• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan antara Australia dan Malaysia merupakan isu yang menarik untuk diperbincangkan. Salah satu alasan mengapa hal tersebut menarik adalah keterlibatan mereka dalam kerjasama militer Five Power Defense Arrangement. Yang merupakan kerjasama militer yang bersifat fleksibel antara negara-negara persemakmuran Inggris, yaitu, Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru. Yang menjadikan isu ini menarik adalah bagaimana kerjasama ini terbentuk, bersifat fleksibel dan bertahan mengikuti perubahan hingga sekarang ini. Awalnya kerjasama ini didirikan untuk membantu Malaysia yang waktu itu baru merdeka dengan nama Malaya membangun kapabilitas militernya dan untuk sementara tugas kerjasama ini adalah untuk melindungi Malaya dari ancaman yang sekiranya bisa membahayakan Malaya. Seperti pergerakan Partai Komunis Malaya yang mulai bergejolak pada 1948 sebagai respon dibentuknya ANZAM (Australia, New Zealand and the Malaya) yang berupa framework consultation untuk Malaya, yang kemudian di sahkan dengan perjanjian Anglo-Malayan ketika Malaya merdeka pada 1957 kemudian ANZAM digantikan dengan AMDA1

Awal dari keterlibatan Australia dalam kerjasama ini adalah ketika terjadi perubahan kepemimpinan Australia, dari Ben Chiffley (ALP) ke Robert Menzies (Partai Liberal) yang jelas-jelas menyatakan dalam pidatonya bahwa komunisme merupakan musuh terbesar dari Australia, maka dari itu untuk melindungi Australia dari bahaya komunisme2 Australia setuju untuk mengikuti perjanjian dengan Malaya. Selain itu, alasan mengapa Australia mau dan bertahan dalam kerjasama ini juga merupakan salah satu alasan mengapa kerjasama ini menarik. Pada umumnya kerjasama militer semacam ini tidak akan bertahan lama, apalagi rezim internasional sudah berubah drastis, tidak seperti pada era perang dunia,

1

Kin Wah Cin, The Defence of Malaysia and Singapore : The Transformation of Security System

1957-1971, Cambrigde University Press, New York, 1983, hal. 9

2

Robert Mezies Election Speech, <http://electionspeeches.moadoph.gov.au/speeches/1949-robert-menzies>, diakses pada Rabu, 9 September 2015

(2)

2

juga hubungan antara Malaysia dan Australia secara bilateral juga berpengaruh. Pembentukan FPDA yang diawali oleh ANZAM dan AMDA yang dilatar belakangi isu komunisme pada 1940 hingga 1950-an yang mulai berkembang di Asia Tenggara, dengan Singapura sebagai salah satu kawasan yang harus diwaspadai3. Selain itu konflik antara Malaysia dan Singapura terkait pemisahan Singapura dari Federasi Malaysia yang baru saja merdeka.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Skripsi ini akan membahas mengenai aliansi kemanan yang melibatkan lima negara, yaitu Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura yaitu FPDA yang telah ada semenjak lepasnya kolonial Inggris dari wilayah Malaya dan masih bertahan hingga sekarang, dengan salah satu latar belakang pembentukan FPDA ini adalah untuk menekan pengaruh komunisme di Asia Tenggara dan agar tidak memasuki wilayah Australia. Penelitian kali ini akan membahas mengenai FPDA dan relevansinya dari sudut pandang Australia, sebagai salah satu anggota dan juga pemimpin angkatan bersenjata dalam kerjasama ini, berdasarkan dari point tersebut ditarik pertanyaan Mengapa FPDA masih relevan dengan kepentingan keamanan Australia dewasa ini?

1.3 Landasan Konseptual

Untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas, penulis menggunakan tiga landasan konseptual. Yaitu contemporary militarism, Australia regional security doctrine, dan security complex

Contemporary militarism

Teori ini menjelaskan mengenai kondisi militerisme sebuah negara. Terdapat beberapa standart militerisme tergantung pada wilayah atau negara yang bersangkutan. Namun ada dua bentuk dari militerisme yaitu mereka yang

3Geoffry, Till, “A Little Ray of Sunshine : Britain And The Origin Of The FPDA –A

Retrospective On Objectives, Problems and Solutions” dalam Storey, Ian (ed), Five Power

(3)

3

memperlihatkan kapabilitas bidang militernya karena pemerintahan yang represif, biasanya fenomena seperti ini terjadi di dunia ketiga. Lalu yang kedua adalah mereka yang memperlihatkan kapabilitas bidang militernya karena industri militernya biasanya ini berlaku untuk negara superpower4. Untuk Australia kecenderungan militerismenya berada di tipe kedua, yaitu karena keberadaan industri militer. Adanya perubahan dalam orientasi militerisme inilah yang akan digunakan untuk menganalisa arah kepentingan keamanan regional Australia dan perubahan haluan kepentingan militer Australia5. Apa saja kepentingan Australia dalam bidang keamanan di wilayah regionalnya pasca melemahnya pengaruh Inggris dan Amerika

Australia Strategic Interest

Seperti yang terdapat dalam The Strategy 2013 (Australia National Security Strategy) bahwa Australia melihat adanya tantangan baru untuk kepentingan nasional Australia sendiri maupun di kawasan Asia-Pasifik, Australia melihat ada beberapa isu dikawasan Asia Pasifik dan Tenggara yang berpotensi mengancam keseimbangan keamanan kawasan. Pertumbuhan Cina sebagai hegemoni baru dan isu mengenai aksi kejahatan transnasional dan terorisme menjadi concern utama Australia.

“The economic transformation of China, our largest trading partner, is changing the economic and strategic balance of the world; and Asia as a whole is assuming ever greater global significance. New partnerships are emerging in the region and institutional frameworks are adapting to them. As a mature regional power,

Australia is participating in these changes”6

“There are also more immediate national security challenges facing governments around the globe. In particular, non-state actors such as criminal and terrorist

4

Graeme Cheeseman , StJohn Kettle, Introduction, dalam Cheeseman & Kettle (ed), The New

Australian Militarism, Pluto Press Australia Limited, 1990, hal. 20-21

5

Cheeseman & Kettle, hal. 22-23

6

Department of Ministry and Cabinet, Strong and Secure : A Strategic For Australia‟s National

(4)

4 organisations pose an enduring challenge. Organised crime is becoming more

sophisticated…….”7

“As we navigate the coming century, our vision for Australia‟s national securityis for a unified national security system that works with partners to anticipate

threats, protects the nation and shapes the world in Australia‟s interest”8

The Strategy ini akan digunakan untuk melihat apasaja kepentingan Australia yang menyangkut keamanan dan juga yang melibatkan FPDA. Bagaimana Australia merespon tantangan baru tersebut dengan FPDA yang menjadi lembaga konsultasi militer bagi Australia dan merupakan salah satu aliansi penting bagi Australia. Dari sini akan menjawab seberapa pentingnya FPDA bagi kepentingan keamanan Australia dewasa ini.

Security complex

“Security Complex is defined as a group of states whose primary security concern link together sufficiently closely that their national security cannot realistically be considered apart from one another” - Buzan (People State and Fear, The National Security Problem in International Relation : 1983). Security Complex ini akan digunakan untuk menganalisa alasan bagaimana Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura membentuk kerjasama dalam bidang militer yaitu FPDA. Security complex dipilih dikarenakan sifatnya yang durable tapi tidak mengikat dan tidak permanen dalam status anarkis security complex dilihat sebagai sebuah sub-sistem dengan struktur mandiri dan pola interaksi yang memberikan patokan yang berguna untuk menilai dan mengidentifikasi pola perubahan dalam keamananan regional9 dan semuanya aspek dinilai setara, menitik beratkan pada persaingan dalam ketergantungan

7

Department of Ministry and Cabinet, hal. 3

8

Department of Ministry and Cabinet, hal. 4

9

Buzan, Barry, People, States and Fear : An Agenda For International Security Studies In The

Post-Cold War Era, 2nd Edition, Lynne Rienner Publisher, United States of America, 1991, hal, 209

(5)

5

sekaligus kepentingan bersama10. Security complex merupakan sebuah lensa analisis dalam level regional karena hanya melibatkan pola yang ada di wilayah negara tetangganya saja, Buzan menjelaskan jika terjadi perang di Asia Tenggara maka Asia Barat tidak akan terpengaruh karena menurut Buzan kunci utama untuk melihat pola konsentrasi kemanan di wilayah bagian selatan Asia adalah negara tetangga yang saling berhubungan. biasanya negara-negara yang terlibat dalam security complex ini memiliki kesamaan dalam beberapa hal seperti geografis, politis, strategis, sejarah, ekonomi, kebudayaan. Dan security complex menganalisa sebuah fenomena berdasarkan pola. Security Complex nanti akan digunakan untuk menganalisa pola kemanan regional negara Asia Tenggara, dan keterlibatan great power seperti Inggris, Australia dan Amerika dalam regional security ini

1.4 Argumentasi Utama

Meskipun sudah ada perubahan mengenai keamanan internasional, keberadaan FPDA masih relevan dengan kepentingan keamanan Australia dewasa ini. Dilihat dari defense white Paper tahun 2009 yang dirilis oleh Australia selalu menyebutkan mengenai FPDA merupakan salah satu sarana yang digunakan Australia untuk mencapai kepentingannya. Meskipun terjadi perubahan dalam arsitektur keamanan dikawasan Asia Tenggara sejak perang dingin berlangsung hingga sekarang ini, dengan sistem FPDA yang fleksibel11 dan bersifat sebagai lembaga konsultasi militer untuk para anggotanya, menjadikan FPDA sebagai the quiet achiever. Selain itu sifat fleksibel dari FPDA ini dikarenakan kesadaran dari para negara anggota mengenai perubahan arsitekur dikawasan Asia Pasifik dan secara global. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama bidang militer tidak hanya berfokus pada isu pertahanan dan keamanan yang cakupannya luas atau besar seperti negara tetapi juga mengenai masalah terorisme, perlindungan ZEE,

10

Buzan, People, States and Fear : An Agenda For International Security Studies In The Post-Cold

War Era, hal.190

11Huxley, Tim, “The Future of the FPDA in an Evolving Regional Strategic Environment” dalam

Storey (ed), The Five Power Defence Arrangement At Forty, ISEAS Publishing, Singapura, 2011, hal. 119

(6)

6

perdagangan narkotika, pembajakan, juga humanitaian action and disaster relief. Sifat dari FPDA yang fleksibel inilah yang menurut Australia sejalan dengan prinsip politik luar negeri Australia. Pada defence white paper 2013, Australia masih menyebutkan bahwa kerjasama yang dijalin melalui FPDA masih memiliki andil penting dalam strategic interest Australia, selain itu Australia juga menginginkan tidak adanya konflik antara emerging power dikawasan12. Selain itu FPDA juga masih relevan dalam membantu Australia untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan adanya JCC dalam FPDA. Australia juga sudah sejak lama melihat FPDA sebagai wadah untuk menjembatani kepentingan Australia terhadap bidang keamanan maritim di wilayah Asia Tenggara13.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Dalam proses pengumpulan data, penulis akan menggunakan studi literatur/kajian pustaka. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pernyataan dan laporan yang dibuat oleh pemerintah yang terdapat pada sumber-sumber terpecaya dan data sekunder diperoleh buku, jurnal ilmiah, baik berupa cetak maupun digital

1.6 Sistematika Penelitian

Skripsi ini akan dibagi dalam empat bab. Bab Pertama akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan konseptual, argumen utama, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua akan membahas mengenai situasi dan alasan dibentuknya FPDA. Bab ketiga akan menjawab pertanyaan penelitian yaitu mengenai relevansi FPDA dengan kondisi kemanan Australia dewasa ini. Bab empat akan berisi kesimpulan yang mencakup keseluruhan penelitian

12

Department of Defense, Defence White Paper 2013, Commonwealth of Australia, 2013, hal. 24-25

13

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kemampuan berpikir kritis adalah kuesioner yang dimodifikasi dari Ennis dalam Hassaobah (2008) yang telah diuji

KTH Ngudi Lestari bukan merupakan pemegang HGU, sehingga verifier ada serikat pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan

Menurut Krech (dalam Maryana,2006) peningkatan derajat.. harga diri dapat membawa seseorang kepada inisiatif sosial, sedangkan penurunan derajat harga diri dapat

Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan

Tahap penilaian resiko adalah proses identifikasi dan penilaian resiko serta analisa dampak kerugian atas kehilangan asset yang ditimbulkan masing-masing

A1, A4, A5, B1, B2, B3 6 6 Mengidentifikasi peran bahasa dalam pembangunan bangsa Peran bahasa dalam pembangunan bangsa Ceramah dan Diskusi Ketepatan resume,

Permasalahan saat ini adalah masyarakat yang belum mengetahui secara jelas tentang ADHD sehingga anak yang menyandang ADHD belum tertangani secara tepat dan besarnya biaya

a) untuk anak kuliahan, video pembelajaran interaktif ini diharapkan dapat membantu siswa agar lebih mudah mengetahui pelajaran,.. membangkitkan motivasi dan