• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (3;4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (3;4)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dasar hukum dan kebijakan :

1. Permen ESDM No.1/2014 tentang “Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral”.

2. Misi Puslitbang tekMIRA adalah menyelenggarakan litbang teknologi penambangan, pemanfaatan & pengolahan, teknologi informasi dan studi tekno-ekonomi mineral dan batubara, menyediakan layanan jasa teknologi dan informasi untuk pengembangan mineral dan batubara serta membantu perumusan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara.

Dipilih Dolomit karena Dolomit adalah mineral industri yang mengandung magnesium, yang keterdapatannya tersebar di seluruh Indonesia seperti di daerah sepanjang Tuban sampai Gresik yang cadangannya diperkirakan mencapai 660 juta ton, di Madura 436 juta ton, di daerah Karo (Sumatera Utara) 11,52 juta ton dan Nusa Tenggara Timur. Kadar MgO di daerah-daerah tersebut berkisar antara 11 – 21 %. (3;4)

Kegunaan magnesium maupun magnesium oksida sangat beragam, antara lain untuk industri refraktori, industri baja, farmasi, karet, kimia. Saat ini sangat diperlukan untuk sektor perkebunan dan pertanian sebagai pupuk tanaman keras.

Dolomit sebagai bahan pupuk diolah terlebih dahulu menjadi kiserit agar mempunyai nilai tambah tinggi yang dapat mengurangi besarnya impor pupuk. Pemanfaatan kiserit sangat beragam; yang paling dominan adalah untuk tanaman kelapa sawit, kakao, kelapa, teh, karet dan tebu. Kebutuhan pupuk kiserit diperkirakan terus meningkat dengan tajam. Dari komoditas kelapa sawit saja menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Pada 1997 luas kebun kelapa sawit 2,4 juta hektar sedangkan pada 2006 sudah mencapai 5,56 Juta hektar. Sebagai pusat perkebunan sawit dan karet di Sumatera Utara pada 2006 sudah mencapai 957 ribu hektar

(2)

2 perkebunan sawit dan 125 ribu hektar perkebunan karet. Kedua komoditas tersebut membutuhkan kiserit sebanyak 311 ribu ton.(4;5)

.

Rangkaian kegiatan pembuatan pupuk kiserit dari dolomit yang telah dilakukan Puslitbang tekMIRA seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Road map pembuatan pupuk kiserit (magnesium sulfat) Tahun Kegiatan 2008 - Uji performance pembuatan pupuk kiserit dari dolomit Sumatera Utara

dan Jawa Timur

2009 - Kerja sama dengan Balitbangda dan Dinas ESDM Sumatra Utara dalam rangka pengembangan pemanfaatan dolomit dan pembuatan pupuk Kiserit sampai dengan pemanfaatannya pada tanaman.

- Perancangan pilot plant kiserit skala 250-300 kg/hari produk. 2010 - Pembuatan peralatan dan pemasangan/konstruksi peralatan.

- Pemasangan panel listrik beserta alat kontrol, uji jalan semua peralatan terpasang dengan kapasitas tersebut di atas 300 kg/hari.

- Lokasi di Citatah Jawa Barat.

2011 - Uji coba produksi pembuatan pupuk kiserit dan optimalisasi proses. - Sinkronisasi peralatan.

- Memproduksi pupuk kiserit dengan kualitas sesuai spesifikasi pasar (khususnya impor dari Cina dan Jerman).

(3)

3 2012 - Penyempurnaan peralatan dalam rangka persiapan ke skala industri.

- Merespon permintaan pihak ke 3 jika plant ini sudah layak untuk Scale Up ke skala industri.

- Optimalisasi pembuatan pupuk kiserit.

2013 - 2014 - Rancangan Basic Design Pembuatan Kiserit dari Mineral Dolomit

Kapasitas 10.000 ton/tahun.

Dengan telah selesainya uji performance pada 2008 dan uji skala pilot di Citatah Kabupaten Bandung pada 2011, perlu adanya tindak lanjut berupa aplikasi secara nyata untuk memenuhi permintaan konsumen sekaligus uji pasar. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan scale up dari skala pilot menjadi skala industri, dengan rancang bangun pada skala 30 sampai 50 kali dari skala percontohan. Industri Kiserit dari mineral Dolomit belum dilakukan di Indonesia, sedangkan Kiserit import berasal dari tambang alam, dalam hal ini tekMIRA sebagai pionir pada industry ini. Pemilihan kapasitas 10.000 ton/tahun didasarkan kepada pra studi kelayakan yang memungkinkan dibuatnya industri pengolahan dolomit menjadi kiserit dengan investasi relatif kecil dan mampu dilakukan oleh para pengusaha UKM. Industri ini belum pernah dilakukan di Indonesia dan impor kiserit berasal dari tambang alam masih berjalan sampai saat ini. Bila mengacu kepada masalah komoditas yang tidak terbarukan maka persoalan penambangan kiserit alam harus diantisipasi untuk menghindari melonjaknya harga akibat kurangnya pasokan bahan baku tersebut.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi dua hal pokok yaitu :

1. Pengumpulan data primer dan sekunder dolomit maupum kiserit yang terdiri atas data ekspor-impor, kualitas, industri pemakai dan keberadaan industri kiserit tersebut.

(4)

4 2. Pembuatan basic design meliputi sistem proses, flowsheet process, neraca masa dan neraca

energi, gambar peralatan, layout proses, peralatan dan pabrik serta perhitungan ekonomi secara umum.

1.3 Tujuan

- Memperoleh gambaran secara jelas perihal pemanfaatan, besarnya kebutuhan, cadangan bahan baku, kemungkinan pengembangan skala industri kiserit.

- Membuat rancangan dasar (basic design) proses pengolahan Kiserit dengan kapasitas 10.000 ton/tahun, sebagai sarana untuk bermitra dengan pihak ketiga dalam berinvestasi.

1.4 Sasaran

Terlaksananya rancangan dasar dengan kapasitas produk kiserit 10.000 ton/tahun.

1.5 Lokasi Kegiatan

Kegiatan utama adalah desk works di Puslitbang tekMIRA dan lembaga/unit jasa Rancang Bangun Bandung dan Jakarta, diperlukan juga data primer. Data sekunder diambil dari Bandung (PSDG, tekMIRA), di Dinas ESDM/Litbangda Sumatera Utara, Industri pupuk terkait di Jabar, Jateng, Jatim, Ditjen Minerba, Pusdatin, BPS di Jakarta , data ini sebagai gambaran pentingnya industri ini segera direalisasikan.

1.6 Penerima Manfaat

Hasil Rancang Bangun ini akan bermanfaat bagi stake holder yang akan membangun industri pengolahan mineral skala menengah-kecil, industri perkebunan kelapa sawit misal PTPN 2 dan PTPN 4, masyarakat setempat khususnya pemilik kebun dan tambang dolomit, Pemda setempat dan puslitbang tekMIRA.

(5)

5 II. TINJAUAN PUSTAKA/LATAR BELAKANG TEKNIS

2.1. Pengertian Dolomit

Dolomit termasuk bahan galian industri merupakan senyawa kimia ikatan rangkap antara karbonat dari kalsium dan magnesium, dimana senyawa rangkap tersebut adalah kalsit (CaCO3) dan magnesit (MgCO3) atau Mg.Ca(CO3)2.

Dolomit terjadi berhubungan dengan terbentuknya batu gamping yang mengalami perubahan menjadi dolomitan (MgO : 2,2% -10%) dan terus berlanjut menjadi dolomit (MgO: 18% - 22%), karena pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur-unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, proses tersebut disebut dolomitisasi.

Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya dolomitisasi adalah tekanan air/yang banyak mengandung magnesium serta periode waktu yang lama. Dengan demikian makin tua unsur batu gamping dan makin dalam letaknya di dalam tanah, maka makin besar kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomit.

Di lapangan terdapat dua macam bahan baku dolomit yaitu batu dolomit keras dan lunak, kedua batu tersebut sejak lama oleh penduduk setempat dipakai sebagai bahan bangunan, baik untuk dinding rumah setelah dipotong dengan ukuran batako atau untuk pondasi tiang rumah.(3;5)

2.2. Sifat Fisik dan Kimia Dolomit

Sifat fisik dolomit adalah sebagai berikut:  Warna putih kekuning-kuningan.

 Kekerasan berkisar antara 3,4 - 4,0 pada skala Moh's.  Kristalnya berbentuk rhombohedral.

(6)

6 Sifat kimia dolomit adalah sebagai berikut:

 Rumus kimianya CaCO3, MgCO3 atau MgCa(CO3)2.

 Secara teori dolomit murni mengandung 45,7 % MgCO3 dan 54,3 % CaCO3 dimana 30,4 % CaO, 21,8 % MgO dan 47,8 % CO2.

 Berat molekut 184,4 gram/mol.  Mudah menyerap air.

2.3. Klasifikasi Dolomit

Dolomit diklasifikasikan berdasarkan kandungan Mg (kimia), mineral (mineralogi) dan berdasarkan perbandingan unsur Ca dan Mg. Klasifikasi tersebut sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Klasifikasi Dolomit

NAMA BATUAN MgO (%) MINERAL DOLOMIT

CaCO3/MgCO3 (%) Batu gamping dolomitan 2,1-10,8 10-50 20,7-12,5

Dolomitan kalsit 10,9-19,7 51-90 12,4-3,5

Dolomit 19,8-20,4 91-97 3,4-1,1

Dolomit bermagnesium tinggi 20,5-21,8 98-100 1,0 - 0,6

Dengan mempergunakan hasil analisis kimia maka dapat dicari jumlah atau presentasi mineral dolomit dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

MgO x 100% Dolomit = --- 21,8

(7)

7 2.4. Penggunaan Dolomit

Penggunaan dolomit yang utama antara lain untuk industri batu tahan api magnesia, kapur bermagnesia tinggi, semen khusus, fluks pada campuran logam, untuk pertanian dan perkebunan serta sumber penghasil magnesia. Jadi pada intinya bahwa penggunaan dolomit dalam berbagai industri yang utama adalah unsur atau logam magnesiumnya.(2)

2.5. Kiserit ( Magnesium sulfat )

Magnesium sulfat (MgSO4) banyak ditemukan di alam sebagai rangkap atau berupa hidratnya. Magnesium sulfat tidak dapat diperoleh dari larutan tetapi didapat hanya dari dehidrasi salah satu hidratnya. Hidrat MgSO4 yang dikenal baik adalah magnesium sulfat monohidrat (MgSO4.H2O) yang terjadi di alam sebagai kieserit dan heptahidrat, MgSO4.7H2O yang dikenal sebagai epsomite. (5;6)

Kiserit tergolong mineral evaporit karena dialam terbentuk disebabkan penguapan air laut. Garam evaporit lainnya yang sangat berguna diberbagai industri diantaranya Halite (NaCl), Sylvite (KCl), Carnalite (MgCl2 6 H2O), dan Epsomite (MgSO4 7 H2O) .

Menurut SII no, 1128 tahun 1985, pupuk kiserit berbentuk kristal padat, berkadar MgO minimum 25,5 % dan kadar S (sulfur) minimum 21,0 %.

Sifat kimianya sebagai berikut: - Rumus kimia MgSO4.2H2O. - Berat molekul 156 gram/mol - Mudah menyerap air.

- Kristal berbentuk monoklin - Kekerasan 3,5 skala mohs

- Sifat lain berkelarutan hara lambat dan didalam air ber-pH netral

Mengandung unsur-unsur Mg2+ dan SO4= yang sangat bermanfaat bagi tumbuhan. - Magnesium (Mg)

Bermanfaat bagi penyusunan klorofil, menaikkan kadar minyak bagi tanaman penghasil minyak, juga mengaktifkan metabolisme karbohidrat.

(8)

8 - Sulfat atau Sulfur

Membantu pertumbuhan bintil-bintil akar pada tanaman kacang-kacangan, membentuk butir-butir hijau daun dan menambah kandungan protein dan vitamin.

Keterdapatan unsur magnesium dalam klorofil ditunjukkan oleh Gambar 2.1.

Gambar 2.1 . Model keterdapatan unsur Mg di klorofil hijau daun.

(Hobt H and Kemmler G, „ Magnesium and Sulphur for Better Crops, suintained High Yield and profit“ , 1981)

Magnesium menempati posisi sentral dari molekul khlorofil, yaitu pigmen hijau daun yang membuat tanaman dapat memanfaatkan energi sinar matahari untuk memproduksi bahan-bahan organik. Meskipun Mg menempati posisi sentral dari molekul khlorofil, namun hanya 15% hingga 20% dari total Mg yang terkandung di dalam tanaman yang terdapat pada khlorofil. Bagian terbesar terlibat pada proses-proses penting lainnya. Pembuatan karbohidrat, protein lemak, dan berbagai vitamin tidak dapat terjadi tanpa magnesium yang cukup karena magnesium memegang peranan yang sangat penting sebagai aktivator dari enzim-enzim yang diperlukan oleh tanaman. Dengan demikian, magnesium digunakan pada proses fosforilasi, yaitu proses dasar dari transfer energi di dalam tanaman(4) .

Keberadaan magnesium pada tanaman menjamin pertumbuhan yang baik dan panen yang tinggi. Magnesium bersama dengan 15 elemen lain merupakan nutrien penting untuk pertumbuhan tanaman, memberikan hasil/produksi pertanian yang efisien dan berkualitas tinggi.

Magnesium sulfat anhidrat dapat diperoleh dari larutan magnesium sulfat, Selain itu juga kemungkinan tidak seluruhnya terdisosiasi sempurna dalam larutan encer. Pemisahan hidrolitik

(9)

9 dapat terjadi pada temperatur yang relatif cukup rendah dalam dehidrasi magnesium sulfat hidrat. Jika pemanasan dilakukan dengan penambahan sedikit asam sulfat pekat, hasil anhidrat yang relatif stabil dapat diperoleh dengan dipanaskan, tanpa pemisahan yang lebih jauh pada sekitar 800 oC.(7; 9)

Pada temperatur 1.100 oC pemisahan ke dalam MgO, O2, SO2, dan SO3 dapat terjadi dalam beberapa jam. Pemisahan langbeinite (2MgSO4.K2SO4) oleh gas alam, telah ditemukan bahwa MgSO4 anhidrat yang dipanaskan dalam aliran gas alam pada 850 oC akan memisahkan sekitar 95 – 99 % sekiar 1 jam. Dengan hadirnya karbon, magnesium sulfat dapat diubah ke dalam oksida pada temperatur sekitar 750 oC, sesuai pada persamaan berikut :

MgSO4 + C MgO + SO2 + CO

Magnesium sulfat anhidratnya adalah higroskopis dan perlahan-lahan membentuk MgSO4.7H2O yang dapat meledak pada kelembapan udara tinggi.(8;9)

Secara sintetis kiserit dapat dibuat dari Dolomit dimana asam sulfat akan mendekomposisi unsur2 yang terdapat didalam dolomit dan akan terjadi reaksi sebagai berikut :

MgO + H2SO4 ↔ Mg (SO4) + H2O Al2O3 + 3H2SO4 ↔ Al2(SO4)3 + 3H2O Fe2O3 + 3H2SO4 ↔ Fe2 (SO4)3 + 3H2O

FeO + H2SO4 ↔ Fe SO4 + H2O

CaO + H2SO4 ↔ Ca (SO4) + H2O

Kelarutan CaSO4 sangat rendah sedangkan kelarutan MgSO4 cukup tinggi sehingga dengan keenceran tertentu CaSO4 akan berupa padatan sedangkan MgSO4 berupa cairan sehingga akan mudah untuk dipisahkan dengan cara filtrasi (4;11) .

(10)

10 Ekstraksi bahan baku dolomit halus dengan menggunakan ektraktor dengan variasi waktu, jumlah reagent kimia, suhu dan persen solid.

Reaksi kimia yang terjadi adalah :

MgCa(CO3)2 + H2SO4 + H2O  MgSO4 nH2O + CaSO4 nH2O

Penyaringan antara larutan MgSO4 dengan padatan CaSO4 dengan cara filtrasi dengan filter press atau vakum filter dilanjutkan evaporasi/kristalisasi.

Semua data primer yang telah diperoleh pada skala pilot plant akan dipakai sebagai acuan untuk design rancangan.

(11)

11 III. PROGRAM KEGIATAN

3.1 Persiapan

 Studi literatur

 Menghubungi para ahli dalam hal design rancang bangun skala industri dan pihak-pihak terkait diantaranya industri pupuk, industri perkebunan dan pemilik tambang dolomit, data-data yang berhubungan dengan Kiserit dan dolomit meliputi suplai demand, beberapa referensi ilmiah maupun teknis.

3.2 Pengumpulan Data

Non-lapangan (Desk Works)

 Inventarisasi data sumberdaya dolomit beberapa instansi dan perusahaan, suplai demand Kiserit.

 Mengkaji dan mengevaluasi teknologi pengolahan/pemanfaatan kiserit dari dolomit melalui kegiatan desk work.

Lapangan

 Koordinasi dengan pihak terkait di Jawa Barat dan Jawa Timur.

 Mendapatkan data primer dan sekunder di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dan Sumatera Utara.

(12)

12 3.3 Pengolahan Data

Kegiatan ini meliputi perhitungan, evaluasi data primer maupun sekunder, pembahasan rutin pembuatan gambar engineering pengolahan kiserit dari dolomit. Pengolahan data dilakukan secara komprehensif melalui kegiatan desk works di tekMIRA dan instansi terkait dengan cara pertemuan rutin (bulanan) guna mensinergikan serta membahas secara ilmiah data yang telah diperoleh.

Data tersebut antara lain:

 Data kegiatan pengolahan pembuatan kiserit skala pilot yang telah dilakukan sebelumnya.

 kebutuhan energi, air, bahan kimia, mass/energy balance, dll.

 kajian ekonomi proses termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan, aspek

keekonomiannya mengikuti kaidah tekno-ekonomi yaitu biaya proses yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jualnya, rate of return, dll.

3.4 Pelaporan Hasil Rancangan

Pelaporan hasil Rancangan berupa laporan ahkir Basic Design Rancangan pabrik Kiserit dari Dolomit Kapasitas 10.000 ton/tahun ( lihat Lampiran )

(13)

IV. METODOLOGI

4.1 Pengumpulan data primer :

 Data hasil uji pengolahan pembuatan kiserit dari dolomit skala pilot yang telah dilakukan di plant tekMIRA di Citatah pada kegiatan tahun 2012

 Data yang berlaku di industri ini tentang harga peralatan, bahan baku dolomit, produk kiserit, asam sulfat dan pendukung lainnya.

4.2 Pengumpulan data sekunder:

 telaah data dari referensi,

 perhitungan mass balance, water balance, chemical balance, energy sources,

energy balance,

 perhitungan tekno-ekonomi proses,

 Perhitungan masing2 peralatan untuk menentukan besar peralatan

Semua data diatas digunakan sebagai acuan untuk membuat rancangan dasar (Basic

Design) dengan kapasitas 10.000 ton/tahun atau 33,3 ton/hari.

Sistematika metodologi kegiatan yang akan dilakukan

Gambar 4.1. Sistematika metodologi kegiatan yang akan dilakukan.

Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Data hasil wawancara

Analisis dan Evaluasi Data

Rancangan Dasar (Basic Design ) Pengolahan Kiserit 10.000 ton/tahun

Penulisan Laporan

(14)

14

V. HASIL RANCANG BANGUN DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Potensi, Impor dan Ekspor Dolomit dan Kiserit

Tabel 5.1 Data Potensi Dolomit

Potensi/Cadangan

Lokasi Potensi Kadar MgO

Aceh Kawi, Tamiang 170,1 juta ton - Sumatera Utara Karo (Kutakepar) Karo (Kutabuluh) Dairi Tapanuli Utara 11,52 juta ton Jutaan ton Jutaan ton Jutaan ton 21,4 % 11,9 – 21,9 % 20,3 % - Sumatera Utara

Bukit Tolaras 47,25 juta ton -

Jawa Barat Cibinong-Bogor - - Jawa Tengah Pamotan - - Jawa Timur Ngembang Tuban Sedayu Tuban G. Lengis Gresik Socah Bangkalan 9,0 juta m3 50,0 juta m3 70,0 juta m3 430,0 juta m3 18,5 % 18 – 20,0 % - - Sulawesi Selatan - - NTT Amanatun Utara Timor Tengah 163,89 juta ton 10,7 – 21,8%

(15)

15

Tabel 5.2 Data Impor Dolomit dan Kiserit (Badan Pusat Statistik)

No. Jenis bahan Negara Ton

2010 2011 2012 2013

1. Dolomite, calcined RRC 2.842 2.106 7.234 3.675

2. Dolomite, calcined Inggris 2.529 2.254 1.720 1.342

3. Dead-burned (magnesia) RRC 9.431 18.268 29.027 29.829 4. Dead-burned (magnesia) Australia 7.625 6.202 7.879 7.325 5. Gipsum Thailand 1.158.614 1.509.745 1.839.467 1.953.267

6. Gipsum Korea Selatan 608 536 494 855

7. Gipsum RRC 47 9.163 238 178

8. Kiserit Jerman 108.232 149.779 146.407 119.824

9. Kiserit RRC 112.712 105.143 97.296 50.029

Tabel 5.3 Data Ekspor Dolomit dan Kiserit (Badan Pusat Statistik)

No. Jenis bahan Negara Ton

2010 2011 2012 2013

1. Kiserit Malaysia 1.550 563 768 503

2. Dolomite, sintered Singapura - - - 3.833

Tabel 5.4 Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit

Kebutuhan terbesar kiserit di perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua.

Tahun 2006 2010 2012

Luas (juta hektar) 5,56 8,0 9,0

(16)

16

5.2. Uraian ringkas Basic Design Rancangan Pabrik Kiserit Kapasitas 10.000 ton/tahun, dapat dilihat pada diagram alir dan neraca massa pada gambar 5.1 dan tabel 5.5, 5.6

(17)

17

Tabel 5.5 Perhitungan Neraca Massa

(18)

18

(19)

19

(20)

20

Laporan Lengkap BASIC DESIGN RANCANGAN PABRIK KISERIT Kapasitas 10.000 Ton/Tahun yang dibuat antara tekMIRA dengan BPPT Engineering dapat dilihat pada lampiran 1.

(21)

21

5.3. Pembahasan

Pupuk Magnesium sulfat (kiserit) walaupun merupakan pupuk tunggal tapi

keberadaannya sangat diperlukan untuk tanaman keras diantaranya kelapa sawit, kelapa, karet, kopi dan teh.

Untuk kelapa sawit saja yang telah ditanam hampir di seluruh Indonesia yaitu di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua.

Luasan perkebunan ini terus bertambah, tahun 2006 mencapai 5,56 juta hektar, tahun 2012 sudah melambung menjadi 9,0 juta hektar.

Kalau satu hektar membutuhkan 0,2 ton kiserit (MgSulfat) maka seluruh kebun kelapa sawit saja memerlukan 0,2 ton/hektar x 9,0 juta hektar = 1,8 juta ton.

Jika 1 ton berharga 3,0 juta rupiah, peredaran perdagangan mencapai 1,8 juta x 3,0 juta rupiah = 5,4 juta.juta atau 5,4 trilyun rupiah.

Effek domino akan menumbuhkan perdagangan yang lainnya, plastik, kertas, kain, konstruksi, transportasi dan lain2.

Pembuatan rancangan Basic design mengacu pada kegiatan pembuatan Kiserit skala plant kapasitas 200 ton/tahun, sebagian peralatan umumnya sudah terdapat pada berbagai industri, perlu pencermatan lebih detil untuk peralatan utama, meliputi Reaktor, evaporator, kristalisator (pengental) dan pengering.

Perhitungan semua peralatan tersebut didasarkan pada uji di pilot plant yang telah dilakukan ( terdapat di lampiran 1 ).

Walaupun pada industri pioner ini ada resiko tetap perlu dilakukan tindak lanjut untuk merealisasikannya karena prospek yang sangat menguntungkan, mengurangi

(22)

22

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Teknologi industri pembuatan kiserit dari dolomit mampu dilakukan di dalam Negeri, hal ini didukung oleh teknologi yang tidak terlalu rumit, adanya bahan baku Dolomit yang tersebar dan jumlahnya mencapai puluhan juta ton.

Import Kiserit dan Gipsum yang mencapai 170 ribu ton dan 3 juta ton.

Kebutuhan akan jauh lebih besar karena pupuk MgSulfat ini juga dibutuhkan berbagai tanaman perkebunan.

6.2 Saran/rekomendasi

 Untuk merealisasikan ke tahap industri perlu lebih mendetilkan peralatan utama, reaktor, evaporator, kristalisator(pengentalan) dan pengering.

 Perlu kerja sama lintas sektoral, Pertambangan, Perindustrian dan Perdagangan.  Keberpihakan Pemerintahan terhadap pertumbuhan industri dalam Negeri.

(23)

23

Daftar Pustaka

1. Austin, George T., 1984 edisi IV, Shireve’s Chemical Process Industries. 2. Ali, Anam, 1984, Aplications of Dolomit, Industrial Minerals, October 1984. 3. Agung, Budhy d.k.k 2011, Pembuatan Kiserit dari Dolomit skala Pilot,

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral

4. Agung, Budhy 2012, Peningkatan Kinerja Teknologi Proses Pengolahan Mineral Skala Pilot, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral.

5. Agung, Budhy d.k.k, 2008, Uji Performance Bahan Baku Dolomit untuk Pembuatan Kiserit Sumatera Utara, Puslitbang tekMIRA Bandung

6. Badan Pusat Statistik (BPS), 2013.

7. D, Hasley, William, 1974, Collier’s Encyclopedia, Volume 15, Macmillan Educational Corporation, USA.

8. Data statistic Perkebunan Sumatra Utara, 2006

9. Kirk-orthmer, 1967, Encyclopedia of Chemical Technology, Second Edition, Volume 12, John Wiley & sons, Inc, New York

10. Kirk-orthmer, 2004, Encyclopedia of Chemical Technology, Fifth Edition, Volume 15, John Wiley & sons, Inc, New York

11. Laporan Basic Design Rancangan Pabrik Kiserit Kapasitas 10.000 ton/tahun kegiatan tahun 2014 antara Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara dengan BPPT Enjiniring .

12. Perry’s, Chemical Engineers Hand Book, sixth edition.

(24)

24

Lampiran 1.

LAPORAN

BASIC DESIGN RANCANGAN PABRIK KISERIT

KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN

tekMIRA – BPPT Enjiniring

Tahun 2014

Gambar

Tabel 1.1 Road map pembuatan pupuk kiserit (magnesium sulfat)   Tahun Kegiatan  2008 -  Uji performance pembuatan pupuk kiserit dari dolomit Sumatera Utara
Gambar 2.1 . Model keterdapatan unsur Mg di klorofil hijau daun.
Gambar 4.1. Sistematika metodologi kegiatan yang akan dilakukan.
Tabel 5.1 Data Potensi Dolomit
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pendapat Sudjana (2008, p.56) bahwa evaluasi produk mengukur dan menginterpretasi penca- paian program selama pelaksanaan program

3 Scatter plot hasil clustering algoritme PAM untuk k=17 7 4 Scatter plot hasil clustering algoritme CLARA untuk k=19 9 5 Plot data titik panas tahun 2001 sampai dengan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),