• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

192

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA

SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE

Ilham Majid(1) danSunarti Mulaicin(2)

(1)

Staf Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair (2)

Alumni Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair E-mail: ilham_majid@yahoo.com

ABSTRAK

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru, fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu dan biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk desain media pembelajaran herbarium pada konsep tumbuhan paku, apakah dapat diterima (layak) dan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Penelitian ini bersifat pengembangan dengan desain validasi produk, yang menggunakan 10 orang guru dari lima Madrasah Aliyah (MA) sebagai validator produk dan 10 orang dosen pendidikan biologi Unkhair sebagai validator ahli, yang berlangsung pada bulan Agustus sampai Desember 2012.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk desain media pembelajaran herbarium dinyatakan valid dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli (dosen) rata-rata 76.32 dan validator produk (guru) rata-rata 85.00, di lima MA di Kota Ternate yaitu, MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula.

Kata kunci :Pengembangan, media pembelajaran, herbarium, tumbuhan paku

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru, fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar (Ardiani, 2008).

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar peserta didik dapat belajar. Menurut (Ahmadi dan Unbiyati, 2001), mendidik adalah mempengaruhi anak

dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa berpikir dan mengembangkan potensi dirinya dan membantu peserta didik supaya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

Menurut Sardiman (2006), proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru dibutuhkan komponen-komponen pendukung (ciri-ciri interaksi edukatif) yaitu; (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu.

(2)

193 Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan; (2) Ada tujuan suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai yang telah dilaksanakan; (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar; (4) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar; (5) Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar; (6) Komponen-komponen tersebut dalam berlangsungnya proses belajar mengajar tidak dapat dipisah-pisahkan.

Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran yang dapat dilihat dari segi fungsi dan nilainya. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku (Hamalik, 1994).

Menurut Sardiman (2006), motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah peranan media pembelajaran. Selanjutnya menurut Djamarah dan Zain (1995), dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.

Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang di keringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (spesimen herbarium). Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu, dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.

Herbarium merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Salah satu koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki kriteria-kriteria tersendiri. Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisi tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 jenis, dan diperkirakan 3000 diantaranya tumbuh di Indonesia.

Media pembelajaran yang

dikembangkan adalah media herbarium pada konsep tumbuhan paku. Kelayakan produk media akan dilakukan penilaian oleh validator produk yang terdiri dari 10 orang guru Madrasah Aliyah se-Kota Ternate dan validator ahli, yang terdiri dari 10 orang dosen Pendidikan Biologi Unkhair.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui produk desain media pembelajaran herbarium pada konsep tumbuhan paku, apakah dapat diterima (layak) dan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran ataukah tidak.

(3)

194

Presentasi Kriteria Validasi

76-100 Valid

56-75 Cukup Valid

40-55 Kurang valid ( revisi) 0-39 Tidak valid (revisi) METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat pengembangan, yakni bentuk penelitian yang memuat butir-butir model pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk (PPKI, 2000). Penelitian dilaksanakan pada lima Madrasah Aliyah (Negeri maupun Swasta) di Kota Ternate pada Agustus-Desember 2012. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel untuk validitas produk (guru biologi MA) khususnya yang mengajar di kelas X MA berjumlah dua orang (masing-masing sekolah) di lima Madrasah Aliyah se-Kota Ternate, yakni MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula. Selain itu, digunakan juga validator ahli terdiri dari 10 orang dosen pendidikan biologi FKIP Unkhair.

ANALISA DATA

Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data dengan mengujicobakan media dan meminta tanggapan dari guru-guru, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Menghitung prosentasi data dengan menggunakan formulasi rumus sebagai berikut:

P = xi x   x 100% Keterangan: P : Prosentasi

Σx : Jumlah jawaban penilaian Σxi : Jumlah jawaban tertinggi

Setelah nilai prosentasi diperoleh, maka ditafsirkan dalam kalimat dengan kriteria sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002) seperti berikut.

Tabel 1. Kriteria nilai persentase

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang pengembangan media pembelajaran herbarium pada konsep tumbuhan paku di 5 Madrasah Aliyah Kota Ternate, dipaparkan sebagai berikut:

Hasil validasi guru mengenai media pembelajaran herbarium

Hasil validasi guru mengenai media pembelajaran herbarium yang terdiri dari 10 orang guru (validator produk) yang berasal dari lima Madrasah Aliyah se-Kota Ternate, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

(4)

195

Aspek yang dinilai Kriteria

Item

Pilihan Jawaban Prosentase Rata-rata

(%)

Ket

4 3 2 1

1. Bentuk media a. Warna media 3 12 15 3 - 83.33 Valid

b. Ukuran reprensentatif

c. Gambar representatif

2. Penggunaan media

a. Mudah dibawa/simpan 3 12 14 4 - 81.67 Valid

b. Mudah digunakan

c. Durasi waktu

3. Kualitas desain media

a. Pesan media 3 13 16 1 - 85.00 Valid

b. Kejelasan media

c. Relevan media dengan materi

4. Tata ruang dan bahasa pada media

a. Tata tulis sesuai kaidah 3 21 9 - - 92.50 Valid

b. Bahasa sesuai kaidah

c. Tata letak

Jumlah 12 85.62 Valid

Tabel 2. Hasil analisis validasi guru terhadap media pembelajaran herbarium

Sumber: Hasil penelitian 2012

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa hasil validasi pengembangan media pembelajaran herbarium oleh 10 responden sebagai validator produk, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (bentuk media) dengan prosentasi 83,33%, kriteria 2 (penggunaan media) dengan jumlah prosentasi rata-rata 81,67%, kriteria 3 (kualitas desain media) dengan prosentasi rata-rata 85,00%, dan kriteria 4 (tata ruang dan bahasa pada media) dengan prosentasi rata-rata 92,50%. Prosentasi rata-rata dari ke-4 kriteria adalah 85,00%. Hasil validasi dosen mengenai media pembelajaran herbarium

Hasil validasi dosen mengenai media pembelajaran herbarium, terdiri dari 10 orang dosen Pendidikan Biologi FKIP (validator ahli) dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa hasil validasi pengembangan media pembelajaran herbarium oleh 10 orang responden sebagai validator ahli, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (tata tulis dan bahasa media) dengan prosentase 73,75%, kriteria 2 (kualitas desain media) dengan jumlah prosentase rata-rata 80,00%, kriteria 3 (pesan media) dengan prosentase rata-rata 75,83%, kriteria 4 (bentuk media) dengan prosentase rata-rata 80,00%, kriteria 5 (pada media terdapat kejelasan petunjuk) dengan prosentase rata-rata75,00%, dan kriteria 6 (sumber dan daftar pustaka dalam media up-to date) dengan prosentase rata-rata 73,33%. Prosentase rata-rata dari ke-6 kriteria adalah 76,32%.

(5)

196

Aspek yang dinilai Kriteria

Item

Pilihan Jawaban Prosentase Rata-rata

(%)

Ket 4 3 2 1

1. Tata tulis dan bahasa pada media

a. Tata tulis sesuai kaidah

2 3 14 2 1 73.75 Cukup Valid

b. Bahasa sesuai kaidah

2. Kualitas desain media

a. Pesan media 3 13 12 3 2 80.00 Valid b. Kejelasan media

c. Relevan media dengan materi

3. Penggunaan media a. Mudah dibawa/

simpan

3 8 15 7 - 75.83 Valid

b. Mudah digunakan/ sederhana

c. Durasi waktu

4. Bentuk media a. Warna media 3 13 12 3 2 80.00 Valid b. Ukuran reprensentatif

c. Gambar/bahan media representative

5. Pada media terdapat kejelasan petunjuk 1 3 4 3 - 75.00 Cukup Valid

6. Sumber dan daftar pustaka dalam media up-to date

1 - 5 2 3 73.33 Cukup Valid

Jumlah 13 76.32 Valid

Tabel 3. Hasil analisis validasi dosen terhadap media pembelajaran herbarium

Sumber: Hasil penelitian 2012

PEMBAHASAN

Hasil validasi dosen dan guru terhadap media pembelajaran herbarium pada konsep tumbuhan paku dapat dibahas sebagai berikut: Hasil validasi guru terhadap media pembelajaran herbarium

Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa hasil validasi guru dijabarkan sebagai berikut; prosentase rata-rata untuk aspek 1 (bentuk media) dengan prosentase 83,33%, kriteria 2 (pengguanan media) dengan jumlah prosentase rata-rata 81,67%, kriteria 3 (kualitas desain media) dengan prosentase rata-rata 85,00%, sedangkan pada kriteria 4 (tata ruang dan bahasa pada media) dengan prosentase rata-rata 92,50%. Jadi rata-rata prosentasi dari ke-4 kriteria adalah 85,00%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa guru pada lima MA yang terdiri dari MA Negeri Model, MA Alkhairat,

MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula memberikan penilaian atau validasi kelayakan media pembelajaran herbarium valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Suherlan (2000) dalam Riyana (2004), pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional, bersifat timbal balik antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran guna menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan, untuk meningkatkan pemahaman anak didik terhadap materi yang disajikan, serta untuk menyajikan data yang kuat dan terpercaya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle (1996) dalam Sanjaya (2006), media pembelajaran merupakan seluruh alat dan

(6)

197 bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut Gerlach dan Ely (1980) dalam Sanjaya (2006), media pembelajaran dapat berupa orang, bahan peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Hasil validasi dosen terhadap media pembelajaran herbarium

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa hasil validasi dosen terhadap media pembelajaran herbarium oleh 10 responden sebagai validator, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (tata tulis dan bahasa media) dengan prosentase 73,75%, kriteria 2 (kualitas desain media) dengan jumlah prosentase 80,00%, kriteria 3 (penggunaan media) dengan prosentase rata-rata 75,83%, kriteria 4 (bentuk media) dengan prosentase 80,00%, kriteria 5 (pada media terdapat kejelasan petunjuk) dengan prosentase 75,00%, dan kriteria 6 (sumber dan daftar pustaka dalam media up to date) dengan presentase 73,33%. Prosentase rata-rata dari ke-6 kriteria adalah 76,32%.

Dari hasil validasi produk media herbarium ini dinyatakan valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran biologi pada konsep tumbuhan paku. Media ini dikembangkan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang efektif bagi siswa yang lambat, tetapi juga dapat memacu efektifitas belajar bagi siswa yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan herbarium dapat dijadikan sebagai bahan peraga pelajaran botani dan sebagai pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa ke dalam kelas atau ruangan (konstruktivis).

Sasaran pengunaan media adalah agar siswa mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna, dengan demikian siswa mudah mengerti dan memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya pengembangan media pembelajaran, dapat membantu guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi, dan siswa dapat memahami pelajaran lebih efektif.

Respon oleh validasi ahli (dosen) terhadap media pembelajaran herbarium sangat baik, karena media herbarium mudah dibuat oleh guru dengan bentuk yang sederhana, serta mudah dibawa atau dipindahkan. Selain itu, pada media pembelajaran herbarium juga terdapat penjelasan singkat mengenai deskripsi singkat, habitat, dan morfologi sehingga memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sadiman (1984), media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan penyampaian materi pelajaran dengan ceramah tanpa alat bantu. Penelitian ini menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran (herbarium) yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di tingkat SMA/MA sederajat pada konsep tumbuhan paku.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produk desain media pembelajaran herbarium dinyatakan valid dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli (dosen) rata-rata 76.32% dan validator produk (guru) rata-rata 85.62%, di lima MA se-Kota Ternate (MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. 2008. Upaya Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Persamaan Kuadrat Dengan Pendekatan Problem Solving. (Skripsi tidak dipublikasikan). Ahmadi dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan,

(7)

198 Anshori, M., dan Martono, D. 2009.Biologi,

Studi dan Pengajaran (Buku Sekolah Elektronik). Pusat Perbukuan DEPDIKNAS. Jakarta.

Ardiani. 2008. Pemanfaatan media pembelajaran. (Online) diakses 17 April 2012

Ariani. 2008. Tumbuhan-Paku-Pterydophyta. (Online) diakses 21 Januari 2012. . 2010. Pterydophyta-Tumbuhan Paku.

(Online) di akses 19 April 2012.

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad. 2003. (Artikel 2008) Proposal

Penelitian.http://kammigresikonly.com. (Online) diakses 28 Nopember 2011. BSNP. 2006. Standar Isi. Pusat Kurikulum:

Jakarta.

Fath. 2009. Pengertian media. (Online) diakses 17 April 2012.

Djamarah dan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Banjarmasin. Gerlac dan Ely. 2008. Proposal penelitian.

(Online) diakses tanggal 24 Januari 2012.

Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara. Bandung.

Latuheru, 1998 dalam Hamdani, 2005. Manfaat Media Pembelajaran, (Online) diakses 19 April 2012.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Bandung.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Steenis, Van C.G.G.J., Bloembergen, S., dan Eyma, P.J. 1947. Flora, Cetakan ke 12 2008. PT. Percetakan Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprihanto. 2003.Pengertian Motivasi (Artikel 2009). (Online) diakses 15 Mei 2012. Tim Dosen UM. 2000. Panduan Penulisan

Karya Tulis Ilmiah. Universitas Negeri Malang.

Titin. 2003. Interaksi Edukatif. (Online) diakses 21 April 2012.

Umairacumay. 2011. Makalah

Herbarium.(Online) diakses 10 Februari 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan kegiatan sistem penyelenggaraan makanan intitusi dan manajemen asuhan gizi klinik pada pasien Gizi Kurang Dengan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu mempelajari pengaruh waktu fermentasi dan volume nutrien dalam proses penurunan kadar sianida dan pengaruh fermentasi terhadap

Data yang didapatkan berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan WPS tentang IMS, diketahui sebanyak 30 orang (35,7%) memiliki tingkat

Penelitian tersebut terkait dengan pengembangan arsitektur enterprise untuk perguruan tinggi [1] yang memberikan gambaran konseptual aktivitas – aktivitas yang perlu

Pembangunan gedung bertingkat saat ini sebagian besar masih tetap menggunakan metode beton bertulang konvensional dengan menggunakan bekisting yang dicor di

Penelitian ini menilai kewajaran harga saham menggunakan analisis fundamental pendekatan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) untuk

Prinsip utama pengukuran adalah pada saat ada suatu gas terdeteksi oleh beberapa sensor dengan kemampuan mendeteksi gas tersebut maka hasil pengukuran dari

Helsingin keskustan reunavyöhykkeellä asuvien työmatkojen keskipituus on noin 7,5 kilometriä, muualla ydinalu- eella asuvilla hieman yli 10 kilometriä, kehysalueen asukkailla noin