• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Oleh :"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

Oleh :

DWITA WINDA GAYATRI NPM. 1010005301037

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bawang merah merupakan suatu jenis komoditi sayur rempah yang dimanfaatkan sebagai bumbu (penyedap) pada berbagai jenis masakan, selain itu juga dapat dimakan mentah atau sebagai lalapan.Masakan yang diberi bawang merah terasa lebih gurih dan lezat, daun – daun bawang merah yang masih muda juga biasa di manfaatkan sebagai sayuran.Oleh karena itu bawang merah memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat, sehingga permintaan masyarakat terhadap bawang merah terus meningkat (Rismunandar, 2001).

Peningkatan kebutuhan bawang merah yang terjadi menyebabkan kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah semakin meningkat serta mengakibatkan produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat. Pemerintah harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengakibatkan harga bawang merah semakin tinggi.

Produksi bawang merah di Indonesi pada tahun 2012 sebanyak 964.221 ton/ha dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebanyak 1.010.773 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2013).Sedangkan pada propinsi Sumatra Barat produksi “PENGARUH KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR

PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) ”

ABSTRAK

DWITA WINDA GAYATRI Pembimbing :

Dra. Zaharnis, M.Si Ediwirman, SP, MP

Penelitian tentang pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) telah dilakukan penelitian di lahan kering kampung Rawang, Nagari Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Januari sampai April 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi pupuk pelengkap cair been trubus bawang yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu Varietas, 6 (enam) perlakuan, dan 3 (tiga) ulangan, perlakuan Pupuk Pelengkap Cair been trubus bawang yang diberikan adalah dengan 6 konsentrasi yaitu : 0 ml/l air (A), 1 ml/l air (B), 2 ml/l air (C), 3 ml/l air (D), 4 ml/l air (E), 5 ml/l air (F). Satuan percobaan penelitian ini adalah 6 x 3 = 18 plot satuan percobaan dan setiap plot terdiri dari 16 tanaman, sehingga terdapat 6 x 3 x 16 = 252 tanaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair been trubus bawang terbaik adalah konsentrasi 4 ml/ l air pada perlakuan panjang daun 39.97 cm dan produksi terbaik pada jumlah umbi per plot 87.00 buah, bobot basah per plot 843.30 gram dan bobot kering per plot 730.00 gram.

(3)

bawang merah mencapai 35.838 ton/ha pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 42.791 ton/ha pada tahun 2013. Peningkatan produksi bawang merah yang terjadi di Sumatra Barat berasal dari beberapa Kabupaten di antaranya Kabupaten Pesisir Selatan. Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu sentral produksi bawang merah pada dataran rendah, pada tahun 2012 Kabupaten Pesisir Selatan produksibawang merah mencapai 168 ton/ha tetapi mengalami penurunan produksi 130ton/ha pada tahun 2013 (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Barat 2014)

Rendahnya hasil yang dicapai perlu pengembangan bawang merah pada dataran rendah. Rendahnya produksi bawang merah disebabkan karena semakin berkurangnya luas areal panen bawang merah. Kebanyakan produksi bawang merah di dataran tinggi dan perlu pengembangan ke dataran rendah, termasuk pada Kabupaten Pesisir Selatan. Kendala pengembangan budidaya varietas bawang merah di dataran rendah terutama di Kabupaten Pesisir Selatan adalah bibit bawang merah dan kesuburan tanah yag masih rendah. Untuk bibit bawang merah selama ini selalu didatangkan dari Brebes. Maka dibutuhkan penangkar benih bawang merah khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan tentang kesuburan tanah perlu pemupukan termasuk dalam pemberian Pupuk Pelengkap Cair.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah dengan perluasan areal tanam di dataran rendah serta peningkatan mutu budidaya dan memilih varietas bawang merah yang cocok dengan lokasi penanaman. Menurut Samadi dan Cahyono (2005), varietas bawang

merah yang banyak ditanam di dataran rendah antara lain varietas bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Kuning Gombong, Bangkok. Kemampuan produksi di dataran rendah masih belum teruji sehingga perlu dilakukan pemanfaatan pupuk secara efektif dan efisien.

Pemupukan adalah salah satu program intensifikasi yang penting dalam peningkatan produksi, pemupukan sangat tergantung pada jumlah pupuk, jenis pupuk yang diberikan. Kebutuhan pupuk untuk tanaman berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman sesuai dengan ketersedian hara yang dibutuhkan dapat mempengaruhi efisiensi pemupukan, pemberian pupuk melalui daun merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat penting sekali untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar (Lingga dan Marsono, 2004).

Menurut Sutapraja dan Hilman (2001) usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah dengan perbaikan kultur teknis yaitu dengan pemupukan yang tepat dan teratur. Sutejo (1993) menyatakan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan bawang merah, dapat diberikan pemupukan melalui daun atau folier feeding. Pemupukan melalui daun ini sering juga disebut dengan pemberian pupuk pelengkap cair. Jenis pupuk pelengkap cair sangat banyak jenisnya tetapi belum ada pupuk pelengkap cair yang di peruntukan untuk satu jenis tanaman. Pupuk pelengkap cair Been Trubus Bawang adalah salah satu jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman bawang, merangsang pertumbuhan, pembesaran umbi bawang

(4)

mempercepat proses pembungaan dan pembuahan sertamencegah layu dan kerontokan. Semua unsur yang terdapat didalam Been TrubusBawang dapat diserap oleh tanaman dengan baik.

Pemupukan yang diberikan melalui daun dapat diserap langsung oleh tanaman sehingga dapat menghindari larutnya unsur hara sebelum dapat diserap oleh akar atau mengalami fiksasi dalam tanah yang berakibat tidak dapat lagi diserap oleh tanaman (Sarief, 2001). Pupuk pelengkap cair merupakan salah satu pupuk yang banyak digunakan dalam budidaya tanaman. Kemampuanya dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil sangat berbeda, perbedaan itu akibat komposisi dan kandunganya juga berbeda, pupuk pelengkap cair sangat banyak di produksi seperti Forset Tonic, Darmasil, Top One, Acl, Super Grow, Bagfil dan Been Trubus Bawang. Been trubus bawang adalah salah satu jenis pupuk pelengkap cair yang diberikan khusus untuk bawang merah, anjuran pupuk pelengkap cair been trubus bawang untuk bawang merah berkisar 2 – 3 ml/l air, sedangkan kandungan unsur hara N, P dan K yang terdapat pada pupuk pelengkap cair been trubus bawang dapat di lihat pada Lampiran 3. Informasi penelitian tertentu dengan kebutuhan pupuk pelengkap cair bawang merah belum banyak, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait dengan kebutuhan pupuk untuk bawang merah yang belum tepat.

Berdasarkan uraian di atas maka sudah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)”.

B. Tujuan

Untuk mengetahui dan mendapatkan konsentrasi pupuk pelengkap cair Been Trubus Bawang yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah.

II. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu

Percobaan dilaksanakan di lahan kering kampung Rawang, Nagari Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Dimulai pada bulan Januari sampai Maret 2014 dengan ketinggian tempat 8 meter diatas permungkaan laut, Jadwal pelaksanaan disajikan pada Lampiran 1.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bawang merah varietas Bima Brebes (Deskripsi pada Lampiran 2), Pupuk pelengkap Cair Been Trubus Bawang (Komposisi pada Lampiran 3), air bersih, tanah yang dicampur pupuk kandang ayam, pupuk buatan (Urea, TSP, KCl, ZA), ajir dan label. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, ember, gelas ukur, mulsa plastik, pressure sprayer (Yoto), pisau, tali, meteran, timbangan, wareng, sarung tangan, alat tulis dan lain-lainnya.

C. Metode Penelitian

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan, dan 3 (tiga) ulangan, perlakuan PPC yang diberikan adalah dengan 6 konsentrasi yaitu : 0 ml/l air (A), 1 ml/l air (B), 2 ml/l air (C), 3 ml/l air (D), 4 ml/l air (E), 5 ml/l air (F). Satuan percobaan penelitian ini adalah 6 x 3 = 18 plot percobaan, denah percobaan di lapangan disajikan pada Lampiran 4

(5)

dan setiap plot terdiri dari 16 tanaman, disajikan pada Lampiran 5. Sehingga terdapat 6 x 3 x 16 = 252 tanaman, data hasil rata – rata pengamatan terakhir dianalisissecara statistik dan sidik ragam pada taraf nyata 5% dan di lanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT)dan disajikan dalam bentuk Tabel.

D. Pelaksanaan 1. Persiapan Lahan

Lokasi tempat percobaan dibersihkan dari rumput serta gulma yang bakal mengganggu dan diolah dengan cangkul. Selanjutnya dibuat percobaan sebanyak 18 plot dengan ukuran setiap satuan percobaan 1 x 1 m, dengan jarak antar plot 15 cm dan ketinggian plot 20 cm, karna pH tanah percobaan sebesar 4,84 dan termasuk tanah masam yang telah di uji di Laboratorium Tanah Universitas Andalas. Sedangkan pH tanah untuk tanaman bawang merah 5,5 – 7 maka tanah harus diberikan Kapur 10 ton/ha dan dikonversikan dengan luas plot 1 kg/plotberfungsiuntuk

menaikan/menetralkan pH tanah dan dibiarkan selama 3 hari. Plot percobaan yang sudah diberi kapur dan di biarkan, diberikan pupuk kandang ayam 10 ton/ha dan dikonversikan dengan luas plot 1 kg/plot dilakukan dengan cara ditabur diatas plot disertakan juga dengan pupuk buatan (Urea, TSP, KCl) kemudian tutup dengan plastik mulsa. Sekelilingnya dipagari dengan wareng, agar tanaman terhindar dari hewan perusak seperti kambing atau ayam dan juga di buat parit drainase untuk menghindari terjadinya penggenangan.

2. Penyediaan Bibit

Bibit yang digunakan adalah bawang merah varietas Bima Brebes

kemudian bibit tersebut disimpan selama 1 bulan dengan kriteria bibit yaitu : diameter 2 – 3 cm, berat 4 – 5 gram dan bibit bawang merah terlihat benih mengkilap, dengan bentuk benih yang kompak (tidak keropos), kulit benih tidak luka (tidak terkelupas). Sehari sebelum penanaman bibit bawang merah dipotong1/3 bagian ujung atasnya lalu dikering anginkan di atas koran.

3. Pemasangan label dan ajir

Pemasangan label dilakukan sebelum tanam, label dipasang sesuai dengandosis perlakuan yang diberikan. Sedangkan ajir dipasang sesudah penanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman, yang dibuat sepanjang 50 cm di atas permungkaan tanah dan setiap 5 cm diberi tanda untuk membantu pengamatan panjang daun.

4. Penanaman

Penanaman bibit bawang merah berdasarkan denah penempatan pada plot, jarak antar tanaman adalah 20 x 20 cm dengan 1 bibit pada lobang tanam. Penanama bibit dengan cara membenamkan bibit ketanah sampai potongan bibit pada bagian ujung atasnya kira-kira kedalamanya ± 4 cm (usahakan bibit berdiri tegak), kemudian tanaman ditutup dengan tanah, agar posisi bibit tidak goyang. Setiap plot 4 tanaman percobaan digunakan sebagai sampel.

5. Pemupukan

Pupuk yang diberikan untuk tanaman bawang merah adalah pupuk buatan yang dianjurkan dan disesuaikan dengan ukuran plot 1m x 1m yaitu Urea 24 g/plot, TSP 30 g/plot, KCI 20 g/plot, ZA 25 g/plot. Lebih lanjutnya menurutRahayu dan Berlian (2004) dosis anjuran yang dipakai Urea 240 kg/ha, TSP 300

(6)

kg/ha, KCl 200 kg/ha dan ZA 250 kg/ha menghasilkan bobot kering umbi tertinggi. Pupuk buatan ini diberikan 2 tahap yaitu pertama di berikan pada awal sebelum tanam yaitu Urea, TSP, KCl dan penberian kedua pada umur 28 hari setelah tanam diberikan ZA secara melingkar dari tanaman.

6. Pemberian Pupuk Pelengkap Cair Been Trubus Bawang

Pupuk pelengkap cair yang akan digunakan terlebih dahulu diencerkan dengan air bersih sesuai dengan perlakuan. Cara pengenceran sesuai perlakuan sebagai berikut : (A) tanpa konsentrasi 0 ml/l air (B) PPC 1 ml + 1 liter air bersih dan dikocok sampai homogen, (C) PPC 2 ml + 1 liter air bersih dan dikocok sampai homogen, (D) PPC 3 ml + 1 liter air bersih dan dikocok sampai homogen, (E) PPC 4 ml + 1 liter air bersih dan dikocok sampai homogen, (F) PPC 5 ml + 1 liter air bersih dan dikocok sampai homogen.

