• Tidak ada hasil yang ditemukan

model pembelajaran kontekstual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "model pembelajaran kontekstual"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Model

Model PembelajarPembelajaran an Kontekstual Kontekstual 11

apa yang dipelajarinya, bukan

apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”nya. Pembelajaran yang berorientasi“mengetahui”nya. Pembelajaran yang berorientasi targettarget penguasaan materi terbukti ber

penguasaan materi terbukti ber hasil dalam kompetisi “mengingat”hasil dalam kompetisi “mengingat”  jangka  jangka pendek, pendek, tetapi tetapi gagalgagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas- kelas sekolah kita.

yang terjadi di kelas- kelas sekolah kita.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami.

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari baru bagi kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari ”menemukan diri” bahkan dari “apa kata guru”.

”menemukan diri” bahkan dari “apa kata guru”.

Kontekstual hanya sebagai strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran Kontekstual hanya sebagai strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.(Riyanto,2009:161-162)

(2)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(3)

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

1.

1. Apakah definisi pembelajaran kontekstual?Apakah definisi pembelajaran kontekstual? 2.

2. Apa sajakah Apa sajakah komponen-komponen yang komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran terdapat dalam pembelajaran kontekstual?kontekstual? 3.

3. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual?Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual? 4.

4. Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional?Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional? 5.

5. Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran realistik?Apakah perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran realistik?

C.

C. TujuanTujuan

1.

1. Mengetahui definisi pembelajaran kontekstual.Mengetahui definisi pembelajaran kontekstual. 2.

2. Mengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaranMengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual.

kontekstual. 3.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual.Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual. 4.

4. Mengetahui perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional.Mengetahui perbedaan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional. 5.

(4)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(5)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.

A. Definisi Pembelajaran KontekstualDefinisi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual(Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar Pembelajaran kontekstual(Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.(dalam dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.(dalam Nurhadi,2002)

Nurhadi,2002)

Elaine B.Johnson mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang Elaine B.Johnson mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok  mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok  dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk  konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk  membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.(Rusman,2011:187)

nyata.(Rusman,2011:187)

Sementara menurut Howey R, Keneth,(2001) mendefinisikan CTL sebagai berikut, CTL Sementara menurut Howey R, Keneth,(2001) mendefinisikan CTL sebagai berikut, CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulativ ataupun nyata, baik sendiri- sendiri maupun untuk memecahkan masalah yang bersifat simulativ ataupun nyata, baik sendiri- sendiri maupun bersama- sama.

bersama- sama.

Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta untuk dihafal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan fakta untuk dihafal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan- permasalahan actual belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan- permasalahan actual

(6)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(7)

dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya, yang memang baik secara langsung maupun tidak  belajar, media, dan lain sebagainya, yang memang baik secara langsung maupun tidak  diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

Ketika memberikan pengalaman belajar yang diorientasikan pada pengalaman dan Ketika memberikan pengalaman belajar yang diorientasikan pada pengalaman dan kemampuan aplikatif yang lebih bersifat praktis, tidak diartikan pemberian pengalaman teoritis kemampuan aplikatif yang lebih bersifat praktis, tidak diartikan pemberian pengalaman teoritis konseptual tidak penting. Sebab dikuasainya pengetahuan teoritis secara baik oleh para siswa konseptual tidak penting. Sebab dikuasainya pengetahuan teoritis secara baik oleh para siswa akan memfasilitasi kemampuan aplikatif lebih baik pula. Demikian juga halnya bagi guru, akan memfasilitasi kemampuan aplikatif lebih baik pula. Demikian juga halnya bagi guru, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran melalui CTL yang baik didasarkan pada kemampuan melaksanakan proses pembelajaran melalui CTL yang baik didasarkan pada penguasaan konsep apa, mengapa, dan bagaimana CTL itu. Melalui pemahaman konsep yang penguasaan konsep apa, mengapa, dan bagaimana CTL itu. Melalui pemahaman konsep yang benar

benar dan mendalam dan mendalam terhadap CTL terhadap CTL itu sendiri, akan itu sendiri, akan membekali kemampuan membekali kemampuan para gurupara guru menerapkan secara lebih luas, tegas, dan penuh keyakinan, karena memang telah didasari oleh menerapkan secara lebih luas, tegas, dan penuh keyakinan, karena memang telah didasari oleh kemampuan konsep teori yang kuat.(Rusman,2011:187-188)

kemampuan konsep teori yang kuat.(Rusman,2011:187-188)

B.

B. Komponen Pembelajaran KontekstualKomponen Pembelajaran Kontekstual

CTL sebagai model pembelajaran, tentunya mempunyai beberapa komponen yang perlu CTL sebagai model pembelajaran, tentunya mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam pendekatannya di kelas. Terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran diterapkan dalam pendekatannya di kelas. Terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual, yakni:

kontekstual, yakni:

a.

a. KontruktivismeKontruktivisme

Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk dianbil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi siap untuk dianbil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna melalui pegalaman yang nyata.(Rusman,2011:193)

makna melalui pegalaman yang nyata.(Rusman,2011:193)

Dalam komponen ini siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan suatu permasalahan, Dalam komponen ini siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan suatu permasalahan, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide- ide. Siswa harus menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide- ide. Siswa harus

(8)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(9)

sendiri. Jadi dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka sendiri. Jadi dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.(Riyanto,2009:172)

melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.(Riyanto,2009:172)

b.

b. Inquiry (Menemukan)Inquiry (Menemukan)

Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta- fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

fakta- fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

c.

c. Questioning (Bertanya)Questioning (Bertanya)

Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah kemampuan dan kebiasaan Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Penerapan unsur bertanya atau kemampuan difasilitasi oleh guru, kebiasaan untuk  Penerapan unsur bertanya atau kemampuan difasilitasi oleh guru, kebiasaan untuk  bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

d.

d. Learning Community (Masyarakat Belajar)Learning Community (Masyarakat Belajar)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman- teman belajarnya. Konsep learning dan memanfaatkan sumber belajar dari teman- teman belajarnya. Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.

lain.

e.

e. Modeling (Pemodelan)Modeling (Pemodelan)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan hidup yang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan hidup yang dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang dan beranekaragam, telah dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang dan beranekaragam, telah berdampak pada kemampuan guru yang memiliki kemampuan lengkap, dan ini sulit berdampak pada kemampuan guru yang memiliki kemampuan lengkap, dan ini sulit dipenuhi. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternative untuk  dipenuhi. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternative untuk  mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh guru.

menyeluruh, dan mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh guru.

f.

f. Reflection (Refleksi)Reflection (Refleksi)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa- apa yang sudah Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa- apa yang sudah

(10)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(11)

g.

g. Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)

Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian . penilaian Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian . penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk  sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk  mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

perkembangan belajar siswa.

 Karakteristik dalam model pembelajaran Kontekstual:Karakteristik dalam model pembelajaran Kontekstual: Kerjasama

Kerjasama

Saling menunjang Saling menunjang

Menyenangkan, dan tidak membosankan Menyenangkan, dan tidak membosankan Belajar dengan bergairah

Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif 

Siswa aktif 

Sharing dengan teman Sharing dengan teman Siswa kritis, guru kreatif  Siswa kritis, guru kreatif 

Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain

artikel, humor dan lain-lain

Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

C.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran KontekstualKelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual

Adapun beberapa keunggulan dari pembelajaran Kontekstual adalah: Adapun beberapa keunggulan dari pembelajaran Kontekstual adalah:

1.

1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapatPembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan

(12)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(13)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

2.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswaPembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. 3.

3. Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secaraKontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

penuh, baik fisik maupun mental. 4.

4. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperolehKelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan .

lapangan . 5.

5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru.Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. 6.

6. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yangPenerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.

bermakna.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut: Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut:

1.

1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung.Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung. 2.

2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yangJika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

kurang kondusif. 3.

3. Guru lebih intensif dalam Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, metode CTL, guru tidak lagiguru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang

(14)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

D.

D. Perbedaan Pembelajaran Konteskstual dengan Pembelajaran KonvensionalPerbedaan Pembelajaran Konteskstual dengan Pembelajaran Konvensional

NO

NO Perbedaan CTL dengan Pembelajaran KonvensioanalPerbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensioanal CTL

CTL Pembelajaran KonvensionalPembelajaran Konvensional 1

1 Siswa Siswa sebagai sebagai subjek subjek belajar belajar Siswa Siswa sebagai sebagai objek objek belajarbelajar

2.

2. Siswa belajar melalui kegiatanSiswa belajar melalui kegiatan kelompok 

kelompok 

Siswa lebih banyak belajar secara individu Siswa lebih banyak belajar secara individu

3.

3. Pembelajaran dikaitkan denganPembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata

kehidupan nyata

Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak  Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak 

4

4 Kemampuan didasarkan atasKemampuan didasarkan atas pengalaman

pengalaman

Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan

5

5 Tujuan akhir Tujuan akhir kepuasan kepuasan diri diri Tujuan Tujuan akhir akhir nilai nilai atau atau angkaangka

6

6 Prilaku dibangun Prilaku dibangun atas atas kesadaran kesadaran Prilaku Prilaku dibangun dibangun oleh oleh factor factor dari dari luarluar

7

7 Pengetahuan yang dimiliki individuPengetahuan yang dimiliki individu berkembang sesuai dengan pengalaman berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya

yang dialaminya

Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute dan final, tidak mungkin berkembang. dan final, tidak mungkin berkembang.

8

8 Siswa bertanggungjawab dalamSiswa bertanggungjawab dalam memonitor dan mengembangkan memonitor dan mengembangkan pembelajaran

pembelajaran

Guru penentu jalannya proses pembelajaran Guru penentu jalannya proses pembelajaran

9

9 Pembelajaran bisa Pembelajaran bisa terjadi terjadi dimana dimana saja saja Pembelajaran Pembelajaran terjadi terjadi hanya hanya di di dalam dalam kelaskelas

10

10 Keberhasilan pembelajaran dapat diukurKeberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan berbagai cara

dengan berbagai cara

Keberhasilan pembelajaran hanya bisa Keberhasilan pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes

(15)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

2.

2. Penemuan masalah didasarkan padaPenemuan masalah didasarkan pada pertanyaan yang ditujukan guru kepada pertanyaan yang ditujukan guru kepada siswa

siswa

Penemuan masalah didasarkan pada Penemuan masalah didasarkan pada penemuan siswa sendiri

penemuan siswa sendiri

4

4 Interaktif hanya dengan antar siswa, danInteraktif hanya dengan antar siswa, dan siswa dengan guru

siswa dengan guru

Interaktif antara siswa dengan siswa, siswa Interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dengan guru, siswa dengan lingkungan sekitar

sekitar

5

5 Pemahaman konsep diperoleh dariPemahaman konsep diperoleh dari penilaian akhir yang dilakukan oleh penilaian akhir yang dilakukan oleh guru

guru

Pengintegrasian

Pengintegrasian dengan dengan topik-topik laintopik-topik lain sehingga dapat memunculkan pemahaman sehingga dapat memunculkan pemahaman konsep secara serentak 

(16)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

BAB III

BAB III

PENUTUP

PENUTUP

A. A. KesimpulanKesimpulan

Model pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat membantu guru Model pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran supaya nantinya siswa mendapatkan pengalaman dan untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran supaya nantinya siswa mendapatkan pengalaman dan sesuatu yang baru dalam pembelajaran dan diharapkan bisa menjadi bekal buat jangka pendek  sesuatu yang baru dalam pembelajaran dan diharapkan bisa menjadi bekal buat jangka pendek  ataupun jangka panjang.

ataupun jangka panjang.

Dalam pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran yaitu Dalam pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen utama dalam pembelajaran yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.

sebenarnya.

Dalam pembelajaran kontekstual ada beberapa kelebihan juga kelemahan. Kelebihannya Dalam pembelajaran kontekstual ada beberapa kelebihan juga kelemahan. Kelebihannya yaitu pembelajaran lebih bermakna dan riil, lebih produktif. Siswa menemukan sendiri materi yaitu pembelajaran lebih bermakna dan riil, lebih produktif. Siswa menemukan sendiri materi bukan dari guru. Kelemahannya yaitu butuh waktu yang relatif lama dalam pelaksanaannya, jika bukan dari guru. Kelemahannya yaitu butuh waktu yang relatif lama dalam pelaksanaannya, jika guru tidak bias mengendalikan kelas maka kelas jadi kurang kondusif, guru harus bisa lebih guru tidak bias mengendalikan kelas maka kelas jadi kurang kondusif, guru harus bisa lebih intensif dalam membimbing.

intensif dalam membimbing.

Dan dalam pendekatannya terdapat banyak perbedaan antara pembelajaran kontekstual dan Dan dalam pendekatannya terdapat banyak perbedaan antara pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional, diantaranya dalam pembelajaran kontekstual siswa dituntut untuk  pembelajaran konvensional, diantaranya dalam pembelajaran kontekstual siswa dituntut untuk  aktif sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa hanya bersifat pasif, siswa hanya aktif sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa hanya bersifat pasif, siswa hanya

(17)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

B.

B. SaranSaran

1.

1. Seorang guru Seorang guru harus menguasai materi yharus menguasai materi yang akan disampaikan ang akan disampaikan kepada muridnya.kepada muridnya. 2.

2. Seorang guru harus menguasai model pembelajaran yang akan digunakan dalamSeorang guru harus menguasai model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar terjadi lebih baik.

pelaksanaan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar terjadi lebih baik. 3.

3. Guru harus Guru harus bisa menguasai kelas, bisa menguasai kelas, agar dapat agar dapat melaksanakan model pembelajaran melaksanakan model pembelajaran yangyang telah direncanakan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah kalor yang diterima benda bersuhu rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda bersuhu tinggib. Jumlah kalor yang diterima benda bersuhu rendah tidak

Berdasarkan data mengenai tindak pidana terhadap pelaku kejahatan  kemanusiaan  yang  telah  peneliti  paparkan  sebelumnya  di  bab  tiga 

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jam kerja pemboran jalur kawat, jam kerja pemboran lubang baji, jam kerja penggergajian, efisiensi perobohan, waktu edar alat,

Assam University Journal of Science & Technology: Biological and Environmental Sciences Vol.. Introduction to Food Colloids , Oxford University Press, Oxford,

OPTIMASI NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA DATA IRIS.. Husin Muhamad 1 , Cahyo Adi Prasojo 2 , Nur Afifah Sugianto 3 , Listiya Surtiningsih 4

 Diagnosis penyakit kulit berdasar pemeriksaan klinis saja, kadang2 menemui kesukaran oleh karena : pada gejala klinis yang sama dapat disebabkan oleh penyebab yang berbeda,

kejahatan yang dilakukan dengan memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan

3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu dimasukkan air panas ±60 o C. Setelah jaringan mengembang, jaringan diambil menggunakan kaca