• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1 Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang 1.1 Latar Belakang Masalah Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang  paling

 paling mendasar mendasar yang yang digunakan digunakan untuk untuk kelangsungan kelangsungan metabolisme metabolisme sel sel tubuh,tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya  pemenuhan

 pemenuhan kebutuhan kebutuhan oksigenasi oksigenasi tidak tidak terlepas terlepas dari dari peranan peranan fungsi fungsi sisitemsisitem  pernafasan dan

 pernafasan dan kardiovaskuler kardiovaskuler yang menyuplai yang menyuplai kebutuhan oksigen kebutuhan oksigen tubuh. Dan tubuh. Dan dalamdalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.

oksigenasi.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil sebagai 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil sebagai rumusan masalahnya sebagai berikut:

rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa pengertian oksigenasi? 1. Apa pengertian oksigenasi?

2. Bagaimana anatomi-fisiologi sistem pernapasan? 2. Bagaimana anatomi-fisiologi sistem pernapasan?

3. Bagaimana fisiologis pernapasan? 3. Bagaimana fisiologis pernapasan?

4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan? 4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan?

5. Bagaimana gangguan pada fungsi pernapasan? 5. Bagaimana gangguan pada fungsi pernapasan?

6. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi? 6. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi?

7. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi oksigen? 7. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi oksigen?

1.3 Tujuan Masalah Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil sebagai tujuan 1.3 Tujuan Masalah Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil sebagai tujuan masalahnya sebagai berikut: Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan makalah ini masalahnya sebagai berikut: Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya mahasiswa S1 keperawatan, mampu mengingat adalah agar mahasiswa khususnya mahasiswa S1 keperawatan, mampu mengingat kembali (review) mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek kembali (review) mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan keperawatan yang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi.

(2)

Tujuan Khusus Tujuan Khusus

1. Menjelaskan tentang pengertian oksigenasi. 1. Menjelaskan tentang pengertian oksigenasi.

2. Menjelaskan tentang anatomi-fisiologi sistem pernapasan. 2. Menjelaskan tentang anatomi-fisiologi sistem pernapasan.

3. Menjelakan tentang fisiologis pernapasan. 3. Menjelakan tentang fisiologis pernapasan.

4. Menjelakan tentang faktor-faktor

4. Menjelakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan.yang mempengaruhi fungsi pernapasan.

5. Menjelakan tentang gangguan pada fungsi pernapasan. 5. Menjelakan tentang gangguan pada fungsi pernapasan.

6. Menjelakan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi. 6. Menjelakan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi.

7. Menjelakan tentang penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi 7. Menjelakan tentang penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi oksigen.

oksigen.

1.4 Manfaat Penulisan Dari tujuan masalah diatas, dapat diambil sebagai manfaatnya 1.4 Manfaat Penulisan Dari tujuan masalah diatas, dapat diambil sebagai manfaatnya yaitu dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang oksigenasi serta dapat yaitu dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang oksigenasi serta dapat mengetahui implementasi asuhan keperawatan tentang oksigenasi dalam melakukan mengetahui implementasi asuhan keperawatan tentang oksigenasi dalam melakukan suatu praktek.

suatu praktek.

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Oksigenasi Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang 2.1 Pengertian Oksigenasi Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang  paling

 paling mendasar mendasar yang yang digunakabn digunakabn untuk untuk kelangsungan kelangsungan metabolisme metabolisme sel sel tubuh,tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. dari atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen  berlangsung

 berlangsung lebih lebih dari dari 5 5 menit, menit, maka maka terjadi terjadi kerusakan kerusakan sel sel otak otak secara secara permanen..permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi

(3)

secara optimal. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

2.2 Anatomi –  fisiologi systempernapasan Anatomi sistem pernapasan Struktur sistem  pernapasan tersusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengambilan oksigen melalui proses inspirasi dan pengeluaran karbondioksida melalui proses inspirasi. Dtrukttur sistem pernapasan dimulai dari hidung dan berakhir pada alveoolus. Gambar 1.1. menggambarkan susunan sistem pernapasan yang dimaksud. Gambar 1 Struktur Saluran Pernapasan a. Hidung = Naso = Nasal Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang yang disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat hidung yang disebut septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang  berfungsi udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung. Anatomi Terdiri atas bagian eksternal dan internal Bagian eksternal menonjol dari wajah dan

disangga oleh tulang hidung dan kartilago

Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan  menjadi rongga

hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak  mengandung

vaskular yang disebut mukosa hidung Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang  mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke

nasofaring oleh gerakan silia Fungsi hidung, terdiri dari: Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari  paru-paru Hidung juga berfungsi sebagai

 penyaring kotoran dan melembabkan  serta menghangatkan udara yang dihirup ke

dalam paru-paru Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena  reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang

sejalandengan pertambahan usia. Gambar 2 Struktur Saluran Pernapasan Atas

Tekak = Faring Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif c. Laring (Pangkal