Pupuk pelengkap cair diberikan dengan cara menyemprotkan langsung ke tanaman (batang semu yang berupa pelepah-pelepah daun) pada pagi hari jam 06.30 WIB – 08.30 WIB atau sore hari jam 16.00 WIB – 18.00 WIB. Pupuk pelengkap cair disemprot 14 hari setelah tanam dan diulang setiap satu kali seminggu dengan presure sprayer (Yoto), sampai membasahi batang semu yang berupa pelepah - pelepah daun. Untuk kebutuhan pupuk pelengkap cair been trubus bawang per tanaman akan diukur pada awal penyemprotan dan menjadi volume ukuran untuk semua plot tanaman. 7. Pemeliharaan

a. Penyiraman dan Penyisipan

Penyiraman dilakukan setelah bibit ditanam dengan menyiram permungkaan tanah sampai basah,

selanjutnya dilakukan dua kali sehari jika hari tidak hujan pada pagi dan sore selama 14 hari setelah tanam.Kemudian sampai umur 50 hari setelah tanam dilakukan penyiraman satu kali sehari pada sore hari.Penyisipan dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman cadangan, dilakukan pada umur 10 hari setelah tanam.

b. Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh pada plot percobaan. Penggemburan tanah dilakukan sekaligus bersamaan dengan waktu penyiangan yang dikerjakan secara hati-hati dengan tangan, jangan sampai mengganggu perakaran bawang merah karena perakaranya sangat dangkal.

8. Panen

Panen bawang merah dilakukan apabila sudah terlihat tanda – tanda 60 – 70% dari seluruh tanaman tiap plot percobaan daun-daunnya telah menguning atau kering dan leher umbi terkulai. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca cerah. Dilakukan dengan mencabut rumpun tanaman secara hati-hati.

E. Pengamatan

1. Panjang Daun Terpanjang

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari garis ajir (5 cm dari permungkaan tanah) sampai ujung tertinggi dengan meluruskan semua daun .Pengamatan dilakukan dengan interval satu minggu, dimulai 7 hari setelah tanam sampai tidak ada lagi penambahan tingginya.

2. Jumlah Daun per Rumpun

Jumlah daun per rumpun adalah seluruh daun yang ada pada setiap

(7)

rumpun tanaman seluruh perlakuan, termasuk daun termuda (apabila sudah 3 cmmuncul dari permungkaan tanah) sampai daun tertua yang masih berwarna hijau (± 35% masih hijau dan tidak layu). Perhitungan jumlah daun dilakukan denganinterval satu minggu, dimulai 14 hari setelah tanam sampai jumlah daun tidak bertambah lagi.

3. Jumlah Umbi per Rumpun

Jumlah umbi per rumpun adalah jumlah semua umbi yang terdapat pada setiap rumpun dari setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan sesudah panen, dengan cara menghitung seluruh umbi yang terdapat pada rumpun bawang merah. 4. Jumlah Umbi per Plot

Jumlah umbi per plot dilakukan setelah panen dengan cara menghitung semua umbi yang terbentuk dari semua plot tanaman.

5. Bobot Basah Umbi per Rumpun Bobot umbi basah per rumpun dilakukan dengan cara menimbang umbi yang terdapat dari setiap rumpun tanaman sampel. Penimbangan dilakukan setelah panen, dan umbi dibersihkan dari tanah yang menempel. 6. Bobot Basah Umbi per Plot

Bobot umbi basah per plot dilakukan diakhir penelitian dengan menimbang umbi yang dipanen setiap perlakuan.Sebelum dilakukan penimbangan umbi dibersihkan dari tanah yang menempel pada umbi. 7. Bobot Kering Umbi per Rumpun

Bobot umbi kering per rumpun pada tanaman sampel ditimbang setelah umbi kering angin, pengeringan umbi dilakukan selama 7 hari.

8. Bobot Kering Umbi per Plot

Pengamatan dilakukan dengan jalan menimbang umbi yang dipanen dari setiap perlakuan setelah dikering anginkan selama 7 hari

9. Klasifikasi Umbi per Rumpun Pengamatan dilakukan dengan memisahkan ukuran umbi (mutu B< 1.3, S < 1.8 dan K < 3.5) pada saat selesai panen dengan klasifikasi sesuai Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Bawang Merah berdasarkan diameter umbi

Varietas Ukuran

Diameter (cm)

Rerata Minimal Maksimal

Bima Brebes

Besar 1,95 1.78 2,28 Sedang 1,63 1,39 1,77 Kecil 1,14 0,98 1,26

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2011

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Panjang Daun Terpanjang

Sidik ragam panjang daun terpanjang tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6a).Hasil uji lanjut panjang daun disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Panjang daun terpanjang

tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang. Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Panjang Daun (cm)

(8)

0 1 2 3 4 5 37,43 a 37,38 a 38,08 a 38,28 a 39,97 b 40,68 b KK = 1.69%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been

trubus bawang meningkatkan

pertumbuhan daun bawang merah.

Pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air menghasilkan panjang daun 37,43 cm, tidak berbeda nyata dengan pemberian 3 ml/l air 38.28 cm, tetapi bila dilihat dengan pemberian 4 ml/l air tingginya 39,97 cm sampai 5 ml/l tingginya mencapai 40.68 cm terjadi pertumbuhan panjang daun yang lebih panjang. Pupuk pelengkap cair been trubus bawang sangat diperlukan oleh bawang

merah dalam meningkatkan pertumbuhan

daun dengan pemberian konsentrasi yang rendah akan menghasilkan daun yang lebih pendek.

Pupuk pelengkap cair been trubus bawang yang diberikan dengan konsentrasi 5 ml/l air mampu memperbaiki sifat tanah yang baik. Keadaan sifat

tanah yang baik, dapat meningkatkan pertumbuhan perakaran tanaman karena struktur, porositas dan daya mengikat air yang terdapat di dalam tanah sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh perakaran dan mikroorganisme dalam tanah. Menurut Suwandi dan Yusda (2003), kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan panjang daun per rumpun tanaman bawang merah. Hal ini juga dikarenakan pupuk pelengkap cair been trubus bawang berperan menyumbangkan unsur N dan Mg yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama pada

pertumbuhan daun tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Wibowo (2008) bahwa N, P, K dan Mg dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. B. Jumlah Daun per Rumpun

Hasil sidik ragam pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6b).Hasil uji sidik ragam jumlah daun per rumpun tanaman bawang merah dengan uji lanjut jumlah daun disajikan pada Tabel 3.

Tabel3. Jumlah daun tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus.

Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Jumlah Daun (helai) 0 1 2 3 4 5 14,33 a 15,67 a 17,67 b 21,00 c 22,00 c 22,33 c KK = 4.65%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair beentrubus bawang meningkatkan jumlah daun. Pemberian pupuk pelengkap cair 0 ml/l air 14.33 helai sampai 1 ml/l air 15.67 helai tidak berbeda nyata jumlah daunya, untuk pemberian 2 ml/l air 17.67 helai terdapat peningkatan jumlah daun sedangkan untuk pemberian 4 ml/l air 22.00 helai sampai 5 ml/l air 22.33 helai meningkatkan jumlah daun menjadi lebih banyak. Pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang pada konsentrasi 4 ml/l air memberikan jumlah daun per rumpun

(9)

meningkat, hal ini disebabkan pupuk pelengkap cair been trubus bawang mampu menyediakan kebutuhan N dan K yang baik untuk pertumbuhan daun, sedangkan untuk pemberian N yang rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan daun. Sedangkan menurut Novizan (2001) jumlah daun yang dihasilkan juga berhubungan dengan kemampuan tanaman dalam mengabsorsi zat-zat makanan yang ada dalam tanah serta kemampuan lingkungan lainnya mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas tanaman seperti air, suhu, intensitas cahaya matahari.

C. Jumlah Umbi per Rumpun Hasil sidik ragam jumlah umbi bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang memperlihatkan berpengaruh nyata (Lampiran 6c).Hasil uji lanjut jumlah umbi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah umbi tanaman bawang

merah dengan pemberian pupukpelengkap cair been trubus. Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Jumlah Umbi (rumpun) 0 1 2 3 4 5 3,33 a 3,67 a 3,67 a 4,00 a 5,67 b 6,00 b KK = 15.38%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang mampu meningkatkan jumlah umbi per rumpun, pemberian pupuk pelengkap cair been trubus

bawang 0 ml/l air menghasilkan jumlah umbi 3,33 rumpun, relatif sama sampai pemberian 3 ml/l air 4.00 rumpun, tetapi jika dibandingkan dengan 4 ml/l air 5,67 rumpun sampai 5 ml/l air 6.00 rumpun jumlah umbi akan bertambah lebih banyak.

Kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk pelengkap cair been trubus bawang seperti N, P, K dan Mg yang dapat di berikan melalui daun sehingga langsung diserap oleh tanaman. Unsur makro sangat dibutuhkan tanaman bawang merah menurut Rahayu dan Berlian (2004), bahwa bawang merah membutuhkan unsur hara makro (N, P, K dan Mg) dan unsur hara mikro yang cukup agar tanaman mampu tumbuh optimal dan berproduksi tinggi.

