• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah penting artinya bagi pembangunan, melalui pendidikan maka lahirlah manusia-manusia unggul yang dapat mengembangkan kreativitas, inovasi, dan ide-ide cemerlangnya bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa juga ditentukan oleh seberapa jauh pemerintah yang berkuasa memperhatikan pendidikan.1

Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :                           Artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa dalam menuntut ilmu pengetahuan dimulai dengan niat yang baik mempelajari sesuatu yang bermanfaat dan membantah yang sesuatu yang baik tanpa paksaan. Maka

1 Hasinah Ilyas, Potret Dunia Pendidikan Di Tanah Air, (Padang: IAIN Imam Bonjol Press, 2005), h. 1.

(2)

diperlukannya pengetahuan agama ataupun umum, adanya kesepakatan bersama demi menjadikan hal yang baik membentuk masyarakat yang berakhlak.

Hal ini sesuai dengan tujuan Islam untuk menyeimbangkan antara duniawi dan ukhrawi, melihat kondisi zaman yang semakin berkembang telah banyak umat Islam hanya memikirkan duniawi saja. Untuk itu diperlukanlah lembaga pendidikan yang mengajarkan kedua-duanya.2

Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha mensukseskan misinya sebagai seorang muslim. Seiring dengan luasnya daerah Islam yang membawa dampak pada pertambahan jumlah penduduk Islam dan adanya keinginan untuk memperoleh aktifitas belajar yang memadai, maka di dirikanlah berbagai macam lembaga pendidikan Islam yang teratur dan terarah. Beberapa lembaga pendidikan Islam yaitu pesantren, madrasah, sekolah-sekolah dinas, perguruan tinggi Islam, sekolah tinggi agama Islam negeri (PTAIN), Universitas Islam Negeri (UIN).

Lembaga pendidikan Islam walaupun mempunyai tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang dilaksanakannya harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dalam arti bahwa pendidikan harus dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan yang berlaku yang di Indonesia khususnya dari awal sampai proses menamatkan anak didik telah diatur oleh pusat sebagai

(3)

pemegang kebijakan, maka perlu adanya upaya rekontruksi dalam dunia pendidikan. Adanya kurikulum berbasis sekolah adalah merupakan langkah awal dalam rencana ulang sistem pendidikan yang sudah berlaku untuk kemajuan seuatu lembaga pendidikan yang akan datang.3

Diantara sekian banyak lembaga pendidikan yang mengalami perkembangan atau perubahan, salah satunya adalah Madrasah Aliyah Negeri Lubuk Alung. Madrasah Aliyah Negeri Lubuk Alung ini berlokasi di Jalan Padang Bukittinggi KM. 37 Kelurahan Sintuk Toboh Gadang Kecamatan Sintuk Kabupaten Padang Pariaman.

Berkenaan dengan berdirinya MAN Lubuk Alung ini, Syamsuar mengatakan bahwa:4

Madrasah Aliyah Negri Lubuk Alung berdiri pada tahun 1968 dengan nama Sekolah Persiapan Swasta, dengan pendirinya Drs. Sidi Nazar Bakry. Namun pada tahun 1970, Sekolah Persiapan Swasta ini kemudian berubah nama menjadi Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sidi Nazar Bakry, beliau mengatakan bahwa:5

Sekolah Persiapan Swasta ini pada awalnya hanya mempunyai murid sebanyak 35 orang, yang berasal dari murid kelas 3 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta Lubuk Alung yang kemudian dijadikan murid kelas 1 Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung.

3

Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta, 2005), h. 998-999.

4 Syamsuar, Alumni SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung angkatan ke-4 tahun 1974 sekaligus ketua komite MAN Lubuk Alung, Wawancara Langsung, di Lubuk Alung, 23 Mei 2017.

5 Sidi Nazar Bakry, Pendiri dan Kepala Sekolah Pertama SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, Wawancara Langsung, di Gunung Sarik Padang, 10 Juli 2017.

(4)

Dalam prosesnya, dibentuklah suatu panitia, yang bertugas untuk mengurus agar sekolah bisa segera dinegerikan. Sehingga dibuatlah surat kepada Rektor IAIN Imam Bonjol agar sekolah dapat ditinjau oleh rektor dan dibuatlah kesepakatan untuk menyiapkan surat yang dimasukkan ke Dinas Pendidikan, serta mendapatkan surat Rekomendasi dari Partai Parmusi, NU, PSI, Perti, DPR, dan Bupati Padang Pariaman. Yang kemudian dikirim kepada Menteri Agama di Jakarta.6

Sekolah ini di resmikan oleh Dirjen Lembaga Islam (Drs. Thabroni, MA), juga Ibu Zakiah Drajat serta rombongan dari Jakarta. Dan mengalami perubahan nama dari Sekolah Persiapan Swasta menjadi Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SP IAIN) Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia tanggal 29 September 1970 No. 198 tahun 1970 yang berlokasi di Balah Hilir Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, dengan Kepala Sekolah Pertama bernama Drs. Sidi Nazar Bakry.7

Latar belakang berdirinya SP IAIN ini berdasarkan kepada kebutuhan umat Islam diberbagai daerah yang kemudian membuka cabang-cabang lain diluar fakultas induknya sehingga pada perkembangannya muncul duplikasi fakultas. Hal ini dilatarbelakangi oleh dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1963 yang memungkinkan di dirikannya IAIN yang terpisah dari pusat. Dengan adanya peraturan itu, maka bermunculanlah beberapa buah IAIN diluar pulau Jawa dan Yogyakarta hingga

6 Ibid., 7 Ibid.,

(5)

sampai tahun 1973 tercatat bahwa ada 14 buah IAIN se-Indonesia.8 Salah satunya adalah IAIN Imam Bonjol Padang yang berdiri pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Menteri Agama No.77 Tahun 1966 yang mempunyai 8 buah fakultas dan 8 buah SP IAIN yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat.9 Salah satu dari SP IAIN di Sumatera Barat adalah SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung.

SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung ini berinduk ke IAIN Imam Bonjol di Jalan Sudirman Padang, yang dipimpin dan diawasi oleh satu badan Inspektorat yang terdiri dari seorang Inspektur dan dibantu beberapa staf, yang dikepalai oleh Nasharuddin Thaha. 10

Berdasarkan SK Menag No. 4 tahun 1967 bab I pasal 1 ayat 3, tujuan dari SP IAIN Al-Jami’ah yaitu untuk mendidik lulusan Madrasah Menengah Tingkat Pertama dan SLTP, agar dapat mencapai taraf Ilmu Pengetahuan Agama, Ilmu Pengetahuan Umum, yang sederajat dengan SLTA, dan menyempurnakan serta menyeragamkan pengetahuan agama bagi siswa-siswanya yang berasal dari berbagai madrasah dan SLTP yang berbeda-beda keadaannya dan menyiapkan siswa-siswanya untuk memasuki fakultas-fakultas dalam lingkungan IAIN Al-Jami’ah.11

8 Daulay Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 129.

9 Ibid., h. 130.

10 Wahyu Uliadi, Dari SP IAIN menuju MAN 1 PAYAKUMBUH, di akses dari httt://nersumbar.com/dari-sp-iain-menuju-madrasah-aliyah-negeri-man-1-payakumbuh/, Pada tanggal 20 Juni 2017 pukul 19.37.

11 A. Riva’i Yunus, et. al., Buku Peringatan Dies Natalis ke-10 IAIN Imam Bonjol 29

(6)

Pada saat berdirinya SP IAIN ini kurang mendapatkan respon dan juga respek yang baik dari masyarakat sekitar. Hal tersebut terjadi karena perbedaan pemahaman kepercayaan yang terjadi di masyarakat dan masyarakat Lubuk Alung menganggap bahwa sekolah ini adalah sekolah kuno yang hanya bisa mengaji saja seperti halnya pesantren. Walaupun masyarakat memberikan tanggapan yang kurang baik, namun para pemerintahan nagari seperti Camat dan Wali Nagari menyambut baik hal tersebut.

Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SP IAIN) Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung ini hanya memiliki 1 jurusan yaitu jurusan keagamaan dan mempunyai 3 tingkatan, yang masing-masing tingkat memiliki 1 buah ruang belajar untuk tingkatan kelas 1 sampai 3. Hal tersebut menurut Sidi Nazar Bakry, dikarenakan oleh:12

Gedung tempat sekolah berdiri didapatkan dengan cara disewa dengan harga 50 sukek padi pertahun, yang diperoleh dengan cara mengumpulkan zakat fitrah dari para murid dan para donatur untuk membayar sewa tersebut. Sedangkan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum untuk Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Padang. Tidak hanya itu, tenaga pendidik atau guru yang mengajar sebagian masih ada yang berstatus guru sukarela. Tenaga pengajar/guru berasal dari IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Padang dan Surau Balenggek Lubuk Alung.

Sementara itu, untuk tamatan dari SP IAIN sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1974, yang menyatakan bahwa tamatan dari SP IAIN sama dengan PGAN 6 tahun untuk jadi guru dan sama dengan PHIN untuk

12 Sidi Nazar Bakry, Pendiri dan Kepala Sekolah Pertama SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, Wawancara Langsung, di Lubuk Alung, 10 Juli 2017.

(7)

menjadi pegawai.13 Jadi, akan langsung diterima menjadi mahasiswa di IAIN tanpa adanya test masuk atau ujian saringan masuk, karena dengan adanya ijazah dari SP IAIN maka akan langsung diterima menjadi mahasiswa IAIN.

Selama berdirinya, SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung ini mengalami tiga kali pergantian kepemimpinan yaitu:14

1. Drs. Sidi Nazar Bakry (1970-1973) 2. Drs. M. Yusran Ilyas (1974-1975)

3. Drs. Darnis (selaku Wakil Kepala yang diangkat menjadi Pjs Kepala Sekolah dari 1975-1978 sampai berakhirnya SP IAIN)

IAIN sebagai lembaga pendidikan Islam terus melakukan upaya-upaya peningkatan. Di antaranya upaya-upaya peningkatan pendanaan, peningkatan peranan organisasi IAIN, kurikulum peningkatan mutu dosen, peningkatan sarana fisik.15 Atas upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan inilah, tahun 1975 terjadi perubahan kebijakan yang mendasar di dalam tubuh Departemen Agama khususnya kebijakan yang berhubungan dengan masalah pendidikan agama di lingkungan Departemen Agama. Sehingga pada tanggal 24 Maret 1975, dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yaitu Menteri Agama (Prof. Dr. Mukti Ali), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Letjen. TNI Dr. Teuku Syarif Thayob), dan Menteri Dalam Negeri (Jend. TNI Purn. Amir Machmud) No. 2 Tahun 1975. Untuk merealisir SKB tersebut, Departemen Agama melalui penertiban, penyeramaan, dan

13 Ibid., 14

Darnis, Guru dan Pjs Kepala SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung tahun 1975-1978, di Lubuk Alung, wawancara langsung, 23 Juli 2017.

(8)

penyamaan penjenjangan pada madrasah-madrasah dengan cara menciutkan jumlah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan mengubah status sebagian besar PGA tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan mengubah status SP IAIN menjadi MAN serta PGA yang diselengggarakan oleh pihak swasta juga harus diubah statusnya menjadi MTs/MA.16 Hal serupa juga dialami oleh SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, yang kemudian beralih fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Lubuk Alung pada tahun 1978.

Setelah SP. IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung diubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lubuk Alung berdasarkan SK Menteri Agama pada tanggal 16 Maret 1978 No. 17 tahun 1978 No. 35/17, lokasi yang pada awalnya di Balah Hilir Lubuk Alung pindah ke Jalan Padang Bukittinggi KM. 37 Kelurahan Sintuk Kecamatan Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, dengan Drs. Darnis, yang semula menjabat sebagai Wakil Kepala SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung diangkat menjadi kepala Madrasah Aliyah Negri Lubuk Alung.

Berdasarkan dari pemaparan di atas ada beberapa hal yang membuat penulis tertarik meneliti SP IAIN ini yaitu tentang alasan obyektif dan subyektif. Alasan obyektif yaitu karena belum ada yang meneliti, lokasi tempat penelitian yang terjangkau tangan, waktu, dana dan data-data yang dibutuhkan tersedia. Sedangkan alasan obyektif yaitu tentang berdirinya SP IAIN di Lubuk Alung, karena sebagaimana diketahui bahwa di Lubuk Alung

16

Wahyu Uliadi, Dari SP IAIN menuju MAN 1 PAYAKUMBUH, di akses dari httt://nersumbar.com/dari-sp-iain-menuju-madrasah-aliyah-negeri-man-1-payakumbuh/, Pada tanggal 20 Juni 2017 pukul 19.37.

(9)

itu tidak ada fakultas atau cabang IAIN Iman Bonjol yang berdiri disana, namun SP IAIN ada didirikan disana. Dan yang selanjutnya adalah tentang keberadaan SP IAIN itu sendiri, yang mana kurang mendapatkan perhatian dari peneliti atau penulis sejarah. Hal itu dapat dilihat dari belum adanya buku atau karya tulis yang membahas tentang sejarah SP IAIN di Sumatera Barat, padahal SP IAIN ini telah ikut serta mewarnai dan banyak memberikan sumbangan kepada pendidikan Islam khususnya di Sumatera Barat.

Hal tersebut yang membuat penulis mengangkat masalah ini ke dalam penulisan skripsi yang berjudul “Sejarah Sekolah Persiapan IAIN

Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah untuk dapat dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat perkembangan Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978?

(10)

c. Bagaimana perubahan status dari Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung menjadi Madrasah Aliyah Negeri Lubuk Alung ?

2. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi penyimpangan dalam permasalahan ini maka dibatasi masalah sebagai berikut :

a. Batasan temporal (waktu)

Batasan temporal dari penelitian ini adalah dari tahun 1970 hingga tahun 1978. Tahun 1970 dijadikan awal batasan temporal karena tahun ini merupakan awal proses berdiri Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, sedangkan tahun 1978 dijadikan sebagai akhir dalam penelitian karena pada tahun tersebut SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung berubah nama menjadi MAN Lubuk Alung. b. Batasan spasial (lokasi)

Objek penelitian ini adalah SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, karena itu lokasi penelitian ini di fokuskan pada tempat objek penelitian ini. SP IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung terletak di Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.

c. Batasan tematis (aspek kajian)

Adapun aspek yang akan diteliti adalah mengenai Sejarah Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978.

(11)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui sejarah berdiri dan perkembangan Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung, baik dari segi Pemimpinnya, siswa, guru/tenaga pengajar, kurikulum, sarana dan prasarana, serta prestasi.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.

c. Untuk mengetahui perubahan status dari Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung menjadi MAN Lubuk Alung.

2. Manfaat penelitian

a. Untuk menambah wawasan penulis dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978. b. Untuk memenuhi persyaratan agar dapat mencapai gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Tadris IPS Konsentrasi Sejarah.

(12)

c. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengetahui perkembangan sebuah lembaga pendidikan tentang perkembangan lembaga pendidikan khususnya di Sumatera Barat.

d. Untuk menambah literatur pustaka tentang Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978.

D. Definisi Operasional

Sejarah : Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berakibat terjadinya perubahan pada peradaban umat manusia. Perubahan tersebut dapat berupa perkembangan, pertumbuhan, kemunduran dan kehancuran.17

Sekolah Persiapan IAIN : Sekolah yang bertujuan untuk mendidik lulusan Madrasah Menengah Tingkat Pertama dan SLTP, agar dapat mencapai taraf Ilmu Pengetahuan Agama, Ilmu Pengetahuan Umum, yang sederajat dengan SLTA, dan menyempurnakan serta menyeragamkan

(13)

pengetahuan agama bagi siswa-siswanya yang berasal dari berbagai Madrasah dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang berbeda-beda keadaannya dan menyiapkan siswa-siswanya untuk memasuki fakultas-fakultas dalam lingkungan IAIN Al-Jami’ah.18

Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung

: Nama Sekolah Persiapan IAIN yang berlokasi di Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman sejak tahun 1970 sampai 1978 dilihat dari segi siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana serta prestasi.

Yang dimaksud dengan judul diatas adalah perubahan yang terjadi pada “Sejarah Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978.”

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sebagai pola dasar dan pedoman penulis serta memudahkan untuk membahas penelitian ini, penulis membagi dalam empat bab. Masing-masing bab dirincikan dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

(14)

Bab I : Merupakan Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Merupakan Landasan Teoritis yang berisikan Lembaga Pendidikan Islam berupa pengertian, tujuan, dan jenis lembaga pendidikan Islam, IAIN Imam Bonjol Padang berupa Sejarah Berdiri dan Perkembangan IAIN Imam Bonjol (1966-1978) dan Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol (1966-1978) serta Kajian Relevan.

Bab III : Metodologi Penelitian yang berisi metode dan metodologi, Jenis Penelitian, dan Metode Penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian yang berisi Keadaan Geografis Penduduk, Pendidikan, Keagamaan, Ekonomi, dan Sosial Budaya Nagari Lubuk Alung, Sejarah dan Perkembangan, Faktor Pendukung dan Penghambat, dan Perubahan Status dari Sekolah Persiapan IAIN Al-Jami’ah Imam Bonjol Lubuk Alung menjadi Madrasah Aliyah Negeri Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1970-1978.

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan 37Yo responden menjawab ingin beke{a dan melanjutkan strata dua. Responden kurang berani untuk mengambil resiko memulai sebuah usaha dengan kendala-kendala

KAJIAN ISI, BAHASA, KETERBACAAN, DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK.. UNTUK KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK SEMESTER 1

Perbedaan pengaturan hak kesehatan buruh yang diselenggarakan oleh Jamsostek dan BPJS Kesehatan adalah dari segi asas dan prinsip penyelenggaraan; sifat kepesertaan; subjek

Seperti yang telah dibincangkan pada peringkat awal kertas ker:ja ini, dalam pembinaan kaedah penyelidikan Islam, sekurang-kurangnya terdapat tiga komponen penting

[r]

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Maka dari itu berdasarkan prinsip layout di atas, yang akan digunakan sebagai fokus untuk menarik perhatian target audience adalah ilustrasi sebagai emphasis dengan

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat