• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Revitalisasi"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG

Surabaya kota terbesar dan terpadat kedua setelah Jakarta, dengan populasi kependudukan mencapai 3 juta jiwa. Masyarakat yang tinggal di Surabaya tidak hanya ber-ras atau dari suku Jawa saja, namun terdapat suku – suku yang lain. Diantaranya terdapat suku Madura (7.5 %), Tionghoa (7.25%), dan Arab (2.04%). Walaupun berbeda suku, masyarakat Surabaya dapat hidup berdampingan tanpa menyinggung satu sama lain. Selain itu, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.1

Dengan perkembangan yang begitu cepat. Surabaya berdiri dengan gagah, tak mau kalah dengan Jakarta. Gedung pencakar langit tersebar di Surabaya. Mall, mix-used building semakin mudah ditemui di Surabaya pada saat ini. Terlebih dengan slogan pembangunan 1000 tower di Surabaya.2 Hal yang menjanjikan tampak di depan mata. Para invenstor bersaing menaruh asetnya di kota ke-dua terbesar setelah Jakarta. Pembangunan gedung – gedung tinggi tak cukup hanya di Surabaya bagian barat, investor perlahan – lahan mulai melirik kawasan kota lama untuk di jarah. Daerah jalan koridor Embong Malang salah satunya, hampir seluruhnya berubah menjadi wajah baru bagi Surabaya. Bangunan lama yang menghiasi sisi kanan dan kiri koridor habis di rampok oleh investor. Disulap menjadi mall, hotel dan tempat kesenangan lainnya. ‘Memanjakan’ masyarakat Surabaya untuk terus berperilaku konsumtif. “Museum Pers tidak lama lagi akan rubuh,” salah satu cuplikan dari artikel protocol.com. Yang dalam pembahasannya menyinggung tentang perilaku investor yang ‘sengaja’ merubuhkan bangunan cagar budaya tersebut dengan pembangunan perluasan Tunjungan Plaza Mall.3

Ada hal yang tidak boleh dilupakan, kekhasan atau jati diri sebuah kota ditentukan oleh bagaimana kita memberikan posisi yang pas terhadap bangunan lama dalam kaitan dengan perkembangan kota. Tanpa bangunan lama, kota tak punya arti bagi warganya, tidak menyimpan ingatan dan nostalgia yang tak mudah diganti oleh unsure lainnya. Tapi juga harus diingat secara tegas, sekali sebuah bangunan (lama) dibongkar, untuk selamanya warga akan kehilangan.4

Terlepas dari permasalah tersebut, saat ini pemerintah sedang gencar gencarnya melakukan perbaikan dan pengembangan terhadap Surabaya. Salah satunya melakukan pengembangan zona pariwisata di kalimas dan kawasan Surabaya Lama. Dijabarkan dalam

(2)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 2 Surabaya Vision Plan 2005-2025 bahwa Pembaharuan Sungai Kalimas ditempatkan sebagai

prioritas utama dari kota. Tujuh distrik utama di sepanjang sungai telah diajukan untuk dikembangkan, mulai dari Wonokromo sampai ke daerah pelabuhan saat ini, dan satu distrik di Jembatan Suramadu. Masing-masing distrik memiliki karakter dan fungsinya masing-masing dalam ekonomi kota dan struktur sosial.5

Faktor yang dapat membuat kota Surabaya menjadi kota yang lebih baik dari Jakarta, adalah tak lepasnya kepedulian masyarakat dalam pemeliharaan kota. Karena mau tidak mau masyarakatlah yang berhubungan langsung dengan kota Surabaya. Tidak hanya para pejabat yang menduduki pemerintah setempat. Tanpa adanya campur tangan kepedulian dari masyarakat, sebaik baiknya rencana dari pemerintah tidak akan terlaksana dan berbuah manis. Jika masyarakat tidak mengambil peran.

I.2

TUJUAN PENYUSUNAN

Penyusunan tugas seminar adalah langkah awal untuk menyiapkan materi yang akan dijadikan bahan utama sekaligus panduan dalam pengerjaan proyek tugas akhir. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan seminar ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami objek rancangan melalui informasi yang dihimpun. 2. Memperoleh dasar-dasar teori yang berkaitan dengan objek rancangan.

3. Memperoleh panduan pengerjaan proyek tugas akhir secara komprehensif.

I.3

VISI DAN MISI

I.3.1 VISI

Menjadi wahana rekreasi / jujugan masyarakat setempat atau dari luar kota untuk menikmati Surabaya dengan cara lain. Sebagai sarana pembelajaran melalui pengalaman secara langsung. Dengan penyampaian informasi yang komunikatif, lengkap, dan mudah diakses oleh masyarakat setempat.

I.3.2 MISI

Menyediakan alternative rekreasi dengan cara menikmati Surabaya lama. Kesejarahan dinikmati dari suasana yang didapat. Nostalgia melalui bangunan lama dan kuliner khas Surabaya. Dari hal tersebut secara langsung ikut melestarikan bangunan lama yang menjadi saksi sejarah perkembangan kota Surabaya.

(3)

Page | 3

I.4

LINGKUP PEMBAHASAN

Obek rancang yang dipilih adalah Revitalisasi Kawasan Koridor Kalimas Timur. Rancangan yang ingin dimunculkan nantinya adalah rancangan yang dapat menghidupkan kembali ramainya koridor tersebut. Yang dulunya penuh dengan hiruk pikuk perdagangan, syarat dengan sejarah, dan dapat mengakomodir kegiatan masyarakat setempat. Serta mengembalikan nuansa nostalgia, Surabaya tempo dulu. Dengan bangunan dan kalimasnya.

I.5

METODE PENELITIAN

Pembahasan objek menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu :

1. Pengungkapan masalah berdasarkan studi literature, wawancara, dan observasi lapangan.

2. Pendekatan masalah berdasarkan persyaratan dan standar yang tersedia.

Dalam pembahasan objek, perlu dilakukan pengumpulan data yang akan dianalisa. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan penduduk kampung dan orang-orang lain yang terlibat di dalamnya.

2. Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan beberapa cara : a. Studi Literatur

Pengumpulan data melalui studi literature dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek bahasan. Informasi dapat diperoleh dari buku, internet, media cetak atau sumber lain yang sesuai dengan objek bahasan. Agar sesuai dengan kaidah pengutipan, informasi yang dihimpun harus disertai dengan sumber data literature. Data – data yang didapat kemudian digunakan sebagai bahan dalam penyusunan tugas seminar.

b. Obeservasi Pasif

Obervasi Pasif adalah sebuah observasi dimana peneliti mengamati namun tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan tersebut. Observasi pasif ini dilakukan misalnya melalui studi lapangan untuk mengetahui kondisi tapak dan sebagainya.

(4)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 4

I.6

SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan latarberlakang perancangan, tujuan dari pembahasan konsep rancangan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan dalam konsep perancangan terhadap objek yang dikaji.

Bab II Pengenalan Objek Rancangan

Menjelaskan tentang gambaran umum pemilihan judul. Termasuk di dalamnya adalah pengertian judul yang dipilih, alas an pemilihan objek rancangan, lingkup pengerjaan objek, serta ketentuan-ketentuan umum mengenai klasifikasi kampung wisata.

Bab III Kajian Teori dan Studi Kasus Objek Rancangan

Menjelaskan tentang objek – objek yang dipilih sebagai studi kasus yang berkaitan dengan objek rancang serta pembahasan melalui teori tertentu.

Bab IV Tema Rancangan

Menjelaskan tema yang dipilih, khususnya tentang latar belakang pemilihan tema, definisi tentang tema yang dipilih, serta prinsip – prinsip dasar rancangan yang akan dipilih dalam objek rancangan.`

Bab V Studi Kasus Tema

Menjelaskan tentang objek – objek yang dipilih sebagai studi kasus yang berkaitan dengan pendekatan tema rancangan yang dipilih.

Bab VI Pemilihan Lahan/Lokasi

Membahas tentang lokasi yang akan digunakan. Termasuk di dalamnya adalah kondisi fisik dan social lingkungan serta peraturan – peraturan yang terkait dengan lokasi objek rancang. Bab VII Program Rancangan

Menjelaskan tentang program Revitalisasi Kalimas Timur yang akan dirancang, meliputi organisasi ruang, organisasi kerja, fasilitas dalam objek rancang, serta kebutuhan – kebutuhan lainnya.

Bab VIII Konsep Rancangan

Membahas tentang fakta, masalah, tujuan , dan kebutuhan yang diambil dalam objek yang disesuaikan dengan tema dan objek kampung wisata, dan disertai dengan konsep mikro untuk diterapkan dalam objek rancangan.

Bab IX Rancangan Skematik

Penerapan Secara menyeluruh konsep rancangan dalam sketsa bentuk, tampak dan potongan.

(5)

Page | 5

BAB II

PENGENALAN OBJEK RANCANGAN

2.1

PENGERTIAN JUDUL

2.1.1 Pengertian Revitalisasi

Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) (Danisworo, 2002). Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat dalam arti luas (Laretna, 2002).

Terjadinya revitalisasi terhadap suatu kawasan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :

1. Kekuatan pasar yang menyebabkan tingginya nilai lahan suatu wilayah atau kawasan untuk kepentingan yang lebih menguntungkan secara komersial.

2. Dorongan untuk perluasan pada sector pelayanan pada daerah yang berkembang untuk perdagangan dan industry, penambahan layanan penunjang untuk memenuhi kebutuhan perekonomian. Adapun upaya dalam Revitalisasi sebagai berikut :

a. Membuka kawasan ke luar, membuka halangan fisik dan non fisik. b. Meningkatkan kualitas kawasan.

c. Meningkatkan system sirkulasi pengunjung. d. Menguatkan perekonomian kawasan. 2.1.2 Tinjauan Tentang Revitalisasi

Revitalisasi merupakan rangkaian proses konservasi. Menurut Eko Budiharjo, konservasi mencakup proses kegiatan mulai preservasi, restorasi, rehabilitasi, rekonstruksi, adaptasi dan revitalisasi (upaya mengubah suatu lingkungan binaan agar dapat digunakan

(6)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 6 untuk fungsi yang sesuai, tanpa menuntut perubahan drastic). Sedangkan pengertian

konservasi sendiri berlainan menurut masing – masing nara sumber :

1. Konservasi adalah segenap proses pengolahan tempat agar makna, cultural yang terkandung terpelihara dengan baik ( Muhammad Danisworo, 1989 ). 2. Konservasi adalah semua kegiatan pemeliharaan suatu tempat guna

mempertahankan suatu wilayah kulturnya. Mencakup semua kegiatan pemeliharaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat ( Burra Carter, 1981 ).

3. Konservasi tidak hanya berhubungan dengan struktur atau tempat bersejarah, namun dalam pandangan yang lebih luas, juga berarti pertimbangan untuk keseluruhan dan tempat yang ada, baik sementara maupun permanen. Hal ini tidak berarti semuanya dipertahankan, namun lebih melihat nilai atau potensi yang ada baik sisi ekonomis maupun budaya ( Hamid Shirvani, 1985 ).

4. Konservasi merupakan upaya untuk melestarikan suatu lingkungan binaan sedemikian rupa, sehingga makna lingkungan tersebut dapat dipertahankan, mengefisiensikan penggunaannya dan mengatur arah perkembangannya di masa mendatang. ( Sidharta dan Budiharjo, 1989 )

Melakukan revitalisasi di kota lama Surabaya, erat kaitannya dengan bangunan cagar budaya yang berada di sekitarnya. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya, pasal 33 mengenai bangunan cagar budaya.

Ayat (1) : Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang didalamnya terdapat atau mengandung bangunan dan lingkungan cagar budaya yang harus dilindungi untuk menjaga kelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya tersebut.

Ayat (2) : Cagar budaya meliputi :

1. Bangunan cagar budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian – bagiannya atau sisa – sisanya, yang berumur sekurang – kurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

2. Lingkungan cagar budaya adalah kawasan di sekitar atau di sekeliling bangunan cagar budaya yang diperlukan untuk pelestarian bangunan cagar budaya dan atau kawasan tertentu yang berumur sekurang – kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Berdasarkan RDTRK pasal 52 ayat (3), kawasan wisata kota lama dan cagar budaya berada di kawasan kota lama Surabaya unit pengembangan (UP) V Tanjung Perak di kawasan Jembatan Merah dan Kembang Jepun, UP VI Tunjungan dan di sekitar Tugu Pahlawan, Jl. Tunjungan, Jl. Pemuda, dan Jl. Raya Darmo.

(7)

Page | 7 Pelestarian adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat dan bangunan atau

artefak agar secara historis, makna cultural yang dikandungnya, terpelihara dengan baik. Beberapa cara penanganan pelestarian, yang dikutip dari Piagam Burra menunjukkan tingkatan pemeliharaan bangunan / kawasan yang dilestarikan adalah : Pengawetan (preservation), pemugaran (restoration), penguatan (consolidation), pembangunan ulang (reconstruction), pemakaian baru (adaptive reuse/ revitalization), pembuatan kembar (replication), dan penghancuran (demolition).

Matinya suatu kawasan dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah bahwa kawasan tidak dapat berfungsi secara maksimal bagi kotanya. Salah satu upaya untuk menghidupkan dan meningkatkan kembali suatu kawasan yang menurun kondisinya adalah dengan mengembangkan sebagai kawasan wisata yang mengetengahkan keunggulan dan keunikan kawasan. Kawasan ini pada umumnya memiliki nilai – nilai budaya tinggi, ditengarai dari sejarah kawasan yang pernah mengalami masa kejayaan. Beberapa kasus kawasan yang mati memiliki ciri – cirri yang sama, yaitu ditinggikan, dibiarkan tak terawatt dan atau alih fungsi dengan merombak bangunan – bangunan yang ada, karena dianggap tidak bernilai ekonomis lagi. Criteria penentu dalam menilai kawasan agar dapat dikembangkan adalah memiliki sumber kemampuan ekonomi kawasan yang dapat diandalkan. Untuk dikembangkan sebagai kawasa wisata maka kawasan tersebut harus memiliki keunikan, memiliki sejarah yang mengingatkan pada suatu kejayaan kawasan, terdapat peninggalan – peninggalan bernilai tinggi dan masih memungkinkan untuk dikembangkan. Hal – hal itulah yang akan dijadikan daya tarik kawasan sebagai kawasan wisata.

Hal – hal yang harus dierhatikan dalam melakukan adaptasi revitalisasi :

1. Mempelajari peluang ekonomi pada kawasan dimana bangunan hendak diadaptasi untuk melihat kemungkinan masuknya fungsi baru pada bangunan atau kawasan tersebut.

2. Memilih fungsi / kegunaan pada bangunan yang memiliki dampak negative yang minimal serta keuntungan yang maksimal, memungkinkan masuk fungsi baru yang berbeda jauh dengan fungsi semula.

3. Fungsi tersebut harus mampu menyelamatkan bangunan dan lingkungannya. Dalam menentukan lokasi kawasan yang akan di revitalisasi melalui penataan sebagai kawasan wisata, pada umumnya terlihat bahwa mengembalikan aktivitas kawasan kembali ke masa kejayaan tidak mungkin dicapai, namun minimal dengan melalui revitalisasi maka, konservasi kawasan pada umumnya berhasil dilakukan.

2.1.3 TEORI REVITALISASI dan RANCANGAN KOTA

Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal – hal sebagai berikut :

(8)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 8 1. Intervensi fisik

Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang terbuka kawasan (urban realm). Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu lingkungan (environmental sustainability) pun menjadi penting, sehingga intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka panjang.

2. Rehabilitasi ekonomi

Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001). Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru).

3. Revitalisasi sosial/institusional

Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public realms). Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.

(9)

Page | 9 2.1.4 Kawasan Koridor Kalimas Timur

Lokasi yang dipilih dalam proyek ini adalah Surabaya bagian timur, tepatnya koridor Jalan Kalimas Timur. Yang mana daerah tersebut berdekatan dengan Kampung pecinan dan Kampung Arab, serta Downtown Old Surabaya.

2.1.4.1 Gambaran Umum

Rencana Pembangunan Sungai telah diwacanakan sebagai hasil Visioning Plan of Surabaya 2005 – 2025. Yang mengatakan bahwa pembaharuan Sungai Kalimas ditempatkan

Keterangan : Kampung China Kampung Arab

Koridor Jalan Kalimas Timur Down Town Old Surabaya

(10)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 10 sebagai prioritas utama dari kota Surabaya. Tujuh distrik utama di sepanjang sungai telah

diajukan untuk dikembangkan, mulai dari Wonokromo sampai ke daerah pelabuhan saat ini, dan satu distrik di Jembatan Suramadu. Masing-masing distrik memiliki karakter dan fungsinya masing-masing dalam ekonomi kota dan struktur sosial.

Empat proyek perintis direkomendasikan di sepanjang pelabuhan untuk dikembangkan dengan segera, yaitu: daerah-daerah di Jembatan Merah, CBD, Wonokromo dan Jembatan Suramadu secara umum. Semua proyek perintis ini dianggap penting karena proyek-proyek ini akan menyediakan dampak yang cepat serta pembaharuan dapat dikembangkan secara realistis. Dengan strategi ekonomi dan tata guna lahan, proyek-proyek perintis ini akan menjadi contoh pembagunan yang memberikan teladan bagi berbagai proyek-proyek kota yang lain di masa mendatang

Koridor Kalimas Timur dikelilingi oleh 3 kawasan penting di Surabaya, yaitu : Kawasan Kampung Eropa yang berada di Jl. Rajawali, Kawasan Kampung China yang berada di Jl. Kembang Jepun, Jl. Karet, Jl. Slompretan, dan Kawasan Kampung Arab yang berada di Kawasan Ampel, Jl. K.H.Mas Mansyur.

Lingkungan Koridor Jalan Kalimas Timur dapat dikatakan tidak memenuhi salah satu aspek atau komponen dalam objek wisata. Dikarenakan infrastruktur jalan pada koridor tersebut rusak. Terlebih ketika musim hujan akan dapat dilihat genangan dimana mana. Yang menimbulkan kondisi jalan becek dan tidak nyaman dilihat. Selain infrastruktur (jalan)

(11)

Page | 11 yang rusak, terdapat tumpukan sampah yang dapat menimbulkan bau tidak mengenakkan

serta kesan kumuh. Disisi “entrance” dari jalan benteng letak utama penumpukan sampah – sampah, dan jika masuk dari sisi Jembatan Merah dapat dilihat rumah warga yang berada di garis sepadan sungai yang menghalangi pandangan langsung ke kalimas. Sering ditemui kegiatan warga setempat yang berdekatan dengan pasar, melakukan pengasapan dan packing di jalan umum. Sehingga menganggu sirkulasi jalan orang yang akan lewat.

Berikut fakta yang ditemukan dilapangan :

1. Koridor Kalimas Timur berada di kawasan Jembatan merah yang mempunyai nilai sejarah dan daerah kya-kya.

2. Truk-truk pengangkut barang sering melalui jalan kalimas timur ini. Dikarenakan masih terdapat gudang dan pabrik di daerah sekitar.

3. Jalanan rusak. Terlebih material jalan yang digunakan berupa tanah.

4. Perubahan fungsi bangunan. Contohnya Bangunan tua yang tidak terpakai dijadikan tempat tinggal oleh masyarakat.

5. Mayoritas penduduk koridor Kalimas Timur adalah Etnis Madura. Yang bermata pencaharian sebagai nelayan, tukang tambang (kapal tambang yang

menghubungkan kalimas timur dengan kalimas barat). 6. Terdapat banyak bangunan liar disekitar bantaran Kalimas. 7. Pengaturan tiang listrik dan lampu berserakan.

8. Penumpukan sampah yang tidak pada tempatnya.

9. Lingkungan yang kumuh karena sampah yang bertumpukan dan banguna di bantaran kalimas.

10. Banyak bangunan tua yang tidak terawat. Padahal bisa menarik perhatian masyarakat jika dirawat dengan baik.

11. Bangunan tua tidak hanya berada di area depan Kalimas Timur, namun hingga masuk ke dalam kampong – kampong yang berada di koridor kalimas Timur.

12. Koridor kalimas timur berdekatan dengan Pasar Pabean.

13. Ketika sore hari aktivitas masyarakat disibukkan oleh pengasapan ikan dan pengepakan ikan yang akan dijual.

(12)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 12 Batasan Rancangan

Panjang Koridor Kalimas Timur adalah 1.412.0948 (1km lebih 412m sekian). Sedangkan daerah yang akan diambil untuk dirancang memiliki panjang sekitar 1km. Dari mulut Jembatan Merah hingga Kalimas Hilir(warna biru). Dikarenakan sepanjang koridor tersebut masih dapat ditemui bangunan lama yang menarik dan berpotensi untuk dipoles lagi.

2.1.5 Pengertian Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi , pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan menurut Webster perlu dibedakan pengertian antara trip, tour, excursion dan journey, agar tidak terjadi masalah pengertian dan salah paham. Adapun pengertian dari kata – kata tersebut, adalah :

Trip :Perjalanan pendek atau berkendara untuk suatu hal yang sifatnya bersenang –senang.

Tour :Perjalanan berkeliling dan mengunjungi beberapa tempat.  Excursion :Memilih perjalan ke suatu tempat, biasanya dilakukan beramai – ramai untuk tujuan tertentu.

Journey :Perjalanan jauh dengan tujuan yang khusus.

Menurut bahasa Sansekerta, pariwisata terdari dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali – kali, lengka dan “wisata” yang berarti perjalanan, bepergian. Jadi arti

Suatu lokasi wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat – syarat untuk pengembangan daerahnya. Menurut Aryani (1997 : 11), syarat – syarat tersebut adalah :

Beberapa muka bangunan lama yang masih bias dilihat dan dinikmati di koridor kalimas timur. Namun perlu adanya perbaikan dan perawatan lebih lanjut.

(13)

Page | 13 1. Something to see ; artinya ditempat tersebut harus ada objek wisata yang

berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan daerah itu harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan.

2. Something to do ; artinya ditempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan berbagaia fasilitas yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama ditempat itu.

3. Something to buy ; artinya ditempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping) terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal.

4. How to arrive ; termasuk didalamnya aksesibilitas, yaitu bagaimana wisatawan mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ditempat wisata itu.

5. How to stay ; artinya bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara waktu selama ia berlibur di objek wisata itu. Untuk itu diperlukan adanya penginapan – penginapan baik hotel, losmen dan sebagainya.

Sedangkan menurut direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, menyebutkan berkembangnya pariwisata sangat tergantung pada empat factor yaitu :

1. Atraction (daya tarik) dapat dibedakan menjadi :

a. Site attraction (tempat, misalnya tempat dengan iklim yang baik, pemandangan indah ataupun tempat – tempat bersejarah).

b. Event attractions (kejadian/peristiwa, misalnya konggres, pameran atapun peristiwa – peristiwa olahraga, festival).

2. Amenities (fasilitas) yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi local yang memungkinkan wisatawan bepergian di tempat pariwisata tersebut serta alat – alat lain untuk komunikasi.

3. Accessibility (kemudahan dalam mencapai) yang dimaksud adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedianya transport ke lokasi tersebut secara terarut, sering, murah, nyaman dan aman.

4. Tourist organization, untuk menyusun suatu kerangka pengembangan pariswisata, mengatur industry pariwisata serta mempromosikan daerah itu sehingga di kenal orang.

2.1.5 Kesimpulan

Dengan mengambil intisari dari setiap definisi di atas, dapat dikatakan bahwa Revitalisasi Kawasan Koridor Kalimas Timur sebagai Objek Wisata adalah suatu kawasan yang di hidupkan kembali ‘keramaiannya’ dengan mempertimbangkan aspek – aspek revitalisasi

(14)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 14 dan aspek pariwisata. [Menghidupkan kembali dengan menjadikan tempat tersebut salah

satu tujuan wisatawan].

2.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Pemilihan Revitalisasi Koridor Kalimas Timur sebagai Objek Wisata didasarkan pada adanya peluang wisata terhadap daerah tersebut dan karena letaknya yang sangat strategis [karena berada dekat dengan Kalimas, Kampung China, Kampung Arab, dan Kampung Eropa]. Koridor Kalimas Timur adalah salah satu koridor yang penting pada jaman dulu. Karena pada jaman dulu, koridor kalimas timur masih hidup dengan perdagangan yang ramai. Perkampungan yang melengkapi koridor tersebut masih ‘hidup’. Berbeda dengan keberadaan saat ini, memang perkampungan masih tetap ramai, namun kebanyakan rumah tinggal yang ada telah beralih fungsi sebagai pergudangan. Selain itu, kalimas yang berperan penting pada jaman dulu, kini pasif. Tidak ada arus lalu lintas pada kalimas, dikarenakan kebanyakan orang telah berpindah transportasi ke kendaraan bermotor. Beberapa hal tersebutlah yang membuat koridor kalimas timur sepi dan cenderung menjadi daerah negative.

2.3 LINGKUP PELAYANAN 2.3.1 Jenis Kegiatan dan Sasaran

Daerah yang akan dijadikan sebagai tempat Wisata adalah Koridor Kalimas Timur dengan kampung yang berada disekitarnya. Kampung Gg Kalimas Udik, Kalimas Gg Madya. Yang berhubungan langsung dengan koridor jalan K.H Mas Mansyur. Di dalam kampung tersebut banyak bangunan – bangunan lama yang ditempat tinggali oleh berbagai etnis, seperti China dan Arab.

Adapun jenis jenis kegiatan dalam Revitalisasi Koridor Kalimas Timur sebagai Objek Wisata, yaitu :

1. Menikmati suasana Surabaya lama dengan Jalan kaki / sepeda onthel / becak. 2. Perdagangan

3. Menyuguhkan kuliner khas Surabaya. 4. Pertunjukkan seni

5. Pameran (Main Character : History of Surabaya) 6. Wisata Air

(15)

Page | 15 Dari kegiatan diatas, fasilitas yang dibutuhkan adalah :

1. Foodcourt / Resto & Café 2. Street Café

3. Market

4. Pusat Oleh – oleh 5. Ampitheater 6. Gallery

7. Tourist Information 8. Promenade

9. Lahan Parkir

Sasaran dalam Kampung Wisata ini adalah : Masyarakat Indonesia pada Khususnya, dan Masyarakat Asing pada umumnya.

FASILITAS KOMERSIAL FASILITAS EDUKASI FASILITAS PENUNJANG FASILITAS REKREASI FASILITAS PENUNJANG FASILITAS REKREASI

(16)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 16

BAB III

KAJIAN TEORI DAN STUDI KASUS OBJEK RANCANGAN

3.1 TEORI YANG DIPAKAI DALAM KAJIAN STUDI KASUS

3.1.1 Penerapan Penyataan – pernyataan dalam pariwisata

Aryani mengatakan bahwa suatu kawasan dapat dikatakan sebagai tempat wisata jika memenuhi aspek – aspek berikut :

1. Something to see ; artinya ditempat tersebut harus ada objek wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan daerah itu harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan.

2. Something to do ; artinya ditempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan

disaksikan, harus pula disediakan berbagaia fasilitas yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama ditempat itu.

3. Something to buy ; artinya ditempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk

berbelanja (shopping) terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal.

4. How to arrive ; termasuk didalamnya aksesibilitas, yaitu bagaimana wisatawan

mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ditempat wisata itu.

5. How to stay ; artinya bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara waktu

selama ia berlibur di objek wisata itu. Untuk itu diperlukan adanya penginapan – penginapan baik hotel, losmen dan sebagainya.

Dan direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, menyebutkan berkembangnya pariwisata sangat tergantung pada empat factor yaitu :

1. Atraction (daya tarik) dapat dibedakan menjadi :

c. Site attraction (tempat, misalnya tempat dengan iklim yang baik, pemandangan indah ataupun tempat – tempat bersejarah).

d. Event attractions (kejadian/peristiwa, misalnya konggres, pameran atapun peristiwa – peristiwa olahraga, festival).

2. Amenities (fasilitas) yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat

tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi local yang memungkinkan wisatawan bepergian di tempat pariwisata tersebut serta alat – alat lain untuk komunikasi.

(17)

Page | 17 3. Accessibility (kemudahan dalam mencapai) yang dimaksud adalah tempatnya

tidak terlalu jauh, tersedianya transport ke lokasi tersebut secara terarut, sering, murah, nyaman dan aman.

4. Tourist organization, untuk menyusun suatu kerangka pengembangan

pariswisata, mengatur industry pariwisata serta mempromosikan daerah itu sehingga di kenal orang.

3.2 STUDI KASUS : KAMPUNG SENI NITIPRAYAN

3.2.1 Pembahasan Umum dan Fakta – Fakta Objek Studi Kasus

Nama Objek : Kampung Seni Nitiprayan Lokasi : Bantul, D.I.Yogyakarta Gambaran Umum

Kondisi Geografis

Kampung Seni Nitiprayan memiliki kondisi geografis yang tidak terlalu berbeda pada dusun lainnya. Terdapat sungai kecil yang membelah menjadi batas antara Kampung Seni Nitiprayan dengan Kampung Jomegatan. Dua kampung ini, terutama Nitiprayan, juga memiliki berpetak-petak sawah menghampar yang masih produktif. Dari luas dua kampung yang secara keseluruhan sekitar 64,5 hektar, sepertiga di antaranya – sekitar 20-21 hektar – terdiri dari lahan persawahan. Namun dalam beberapa tahun terakhir arealnya terus terkurangi oleh kehadiran rumah juga perumahan yang dibangun oleh perorangan atau developer.

History

Menurut seorang pengamat budaya Jawa, Radeng Pangeran Adipati (RPA) Suryanto Sastroatmojo, asal – usul kampung Nitiprayan diduga berasal dari nama Ngabehi Nitipraya, seorang abdi dalem kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan sekaligus pimpinan sebuah pasukan kecil yang kemudian dipercaya sebagai “lurah” di daerah yang kini dikenal dengan nama NItiprayan. Jabatan ini disandang oleh Ngabehi Nitipraya pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang memerintah pada tahun 1877 – 1921.

Pada awalnya, Kampung Nitiprayan tak ubahnya seperti kampung – kampung di wiliayah Bantul, Yogyakarta. Hanya satu pembeda yang dimiliki oleh kampung Nitiprayan, yaitu banyaknya seniman yang tinggal di kampung ini. Perubahan itu terjadi ketika seorang perupa bernama Ong Hari Wahyu, yang telah tinggal di kampung NItiprayan sejak tahun 1979, mempunyai gagasan untuk membuat kampung NItiprayan sebagai “panggung seni.” Pria lulusan Institusi Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang akrab disapa Ong ini, mencoba membuat sebuah terobosan baru dengan mempolarisasikan sebuah kampung yang sarat nuansa seni, mulai dari penduduk, lingkungan sekitar, sampai kegiatan sehari – hari.

(18)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 18 Dalam perjalanannya Ong dan masyarakat Kamppung Nitiprayan berhasil membuat

kampungnya menjadi kampung Seni. Dengan menjadikan Nitiprayan sebuah “panggung, galeri sekaligus laboratorium kreatif”.

Dalam pernyataan Aryani 1997 : 11

Something to see :

Kampung Seni Nitiprayan memiliki 2 event kesenian. Formal dan Informal. Event formal yang dijadwalkan secara rutin seperti kenduri seni yang diselenggarakan setahun sekali, pada bulan September ataupun Oktober. Selain itu, seniman dari mana saja bisa menggelar pertunjukkan ataupun pameran. Waktunya tidak tentu, dan lokasinya juga tidak tentu. Bisa di tengah sawah, di balai kelurahan, atau di jalan – jalan.

Kenduri Seni yang diadakan setiap bulan September ataupun Oktober. Doc.

http://melayuonline.com & http://www.jogjatrip.com

(19)

Page | 19

Something to do :

Wisatawan Kampung Seni Nitiprayan bermacam – macam, ada yang mancanegara, local, seniman maupun tidak. Bagi pengunjung seniman, Kampung Seni Nitiprayan adalah surganya. Karena mereka dapat melakukan kegiatan seni dengan bebas, dan bisa langsung melakukan pameran disana.

Something to buy : Kuliner :

 Makanan Berat

 Tempat Nongkrong / ngopi

Soto daging dan oseng oseng mercon yang bisa menjadi alternative wisata kuliner. *Sumber : Internet

<<< Hajatan seni seperti yang diselenggarakan di Nitiprayan tampaknya memang diminati oleh pemerhati budaya dari negera-negara maju. Partisipasi orang-orang asing dalam workshop kesenian menjadi sarana komunikasi efektif kepada publik. *Sumber :

http://www.bajigur.org/interview/etos-kreatif-membumi-ong

Tempat ngopi yang terletak di Jl.Nitiprayan no.50A. dekat dengan kampong seni nitiprayan. Meski tidak berada dalam satu kampong namun masih dalam satu kawasan. Masih dapat menunjang satu sama lain.*Sumber : Internet

<<< beberapa tempat untuk masyarakt menyalurkan bakat seninya. Disini tidak hanya masyrakat setempat yang dapat menggunakan fasilitas tersebut, namun masyarakat luar juga dapat menggunakannya .*Sumber:

http://www.bajigur.org/interview/etos-kreatif-membumi-ong

(20)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 20 Oleh – Oleh :

 Lukisan

Namun di Kampung Seni Nitiprayan Tidak terdapat tempat khusus untuk penjualan cinderamata berupa pernak – pernik kerajinan tangan.

How to arrive :

Kampung Seni Nitiprayan Terletak 3km sebelah barat daya dari Kesultanan Yogyakarta. Selain itu daerah tersebut berada diantara ring road selatan dan riong road barat Yogyakarta. Infrastruktur yang ada pun sudah layak. Jadi kampong Seni Nitiprayan mudah untuk dijangkau. Untuk dapat sampai ke daerah tersebut dapat mengakses dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun dua. Jika menggunakan sarana bias kota, Kampung Seni” Nitiprayan bisa diakses dengan naik bus kota jalur 9 atau 11 dari terminal bus Giwangan Yogyakarta, dengan tujuan Jalan Bugisan, kemudian turun di SMKI Yogyakarta. “Kampung Seni” Nitiprayan terletak di sebelah barat SMKI Yogyakarta.

Biasanya oleh – oleh yang didapat oleh wisatawan adalah lukisan. Karena lukisan adalah ‘komoditi’ utama daerah tersebut. Sering diadakan pameran lukisan. Bisa terletak di Sangkring Art Space, atau rumah – rumah warga. *Sumber : Internet

Posisi fasilitas dan public space yang dekat dengan kampung seni nitiprayan

Jl. Nitiprayan yang termasuk dalam kawasan Kampung Seni Nitiprayan Kampung Seni Nitiprayan

Sangkring Art Space Hotel Bugisan

Hotel Taman Sari Mantrijeron Kawasan Keraton Ngayogyakarta Losmen Nuri Indah

(21)

Page | 21

How to stay :

Kampung Seni Nitiprayan menyediakan tempat untuk home stay. Tinggal dengan masyarakat setempat. Dengan begitu wisatawan mendapatkan pengalaman wisata yang berbeda. Selain itu daerah kampung seni nitiprayan dekat dengan tempat penginapan. Secara menyebar dapat ditemukan. Walau letaknya tidak dalam satu kawasan kampung nitiprayan, tapi masih bisa dijangkau dengan mudah (gambar atas foto google earth).

Dalam pernyataan direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia :

Attraction (daya tarik)

Site attraction

Karena terletak di bagian D.I Yogyakarta, Kawasan Kampung Seni Nitiprayan memiliki keindahan alam yang dicari oleh banyak wisatawan. Kota yang masih asri dan masih berdampingan secara seimbang dengan hal yang berbau modern.

Event attractions

Kampung seni Nitiprayan adalah kampong yang mayoritas warganya seniman. Kegiatan yang banyak terjadi didalamnya tidak jauh jauh dari kegiatan seni. Diantaranya seni lukis, menari, music. Kebanyakan seniman yang dari luar maupun dari dalam melakukan pameran setelah selesai melukis. Bias dadakan maupun direncanakan. Selain itu, tidak jarang kampong seni

^^ site attraction yang berupa pemandangan daerah Nitiprayan. Yang masih asri nan sejuk. Balutan sawah hijau yang meghampar cantik. *Sumber : Internet

^ Salah satu homestay yang ada di kawasan kampung seni nitiprayan.

^^Salah satu homestay yang berada di luar kampung seni nitiprayan, tapi masih dapat dijangkau dengan mudah.

(22)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 22 nitiprayan membuka tempat untuk pameran. Biasanya dilakukan di Art Space Sangkringan

maupun di outdoor. Event lain yang terjadi berupa gelar seni tari dan seni tradisi.

Beberapa event yang ada di Nitiprayan :  Kenduri

 Slametan menyambut Tahun baru

 Pameran Lukisan, fotografi maupun Theater  Kegiatan seni lainnya

 dll

Amenities (fasilitas)

Tempat penginapan tersebar dari dalam hingga keluar. Di Nitiprayan sendiri ada beberapa tempat yang bias ditinggali / homestay. Dan di dalam Kampung Seni Nitiprayan menyediakan tempat tinggal untuk para wisatawan. Yang menarik disini, wisatawan tinggal bersama pemilik rumah. Sehingga bias mengetahui dan ikut membaur aktivitas dengan pemilik rumah.

Accessibility

Kampung Seni Nitiprayan Terletak 3km sebelah barat daya dari Kesultanan Yogyakarta. dapat mengakses dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun dua. Jika

menggunakan sarana bias kota,

Kampung Seni” Nitiprayan bisa diakses dengan naik bus kota jalur 9 atau 11 dari terminal bus Giwangan Yogyakarta, dengan tujuan Jalan Bugisan, kemudian turun di SMKI Yogyakarta. “Kampung Seni” Nitiprayan terletak di sebelah barat SMKI Yogyakarta.

Tourist organization

Yang menjadi Organisasi Kepariwisataan atau yang mengurus kegiatan pariwisata di Kampung Seni Nitiprayan adalah orang yang dianggap sesepuh, atau orang yang dihormati. Dalam hal ini adalah Ong, seniman yang memberikan kampong tersebut nama dengan Kampung Seni Nitiprayan. Selain itu Ong bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengolah Kampungnya menjadi tempat yang layak untuk kegiatan seni. Dari mengolah kampong tersebut sebagai tempat kegiatan seni, maka jadilah twmpat wisata. Pemerintah

^^ pameran yang ada di Art Space Sangkring. Nitiprayan sudah menjadi langganan untuk sebagai tempat mengadakan pameran para seniman maupun umum. *Sumber : Internet

(23)

Page | 23 setempat tidak ikut mengatur acara wisata di dalamnya. Hanya membantu dalam hal

publikasi lewat media internet.

Selain itu dari pihak swasta (non pemerintah) ada beberapa yang menjadi organisasi kepariwisataan derah tersebut. Salah satunya adalah JogjaTrip. Dalam websitenya www.jogjatrip.com menuliskan bahwa Jogjatrip adalah sebuah media yang menyajikan informasi seputar wisata yang berada di D.I.Yogyakarta. Wisata budaya maupun wisata Alam. Dari media tersebut wisatawan mendapatkan informasi tentang daerah yang akan dikunjungi. Bisa juga wisatawan mengubungi langsung Cp yang ada dimedia tersebut untuk mempermudah perjalanan.

3.2.2 Kesimpulan Studi Kasus I

Yang dapat diambil dari studi kasus diatas adalah sebagai berikut :

1. Suatu tempat wisata tidak dapat berdiri tunggal tanpa kawasan yang mengelilinginya. Dengan adanya tempat wisata tersebut, dapat menjadi suatu titik awal pengembangan sebuah kawasan. Kampung Seni Nitiprayan adalah sebuah kampong yang berada di Jl.Nitiprayan, Desa Ngestiharjo, Bantul. Yang mana Kampung Seni Nitiprayan membawa efek positif terhadap kawasan tersebut. Perekonomian disekitar kampong mengalami peningkatan, masyarakat membuka tempat yang dapat dijadikan jujugan para wisatawan. Misalnya warung makan atau tempat ngopi. Meski letaknya yang berada diluar Kampong Seni Nitiprayan, masih dapat mendukung kewisataan kampong tersebut. Karena masih dalam satu kawasan Desa Ngestiharjo.

2. Aspek – aspek parwisata harus dipenuhi untuk dapat membuat kawasan atau sebuah daerah dikatakan sebagai tempat wisata. Dalam kasusnya Kampung Seni Nitiprayan, semua aspek terpenuhi. Dari Aspek apa yang dapat dilihat hingga aspek transportasi(akses). Karena daerah tersebut juga terletak dekat dengan Keraton Yogyakarta. Membuat Kampung Seni Nitiprayan memiliki nilai plus, dan menjadi jujugan para wisatawan (bisa menjadi satu paket wisata dengan keraton).

3. Tempat oleh – oleh sayangnya tidak ditemukan dalam studi kasus I. padahal tempat oleh – oleh fungsinya sangat penting. Karena wisatawan biasanya suka belanja pernak pernik khas daerah setempat.

(24)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 24

3.3 STUDI KASUS : THE OLD TOWN JAKARTA

3.3.1 Pembahasan Umum dan Fakta – Fakta Objek Studi Kasus Nama Objek : Kota Tua Jakarta

Lokasi : Jakarta Kota Gambaran Umum

Kondisi Geografis

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).

History

Pada masa lalu, Jakarta Kota (Oud Batavia) adalah ibukota Batavia dan merupakan pusat penting kegiatan ekonomi dan politik Pemerintah Hindia Belanda. Berdasarkan buku harian seorang prajurit tua Gedenkschrijften van een oud koloniaal, Clockener Brousson mengungkapkan bahwa Kota Tua Jakarta pernah mengalami masa kejayaan pada pertengahan abad ke-17, sehingga sempat mendapat julukan sebagai Queen of the East (Sejarah Kota Tua, Dinas Kebudayaan & Permuseuman Provinsi DKI Jakarta, 2007).

Menurut Aryani (1997 : 11) Something to see :

(25)

Page | 25 Jakarta Kota menyajikan keindahan

bangunan tua yang masih terawat. Selain itu panorama pada malam di kali besar berbeda dengan siang hari. Begitu cantik dengan lampu lampu yang menghiasinya. Dan tidak jarang di plaza fatahillah terdapat event event. Masyarakat yang bersepeda menjadi pemandangan yang klasik. Beberapa kali daerah tersebut dibuat untuk pengambilan film. Beberapa tempat dan bangunan yang dapat dinikmati di kawasan Jakarta Kota Tua :

 Sunda Kelapa

 Kampung Luar Batang

Di belakang Gedung Museum Bahari, jalan pasar ikan sebuah kawasan kota tua di kota jakarta utara, terletak kampung luar batang. Kampung yang terletak di kelurahan penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di jakarta. Diperkirakan, pemukiman ini mulai dibangun pada tahun 1630-an. *Sumber : Internet

Di kampung ini terdapat satu mesjid tua, yang banyak didatangi pengunjung yang bukan hanya dari Jakarta, tapi juga berbagai daerah di Indonesia. Dalam masjid luar batang terdapat makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Ia dimakamkan di masjid ini pada hari kamis 27 Ramadhan1169 Hijriah atau 24 Juni 1756.

 Museum Maritim Pasar Ikan (Museum Bahari)

^^ Museum Bahari/museum Maritim yang terletak di Jl. Pasar Ikan (karena memang letaknya berdekatan dengan pasar ikan). *Sumber : Internet

(26)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 26  Galangan Benteng

 Kampung Bandan

Kampung ini merupakan penampungan budak dari Pulau Banda, Maluku, ketika JP Coen menaklukkan pulau itu pada 1621. Pembantaian besar-besaran dilakukan Coen, mereka yang selamat diboyong ke Batavia.

Di daerah tersebut terdapat Masjid Al Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Keramat Kampung Bandan di Jl Lodan Raya 99, Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Dalam bahasa Arab, nama masjid ini memiliki arti mulia atau yang dimuliakan. Masjid ini sendiri didirikan oleh Habib Abdurrahman bin Alwi Asy-Syahtiri pada

tahun 1879. Masjid ini, kini telah berusia 132 tahun. *Sumber : Internet  Kali Besar

 Roa Malaka

View ke Kali besar dari Jembatan Intan dan Jembatan Intannya sendiri. Dulu di jembatan ini terjadi pembantaian besar besaran masyarakat beretnis tionghoa oleh belanda yang disebut

Chineezenmoord.

View kali besar yang membelah 2 koridor di saat malam hari. *Sumber:

http://www.ceritamu.com/forum/Kota -Tua-Jakarta-m4974.aspx

Sumber : Foto: http://img.photobucket.com/albums/v455/maxie12/nov-des%202010/jembktintan.jpg , Informasi :

http://jakarta.blog.com/2005/08/01/wiken-di-kota-tua-jakarta/ < Kampung Bandan tahun 1955 (KITLV)

^ beberapa gedung yg berada di area Roa Malaka *Sumber: Internet

<< Toko Merah terletak di Jl. Kali Besar No. 11, Jakarta Barat. Secara administratif berada di Kelurahan Roa Malaka, Kec. Tambora, Wilayah Kota Jakarta Barat. Dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff. *Sumber : Internet

(27)

Page | 27  Taman Fatahilah

 Stasiun Kota

Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.Sumber : Internet

 Pintu Kecil

Satu daerah tua di kawasan Jakarta Pusat, pada masa VOC merupakan daerah di luar Kota yang dikelilingi tembok, sejak abad ke18 dihuni oleh kaum pedagang Tionghoa. Pintu Kecil, yang pemah pula dikenal dengan sebutan 'Pintu Amsterdam', terletak sedikit berada di luar 'kota berbenteng' di sekitar Pasar Ikan dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sesuai namanya dulu terdapat sebuah pintu kecil untuk masuk ke dalam benteng kota Batavia. Pada awalnya orang Tionghoa banyak yang bertempat tinggal di dalam tembok Kota, namun sesudah terjadi Pemberontakan Cina 1740, terdapat satu peraturan yang melarang orang Tionghoa tinggal di dalam Kota. Mereka kemudian berkelompok dan membentuk satu daerah tersendiri yang kemudian disebut Pintu Kecil. * Sumber : Internet

^ Gambar sebelah kiri adalah Museum Fatahilah dan gambar sebelah kanan adalah plaza fatahilah. *Sumber : Internet

<< St. Jakarta Kota masa kini dan masa lalu (1929). Sumber : Wikipedi & Tropen Museum

(28)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 28  Pasar Pagi Perniagaan

 Glodok Pinangsia

Something to do : Wisatawan dapat bersafari di daerah tersebut, dan menikmati kali besar pada malam hari adalah pilihan yang tepat. Karena banyak street café yang ada dan bisa cangkruk disana.

Adapun beberapa kegiatan yang dapat ditemui di daerah tersebut :  Berkeliling sambil bersepeda

 Fotografi

 Mengunjungi museum

 Jika ada event – event tertentu dapat ikut menikmati, diantaranya :  Batavia Arts Festival

 Gebyar Fatahillah

 Passer Ikan Fair

 Wisata kuliner

 Wisata religi di kampong luar batang dan kampong bandan Something to buy :

Kuliner :

Keterngan Gambar :

1. lapak pedagang kaki lima di sekitar halaman Museum Fatahilah 2. kerak telor, kuliner khas D.K.I Jakarta

3. gorengan, di kawasan kota tua.

4. Es potong yang hanya ditemukan di kawasn kota tua, Jakarta. Oleh – oleh :

Cinderamata dapat dibeli di museum – museum yang ada dikawasan kota tua Jakarta. Misalnya di Museum Wayang ataupun Museum Fatahilah. Setiap museum memiliki cinderamata khas masing – masing. Sesuai dengan cerita museum di dalamnya. Selain di museumnya, wisatawan juga bisa membeli pernak pernik di plaza fathilah pada malam hari. Sembari wisata kuliner, melihat – lihat cinderamata.

(29)

Page | 29 "Saya ngeliatnya kok makin ancur. Saya dulu sering kesini, era

2000-an masih lumay2000-an bagus lah. Y2000-ang dag2000-ang juga nggak berjubel begini. Ini kita lihat sendiri sampai nggak bisa gerak. Sepedaan saja nggak bisa. Lihat juga itu banyak yang gedungnya sudah hancur, dicoret-coret pakai spidol, ditulis-tulis nggak karuan," tutur Murdani

wisatawan setempat saat ditemui akhir pekan lalu di Kota Tua, Jakarta. *Sumber : Internet

How to arrive :

Jakarta kota dekat dengan Staisun Jakarta kota yang masuk ke dalam kawasan tersbut. Jadi wisatawan dapat langsung menjejakkan kakinya untuk berpetualang. Selain itu moda transportasi juga melewati kawasan Jakarta kota. Diantaranya Bajaj, Angkutan Umum (bemo), Bus kopaja, dan Busway.

How to stay :

Di kawasan Jakarta Kota banyak ditemukan tempat untuk menginap. Banyak hotel dengan menggunakan gedung tua yang bisa di jadikan tempat istirahat. Sembari istirahat dapat menikmati keindahn gedung tersebut.

Dalam pernyataan direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia :

Attraction (daya tarik)

Site attraction

Kota Tua Jakarta Juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di

Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka). Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.

(30)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 30 Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota

Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.

Event attractions

Event yang ada di kawasan ini tidak hanya dari pemerintah, namun dari masyarakat Jakarta maupun luar Jakarta yang menggunakan Kawasan Kota Tua sebagai tempat terselenggaranya acara.

Beberapa contoh event yang dapat dinikmati di kawasan kota tua Jakarta, diantaranya :  Batavia Arts Festival 2011

 Gebyar Fatahillah 2011

 Passer Ikan Fair 2011 - 12 Desember 2011

Amenities (fasilitas)

Fasilitas makan seperti resto dan café. Dapat ditemui dengan mudah dikawasan Jakarta Kota tua. Dari warung makan hingga yang harganya juga tidak main main. Contohnya Café Batavia. Dengan interior yang cantik, pengunjung tidak hanya disuguhi makanan yang berkelas, namun interior yang cantik nan anggun.

^ beberapa gambaran acara yang ada di Kawasan kota Tua. *Sumber : Internet

^ Gambar sebelah kiri adalah interior Café Batavia sedangkan yang sebelah kanan adalah ekterior café Batavia. *Sumber : Internet

(31)

Page | 31

Accessibility

Menggunakan Bus Trans Jakarta

 Jika naik dari shelter Taman Mini Garuda, transit pertama di shelter Semanggi lalu berjalan kaki melalui tangga penyebrangan ke Halte Bendungan Hilir. Lalu naik bus jurusan Blok M-Kota yang menuju ke arah Kota.

 Dari Halte CIlilitan (PGC luar), naik bus jurusan PGC-Harmoni. Kemudian transit di Halte Harmoni dan naik bus jurusan Blok M-Kota menuju arah Kota. Menggunakan Kereta

Ada tiga jenis KRL menuju stasiun Jakarta Kota; Ekonomi, Ekonomi AC dan Express. Bila menggunakan KRL Ekonomi dan Ekonomi AC dapat naik dari stasiun manapun. KRL Express hanya berhenti di beberapa stasiun saja.

 Jika naik dari arah Bogor, dapat menggunakan KRL dari stasiun manapun sampai Stasiun Jakarta Kota.

 Jika naik dari Tebet, dapat menggunakan KRL dari Stasiun Tebet sampai Stasiun Jakarta Kota.

 Jika naik dari Bekasi, dapat menggunakan KRL Bekasi-Jakartak Kota.  Menggunakan Angkutan Kota

 Mikrolet M-15 A jurusan Kota—Tanjungpriok,

 Mikrolet M-39 jurusan Kota—Pademangan,

 Metromini 02 jurusan Muara Karang—Senen.

 Bus Mayasari Bakti P 17 A jurusan Kampung Rambutan-Kota, dari Kampung Rambutan atau Pasar Rebo

Tourist organization

Pemerintah kota Jakarta sedang getol getolnya membenahi warisan sejarah, yaitu Kawasan Jakarta Kota Tua. Data lengkap tentang kawasan tersebut dapat di akses oleh umum di http://kotatuajakarta.org. di media tersebut dijelaskan dengan lengkap tentang asal mula / sejarah tentang Kawasan Kota lama hingga perkembangannya saat ini. Serta detail tentang objek wisata yang ada apa saja, dan bagaimana pencapaiannya kesana.

(32)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 32

3.3.2 Kesimpulan Studi Kasus II

Yang dapat diambil dari studi kasus diatas adalah sebagai berikut :

1. Penataan kawasan wisata melibatkan banyak aspek. Salah satunya PKL. Disini posisi PKL dapat menguntungkan, menjadikan tempat tersebut lebih ramai namun juga bisa menenggelamkan kawasan tersebut. Karena adanya PKL, kawasan wisata dapat menjadi lebih kumuh dan tidak sedap dipandang. Maka, penataan PKL di dalam kawasan wisata sangatlah perlu. Tidak semerta ditertibkan dengan digusur. Namun memberikan zona untuk PKL.

2. Untuk menghidupkan sebuah kawasan perlu di beri kegiatan yang mendukung kawasan tersebut. Seperti hal yang dilakukan oleh Museum Fatahilah. Mengadakan festival yang jangka waktunya setahun sekali. Selain mengadakan kegiatan besar selama satu tahun sekali, memberikan event event kecil juga lah sangat perlu. Agar wisatawan yang dating tidak hanya menikmati bangunan yang fisik saja.

3. Memberikan daerah ‘selamat datang’. Meski ‘pintu masuk’ kawasan tersebut bisa dari mana saja. Namun dengan pemberian daerah ‘selamat datang’ mempermudah wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata. Di daerah ‘selamat datang’ wisatawan diberi gambaran umum tentang objek apa saja yang ada dikawasan tersebut dan di beri peta pariwisata. Sedangkan di kawasan Jakarta kota, hal itu belum ada. Jadi wisatawan harus Tanya – Tanya terlebih dahulu dengan orang sekitar. Meski hal tersebut ada bagusnya karena berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat. Daerah ‘selamat datang’ tersebut dalam bentuk Tourist Information.

(33)

Page | 33

BAB IV

TEMA RANCANG

4.1 DEFINISI TEMA

4.1.1 Pengertian secara terminology bahasa

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, tema adalah pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya).

b. Menurut Oxford Advance Learner’s Pocket Dictionary (2004)  Subject of a talk, book, etc.

 Repeated tune in music.

c. Menurut Webster Ninth New Collegiate Dictionary, Merriam-Webster INC, Publishers Springfield, Massacuset, USA :

 A subject or topic of discourse or of artistic representation (guilt and punishment is the theme of the story) Diartikan sebagai sebuah topik dari percakapan atau ceramah atau pidato atau topik dari sebuah karya seni.

 A specific and distinctive quality, characteristic, or concern. Diartikan sebagai suatu kualitas yang spesifik, karakteristik, atau perhatian Kesimpulan dari berbagai pengertian diatas, tema adalah pokok pikiran atau topik atau karakteristik yang mendasari dari subjek tertentu (buku, musik, percakapan, seni dan lain-lain).

4.1.2 Pengertian Tema Secara Arsitektural

Merancang dengan tema berarti mengusulkan salah satu kemungkinan perwujudan dari gagasan (Ir. Josef Prijotomo, M. Arch, dosen Arsitektur ITS).

Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema dalam arti purbanya lebih merupakan pijakan bagi sebuah tajuk. Dari situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk melakukan bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Dengan demikian, tema melandaskan seluruh olahan berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dari contoh yang sama, dalam bidang arsitektur, tema dapat melandasi tindakan berarsitektur.” ( Kilas Jurnal FTUI, Januari 2000, volume 2 nomor 1, halaman 79)

Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema itulah kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia yang di dalamnya terdapat semangat untuk teru mencari sesuatu yang baru dan semangat untuk mencari jawaban.”

(34)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 34 Jadi, tema merupakan dasar atau langkah awal dalam menentukan landasan desain

suatu obyek rancangan yang mampu memberikan batasan dalam mengeksplorasi konsep perancangan, sehingga konsep rancangan yang dibuat tidak keluar jalur dari konteks tema yang ingin dimunculkan.

4.2 DEFINISI SPIRIT of THE TIME 4.2.1 Definisi SPIRIT

Menurut www.thefreedictionary.com

The soul, considered as departing from the body of a person at death. ( Jiwa,

yang pergi meninggalkan jasad manusia ketika dia meninggal).

The part of a human associated with the mind, will, and feelings. ( Bagian

dari manusia yang berhubungan dengan pikiran, kehendak, dan perasaan).

The essential nature of a person or group. ( Karater atau sifat penting dari

seseorang atau kelompok).

Spirits A mood or an emotional state. ( Spirits sebuah suasana hati atau

keadaan emosi).

The predominant mood of an occasion or a period: "The spirit of 1776 is not dead" (Thomas Jefferson). (Suasana hati dominan dari suatu kesempatan atau

periode ; “ Semangat 1176 tidak mati” kata Thomas Jefferson). Menurut www.wikipedia.org

Kata Sprit berasal dari bahasa Latin Spritus, yang berarti nafas. Namun dapat diartikan juga sebagai roh, jiwa, keberanian, semangat/kekuatan/tenaga.

4.2.2 Definisi TIME

Menurut www.wikipedia.org

“Time is a dimension in which events can be ordered from the past through the present into the future, and also the measure of durations of events and the intervals between them. Time has long been a major subject of study in religion, philosophy, and science . . .”

Waktu adalah dimensi di mana peristiwa dapat dipesan dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval mereka. Waktu telah lama menjadi subjek utama penelitian dalam agama, filosif, dan ilmu pengetahuan..

(35)

Page | 35 Time is always changing. Time never stands still. Time is continuous, and not

stationary. Time changes our perceptions, and our perceptions of time change continuously. Time is infinite; change is essential to time.

Waktu selalu berubah, waktu tidak pernah diam. Waktu adalah terus menerus dan tidak stasioner. Waktu mengubah persepsi kita, dan persepsi kita tentang waktu berubah terus menerus. Waktu adalah terbatas, perubahan adalah penting ke waktu.

Menurut http://searchcio-midmarket.techtarget.com/definition/time

Time is an observed phenomenon, by means of which human beings sense and record changes in the environment and in the universe. A literal definition is elusive. Time has been called an illusion, a dimension, a smooth-flowing continuum, and an expression of separation among events that occur in the same physical location.

Waktu adalah sebuah fenomena yang diamati manusia dengan cara yang masuk akal dgn merekam perubahan lingkungan dan alam semesta. Definisi secara literature sulit untuk dipahami. waktu disebut ilusi, dimensi sebuah kontinuitas, dan ekspresi pemisahan peristiwa yang terjadi di lokasi fisik yang sama.

4.3 SEJARAH SPIRIT OF THE TIME

Zeitgeist muncul sebagai prinsip filosofis yang mirip dengan Volkgeist. Sedangkan Volkgeist mengacu pada kepribadian kolektif dari suatu etnis atau kebangsaan selama beberapa generasi, Zeitgesist menunjukkan karakter sejarah pada tiap periode yang berbeda. Zeitgeist mengacu pada tren politik, artistic dan social yang dominan dari era tertentu.