D. Jumlah Umbi per Plot

Hasil sidik ragam jumlah umbi bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6d).Hasil uji lanjut jumlah umbi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah umbi tanaman bawang merah per plot dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus. Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Jumlah Umbi (buah) 0 1 2 3 4 5 45,66 a 56,33 a 58,00 a 73,66 b 76,66 b 87,00 b KK = 12.16%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

(10)

Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang mampu meningkatkan jumlah umbi per plot, pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air menghasilkan jumlah umbi 45,66 plot, relatif sama sampai pemberian 2 ml/l air 58,00 plot, tetapi jika dibandingkan dengan 3 ml/l air 73,66 plot sampai 5 ml/l air 87,00 plot jumlah umbi akan bertambah lebih banyak. Seperti pendapat Sumiarti dan Soetiarso (2003) pupuk pelengkap cair dapat memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan aktifitas biologi tanah serta meningkatkan ketersedian unsur hara bagi tanaman. Pembentukan umbi tanaman bawang merah tidak terlepas dari unsur posfor di samping unsur lainnya yang diserap oleh daun tanaman karena unsur posfor merupakan bagian dari inti sel dan protein (Anonim, 2007).

E. Bobot Basah Umbi per Rumpun

Hasil sidik ragam bobot basah per rumpun tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6e).Hasil uji lanjut bobot basah per plot disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot basah per rumpun tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang.

Pupuk Pelengkap

Cair

Bobot basah per rumpun (g) (ml/l air) 0 1 2 3 4 5 253.00 a 280.33 a 304.67 b 340.67 c 422.00 d 442.67 d KK = 2.74%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 6 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus dengan konsentrasi yang berbeda pada masing-masing perlakuan terlihat berbeda nyata. Pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang dengan konsentrasi 5 ml/l air 442.67 gram sampai 4 ml/l air 422.00 dapat meningkatkan bobot basah tertinggi sedangkan dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air 253.00 gram sampai 1 ml/l air menghasilkan bobot basah umbi per rumpun terendah yang tidak berbeda nyata. Pupuk pelengkap cair been trubus bawang mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman bawang merah. Bobot umbi dipengaruhi oleh ketersedian unsur makro

dan mikro, jika unsur hara makro dan mikro rendah maka hasil dari bobot umbi akan menurun (Samadi dan Cahyono, 2005).

F. Bobot Basah Umbi per Plot Hasil sidik ragam bobot kering per plot tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6f).Hasil uji lanjut bobot kering per plot disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot basah per plot tanaman bawang merah dengan

(11)

pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Bobot basah per plot (g) Bobot per Ha (t) 0 1 2 3 4 5 520.00 a 580.00 b 626.70 b 673.30 c 843.30 d 883.30 d 5.2 5.8 6.2 6.7 8.4 8.8 KK = 7.15%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 7 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang dengan konsentrasi yang berbeda pada masing-masing perlakuan terlihat berbeda nyata. Pemberian pupuk pelengkap cair been trubus dengan konsentrasi 5 ml/l air dapat meningkatkan bobot basah tertinggi yaitu 883.30 gram tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 4 ml/l air 843.30 gram, sedangkan tanpa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air memberikan bobot basah per plot 520.00 gram. Pada pemberian 1 ml/l air 580.00 gram sampai 2 ml/l air 626.70 gram memperlihatkan pengaruh tidak nyata dan pemberian 3 ml/l air 673.30 gram memperlihatkan pengaruh berbeda nyata. Secara deskripsi varietas Bima Brebes sangat baik tumbuh pada dataran rendah seperti di Painan sebagai lokasi penelitian. Varietas Bima Brebes juga mempunyai hasil yang cukup tinggi mencapai 9.9 ton umbi kering dengan susut bobot umbi (basah – kering) 21,5% Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat

Penelitian dan

PengembanganHortikultura Badan

Penelitian dan Pengembanga Pertanian (2001).

G. Bobot Kering Umbi Per Rumpun

Hasil sidik ragam bobot kering per plot tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran 6g).Hasil uji lanjut bobot kering per plot disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot kering per rumpun tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang

Pupuk Pelengkap Cair

(ml/l air)

Bobot kering per rumpun (g) 0 1 2 3 4 5 197.33 a 252.33 b 274.00 b 309.67 c 403.67 d 419.00 d KK = 3.76%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been

Trubusbawang dengan konsentrasi yang berbeda pada masing-masing perlakuan

terlihat berbeda nyata. Pemberian pupuk pelengkap cair been trubus dengan konsentrasi 5 ml/l air dapat meningkatkan bobot kering tertinggi yaitu 419.00 gram tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 4 ml/l air 403.67 gram, sedangkan tanpa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air memberikan bobot basah per plot terendah 197.33 gram. Hal ini disebabkan karena tanaman

