• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembahasan yang ada dalam Bab I Meliputi: A. Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembahasan yang ada dalam Bab I Meliputi: A. Latar belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan yang ada dalam Bab I Meliputi: A. Latar belakang dilakukannya penelitian B. Rumusan Masalah C. Tujuan penelitian D. Fokus masalah E. Manfaat penelitian F. Penegasan istilah

A. Latar Belakang

Dewasa ini politik hanya diartikan sebagai cara untuk mencapai kekuasaan sehingga muatan-muatan politik hanya sebatas pada sikap politik pejabat negara, isu publik, konflik kepentingan, instansi politik, dan aktor politik (Sapahuma, 2015:1).

Perspektif politik yang demikian menjadikan generasi milenial sebagai sasaran politik praksis, Riset Charta Politikal Indonesia 2017 menunjukan bahwa dalam pemilu 2019 partisipasi politik generasi millenia mencapai 47 sampai 51% (Budiasti, 2018:126). Sehingga secara frekuensi politik dipandang hanya sebatas pemberian suara dalam proses politik (Budiardjo, 2010:372).

Tidak hanay itu Generasi millenial juga ditempatkan sebagai partisipasi politik yakni seseorang atau sekelompok orang yang ikut serta aktif dalam kehidupan politik baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan mempengaruhi kebijakan pemerintah (Budiardjo, 2010:7). Akibatnya pendidikan politik hanya dapat dilakukan oleh pemerintah dan partai politik (Subakti, 2010:20-21).

Pada hal politik tidak diartikan sesempit itu, menurut Aristoteles Politik adalah cara untuk mencapai tujuan bersama.(Surbakti, 2010:2) Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Maryam Budiardjo Politik adalah sesuatu yang selalu

(2)

2

menyangkut tujuan dari masyarakat melalui kegiatan kelompok maupun individu (Budiardjo, 2010:8).

Mengkonstruksikan kembali pemahamkan politik yang sudah membias dan fakultatif seperti di atas maka hemat penulis generasi millenial lah yang tepat untuk diberikn tanggung jawab itu. Sebab generasi milenial tidak hanya sebagai objek politik praksis tapi generasi milenial harus ditempatkan sebagai subjek politik yang dapat memberikan kontribusi melalui eduksi politik pada generasi milenial lainnya.

Generasi milenial adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980 sampai tahun 2000-an Generasi ini memiliki kemampuan untuk mengkolaborasikan pengetahun dengan teknologi. Menurut Setiawan (2018:104-105). Dengan memanfaatkan teknologi generasi milenial dapat berkomunikasi dengan dunia diluar dirinya melalui media sosial sehingga sangat berpotensi besar bagi mereka untuk membentuk komunitas online (Steyani, 2019:12).

Beberapa pendapat pakar terhadap istilah generasi milenial antara lain : 1. Topscott Digital Generetion uisa 1976-200

2. Zemke et al 1980-1999

3. Obliger generasi Y/Net/Gen antara 1981-1995

4. Howe dkk mengartiak genersi milenial atau generasi Y yang hidup sampai sekarang meskipun kelahiran masing-masing berdeda.

Berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000 hal ini senada dengan kualifikasi dan pengertian generasi milenial di Indonesia. (Badan Pusat statistic, 2018:13-17). Kualifikasi lain menurut penulis generasi milenial disamping dilihat melalui usia atau rentetan kelahiran ciri lain generasi milenial adalah :

(3)

3

1. Generasi milenial lebih dominan menggunakan smartphone

2. Memiliki akun sosial media sebagai alat komunikasi dan informasi

3. Menjadikan keluarga sebagai pusat pertimbanagn dan pengambilan keputusan. (Badan Pusat Statistik, 2018:17-19).

Berbagai kelebihan yang dimilikinya, generasi millenial dapat menjadi golongan elit dengan membentuk suatu organisasi formal sebagai badan kolektif maupun lembaga kolektif yang dapat menghimpun masa yang besar untuk melaksanakan peran kepemimpinan (Rahmat, 2017:19).

Dalam penelitian ini penulis mengangkat lembaga semi otonom mahasiwa Pukash FH UMM sebagai objek penelitian untuk meliahat iplementasi pendidikan politik bagi generasi millenial. Pendidikan politik yang dimaksud adalah cara untuk mencapai tujuan politik dari LSO Pukash sendiri yakni melalui perkaderan sehingga terbentuklah kepemimpinan yang dapat melaksanakan peran sesui dengan kepasitas dan kapabilatas masing-masing kader.

Menurut Asmika (2018:31) dalam penelitaiannya Pendidikan Politik bisa melalui Pendidikan Kewarganegaraan beliau menjelaskan bahwa Pendidikan politik bisa dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, secara eksplisit terdapat pada materi pelajaran di jenjang sekolah menengah atas pada bab budaya politik, dalam penelitian tersebut efektifitas penerpan pendidakan politik terbilang cukup besar namun belum sepenuhnya maksimal karena terkendala dengan tenaga pengajar yang tidak selaras dengan pelajaran PPKn.

Jadi pendidikan politik tidak hanya sekedar bagaimana cara untuk memilih partai politik atau calon dalam pemilihan umum namun pendidikan politik yang

(4)

4

penulis makusd disini adalah pendidikann politik kepemimpinan melalui LSO Pukash UMM.

LSO adalah lembaga yang menghimpun bidang tertentu di tataran fakultas (SK Rektor UMM Nomor :154 Tahun 2006) LSO merupakan salah satu dari berbagai macam organisasi internal kampus yang ada di universitas Muhammadiah Malang. Adapun organisasi internal kampus di Universitas Muhammadiyah Malang adalah sebagai berikut :

1. Senat Mahasiswa Universitas (SEMU)

2. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) 3. Senat Mahasiswa Fakultas (SEFA)

4. Badan Eksekutif Mahasiwa FAkultas (BEMFA) 5. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

6. Himpunan Mahasiswa Prgram Studi (HMPS) 7. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

8. Lembaga Semi Otonom (LSO) (Pedoman Pembinaan Kemahasiswaan, 2019:38).

Semenatara organisasi eksternal kampus adalah organisasi yang berlatar belang mahasiswa yang berdiri di luar kampus seperti HMI, IMM, GMNI, KAMMI dll (Airlangga, 1992:2-4), dalam pengertian lain organisasi eksternal kampus adalah wahana dan sasaran mahasiswa untuk mengembangkan diri dengan manamkan sikap ilmiah tentang profesi, kerjasama, dan menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan (Kep Mendikbud RI Nomor 155/U/1998) namun sejak diterbitkan SK tentanng pelarangan organisasi eksternal kampus melakukan pengkaderan di dalam kampus maka sejak itu organisasi-organisasi eksternal kampus ini tidak bisa

(5)

5

melakukan perkaderan didalam kampus hal tersebut diatur dalam Surat keputusan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK), dan Badan Koordinator Kampus (BKK), (SK No. 0156/U/1978), serta Surat Keputusan Jenderal Perguruan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indoensia Tentang Pelarangan Organisasi Eksternal Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus , (SK Nomor :26/DIKTI/KEP/2002)

Atas dasar bahwa pendidikan politik mahasiswa tidak bisa dilakukan oleh organisasi eksternal kampus maupun partai politik maka tanggung jawab itu berada pada organisasi Internal Kampus dalam hal ini LSO untuk melakukan pendidikan politik bagi mahasiswa (Undang-Undang No 1 tahun 2018 Tentang Partai Politik Mahasiswa Universitas Muhammdaiyah Malang), pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan agar orang tertarik menjadi bagian darinya, (Nambo dan Puluhuluwa, 2005:8) dengan sasaran generasi milenial.

Kemudian sebagaimana argumentasi penulis yang telah diuraikan di atas serta atas kajian yang mendalam dari penulis bahwa realitas yang terjadi hari ini adalah pendidikan politik yang hanya dimaknai sebatas pada pendidikan dalam mensukseskan pemilihan umum pada hal pendidkan politik sangatlah luas salah satunya adalah pendidikan kepemimpinan.

Penulisan ini mengambil objek penelitian di Pukash FH UMM karena menurut penulis pendidikan politik di Pukash FH UMM sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.

Atas dasar itu penulis mengajukan judul penelitian tentang “ Iplementasi Pendidikan Politik Generasi Milenial Studi Pada Lembaga Semi Otonom Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang”

(6)

6 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemapaaran permasalahan yang ada di latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk pendidikan politik di LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ?

2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan politik di LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Politik di LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diuraikan tujuan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk pendidikan Politik LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Pendidikan Politik di LSO Pusat Kajian Keilmuan Dan Keislaman mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Politik di LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

7 D. Fokus Masalah

Fokus masalah diperlukan agar tidak ada pembahasan yang melebar. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiawa Universitas Muhammadiyah Malang yang termasuk anggota Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum. Fokus masalah pada penelitian ini yakni, bagaimana sistem rekrutmen dan bentuk pendidikan politik pada LSO Pusat Kajian dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas Muhammadiyah Malang.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan berpikir dalam melihat dan menganalisa bagaimana macam persoaalan yang terjadi mengenai pendidikan politik.

2. Secara Paraktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai wadah bagi peneliti untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Kemudian, berguna dalam meningkatkan keterampilan berpikir terkait dengan penelitian mengenai implementasi pendidikan politik generasi millenial study pada LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Bagi LSO Pukash

Hasil penelitian ini bisa digunakan LSO Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

(8)

8

Malang.sebagai tolak ukur keberhasilan penerapan pendidikan politik kepempinan.

c. Bagi Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi yang berdaya guna teoretis dan empiris tentang arti pentingnya penerapan pendidikan politik kepemimpinan. Agar tercipta generasi muda yang memiliki toleransi tinggi yang paham akan pendidikan politik kepemimpinan. F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah bertujuan menjelaskan pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi dan yang menjadi kata-kata pokok dalam judul tersebut. Maka istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implementasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implementasi adalah pelaksanaan, atau penerapan suatu kebijakan (Depdiknas, 2008:548). Menurut (Mulyasa, 2009:178) Implementasi merupakan suatau proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatau tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

Menurut sosilo (2007:174) implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberikan dampak baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, tetapi suatau kegiatan yang terancam dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman 2002:20). Secara sederhana Implementasi adalah suatu pelaksanaan atau suatu

(9)

9

penerapan dengan kata lain Implementasi merupkan aktifitas, adanya aksi tindakan atau mekanisme suatu kegiatan yang terencana (Firdianti, 2018:40).

Menurut penjabaran pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Implementasi merupakan sebuah proses pelaksanaan atau penarapan dari sebuaah ide atau konsep pemikiran yang mempunyai nilai inovasi-inovasi didalamnya untuk pencapaian sebuah tujuan dari suatu kegiatan, aksi, ataupun tindakan.

2. Pendidikan politik.

Pendidikan politik merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa sebagai upaya pembelajaran yang cepat, mudah, disengaja dan sistematis. Hal ini diperlukan, untuk membentuk seseorang agar sadar politik dan mampu menjadi aktor politik yang bertanggung jawab secara moral dan etika dalam mencapai tujuan-tujuan politik. (Kartono, 2009:11) menjelaskan pendidikan politik ialah aktivitas atau kegiatan pendidikan diri yang dilakukan terus menerus dan berproses di dalam person. Sehingga, orang tersebut lebih mampu memahami dirinya sendiri dan bahkan mampu memahami situasi kondisi lingkungan di sekitarnya.

Kantaprawira (2004:19) menjelaskan pendidikan politik merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Pendidikan politik adalah suatu wahana untuk memberikan pemahaman politik pada masyarakat dengan tujuan masyarakat mampu memahami tentang politik, pendidikan politik merupakan pembentuk insan-insan yang nantinya akan paham politik (Sutrisman, 2019:72).

(10)

10

Merujuk dari pendapat yang ada di atas, pendidikan politik merupakan suatu hal yang wajib diberikan untuk meningkatkan sebuah pengetahuan masyarakat terhadap politik, dengan demikian masyrakat mampu memahami dan dapat berpartisipasi secara maksimal dalam setiap kegiatan politik. Pendidikan politik hendaknya dilaksanakan secara mudah, berpola, sistematis dan berkesinambungan, hal ini agar masyarakat mampu memahami dengan cepat serta mudah. Metode-metode dalam penyampaian pendidikan politik yang memiliki inovasi-inovasi yang linier dengan keadaan masyarakat akan sangat membantu pelaksanaan pendidikan politik secara maksimal.

3. Generasi Millenial

Generasi Millenial adalah generasi yang berada pada jaman yang serba moderen yang serba mudah dan terikat dengan teknologi yang semakin canggih (Janah, 2019). Generasi millenia (Gen-Y) merupakan generasi yang cenderung memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya ( baby boomer dan veteran serta Gen-X) hal demikian terjadi dikarenakan generasi millenial cenderung berkolaborasi dan mengetahui teknologi yang cukup tinggi bila di bandingkan dengan generasi ould (Budiasti, 2018:20). Sehingga Para peneliti sosial sering mengelompokkan mereka sebagai generasi yang lahir di antara tahun 1980-an sampai 2000-an atau bisa dikatakan bahwa mereka adalah pemuda yang saat ini berusia 17-37 tahun (Sabani, 2018:125).

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas generasi millenial adalah sekelompok yang sangat paham terhadap arus moderensasi zaman, generasi millenial sangat mudah memahami teknologi yang memiliki peranan besar

(11)

11

dalam era sekarang. Generasi milenial adalah genarasi yang cendrung lebih besar rasa keingintahuannya. Generasi millenial jika dilihat dari segi usia adalah mereka yang lahir era tahun 90 an sampai 2000 an yang memang dalam rentang tahun tersebut perkembangan teknologi sedang terjadi secara pesat. 4. LSO Pukash UMM

Menyadari akan peran dan ilmu pengetahuan yang sangat dominan dalam era pembangunan sekarang ini, maka semakin terasa perlunya menumbuhkan motivasi belajar di kalangan generasi muda khususnya calon intelektual yaitu para Mahasiswa. Ilmu pengetahuan baru akan bermanfaat bila didasari oleh kesadaran yang mendalam akan arti dan fungsi peran pendidikan itu sendiri, serta oleh sikap mental dan moral yang luhur. Oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang terus menerus, terarah, dan terpadu mampu memberikan pengarahan, bimbingan dan pembinaan khususnya kepada mahasiswa sebagai pengurus perjuangan bangsa.

kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu upaya yang diwujudkan dengan penegakan hukum yang teguh dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, maka kami mahasiswa hukum yang tergabung di dalam Pusat Kajian Mahasiswa Fakultas Hukum merasa terpanggil selalu menimbah ilmu baik melalui diskusi maupun kajian ilmiah serta pembinaan kepribadian yang bermoral, berkeilmuan, berjiwa pengabdian serta mempunyai kesatuan pandangan dan gerak sebagai mahasiswa Hukum.

Pusat Kajian Mahasiswa Fakultas Hukum dalam gerak langkahnya bersifat kekeluargaan dan tidak mengarah kepada kepentingan suku, ras, agama, golongan serta tidak bernaung di bawah kekuatan sosial politik manapun.

(12)

12

Tetapi sepenuhnya mengabdi untuk kepentingan mahasiswa, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

[r]

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Tidak ada Kontributor yang dapat memberikan atau mengalihkan bagian dari hak atau kewajiban berdasarkan Pasal Persetujuan ini atau bagian dari Sahamnya atau sebaliknya