Spirit of the time berasal dari kata zeitgeist dalam bahasa Jerman. Dipopulerkan oleh George Hegel. Zeitgeist (spirit of the age or spirit of the time) berasal dari kata zeit dan

geist yang berarti ‘spirit’ dan ‘time’ adalah mode intelektual atau mazhab yang dominan

yang menggambarkan dan mempengaruhi budaya pada periode - periode. Sebagai contoh, arsitektur dan seni lainnya dari abad ke – 20 banyak dipengaruhi oleh gagasan modernism. 4.4 KESIMPULAN TEMA SPIRIT OF THE TIME

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SPIRIT OF THE TIME adalah kekuatan sebuah masa atau waktu yang menyimpan cerita dalam setiap kejadian / peristiwa. Yang mana kekuatan tersebut dapat memberikan sebuah ‘roh’ pada sebuah kawasan dan bangunan lama. Jika kekuatan tersebut terus diiaga, dipoles, dan dirawat dengan mempertimbangkan keadaan masa kini.

Sebuah kawasan kota lama yang memiliki ‘roh’ dan dapat ‘hidup’ jika mendapat perhatian dari masyarakat setempat (termasuk kepemerintahan). Apabila masyarakat setempat sudah menghargai, merawat dan mencari tau, otomatis kawasan kota lama tidak akan mati. Seperti yang telah banyak terjadi pada kota Surabaya.

(36)

Puteri Wara Sabrina 3206 100 064

Page | 36 Untuk memunculkan sebuah ‘roh’ pada kawasan lama dengan cara:

1. Memperbaiki fisik bangunan yang telah rusak. Seperti pada fasad, material dan detail pada bangunan.

2. Menghadirkan suasana masa lalu dapat melalui interior ataupun eksterior serta landscaping yang mendukung.

3. Memberikan fungsi baru yang dapat mendukung dan menghidupkan aktivitas kawasan.

4. Menyandingkan suasana masa kini melalui interior maupun eksteriornya secara berdampingan. Agar masyarakat yang muda tertarik untuk mengunjungi kawasan tersebut.

4.5 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA

Berkembangnya kota tidak lepas dari campur tangan manusia dalam hal pengembangan dan pelestarian. Kota yang indah adalah kota yang berkembangnya tidak melupakan sejarahnya, tidak melupakan bagaimana ia berdiri sampai pada keadaan saat ini.

Kenyataan yang terjadi pada kebanyakan kota, khususnya Surabaya. Adalah ketimpangan pengembangan kawasan. Yang menjadi perhatian utama pemerintah adalah kawasan yang dapat menghasilkan keuntungan lebih dengan cepat. Sehingga kawasan – kawasan lama di Surabaya banyak yang terlupakan, padahal sesungguhnya jika dirawat dan dikembangkan akan banyak mendatangkan keuntungan.

Banyak kawasan kota lama di Surabaya menjadi kawasan mati dan ditinggalkan. Memang, sebagain masih ada yang aktif, namun jam aktifnya hanya pada saat pagi hari – sore hari. Ketika sudah menjelang malam, aktivitas banyak tidak terlihat. Contohnya pada Koridor Kembang Jepun yang berada di Kawasan kota lama. Pada bulan Mei 2005, pemerintah kota Surabaya membangun kawasan wisata Kya-kya, namun saat ini kawasan tersebut tidak lagi seaktif ketika pertama kali di buka. Sebenarnya keberadaan bangunan - bangunan lama (kawasan kota lama) dapat bersanding gagah dengan bangunan masa kini.

Tidak hidupnya sebuah kawasan dikarenakan tidak adanya aktivitas yang dapat menarik masyarakat untuk datang, bangunan sekitar yang berada di kawasan tersebut tidak menarik dan tidak terawat, tidak adanya public space yang dapat digunakan masyarakat untuk berkumpul,dan sebagainya. Memberikan ‘roh’ ke sebuah kawasan sangatlah penting, agar kawasan tersebut tetap hidup dan ramai.

Maka dari itu penggunaan tema SPIRIT OF THE TIME diharap dapat membantu mahasiswi untuk melakukan sebuah proses merancang REVITALISASI KAWASAN KORIDOR KALIMAS TIMUR SEBAGAI OBJEK WISATA.

4.6 PENDEKATAN TEMA

Pendekatan teori yang dipakai untuk mencapai tema dalam rancangan adalah Simbiosis Past, Present, Future by Kisho Kurokawa.

(37)

Page | 37

4.6.1 Simbiosi antara masa lalu dan masa kini

Arsitektur tidak lepas dari sejarah. Arsitektur berusaha menjaga kesesuaian, keserasian antara masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Arsitektur juga mempunyai kebutuhan menjaga, mempertahankan sejarah dan kebudayaan daerah tertentu. Unsure – unsure pokok dari sejarah arsitektur itu adalah unsure fisik (ornament, symbol, dan bentuk arsitektur) dan unsur non-fisik (ide, cara berfikir, dan estetika serta car a hidup). Dalam simbiosis masa lalu dan masa kini media perantara antara kedua hal tersebut adalah proses dimana berkembangnya kebudayaan dahulu dengan produk – produknya menuju kebudayaan baru dengan produk – produk barunya pula.

Pengertian simbiosis menurut Kisho Kurokawa :

“…we need a zoning theory that will accommodate areas of mixed function. We need cities where people of all ethnic background can live together. We need architecture and cities where handicapped people can live with equal freedom. We need residential areas where old people and young people can live together comfortably. And we need architecture where inside and outside are mutually interpentetrating…”

4.6.2 Sejarah simbiosis

Arsitektur simbiosis awalnya berkembang di Jepang. Pelepornya adalah Kisho Kurokawa, meurutnya budaya Jepang merupakan ‘simbiotik’. Sejak abad ke -7, kebudayaan Jepang sudah banyak dipengaruhi oleh budaya- budaya luar, termasuk dari beberapa Negara tetangga, seperti China dan Korea, serta melalui keduanya juga masuk budaya Persia dan Eropa Barat. Semenjak itu pula, proses simbiosis budaya antara jepang dengan Negara Negara lain mulai terjadi. Bangsa Jepang secara aktif berasimilasi dengan budaya – budaya asing.

Dalam segi arsitektur, laihirnya gerakan simbiosis menurut Kisho Kurokawa dalam bukunya Art of Symbiosis, dilandasi beberapa alas an, yaitu :

1. Ajaran Budha yang mengajarkan doktrin Samsara (perpindahan jiwa), dikatakan bahwa semua yang hidup adalah bagian dari lingkungan kahir dan mati yang kesemuanya terjaring dalam jalinan kehidupan. Aspek fundamental dari filosofi ini adalah kepercayaan bahwa tidak ada yang abadi/permanen, baik itu alam, manusia itu sendiri atau arsitektur. Maka kelangsungan hidup arsitektur, seperti halnya manusia, adalah milik alam dan dalam lingkaran perpindahan. Dari prinsip inilah simbiosi menyatu dan mejadi bagian penting dalam kebudayaan Jepang. 2. Beberapa kegagalan dalam arsitektur modern.

Menurut Kisho Kurokawa, ada 4 kegagalan dari arsitektur modern yang memicu lahirnya arsitetkur simbiosis, yaitu :

Gambar

Gambar diatas merupakan simpulan perjalanan gedung Reichstag dengan hasil akhir nomor  tiga
Gambar  1.  Foto  koridor  utara  yang  diambil  pada  tahun  1959;  Kerusakan  berkelanjutan  selama  perang  tidak  mengurangi  kemegahan  arsitektur penting Wallot itu
Gambar diatas merupakan peta perkembangan kawasan kota disekitar Myeongdong.
Foto diambil pada tanggal 12 desember 2012. Keberadaan stren kali telah mengalami  pemebrsihan dari pemerintah setempat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena kedua kata kasih pada contoh tersebut termasuk ke dalam proses mental, khususnya proses mental afektif, yaitu proses mental yang berkaitan dengan

Alternatif kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk mensabilkan ketersediaan dan harga bawang putih di Provinsi Bali adalah dengan menaikkan luas tanam dari

Keunikan candi Sukuh dan Cetho adalah arca dan relief yang menggambarkan pertemuan kedua alat kelamin pria dan wanita secara realis.Sehingga tidak jarang pengunjung menjulukinya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar total flavonoid ekstrak etanol biji mahoni Swietenia mahagoni adalah 258,85 mcg/gram ekstrak.. 7

Kesimpulan ini dapat juga dinyatakan sebaliknya, apabila diamati bahwa sebuah sistem pada suatu keadaan, termasuk keadaan dasar, memiliki momen dipol permanen, maka dapat

Alih- alih, transduser ultrasonik umum yang memancarkan suara ultrasonik dengan panjang gelombang beberapa milimeter – sekitar 8mm pada frekuensi 40 kHz –

Pada tahap pengamatan lingkungan diperoleh hasil bahwa indikator kekuatan dalam manajemen strategi pengelolaan Rumah Bahasa yaitu Rumah Bahasa menjalin kerja sama dengan

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir