TEATER TRADISIONAL
TEATER TRADISIONAL
TEATER TRADISIONAL
TEATER TRADISIONAL
I.
I.
Perkembangan Teater di Indonesia
Perkembangan Teater di Indonesia
Teater yang berkembang dikalangan rakyat
disebut teater tradisional, sebagai lawan dari
teater modern dan kontemporer. Teater
tradisional tanpa naskah (bersifat improvisasi).
Sifatnya
supel,
artinya
dipentaskan
disembarang tampat. Jenis ini masih hidup dan
berkembang didearah – daerah di seluruh
Indonesia . Yang disebut teater tradisional itu,
oleh Kasim Ahmad diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu sebagai berikut
1.Teater Rakyat
1.Teater Rakyat
Sifat teater rakyat seperti
Sifat teater rakyat seperti halnya teater tradisional, yaitu improvisasi halnya teater tradisional, yaitu improvisasi sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh –
sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh –
contoh teater rakyat adalah sebagai berikut.
contoh teater rakyat adalah sebagai berikut.
Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat.
Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat.
Mak Yong
Mak Yong adalah seni adalah seni teaterteater tradisional masyarakat tradisional masyarakat MelayuMelayu yang sampai yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai
sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramataridramatari
dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan
dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan
orang desa di pematang sawah selesai panen
orang desa di pematang sawah selesai panen padipadi.. Dramatari mak yong dipertunjukkan di negara bagian
Dramatari mak yong dipertunjukkan di negara bagian TerengganuTerengganu, , PattaniPattani, ,
Kelantan
Kelantan, dan , dan KedahKedah. Selain itu, mak yong juga dipentaskan di . Selain itu, mak yong juga dipentaskan di Kepulauan Riau
Kepulauan Riau Indonesia. Di kepulauan Riau, mak yong dibawakan Indonesia. Di kepulauan Riau, mak yong dibawakan penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa
penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa
topeng
topeng
Pertunjukan mak yong dibawakan kelompok penari dan pemusik
Pertunjukan mak yong dibawakan kelompok penari dan pemusik
profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan,
profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan,
sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang
sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang
sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari
sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari
wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak,
wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak,
dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat
dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat
musik seperti
Sejarah Mak Yong
Istana kerajaan menjadi pelindung seni tari mak yong sejak paruh kedua abad ke-19
sampai tahun 1930-an. Jika raja mendengar ada penari yang pandai apalagi cantik sedang bermain di kampung-kampung, raja langsung memerintahkan penari tersebut untuk menari di dalam lingkungan istana. Penari yang menari di istana akan ditanggung semua akomodasi serta kebutuhan hidup, dan bahkan menerima pinjaman tanah sawah milik raja untuk dikerjakan.
Kemunduran ekonomi kesultanan akibat kedatangan penjajah Inggris di Kelantan
menyebabkan pihak kesultanan tidak bisa lagi menjadi pelindung kelompok pertunjukan mak yong. Akibatnya di awal abad ke-20, tari mak yong mulai berkembang bebas di desa-desa. Pertunjukan Mak yong tanpa patron pihak kerajaan menyebabkan mutu
pertunjukan semakin merosot, terutama setelah terjadi bencana banjir besar di Kelantan yang terkenal sebagai Banjir Merah tahun 1926 hingga tahun 1950-an. Selain itu, nilai estetika tradisional mak yong mulai luntur akibat komersialiasi pertunjukan. Lama pertunjukan juga diperpendek dari pukul 8:30 malam hingga pukul 11:00 malam.
Selesai pertunjukan mak yong langsung diteruskan acara joget bersama. Penonton naik ke atas panggung untuk menari bersama penari mak yong. Alat musik untuk mak yong juga diganti dengan biola dan akordion untuk memainkan lagu untuk berjoget.
LENONG
LENONG
LENONG
LENONG
Lenong
Lenong
adalah
adalah
teater
teater
tradisional
tradisional
Betawi
Betawi
.
.
Kesenian tradisional
Kesenian tradisional
ini diiringi musik
ini diiringi musik
gambang kromong
gambang kromong
dengan alat-alat musik seperti
dengan alat-alat musik seperti
gambang
gambang
,
,
kromong
kromong
,
,
gong
gong
,
,
kendang
kendang
,
,
kempor
kempor
,
,
suling
suling
, dan
, dan
kecrekan
kecrekan
, serta alat musik
, serta alat musik
unsur
unsur
Tionghoa
Tionghoa
seperti
seperti
tehyan
tehyan
,
,
kongahyang
kongahyang
, dan
, dan
sukong
sukong
.
.
Lakon atau
Lakon atau
skenario
skenario
lenong umumnya mengandung pesan
lenong umumnya mengandung pesan
moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan
moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan
perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong
perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong
adalah
Sejarah Lenong
Lenong berkembang sejak akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh
masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman
Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920-an.
Lakon-lakon lenong berkembang dari lawakan-lawakan tanpa plot cerita yang dirangkai-rangkai hingga menjadi pertunjukan semalam suntuk dengan lakon panjang dan utuh.
Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan dalam acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung
Jenis Lenong
Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam lenong
denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti "dinas" atau "resmi"), aktor
dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting
kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah
tentang kehidupan sehari-hari. Selain itu, kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa
percakapan sehari-hari. Kisah yang dilakonkan dalam lenong preman misalnya adalah kisah rakyat yang ditindas oleh tuan tanah dengan pemungutan pajak dan munculnya tokoh pendekar taat beribadah yang membela rakyat dan melawan si tuan tanah jahat. Sementara itu, contoh kisah lenong denes adalah kisah-kisah
1001 malam .
Pada perkembangannya, lenong preman lebih populer dan berkembang dibandingkan lenong denes.
2.Teater Klasik
2.Teater Klasik
2.Teater Klasik
2.Teater Klasik
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur,
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur,
dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang
dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang
memandai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat
memandai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat
(penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerjaan. Sifat
(penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerjaan. Sifat
feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contoh – contohnya: Wayang
feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contoh – contohnya: Wayang
Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek. Ceritanya statis, tetapi
Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek. Ceritanya statis, tetapi
memilki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater
memilki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater
tersebut dalam menghidupakan lakon.
3.Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari
teater tradisional, tetapi gaya penajiannya sudah
dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti
Komidi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara
Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater
transisi. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya
sama dengan Ludruk atau Ketoprak, tetapi jenis
ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan
property lain menggunakan teknik Barat.
II.ABDUL MULUK
Grup teater ini merupakan awal grup teater yang meninggalakan ciri – cirri tradisional, misalnya sebagai berikut.
1. Tidak lagi bersifat improvisasi, tetapi naskah sudah mulai membagi peran.
2. Tidak lagi mengandalkan segi tari dan lagu.
3. Struktur lakonnya tidak lagi statis, tetapi disesuaikan dengan perkembangan lakon atau cerita sastra.
III.
III.
Komedi Stambul.
Komedi Stambul.
Lahir pada tahun 1891 dan didirikan oleh
Lahir pada tahun 1891 dan didirikan oleh
August Mahieu. Menampilkan lagu-lagu
August Mahieu. Menampilkan lagu-lagu
Melayu, maka komedi stambul disebut pula
Melayu, maka komedi stambul disebut pula
opera Melayu. Cerita yang ditunjukan sudah
opera Melayu. Cerita yang ditunjukan sudah
merupakan cerita yang bervariasi, seperti: “
merupakan cerita yang bervariasi, seperti: “
1001 Malam”, “ Nyai Dasima”, “Oey Tam Bah
1001 Malam”, “ Nyai Dasima”, “Oey Tam Bah
Sia”, “ Si Conat”, “Halmet”, “Saudager
Sia”, “ Si Conat”, “Halmet”, “Saudager
Venesia”, “Penganten Di Sorga”, “De Roos
Venesia”, “Penganten Di Sorga”, “De Roos
Van Serang”, “Annie Van Mendut”, “Lily van
Van Serang”, “Annie Van Mendut”, “Lily van
Cikampek”, dan sebagainya.
IV. Dardanella.
Didirikan oleh Willy Klimanoff yang kemudian mengganti
namanya dengan A. Piedro. Tanggal 21 juni 1926
didirikan The Malay Opera Dardanella. Dalam teater ini,
tidak lagi ada nyanyian. Lakon – lakon diambil dari
Indische Roman. Pemain yang masih dikenal hingga kini,
misalnya: Tan Ceng Bok, Devi Ja, Fifi Young, Pak
V.MAYA
V.MAYA
V.MAYA
V.MAYA
Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-saudagar Cina
Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-saudagar Cina
yang gemar akan teater. Maya dipimpin oleh Usmar Ismail.
yang gemar akan teater. Maya dipimpin oleh Usmar Ismail.
Bersama itu, muncul pula Cahaya Timur yang dipimpin Anjar
Bersama itu, muncul pula Cahaya Timur yang dipimpin Anjar
Asmara. Berkat pengaruh pendidikan barat, banyak karya asli
Asmara. Berkat pengaruh pendidikan barat, banyak karya asli
yang dihasilkan. Maya banyak mementaskan karya-karya
yang dihasilkan. Maya banyak mementaskan karya-karya
pengarang Indonesia . Hal ini juga berkat kemajuan dokumentasi
pengarang Indonesia . Hal ini juga berkat kemajuan dokumentasi
Pusat Kebudayaan Jepang di Indonesia saat itu (Keimin Bunka
Pusat Kebudayaan Jepang di Indonesia saat itu (Keimin Bunka
Sidosho). Di samping hal tersebut, tampaknya peran sutradara
Sidosho). Di samping hal tersebut, tampaknya peran sutradara
sudah sangat penting. Naskah – naskah mengambil dari bumi
sudah sangat penting. Naskah – naskah mengambil dari bumi
Indonesia , meskipun masih meneladan pentas dunia Barat.
VI. Cine Drama Institut
VI. Cine Drama Institut
Lahir di Yogya tahun 1948 dan merupakan embrio
Lahir di Yogya tahun 1948 dan merupakan embrio
bagi ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film)
bagi ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film)
dengan pusatnya di Yogyakarta . Banyak tokoh
dengan pusatnya di Yogyakarta . Banyak tokoh
Yogyakarta yang mengembangkan teater seperti
Yogyakarta yang mengembangkan teater seperti
Kirdjomuljo, Rendra, Soebagio Sastrowardojo, Dokter
Kirdjomuljo, Rendra, Soebagio Sastrowardojo, Dokter
Hoejoeng, Harymawan, Sri Moertono, dan
Hoejoeng, Harymawan, Sri Moertono, dan
sebagainya. Pantas dicatat pula, bahwa di Bogor juga
sebagainya. Pantas dicatat pula, bahwa di Bogor juga
bangkit kegiatan teater sekitar tahun 1950-an
bangkit kegiatan teater sekitar tahun 1950-an
dengan teaternya bernama Teater Bogor. Di Surabaya
dengan teaternya bernama Teater Bogor. Di Surabaya
juga muncul binatang Surabaya Film Co, sedangkan
juga muncul binatang Surabaya Film Co, sedangkan
di Jakarta muncul Akademi Teater Nasional Indonesia
di Jakarta muncul Akademi Teater Nasional Indonesia
(1955) yang seperti halnya ASDRAFI banyak
(1955) yang seperti halnya ASDRAFI banyak
melahirkan tokoh-tokoh teater masa kini. Kemudian
melahirkan tokoh-tokoh teater masa kini. Kemudian
muncul pula studi Grup Drama Yogya Pimpinan
muncul pula studi Grup Drama Yogya Pimpinan
Rendra, Federasi Teater Kota Bogor pimpinan Taufiq
Rendra, Federasi Teater Kota Bogor pimpinan Taufiq
Ismail, Himpunan Seniman Budayawan Islam
Ismail, Himpunan Seniman Budayawan Islam
pimpinan Junan Helmy Nasution dan Taeter Muslim di
pimpinan Junan Helmy Nasution dan Taeter Muslim di
Yogya Dipimpin oleh Muhamad Diponogoro.
VII. Zaman Kemajuan Dunia
Teater
Sejak tahun 1968, yaitu Rendra pulang dari Amerika dan mendirikan Bengkel Teater di Yogya, maka mulailah zaman kemajuan dunia
teater. Berdirinya Taman Ismail Marzuki sebagai ajang kreativitas para seniman (termasuk juga dramawan), kiranya menambah
kemajuan dunia teater. Jika Yogya adalah tempat penggembelang para calon dramawan, maka Jakarta adalah tempat di mana mereka berlaga. Tidak bisa dipungkiri, dalam hal demikian, peranan Taman Ismail Marzuki tidak sedikit. Banyak dramawan diwisuda melalui pementasan rutin disana.
Teater Kontemporer
Teater Kontemporer
Teater Kontemporer
Teater Kontemporer
Sudah lama dunia ini dibedakan dengan Barat dan Timur. Masa lalu masa
Sudah lama dunia ini dibedakan dengan Barat dan Timur. Masa lalu masa
depan. Sudah lama nilai-nilai dipatok dalam dua gawang. Buruk dan baik.
depan. Sudah lama nilai-nilai dipatok dalam dua gawang. Buruk dan baik.
Hitam dan putih. Sudah lama arah disederhanakan menjadi kanan dan kiri.
Hitam dan putih. Sudah lama arah disederhanakan menjadi kanan dan kiri.
Depan dan belakang. Atas dan bawah.
Depan dan belakang. Atas dan bawah.
Sudah lama wanita dikategorikan dengan jegeg dan bocok. Dan pada
Sudah lama wanita dikategorikan dengan jegeg dan bocok. Dan pada
gilirannya juga sudah lama seni dikampling menjadi dua pulau. Tradisional dan
gilirannya juga sudah lama seni dikampling menjadi dua pulau. Tradisional dan
modern. Pertunjukan tradisional dan pertunjukan kontemporer.
modern. Pertunjukan tradisional dan pertunjukan kontemporer.
Menyederhanakan persoalan, biasanya selalu dirasionalisasi dengan
Menyederhanakan persoalan, biasanya selalu dirasionalisasi dengan
alasan-alasan keren yang filosofis atau pun politis. Yaitu: menotok inti persoalannya,
alasan keren yang filosofis atau pun politis. Yaitu: menotok inti persoalannya,
sehingga terjadi hantaman yang telak, mendalam dan tuntas menjawab
sehingga terjadi hantaman yang telak, mendalam dan tuntas menjawab
seluruh persoalan.
Karenanya, pertunjukan kontemporer, bukan hanya tontonan
yang diciptakan dan dilaksanakan oleh manusia masa kini,
tetapi harus tidak boleh kurang dari pertunjukan yang
mencerminkan cita-rasa pembebasan.
Wujudnya bisa pertunjukan eksperimental, yang merupakan
usaha untuk pencarian-pencarian idiom dan bahasa pengucapan
yang baru/segar. Dapat berwujud pertunjukan konvensional,
yang memanfaatkan semua konvensi pertunjukan yang sudah
diterima oleh masyarakat, namun memberikan nuansa yang
baru atau lain/lebih segar dari sebelumnya.
Hampir semua penghuni seni tontonan tradisional Bali adalah seni kontemporer. Karena bukan saja dulu ketika ia diciptakan untuk pertama kalinya, ia merupakan ucapan keberadaan orang Bali, tapi sampai sekarang, ia tetap kukuh menjadi pengucapan diri orang Bali
kini. Hujan parawisata, telah menolong seni pertunjukan Bali itu, tetap hidup menggebu-gebu.
Sementara kesinambungan seni pertunjukan itu dengan hal-hal yang bersifat sakral, sebagaimana yang ditulis oleh Doktor I Made Madem dalam buku “Kaje dan Kelod”, telah membuat hampir semua
jenis pertunjukan itu tak pernah menjadi jerangkong tok. Tapi berdegup hidup. Berdarah, berdaging dan bernyawa.
Semua seni tontonan itu menjadi aktual, relevan dan mewakili zaman. Dia senantiasa bergerak sesuai dengan desa-kala-patra,
Kabuki
Kabuki
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklo Gedung teater Gedung teater Kabuki-za di Tokyo
Lukisan gedung pertunjukan kabuki di
zaman Edo.
Etimologi
Etimologi
Etimologi
Etimologi
Banyak pendapat mengenai asal kata dari
Banyak pendapat mengenai asal kata dari KabukiKabuki ini, salah ini, salah satunya adalah
satunya adalah kabusukabusu yang ditulis dengan karakter kanji yang ditulis dengan karakter kanji 歌舞歌舞 dengan ditambahkan akhiran
dengan ditambahkan akhiran すす sehingga menjadi kata kerja sehingga menjadi kata kerja 歌歌 舞す
舞す yang berarti bernyanyi dan menari .yang berarti bernyanyi dan menari .
Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki
Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki (歌舞伎)(歌舞伎) yang yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta
ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌歌 ((うたうた ) (lagu), ) (lagu), mai
Kabuki (
歌舞伎
?
) adalah seni
teater
tradisional khas
Jepang
. Aktor
kabuki terkenal dengan
kostum
mewah dan
tata rias wajah
yang
mencolok.
Kementerian Pendidikan
Jepang
menetapkan kabuki sebagai
warisan agung budaya nonbendawi
.
UNESCO
juga telah menetapkan
kabuki sebagai
Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia
Sejarah
Sejarah
Sejarah
Sejarah
Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu,
Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil
Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari
yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir
suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung Noh. Hanamichi (honhanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi
kanan penonton) di gedung teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari Hashigakari (jalan keluar-masuk
Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali kelompok pertunjukan
kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok
wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan
kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga
dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki ( 野郎歌舞伎 kabuki pria?)
yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan Wakashu-kabuki. Aktor
kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman
Unsur teatrikal Kabuki-kyōgen
Secara garis besar ada 2 jenis pertunjukan Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan di zaman Edo dan sekarang masih dipentaskan. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang
mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku). Kelompok kedua disebut Kabuki kreasi baru. Kabuki Maruhon mono juga dikenal sebagai Gidayu-kyōgen, tapi Gidayu-kyōgen tidak selalu sama dengan Maruhon mono. Pada Gidayu-kyōgen, aktor kabuki membawakan dialog sementara dari atas mawaributai (panggung yang bisa berputar, dari arah penonton terletak di sisi kanan panggung) penyanyi yang disebut
Tayu bernyanyi sambil diiringi pemain shamisen yang memainkan musik Gidayu-bushi. Pada Ningyo Jōruri yang semua penjelasan cerita dan dialog dinyanyikan oleh Tayu. Pada kabuki kreasi baru, musik pengiring dimainkan dari Geza (tempat atau ruang untuk pemusik yang dari arah penonton terletak di sisi kiri panggung).
Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono. Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut
Sewamono. Selain itu, penulis cerita kabuki juga senang menggunakan istilah
sekai (dunia) sebagai kerangka dasar cerita, misalnya karya kabuki berjudul
Taiheiki no sekai ( 太平記の世界 Dunia Taiheiki?), Heike monogatari no sekai ( 平家物語の世界 Dunia Kisah klan Heike?), Sogamono no sekai ( 曾我物の世
界 Dunia Sogamono?), atau Sumidagawamono no sekai ( 隅田川物の世界
Dunia Sumidagawamono?). Penonton biasanya sudah tahu jalan cerita dan akrab dengan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita. Penonton hanya ingin menikmati jalan cerita seperti yang dikisahkan penulis cerita kabuki.
Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah
sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi
kanan panggung dari arah penonton disebut
Gidayūbushi.
Takemoto
(Chobo) adalah
sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk
kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi
kiri panggung dari arah penonton disebut
Geza ongaku
, sedangkan musik yang
dimainkan di atas panggung disebut
Debayashi
.
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai ( 外題外題 ??) yang kemungkinan ) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (
besar berasal dari kata Geidai ( 芸題芸題 nama pertunjukannama pertunjukan??). Judul ). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah
pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah
ganjil, misalnya pertunjukan berjudul
ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōjiMusume dōjōji ( (娘道成寺娘道成寺 ??) (4 ) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan
aksara kanji) harus ditambah dengan KyōkanokoKyōkanoko ( (京鹿子京鹿子 ??) (3 aksara ) (3 aksara kanji) menjadi
kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji (Kyōkanoko musume dōjōji ??), supaya ), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul
bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul
pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias
pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias
dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul
dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul
resmi Miyakodori nagare no siranami (
resmi Miyakodori nagare no siranami ( 都鳥廓白波都鳥廓白波 ??) dikenal dengan ) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (
judul lain Shinobu no Sōda ( 忍ぶの惣太忍ぶの惣太 ??). Pertunjukan berjudul ). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (
Hachiman matsuri yomiya no nigiwai ( 八幡 祭小望月賑八幡 祭小望月賑 ??) juga dikenal ) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (
sebagai Chijimiya Shinsuke ( 縮屋新助縮屋新助 ??). Judul pertunjukan yang harus ). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji
ditulis dalam aksara kanji
berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara
berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara
penulisan
penulisan atejiateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca , akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.
judul pertunjukan kabuki.
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai ( 外題外題 ??) yang kemungkinan ) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (
besar berasal dari kata Geidai ( 芸題芸題 nama pertunjukannama pertunjukan??). Judul ). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah
pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah
ganjil, misalnya pertunjukan berjudul
ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōjiMusume dōjōji ( (娘道成寺娘道成寺 ??) (4 ) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan
aksara kanji) harus ditambah dengan KyōkanokoKyōkanoko ( (京鹿子京鹿子 ??) (3 aksara ) (3 aksara kanji) menjadi
kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji (Kyōkanoko musume dōjōji ??), supaya ), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul
bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul
pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias
pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias
dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul
dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul
resmi Miyakodori nagare no siranami (
resmi Miyakodori nagare no siranami ( 都鳥廓白波都鳥廓白波 ?) dikenal dengan ?) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (
judul lain Shinobu no Sōda ( 忍ぶの惣太忍ぶの惣太 ??). Pertunjukan berjudul ). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (
Hachiman matsuri yomiya no nigiwai ( 八幡 祭小望月賑八幡 祭小望月賑 ??) juga dikenal ) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (
sebagai Chijimiya Shinsuke ( 縮屋新助縮屋新助 ??). Judul pertunjukan yang harus ). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji
ditulis dalam aksara kanji
berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara
berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara
penulisan
penulisan atejiateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca , akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.
judul pertunjukan kabuki.
Judul
Teater Modern
Teater Modern
Teater Modern
Teater Modern
Pada suatu ketika kelas borjuasi tidak lagi ingin menonton lakon raja-raja,
Pada suatu ketika kelas borjuasi tidak lagi ingin menonton lakon raja-raja,
bangsawan-bangsawan; mereka ingin melihat diri mereka sendiri. Maka tidak
bangsawan-bangsawan; mereka ingin melihat diri mereka sendiri. Maka tidak
sia-sia, George Lillo (1731) menulis lakon tentang magang, pelacur, dan saudagar
sia-sia, George Lillo (1731) menulis lakon tentang magang, pelacur, dan saudagar
dalam karyanya Saudagar London. Jelas dalam lakon ini tokoh-tokoh kerajaan
dalam karyanya Saudagar London. Jelas dalam lakon ini tokoh-tokoh kerajaan
tidak hadir seperti yang terjadi dalam teater Elizabethan, yang hanya
tidak hadir seperti yang terjadi dalam teater Elizabethan, yang hanya
menampilkan wajah kerajaan.
menampilkan wajah kerajaan.
Kebangkitan kelas borjuasi merupakan salah satu sebab munculnya realisme.
Kebangkitan kelas borjuasi merupakan salah satu sebab munculnya realisme.
Realisme bangkit seiring dengan tumbuh dan berkembang kelas, burjuis di
Realisme bangkit seiring dengan tumbuh dan berkembang kelas, burjuis di
Eropa. Realisme dianggap tonggak kebangkitan teater modern seiring dengan
Eropa. Realisme dianggap tonggak kebangkitan teater modern seiring dengan
bangkitnya Renaesan, dunia perdaganganpun di Eropa mulai maju.
bangkitnya Renaesan, dunia perdaganganpun di Eropa mulai maju.
Perlahan-lahan pengaruh dan kekuasan berpindah dari golongan aristokrat pemilik tanah
lahan pengaruh dan kekuasan berpindah dari golongan aristokrat pemilik tanah
dan pedagang.
Pandangan Brecht pada fenomena sosial tidak bisa
Pandangan Brecht pada fenomena sosial tidak bisa
dipisah-kan dari sikap ideologinya sebagai penganut Marxisme. Brecht
kan dari sikap ideologinya sebagai penganut Marxisme. Brecht
adalah seorang pengecam kapitalisme. Seperti telah
adalah seorang pengecam kapitalisme. Seperti telah
dipaparkan di atas, realisme konvensional di antaranya
dipaparkan di atas, realisme konvensional di antaranya
tumbuh dan berkembang berkat pertumbuhan dan
tumbuh dan berkembang berkat pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat burjuasi. Sementara Brecht
perkembangan masyarakat burjuasi. Sementara Brecht
sebagai seorang Marxis beranggapan bahwa kelas pekerja
sebagai seorang Marxis beranggapan bahwa kelas pekerja
membutuhkan gaya teater yang lain, yaitu yang
membutuhkan gaya teater yang lain, yaitu yang
menyampaikan pesan-pesan yang politis.
Sejarah Teater Indonesia
Teater selalu penuh dengan makna. Dalam pandangan NewHisotricism, makna dalam dunia teater tidak pernah terlepas dari ideologi, demikian pula dengan dunia teater Indonesia. Sejak
awal,dunia teater Indonesia sudah dibebani dengan ideologi baik yang pransparan mau pun yang samar-samar. Dari jaman pra-kemerdekaan hingga tahun 1950an, ketika Indonesia baru saja merdeka selama lima tahun, ideologi politik nampak jelas mengemuka. Sesudah masa itu, ideologi lain mengemuka, meski pun sebagian hanya sebagai latar belakang. Para insan teater nampaknya banyak terperangkap dalam ideologi-ideologi ini, sehingga mereka lupa membangun dunia teater sebagai dunia mereka sendiri, tempat mereka berkreasi baik secara artistik mau pun profesional.
Sejarah secara tradisional dianggap sebagai cerita/catatan yang obyektif mengenai masa lalu. Akan tetapi, kita mulai menyadari bahwa sejarah tidak lepas dari bias-bias. kesadaran seperti itu ditangkap dalam New Historicism, sebuah teori sejarah dengan pandangan kultural. New Historicism
menganggap bahwa sejarah itu subyektif, dan sejarah adalah interpretasi masa lalu, bukan masa lalu itu sendiri (lihat Basuki:2003). Karena sejarah itu
subyektif, maka sejarah tidak pernah lepas dari bias-bias pemikiran dan nilai-nilai. Demikian pula, sejarah teater tidak akan pernah lepas dari bias-bias pemikiran dan nilai-nilai, karena setiap drama atau pertunjukan teater selalu mengandung seperangkat nilai-nilai, baik yang ditentang atau dikuatkan (lihat Mason dlm. Basuki, 2003). Seperangkat pemikiran dan nilai-nilai itu, dalam bahasa Gramscian, disebut ideologi. Ideologi bisa nyata dalam sebuah
kekuatan politik, bisa juga hanya sekedar nilai-nilai dalam masyarakat atau bahkan sekelompok orang. Ia bisa ‘dipeluk’ secara sadar, tetapi sering lebih dengan tanpa sadar, yang menurut Althusser terjadi dengan proses
Melayu dan Teater Modern
di Riau
Melayu
Kata atau nama Melayu telah dikenal dalam rentang waktu yang cukup lama. Kata atau nama Melayu telah disebut-sebut pada tahun 664/45 Masehi, dan muncul pertama kali dalam catatan (buku tamu) kerajaan China.
Melayu diartikan sebagai satu suku yang berasal dari Indalus (Sumatra) dan Seberang Sumatra (Malaka). Di Indalus atau Andalas terdapat kerajaan yang berhadapan dengan Pulau Bangka, di sana ada Sungai Tatang dan Gunung
Mahameru serta sungai yang bernama ‘Melayu’. Rajanya bernama Demang Lebar Daun. Kata ‘melayu’ masih ditemui pada bahasa-bahasa di sekitar Palembang dan juga di Pulau Jawa; yang dihubungkan dengan kata ‘melaju’, atau
‘deras’,’kencang’. Kemudian ‘melayu’ dapat diartikan sungai deras aliran airnya; bisa juga ditafsirkan orang atau penduduknya pedagang yang gesit, dinamis. Melayu dapat pula berarti dagang; yang berarti orang asing.
Melayu juga diidentikan dengan Agama Islam. Yang disebut ‘orang melayu’ adalah orang yang memeluk agama Islam, berbahasa Melayu dan beradat istiadat
Seni di Riau
Khususnya di Riau yang kemudian merupakan salah satu wilayah temadun dari Budaya Melayu, bermukim bermacam-macam suku bangsa seperti Suku Melayu yang dianggap
sebagai suku asli dan dominan, suku pendatang dari seluruh Indonesia dan suku-suku terasing. Di samping itu juga
menetap di daerah ini bangsa pedagang dari luar negeri, yakni Cina. India, Arab dan Bangsa lainnya. Keragaman atmosfir kesukuan di Riau ini mengindikasikan terjadinya akulturasi budaya. Kebudayaan Melayu yang pada awalnya mendominasi berbaur dengan budaya bawaan lainnya yang ada di Riau.
Keidentikan Budaya Melayu adalah peleburan budaya dan nilai norma Agama Islam. Agama Islam telah pula menjadi ciri
lahirnya beragam bentuk kreatifitas seni sebagai bagian dari wujud Kebudayaan Melayu.
Penulis menyadari bahwa kegelisahannya dalam makalah ini
Penulis menyadari bahwa kegelisahannya dalam makalah ini
akan memberikan suatu dampak pada ketidaksetujuan dan
akan memberikan suatu dampak pada ketidaksetujuan dan
pernyataan sikap oleh berbagai pihak pembaca. Perlu
pernyataan sikap oleh berbagai pihak pembaca. Perlu
diadakannya alternatif diskusi yang berkelanjutan atas
diadakannya alternatif diskusi yang berkelanjutan atas
makalah ini agar tercipta suatu makalah yang sempurna dan
makalah ini agar tercipta suatu makalah yang sempurna dan
bisa menjadi bentukan dari sebuah loncatan untuk proses
bisa menjadi bentukan dari sebuah loncatan untuk proses
pengidentifikasian sosiologis Melayu dan seni teater modernd
pengidentifikasian sosiologis Melayu dan seni teater modernd
di Riau.