(12)

mampu memanfaatkan unsur hara yang terdapat pada pupuk pelengkap cair been trubus bawang dengan maksimal sehingga akan menghasilkan bobot kering yang tinggi. Menurut Goldswotty dan Fisher (1992) bobot kering umbi memperlihatkan jumlah bahan kering yang diakumulasikan selama pertumbuhan, hampir 90% bahan kering tanaman adalah hasil fotosintesis, analisis pertumbuhan yang dinyatakan dengan bobot umbi kering adalah kemampuan tanaman melakukan proses fotosintesa.

H. Bobot Kering Umbi Per Plot Sidik ragam bobot kering per plot tanaman bawang merah dengan pmberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang berpengaruh nyata (Lampiran

6h).Hasil uji lanjut bobot kering per plot disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Bobot kering umbi per plot tanaman bawang merah dengan pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang Pupuk Pelengkap Cair (ml/l air) Bobot kering umbi per plot

(g) Bobot per Ha (t) 0 1 2 3 4 5 396.70 a 480.00 a 526.70 b 573.30 b 730.00 c 753.30 c 3.9 4.8 5.2 5.7 7.3 7.5 KK = 6.97%

Angka sejalur panjang daun terpanjang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 9 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair been trubus bawang 0 ml/l air 396.70 gram sampai 1 ml/l air 480.00 gram

memperlihatkan hasil tidak berbeda nyata. Sedangkan untuk bobot kering umbi per plot tertinggi terdapat pada pemberian 4 ml/l air 730.00 gram sampai 5 ml/l air 753.30 gram yang juga tidak berbeda nyata. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Suprapto dan Aribawa (2002) bahwa unsur hara seperti N, P, K Mg, S, Mn, dan B dapat meningkatkan hasil dan pertumbuhan bawang merah. Sedangkan menurut Sartono (2006) perbedaan produksi dalam masing – masing konsentrasi selain dipengaruhi oleh faktor ekternal juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Besar kecilnya masing–masing umbi akan berpengaruh terhadap kemampuan produksi dari masing – masing perlakuan tersebut (Sumiarti dan Soetiarso, 2003).

I. Klasifikasi Umbi per Rumpun Klasifikasi umbi per plot dilihat berdasarkan diameter umbi bawang merah, kemudian dipisahkan dari beberapa kriteria, Besar, Sedang dan Kecil.

Tabel 10.Klasifikasi umbi per plot umbi bawang merah dipisahkan berdasarkan kriteria umbi. Pupuk Pelengkap Cair Kriteria Umbi (%) (ml/l air) Besar Sedang Kecil

0 38,29 44,68 17,02 1 39,02 23,17 37,80 2 42,62 29,50 27.86 3 58,73 38,09 3,17 4 65,62 29,68 4,68 5 65,78 27,63 6,57 Tabel 10 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap

(13)

cair memberikan kriteria umbi yang dihasilkan berbeda-beda. Hal ini menunjukkan kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk pelengkap cair sangat dibutuhkan oleh tanaman bawang merah sebagai mana Rahayu dan Berlian (2004) mengatakan bahwa bawang merah membutuhkan unsur hara makro dan unsur hara mikro yang cukup agar tanaman mampu tumbuh optimal dan berproduksi tinggi, semakin besar diameter umbi yang dihasilkan maka semakin banyak unsur hara yang dimanfaatkan untuk perkembangan umbi. Pertumbuhan tanaman yang optimal sangat di pengaruhi oleh ketersedian hara makro dan hara mikro dan juga sangat di pengaruhi oleh faktor genetik. Menurut Anonim (2004) pupuk pelengkap cair memiliki sifat alami dan menyediakan unsur makro dan unsur mikro.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair been trubus bawang terbaik adalah konsentrasi 4 ml/ l air pada perlakuan panjang daun 39.97 cm, dan produksi terbaik pada jumlah umbi 87.00 buah, bobot basah 843.30 g dan bobot kering 730.00 g.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, disarankan untuk memberikan pupuk pelengkap cair been trubus bawang di daerah Kabupaten Pesisir Selatan dengan konsentrasi 4 ml/l air.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Panduan Produk Pupuk Organik Cair. Yogyakarta: Natural Nusantara.

Anonim. 2007. Program

pengembangan bawang merah di Indonesia dan implementasi GAP. Makalah dalam Uji adaptasi benih bawang merah dataran tinggi ke dataran rendah.3-6 februari 2007 di Brebes.

Anonim.2011. Sumatera Barat dalam Angka.Kantor pusat Statistik Sumatera Barat.562 hal.

Anonim. 2012. Pengenalan dan Pengendalian Beberapa OPT Benih Hortikultura. 26 hal. Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia. 2013. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah.Berita Resmi Statistik No.54/08/Th. XVI. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra

Barat. 2014. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah.Berita Resmi Statistik No. 46/08/13/Th. XVII.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2011. Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi Terhadap Produktivitas Bawang Merah.Lembang. Bandung. Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembanga Pertanian. 2001. Varietas Bawang Merah di Indonesia. Lembang. Bandung. 56 hal.

(14)

Goldswotty dan Fisher. 1992.Fisiologi Tanaman Budidaya Tropis. Fakultas Pertanian Gajah Mada. Yogyakarta.874 hal.

Hafizah N. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC) dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabe Merah (Capsicum annum L.)

pada Lahan Rawa

Lebak.Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER). Jakarta.167 hal. http://dharmaayutani.co.id/product/66-been-trubus-bawang. diakses tanggal 11 September 2013. Jam 02.43 PM.

Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 44 hal. Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar swadaya. 22 hal.

Mulianda F, Nurdin A dan Warnita. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Nutrifarm AG Terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo .L). Program Studi Agronomi.

Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. Sumatera Barat.

Murti D. A. 2006. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Vita-17Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nenas (Ananas comosus L.

Merr).Fakultas Pertanian

Unand.Padang

Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

114 Hal.

Rahayu, E, dan Berlian, N. V.A, 2004. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta, Hal 94. Rismunandar, 2001.Bertanam

sayur-sayuran. Sinar Baru. Tarate. Bandung. 120 Hal.

Rosliani, R. 2011. Pengaruh Pemupukan N, P, dan K Pada Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Kultivar Sumenep.Jurnal Hortikultura Vol. 5. 39 – 43 hal.

Rukmana, R, 2011. Bawang Merah Budidaya dan Pengelohan Pasca Panen. Kanisius, Jakarta, hal 18.

Samadi dan B. Cahyono. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta 176 Hal

Sartono, J. P. 2006. Makalah Pelepasan Varietas Unggul Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayur. Hal 73.

Sudirja, 2007.Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah.

Sumiarti, N. dan Soetiarso, T. A. 2003.Pengaruh dan Ukuran Umbi Bibit Terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Biaya Produksi Biji Bawang Merah. Jurnal Hortikultura. Vol. 8 No. 2. 150 – 185 hal.

(15)

Suprapto dan I.B Aribawa.2002. Pengaruh Risidu Beberapa Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Lahan Kering.175 hal.

Sutapraja, S dan Hilman Y., 2001.Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Tress terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar Lumbu Hijau.Bul.Penelt.Hort.Vol.XX VI.No.2, 2001.

Sutejo, M. M. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta:Bina Aksara. 177 hal.

Suwandi dan Yusda H.2003. Budidaya Tanaman Bawang Merah dan Teknologi Produksi Bawang Merah.Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. Hal 51 – 56.

Sarief, S. 2001. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung. CV Pustaka Buana.182 hal.

Tabri F. 2011. Pengaruh Pemberian Pupuk Pelengkap Cair Gandasil-B Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis.Seminar nasional Serealia.

Wibowo, S. 2008. Budidaya Bawang Merah, Bawang Putih, Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta. 194 hal.

Gambar

Tabel  2  memperlihatkan  bahwa  pemberian  pupuk  pelengkap  cair  been  trubus  bawang  meningkatkan  pertumbuhan  daun  bawang  merah

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari hasil penelitian ini yaitu perhitungan dan perlakuan akuntansi harga pokok penjualan pada PT ELNUSA Fabrikasi Kontruksi adalah mengidentifikasi biaya bahan baku yang

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa terjadi proses interaksi berpikir siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan metode

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan aktivitas masyarakat yang ada mendorong untuk membuat sarana dan prasarana umum / sarana sosial yang harus diperhatikan dan

memiliki “ initial tarif rate ” yang jauh lebih tinggi; (2) Dengan kekuatan kapital yang dimiliki, negara-negara maju telah menyediakan subsidi ekspor dan subsidi domestik

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Hal ini disebabkan belum maksimal kinerja gabungan reaktor biofilter bermedia botol plastik proses anaerob-aerob dan eceng gondok dimana kadar TSS dan amoniak

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan