• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tersusunnya Paket Rekomendasi Kebijakan Peningkatan JWG Indonesia-Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tersusunnya Paket Rekomendasi Kebijakan Peningkatan JWG Indonesia-Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

Sasaran Kegiatan

Tersusunnya Paket Rekomendasi Kebijakan Peningkatan JWG Indonesia-Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun)

Pagu Anggaran : Rp.1.000.000.000,00 Realisasi Anggaran TW III : Rp.620.280.396,00 Persentase Realisasi Anggaran TW III : 62%

Nilai Kinerja Sasaran (NKS) TW III : 100%

Sesuai amanat RPJMN 2015-2019, pengembangan Free Trade Zone (FTZ) diarahkan untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas dan terwujudnya FTZ sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata, dan perdagangan. Free Trade Zone, khususnya Batam Bintan Karimun juga dibentuk dalam rangka menyelenggarakan fungsi perekonomian yang ditujukan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi nasional, serta memberikan dampak yang besar pada peningkatan daya saing sehingga dapat memberikan daya tarik bagi investor. Selain itu, menindaklanjuti arahan Presiden Indonesia terkait Kerjasama Ekonomi Bilateral Indonesia-Singapura untuk periode 2015-2019 perlu disusun target pencapaian yang kongkret dalam pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB).

Kemenko Bidang Perekonomian selaku focal point WG BBK telah menyusun Term of Reference (TOR) yang difokuskan pada 4 (empat) ruang lingkup yaitu: Business Environment, Investment Promotion, Industry Sector, dan Capacity Building dengan target pencapaian meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) di Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) dan meningkatnya pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) yang kondusif dan berdaya saing. Poin-poin dalam TOR tersebut kemudian dituangkan pada Joint Action Roadmap (JAR) yang mencakup sasaran, peluang, tantangan, upaya yang harus dilakukan dan target pelaksanaan masing-masing item kegiatan.

Koordinasi Kebijakan Peningkatan Joint Working Group Indonesia-Singapura untuk Pengembangan Batam Bintan Karimun sesuai arahan Menko Perekonomian dilaksanakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dengan penanggung jawab kegiatan adalah Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air dengan arah tujuan kebijakan Peningkatan Joint Working Group Indonesia-Singapura untuk Pengembangan Batam, Bintan, Karimun (BBK) adalah untuk meningkatkan iklim daya saing dan investasi di Free

IKU 4 : Jumlah Paket Rekomendasi Kebijakan Peningkatan JWG Indonesia-Singapura

untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun)

(2)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Trade Zone BBK, memetakan kesempatan kerjasama ekonomi yang dapat menguntungkan kedua negara, dan menyelesaikan isu-isu yang berkembang dalam pengembangan FTZ BBK.

1 (Satu) Paket Rekomendasi kebijakan untuk peningkatan Joint Working Group kerjasama ekonomi Indonesia Singapura untuk pengembangan BBK meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1) Peningkatan investasi di KPBPB BBK;

2) Koordinasi pelaksanaan bilateral meeting Indonesia-Singapura;

3) Koordinasi Joint Study KEK bersama Economic Development Board (EDB) Singapura 4) Koordinasi penyusunan roadmap pengembangan KPBPB Bintan, Tanjungpinang dan

Karimun

Pengukuran capaian IKU peningkatan Joint Working Group kerjasama ekonomi Indonesia Singapura untuk pengembangan BBK pada Triwulan III telah mencapai target yang

ditetapkandiantaranya berupa rekomendasi kebijakan sebagai berikut:

1) Peningkatan investasi di KPBPB BBK;

a. Dalam rangka peningkatan investasi di KPBPB BBK, Bapak Menko perekonomian telah mengeluarkan surat keputusan Menko Perekonomian nomor 331 tahun 2018 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Ekonomi di KPBPB BBK, yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menggalang jaringan secara aktif untuk mendapatkan investasi yang bernilai tinggi sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di KPBPB BBK. Selama triwulan III, tim koordinasi telah melakukan kegiatan evaluasi investasi di BBK dalam rangka menarik investasi di KPBPB BBK.

b. Pada bulan Juli 2019, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur/ pabrikan elektronik telah berinvestasi di Batam. Pabrik perusahaan produsen komponen produk smart-home, Perusahaan yang dinamai Pegatron Technology Indonesia ini berada di lahan seluas satu hektar, terletak di lot 5 Kawasan Industri Batamindo, Kecamatan Sungai Beduk, Batam. Pegatron saat ini telah mempekerjakan sebanyak 40 tenaga kerja dengan investasi sebesar USD 40 Juta. Nilai ini merupakan investasi awal dari rencana semula senilai USD 1,5 miliar yang akan dilakukan secara bertahap. Nantinya perusahaan produsen komponen produk smart-home seperti

Capaian Kinerja

(3)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

komputer, alat-alat telekomunikasi nirkabel, serta komponen ponsel pintar ini akan menyerap hingga 1.800 tenaga kerja.

c. Perusahaan ini merupakan yang pertama untuk Indonesia dan Asia Tenggara. Sebelumnya, Pegatron telah bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada di Batam yang menjadi perusahaan perakit komponen yang dihasilkan Pegatron.

d. Terpilihnya Batam sebagai lokasi Pegatron ini, karena Batam dinilai sangat potensial dengan beberapa keunggulan yang dimilikinya. Mulai dari keunggulan geografis jika dikomparasikan dengan daerah lainnya, kompetitif dari segi kebijakan, dan SDM yang telah terbiasa mengerjakan produk-produk elektronik. Disamping itu Batam juga memiliki potensi untuk pengembangan industri komponen smart-home ini. Ada banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan di Batam, selain memang keunggulan geografis dan SDM,yaitu ada fasilitas dan kemudahan insentif, kemudahan imigrasi, ketenagakerjaan, dan fiscal.

2) Koordinasi pelaksanaan Bilateral Meeting Indonesia-Singapura

The 11th Co Chairs Meeting Working Group (WG) Batam-Bintan-karimun and other

Special Economic Zones (SEZs) in Indonesia

Pelaksanaan The 11th Co Chairs Meeting Working Group bertempat di Crown Plaza Hotel, Changi Airport. Kegiatan ini dihadiri oleh focal point dari kedua perwakilan kedua negara yaitu Kemenko Bidang Perekonomian dan Economic Development Board (EDB) Singapura. Kegiatan ini dihadiri juga oleh anggota Working Group dari Kementerian/Lembaga pendukung lainnya. Dari delegasi Indonesia, dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Sekretariat Dewan kawasan (Set DK) Bintan dan Karimun, Badan Pengusahaan (BP) Batam, BP Karimun dan KADIN. Sedangkan delegasi dari Singapura dihadiri juga oleh perwakilan dari Singapore Tourism Board (STB) dan Konsulat Jenderal Singapura untuk Indonesia.

Kedua co-chairs secara paralel membuka pelaksanaan kegiatan dengan fokus pembicaraan yang menitikberatkan pada pentingnya kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura yang telah dibangun melalui WG BBK, terutama terkait empat hal, yaitu: 1) Perkembangan dan rencana ke depan untuk BBK; 2) Update tentang diversifikasi supply chain elektronik di Batam dan beberapa isu operasional;

(4)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 4

3) Update tentang peningkatan kapabilitas teknologi dan digital di Batam melalui Nongsa Digital Park (NDP); dan 4) Update joint study KEK.

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menjelaskan beberapa poin utama terkait update perkembangan BBK selama 1 tahun terakhir, diantaranya:

a. Perkembangan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sudah mulai stabil

pasca kondisi ekonomi global yang tidak menentu yang juga berdampak pada nilai investasi di BBK yang turun cukup drastis di tahun 2017. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi WG BBk ke depannya agar kondisi tersebut tidak terjadi kembali mengingat BBK memiliki peluang dan potensi yang besar untuk perekonomian nasional.

b. Pihak investor Singapura sering kali mengeluhkan tingginya biaya logistik di

Batam, dan di anggap kurang dapat bersaing dengan wilayah lain yang serupa. Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan dan BP Batam telah menyiapkan langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yakini dengan melakukan peningkatan logistik di pelabuhan Batu Ampar dengan beberapa upaya seperti: 1) Sentralisasi layanan kontainer di Pelabuhan Batu Ampar; 2) Konsolidasi cargo antar shipping-line supaya muatan kapal lebih optimal; 3) Perbaikan fasilitas pelabuhan Batu Ampar, seperti HMC (Harbour Mobile Crane), Reach Stacker dll; dan 4) Menyediakan kapal reguler-route Batam-Singapura

c. Sebagai upaya untuk mendukung berkembangnya investasi di Indonesia,

Pemerintah Indonesia terus mengeluarkan kebijakan kebijakan yang memudahkan investor untuk mengurus izin berusaha di Indonesia, salah satunya dengan mengembangkan sistem Online Single Submission (OSS) yang sudah di launching sejak Juni 2018. Sistem OSS sudah diimplementasikan di KPBPB, dan akan terus diperbaharui untuk mengakomodasi kebutuhan investor.

d. Kerjasama industri digital antara Indonesia dan Singapura sudah berlangsung

sejak tahun 2018 yang ditandai dengan di resmikannya Nongsa Digital Park (NDP), sebuah kawasan ekonomi digital tempat tumbuh dan berkembangnya star up dan industri kreatif. Untuk terus mengembangkan sektor ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan beberapa inisiasi baru, yaitu: 1) Program 1000 startup digital dan 100 smart city; 2) Deklarasi Batam Digital Economy Zone oleh BP Batam pada 20

(5)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 5

Juni 2019; dan 3) Apple Academy yang akan berjalan di tahun 2020 dengan membangun kreatifitas dan daya saing SDM di bidang teknologi.

Pada sesi selanjutnya Chairman EDB Singapura memaparkan beberapa

persoalan menyangkut diversifikasi supply chain elektronik di Batam dan beberapa isu operasional. Dalam penjelasannya EDB menyampaikan beberapa poin, yaitu:

a. Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina menyimpan kesempatan baru

untuk negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, di mana AS akan memindahkan sebagian besar perusahaan manufakturnya dari Cina. Hal ini terlihat dari masuknya Pegatron di Batam dan secara resmi membuka pabriknya pada 9 Juli 2019 yang dapat menyerap 1000 tenaga kerja. Perbaikan kualitas ekosistem bisnis di Batam dapat menarik investor-investor lain setelah melihat Pegatron dapat beroperasi dengan baik di Batam.

b. Dalam operasionalnya, ada beberapa masukan yang diberikan oleh perusahaan

di Batam, seperti: 1) tingginya biaya logistik; 2) regulasi yang membatasi tentang impor peralatan bekas; 3) isu tentang visa; 4) minimnya insentif untuk pengembangan kemampuan, teknologi maupun ekspansi; dan 5) tingginya biaya operasional.

c. EDB juga melaporkan telah berjalannya percobaan inisiasi logistik kilat antara

Batam dan Singapura menggunakan kapal ferry yang sudah dimulai dari 8 Juli 2019. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia, pemerintah Singapura, dan perusahaan logistik kedua negara. Selain itu, Changi Airport Group (CAG) juga telah menginiasi kerjasama fly-ferry initiative dengan pengelola ferry dan hotel di Batam sejak 18 februari 2019 untuk mewujudkan kemudahan perpindahan tempat bagi wisatawan dari Singapura ke wilayah BBK dan sebaliknya.

d. NDP telah berkembang dengan laju yang signifikan dengan lebih dari 70

perusahaan yang sudah menetap, dan lebih dari 400 karyawan yang sudah bekerja di NDP. Untuk peningkatan kapabilitas teknologi dan digital di Batam, Apple juga akan membuka akademi di NDP yang didukung oleh Infinite Learning di Nongsa. EDB mengajukan untuk menginisasi pelatihan dengan skala yang besar untuk mengembangan lebih banyak SDM di BBK. Selain itu, dalam sektor infrastruktur, NDP akan mengembangan 3 bangunan baru dan sedang melihat kemungkinan pembangunan jalan dari Batam Centre ke NDP.

(6)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 6

e. Terakhir, Indonesia Singapura pada pertemuan sebelumnya sudah sepakat

untuk melakukan Joint Study KEK yang dimaksudkan untuk mereview masterplan 4 KEK dan 1 kawasan industri di Indonesia dengan lokus yaitu: 1) KEK Sei Mangkei; 2) KEK Tanjung Lesung; 3) KEK MBTK; 4) KEK Tanjung Kelayang; dan 5) Kawasan Industri Kendal. Kick-off meeting telah dilakukan pada 12 Juni 2019, dilanjutkan dengan kegiatan site visit dari bulan Juni sampai dengan Juli 2019, dan akan dilanjutkan dengan penyusunan final report pada bulan November 2019.

Sebagai penutup kegiatan, Co chairs bersepakat untuk membawa tiga

poin penting di 6th Senior Officials’ Meeting of Six Bilateral Economic Working Groups pada 17 Jul 2019 di Singapura, yaitu: 1) Update pengembangan BBK dan rencana untuk kawasan; 2) peningkatan kapabilitas teknologi dan digital di Batam melalui NDP; dan 3) Update joint study KEK.

6th Senior Officials’ Meeting of Six Bilateral Economic Working Groups

Sebagai rangkaian dari pertemuan bilateral antara Indonesia dan Singapura, pada tanggal 17 Juli 2019 juga sudah dilaksanakan kegiatan Senior Official Meeting Indonesia-Singapura Bilateral Economic Working Groups di Hotel Mandarin Orchard Singapura yang dihadiri oleh focal point dari kedua perwakilan negara yaitu Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional Kemenko Bidang Perekonomian dan Ministry of Trade and Industry (MTI) Singapura. Turut hadir dalam kegiatan ini adalah anggota Working Group yang terdiri dari Kementerian/Lembaga pendukung lainnya. Dari delegasi Indonesia, dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Pertanian dan Agraria, Kementerian Pariwasata, Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Perhubungan dan KADIN. Sedangkan delegasi dari Singapura dihadiri juga oleh perwakilan dari Singapore Economic Development Board (EDB), Singapore Tourism Board (STB) dan Konsulat Jenderal Singapura untuk Indonesia.

Opening remarks oleh kedua focal points yaitu Deputi Kerjasama Ekonomi

Internasional Kemenko Perekonomian dan Permanent Secretary MTI

menitikberatkan pada pentingnya kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura yang telah dibangun melalui keenam WG, yaitu WG BBK dan KEK lainnya di Indonesia; WG Investasi; WG Tenaga Kerja; WG Transportasi; WG Agribisnis; dan WG Pariwisata.

(7)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 7

Dikesempatan pertama, EDB selaku focal point WG BBK menyampaikan beberapa poin update perkembangan kerjasama ekonomi untuk BBK sesuai dengan hasil Co Chairs Meeting WG BBK tanggal 10 Juli lalu, yaitu:

a. Masuknya Pegatron di Batam secara resmi sejak 9 Juli 2019 perlu didukung

dengan perbaikan kualitas ekosistem bisnis di Batam agar kedepan dapat lebih banyak menarik perusahaan manufaktur lain yang melakukan diversifikasi ke negara lain karena adanya ketidapastian global dari perang dagang AS dan Cina.

b. Beberapa perkembangan di BBK, yaitu: 1) peningkatan logistik di pelabuhan

Batu Ampar; 2) pengembangan fasilitas desalinasi di Batam; 3) pembangunan infrastruktur pendukung di Bintan, Tanjungpinang dan Karimun.

c. WG BBK juga melaporkan telah berjalannya percobaan inisiasi logistik kilat dan

fly ferry initiative antara Batam dan Singapura yang merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia, pemerintah Singapura, dan perusahaan logistik.

d. Pengembangan NDP melalui kerjasama dengan Apple Academy, inisiasi

pelatihan dengan skala yang besar untuk pengembangan SDM di BBK, dan pembangunan infrastruktur gedung dan jalan di NDP.

e. Terakhir tentang Joint Study KEK di empat 4 KEK dan 1 kawasan industri, yatu:

1) KEK Sei Mangkei; 2) KEK Tanjung Lesung; 3) KEK MBTK; 4) KEK Tanjung Kelayang; dan 5) Kawasan Industri Kendal.

Kemenko Perekonomian selaku mitra EDB yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi menyampaikan tanggapan terhadap isu yang dipresentasikan, yaitu:

a. Isu tentang pembayaran visa on arrival untuk keperluan bisnis adalah anomali

yang terjadi di daerah, dan Direktorat Jenderal Imigrasi akan siap sedia untuk menerima laporan. Sedangkan implementasi smartcard untuk memudahkan keluar masuk warga negara asing (WNA) sedang dalam proses pelelangan, dan akan di mulai dari bulan ini di pelabuhan Batam Centre. Saat ini juga sudah diimplementasikan penggunaan autogate untuk memudahkan proses imigrasi.

b. Indonesia mengapresiasi kontribusi Pemerintah Singapura dalam

pengembangan ekonomi digital di Batam, namun dengan beberapa catatan dalam bentuk langkah-langkah yang harus dipenuhi, yaitu: 1) mempromosikan NDP ke komunitas Startup di Singapura; 2) menghimpun masukan perusahaan di NDP secara aktif; dan 3) membangun ekosistem di Nongsa dan BBK untuk mendukung industri digital.

c. Dalam update mengenai joint study KEK, Kemenko berharap adanya hasil

konkrit yaitu melalui pelaksanaan business forum setelah laporan akhir selesai, dan diharapkan dapat secara real menarik investor ke KEK tujuan studi.

(8)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 8

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan, masing-masing WG akan memfollow up permasalahan-permasalahan yang belum clear dengan kementerian teknis terkait, dan akan melaporkan hasilnya kepada Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional untuk selanjutnya akan di jadikan bahan/ materi pada pertemuan tingkat Menteri antara Menko Perekonomian dan Menteri perdagangan dan Industri Singapura dalam kegiatan Ministerial Meeting yang akan direncanakan pada bulan September 2019.

Ministerial Meeting Tahun 2019

Kegiatan Ministerial Meeting dihadiri oleh Bapak Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Singapura, kegiatan ini bertujuan untuk mengupdate kerjasama Ekonomi Indonesia Singapura, termasuk untuk pengembangan Batam Bintan dan Karimun. Beberapa hal yang dilaporakan oleh Kemenko Perekonomian diantaranya ;

1. Joint Investment Promotion antara EDB-CMEA-BKPM-BP Batam ke Taiwan,

27-28 Maret 2019 bersama Gallant Ventures dan Citramas yang bertujuan untuk Memperoleh mindshare dari produsen terkemuka di sektor elektronik tentang peluang yang tersedia di Batamdan feedback pentingnya kemudahan untuk mengatur dengan cepat, lingkungan bisnis / operasi yang kondusif, kepastian peraturan, insentif.

2. Logistik di Pelabuhan Batu Ampar

Dalam rangka mengurangi biaya logistic di BBK, BP Batam tengah melakukan Sentralisasi layanan kontainer di Pelabuhan Batu Ampar ’Konsolidasi kargo antara jalur pelayaran kapal untuk mengoptimalkan kargo. Renovasi fasilitas pelabuhan Batu Ampar, pemasangan Harbour Mobile Crane, Reach Stacker. Disamping itu BP Batam juga menyediakan Perahu rute reguler untuk rute Batam-Singapura Perbaikan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan mengurangi biaya pengiriman kontainer dari Batam ke Singapura sekitar 50% menjadi S $ 350 / US $ 250 per container.

3. Pengembangan Infrastruktur di Kepri yang mencakup; Pengembangan New

Bintan Internasional Airport, Pengembangan Pelabuhan Malarko di Karimun dan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Moco dan Dompak.

4. Connectivity (Fly Ferry, DHLE Hub-Tanah Merah Ferry Terminal/ TMFT)

Sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas pengiriman barang kilat Batam - Singapura, telah di inisiasi pengangkutan barang dengan

(9)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 9

memanfaatkan kapal feri penumpang melalui rute Nongsapura Ferry Terminal - Tanah Merah Ferry Terminal - DHLE Hub. Inisiasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya dan mengurangi penundaan pengiriman. Saat ini sudah dilakukan uji coba satu arah tanggal 8 Juli 2019 dan akan dilanjutkan dengan perluasan uji coba dua arah. Disamping itu, konektivitas penumpang transit dari Nongsa – Tanah Merah – Changi juga sedang dikembangkan oleh Changi Airport Group (CAG) dan bekerjasama dengan hotel di Batam untuk menerapkan Fly Ferry Initiative yang membuat perjalanan wisatawan dari Singapura ke Batam maupun sebaiknya lebih praktis dan mudah. Pengembangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan wisatawan asing ke BBK.

5. Pengembangan Ekonomi Digital di Batam

Dalam rangka pengembangan Nongsa Digital Park (NDP) sebagai industri digital di Batam, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah memiliki sejumlah program/kegiatan untuk pengembangan sektor digital di Batam, diantaranya adalah program 1000 star up digital dan 100 Smart City (termasuk Batam). Selain itu juga sedang dikembangkan Apple Academy mulai Juni 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing sumber daya manusia di bidang IT dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.

3) Koordinasi Joint Study KEK bersama Economic Development Board (EDB) Singapura

 Sesuai kesepakatan antara Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah dengan Chairman Singapore Economic Development Board (EDB) serta Sekretaris Dewan Nasional (Sekdenas) KEK di Singapura pada tanggal 26 November 2018 dan surat dari EDB pada tanggal 5 Desember 2018, dijelaskan bahwa Joint Study KEK akan segera dilaksanakan dengan fokus studi pada 5 KEK dan masing-masing pihak, baik Kemenko Perekonomian maupun EDB

 Pelaksanaan joint study telah selesai dilakukan selama 4 bulan sejak bulan Juni –

Oktober dengan rangkaian kegiatan site visit ke kawasan tersebut dan diskusi dengan pengelola kawasan. Adapun rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan joint study tersebut diantaranya; KEK Sei Mangke (Masterplan lebih difokuskan kepada reviu terhadap rencana pemasaran/ marketing dan pengembangan kawasan), KEK Tanjung Lesung (reviu masterplan fokus kepada ulasan mengenai penanggulangan bencana), KEK Tanjung Kelayang (rekomendasi berupa pengembangan cruise line), KEK MBTK (berfokus kepada kebijakan pemerintah

(10)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 10

untuk dukungan pengembangan), dan KI Kendal (berfokus kepada rencana pemasaran dan dukungan infrastrukur oleh pemerintah Indonesia).

4) Koordinasi penyusunan roadmap pengembangan KPBPB BTK

Latar Belakang Penyusunan Roadmap Percepatan Pengembangan Investasi di

KPBPB BTK adalah untuk merumuskan arah dan kebijakan serta strategi dalam rangka menetapkan program/ kegiatan investasi prioritas di KPBPB BTK yang disesuaikan dengan supply chain pasar global dan diintegrasikan dengan program-program pembangunan di K/L dan pemerintah daerah terkait Ruang lingkup penyusunan Roadmap percepatan pengembangan investasi di KPBPB BTK meliputi:

 Memetakan potensi investasi dan peluang pengembangan investasi untuk

memenuhi kebutuhan pasar global

 Mengevaluasi kondisi eksisting industry di KPBPB BTK dan menganalisa

keterkaitannya dengan global value chain

 Mengevaluasi unsur pendukung iklim investasi diantaranya regulasi, infrastruktur,

SDM, untuk kemudian dapat merumuskan rekomendasi untuk penyesuaian dengan hal-hal tersebut

 Menyusun rekomendasi rencana investasi prioritas yang sesuai dengan industry

global dan terintegrasi dengan pengembangan kawasan lain disekitarnya, termasuk Batam, dan Negara tetangga seperti Singapura maupun Negara-Negara Lainnya

 Merancang bahan promosi untuk komunikasi dengan potensial investor.

Tujuan Penyusunan Roadmap percepatan pengembangan investasi di KPBPB

BTK meliputi:

 Mengidentifikasi potensi investasi di KPBPB, dan

 Memformulasikan langkah-langkah pengembangan kawasan dan proyek eksisting

yang terstruktur dalam bentuk roadmap untuk meningkatkan investasi di KPBPB BTK

 Sedangkan sasarannya berupa Rekomendasi kajian berupa roadmap percepatan

pengembangan investasi yang memuat identifikasi potensi kawasan, prospek pengembangan kawasan ke depan dan rekomendasi mengenai rencana investasi yang dapat dijadikan acuan baik untuk pengelola kawasan, maupun oleh investor potensial di KPBPB BTK.

(11)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 11

Sebagai tindaklanjut, penyusunan Roadmap ini akan diintegrasikan dengan beberapa hal sebagai berikut:

 Menginisiasi kegiatan WG BBK Tahun 2020, yaitu:

 Mengupayakan penyusunan Joint Analysis Roadmap yang akan meliputi 2 hal

pokok yaitu: Bagaimana cara mengintegrasikan peluang industry global baik melalui kerjasama dengan Singapura maupun Negara lain yang sifatnya saling mendukung (supply chain) , dan Mengintegrasikan roadmap percepatan pengembangan investasi di KPBPB BTK agar dapat menarik potensial investor terutama dari/ melalui Singapura

 Mengembangkan Joint Investment Promotion dengan beberapa kawasan global

seperti: IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand – Growth Triangle), IJEPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement), IK-CEPA (Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan kawasan lainnya untuk menarik calon investor dari Negara lainnya selain Singapura.

Dalam rangka penyusunan roadmap BTK, perlu disusun dengan skema/ 2 skenario, yaitu jangka panjang dan jangka pendek, yaitu dengan mengidentifikasi masalah krusial yang perlu ditangani terlebih dahulu sehingga jadi pengungkit potensial kawasan, baik dari perspektif 5 tahun maupun 20 tahun kedepan. Selain itu ada 2 pendekatan untuk menyusun roadmap, yaitu pendekatan komprehensif dan inkremental. Keduanya sangat mungkin dilakukan. Dari sisi inkremental dapat dilakukan dengan :

 menyusun peta lanskap industry eksisting (sesuai target/ masih ada target) dan

memperhatikan aspek global value chain.

 Menganalisis kebutuhan dan objek vital seperti logistik system, analisis Gap,

optimalisasi potensi, jalur distribusi, tenaga kerja dan demand barang-barang yang akan di produksi.

 Saat ini pemerintah sedang menyisir peraturan-peraturan yang menghambat

investasi dan diharapkan dapat memutus rantai birokrasi yang mempersulit investor.

5) Penyelesaian Permasalahan Pengembangan BBK

Dalam rangka penyelesaian permasalahan investasi dan kelembagaan BBK, kemenko perekonomian telah mengkoordinasikan penyelesaian beberapa permasalahan sebagai berikut, yakni;

(12)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 12

b. Koordinasi upaya percepatan RPMK 48 Tahun 2012

c. Koordinasi upaya percepatan pembangunan pelabuhan Malarko di KPBPB Karimun

Pemutahiran Data Key Monitoring Indicators (KMI)

1) Peningkatan Joint Working Group (JWG) Indonesia-Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun);

 Peningkatan investasi di KPBPB BBK;

Koordinasi pelaksanaan bilateral meeting Indonesia-Singapura;

Koordinasi Joint Study KEK bersama Economic Development Board (EDB) Singapura

 Koordinasi penyusunan roadmap pengembangan KPBPB Bintan, Tanjungpinang dan

Karimun

Dalam rangka peningkatan investasi di KPBPB BBK, akan dilaksanakan sejumlah kegiatan pada periode selanjutnya di tahun 2019, antara lain:

1. Penyelesaian masalah data investasi melalui pengembangan database terintegrasi di KPBPB BBK melalui pembuatan software.

2. Tindaklanjut rekomendasi hasil Joint Study KEK

3. Pelaksanaan Capacity Development Joint WG BBK Tahun 2019

4. Koordinasi pelaksanaan kajian penyusunan Roadmap Peningkatan Investasi dalam rangka Pembangunan KPBPB BBK

Pejabat Penanggung Jawab,

Tulus Hutagalung

NIP. 19621127 198903 1 001

Monitoring dan Evaluasi Kinerja

(13)

Laporan Capain Kinerja Triwulan III Tahun 2019

Referensi

Dokumen terkait

Indikator tersebut yaitu tentang kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep dalam pemberdayaan petani garam terkait dengan yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah daerah

Hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran melalui bimbingan di SD Negeri

Berdasarkan perbedaan rerata hasil belajar yang signifikan atara kedua kelompok dengan melihat motivasi belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang

Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan sub bidang pendapatan asli daerah..

Maklumat ini hanya khusus untuk bahan tertentu dan boleh menjadi tidak sah untuk bahan tersebut apabila ia digunakan bersama dengan sebarang bahan lain atau dalam sebarang

Ia tak patut dikambinghitamkan karena secara struktural anak muda itu hanya menjadi objek dari tatanan global yang semakin kompleks.. Ia serupa korban atas kegagapan teknologi yang

Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan uji pengembangan antara lain: data tentang keterlaksanaan rencana pembelajaran, ketuntasan hasil

Berdasarkan oktroi (Octrooi) yang oleh Steten-Generaal di Negeri Belanda diberi kepadanya, maka VOC dapat bertindak sebagai suatu badan pemerintah (SUPOMO dan DJOKOSUTONO, sejarah