• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Fungsi lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengkajian Fungsi lansia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keperawatan Gerontik Topik 3

Laporan Keperawatan Gerontik Topik 3

Pengelola Dan Penatalaksanaan Usila

Pengelola Dan Penatalaksanaan Usila Dengan Perubahan Fungsi, Diagfnosa

Dengan Perubahan Fungsi, Diagfnosa

Keperawatan Dan Intervensi, Pengkajian Pada Lansia

Keperawatan Dan Intervensi, Pengkajian Pada Lansia

Oleh : Oleh :

Kel

Kelompompokok 99

A

Anneessttiiaanni i DDaammaarrjjaatti i 202011000033220011445 5 EErriitta a 2200110000332200115566 Ma

Mara ra ImImbabang ng HaHasisiololan an 202010100303202014146 6 AsAstrtrinini i KuKususuma ma ArArum um 2020101003032020151577 F

Faauuzziiaah h HH. . WWaadda a 220011000033220011447 7 EEgga a YYuudda a 2200110000332200115588 F

Faaiissaal l AArriif f SSaappuuttrra a 202011000033220011448 8 HHaajjaarruuddiin n 2200110000332200115599 A

Afifiaani ni SeSepptitinna a RaRahhmamawawati ti 22010100003232010150 50 ErEriyiyanansysyah ah 2020101003032201016060 A

Apprriiaanni i SSuussmmiitta a SSaarri i 220011000033220011552 2 AAbbdduullllaah h 2200110000332200116611 F

Feebbririaannti ti KaKaririm m 220010100303202015154 4 RetnRetno o DDwi wi RaRahhmamawawati ti 2020110000323200161622 Sri

Sri AyAyu u RahRahayu ayu PanPaneo eo 2020100100320320155155

PRORAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PRORAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOYAKARTA

2013-2014 2013-2014

(2)

Pengkajian Fungsional, Kognitif/Afektif & Sosial

Pengkajian tradisional, meliputi riwayat, pemeriksaan fisik, dan data dasar laboratorium, tidak dengan sendirinya memberi perawat data yang penting untuk perencanaan asuhan keperawatan.

Alat –  alat pengkajian standar untuk mengukur berbagai aspek status fungsional dan psikososional dapat digunakan sebagai suatu penghubung untuk pengkajian tradisional. Pengkajian ini meliputi observasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari –  hari dan fungsi kognitif, afektif dan social. Data tambahan memberikan

pandangan terhadap dampak dari semua hubungan variable –   variable yang lebih komprehensif pada fungsi total klien.

Pengkajian Status Fungsional

Merupakan pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari –  hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi

kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan pemilihan intervensi yang tepat. Situasi klien menentukan beberapa kali dalam sehari tes harus diberikan, serta jumlah kali klien perlu untuk di tes untuk menjamin hasil yang akurat.

KATZ Index dari AKS (katz et all, 1963) adalah alat yang secara luas digunakan untuk  menentukan hasil –  hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Indeks merentang keadekuatan pelaksanaan dalam enam fungsi seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen, dan makan. Ini adalah alat yang berguna bagi perawat karena ini menggambarkan tingkat fungsional klien pada pokok spesifik dan secara obyektif mengukur efek  –  efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi.

(3)

Indeks KATZ dari AKS

Indeks kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari –  hari berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam mandi, berpakaian, pergi kekamar mandi, berpindah, kontinen, dan makan. Definisi khusus dari kemandirian fungsional dan tergantung tampak pada indeks.

A –  kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil, berpakaian, mandi.

B –  kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tersebut C  –  kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

D –  kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

E –  kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

F –  kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

G –  ketergantungan terhadap keenam fungsi tersebut

Lain-lain –  tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, atau F.

Mandi (Spon, Pancuran, atau Bak)

 Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.

Tergantung: bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk  dan keluar dari bak mandi, tidak mandi sendiri.