(4)

Tenggorokan) Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple) Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid) Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring) Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi Laring juga  berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan  batu. d. Trakea (Batang Tenggorokan) Disebut juga batang tenggorok

Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina e. Bronkus (Cabang Tenggorokan) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf Gambar 3 Struktur Paru-paru f. Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi  bronkiolus Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas g. Bronkiolus Terminalis Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

Bronkiolus respiratori Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas. i. Duktus alveolar dan Sakus alveolar Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar Dan kemudian menjadi alveoli. j. Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2 Terdiri atas 3 tipe : 1) Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli 2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah

(5)

alveolar agar tidak kolaps) 3) Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan. k. Paru-paru Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut Terletak dalam rongga dada atau toraks Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan  beberapa pembuluh darah besar Setiap paru mempunyai apeks dan basis Paru kanan

lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen  bronkusnya. l. Pleura Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis Terbagi mejadi 2 : 1) Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada 2) Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru. Gambar 4 Alveoli di Ujung Akhir Jalan Napas Bagian Bawah

Fisiologi pernapasan Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi). Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu  paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot  pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit. Proses  bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Ventilasi Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara  paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : a. Tekanan udara atmosfir b. Jalan nafas yang bersih c. Pengembangan paru yang adekuat 2. Difusi Yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang  bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih

(6)

rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : a. Luas permukaan paru b. Tebal membran respirasi c. Jumlah darah d. Keadaan/jumlah kapiler dara e. Afinitas f. Waktu adanya udara di alveoli 3. Transpor Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel  jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen  perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi : a. Curah jantung (cardiac Output / CO) b. Jumlah sel darah merah c. Hematokrit darah d. Latihan (exercise) e. Keadaan pembuluh darah Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

Sistem Respirasi Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru

dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak. Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,  perfusi paru dan difusi. Sistem kardiovaskuler   Kemampuan oksigenasi pada

 jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup  pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon

(7)

dioksida. Hematologi  Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan

dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.

Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas. 2.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen. A. Faktor Fisiologi a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia. b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas. c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu. d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain. e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti  pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru. B. Faktor Perkembangan a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya  pembentukan surfaktan. b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut. c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok. d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru. e. Dewasa tua : adanya proses  penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun,

ekspansi paru menurun.

Faktor Perilaku a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis. b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen. c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah  perifer dan koroner. d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan

intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan. e. Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat D. Faktor Lingkungan a. Tempat kerja b. Suhu lingkungan c. Ketinggian tempat dan permukaan laut. Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi : 1. Gangguan kondiksi seperti distritmia

(8)

(takikardia/bradikardia). 2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan. 3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel  bekerja lebih keras. 4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan  pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.

Perubahan Fungsi Pernapasan 1. Hiperventilasi Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena : a. Kecemasan b. Infeksi/sepsis c. Keracunan obat-obatan d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic. Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest  pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus. 2. Hipoventilasi Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest. 3. Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2  pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh : a. Menurunnya hemoglobin b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung. c. Ketidakmampuan  jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida. d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia. e. Menurunnya perfusi jaringan seperti  pada syok.

Kerusakan/gangguan ventilasi. Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing. Gangguan Oksigenasi Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari organ-organ respirasi.Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena  peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain- lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu: a) Gangguan irama/frekuensi pernapasa 1. Gangguan irama pernafasan antara lain : a.

(9)

Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis,  jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur. b. Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne- stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak. c. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.

Gangguan frekuensi pernafasan a. Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal. b. Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal. b) Insufisiensi pernafasan Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus 2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi  paru. 3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru- paru ke jaringan. c) Hipoksia. Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam kelompok yaitu : 1. Hipoksemia 2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga) 3. Overventilasi hipoksia 4. Hipoksia histotoksik 2.6 Masalah Keperawatan Berkaitan Dengan Kebutuhan Oksigen Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain : 1. Tidak Efektifnya Jalan Napas Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karna adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkus, dan lain lain.

Tidak efektifnya Pola Napas Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena kelemahan neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain lain. 3. Gangguan pertukaran gas Gangguan

(10)

 pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain- lain 4. Penurunan perfusi jaringan Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon diogsida. 5. Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain. 6. Perubahan pola tidur Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan  bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur  juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya.

Resiko terjadinya iskemik otak Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak berkurang, gangguan perfusi jaringan otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. 2.7 Beberapa Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen 1. Pemberian oksigen Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru- paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut  bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia. Persiapan Alat dan Bahan : 1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier 2. Nasal kateter, kanula, atau masker 3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas (  jelly) Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Cek flowmeter dan humidifier 4. Hidupkan tabung oksigen 5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien. 6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.

Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu  berikan lubrikan dan masukkan. 8. Catat pemberian dan lakukan observasi. 9. Cuci

tangan 2. Fisioterapi dada Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage. a. Perkusi

(11)

Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus. Prosedur: 1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan. 2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi 3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit 4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal. b. Vibrasi Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.

Prosedur: 1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara  bersebelahan. 2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips. 3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi. 4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum. c. Postural drainage Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan  pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu: a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter. c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.

Peralatan: a. Bantal b. Papan pengatur posisi c. Tisu wajah d. Segelas air e. Sputum  pol Prosedur: 1. Cuci tangan 2. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage  berdasarkan pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray. 3. Baringkan

(12)

klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat. 4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit. 5. Selama 10-15 menit drainage  pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage 6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa  batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot. 7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu 8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu. 9. Anjurkan klien minum sedikit air. 10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage 11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru. 12. Cuci tangan 13. Dokumentasikan 3. Napas dalam dan batuk efektif a. Napas dalam Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips  breathing.

Prosedur: 1. Atur posisi yang nyaman 2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen 3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga 4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi 5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan b. Batuk efektif Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret. Prosedur: 1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik 2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot. 3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia. 4. Suctioning (pengisapan lendir) Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan  jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi. Persiapan Alat dan Bahan : 1. Alat  pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan 2. Kateter pengisap lendir 3. Pinset steril 4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan 5. Kasa steril 6. Kertas tisu

Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan. 3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah  perawat 4. Gunakan sarung tangan 5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang  penghisap 6. Hidupkan mesin penghisap 7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa. 8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak

(13)

mengisap 9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik 10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9% 11. Lakukan hingga lendir bersih 12. Catat respon yang terjadi 13. Cuci tangan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vit al dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology. Sistem pernafasan terdiri dari organ  pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat  pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit.

Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi. 3.2 Saran Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat

lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. Diharapkan  perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan  mendalami

Kebutuhan fisiologis oksigenasi yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, CarolVestal, 1998,MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan,, alih

A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Euko Jambusari  No 7A: Yogyakarta.

Greven, Ruth, 1999, fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC

Situs Internet:

http://eblogmakalah.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-oksigen.html/Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2015, Pukul 11.00 WIB. Pariaman.

http://juliardisyah.blogspot.com/2013/11/askep-kebutuhan-oksigenasi_16.html/ Diakses Pada Tanggal 11 Mei 2015, Pukul 11. 00 WIB. Pariaman.

Allen, CarolVestal, 1998,MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan,, alih

A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.

Greven, Ruth, 1999, fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC

(15)

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk

tempat pertukaran gas. Jalannya Udara Pernapasan

1. Udara masuk melalui lubang hidung 2. melewati nasofaring

3. melewati oralfarink 4. melewati glotis 5. masuk ke trakea

5. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus

6. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus

7. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)

 pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.

 Nasal (Hidung)

Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga

hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir  berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapas

Faring

Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.

Laring (pangkal tenggorokkan)

merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup

(epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru

Trakea (tenggorokan)

Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan  berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam  berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan

(16)

 berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara  pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

Bronchus (cabang tenggorokkan)

Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua  bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang

menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan  bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus.

Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapil er darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.

Pulmo (alveolus)

Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga  badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.

Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan  pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

Bernafas

Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).

Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kit a perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaran ya:

1. Diafraghma

Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).

2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)

Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.

 permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura  parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran

(17)

Mekanisme bernapas

Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.

Mekanisme pernapasan dada 1. Fase Inspirasi pernapasan dada

Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru 2. Fase ekspirasi pernapasan dada

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut -->

tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

mekanisme pernapasan perut 1. Fase inspirasi pernapasan perut

Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi > posisi dari mel engkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang ----> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan

tekanan udara luar --> udara masuk 2. Fase ekspirasi pernapasan perut

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru

mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

Udara pernapasan

Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan dise but udara pernapasan. Udara  pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:

1. Udara pernapasan biasa (volume tidal) --> VT

Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml

2. Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) --> UK

Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml

3. Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) --> US

Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara ma ksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml

4. Udara residu --> UR

merupakan udara yang tersisa di dalam paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru- paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.

(18)

* Volume udara pernapasan berkisar 500 - 3500 ml

* Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350 ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan.

* Jumlah oksigen yang diperlukan sehari untuk tiap individu sebesar 300 cc. Kapasitas paru-paru

1. Kapasitas vital --> KV

Merupakan kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal setelah melakukan inspirasi secara maksimal.

Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KV = VT + UK + US

Berdasarkan rumus di atas kapasitas vital paru-paru adalah sebesar 4750 ml 2. Kapasitas total --> KT

Merupakan udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru s ecara keseluruhan. Kapasitas total paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KT = KV + UR

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung kapasitas total paru-paru adalah sebesar 5800 ml Frekuensi pernapasan

Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah: 1. Usia

Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun

2. Jenis kelamin.

Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan 3. Suhu tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat 4. Posisi tubuh

Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi  pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.

5. Aktivitas

Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat Pertukaran Oksigen dan Carbondioksida

(19)

Kebutuhan oksigen setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, aktivitas, berat  badan, jenis kelamin dan jumlah makanan yang dikonsumsi makanan yang dikonsumsi.

Dalam keadaan biasa jumlah oksigen yang dibutuhkan sebanyak 300 ml perhari per individu. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin dengan reaksi sebagai berikut:

Hb4 + 4 O2 ---> 4 HbO2

Proses pengikatan dan pelepasan oksigen dipengaruhi oleh tekanan oksigen, kadar oksigen, kadar carbondioksida dan kadar oksigen dan karbondioksida di jaringan tubuh.

Penjelasan dari segi tekanan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tekanan oksigen di udara sama dengan tekanan oksigen dalam alveolus. Tekanan oksigen di arteri 100 mmHg, tekanan oksigen di jaringan 0 - 40 mmHg, tekanan oksigen di vena 40 mmHg. Jadi tekanan oksigen di udara luar = tekanan oksigen di alveolus. Tekanan udara di alveolus lebih besar dibandingkan tekanan oksigen di arteri. Tekanan oksigen di arteri lebih  besar dari tekanan oksigen di jaringan.

•Berapa cc O2 yang dapat diangkut oleh 5 liter darah, sekali beredar ke seluruh tubuh? Setiap 100 cc darah di arteri mampu mengangkut 19 ccO2.

Setelah sampai di vena setiap 100 cc darah masih mengandung O2 sebanyak 12 cc Jadi volume O2 yang tertinggal di jaringan adalah 7 cc.

•Jika volume darah ada 5 liter, atau 5000 liter, maka v olume O2 yang sampai ke jaringan sekali beredar adalah:

•5000 / 100 x 7 cc = 50 x 7 = 350 cc 2. pertukaran Karbondioksida

P.CO2 di jaringan tubuh = 60 mmHg à P. CO2 di vena = 47 mmHg à P. CO2 di alveolus atau luar tubuh = 35 mmHg

•Pengangkutan CO2 oleh dar ah dilakukan 3 cara yaitu: a. Oleh plasma darah

CO2 + H2O H2CO3

Pengangkutan ini dibantu enzim karbonat anhidrase jumlah CO2 yang dapat di angkut sebanyak 5 %.

 b. Oleh Hemoglobin

CO2 + Hb ---> HbCO2 (Karbominohemoglobin) c. Pertukaran klorida

- CO2 + H2O ---> HCO3 - H2CO3 ---> H+ dan HCO3

- H+ di ikat Hb, krn bersifat racun dalam sel - HCO3 ---> ke plasma darah

- HCO3 ---> diganti oleh Cl-Gangguan pada alat pernapasan

Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses

(20)

 pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.Berikut akan diuraikan  beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat

menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan seran gan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.

a. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.

 b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.

c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak. d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.

e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri.

8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara. 9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

(21)

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel. 11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.

Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

Kandungan Asap RokokAsap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.

Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap

samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih  banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak

ditemukan pada asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya.

Penyakit Akibat Merokok.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan  paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul  perubahan fungsi paru-paru.

Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis, dan asma. Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru.

Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru  pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.Gangguan yang ditimbulkan akibat merokok antara

lain sebagai berikut.

1. Jantung KoronerMerokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah  jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan pembuluh

darah perifer.

2. StrokePenyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga pec ah banyak dikaitkan dengan kegiatan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada  perokok dibandingkan bukan perokok

3. Memudahkan Terjangkit AIDSDalam penelitian yang banyak dilakukan di amerika serikat dan inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS  pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan,

sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Tern yata merokok menurunkan kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena AIDS.

(22)

4. Gangguan Fisiologis Nikotin menyebabkan ketagihan. Selain itu, nikotin juga merangsang  pelepasan andrenalin, meningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen  jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.

 Nikotin juga dapat mengaktifkan trombosit sehingga terjadi adhesi (penempelan) trombosit ke dalam pembuluh darah. Karbon monoksida melarutkan hemoglobin, sehingga persediaan opksigen untuk jaringan tubuh menurun. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). CO membuat darah mengental dan mudah menggumpal.

SISTEM PERNAPASAN VERTEBRATA

Vertebrata terdiri dari lima kelompok, yaitu ikan, katak, reptilia, burung dan mamalia.Kelima anggota vertebrata tersebut memiliki susunan alat dan sisitem pernapasan berbeda. Akan dibahas Sbb.

A. Sistem Pernapasan Pada Ikan

Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang khusus. Ikan bernapasa dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala. Ikan bertulang sejati misalnya ikan mas, mempunyai tutup insang atau disebut operculum. Insang mempunyai lembaran yang halus yang banyak mengandung kapiler darah sehingga berwarna merah.Pada beberapa  jenis ikan, rongga insangnya meluas membentuk lipatan tidak teratur yang disebut labirin.

Rongga labirin berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan te rsebut dapat hidup di lingkungan yang kurang oksigen.

B. Sistem Pernapasan Pada Katak

Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda yaitu di darat dan di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva, berudu hidup di air dan  bernapas dengan insang.

Berudu memiliki 3 pasang insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air disekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah. Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa  bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi

melalui kulit yang basah kiemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi. C. Sistem Pernapasan Pada Reptilia

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,  pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya

udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk.

D. Sistem Pernapsan Pada Burung

Burung ketika terbang digerakan oleh otot-otot dada. Ketika terbang gerakan otot dada dapat mengganggu pengambilan oksigen oleh paru-paru. Oleh karena itu, selain dengan bernapas dengan paru-paru, burung mempunyai alat bantu yang bernama kantong udara.

(23)

Kantong udara mempunyai fungsi :

1. membantu pernapasan pada waktu terbang

2. membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara 3. menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh hingga tidak kedinginan 4. membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar

Saluran pernapasan yang terdiri atas lubang hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada  percabangan tenggorokan terdapat alat suara atau siring. Siring adalah selaput suara yang  bergetar dan menghasilkan bunyi jika dilewati udara

Referensi

Dokumen terkait

Lapisan ini berfungsi untuk mentranformasi paket data dari layer di atasnya menjadi sinyal data (dan sebaliknya) yang nantinya akan diteruskan ke media jaringan. Data pada layer

“ Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain ”, yakni Kami tiupkan kepadanya ruh sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain yang memiliki pendengaran,

Kita dapat membagi bentuk permukaan bumi berdasarkan topografi (tinggi-rendah) nya, misalnya menjadi wilayah pegunungan (wilayah ini merupakan kesatuan kenampakan yang sama yaitu

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam

PADA INTINYA, SEMUA GERAK SENDI DAN URUTAN GERAK DALAM MELAKUKAN KEGIATAN HIDUP SEHARI- HARI HARUS DIAJARKAN DENGAN BENAR DAN DILAKUKAN DENGAN SERASI SESUAI DENGAN GERAKAN YANG

Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel