B. Rumusan Masalah
untuk wanita di Surakarta yang dapat menunjang kegiatan muslimah di kesehariannya
secara syar’i dengan konsep arsitektur tradisional Jawa dengan area lingkungan yang
mendukung.
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya konsep perancangan Muslimah Islamic Centre di Surakarta yang bertujuan untuk mewujudkan tempat atau wadah aktivitas muslimah sehari-hari
sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif, edukatif, bagi para muslimah di Solo
pada khususnya dan pengunjung pada umumnya
D. Gagasan Perencanaan
Muslimah Islamic Centre di Kota Surakarta adalah sebagai pusat studi Islam, wadah aktifitas muslimah sehari-hari sebagai pusat kegiatan yang bersifat informatif,
edukatif, bagi para muslimah di Solo pada khususnya dan pengunjung pada
umumnya. Selain sebagai pusat studi Islam di dalamnya juga dilengkapi berbagai
fasilitas penunjang seperti, salon dan spa khusus muslimah, fitness centre/sport centre, fasilitas outbond, perpustakaan, museum dan mini chinema, beladiri khusus muslimah, EXPO, mini market, restoran/ food court, toko baju/boutique, joging track,
ruang audio visual, ruang penyiaran radio, penerbitan buku dll. Pelayanan terbuka
untuk umum, dalam artian untuk semua wanita, baik muslim atau pun nonmuslim.
Pendekatan bangunan berkonsep arsitektur tradisional Jawa diharapkan dapat
menjadi ciri khas Kota Solo yang khas akan budayanya, serta menjadi media
pengenalan tentang budaya Jawa, yang akan menjadi kenangan tersendiri bagi para
pengunjung yang melihatnya.
E. Metode pembahasan
a) Metode kompilasi data
a. Observasi
Yaitu melakukan studi lapangan melalui pengamatan langsung untuk
mengetahui kondisi fisik lokasi dan tata existing, sarana dan prasarana yang
tersedia serta faktor penunjang dan potensi yang ada.
b. Survei Internasional
Proses untuk mencari dan memperoleh sumber data yang didapatkan dari
instansi terkait, antara lain :
1. BAPEDA tentang RUTRK Kota Surakarta
2. Jakarta Islamic Centre
4. Mutia salon muslimah
b) Studi literatur
Merupakan studi dan karya tulis yang sudah ada dan berkaitan dengan
Muslimah Islamic Centre, misalnya dari :
a. Media cetak dan elektronik untuk mendapatkan berita-berita yang dapat
menjadi acuan konsep.
b. Referensi pustaka berupa buku-buku maupun skripsi yang mendukung
dalam penulisan.
c. Studi komparatif yang merupakan studi perbandingan terhadap bangunan
atau sarana yang sudah ada jika sekiranya berhubungan.
c) Analisis data
Melakukan uraian terhadap masalah berdasarkan data-data yang telah
terkumpul dan analisis berdasarkan pada landasan teori relevan yang dengan
permasalahan.
TINJUAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Islamic CentreIslamic Centre artinya adalah pusat ke-Islaman, dalam bahasa arab diistilahkan al maskaz al IslamMenurut Soeparlan pengertian Islamic Centre adalah lembaga keagamaan yang merupakan pembinaan dan pengembangan agam Islam dan berperan
sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan nasional.
Pengertian yang lebih terperinci Islamic Centre diartikan sebagai pusat pengkajian, pendidikan, dan penyiaran agama seperti kebudayaan Islam. Batasan
pengertian tersebut lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Pusat
Dalam arti koordinasi, sinkronisasi, dan dinamisasi kegiatan dakwah, tanpa
mengikat ataupun mengurangi integritas suatu badan lembaga.
b. Pengkajian
Ialah studi disertai dengan penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan
maupun terhadap segi-segi alamiah yang hidup dan berkembang di masyarakat.
c. Pendidikan
1. Forum temu pendapat untuk saling melengkapi antara ulama dan
cendekiawan muslim.
2. Pendidikan dan pembinaan masyarakat melalui kegiatan non formal
d. Penyiaran
Adalah usaha mewujudkan dan menyebar luaskan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
e. Kebudayaan
Kebudayan milik Islam dan menjadi bagian integrasi budaya Indonesia.
B. Tujuan dan fungsi Islamic Centre
Tujuan dan fungsi Islamic Centre adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek akidah,
ibadah mu’amalah dalam ruang lingkup pendidikan nasional.
b. Sebagai lembaga pendidikan nonformal keagamaan sehingga dapat merupakan
salah satu mata rantai dari seluruh sistem pendidikan nasional. Tujuan
membentuk manusia muslim seutuhnya, taqwa kepada Allah SWT, cakap,
cerdas, terampil, tangkas, berwibawa, dan berguna bagi masyarakat dan negara.
c. Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
keterampilan untuk membangun masyarakat dan negara Indonesia.
Fungsi Islamic Centre sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama dan kebudayaan Islam adalah sebagai berikut :
a. Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan gagasan
mengenai pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
b. Pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan nonformal.
c. Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
d. Pusat penyiaran agama dana kebudayaan Islam.
e. Pusat koordinasi, sinkronasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah
Islamiah.
f. Pusat informasi, komunisaksi, masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat
muslim pada khususnya.
C. Kegiatan Islamic Centre
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat pusat dan propinsi mempunyai penekanan
kegiatan penelitian dan pengembangan, menyusun dan mengembangkan
konsepsi-konsepsi, gagasan atau metode baru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
b. Kegiatan diskusi, lokakarya, ceramah dan seminar
c. Kegiatan pendidikan dan kebudayaan
d. Kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan penterjemahan
e. Kegiatan penyiaran agama dan kebudayaan Islam dengan memperkenalkan
metode dan peralatan baru
f. Kegiatan penataran dan konferensi
g. Kegiatan pameran dan museum
Pola kegiatan Islamic Centre tingkat kabupaten ke bawah lebih bersifat operasional antara lain :
a. Kegiatan Dakwah
b. Kegiatan taman pustaka dan kursus-kursus
c. Kegiatan anak-anak
d. Kegiatan pembinaan kesehatan dan sosial
e. Kegiatan remaja
f. Kegiatan dana dan bidang logistic
D. Tinjauan Arsitektur Tradisional Jawa
Jenis Atap Gambar
a) Pangnggang-Pe
Arsitektur tradisional rumah
Jawa dengan atap Panggang-pe
merupakan bentuk bangunan yang
paling sederhana dan merupakan
bentuk bangunan dasar.
b) Kampung
Bentuk arsitektur tradisional Jawa lain
yang setingkat lebih sempurna dari tipe
Panggang-pe adalah bentuk Kampung.
Bangunan pokok Kampung tersebut
mempunyai saka-saka atau tiang-tiang
yang berjumlah 4, 6, atau bisa juga 8
d) Limasan
Bentuk bangunan Limasan merupakan
perkembangan dari bentuk bangunan
yang sudah ada. Bentuk bangunan
Limasan adalah bentuk bangunan yang
atapnya menyerupai bidang limas.
e) Tajug
Tempat ibadat merupakan salah satu
kebutuhan manusia untuk dapat
melangsungkan kegiatan
keagamaannya. Salah satu jenis tempat
ibadat adalah Langgar atau Masjid.
f) Joglo
Joglo adalah bentuk rumah tradisional
Jawa yang paling sempurna diantara
bentuk-bentuk lain. Bentuk bangunan
Joglo biasanya mempunyai ukuran
yang lebih besar dibandingkan dengan
MUSLIMAH
ISLAMIC CENTRE
DI KOTA SURAKARTA
A. Kondisi Non Fisik Kota Surakarta
Pertambahan penduduk kota Surakarta sekitar 0.77 % per tahun. Proyeksi
pertambahan jumlah penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut
ini:
Tabel Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
Sumber : Tim RUTRK Kota Surakarta 1991-2013
Adapun peningkatan penduduk yang memeluk agama Islam dari tahu-ke
tahun sebagai berikut :
Tabel Peningkatan Pemeluk agama Islam
Tahun Jumlah
Sumber : BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013
B. Potensi kegiatan muslimah di Surakarta
Sekarang ini banyak sekali ditemukan berbagai jenis jasa pelayanan kebutuhan
wanita muslimah di kota Surakarta. Mulai dari kebutuhan jasmani maupun rohani,
diantaranya adalah busana muslimah, salon kecantikan, pusat olah raga seperti kolam
Pelayanan kegiatan tersebut yang pada awalnya terbuka untuk umum, dalam artian
laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu dan kini telah berubah. Selain pondok
pesantren banyak salon kecantikan, tempat senam dan fitness, kolam renang, toko baju
muslimah yang sudah berkonsep syar’i. Hal itu dikarenakan semakin berkembangnya
populasi umat Islam dan adanya perubahan dalam cara pandang dan cara berfikir tentang
gender.
ANALISA KONSEP
MUSLIMAH
ISLAMIC CENTRE
DI KOTA
SURAKARTA DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR
TRADISIONAL JAWA
A. Kondisi eksisting site
Site berada di Jl. Kol. Sutarto Jebres, merupakan lahan kosong milik PT.
Sari Warna Tekstil, batas-batas site yaitu :
Utara : Jl. Kol. Sutarto
Selatan : Permukiman penduduk
Timur : Permukiman penduduk
Barat : Permukiman penduduk
Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site,
a. Site ada di sebelah Jl. Kol. Sutarto merupakan jalan arteri sekunder
b. Topografi relatif data
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 40%-60%
d. Koefisien Garis Sempadan Bangunan = 15-20m
e. FAR = 1,5-2,25
f.
Tabel Ketinggian dan koefisien bangunan
Nama Jalan
Luas kapling (m²)
Tinngi bangunan (lapis)
KDB KLB KDH
Jl.Kol. Sutarto
<500 4 lps (20m) 90 360 >5
500-<1000 5-9l ps (20-40m) 85 425-750 >10 1000-<2000 10-16 lps (44-70m) 70 700-1120 15
200-<3000 17-25 lps (72-104m) 65 1100-1625 15 3000-<5000 26-30 lps (108-124) 60 1560-1800 20 >5000 Max 30 lps (124m) 60 Max 1800 20
B. Konsep dan Analisa Site
Kriteria Analisa Konsep
Pencapaian
a. Main Entrance (ME)
1. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum 2. Menyesuaikan dengan
arah pergerakan lalu lintas.
3. Jauh dari titik kemacetan dan menghadap langsung ke jalur utama
b. Side Entrance (SE)
1. Tidak menggangu main entrance (ME)
a. Merespon dari pergerakan lalu lintas Jl. Kol. Sutarto, ME dan SE terpisah untuk memudahkan dalam maupun keluar site b. ME diletakkan jauh
dari titik kemacetan
Orientasi bangunan
a. Orientasi dimaksudkan sdebagai pengarah atau penunjuk terhadap kegiatan yang ada pada bangunan b. Letak ME dan SE
c. Memanfaatkan kondisi iklim
Berdasarkan letak site terhadap lingkungan sekitar, kemungkinan orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Kol. Sutarto dan jalan lingkungan.
View
a. View dari dalam site b. View dari luar site c. Situasi lingkungan sekitar
a. View dari luar site
Kebisingan (Noise)
a. Sumber bunyi berasal dari luar site
b. Integritas terhadap konsep view
c. Kenyamanan pengunjung
a.Penggunaan pagar pembatas dan vegetasi yang berdaun lebat, berfungsi mereduksi bangunan.
b. Masalah kebisingan juga dapat diatasi dengan sistem zoning
konsep iklim
a. Arah datang sinar matahari b. Arah angin
c. Memanfaatkan kondisi iklim
a. Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan
b. Penggunaan over hang pada bangunan tengan tujuan mengurangi tampias air hujan, selokan berfungsi mengalirkan air hujan ke riol kota. c. Penggunaan vegetasi sebagai upaya
d.Menggunakan cross ventilation
untuk mendistribusikan udara yang bersih ke dalam ruangan.
Zonifikasi
a. Karakter kegiatan yang beraneka ragam
b. Kebutuhan kenyamanan dalam kegiatan
c. Tingkat kebisingan pada lingkungan sekitar tapak
a. Site terletak di jalan raya merupakan jalan penghubung antar kota b. Aktifitas sekitar site
sedang karena
a. Kelancaran, kenyamanan, dan keamanan
b. Pemisahan jalur sirkulasi c. Zonifikasi
a. Sirkulasi pengunjung berupa pedestrian, jalur kendaraan, dan drop off
b. Area parkir tidak menganggu sirkulasi c. Pemisahan sirkulasi
antara penjalan kaki dan kendaraan bermotor
C. Analisa Besaran Ruang
Kelompok Kegiatan Ta’mir Masjid
Ruang Standart Kapasitas Sumber Luas m2 R. Sholat utama 0.85m2/orang 1000 NAD 850 m2
Kelompok Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Kelompok Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
R . kelas Da’wah 1 80-85 m2 2 NAD 170 m2
Kelompok Kegiatan Sosial dan Budaya
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Kelompok Kegiatan Informasi dan Komunikasi
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2 Perpustakaan 300 m2 1 A 300 m2 Penerbitan buku & R.
Penelitian
Kelompok Kegiatan fasilitas Publik
Flow 20 % 830 m2
Total 4980 m2
Kelompok Kegiatan Pengembangan penunjang
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Kelompok Pengembangan penunjang lapangan
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Kelompok Servis (terhitung BC)
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Kelompok Servis Tidak terhitung BC
Parkir sepeda 0.5x2 m2/3
Rekapan semua keutuhan ruang
Kelompok ruang Besaran total Kegiatan Ta’mir Masjid 1461,3 m2
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 2875,9m2
Kegiatan Sosial dan Budaya 2867.77 m2
Kegiatan Fasilitas Publik 4980 m2
Kegiatan Informasi dan Komunikasi 2291,7 m2
Kegiatan Pengembangan Penunjang 2747.86 m2
Kegiatan Pengembangan Penunjang lapangan 2781.36 m2
Pengelola 534,9 m2
Kelompok Servis 264 m2
Jumlah Total m2 20805.09 m2
Berdasarkan RUTRK Kota Surakarta tentang peraturan pembangunan, maka
jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut :
Building Coverage : 60%
Jumlah lantai : 20.805,09/15.112,92
Sisa Site untuk RTH & Parkir : 10075,28 m2
DAFTAR PUSTAKA
A, Hasjimi, Sejarah Kebudayaan Islam, Bulan Bintang, 1995.
Depag, Enslikopedia Islam di Indonesia, Ditjen Binbaga Islam, Jakarta, 1993.
Depag Jakarta, Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Centre Seluruh Indonesia, Ditjen Binbaga Islam Jakarta, 1993.
Ashari, MA dan Endang S. Kliah Al-Islam, Rajawali, 1986.
Jabbar, Abdul. M, Seni dalam Peradaban Islam, Pustaka Bandung, 1988.
Lukman , Harun, Potret Dunia Islam, Pustaka Panji mas, Jakarta, 1985.
Gazalba, Siti, Islam dan Kebudayaan, Pustaka Al-Husna, Jakatra 1988.
Usman, Latif, Sejarah Islam, Jakarta, 1995.
Dr. Ali bin Sa’id Al-Ghamidi, Fikih Wanita dalam Islam, Solo, 2013.
Ronald, Arya, Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Gajah Mada University Press, 2005.
Marsudi, Arsitektur Tradisional Jawa dalam pelestarian, Jakarta, 1988
Ismunandar, Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 1987.
Josef Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, 1995.
Anonim. 1991. RUTRK Kota Surakarta 1991-2013. Surakarta : Bapeda.
Anonim. 2008. BPS Surakarta dalam Angka 2008-2013. Surakarta : Bapeda.
Anonim. 2012. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta 2012 .Surakarta : Bapeda.