Berpakaian

 Mandiri: mengambil maju dari kloset dan laci; berpakaian, melepaskan pakaian, mengikat; mengatur pengikat, melepas ikatan sepatu. Tergantung: tidak memakai baju sendiri sebagian masih tidak menggunakan pakaian.

(4)

Ke Kamar Kecil

Pergi ke kamar kecil untuk defekasi dan berkemih; membersihkan diri setelah eleminasi dan merapihkan baju.

Pergi ke kamar kecil membersihkan diri, dan merapihkan baju tanpa bantuan (dapat menggunakan objek untuk menyokong seperti walker, tongkat, atau kursi roda dan dapat bedpan pada malam hari atau bedpan, pengosongan pada pagi hari).

Menerima bantuan ke kamar kecil, membersihkan diri atau dalam merapihkan pakaian setelah eliminasi, atau menggunakan bedpan atau pispot pada malam hari.

Tidak ke kamar kecil untuk proses eliminasi.

Berpindah

Berpindah ke dan dari tempat tidur sperti berpindah ke dan dari kursi tanpa bantuan (mungkin mmenggunakan alat/objek untuk mendukung seperti tempat atau alat bantu jalan.

Berpindah ke dan dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan Bergerak naik atau turun tempat tidur dengan bantuan

Tidak turun dari tempat tidur

Kontinen

Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplet oleh diri sendiri Kadang-kadang mengalami kecelakaan

Pengawasan membantu mempertahankan control urin atau defekasi, kateter digunakan atau inkontinens

Makanan

Makan sendiri tanpa bantuan

Makan sendiri kecuali mendapatkan bantuan dalam memotong daging atau mengolesi roti dengan mentega Menerima bantuan dalam makan atau makan sebagian atau sepenuhnya dengan menggunakan selang atau  cairan intravena.

(5)

Pengkajian Status Kognitif/Afektif 

Penyebab-penyebab fisiologis, psikologis, dan multiple dari kerusakan kognitif pada lansia, disertai dengan pandangan bahwa kerusakan mental adalah normal, proses

berhubungan dengan usia, sering menimbulkan pengkajian tak lengkap terhadap masalah ini. Standarisasi tes pemeriksaan suatu variasi tentang fungsi kognitif, membantu

mengidentifikasi deficit-defisit yang berdampak pada seluruh kemampuan fungsi. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ), digunakan untuk mendeteksi adanya dan tinglkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10 hal yang mengetes orientasi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan

kemampuan matematis (Pfeiffer, 1975). Metode penentuan skors sederhana merentangkan tingkat fungsi intelektual, yang membantu dalam membuat keputusan yang kusus mengenai kapasitas perawatan diri.

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Instruksi : ajukan pertanyaan 1 sampai 10 pada daftar ini, dan catat semua jawaban. Ajukan pertanyaan 4A hanya jika klien tidak mempunyai telepon.

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

+ - NO

1 Tanggal berapa hari ini? 2 Hari apa sekarang? 3 Apa nama tempat ini?

4 Berapa nomor telepon anda?

4A Dimana alamat anda? (tanyakan bila 5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir?

7 Siapa presiden Indonesia sekarang? 8 Siapa presiden sebelumnya?

9 Siapa nama kecil ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan

3 dari setiap angka baru, semua secara menurun? Jumlah kesalahan

(6)

Dilengkapi oleh wawancara Nama pasien : Jenis kelamin : Tahun pendidikan : Tanggal : Suku : Nama pewawancara :

Intruksi untuk melengkapi Short portable mental status questionnaire (SPMSQ). Semua respon-respon yang dinilai benar harus diberikan oleh subjek tanpa reverensi kalender, surat kabar, sertivikat kelahiran, atau bantuan lain untuk mengingat.

Untuk tujuan penilaian, tiga tingkat pendidikan telah ditegakkan:

a. Seseorang yang telah mengalami hanya suatu tingkat pendidikan sekolah dasar.

b. Seseorang yang telah mengalami beberapa pendidikan sekolah menengah atau yang telah menyelesaikan sekolah menengah atas, termasuk akademik, sekolah tinggi, atau sekolah bisnis.

Untuk subjek-subjek kulit putih dengan sedikitnya berpendidikan sekolah menengah atas, tetapi tidak lebih dari sekolah menengah atas, kriteria berikut telah dibuat:

kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat

Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subjek hanya berpendidikan sekolah dasar. Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan diatas sekolah menengah atas.

Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang sama.

(7)

Mini-Mental State Exam (MMSE)

Mini-mental state exam(MMSE) menguji aspek kognitif dari fungsi mental:

orientasi,regristrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa. Nilai kemungkinan adalah 30, dengan nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan memerlukan hanya beberapa menit untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk tujuan dianostik . karena pemeriksaan mini mental mengukur beratnya kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan perubahan kognitif pada waktu dan dengan tindakan, ini suatu alat yang berguna untuk mengkaji kemajuan klien yang berhibungan dengan

intervensi. Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak orang.

Depresi adalah umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalah artikan dengan dimensia. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan antara depresi dengan demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.

Mini-Mental State Exam(MMSE) Nilai

Maksimum pasien Orientasi

5 _ (tahun)(musim)(tanggal)(bulan atau sekarang?)

5_ di mana kita: (Negara bagian)(wilayah)(kota)(rumah sakit)(lantai) Regristasi

3_ nama 3 objek: 1 detik untuk mengatakan masing-masing. Kemudian tanyakan klien ketiga onjek setelah anda mangatakan. Beri satu poin untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi sampai ia, mempelajari ketiganya. Jumlahkan ketiganya dan catat.

Percobaan_____Perhatian dan kalkulasi 5_ seri 7’s. 1 poin untuk setiap kebenaran.

Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata” ke belakang. Mengingat

3_ minta untuk mengulangi ketiga objek diatas berikan satu poin untuk setiap kebenaran.

(8)

Bahasa

9_ nama pensil dan melihat (2 poin) , mengulang hal berikut:  “tak ada jika, dan , atau tetapi” (1 poin).

Ikuti perintah 3-langkah: “ambil kertas ditangan kanan anda, lipat dua, dan taruh dilantai” (3poin). Baca dan turuti hal berikut: “tutup mata   anda”1poin).

(9)
(10)

Pengkajian Social

Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan pengalaman lansia. Pengkajian aspek system social ini dapat menghasilkan informasi penting tentang suatu bagian penting dari jaringan kerja pendukung total. Meskipun kepercayaan umum, keluarga memberikan bantuan besar terhadap anggota lansianya. Sebagai akibatnya, tingkat keterlibatan dan dukungan keluarga tidak dapat diabaikan pada pengumpulan data.

Suatu alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga (Smilkstein et al, 1982). Adaptasi, hubungan, pertumbuhan, afeksi dan pemecahan. APGAR adalah aspek  –  aspek fungsi keluarga yang merupakan alat pengkajian. Alat yang dapat dengan mudah disesuaikan untuk  digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman  –  temannya daripada keluarga yang dengan sederhana menggantikan istilah “teman –  teman” untuk “keluarga”   dalam pertanyaan. Nilai kurang dari 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi; 4-6 disfungsi keluarga sedang. Penggunaan instrument skrining ini pada klien baru atau menyertai peristiwa hidup serius dan penuh stress adalah tepat.

(11)
(12)
(13)

Pengkajian NOROTON pada Lansia

Setiap pasien yg mengalami imobilisasi harus dilakukan penilaian risiko untuk terjadinya ulkus dekubitus dengan menggunakan skala Norton.

Skor < 14 Risiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus

Skor < 12 Peningkatan risiko 50x lebih besar terjadinya ulkus dekubitus Skor 12 - 13 Risiko sedang

(14)

Rencana Asuhan Keparawatan

 Analisis data

o DO :

• Klien tampak gelisah

• Klien tampak menggaruk-garuk badanya hingga memerah

o DS :

• Klien mengatakan ingin mati saja

• Klien mangatakan bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi

 Diagnosa keperawatan :

Potensial bunuh diri berhubungan dengan depresi dan kehilangan kemampuan fungsional akibat stroke ditandai dengan klien tampak gelisah dan tampak  menggaruk-garuk badanya hingga memerah, klien mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi dan ingin mati saja.

 NOC :

• Klien merasa aman

• Klien tidak membahayakan diri sendiri

• Klien mengungkapkan tidak ada ide bunuh diri dan merasakan hilangnya

perasaan putus asa

 NIC :

• Kaji potensi bunuh diri

• Berikan struktur dan hilangkan isolasi sosial

• Ajarkan kepada klien keterampilan asertif, komunikasi, penatalaksanaan stres

dan penyelesaian masalah

• Gunakan strategi terapi kognitif, perilaku, atau keluarga atau lakukan rujukan

(15)

Rencana asuhan keperawatan demensia

N0 DATA DIAGNOSA INTERVENSI ( tindakan keperawatan ) 1 DO : lansia terlihat bingung,

berjalan , mondar – mandir. DS : Lansia mengatakan lupa saat ingin pulang ke rumah, tidak ingat penanda untuk ke rumah.

Resiko cedera berhubungan dengan keluyuran

• Hindari restrain fisik

• Berikan area yang nyaman untuk

beraktivitas

• Tandai kamar dengan jelas mengunakan

foto atau nama dan masukan benda milik penghuni yang ia kenal di ruangan

tersebut

• Kaji adanya resiko jatuh

2 DO : lansia tampak bingung saat ingin masuk kamar mandi.

DS : lansia mengatakan bahwa ia sering mengompol, tidak menahan saat ingin kencing.

Perubahan pola eliminasi urine akibat perubahan persepsi, kerusakan system saraf, atau infeksi saluran kemih yan sering terjadi.

•Tandai kamar mandi “ pria “ dan “wanita”

denan menggunakan pita atau panah untuk menunjukan jalan ke kamar mandi

•Tawarkan cairan setiap 2 jam di siang

hari, dan batasi cairan setelah jam 6 sore.

•Gunakan celana tahan air hanya jika di

perlukan

•Sediakan commode di samping tempat

tidur bila di perlukan. 3 DO: lansia sudah tidak

melihat dengan jarak dekat. DS: lansia mengatakan susah untuk mendengar, susah menggingat masa lalunya.

Kopin defensive berhubungan dengan perubahan

penerimaan sensori di tandai dengan

• Bantu dengan alat bantu sensori

(mis : alat bantu dengar, kacamata)

• Gunakan kalimat yang singkat dan

sederhana . jangan memberikan pilihan.

• Tingkatkan rasa percaya denan

menggunakan sentuhan atau dengan nada suara yang tidak mengancam

• Puji prilaku yan di inginkan dan

abaikan prilaku yan tidak tepat

• Gunakan pendekatan yan tenang

tidak tergesa- gesa

• Anjurkan penggunaan

benda-benda yang di kenal dan mengingat kembali dengan menggunakan album foto.

Referensi

Dokumen terkait

Remaja muda yang mengindikasikan mereka mempunyai hubungan yang tidak terlalu positif dengan orang tua mereka cenderung memiliki orientasi elatrem terhadap teman-teman

Pengaruh pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman- temannya, mampu menghadapi

Pengaruh pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman- temannya, mampu menghadapi

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2017) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi kognitif lansia,

15. Kelompok arisan keluarga yang banyak terdapat di masyarakat mempunyai hubungan sosial yang intim dengan ikatan batin yang kuat. Ditinjau dari sifat interaksinya,

Tidak menggunakan gelar kehormatan - atau disebut yobisute mengindikasikan bahwa ada hubungan intim dan biasanya digunakan untuk pasangan, anggota keluarga yang lebih mudah,

Sesuai dengan tujuan penelitian, untuk menjawab hipotesis penelitian apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi social lansia maka mendapat korelasi

Pengaruh pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman- temannya.24 Baumrid dalam buku Psikologi