• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolation and Identification Escherichia coli in Roasted Chicken from Restaurant in Syiah Kuala, Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Isolation and Identification Escherichia coli in Roasted Chicken from Restaurant in Syiah Kuala, Banda Aceh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

383

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli PADA AYAM PANGGANG DI BEBERAPA RUMAH MAKAN DI KECAMATAN SYIAH

KUALA KOTA BANDA ACEH

Isolation and Identification Escherichia coli in Roasted Chicken from

Restaurant in Syiah Kuala, Banda Aceh

Nevi Frilly Ulfah1, Erina2, Darniati3

1Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala 2Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala 3Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala

E-mail: nevifrillyulfah95@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli (E. coli) yang mencemari ayam panggang yang dijual di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala. Metode yang digunakan adalah metode Carter yang dimodifikasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Sampel penelitian ini adalah ayam panggang dari 7 rumah makan di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh dengan teknik pengambilan sampel sampling Cluster Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pengambilan sampel didapatkan 5 dari 7 sampel terkontaminasi E. coli. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa 71% dari sampel yang diperiksa tercemar E. coli.

Kata kunci: ayam panggang, Escherichia coli, kontaminasi ABSTRACT

This study aimed to isolate and identify the bacteria Escherichia coli (E. coli) that contaminate grilled chicken sold in some restaurants in the District of Syiah Kuala. The method used is the method of Carter were modified. Data were analyzed descriptively. Samples were roasted chicken from 7 house dining at several restaurants in the District of Syiah Kuala, Banda Aceh with a sampling technique sampling cluster random sampling. The results showed that the samples obtained 5 of 7 samples contaminated with E. coli. Therefore it can be concluded that 71% of the samples examined were contaminated with E. coli.

Keyword : roasted chicken, Escherichia coli, contamination PENDAHULUAN

Daging ayam broiler adalah bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak dan harga yang relatif murah, sehingga disukai hampir semua orang. Komposisi kimia daging ayam terdiri dari protein 18,6%, lemak 15,06%, air 65,95%, dan abu 0,79% (Suradi, 2006). Namun, kandungan gizi yang tinggi pada daging merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba, sehingga daging merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak. Kerusakan pada daging dapat disebabkan karena adanya benturan fisik, perubahan kimia, dan aktivitas mikroba (Afrianti dkk., 2013).

Untuk melindungi konsumen di Indonesia terhadap adanya kontaminasi mikroba patogen pada bahan pangan asal ternak telah, dicantumkan dalam SNI No. 01-6366-2000 mengenai batas maksimum cemaran mikroba patogen yang direkomendasikan dapat diterima dalam bahan makanan asal ternak. Usaha meningkatkan kualitas dan keamanan pangan terutama produk peternakan seperti susu, daging, dan telur perlu dilakukan untuk mengurangi kejadian foodborne disease (Andriani dkk., 2013). Kontaminasi bakteri dapat terjadi selama proses pengolahan daging ayam, baik pada saat pemotongan maupun saat penyajian.

(2)

384

Kontaminasi daging diawali oleh adanya mikroorganisme yang memasuki peredaran darah pada saat penyembelihan, yaitu apabila alat-alat yang digunakan untuk pemotongan tidak higienis. Kontaminasi daging ayam dari luar terjadi terus menerus sejak pengeluaran darah sampai dikonsumsi. Tempat pemotongan hewan, lingkungan, proses penyembelihan dapat menjadi sumber infeksi yang potensial untuk hewan potong. Hal ini termasuk tanah yang melekat, isi saluran pencernaan, kontaminasi dari udara, air yang digunakan untuk mencuci karkas daging atau untuk membersihkan lantai, dan alat yang digunakan (Yulistiani, 2010).

Kontaminasi bakteri juga dapat terjadi pada saat peyajian melalui lalat yang hinggap pada daging ayam yang terpapar pada udara bebas. Beberapa mikroba patogen yang biasa mencemari daging antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, dan Staphylococcus sp (Werdiningsih dkk., 2014).

Kontaminasi E. coli pada bahan pangan asal ternak berasal dari kontaminasi pada saat proses pemotongan hingga pemrosesan atau pengolahan bahan pangan asal ternak tersebut. Bahan pangan asal ternak yang sering terkontaminasi oleh E. coli diantaranya adalah daging ayam, daging sapi, telur, dan produk olahannya. Bahan pangan yang terkontaminasi bakteri patogen E. coli dapat menghasilkan perubahan fisik dan kimiawi yang merugikan dan berbahaya apabila dikonsumsi karena dapat menimbulkan penyakit (Ariyanti dkk., 2000). Menurut Widhyari (2014), infeksi bakteri ini dapat bersifat fatal dan menyebabkan

septikemia, juga keberadaannya dapat meningkatkan keparahan suatu penyakit. Infeksi E. coli

dapat terjadi pada ayam pedaging dan petelur dari semua kelompok umur, serta unggas lainnya seperti kalkun dan itik (Jamin dkk., 2015).

E. coli adalah bakteri yang berbentuk batang, Gram negatif merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa serotipe dari E. coli bersifat patogen pada hewan dan manusia. Serotipe O157 : H7 misalnya dapat menginduksi sekresi cairan tubuh secara berlebihan dan terus menerus sehingga terjadi diare dan dapat menyebabkan meningitis. Penularan dan penyebaran agen penyakit ini dapat melalui tinja, lingkungan yang tercemar E. coli, bahan makanan asal hewan seperti daging sapi, dan daging ayam segar (Djoepri, 2006). Keberadaan mikroba patogen seperti E. coli pada daging ayam, dapat menyebabkan kekhawatiran masyarakat akan bahayanya ketika mengkonsumsi daging ayam (Dewantoro dkk., 2009).

Kecamatan Syiah Kuala terdiri dari 10 Gampong, hasil survei yang dilakukan penjual ayam panggang ada di Gampong Jeulingke, Daeh Raya, Ie Masen Kaye Adang, Pineung, Lamgugop, Kopelma Darussalam, dan Gampong Prada. Kondisi tempat penjualan ayam panggang berdasarkan pengamatan dilapangan sangat memungkinkan untuk terjadi pencemaran E. coli ke ayam panggang yang dijual di Kecamatan Syiah Kuala. Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian mengenai kontaminasi bakteri E. coli pada ayam panggang yang dijual di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

MATERIAL DAN METODE PENELITIAN

Metode isolasi dan identifikasi E. coli menggunakan metode Carter (1987) yang modifikasi. Koloni yang tumbuh diwarnai dengan pewarnaan Gram dan morfologi bakteri diamati secara makroskopis dan mikroskopis dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x. Selanjutnya dilakukan uji indol untuk mengidentifikasi isolat bakteri yang diperoleh. Isolasi Bakteri E. coli

Ayam panggang yang diswab bagian luar dengan swab steril dimasukkan dalam media nutrien broth (NB) diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam. Biakan dari NB diinokulasi pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium dengan menggunakan ose

(3)

385

steril, dengan cara menggoreskan pada permukaan medium dengan teknik T Streak sehingga diperoleh pertumbuhan koloni yang terpisah, lalu diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh diwarnai dengan pewarnaan Gram dan morfologi bakteri diamati secara makroskopis dan mikroskopis dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x. Selanjutnya dilakukan uji indol untuk mengidentifikasi isolat bakteri yang diperoleh.

Pewarnaan Gram

Koloni yang tumbuh dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan teknik pewarnaan Gram. Object glass dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol 75% yang akan digunakan. Bakteri dicampur dengan aquades steril pada object glass, kemudian disebarkan ditengah object glass sehingga membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Sediaan digenangi dengan kristal violet selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir. Ditetesi lugol selama satu menit, dicuci dengan air mengalir. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%, tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir. Kemudian digenangi lagi dengan safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering diudara. Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x.

Identifikasi Bakteri

Identifikasi bakteri dilakukan dengan mengkultur bakteri pada media indol setelah diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan terhadap isolasi Escherichia coli pada ayam panggang dari tujuh rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan kontaminasi bakteri Escherichia coli pada ayam panggang dari tujuh rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

Sampel Rumah Makan Gampong Bakteri

1 A Jeulingke Escherichia coli

2 B Lamgugob Escherichia coli

3 C Daeh Raya Negatif

4 D Peurada Escherichia coli

5 E Pineung Escherichia coli

6 F Darussalam Escherichia coli

7 G Ie Masen Kayee Adang Negatif

Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa dari tujuh sampel ayam panggang yang diambil dari tujuh rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh menunjukkan lima sampel positif terkontaminasi E. coli yaitu sampel 1, 2, 4, 5, dan 6, sedangkan pada sampel 3 dan 7 menunjukan hasil negatif. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat higenitas di rumah makan yang menyediakan ayam

panggang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 304/Menkes/Per/IV/1989.

Hasil positif adanya kontaminasi E. coli dapat dilihat pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium. Media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium merupakan media selektif yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri E. coli. Pada isolasi

(4)

386

E. coli menggunakan media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium hasil yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri E. coli pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium.

Sampel Bentuk Ukuran Warna Permukaan Tepi Elevasi Aspek

Koloni

1 Bulat Sedang Ungu Halus Rata Cembung Mengkilat 2 Bulat Sedang Ungu Halus Rata Cembung Mengkilat 3 Bulat Sedang Pink Halus Rata Cembung Mengkilat 4 Bulat Sedang Ungu Halus Rata Cembung Mengkilat 5 Bulat Sedang Ungu Halus Rata Cembung Mengkilat 6 Bulat Sedang Ungu Halus Rata Cembung Mengkilat 7 Bulat Sedang Pink Halus Rata Cembung Mengkilat

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pada ke tujuh sampel menghasilkan koloni berbentuk bulat, cembung, tekstur halus, mengkilat, pinggiran rata, hasil ini diduga sebagai bakteri E. coli. Pada sampel 1, 2, 4, 5, dan 6 menunjukkan warna pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium berwarna ungu menunjukan hasil positif terdapat E. coli. Pada sampel 3 dan 7 warna yang dihasilkan media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium berwarna pink menunjukan hasil negatif E. coli.

Gambar 1. Koloni E. coli dari sampel 5 pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium.

(5)

387

Gambar 2. Koloni Coliform dari sampel 3 pada media Briliance E.coli/Coliform Selective Medium.

Pewarnaan Gram dilakukan pada semua sampel penelitian dengan menggunakan berbagai macam larutan seperti akuades, kristal violet, lugol, alkohol 95%, dan safranin. Hasil pewarnaan Gram yang telah dilakukan pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Morfologi koloni bakteri pada pewarnaan Gram.

Sampel Bentuk Warna Kelompok Bakteri

1 Batang Pendek Pink Gram Negatif

2 Batang Pendek Pink Gram Negatif

3 Batang Pendek Pink Gram Negatif

4 Batang Pendek Pink Gram Negatif

5 Batang Pendek Pink Gram Negatif

6 Batang Pendek Pink Gram Negatif

7 Batang Pendek Pink Gram Negatif

Gambar 3. Bakteri E. coli di bawah mikroskop perbesaran 1000x

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 3 diketahui bahwa ke tujuh sampel termasuk ke dalam golongan Gram negatif. Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa E. coli berwarna merah muda dan berbentuk batang pendek atau golongan bakteri Gram negatif. E. coli menunjukkan hasil warna merah muda disebabkan karena E. coli memiliki komposisi dinding sel yang sebagian besar tersusun dari lapisan lipid yang mudah rusak saat dicuci dengan alkohol, sehingga pada saat pewarnaan kurang dapat mempertahankan zat warna kristal violet dan saat diwarnai safranin akan berwarna merah (Baehaqi dkk., 2015).

Setelah dilakukan pewarnaan Gram selanjutnya dilakukan identifikasi bakteri E. coli yaitu uji indol dengan cara menanam bakteri pada media kaldu thriptophan. Hasil pengamatan identifikasi E. coli pada ke tujuh sampel ayam panggang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil pengamatan uji Indol

Sampel Indol Spesies

1 + Eschericia coli 2 + Eschericia coli 3 - Coliform 4 + Eschericia coli 5 + Eschericia coli 6 + Eschericia coli 7 - Coliform

(6)

388 Keterangan : (+) = Positif, (-) = Negatif

Berdasarkan Tabel 4 hasil uji indol pada sampel 1, 2, 4, 5, dan 6 menunjukkan hasil positif setelah ditetesi beberapa tetes reagen kovac’s yang mengandung P-dimetilaminobenzaldehid, alkohol dan HCl pekat sehingga terbentuk cincin merah cherry. Hal ini merupakan suatu metabolisme dari pemecahan asam amino triptofan oleh bakteri E. coli (Lewerissa dan Kaihena, 2014).

Pentingnya uji indol ini adalah karena hanya beberapa jenis bakteri saja yang dapat membentuk indol dan produk ini dapat diuji sehingga dapat digunakan sebagai identifikasi (Yulvizar, 2013). Sedangkan sampel 3 dan 7 menunjukan hasil negatif ditandai dengan warna kuning setelah ditetesi beberapa tetes reagen kovac’s.

Gambar 4. Hasil identifikasi E. coli pada uji Indol

Uji Indol dilakukan untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang diidentifikasi merupakan bakteri E. coli. Berdasarkan Tabel 4 hasil pengamatan uji Indol pada ke tujuh isolat sampel didapatkan sebanyak lima sampel yang memiliki karakteristik sebagai E. coli yaitu sampel 1, 2, 4, 5, dan 6 sedangkan sampel 3 dan 7 tidak memiliki karakteristik sebagai E. coli.

Sanitasi menjadi sangat penting dalam industri pangan yang harus dilaksanakan dengan baik serta upaya mencegah kemungkinan tumbuh dan berkembangnya mikroba patogen dalam makanan, meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produk makanan, peralatan dan pembersihan rumah makan serta lingkungan dan kesehatan pekerja

yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia (Handayani dan Werdiningsih, 2010).

Hasil pengamatan langsung pada tujuh rumah makan bahwa ayam panggang mulai diolah sekitar pukul 09.00 WIB, selanjutnya dilakukan proses pemanggangan pada pukul 10.30 WIB. Lokasi pengolahan ayam dilakukan di dalam ruangan sedangkan pemanggangan dilakukan di luar. Keadaan rumah makan pada sampel 1, 2, 4, 5, dan 6 berdekatan dengan tempat pembuangan sampah yang diletakkan di pinggir jalan. Selesai pemanggangan ayam lalu diletakkan pada rak penjualan dan siap untuk dijual, biasanya ayam diletakkan dalam waktu yang lama hingga sore jika belum habis dibeli oleh konsumen. Rak penjualan yang digunakan juga terbuka dan tidak ditutup dengan rapi serta tidak terdapat alat pengusir lalat sehingga banyak dihinggapi lalat dan debu yang masuk melalui udara sehingga mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat. Sedangkan keadaan rumah makan pada sampel 3 dan 7, rak penjualan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan ayam panggang tertutup

(7)

389

dengan kain penutup dan terdapat kipas angin sebagai alat pengusir lalat. Kontaminasi dapat terjadi melalui lingkungan yang kotor, udara, dan jalan yang banyak dilalui oleh masyarakat.

Pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri, keadaan lingkungan sumber makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan ataupun penyimpanan makanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter organoleptik, sehingga mengakibatkan perubahan nutrisi, nilai gizi atau bahkan merusak makanan tersebut (infoPOM, 2008).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap ayam panggang yang dijual di beberapa rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh maka dapat disimpulkan bahwa 5 dari 7 sampel ayam panggang yang diperiksa 71% tercemar E. coli.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti,M., B.Dwiloka dan B.E.Setiani. 2013. Perubahan warna, profil, protein dan mutu

organoleptik daging ayam broiler setelah direndam dengan ekstrak daun senduduk.

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(3):116-120.

Afrianti,M., B.Dwiloka dan B.E.Setiani. 2013. Total bakteri, ph, dan kadar air daging ayam broiler setelah direndam dengan ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) selama masa simpan. Jurnal Pangan dan Gizi. 4(7):49-56.

Andriani,M.S., S.Setiyaningsih dan H.D.Kusumaningrum. 2013. Kajian risiko Campylobacter sp. pada ayam panggang. Jurnal Kedokteran Hewan. 7(1):56-59.

Ariyanti,T., Supar dan A. Kusumaningsih. 2000. Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat:207-211.

Baehaqi,Y.K., P.A.S. Putriningsih dan I.W. Suardana. 2015. Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus. 4(3):267-278.

Dewantoro, M., W. Adiningsih, T. Purnawarman, T. Sunartatie dan U. Afiff. 2009. Tingkat prevalensi Escherichia coli dalam daging ayam beku yang dilalulintaskan melalui pelabuhan penyebrangan Merak. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 14(3):211-216. Djoepri,M.R. 2006. Isolasi dan identifikasi mikroba Escherichia coli (E. coli) pada

makanan sosis dan nuget. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balai Besar Penelitian Veteriner:265-268.

Lewerissa, F dan M. Kaihena, 2014, Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Dan Fecal Coliform Pada Mata Air Desa Saparuah Kecamatan Saparuah Kabupten Maluku Tengah, Prosiding Seminar Nasional:353-365.

InfoPOM. 2008. Pengujian Mikrobilogi pangan. Pusat Informasi obat dan Makanan BPOM . 9(2):1.

Jamin, F., M. Abrar, M. Dewi, Y.S.V. S,Fakhrurrazi, Z.H.Manaf dan Syafruddin. 2015. Infeksi bakteri Escherichia coli pada anak ayam kampung (Gallus domesticus) dipasar Lambaro Aceh Besar. Jurnal Medika Veterinaria. 9(1):54-56.

Suradi, K. 2006. Perubahan sifat fisik daging ayam broiler post mortem selama penyimpanan temperatur ruang. Jurnal Ilmu Ternak. 6(1):23–27.

Werdiningsih,W., S.Widyastuti, Nazaruddin dan B.R. Handayani. 2014. Kajian penggunaan asap cair terhadap mutu ayam bakar Taliwang. Jurnal Ilmiah Rekayasa

(8)

390

Widhyari,S.D dan I.Wientarsih. 2014. Pengimbuhan kunyit dan seng oksida dalam pakan

meningkatkan kemampuan ayam pedaging dalam mengeliminasi tantangan

infeksi Escherichia coli. Jurnal Veteriner. 15(3):337-344. Yulistiani,R. 2010. Studi daging ayam bangkai: perubahan organoleptik dan pola

pertumbuhan bakteri. Jurnal Teknologi Pertanian. 11(1):27-36. Yulvizar,C. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp. Jurnal

Gambar

Tabel  2.  Hasil  isolasi  dan  identifikasi  bakteri  E.  coli  pada  media  Briliance  E.coli/Coliform  Selective Medium
Gambar 2.  Koloni Coliform dari sampel 3 pada media Briliance E.coli/Coliform   Selective  Medium
Gambar 4. Hasil identifikasi E. coli pada uji Indol

Referensi

Dokumen terkait

PERANCANGAN BUKU TEKS BERILUSTRASI MENGENAI KEKELIRUAN-KEKELIRUAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK DAN MENGASUH ANAK USIA 1-5 TAHUN dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya Tugas Akhir

sedang berlangsung pada waktu tertentu di masa lampau atau juga digunakan untuk. menyatakan suatu dugaan atau perkiraan pada suatu peristiwa atau aksi

Masyarakat Rokan Hulu”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 31 leksem peralatan dapur dalam isolek Rokan Hulu yang diklasifikasikan atas tempat air, senjata

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan AVRIST IDX30 yang telah lengkap sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif dan

Keterbatasan alat ukur yang digunakan untuk memantau kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi tingkat kelembaban dan temperatur sehingga bisa menurunkan kualitas

tu untuk melakukan interpretasi hukum terha- dap pasal-pasal dalam undang-undang yang di- anggap tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari perjanjian internasional, seperti

Lingkungan bisnis adalah salah satu kegiatan yang berupa perbisnisan yang di lakukan seseoranag dalam suatu usaha, di mana pada usaha tersebut kita di tuntut untuk menjalankan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “ Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham Dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham