• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS IPS SISWA SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS IPS SISWA SD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS IPS SISWA SD

Fitri Yulianti Purnama Lestari

PGSD Universitas Majalengka

[email protected]

Abstrak—

pada era globalisasi, informasi semakin mudah didapatkan dan ilmu pengetahuanpun berkembang dengan pesat, semua orang dapat menerima informasi termasuk Siswa sekolah Dasar. guru harus mempersiapkan siswa untuk dapat memilah dan memilih informasi karena tidak semua informasi dapat diterima dengan baik. dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan model pembelajaran yang interaktif , menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar aktif, mencari, menemukan, menggali informasi dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru melalui penemuannya. Guru harus menanamkan keterampilan berpikir kritis sehingga siswa dapat peka terhadap suatu maslah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran IPS yang didalamnya terdapat suatu pembelajaran mengenai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pembelajarn IPS bertujuan memecahkan suatu permasalah pada kehidupan sehari-hari yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa. sehingga siswa dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi informasi semakin mudah didapatkan dan pengetahuanpun berkembang dengan pesat. Semua orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi termasuk siswa sekolah dasar. Namun, tidak semua informasi dapat diterima dengan baik, masing-masing individu harus pandai berpikir kritis untuk dapat memilah dan memilih informasi yang dapat diterima. Pada dunia pendidikan guru sebagai pendidik harus menanamkan keterampilan berpikir kritis agar siswa dapat menyerap informasi dengan baik.

Tujuan dari pendidikan adalah agar terciptanya perubahan pada peserta didik dalam pengetahuan, kepribadian dan tingkah laku. Maka dari itu pendidik harus memberikan cara terbaik agar siswa dapat mewujudkan harapan dalam dirinya dan harapan yang diinginkan oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum 2013 yang menekankan kepada pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berperan aktif, sehingga dalam proses pembelajaranpun siswa yang menggali atau mencari pengetahuan. Hal ini di perkuat oleh Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 23 tahun 2013 pada pasal 19 ayat (2) berbunyi : “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat , dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Terdapat beberapa bidang pengetahuan yang harus dikuasai siswa di sekolah dasar, salah satunya adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Menurut Susanto (2014:9) mengatakan bahwa : “Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang pengetahuan dan penelaahan gejala dan masalah sosial di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan sosial, dalam usaha mencari jalan keluar dari masalah masalah

tersebut”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan ilmu pengetahuan yang membekali peserta didik untuk menjalankan kehidupannya. Menjadi manusia yang peka terhadap masalah masalah sosial sosial sehingga mampu untuk menyelesaikannya.

Salah satu tujuan dari pembelajaran IPS menurut Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bawa “agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial”. Dapat disimpulkan dari peryataan tersebut bahwa pendidikan IPS sangat mendorong terciptanya peserta didik yang mampu berpikir kritis agar siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupanya.

Berpikir kritis merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh otak sehingga menghasilkan suatu pemikiraan yang logis dan masuk akal serta dapat merumuskan kesimpulan dari suatu topik permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2014:121) yang mengatakan bahwa : “berpikir kritis adalalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami sebagai kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakan secara tajam, memilih mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah lebih sempurna.

Pendidik harus mampu membimbing dan memberikan motivasi agar dalam proses pembelajaran siswa mampu untuk berpikir kritis, mencari informasi dari berbagai sumber sehingga dapat berargumen dan menyimpulkan hasil dari penemuanya. Berpikir kritis sangat penting diterapkan disemua jenjang pendidikan termasuk disekolah dasar. Penanaman proses keterampilan berpikir kritis

(3)

diseimbangkan sesuai dengan usia dan kemampuanya.

Dari pernyataan diatas dpat disimpulkan bahwa kegiatan keterampilan berpikir kritis sangat menekankan pada proses pembelajaran yang aktif dimana siswa harus mampu menganalisis dari informasi dan sumber yang dicarinya, sehingga siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari informasi yang didapatkan.

Namun pada kenyataanya siswa kurang memiliki keterampilan berpikir kritis, hal ini terlihat dalam proses pembelajaran siswa tidak memiliki kepercayaan diri ketika guru memberikan tugas untuk menanggapi suatu permasalaha atau tugas presentasi didepan kelas. Kurangnya rasa ingin tahu terhadap suatu materi yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan tidak terciptanya interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Siswa hanya mengandalkan informasi yang disampaikan oleh guru.

Dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatan keaktifan siswa, memberikan suatu pembelajaran yang menantang bagi siswa sehingga rasa ingin tahu siswa meningkat. Marwoto, dkk (2009 : 97) mengatakan “Guru bertugas mengoptimalkan kemampuan dasar siswa agar berkembang secara efektif. Seorang guru harus dapat menjadi fasilitator siswa, agar siswa tidak mengalami kesulitan dan kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar Metode Inkuiri Terbimbing merupakan salah satu solusinya.” Model pembelajaran Inkuiri adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada siswa, dimana siswa dituntut untuk aktif dalam menemukan topik pembahasan dan siswa didorong untuk dapat menyimpulkan dari hasil penemuanya, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa akan meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pentingnya model inkuiri

terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis IPS siswa SD.

B. Metode penelitian

Sukardi (2011:19) “Metodologi penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti”. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif, dimana peneliti menggunakan teori-teori menurut para ahli kemudian ditarik kesimpulan sehingga menjadi solusi dari suatu permasalahan. Teori-teori dan dat-data yang didapatkan hasil dari studi pustaka dari buku, jurnal, artikel dan penelitian terdahulu.

C. PEMBAHASAN

Menurut Susanto ( 2014 : 160) “ Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penentuanya dengan percaya diri”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menemukan suatu pemecahan dari permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga dalam proses pembelajaran guru mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu siswa akan lebih percaya diri untuk menyampaikan hasil dari penemuanya, dengan adanya pembelajaran menggunakan model pembelakaran Inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga aspek kognitifnya pun akan meningkat. “Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif” (Aulia, 2014 :126). Dari pernyataan tersebut memiliki arti bahwa model pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan yang luas bagi siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki pengertian yang

(4)

berbeda-beda menurut para ahli diantaranya yaitu menurut Hanafiah dan Suhana (2012:77) menjelaskan bahwa “pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inkuiry) pelaksanaan pembelajaran dilakukan atas petunjuk dari guru berupa pertanyaan, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik pada kesimpulan yang diharapkan”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan suatu proses pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar sendiri untuk mengembangkan pengetahuanya dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru kemudian guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan dari hasil penemuanya. Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa melaksanakan proses pembelajaran susuai petujuk dan bimbingan guru, sehingga dalam proses pembelajaran selalu dalam batasan dan pengawasan guru. “pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan kesempatan dan pengalaman belajar siswa”. (Kurniawati,dkk 2014:37). Dengan demikian, pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk mengembangkan ketempilan berpikir kritis siswa.

Pembelajaran Inkuiri memiliki karakteristik (1) adanya aspek aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya suasana diskusi kelas ; (2) adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah ; dan ( menggunakan fakta sebagai pengujian hipotesis. (Susanto 2014 : 164). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari model pembelajaran Inkuiri adalah menciptakan suasana di dalam kelas yang interaktif, dimana adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga terjadinya saling tukar pemikiran atau diskusi, selain terjadinya diskusi model pembelajaran Inkuiri juga menciptakan pembelajaran yang bermakna.

Agar proses belajar belajar dapat terlaksana dengan baik maka pendidik harus melaksanakan proses mengajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri Dapat disimpulkan dari pendapat Susanto (2014 : 169-174 ) langkah langkah pembelajaran Inkuiri adalah : 1). Orientasi , Dalam tahap ini, guru harus memberikan motivasi belajar kepada siswa, supaya rasa ingin tahu siswa meningkat, jika dalam diri siswa telah tumbuh rasa ingin tahu maka dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, dimana siswa akan belajar lebih semangat. Selain memberikan motivasi, guru juga memberi tahu mengenai materi yang akan dibahas, tujuan dalam pembelajaran, hasil belajar yang diharapkan dalam peserta didik dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan juga harus dijelaskan dalam tahap ini, supaya siswa paham hal apa saja yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung jika siswa sudah paham apa saja yang harus dilakukan maka selam proses pembelajaran akan berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh guru dan dapat meminimalisis waktu yang terbuang. 2). Rumusan Masalah, Dalam tahap ini, harus adanya suatu permasalahan , rumusan masalah dapat di berikan oleh guru ataupun oleh siswa itu sendiri, permasalahan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru harus jelas dalam memberikan pertanyaan dan pertanyaan atau permasalaha harus menantang supaya siswa merasa tertantang untuk mencari jawaban dan memecahkan suatu permasalahan tersebut. 3). Mengajukan Hipotesis, Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan atau permasalahan yang telah diberikan oleh guru, hipotesis harus bersifat logis, maka dari itu pertanyaan yang disampaikna oleh guru harus benar- benar mendorong siswa untuk mendapatkan jawaban sementara yang rasional dan logis, supaya hipotesis

(5)

tersebut dapat di uji kebenarnya. 4). Mengumpulkan Data, Mengumpulkan data merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh siswa untuk mengkaji kebenaran hipotesis yang di sampaikan oleh siswa. Pada tahap ini guru harus mendorong siswa untuk meningkatkan semangat siswa dan memberikan motivasi agara siswa terdorong untuk berpikir. Dalam tahap ini siswa harus mampu untuk menjawab rumusan masalah yang telah diberikan diawal dan siswa dapat menguji hipotesis melalui pengumpulan informasi-informasi yang telah didapatkan. Pengumpulan data dapat dilakukan melaui, buku buku, jurnal, majalah, vidio atau film dokumenter. Siswa diberikan kebebasan oleh guru untuk mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 5). Merumuskan Kesimpulan, Dalam tahap ini, siswa harus merumuskan kesimpulan dari hipotesis yang telah diuji kebenaranya melalui pengumpulan data. Apakah hipotesisnya benar ataukah tidak. Merumusan kesimpulan dalam tahap ini adalah siswa mampu untuk menyampaikan hasil penemuanya melalui pengumpulan data dan kesimpulan yang disampaikan sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.

kelebihan model pembelajarn Inkuiri ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa sehingga akan meningkatkan aspek kognitif siswa. Selain itu dengan adanya model pembelajaran Inkuiri dapat menumbuhkan siswa yang aktif dan mejadikan pembelajaran bermakna. “Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar yang diharapkan bagi peserta didik, di mana peserta didik dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan langsung pengetahuan tersebut” (Rachmadtullah, 2015:287).

Berpikir kritis Menurut Ennis (Novikasari 2009 :347) mengatakan bahwa : “berpikir kritis adalah kemampaun berpikir rasional dan reflektif yang difokuskan pada apa yang diyakini atau yang dilakukanKeterampilan berpikir kritis sangat diperlukan oleh siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan menyiapkan siswa menghadapi tantangan global yang semakin berat”.

Berpikir kritis merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh siswa, maka dari itu guru harus berusaha menanamkan proses berpikir kritis kepada siswa. Agar siswa terbiasa berpikir kemudian mendapatkan kesimpulan yang dapat diungkapkan dengan percaya diri. berpikir kritis harus di terapkan di seolah dasar dikelas tinggi maupun kelas rendah, apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pikirannya dan mengembangkan pengetahuanya sesuai dengan tingkatan usianya, maka anak akan terbiasa untuk terus berpikir dan mencari informasi sendiri tanpa mengandalkan informasi dari guru. Selain itu juga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat dengan mudah membedakan mana yang harus dikerjakan dan yang mana yang harus ditinggalkan, mana opini dan mana fakta. Siswa juga dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus mengandalkan orang lain.

Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dapat dipergunakan untuk menganalisis pikirannya dalam menentukan pilihan dan menarik kesimpulan. Keterampilan berpikir kritis ini dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari hari, untuk memperkuat siswa dalam menghadapi era globalisasi ini, dimana siswa akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi dari manapun. Sehingga siswa dapat dengan mudah memilah dan memilih informasi yang baik. “Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

(6)

Pemahaman membuat siswa mengerti maksud di balik ide sehingga mengungkapkan makna di balik suatu kejadian” (Novikasari 2009:146). Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa tujuan dari berpikir kritis adalah agar siswa mampu untuk mengungkapakn hasil dari pemikiranya sehingga menghasilkan suatu argumen yang kuat.

Menurut Ennis dalam jurnal (Muhfahroyin 2009:91) berikut ini merupakan indikator indikator dari masing masing aspek berpikir kritis yang berkaitan dengan materi pelajaran yaitu :

1. Memberikan penjelasan sederhana, meliputi : a).Memfokuskan pertanyaan, b). Menganalisis pertanyaan. c). Menjawab dan bertanya tentang suatu penjelasan atau tantangan.

2. Membangun keterampilan dasar, meliputi :a).Mempertimbangkan apakan sumber dapat dipercaya. b).Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan, yang meliputi : a). Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. b). Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. c). Membuat dan menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, meliputi : a). Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. b). Mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan taktik, meliputi : a). Menentukan tindakan. b).Berinteraksi dengan orang lain

Dari lima indikator indikator diatas harus dilaksanakan ketika proses pembelajaran agar tujuan dari mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat meningkat dan berkembangn dengan baik. Keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan, karena dengan berpikir kritis siswa kan lebih peka terhadap suatu masalah sehingga akan mudah untuk menyelesaikanya, akan lebih mudah memahami konsep dan akan

mudah untuk menerapkan suatu konsep pembelajaran pada kehidupan sehari-hari.

Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa yaitu dengan cara guru harus runtin memberikan suatu pertanyaan dan permasalahan dengan motivasi yang kuat agar rasa ingin tahu siswa meningkat sehingga siswa tertarik untuk mencari informasi, menganalisis data yang telah disediakan oleh guru, berdiskusi dengan teman sejawatnya maupun mencara informasi sendiri dengan mencari dimedia lain dan dapat menyimpulkan agrumennya dengan percaya diri. Dalam proses mengumpulkan informasi guru harus senantiasa memberi arahan dan bimbingan agar siswa selalu dalam pengawasan guru dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing, guru memberikan suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. tujuan diberikan suatu permasalahan supaya siswa terdorong untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang telah disediakan oleh guru dan berdiskusi dengan teman-temannya sehingga siswa memiliki jawaban dan solusi dari permasalahn yang telah diberikan oleh guru, kemudian siswa dapat berargumen dan menarik kesimpulan dari hasil penemuanya. Jika siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik maka akan terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis dalam diri siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan peka terhadap masalah sosial, karena didalam pembelajaran IPS memiliki materi mengenai suatu permasalahan yang harus dipecahkan, maka dari itu model pembelajaran inkuiri sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPS untuk

(7)

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

D. KESIMPULAN

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa belajar aktif untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sehingga dalam proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mendorong siswa untuk berpikir kritis. Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS karena mata pelajaran IPS cenderung menyajikan suatu pembelajaran yang berkenaan dengan masalah sosial yang harus dipecahkan dan diselesaikan, selain itu salah satu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa yang menggunakan model pembelajarn inkuiri terbimbing akan lebih meningkat dalam berpikir kritis dibanding dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.

E. REFERENSI

Aulia, F. (2014). “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Chemistry in Education. 3, (2), hlm. 126-132 Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep

Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada. Susanto Ahmad. (2014). Pengembangan

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadamedia Grup

Kurniawati, dkk. (2014). “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Pendidikan Fisika Indonesia. 10, (2). Hlm. 36-46

Marwoto, dkk. (2009). “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sd”. pendidikan Fisika Indonesia. 5, (2). Hlm. 96-101. Novikasari, Ifada. (2009). “Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Matematika Open-ended di Sekolah Dasar”. Pemikiran Alternatif Kependidikan. 14, (2), hlm. 346-364

Permendiknas No.22 tahun 2006

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 23 tahun 2013 pada pasal 19 ayat (2)

Rachmadtullah, Reza. (2015). “Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Pendidikan Dasar. 6 (2) hlm. 287-289.

Sapriya. (2015). Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

ketentuan penelitian tindakan kelas; 2) Menyusun rancana tindakan dalam bentuk rencana pelajaran; 3) Menyiapkan media pendidikan yang diperlukan dalam pembelajaran;

Selain itu berdasarkan analisis deskriptif terhadap perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif selama periode penelitian, dari dua pendekatan tersebut

Karena pada metode Tsukamoto operasi himpunan yang digunakan adalah konjungsi (AND) , maka nilai keanggotaan anteseden dari aturan fuzzy [R1] adalah irisan

Tesis utama yang ditunjukkan oleh Shawki (2011: 176-177) adalah bahwa kelompok- kelompok advokasi yang terlibat dalam kampanye I-VAWA berakar pada konsep

Pengaruh gaya gravitasi Kota Surakarta terjadi didaerah yang berdekatan langsung dengan wilayah Surakarta yaitu Desa Gadingan, Desa Laban, Desa Wirun (berbatasan langsung

Dalam riwayat as-Shahihain untuk hadits ini disebutkan, "Barangsiapa yang berani melakukan sesuatu yang masih diragukan bahwa sesuatu itu berdosa, maka dia tidak

Tahap evalusi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model

Karena diduga bentuk kurva regresi antara variabel respon dengan sebagian variabel prediktor tidak diketahui polanya, dan dengan sebagian lagi mempunyai pola