• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN BARANG & JASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN BARANG & JASA"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

PEDOMAN TEKNIS

PENGADAAN BARANG & JASA

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)

MANDIRI - PERKOTAAN

Diterbitkan Oleh:

(4)
(5)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  iii 

KATA PENGANTAR

Kegiatan Lingkungan merupakan salah satu komponen kegiatan P2KP Advanced yang diarahkanuntuk (1). mewujudkan terlembaganya kemitraan sinergis antara Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Kelompok Peduli dan (2). meningkatkan akses dan pelayanan yang lebih baik mendukung pengembangan sosial ekonomi masyarakat, khususnya warga miskin. Pelaksanaan seluruh tahapan pembangunan kegiatan prasarana dan sarana lingkungan yang meliputi perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan perlu didukung dengan berbagai kriteria teknis sehingga dapat tepat sasaran, terlaksanan dengan baik, memiliki umur kelayakan yang optimal untuk mendukung pemanfaatan sesuai dengan harapan P2KP Advanced. Untuk mencapai hal tersebut maka Pedoman Teknis Pengadaan Barang dan Jasa mutlak untuk deiberikan, dipahami dan dilaksanakan seluruh pelaku kegiatan lingkungan P2KP Advanced.

Pedoman Teknis Pengadaan Barang dan Jasa P2KP Advanced pada dasarnya sama dengan Pedoman Teknis Pengadaan Barang dan Jasa yang telah dipergunakan untuk PNPM Mandiri Perkotaan, namun demikian ada beberapa hal yang perlu ada penyesuaian bila dipergunakan sebagai acuan bagi pelaku kegiatan lingkungan P2KP Advanced khususnya.Untuk itu melalui buku Pedoman Teknis Pengadaan Barang dan Jasa yang telah dilakukan penyesuaian ini diharapkan pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana Infrastruktur P2KP Advanced baik Paket dan PLPBK dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan optimal.

Semoga bermanfaat Jakarta, Sepetember 2012

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan

Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umu

(6)
(7)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR | iii

DAFTAR ISI | iv

DAFTAR ISTILAH & SINGKATAN | vii

BAGIAN I

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar | 2 1.2 Maksud Dan Tujuan | 2 1.3 Ruang Lingkup | 2

BAGIAN II

KETENTUAN UMUM

2.1 Umum | 4 2.2 Pengertian | 5 2.3 Jenis-Jenis Pengadaan | 6

2.3.1 Pengadaan Barang (Bahan dan Alat) | 6 2.3.2 Pengadaan Jasa Konstruksi | 6

2.3.3 Pengadaan Jasa Tenaga Ahli/Terampil | 7

BAGIAN III

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

3.1 Penentuan dan Pengadaan | 10

3.2 Penyusunan Rencana Pengadaan | 10

3.2.1 Penyusunan Rencana Pengadaan Bahan/Alat | 10

3.2.2 Penyusunan Rencana Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi | 13 3.3 Mekanisme Pelaksanaan Pengadaan | 15

3.3.1 Pengadaan Bahan/Alat | 15 3.3.2 Pengadaan Jasa Konstruksi | 23

(8)

vi  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

LAMPIRAN

1. DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BAHAN / ALAT KONSTRUKSI | 33 2. PENGUMUMAN PENGADAAN TERBATAS | 41

3. SURAT PENAWARAN | 43

4. RINCIAN HARGA PENAWARAN | 44

5. SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT GANTI RUGI | 45

6. SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN | 46 7. SURAT PERNYATAAN KEBENARAN USAHA | 47

8. BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN | 48

9. BERITA ACARA PEMASUKAN, PEMBUKAAN, EVALUASI/PENILAIAN, PENETAPAN PEMENANG | 50

(9)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  vii 

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Advisory   :  Penasehat dan perancang program dibawah Kementerian Pekerjaan Umum  AD/ART    :   Anggaran Dasar/Anggran Rumah Tangga  ANDAL    :  Analisis Dampak Lingkungan  APBD    :  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah  APBN  :  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara        BKM    :  Badan Keswadayaan Masyarakat  BLM    :  Bantuan Langsung Masyarakat  BOP    :  Biaya Operasional  BA    :  Berita Acara  D       DED    :  Detailed Engineering Design  DIPA    :  Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran      Fasilitator  :  Tenaga Pendamping Masyarakat sebagai Agen Perubahan   FGD    :  Focussed Group Discussion / Diskusi Kelompok terarah  FKA‐BKM  :  Forum Komunikasi Antar BKM Tingkat Kota/Kabupaten  HOK    :    Hari Orang Kerja  KBK    :  Komunitas Belajar Kelurahan  KBP    :  Komunitas Belajar Perkotaan  KE    :   Konsultan Evaluasi  KMP    :  Konsultan Manajemen Pusat  KMW    :  Konsultan Manajemen Wilayah  Korkot    :  Koordinator Kota, KMW  KSM    :  Kelompok Swadaya Masyarakat  LKM    :  Lembaga Keswadayaan Masyarakat  LKMD    :  Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa      MCK    :      Mandi Cuci Kakus  ND    :  Neighbourhood Development  O&M    :  Operations and Maintenance  P2KP    :  Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan  PMA    :      Penangkap Mata Air  PJM    :  Program Jangka Menengah  PJOK    :  Penanggung Jawab Operasional Kegiatan  PLPBK    :  Penataan Lingkungan Permukinan Berbasis Komunitas  PNPM Mandiri  :   Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri   PNPM MP  :   Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan 

(10)

viii  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  PPM    :  Penanganan Pengaduan Masyarakat   PRONANGKIS  :  Program Penanggulangan Kemiskinan  PRA    :  Participatory Rural Appraisal  PS    :  Pemetaan Swadaya  PU    :  Pekerjaan Umum  PMA    :      Penangkap Mata Air  PAP    :      Penangkap Air Permukaan  PAH    :     Penangpung Air Hujan  RAB    :  Rencana Anggaran Biaya  Renta    :  Rencana Tahunan  RK    :  Refleksi Kemiskinan  RKM    :  Rembug Kesiapan Masyarakat  RPD    :  Rencana Penggunaan Dana  RPJM    :  Rencana Pembangunan Jangka Menengah   RTBL    :  Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan  RT/RW    :  Rukun Tetangga/Rukun Warga  RTRW    :  Rencana Tata Ruang Wilayah  RWT    :  Rembug Warga Tahunan  RUTR    :      Rencana Umum Tata Ruang  RTDR    :      Rencana Detail Tata Ruang.  SIM    :  Sistem Informasi Manajemen  SKPD    :  Satuan Kerja Perangkat Daerah  SOP    :  Standard Operational Procedures  SPPB    :  Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan  SPPP    :  Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan  SPPD‐L       :      Surat Perjanjian Pemanfaatan  Dana Lingkungan  SNI    :      Standart Nasional Indonesia  SGL    :      Sumur Gali  SPT    :      Sumur Pompa Tangan  UP    :  Unit Pengelola yang dibentuk BKM   UPK    :  Unit Pengelola Keuangan  UPL    :  Unit Pengelola Lingkungan  UPS    :  Unit Pengelola Sosial  TK    :       Tukang  WB    :  World Bank 

(11)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 1 

                           

 

BAGIAN I

PENDAHULUAN

(12)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

1.1. PENGANTAR

Tata cara pengadaan ini adalah tata cara sederhana oleh masyarakat yang menerapkan konsep pembangunan bertumpu pada masyarakat. Artinya pemanfaat, penyelenggara pembangunan dan pemilik adalah satu, yaitu masyarakat/komunitas. Konsekuensi logis dari penerapan konsep ini adalah :

Dana yang digunakan untuk pembangunan adalah milik bersama sehingga semua penghematan yang terjadi atau mungkin dilakukan merupakan tambahan modal untuk meningkatkan atau memperluas pembangunan.

Dana yang tersedia merupakan hasil penggalangan dari berbagai sumber baik internal komunitas sendiri (swadaya) maupun dari fihak di luar komunitas (APBN, APBD, dll).

Biaya pembangunan merupakan hasil optimal dari efektifitas dan efisiensi penggunaan dana.

Kualitas fisik bangunan merupakan hasil optimal upaya membangun sendiri. Pola pembangunan adalah swakelola.

Seluruh proses pengadaan harus terbuka bagi setiap warga dan dipertanggung-jawabkan dalam rembug KSM dan kelurahan/desa.

Dalam penerapan konsep pembangunan bertumpu pada masyarakat ini warga boleh saja menjadi pemasok atau pelaksana pekerjaan (borongan) bila memang memiliki pengalaman untuk itu tetapi harus diperlakukan sama seperti pemasok/kontraktor dari luar komunitas tersebut dan seluruh proses pengadaan harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Sudah menjadi kewajiban bagi tiap warga baik sebagai pemakai, pekerja, pemasok maupun Jasa pelaksana pekerjaan/Kontraktor agar memberikan yang terbaik untuk kelurahan / desanya.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari buku ini adalah untuk dijadikan acuan bagi UPL/KSM dalam melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan Kegiatan Lingkungan guna memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan.

Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan Kegiatan Lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan

1.3. RUANG LINGKUP

Buku ini mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, ketentuan-ketentuan pengadaan, Metode Pengadaan, Perencanaan Pengadaan dalam rangka penyusunan usulan kegiatan, Pelaksanaan Pengadaan dan Musyawarah Pengadaan Bahan dalam rangka pelaksanaan pembangunan Kegiatan Lingkungan.

(13)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

BAGIAN II

KETENTUAN UMUM

(14)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

2.1 UMUM

Sebelum melangkah pada tahapan pelaksanaan pengadaan barang/jasa, ada beberapa ketentuan umum yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat, kualitas infrastruktur, efisiensi biaya dan ketepataan waktu dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur maka masyarakat (KSM) diperkenankan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang lebih mampu menyediakan bahan/alat, tenaga ahli/terampil dan jasa pelaksana konstruksi;

2. Penyedia Barang/Jasa/pihak ketiga yang dapat bekerjasama dengan masyarakat dalam pengadaan ini meliputi :

Penyedia Barang (Bahan/Alat) yaitu : a). Toko/Pemasok Bahan Bangunan atau b). Pemasok/Penyewa Alat Besar/Berat;

Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi : a). Kelompok Tenaga Kerja Masyarakat (Borongan Upah) atau b). Kontraktor/penyedia jasa pelaksana konstruksi yang mempunyai keahlian/pengalaman dan lebih mampu melaksanakan pekerjaan.

Tenaga Ahli, Orang/perorangan yang mempunyai keahlian/pengalaman dan lebih mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang dibutuhkan;

3. KSM dalam melakukan proses pengadaan harus berpedoman pada tata cara pengadaan yang telah ditetapkan dalam proyek ini.

4. Pelaksanaan pengadaan bahan/alat/jasa konstruksi/jasa tenaga ahli/terampil harus dilakukan sendiri oleh KSM melalui Tim Pengadaan pada toko/penyedia/individu yang menyediakan hal yang dibutuhkan tersebut. Tidak boleh menggunakan pihak ketiga (orang atau badan yang bukan toko / penyedia / individu) sebagai calo pemasok bahan/alat/tenaga yang dibutuhkan. 5. Setiap langkah pengadaan diumumkan secara tertulis bagi seluruh warga

kelurahan/desa di tingkat RW/dusun maupun kelurahan/desa, termasuk daftar kebutuhan barang / jasa, jadwal penawaran & pengadaan, daftar calon pemasok, tawaran yang masuk, serta keputusan pemilihan pemasok oleh Tim Pengadaan.

6. Pedoman harga satuan bagi KSM dalam pelaksanaan pengadaan adalah harga satuan terendah hasil survei dari sekurang-kurangnya 3 toko / penyedia / individu setempat atau yang terdekat.

7. Agar kualitas/mutu bangunan memenuhi standar teknis maka bahan/alat yang dibeli/sewa harus memenuhi kuantitas dan kualitas yang baik sesuai persyaratan kualitas/standar teknis bangunan yang dilaksanakan. Khusus untuk pekerjaan pemadatan jalan perkerasan (Sirtu/Kerikil, Telford/Makadam) agar mempertimbangkan penggunaan mesin pemadat;

8. Ketua KSM harus mengatur waktu pelaksanaan pengadaan sedemikian

rupa sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan

pekerjaan dilapangan. Oleh karena itu perlu mengkoordinasikan Tim

Pengadaan dengan Tim Pelaksana Pekerjaan dilapangan dengan

sebaik-baiknya.

9.

Bagi KSM yang melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur

lebih dari 1 (satu) bulan maka sebelum melakukan kegiatan pengadaan bahan/alat

(15)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  pada bulan berikutnya, terlebih dahulu harus melakukan kembali survei harga guna penyesuaian harga satuan bahan/alat di RAB.

10. Tiap warga dewasa kelurahan/desa berhak menjadi pemasok dengan menunjukkan bukti referensi kerja sebagai pemasok dan tidak dibenarkan untuk bertindak sebagai perantara/calo.

11. Tiap warga dewasa kelurahan/desa yang memiliki keterampilan sebagai pekerja konstruksi hendaknya diprioritaskan untuk bekerja dalam kegiatan konstruksi sejauh memiliki kualitas kerja sesuai standar yang dipersyaratkan dan bersedia menerima upah kerja sesuai aturan yang berlaku dalam proyek ini.

12. Semua toko bahan bangunan/peralatan konstruksi di wilayah kelurahan/desa lokasi proyek berhak menjadi calon pemasok bahan / alat konstruksi dan dipilih berdasarkan aturan pengadaan yang berlaku dalam proyek ini.

13. Jajaran Tim KMW/Konsultan/Fasilitator program ini tidak dibenarkan duduk sebagai Tim Pengadaan atau sebagai Pelaksana Pengadaan.

2.2 PENGERTIAN

Pengertian pengadaan yang dimaksudkan disini adalah pembelian bahan atau pembelian/sewa peralatan atau pengadaan jasa atau ketiganya yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang dikelola masyarakat. Pengadaan diartikan /definisikan sebagai berikut:

Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik Prinsip-prinsip dasar pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut:

 Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatmya dan dapat dipertanggung-jawabkan.

 Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai sasaran yang ditetapkan.

 Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang.jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang dan jasa setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

 Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis adiministrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serat bagi masyarakat luas pada umumnya.

 Adil/tidak diskrIminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi

semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk

memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau

alasan apa pun.

(16)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

 Akuntabel, berarti dapat dipertanggungjawabkan - semua proses pengadaan barang/jasa dilakukan secara benar sesuai ketentuan yang berlaku, Keputusan yang telah disepakati dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah-pihak dan para saksi yang terkait. Seluruh proses pengadaan dan hasil kesepakatan panitia pengadaan tersebut wajib didokumentasikan sebagai bagian dari tertib adiministrasi

2.3 JENIS-JENIS

PENGADAAN

2.3.1 Pengadaan Barang (Bahan dan Alat)

1). Swadaya Masyarakat adalah pengadaan bahan yang disediakan oleh masyarakat sendiri.

2). Pengadaan Langsung/Survey Harga, (nilai pengadaan kurang dari/sama dengan Rp. 50 juta) adalah pengadaan secara langsung tanpa penawaran dari toko/pemasok dengan mengacu pada harga terendah hasil survei dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) toko/pemasok setempat/terdekat.

3). Pengadaan Terbatas/Pemilihan dengan Penawaran, (nilai pengadaan diatas Rp.50 juta) adalah pengadaan dengan meminta penawaran dari sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok atau lebih yang berbeda dan memilih harga penawaran terendah dari ke-3 atau lebih penawaran tersebut. Proses Pemasukan Penawaran sampai Penetapan Pemenang dilakukan melalui Forum ”Musyawarah Pengadaan”. Dalam kondisi khusus dimana lokasi sub proyek jauh dan tidak dimungkinkan adanya penawaran ke-3 maka dua penawaranpun dapat diterima.

4). Pengadaan Khusus/Penunjukan Langsung, (bila pengadaan terbatas gagal atau toko/pemasok yang tersedia hanya 1), adalah pengadaan dimana pihak KSM melakukan penunjukan langsung kepada salah satu toko/pemasok setempat/terdekat, atau satu-satunya toko/pemasok setempat/terdekat di dalam maupun diluar wilayah kerja proyek/sub-proyek tersebut. Acuan harga satuan yang digunakan harus sesuai dengan harga awal di toko/pemasok tersebut atau lebih rendah setelah harga satuan dievaluasi dan panitia melakukan negosiasi.

2.3.2 Pengadaan Jasa Konstruksi

Pelaksanaan pengadaan jasa kosntruksi bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

1). Swakarya; bila pelaksanaan konstruksi secara langsung dilaksanakan sendiri oleh masyarakat penerima manfaat dengan pola gotong royong. 2). Pengadaan Langsung/Survey Harga, (nilai pengadaan kurang

dari/sama dengan Rp.50 juta) adalah pengadaan secara langsung tanpa penawaran dari Penyedia Jasa Konstruksi dengan mengacu pada harga terendah hasil survei dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) Penyedia Jasa Konstruksi/Tenaga Ahli setempat/terdekat.

3). Pengadaan Terbatas/Pemilihan dengan Penawaran, (nilai pengadaan diatas Rp.50 juta) adalah pengadaan dengan meminta penawaran dari sekurang-kurangnya 3 Penyedia Jasa Konstruksi atau lebih yang berbeda dan memilih harga penawaran terendah dari ke-3 atau lebih penawaran tersebut. Proses Pemasukan Penawaran sampai Penetapan Pemenang dilakukan melalui Forum ”Musyawarah Pengadaan”.

(17)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  4). Pengadaan Khusus/Penunjukan Langsung, (bila pengadaan terbatas

gagal atau Penyedia Jasa Konstruksi yang tersedia hanya 1), adalah pengadaan dimana pihak KSM melakukan penunjukan langsung kepada salah satu Penyedia Jasa Konstruksi setempat/terdekat karena metode pengadaan terbatas/pemilihan gagal, atau satu-satunya Penyedia Jasa Konstruksi setempat/terdekat di wilayah kerja proyek/sub-proyek tersebut. Acuan harga satuan yang digunakan harus sesuai dengan harga awal di toko/pemasok tersebut atau lebih rendah setelah harga satuan di-evaluasi dan panitia melakukan negosiasi

2.3.3 Pengadaan Jasa Tenaga Ahli / Terampil

Bila dalam melaksanakan pekerjaan sub-proyek/proyek masyarakat memerlukan bantuan teknik dari tenaga ahli atau tenaga terampil tertentu maka masyarakat dapat melakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Kualifikasi tenaga ahli/terampil, sebelum diadakan harus terlebih dahulu dikonsultasikan dan disetujui oleh konsultan

2. Pengadaan Langsung/Survei tenaga ahli/terampil, adalah pengadaan tenaga ahli/terampil tanpa lamaran tetapi dengan langsung mengumpulkan referensi mengenai beberapa tenaga ahli/terampil dan memilih salah satu yang dianggap paling cocok baik dari segi biaya, karakter dan keahlian/keterampilan.

3. Pengadaan Terbatas/Pemilihan tenaga ahli/terampil adalah pengadaan jasa tenaga ahli/terampil dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 pelamar atau lebih dan memilih kualifikasi yang paling sesuai dengan kebutuhan.

4. Pengadaan Khusus/Penunjukan Langsung, (bila pengadaan terbatas gagal atau Tenaga Ahli/terampil yang tersedia hanya 1), adalah pengadaan dimana pihak KSM/Panitia melakukan penunjukan langsung kepada salah satu Tenaga Ahli/terampil sesuai kualifikasi yang dibutuhkan karena pengadaan terbatas/pemilihan gagal, atau satu-satunya Tenaga Ahli/terampil sesuai kualifikasi yang dibutuhkan di wilayah kerja proyek/sub-proyek tersebut.

(18)
(19)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

BAGIAN III

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

(20)

10  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

3.1 PENENTUAN TIM PENGADAAN

Untuk semua jenis/metode pengadaan yang akan laksanakan baik oleh KSM maupun Panitia harus dilakukan oleh Tim Pengadaan. Tim Pengadaan KSM/Panitia dalam melakukan proses pengadaan harus berpedoman pada tata cara pengadaan yang telah ditetapkan dalam proyek ini.

Tim Pengadaan minimal berjumlah 3 orang atau lebih (berjumlah ganjil) dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Memiliki integritas moral; Memiliki disiplin tinggi;

Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya;

Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. Penentuan tim pengadaan dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk kegiatan yang berskala semi-publik, KSM melalui rapat anggota KSM memilih anggotanya yang disepakati secara bersama sebagai Tim Pengadaan, dengan anggotanya terdiri dari laki-laki maupun perempuan. 2. Untuk kegiatan yang berskala public, BKM/LKM dapat membentuk Panitia

Pembangunan lengkap dengan Tim Pengadaannya melalui musyawarah warga dengan cara menawarkan nama-nama yang dianggap mampu.

Oleh karena Tim Pengadaan baik pada KSM maupun Panitia tersebut pada dasarnya merupakan unit kerja organisasi pelaksana lapangan KSM/Panitia (Bagian Pengadaan) maka waktu pembentukannya dilakukan pada saat menyusun Organisasi pelaksana lapangan pada tahap penyusunan proposal. Namun, bila ternyata pembentukan Bagian Pengadaan awal tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pedoman pengadaan ini maka dapat saja Bagian Pengadaan yang sudah ada tersebut dibentuk ulang pada awal tahap pelaksanaan fisik pekerjaan sehingga memenuhi ketentuan sebagai Tim Pengadaan yang akan melaksanakan seluruh proses pengadaan pada KSM/Panitia masing-masing.

3.2 PENYUSUNAN

RENCANA PENGADAAN

3.2.1 Penyusunan Rencana Pengadaan Bahan / Alat

Langkah-langkah penyusunan rencana pengadaan bahan/alat dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Identifikasi jenis, kuantitas dan biaya setiap bahan/alat.

Informasi yang digunakan untuk menentukan jenis, kuantitas dan nilai biaya dari setiap jenis bahan/alat kebutuhan pengadaan ini mengacu pada Jenis, kuantitas & nilai biaya kebutuhan setiap Bahan/Alat yang sudah ada di RAB sebelumnya.

Untuk kontribusi swadaya masyarakat mengacu pada hasil survey/investigasi yang disepakati bersama pada tahap perencanaan sebelumnya (Daftar Kesepakatan Swadaya Masyarakat).

(21)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  11  2. Tentukan Spesifikasi teknis/persyaratan kualitas setiap bahan/alat.

Informasi yang digunakan untuk menentukan spesifikasi teknis/persyaratan kualitas dari setiap jenis bahan/alat mengacu pada spesifikasi teknis/RKS pekerjaan, juga dapat dilihat pada Gambar/Desain dan pada Analisa RAB sebelumnya.

3. Menentukan Metode Pengadaan yang sesuai.

Berdasarkan nilai biaya setiap jenis Bahan/Alat sebagaimana ditetapkan dalam RAB, tentukan metode pengadaannya, yaitu :

 Setiap jenis bahan/alat yang merupakan kontribusi secara swadaya masyarakat maka menggunakan metode Swadaya;

 Setiap jenis bahan/alat yang mempunyai total nilai biaya pada RAB, bernilai kurang dari/sama dengan Rp. 50 (lima puluh juta rupiah) maka menggunakan metode Pengadaan Langsung/Survey Harga;

 Setiap jenis bahan/alat yang mempunyai total nilai biaya pada RAB, lebih besar atau diatas Rp. 50 (lima puluh juta rupiah) maka menggunakan metode Pengadaan Terbatas/Pemilihan dengan Penawaran;

 Setiap jenis bahan/alat yang toko/pemasoknya hanya satu-satunya ada diwilayah kerja proyek maka menggunakan metode Pengadaan Penunjukan Langsung;

Untuk kontribusi masyarakat maka metodenya adalah swadaya masyarakat. 4. Menentukan calon (nama dan alamat jelas) dari toko/pemasok yang

direncanakan.

Untuk Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung, calon toko/pemasok mengacu pada hasil Survey Harga Satuan dari minimal 3 toko/pemasok yang telah disepakatir sebelumnya. Sedangkan untuk pengadaan Terbatas, Ditetapkan Kemudian karena calon pemasoknya hanya dapat diketahui setelah proses pengadaan terbatas selesai (tahap pelaksanaan konstruksi);

Untuk swadaya masyarakat maka pemasoknya adalah warga sesuai nama-nama warga yang disepakati bersama untuk memberikan swadaya;

5. Tentukan Jadwal pelaksanaan dari setiap item pengadaan. Apabila sulit menentukan tanggal rencana pelaksanaan pengadaan ini maka dapat ditaksir berdasarkan Jadwal Pelaksanaan yang sudah ada dengan menggunakan satuan Mingguan sejak waktu pelaksanaan fisik dimulai. Contoh Minggu-I, Minggu-II atau Minggu-III dan seterusnya.

(22)

12  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

CARA PENGERJAAN FORMULIR RENCANA PENGADAAN :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Rencana Pengadaan harus mengacu pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Artinya, agar pengadaan bahan/alat dilakukan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi pemborosan akibat kerusakan/hilangnya bahan tersebut ditempat penyimpanan/gudang sebelum digunakan (pemborosan). Selain itu juga, diharapkan agar terjadi pengelolaan dana oleh KSM secara efektif, dimana setiap tahap pencairan dari BKM/LKM, tidak hanya digunakan untuk pembelian material saja tetapi juga untuk membiayai pelaksanaan fisik dilapangan (upah tenaga kerja) atau dengan kata lain bahwa kemajuan pencairan dana agar seimbang dengan kemajuan fisik dilapangan.

2. Metode Pengadaan hanya ditentukan berdasarkan Nilai Pengadaan (jumlah biaya) dari setiap jenis bahan bangunan dan atau sewa perjenis peralatan konstruksi. Artinya bahwa Metode Pengadaan tidak menyangkut/melihat Nilai pengadaan yang dilakukan secara paket (semen+pasir+dll), melainkan hanya melihat perjenis bahan (semen saja atau pasir saja).

 Contoh-contoh pengadaan Langsung:

a) Pembelian Semen saja atau Pasir saja, yang dilakukan sekaligus atau secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan disatu toko tertentu yang bernilai tidak melebihi Rp. 50 juta;

b) Pembelian secara bersamaan (paket) antara semen, pasir, dll, disatu toko tertentu yang diantara jenis bahan semen atau pasir, dll, tersebut tidak, ada yang bernilai melebihi Rp. 50 juta

Judul Kolom Penjelasan Cara Pengerjaan

No. (kolom 1) Isi nomor urut jenis pengadaan Uraian Jenis/Item

Pengadaan (kolom 2)

Diisi jenis pengadaan yang direncanakan (nama bahan/alat) seperti semen, pasir, dst.

Volume & Satuan (kolom 3)

Diisi dengan Jumlah Volume dan satuan dari tiap jenis pengadaan bahan/alat yang direncanakan,

Jumlah Biaya (kolom 4) Diisi dengan Jumlah Biaya (Rupiah) dari tiap jenis pengadaan bahan/alat yang direncanakan.

Metode Pengadaan (kolom 5)

Diisi dengan metode pengadaan yang direncanakan :

- ”Langsung” untuk semua item pengadaan yang Jumlah Biayanya (kolom 4) sampai dengan Rp. 50 juta;

- ”Terbatas” untuk semua item pengadaan yang Jumlah Biayanya (kolom 4) diatas Rp. 50 juta.

Nama Toko/Pemasok & Alamat/Telp (kolom 6)

Diisi dengan Nama Toko/Pemasok yang akan digunakan termasuk alamatnya (dan no. Telp bila ada).

- Untuk Pengadaan Langsung, diisi sesuai nama/alamat toko pada Hasil Kesepakatan Harga Satuan yang telah dilakukan sebelumnya.

- Untuk pengadaan Terbatas diisi kalimat ”Ditetapkan kemudian” (saat perencanaan nama calon pemasoknya belum diketahui).

Jadwal Pengadaan (kolom 7)

Diisi dengan waktu rencana pengadaan (minggu keberapa sejak mulai pelaksanaan, contoh : Minggu-I, atau Minggu-III, dst)

(23)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  13  c) Pembelian Kayu jembatan sekaligus (Tiang, Gelagar, Lantai,

Bantalan Roda, Sandaran) disatu toko tertentu dengan nilai total biayanya tidak melampaui Rp. 50 juta;

d) Sewa Alat Berat seperti mesin gilas disatu pemasok tertentu yang nilai sewanya tidak melampaui Rp. 50 juta.Tapi bila terdapat lebih dari satu KSM disatu kelurahan yang membutuhkan peralatan yang sama maka harus dijumlahkan keseluruhan total sewanya, jika melebihi Rp. 50 juta, maka harus dilakukan secara terbuka (untuk dipakai bergiliran/bersama).

e) Pekerjaan pembangunan jalan rabat beton sepanjang 460 meter dengan rencana waktu pelaksanaan selama 7 Minggu, dibutuhkan sebanyak 251 zak semen (Rp. 15,060,000, @ Rp. 60.000) dengan rencana pengadaan akan dilakukan 5 kali/tahap, maka pembagiaan jenis/item pengadaannya adalah :

 Semen tahap 1, 40 zak, Rp. 2,4 Juta dilakukan pada Minggu-I;  Semen tahap 2, 70 Zak, Rp. 4,2 Juta, dilakukan pada Minggu-II;  Semen tahap 3, 70 Zak, Rp. 4,2 Juta, dilakukan pada

Minggu-IV;

 Semen tahap 4, 45 Zak, Rp. 2,7 Juta dilakukan pada Minggu-VI;

 Semen tahap 5, 26 Zak, Rp. 1,56 Juta, pada Minggu-VII.  Contoh-contoh pengadaan terbatas :

a) Pembelian Pipa Air Bersih (termasuk aksesoris) disatu toko tertentu yang bernilai diatas Rp. 50 juta;

b) Pembelian Kayu jembatan sekaligus (Tiang, Gelagar, Lantai, Bantalan Roda, Sandaran) disatu toko tertentu yang bernilai diatas Rp. 50 juta;

c) Pembelian bahan Kabel/Seling Jembatan Gantung sekaligus (Seling Utama, Penggantung, Angin dan Aksesoris), pada satu toko tertentu dengan jumlah nilai keseluruhannya melebihi Rp.50 juta); d) Pembelian bahan Profil/Pipa Baja Jembatan (Tiang, Gelagar,

Sandaran) disatu toko/pemasok tertentu;

e) Sewa Alat Berat seperti mesin gilas disatu pemasok tertentu, baik KSM secara sendiri maupun bersama-sama dengan KSM yang lainnya, yang bernilai diatas Rp. 50 juta;

3. Pertimbangan terhadap keamanan dan ketersediaan gudang penyimpanan bahan adalah penting menjadi perhatian, khususnya apabila KSM/Panitia merencanakan pengadaan dalam jumlah banyak sekaligus.

3.2.2 Penyusunan Rencana Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi

Seluruh pelaksanaan pekerjaan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat sangat diprioritaskan untuk dilaksanakan seluruhnya oleh warga sendiri. Namun demikian bila pelaksanaan pembangunan infrastruktur tidak dapat dilaksanakan oleh masyarakat baik secara keseluruhan maupun sebahagiannya maka dapat saja pekerjaan tersebut diserahkan kepada pihak ketiga (kelompok kerja atau kontraktor) yang lebih mampu.

Pekerjaan yang dapat dikerjasamakan oleh masyarakat dengan pihak Penyedia Jasa Konstruksi adalah pekerjaan dengan kriteria berikut :

a) Pekerjaan menggunakan peralatan berat/besar & memerlukan tenaga terampil/ahli yang tidak dimiliki sendiri oleh masyarakat (Teknologi

(24)

14  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  Sedang/Tinggi);

b) Pekerjaan dapat atau beresiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia dan lingkungan (Resiko Sedang/Tinggi).

c) Pekerjaan menggunakan teknologi sederhana dan tidak/memiliki resiko rendah yang disepakati masyarakat untuk dilaksanakan dengan cara diborongkan Upah Kerjanya kepada Kelompok Kerja Masyarakat;

Langkah-langkah penyusunan rencana pengadaan Jasa Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Identifikasi jenis, kuantitas dan biaya pekerjaan/bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan secara borongan (Upah Borongan/Kontraktor).

Informasi yang digunakan untuk menentukan Jenis dan Kuantitas dari pekerjaan yang tidak mampu dilaksanakan sendiri oleh masyarakat sesuai kriteria diatas mengacu pada jenis-jenis dan volume pekerjaan yang telah ditentukan dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan pada Proposal sebelumnya. Sedangkan besarnya biaya pekerjaan/bagian pekerjaan ini mengacu pada perhitungan biaya pekerjaan tersebut sebagaimana analisa biaya yang digunakan dalam penyusunan RAB sebelumnya.

2. Tentukan Spesifikasi/persyaratan kualitas setiap bahan pekerjaan/bagian pekerjaan.

Informasi yang digunakan untuk menentukan spesifikasi teknis/persyaratan kualitas dari setiap Pekerjaan mengacu pada spesifikasi teknis/RKS pekerjaan, juga dapat dilihat pada Gambar/Desain dan mungkin pada Analisa RAB sebelumnya.

3. Menentukan Paket Pekerjaan.

Pemaketan pekerjaan merupakan penentuan/pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan melalui penyedia Jasa pelaksana pekerjaan konstruksi (Kelompok Masyarakat/pihak kontraktor) khususnya bila ada pekerjaan yang Upah Kerjanya Diborongkan kepada Kelompok Kerja Masyarakat. Ketentuan Pemaketan pekerjaan yang perlu diikuti :  Tetap mengutamakan prinsip efisiensi, kesatuan sistem infrastruktur,

kualitas dan kemampuan teknis kelompok masyarakat;

 Memaksimalkan penggunaan material dan tenaga kerja lokal yang berkualitas dan perluasan kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat;  Dilarang menggabungkan/menyatukan beberapa pekerjaan yang

menurut sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh kelompok masyarakat menjadi satu paket pekerjaan untuk dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa selain masyarakat;

 Pemaketan pekerjaan ini harus disepakati bersama oleh warga.

Dari pemaketan pekerjaan ini kemudian ditetapkan besarnya Volume & Biaya untuk setiap paket pekerjaan yang akan dilaksanakan pengadaannya.

4. Menentukan Metode Pengadaan yang sesuai

Berdasarkan nilai biaya setiap paket pekerjaan/bagian pekerjaan, tentukan metode pengadaannya, yaitu :

 Setiap paket pekerjaan yang mempunyai total nilai biaya, bernilai kurang dari/sama dengan Rp. 50 juta (lima puluh juta rupiah) maka menggunakan metode Pengadaan Langsung/Survey Harga;

(25)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  15   Setiap paket pekerjaan yang mempunyai total nilai biaya lebih besar

atau diatas Rp. 50 juta (lima puluh juta rupiah) maka menggunakan metode Pengadaan Terbatas/Pemilihan dengan Penawaran;

 Setiap paket pekerjaan yang penyedia Jasa Konstruksinya hanya satu-satunya ada diwilayah kerja proyek maka menggunakan metode Penunjukan Langsung;

5. Menentukan calon (nama dan alamat jelas) dari penyedia Jasa Konstruksi yang direncanakan.

Untuk Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung, calon toko/pemasok mengacu pada hasil Survey Harga dari minimal 3 Penyedia Jasa Konstruksi yang telah disepakatir sebelumnya. Sedangkan untuk pengadaan Terbatas, Ditetapkan Kemudian karena calon pemasoknya hanya dapat diketahui setelah proses pengadaan terbatas selesai (tahap pelaksanaan konstruksi);

6. Tentukan Jadwal pelaksanaan dari setiap paket pengadaan. Apabila sulit menentukan tanggal rencana pelaksanaan pengadaan ini maka dapat ditaksir berdasarkan Jadwal Pelaksanaan yang sudah ada dengan menggunakan satuan Mingguan sejak waktu pelaksanaan fisik dimulai. Contoh Minggu-I, Minggu-II atau Minggu-III dan seterusnya.

3.3

MEKANISME PELAKSANAAN PENGADAAN

3.3.1 PENGADAAN BAHAN / ALAT 1. Swadaya Masyarakat

Masyarakat dapat juga mengkontribusikan tenaga, dana, barang, administrasi, konsumsi dan tanah dalam pelaksanaan suatu pembangunan sub-proyek/proyek di dalam kelurahan/desa yang bersangkutan. Meskipun merupakan kontribusi keswadayaan masyarakat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Tenaga kerja, semua warga dapat saja bergotong royong mengkontribusikan tenaga kerja masing-masing, tetapi bila dibutuhkan tenaga ahli/terampil dapat dilakukan pengadaan sesuai pedoman ini. Dana, untuk kontribusi dana harus dicatat secara baik dan benar oleh

Tim Pengadaan KSM/Panitia.

Barang, untuk kontribusi barang/bahan bangunan harus memenuhi kualitas yang baik sesuai dengan standar teknis yang disyaratkan sehingga tidak menurunkan mutu bangunan atau malah membahayakan masyarakat dan lingkungan.

Tanah (lahan) harus dicatat dan dipastikan ada surat serah terima hak guna/pakai atau hibah dari pemilik ke Lurah/Kades;

Administrasi dan Konsumsi harus dicatat secara baik dan benar oleh Tim Pengadaan KSM/Panitia.

Berdasarkan hasil kesepakatan Swadaya Masyarakat pada tahap perencanaan sebelumnya maka pelaksanaan pengadaannya pada tahap pelaksanaan konstruksi adalah :

(26)

16  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

a. Tentukan jenis-jenis, volume dan nama-nama yang akan memberikan swadaya berupa : dana tunai, bahan, alat, administrasi, konsumsi sebagaimana hasil kesepakatan swadaya awal;

b. Sampaikan kepada setiap warga yang akan berswadaya, waktu penyerahan swadaya kepada pihak pelaksana pekerjaan. Waktu penyerahan swadaya ini agar disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan dilapangan dan diusahakan lebih awal terealisasi. Penyerahan swadaya tersebut sebaiknya dilakukan langsung oleh yang bersangkutan tetapi dapat juga diwakilkan.

c. Swadaya yang diterima oleh pelaksana pekerjaan (KSM/Panitia) harus diperiksa kesesuaian jumlah dan kualitasnya, kemudian dicatat pada Nota Penerimaan atau buku administrasi Bahan/Alat Swadaya dan mengarsipkannya dengan baik sebagai bahan pertanggungjawab kepada masyarakat. Selanjutnya bahan/alat tersebut dapat langsung dipergunakan dilapangan atau disimpan sementara digudang dengan aman dan baik.

Khusus untuk swadaya tanah/lahan, mengacu pada penjelasan tatacara penyediaan lahan, buku Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis Pengamanan Dampak (Safeguards) Lingkungan dan Sosial proyek ini.

2. Pengadaan Langsung/Survei Harga

Untuk pengadaan yang bernilai kurang dari/sama dengan Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara survei harga bahan/alat di sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok setempat/terdekat dan kemudian membandingkan serta memilih harga yang terendah dengan mengacu pada harga survei awal/Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana tercantum dalam proposal yang disetujui.

Secara rinci langkah-langkah pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Tentukan jenis-jenis bahan/alat yang akan dibeli/sewa.

2. Lakukan Survey Harga sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok setempat/terdekat.

Tim pengadaan (sekurang-kurangnya 3 orang atau lebih berjumlah ganjil) melakukan survey harga bahan/alat yang akan dibeli/sewa pada sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok setempat/terdekat. Hasil Survey ini harus dicatat dan diarsipkan sebagai bahan pertanggungjawaban.

Apabila waktu survey/investigasi harga yang telah disepakati pada waktu perencanaan awal (penyusunan RAB Proposal) belum melewati satu bulan maka Hasil Survey Harga tersebut dapat langsung dipergunakan sebagai acuan harga. Namun apabila waktunya telah melewati satu bulan (dari tanggal Survey) maka harus dilakukan survey kembali. Masa berlakunya survey harga hanya satu bulan dan bila telah lebih harus dilakukan survey kembali sebelum melaksanakan pengadaan.

Bila harga terendah yang diperoleh di lapangan lebih tinggi dari harga yang digunakan dalam menghitung rencana anggaran biaya (RAB), maka dianjurkan ditempuh langkah-langkah berikut :

a. Bila kenaikan harga kurang dari 10%.

 Mengurangi volume pekerjaan tanpa mengorbankan mutu pekerjaan

(27)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  17   Mempertahankan volume pekerjaan dengan menambah porsi

swadaya.

b. Bila kenaikan harga melebihi dari 10%

Dalam kondisi seperti ini dan tambahan dana tidak mungkin dicari dan disediakan maka keputusan kebijakan yang akan ditempuh harus dikonsultasikan dan disetujui oleh konsultan wilayah.

3. Tetapkan Toko/Pemasok yang akan memasok bahan/alat.

Berdasarkan hasil survey harga (langkah 2 diatas) maka Tim pengadaan mengevaluasi harga hasil survey untuk memilih dan menyepakati toko/pemasok dengan harga terendah untuk setiap jenis bahan/alat dengan mengacu pada harga survei awal/Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana tercantum dalam proposal yang disetujui.

4. Sesuiai dengan rencana pengadaan (jenis, kuantitas, spesifikasi dan waktu) yang telah disusun sebelumnya, Tim Pengadaan membuat/menyampaikan Pesanan Bahan/Alat yang ditujukan kepada Toko/Pemasok yang dipilih. Pesanan tersebut sebaiknya dibuat dalam bentuk surat pesanan (tertulis) dan disampaikan juga ke bagian keuangan KSM/Panitia untuk persiapan pembayarannya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kegiatan baik internal KSM/Panitia maupun dengan pihak pemasok itu sendiri. 5. Bahan yang diterima di proyek dari pemasok harus diperiksa kesesuaian

jumlah dan kualitasnya. Tim Pengadaan harus tegas/berani menolak bahan yang diserahkan oleh pemasok/toko bila cacat/tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Bila telah dilakukan pemeriksaan dan diterima, kemudian dicatat pada Nota Penerimaan Bahan untuk selanjutnya dapat langsung dipergunakan dilapangan atau disimpan sementara digudang dengan aman dan baik. Penting untuk diperhatikan, agar Nota Penerimaan Bahan/Alat ini juga disampaikan kebagian bendahara/keuangan untuk pembayarannya.

6. Tatacara pembayaran material/alat dilakukan oleh bendahara atau bagian keuangan yang telah ditetapkan oleh KSM/Panitia.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan :

 Pembelian material, pembelian/sewa alat harus sesuai dengan kebutuhan (termasuk persyaratan kualitas) pekerjaan dilapangan pada saat itu, sebab jika pembelian terlampau banyak (tidak terkontrol) maka dapat berlebih (merupakan pemborosan), akibatnya dana yang ada bisa-bisa tidak cukup untuk membeli bahan lain atau membayar upah, dll.

 Harus memperhatikan kecukupan dana yang ada untuk kebutuhan lain, misalnya membayar upah pekerjaan dilapangan (pemasangan bahan yang dibeli). Hal ini penting untuk menjaga agar kegiatan dilapangan tetap berjalan terus-menerus (ada kemajuan pekerjaan). Jangan sampai dilakukan pembelian bahan/alat tetapi tidak dapat dipasang dilapangan karena tidak ada dana untuk membayar upah kerja;

 Harus memperhatikan kemampuan gudang untuk menyimpan bahan/alat yang dibeli secara baik dan aman, karena kalau sampai pembelian material terlampau banyak sedangkan ruang gudang tidak cukup maka bisa mengakibatkan bahan yang dibeli bisa rusak/hilang sebelum digunakan.

(28)

18  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

 Harus selalu memperhatikan/membandingkan total volume pembelian yang sudah dilakukan dengan volume yang direncanakan pada RAB untuk tiap jenis bahanalat, apabila ditemukan kemungkinan bahwa volume pembelian akan melebihi volume RAB maka segera lakukan konsultasi dengan Tim Konsultan.

3. Pengadaan Terbatas / Pemilihan dengan Penawaran

Untuk pengadaan yang bernilai diatas atau lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan cara memilih sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok yang dianggap memiliki reputasi yang baik dan dapat diandalkan serta mengundangnya untuk mengajukan penawaran. Untuk itu Tim Pengadaan KSM/Panitia akan menyusun Daftar Kebutuhan Bahan atau Alat yang dibutuhkan dengan jumlah masing-masing bahan/alat dan spesifikasi yang dipersyaratkan termasuk lokasi pengiriman untuk diserahkan ke toko/pemasok yang akan mengajukan penawaran. Contoh Daftar diberikan di lampiran 2. Di mana perlu, ditambahkan keterangan seperti ukuran, kualitas, lokasi (bila tidak di tepi jalan kendaraan roda empat), dan tanggal barang / alat diperlukan di lapangan. Daftar ini diberikan kepada para calon pemasok bersama formulir Surat Penawaran untuk dilengkapi dan ditandatangani.

Pada waktu penawaran diterima;

untuk KSM maka penawaran yang diterima kemudian dibuka di suatu rapat anggota KSM, dibaca bergiliran, dibahas dan dipilih yang paling murah sebagai pemenang,

untuk Panitia, penawaran yang diterima harus dibuka dalam rapat Panitia dan BKM/LKM yang diselenggarakan khusus untuk itu dan dibaca dengan suara keras dan kemudian dibahas.

Pemasok dengan harga terendah ditetapkan sebagai pemenang. Tim Pengadaan KSM/Panitia akan membuat berita acara untuk itu. Keputusan pemenang ini kemudian secara tertulis di sampaikan ke pemasok yang menang. Keputusan beserta penawaran dari toko/pemasok harus dipublikasikan di beberapa tempat yang strategis. Tim Pengadaan KSM/Panitia mencatat seluruh proses pengadaan dan menyimpan dokumen asli dalam arsip yang rapi.

 Acuan yang digunakan adalah rencana pengadaan yang telah disusun sebelumnya.

Adapun langkah-langkah pengadaan secara terbatas adalah sebagaimana diuraikan pada table dibawah ini:

(29)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  19 

Langkah-langkah Pelaksanaan Pengadaan Secara Terbatas :

(30)
(31)
(32)

22  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

4. Pengadaan Khusus/Penunjukan Langsung

Bila di wilayah kerja proyek/sub proyek hanya tersedia 1 toko/pemasok atau jenis barang/alat yang dibutuhkan bersifat khusus yang tidak tersedia di banyak toko/pemasok maka Tim Pengadaan dapat melakukan penunjukan langsung tanpa terikat pada jumlah nilai harga pengadaan. Untuk itu Tim Pengadaan akan menyusun daftar kebutuhan bahan/alat dengan spesifikasinya dan jumlah masing-masing bahan/alat untuk diserahkan ke toko/pemasok yang bersangkutan. Satuan harga yang digunakan adalah satuan harga hasil survei yang telah dievaluasi oleh konsultan, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Tentukan jenis-jenis bahan/alat yang akan dibeli/sewa.

Acuan yang digunakan adalah rencana pengadaan yang telah disusun sebelumnya.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan :

 Pembelian material/alat harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dilapangan pada saat itu, sebab jika pembelian terlampau banyak (tidak terkontrol) maka dapat berlebih (merupakan pemborosan), akibatnya dana yang ada bisa tidak cukup untuk membeli bahan lain atau membayar upah, dll.

 Harus memperhatikan kecukupan dana yang ada untuk kebutuhan lain, misalnya membayar upah pekerjaan dilapangan (pemasangan bahan yang dibeli). Hal ini penting untuk menjaga agar kegiatan dilapangan tetap berjalan terus-menerus (ada kemajuan pekerjaan). Jangan sampai dilakukan pembelian bahan/alat tetapi tidak dapat dipasang dilapangan karena tidak ada dana untuk membayar upah kerja;

 Harus memperhatikan kemampuan gudang untuk menyimpan bahan/alat yang dibeli secara baik dan aman, karena pembelian material tanpa mempertimbangkan kapasitas ruang penyimpanan atau gudang dapat mengakibatkan kerusakan/hilangnya bahan/material sebelum digunakan.

 Harus dilakukan evaluasi terhadap pengiriman/penerimaan materialyang berakibat terjadinya kemungkinan volume pembelian yang akan melebihi volume RAB.

b. Tetapkan Toko/Pemasok yang akan memasok bahan/alat.

Acuan yang digunakan adalah Daftar Toko/Pemasok yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Pengadaan/Kesepakatan Harga Satuan Hasil Survey. c. KSM membuat Surat Pesanan Bahan/Alat yang ditujukan kepada

Toko/Pemasok yang dipilih. Penting untuk diperhatikan bahwa surat pesanan ini agar sampaikan juga ke bagian keuangan untuk persiapan pembayarannya. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kegiatan baik internal KSM/Warga maupun dengan pihak pemasok itu sendiri.

d. Bahan yang diterima di proyek harus diperiksa kesesuaian jumlah dan kualitasnya, kemudian dicatat pada Nota Penerimaan Bahan untuk selanjutnya dapat langsung dipergunakan dilapangan atau disimpan sementara digudang dengan aman dan baik. Penting untuk diperhatikan, agar Nota Penerimaan Bahan/Alat ini juga disampaikan kebagian bendahara/keuangan untuk pembayarannya.

e. Tatacara pembayaran material/alat dilakukan oleh bendahara atau bagian keuangan atau petugas khusus yang telah ditetapkan oleh KSM untuk tugas itu.

(33)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  23 

3.3.2 PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Pada dasarnya pelaksanaan konstruksi dalam konsep pembangunan bertumpu pada masyarakat ini adalah pola swakelola yang dapat dilakukan dengan pola:

1. Swakarya dan padat karya yang dapat dibedakan menjadi 2 sebagai berikut:

a. Swakarya gotong royong murni; dimana kontribusi keswadayaan masyarakat diwujudkan dalam tenaga kerja, pendanaan, barang dan mungkin tanah. Meskipun pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan secara swakelola apabila pengadaan barang melalui pemasok/toko, maka pelaksanaannya harus mengikuti prosedur yang telah dijelaskan di atas.

b. Swakarya semi gotong royong; dimana kontribusi kewadayaan masyarakat tidak termasuk tenaga kerja tetapi dalam bentuk lain (in natura), maka harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

Warga yang ikut bekerja dengan kesepakatan bersama yang diputuskan dalam suatu musyawarah warga dapat menerima upah yang besarnya maksimum setingkat upah tenaga kerja bangunan didasarkan standar pemerintah untuk jenis dan lokasi pekerjaan, sebagaimana ditetapkan dinas setempatyang berwenang.

Untuk pekerjaan dengan pola pelaksanaan seperti tersebut di atas harus mengikuti ketentuan bahwa rencana arsitektur dan desain teknis harus disesuaikan untuk dapat digunakan oleh awam dan disetujui oleh konsultan/instansi teknis tekait kab/kota setempat. Prasarana yang terkait dengan jaring pelayanan yang lebih luas harus mendapat persetujuan pemerintah untuk menjamin berfungsinya jaringan prasarana tersebut.

Bila ternyata untuk pelaksanaan pekerjaan/sebagian pekerjaan tertentu dibutuhkan jasa konstruksi dari pihak ke 3 maka dilakukan cara berikut :

2. Pengadaan Langsung/Survei Harga, bila nilai pekerjaan tersebut kurang dari/sama dengan dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) maka Tim Pengadaan dapat langsung mengadakan jasa konstruksi yang dibutuhkan pada penyedia jasa setempat / terdekat dengan mengacu pada harga satuan hasil survei dari sekurang-kurang-nya 3 penyedia jasa.

3. Pengadaan Terbatas/Pemilihan dengan Penawaran, bila nilai pekerjaan lebih dari/sama dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) maka Tim Pengadaan dapat melakukan pengadaan dengan mencari dan meminta penawaran dari sekurang-kurangnya 3 penyedia jasa yang dianggap memiliki reputasi baik dan dapat diandalkan dan kemudian memilih harga yang paling rendah di antara ke-3 pengusaha yang mengajukan penawaran tersebut. Penanggungjawab pengadaan adalah Tim Pengadaan. Dalam kondisi khusus dimana lokasi sub proyek jauh dan tidak dimungkinkan adanya penawaran ke-3 maka dua penawaran pun dapat diterima.

Dapat menggunakan contoh Surat Penawaran Barang ("Barang" diubah dengan "Jasa") dan contoh lampirannya seperti pada Lamp/ran Pedoman ini.

(34)

24  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

4. Penunjukan Langsung, bila penyedia jasa yang tersedia hanya 1, maka Tim Pengadaan dapat melakukan penunjukan langsung kepada penyedia jasa yang ada / tersedia, dengan menggunakan acuan harga satuan yang telah dievaluasi oleh Konsultan.

3.3.3 PENGADAAN TENAGA AHLI / TERAMPIL ( KONSTRUKSI)

Bila ternyata untuk pelaksanaan pekerjaan tertentu dibutuhkan jasa tenaga ahli/terampil maka dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Survei tenaga ahli/terampil. Tim Pengadaan dengan dibantu Fasilitator menyusun kerangka acuan kerja tenaga ahli/terampil. Kemudian mengadakan survei tenaga ahli/terampil yang dibutuhkan tanpa lamaran tetapi dengan langsung mengumpulkan referensi mengenai beberapa tenaga ahli/terampil dan memilih salah satu yang dianggap paling cocok baik dari segi biaya, karakter dan keahlian/keterampilan. Kualifikasi tenaga ahli/terampil harus sudah terlebih disetujui oleh konsultan.

2. Pemilihan. Tim Pengadaan dengan dibantu Fasilitator menyusun kerangka acuan kerja tenaga ahli/terampil. kemudian melakukan pengadaan jasa tenaga ahli/terampil secara langsung dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 pelamar dan memilih kualifikasi yang paling sesuai dengan kebutuhan. Penanggungjawab pengadaan adalah Tim Pengadaan.

3. Penunjukan; Bila di wilayah kerja proyek/sub-proyek hanya ada satu pilihan tenaga ahli/terampil atau pekerjaan menuntut adanya tenaga ahli/terampil tententu yang tidak banyak tersedia di pasaran maka Tim Pengadaan/Panitia dapat melakukan pengadaan jasa tenaga ahli/terampil dengan cara menunjuk langsung tenaga ahli/terampil yang bersangkutan, sesuai kualifikasi yang dibutuhkan di wilayah kerja proyek. Penanggungjawab pengadaan adalah Tim Pengadaan.

3.3.4 PENGADAAN TENAGA AHLI PENDAMPING

Pengertian Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif dan Pemasaran adalah tim yang mendampingi satu kelurahan lokasi PLPBK dalam satu kabupaten/kota yang direkrut oleh BKM dan lurah/kepala desa. Tim pendamping tersebut minimal 2 (dua) orang yang harus memiliki 2 (dua) bidang kompetensi yang berbeda yaitu dibidang perencanaan / pembangunan kawasan dengan pola partisipatif dan di bidang pemasaran. Tim pendamping ini akan melakukan kontrak kerjasama dengan pihak masyarakat yang diwakili oleh lurah/kepala desa dan BKM. Bentuk kontrak kerjasamanya cukup satu kontrak yang ditandatangi oleh lurah, BKM dan salah satu dari tim pendamping yang ditunjuk sebagai koordinator tim.

I. Tugas Utama

Tugas Utama Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan dan Pemasaran terdiri dari:

a. Bidang perencanaan partisipatif adalah mendampingi masyarakat dalam mengembangkan strategi perencanaan partisipatif, dan melakukan inisiasi awal terhadap upaya-upaya perencanaan partisipatif hasil-hasil perencanaan kawasan/rencana pengembangan dan pembangunan kawasan kepada berbagai pihak dan atau pemangku kepentingan.

(35)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  25  b. Bidang pemasaran adalah mendampingi masyarakat dalam

mengembangkan strategi pemasaran, dan melakukan inisiasi awal terhadap upaya-upaya pemasaran hasil-hasil perencanaan kawasan/rencana pengembangan dan pembangunan kawasan kepada berbagai pihak dan atau pemangku kepentingan.

c. Secara rinci tugas-tugas Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan dan Pemasaran mengacu pada pedoman teknis PLPBK.

II. Syarat dan Ketentuan

Tim tenaga ahli perencanaan partisipatif dan pemasaran secara umum memiliki kemampuan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain dan bersedia ditempatkan atau bertugas di lokasi proyek (kelurahan/desa) serta memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Syarat kualifikasi Tenaga/Tim Ahli perencanaan partisipatif adalah:

a. Sarjana (S1) Arsitektur/Perancangan Kota, telah lulus minimal > 3 Tahun

b. Berpengalaman minimal >3 tahun dalam proyek perencanaan permukiman kota atau perencanaan tata ruang kota atau RTBL.

c. Memiliki pengalaman proyek perencanaan/perancangan (pembangunan kawasan) dengan pendekatan partisipatif > 1 tahun.

d. Memiliki kreatifitas dan inovasi dibidang perencanaan pembangunan permukiman

2. Syarat kualifikasi Tenaga/Tim Ahli pendamping pemasaran adalah:

a. Perorangan atau Ketua Tim harus memiliki kualifikasi akademik Sarjana (S1) dari disiplin ilmu yang relevan(Arsitek, Planologi, Komunikasi, Antropologi, Pengembangan Wilayah, Ekonomi Pembangunan dengan kegiatan pemasaran sebuah kawasan dan atau rencana-rencana pengembangan sebuah kawasan, yang telah lulus minimal 3 Tahun.

b. Diutamakan berpengalaman di bidang pemasaran kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan sentra produksi dan budaya, kawasan pariwasata dan atau sejenisnya.

c. Memiliki Pengalaman dan Kemampuan yang cukup untuk melakukan sosialisasi, komunikasi,dan negosiasi kepada pemerintah (daerah dan atau pusat) maupun kepada pihak – pihak lain (investor swasta, lembaga Internasional, BUMN dan sejenisnya).

d. Memiliki Visi yang baik (visoner) terhadap pengembangan kawasan. e. Memiliki pemahaman dan visi yang cukup terhadap Perencanaan

Kawasan/Tata Ruang wilayah.

f. Memiliki Pemahaman yang cukup terhadap aktifitas Pemberdayaan Masyarakat

g. Memiliki Kompetensi dan atau pengalaman di bidang :

 Entrepreunership termasuk di dalamnya mengorganisasikan kegiatan/event sosial marketing dan kegiatan pemasaran perencanaan pengembangan kawasan.

 Komunikasi dan atau social marketing

 Menghitung rencana investasi (termasuk di dalamnya perhitungan cost and beneffit)

 Memiliki kreatifitas dan inovasi di dalam membangun strategi pemasaran, dan mengembangkan event pemasaran rencana pembangunan kawasan

(36)

26  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

 Memiliki kemampuan untuk dapat mentransformasikan kompetensinya tersebut secara sederhana kepada masyarat.

III. Langkah-langkah Perekrutan

Perekrutan Tenaga Pendamping akan dilaksanakan oleh Lurah bersama BKM dengan tahapan sebagai berikut :

a. Perumusan dan memahami kriteria dan syarat-syarat Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan dan Pemasaran oleh BKM dan Lurah / Kepala Desa yang difasilitasi oleh Tim Koordinator Kabupaten/Kota. b. Proses pencarian kandidat tenaga pendamping melalui iklan di surat

kabar lokal. Pada iklan ini akan dijelaskan tujuan perekrutan, persyaratan teknis serta ketentuan administratif terkait. Rentang waktu dari proses pengumuman hingga penutupan adalah 1 minggu.

c. Proses seleksi terhadap tenaga pendamping

d. Kandidat tenaga pendamping akan diseleksi pertama kali berdasarkan persyaratan teknis kemudian administratif. Setelah diperoleh maksimal 3 kandidat terbaik, maka akan dilakukan proses wawancara. Kemudian setelah diperoleh calon terpilih, maka calon tersebut akan menandatangani kontrak individu dengan Lurah dan BKM/LKM

e. Pelatihan bagi Tenaga Pendamping

Pelatihan tenaga pendamping perlu dilakukan agar diperoleh persamaan persepsi mengenai pelaksanaan program PLPBK terutama tugas dan tanggung jawab sebagai Tenaga Pendamping dan peran yang perlu dilakukan dalam TIPP

(37)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  27  Secara Detail Proses Seleksi ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

NO JENIS KEGIATAN PELAKU GAMBARAN AKTIFITAS ALAT BUKTI

1. Bimbingan

Rekruitmen Tenaga pendamping

SF/Askot

PLPBK, BKM, serta tim TIPP kelurahan

1. SF/Askot memberikan bimbingan dan diskusi kepada BKM dan kelurahan tentang:

 Mengapa perlu Tenaga Pendamping.

 Apa dan siapa tenaga pendamping

 Kriteria Umum tenaga pendamping

 Mekanisme rekruitmen.  Azas-azas perekrutan tenaga

pendamping (profesionalisme, akuntabilitas, keterbukaan dll)  Berita acara Bimbingan  Daftar Hadir 2. Perumusan Kriteria dan syarat-syarat Tenaga Ahli pendamping BKM, Lurah/Kepala Desa, Tim Inti Perencanaan

dengan di fasilitasi oleh SF & Askot PLPBK

2. BKM dan Lurah serta TIPP melakukan FGD/rembug menentukan kebutuhan, menyepakati kriteria, syarat, tenaga Ahli Pendamping. (kegiatan ini dilakukan dengan mengacu kepada Buku Pedoman Pelaksanaan PLPBK)

3. Melakukan rembug untuk mekanisme pengumuman kebutuhan tenaga pendamping di media massa, mekanisme pendaftaran/penerimaan berkas lamaran, penilaian calon (administratif dan wawancara) serta mekanisme penentuan Tenaga pendamping

4. Penyepakatan & Pembentukan Panitia seleksi a. Berita acara penyepakatan kriteria dan syarat b. Berita acara penyepakatan mekanisme pengumuman, mekanisme pendaftaran, penilaian administrasi serta wawancara, serta mekanisme pengumuman pemenang c. Daftar Panitia seleksi d. Daftar Hadir 3. Pengumuman Rekruitmen BKM & Kelurahan

1. BKM & Kelurahan menyepakati materi pengumuman, serta pilihan media yang paling mewadahi kepentingan masyarakat setempat

2. BKM & kelurahan menghubungi pihak media dan melakukan negoisasi, penawaran dan kesepakatan mengenai harga, jumlah tayang, serta hal-hal teknis lainnya  Draft materi tayangan pengumuman  Kontrak kerjasama dengan media/bukti pembayaran penayangan  Bukti penayangan 4. Pendaftaran/pemas ukan Berkas lamaran BKM &

Kelurahan 1. Panitia seleksi menyiapakan segala keperluan penerimaan pendaftaran (ATK, Petugas penerima lamaran, tanda bukti pendaftaran/stempel)  Daftar / bukti pemasukan berkas  Dokumen lamaran dari peserta

(38)

28  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

NO JENIS KEGIATAN PELAKU GAMBARAN AKTIFITAS ALAT BUKTI

5.. Penilaian administrasi Calon Tenaga Pendamping

BKM & Kelurahan dengan di fasilitasi SF,ASKOT dan Tim Teknis

1. Panitia seleksi di fasilitasi oleh SF/ Askot serta tim Teknis melakukan pengujian terhadap berkas administrasi pelamar

2. hasil pengujian di rekapitulasi dan di pilah. Dokumen yang lolos adminstrasi dipersiapkan untuk dipanggil dalam wawancara sementara dokumen yang tidak lolos di simpan sebagai arsip 3. Panitia seleksi membuat berita acara

penilaian dokumen yang diperkuat dengan tanda tangan para penilai dan saksi-saksi (Askot/SF, Tim Teknis)

 Berita acara penilaian  Daftar hadir

peserta penilaian

6. Penilaian Wawancara BKM & Kelurahan dengan di fasilitasi SF,ASKOT dan Tim Teknis

1. Panitia seleksi melakukan persiapan wawancara dengan menyepakati panduan pertanyaan serta sistim skoring wawancara. ( wajib mengedepankan asas transparansi dan akuntabilitas)

2. Panitia seleksi mengirimkan surat/informasi panggilan wawancara bagi peserta terpilih

3. Panitia seleksi melakukan wawancara terhadap peserta yang terpilih dan melakukan penilaian.

4. Panitia seleksi membuat berita acara dan tabulasi nilai hasil wawancara

 Berita Acara seleksiswawanc ara  Berita Acara hasil wawancara  Daftar hadir peserta wawancara 7 Rapat/Rembug Penetapan tenaga Ahli pendamping

BKM & Kelurahan , SF, ASKOT dan Tim Teknis

1. Panitia Seleksi menyiapkan segala berkas hasil seleksi

2. BKM , Lurah serta TIPP dengan di fasilitasi Askot& SF melakukan FGD/rembug dengan agenda utama mendengarkan paparan tim seleksi mengenai proses serta hasil seleksi (penilaian administratif maupun hasil wawancara)

3. Rapat memberikan klarifikasi dan tanggapan terhadap tim sebelum memutuskan pemenang seleksi 4. Tim Seleksi dengan

mempertimbangkan masukan forum membuat keputusan pemenang seleksi

 Berita acara rapat  Daftar hadir peserta  Berita acara pengumuman pemeng seleksi 8. Pengumuman, Penjelasan pekerjaan dan Pembuatan Kontrak kerja pendamping Masyarakat

BKM, Kelurahan,

dan SF/ASKOT 1. BKM dan Lurah berdasarkan berita acara pengumuman pemenang seleksi memanggil peserta lols seleksi. 2. Dibantu dengan SF dan askot BKM

dan kelurahan melakukan diskusi dengan pemenang sleksi mengenai tugas, hak dan kewajiban calon tenaga pendamping

3. Setelah dicapai kesepahaman maka dilanjutkan dengan membuat kontrak kerjasama antara BKM/Kelurahan dengan Tenaga Ahli pendamping tersebut  Berita acara rapat penjelasan  Daftar Hadir peserta  Kontrak kerjasama

(39)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  29  IV. Pengumuman Lowongan Tenaga Pendamping Masyarakat.

Untuk mendapatkan tenaga ahli pendamping yang dapat memenuhi kualifikasi dan keahlian yang diharapkan, maka pengumuman lowongan tenaga pendamping harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Pengumuman dilakukan melalui media masaa untuk menjamin adanya proses transaparansi dan akuntabilitas pengadan tenaga pendamping masyarakat. Diharapkan dengan proses yang transparan dan akuntabel akan di dapatkan tenaga pendamping yang memenuhi kualifikasi dan “kebutuhan” yang diharapkan.

2. Isi pengumuman diharapkan pula mampu menggambarkan kebutuhan yang spesifik dari tenaga pendamping masyarakat yang dimaksudkan, sehingga pihak-pihak lain sudah sejak awal mendapatkan informasi;

3. Di dalam pengumuman tersebut seyogyanya telah tergambar dengan jelas bahwa “masyarakat merupakan pemanfaat” dari program ini sehingga tenaga pendamping berkewajiban untuk mencurahkan kemampuan profesionalnya guna kepentingan masyarakat tersebut

4. Pengumuman melalui media massa haruslah menarik, informative dan komunikatif (di sesuaikan dengan akar budaya masyarakat setempat)

(40)
(41)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  31 

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(42)

32  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

1.

2. DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BAHAN / ALAT KONSTRUKSI

3. PENGUMUMAN PENGADAAN TERBATAS

4. SURAT

PENAWARAN

5. RINCIAN HARGA PENAWARAN

6. SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT GANTI RUGI

7. SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN

8. SURAT PERNYATAAN KEBENARAN USAHA

9. BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

10. BERITA ACARA PEMASUKAN, PEMBUKAAN, EVALUASI/PENILAIAN,

PENETAPAN PEMENANG

(43)

PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa  33 

DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BAHAN / ALAT KONSTRUKSI

MELALUI PENGADAAN TERBATAS

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 :

NAMA PEKERJAAN, SUMBER DANA, TEMPAT PEKERJAAN & PEMBERI

KERJA

1. Nama Pekerjaan, Sumber Dana, Tempat Pekerjaan dan Pemberi Kerja :

(a) Nama Pekerjaan : Pengadaan Bahan Bangunan/Alat Konstruksi*) berupa

... dengan spesifikasi teknis dan

volume sebagaimana terlampir.

(b) Sumber Dana

: Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Paket / PLPBK

Program PNPM MP berdasarkan SPPB BKM Nomor :

...tanggal...bulan...

tahun ...

(c) Tempat Pekerjaan : Kel./ Desa : ... Kecamatan :

... Kab/Kota : ... Provinsi :

...

(d) Pemberi Kerja

: BKM / KSM : ...,

selaku Penanggungjawab Utama pelaksanaan

pekerjaan sesuai SPPB Nomor : ...

tanggal ... bulan ... tahun

...

Pasal 2 :

PERATURAN PENGADAAN

1. Penjelasan Umum

a. Peserta Pengadaan harus membaca dengan seksama dan mengerti

petunjuk-petunjuk yang diberikan sebagaimana tertulis dibawah ini. Tidak

ada gugatan yang dapat dipertimbangkan untuk alasan-alasan yang

disebabkan oleh karena tidak membaca atau tidak memenuhi petunjuk –

petunjuk ini atau karena pertanyaan kesalah pahaman mengenai arti dan

isinya, baik sebagian maupun secara keseluruhan.

b. Tim Pengadaan atas nama KSM mengundang penawaran untuk

pelaksanaan Pengadaan Bahan/Alat*), untuk Pekerjaan :

..., dengan Lingkup pekerjaan*) :

 Penyediaan dan pengangkutan Bahan Bangunan sampai dilokasi

kegiatan;

(44)

34  PEDOMAN TEKNIS Pengadaan Barang & Jasa 

 Penyediaan Peralatan, Mobilisasi/Demobilisasi Peralatan Konstruksi,

Penyediaan Tenaga Operator Peralatan dilapangan*)

sesuai dengan spesifikasi dan volume yang dinyatakan dalam kontrak

pekerjaan.

2. Dokumen Pengadaan

Dokumen pengadaan meliputi dokumen-dokumen sebagai berikut :

a. Pedoman Pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk teknis program PNPM MP;

b. Surat Perjanjian Kerjasama/Kontrak Pekerjaan;

c. Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).

d. Petunjuk-petunjuk dan perintah tertulis serta penjelasan-penjelasan dari

KMW / Korkot selama pekerjaan berlangsung;

e. Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya;

f. Spesifikasi, Gambar-gambar dan Addendum (bila ada)

3. Rapat Pemberian Penjelasan (Aanwijzing)

a. Para Peserta Pengadaan diwajibkan untuk membaca secara teliti dan

mengerti sepenuhnya isi dan arti dari keseluruhan Dokumen Penawaran.

Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maupun hal-hal yang memerlukan

penjelasan lebih lanjut, maka Peserta Pengadaan dapat mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada Tim Pengadaan.

b. Rapat Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) diadakan pada :

► Pemberian Penjelasan Kantor

-

-

Hari / Tanggal

Jam

Tempat

:

:

:

...

...

...

► Pemberian Penjelasan Lapangan (Apabila Dianggap Perlu)

c. Bilamana dianggap perlu akan diadakan rapat pemberian penjelasan

lapangan pada waktu dan tempat yang akan ditetapkan kemudian pada

waktu pemberian penjelasan Kantor.

d. Dari hasil rapat pemberian penjelasan tersebut akan dibuat ”Risalah (Berita

Acara) Rapat Pemberian Penjelasan” pengesahannya akan dilakukan oleh

wakil dari 2 (dua) peserta Pengadaan. Risalah ini berisikan jawaban atas

pertanyaan dari peserta Pengadaan, penjelasan dan perubahan terhadap

isi dari dokumen Pengadaan serta keterangan-keterangan tambahan yang

dianggap perlu. Risalah rapat penjelasan tersebut juga merupakan bagian

dari dokumen Pengadaan.

Hasil (Berita Acara) Rapat Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) pekerjaan

dapat diambil 1 (satu) hari setelah dilakukan Pemberian Penjelasan.

4. Pemasukan Penawaran

a. Setiap Penawar hanya diperbolehkan menyampaikan satu dokumen

penawaran;

b. Semua Dokumen harus diserahkan dan dimasukkan kedalam kotak

Pengadaan atau tempat yang telah disediakan oleh Tim Pengadaan pada :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

FOTO KEGIATAN

Setiap kelompok peserta didik membuat laporan tertulis percobaannya. Laporan dapat juga diketik di komputer dan dicetak warna pada kertas A4 sehingga menghasilkan laporan yang

Pada pertandingan Nomor Mixed, Senior dan Super Mixed yang pelaksanaannya digabung untuk sementara Tim DKI Jakarta memimpin di nomor Mixed dengan meraih 66.04

Berdasarkan gambaran di atas maka perlu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan soft- ware sistem monitoring dan pengendalian berupa respons teknis ( functional requirements )

Due to its ease of measurement and calculation, it is the most widely used diagnostic indicator to identify a person's optimal weight depending on his height.. However,

Perkembangan IPTEKS dalam skala regional maupun internasional terjadi sedemikian pesat. Perguruan Tinggi sebagai bagian penggerak pengembangan IPTEKS yang dimaksud,

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau