• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 170

Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra

http://kelasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kelasa p-ISSN : 1907-7165

e-ISSN: 2721-4672

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN BURU

Application Of The Jigsaw Type Cooperative Method

In Learning To Write Poetry On Students Of Negeri High Schools In Buru District

Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib

, Susiatic a,b,cUniversitas Iqra Buru

iinodeami@gmail.com, tenriawali@gmail.com, susiatiuniqbu@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru, dan (2) mendeskripsikan hasil kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru. Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK), skenario PTK dirancang dua siklus. Setiap siklus, dilakukan dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri Sawa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) pengamatan (observasi), (2) tes, dan (3) wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa, (2) peningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru meningkat dari siklus I ke siklus II, 42,30% siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas pada siklus I atau 11 siswa yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,62% atau sebanyak 22 siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 4 siswa (15,38%) tidak tuntas yamg memperoleh nilai 65 ke bawah.

Kata kunci: metode, kooperatif tipe jigsaw, menulis, puisi Abstract

This study aims (1) to describe the implementation of the cooperative method of jigsaw type to improve the ablity of poetry writing of students of SMA Negeri Sawa Buru Regency, and (2) to describe the results of the ability to write poetry using the cooperative method of jigsaw type for class Xb students of SMA Negeri Sawa, Buru Regency. This research is a classroom action research (CAR), the CAR scenario is designed in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. The research subjects

Naskah Diterima Tanggal 28 September 2020—Direvisi Akhir Tanggal 10 Desember 2020—Disetujui Tanggal 11 Desember 2020 doi: https://doi.org/10.26499/kelasa.v15i2.130

(2)

171 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

were students of class X SMA Negeri Sawa. The data collection techniques used in this study were (1) observation, (2) tests, and (3) interviews. The results showed that (1) the implementation of the ability to write poetry using the cooperative method of the jigsaw type succeeded in increasing student learning activity, (2) the improvement of the ability to write poetry with the cooperative method of the jigsaw type in class X students of SMA Negeri Sawa, Buru Regency, increased from cycle I to cycle. Cycle II, 42.30% of students who got a score of 65 and in cycle I or 11 students who completed it in cycle I, and in cycle II increased to 82.62% or as many as 22 students who got a score of 65 and 4 students (15.38%) did not get a score of 65 and below.

Keywords: method, jigsaw cooperative, writing, poetry

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia memuat empat aspek kompetensi yang harus dikuasai. Keempat aspek tersebut

adalah kompetensi membaca,

menyimak atau mendengarkan, berbicara, dan menulis. Susiati, S., Iye, R., & Suherman (2019), the effectiveness in the teaching and learning process can be created if the instructor can utilize the learning methods that are suitable to the conditions of the students and the material that will be presented, (Keefektifan dalam proses belajar mengajar dapat tercipta jika pengajar dapat memanfaatkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan disajikan) (hlm. 562).

Susiati (2020) Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, kebudayaan-kebudayaan yang ada, mengungkapkan gagasan atau ide dan

perasaannya, dan menemukan serta mengembangkan kompetensi analitis dan imajinasi yang dimilikinya. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran umum di sekolah, diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia (hlm. 51).

Kenyataan lain yang terjadi dalam pembelajaran, khususnya menulis adalah kurang mendapatkan perhatian meskipun disadari bahwa penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan sekarang. Pelajaran mengarang sebagai salah satu aspek pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Akibatnya kompetensi siswa menulis kurang memadai, termasuk pada pembelajaran sastra. Salah satu tolok

(3)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 172

ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan pada kemampuan siswa menulis. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis menempati kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupan di sekolah.

Sutjarso (2006) mengatakan salah satu kompetensi yang harus dicapai pada proses pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya dalam

kesusastraan adalah menulis puisi (hlm. 32). Menulis puisi menjadi sarana dalam mengungkapkan perasaan penulisnya sehingga memberikan efek kepuasan tersendiri. Menulis puisi bukan hal yang tergolong mudah. Banyak siswa yang kesulitan mengungkapkan perasaannya dalam bentuk puisi. Berbagai kesulitan dialami pada saat menulis puisi, baik dari unsur fisik maupun unsur batin yang membangun puisi.

Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu dari kompetensi

yang mutlak dicapai dalam

pembelajaran sastra. Siswa diharapkan mampu menuliskan apa yang dirasakan atau apa yang dipikirkan dalam bahasa yang indah, mengandung bahasa kiasan

dan berkonotasi, dan sesuai karakteristik puisi yang tepat pada proses pembelajaran menulis puisi. Kemampuan menulis puisi ini merupakan salah satu materi pembelajaran menulis sastra di kelas X-b. Untuk itu, dibutuhkan rangsangan yang memudahkan siswa dalam menulis puisi.

Kesulitan dalam menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk puisi, berdasarkan hasil pengamatan atau observasi peneliti dialami oleh siswa kelas X-b di SMA Negeri Sawa. Siswa mengalami kesulitan mengungkapkan gagasan atau idenya dalam bentuk tulisan. Kesulitan pemilihan diksi yang tepat dan sesuai dengan tema juga dialami oleh siswa. Sehingga, peneliti merasa tertarik untuk melakukan upaya atau solusi dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis puisi.

Upaya merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik yang dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik, selain metode atau strategi pembelajaran, juga harus menggunakan media pembelajaran. Metode sebagai alat bantu digunakan

untuk memudahkan proses

(4)

173 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

motivasi belajar pada peserta didik,

memudahkan dan memberikan

kejelasan pada konsep yang abstrak, serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar pada peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan adanya penggunaan metode pembelajaran yang menciptakan iklim pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Basri. H (2016) mengatakan salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning), belajar kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar bersama dan saling membantu). Kerja kelompok membuat siswa bersemangat untuk belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan diantara teman-teman kelompoknya (hlm. 25).

Berdasarkan latar belakang tersebut, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses pelaksanaan kemampuan

menulis puisi baru dengan

menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2) bagaimanakah penilaian hasil kemampuan menulis puisi baru dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru. Tujuan

penelitian ini untuk (1)

mendeskripsikan proses pelaksanaan kemampuan menulis puisi baru dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2) mendeskripsikan penilaian hasil kemampuan menulis puisi baru dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Menilik permasalahan pendidikan yang terjadi dan juga dengan melihat permasalahan, Peneliti merasa perlu melakukan penelitian yang sejalan dengan permasalahan tersebut, yaitu PTK. Dengan demikian, ada upaya yang dilakukan dalam menangani masalah pembelajaran sastra yang terjadi, dalam hal ini kesulitan menulis puisi.

LANDASAN TEORI

Menurut Sulastriningsih, (2007) pembelajaran bahasa sulit dipisahkan dengan pembelajaran sastra. Tidak hanya substansial, pembelajaran sastra akan membantu pembelajaran bahasa. Pembelajaran sastra dengan sendirinya akan mempertinggi kemampuan berbahasa. Dalam artian yang lain, kemampuan bersastra seseorang menjadi penanda seseorang memiliki kemampuan berbahasa (hlm. 35).

(5)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 174

Nurgiantoro. Burhan (2009) mengatakan kompetensi berbahasa dan apresiasi sastra sebagai sarana dalam pengembangan sumber daya manusia unggul menjadi fokus dalam paradigma baru. Selain itu, informasi, wawasan, nilai-nilai kemanusiaan dan budaya, serta kesenangan dalam belajar menjadi prioritas (hlm. 49).

Wardhian, (2008)

mengungkapkan fungsi-fungsi

pembelajaran sastra. Fungsinya yaitu, (1) melatih keempat kompetensi berbahasa, (2) menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, misalnya mengenai adat istiadat, agama, dan kebudayaan, (3) potensi diri dapat dikembangkan, (4) pembentukan watak, (5) melalui kehidupan manusia dalam fiksi maka dapat memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan, serta (6) dapat membuat penikmat atau penciptanya dapat melarikan diri sejenak dari kehidupan sebenarnya dengan memperluas dimensi kehidupan dengan pengalaman-pengalaman baru (hlm. 22).

Menurut Aminuddin (2009) secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis’pembauatan’, dan dalam bahasa Inggris puisi disebut poem atau

poetry. Kemudian Hudson

mengungkapkan bahwa puisi

merupakan ilusi dan imajinasi yang dituangkan oleh penulisnya dengan menggunakan kata-kata sebagai media penyampaiannya, yang juga merupakan salah satu cabang sastra (hlm. 28).

Departemen Pendidikan Nasional (2005) menguraikan pengertian puisi sebagai salah satu karya sastra yang terikat oleh irama, matra, rima, dan penyusunannya. Bentuk puisi ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang atau membangkitkan pengalaman pembacanya. Sedangkan

Hudson Aminuddin (2009)

mengungkapkan bahwa puisi

merupakan salah satu kompetensi dalam pembelajaran sastra yang menggunakan

kata-kata sebagai media

penyampaiannya yang nantinya menghasilkan ilusi dan imajinasi (hlm. 32).

Sarana mengekspresikan ide yaitu

dengan menumbuhkan dan

membangkitkan perasaan kepada penulis atau penikmatnya, merangsang imajinasi panca indera dengan struktur yang berirama disebut puisi. Semua itu merupakan hal yang harus direkam dan diekspresikan dalam pengungkapannya menarik dan meninggalkan kesan. Dengan demikian, puisi merupakan rekaman hasil interpretasi pengalaman

(6)

175 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang paling berkesan.

Menurut Waluyo (2007) puisi yaitu bentuk karya sastra yang pikiran dan perasaan penyair diungkapkan secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur yang terdapat dalam puisi, struktur batin dan fisiknya (hlm. 21). Horatius Meilani, Budianta (2008) seorang kritikus Romawi menambahkan dengan mensyaratkan dua hal dalam puisi, yaitu puisi harus indah dan memberikan hiburan (dulce), namun pada saat yang bersamaan puisi juga harus bermanfaat dan mengajarkan sesuau (untile) (hlm. 45). William Wordsworth seorang penyair Inggris menambahkan bahwa puisi sebagai bentuk luapan spontan dari perasaan-perasaan yang kuat. Selanjutnya, Roman Jacobson ahli linguistik dari Prancis menekankan pada fungsi puitik (poetic function) teks, yaitu fungsi yang mengarahkan segenap upaya dan perhatian pada unsur-unsur teks itu sendiri.

Disimpulkan, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang kompleks merupakan luapan perasaan penulis yang diungkapkan secara imajinatif. Puisi memiliki struktur batin dan

struktur fisik yang membangun puisi dan memuat nilai-nilai atau pesan penulisnya yang bersifat estetik. Berarti, menulis puisi ialah kegiatan menuangkan ide atau mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan dalam sebuah tulisan dengan tujuan dapat dinikmati oleh pembacanya.

Berdasarkan uraian (Waluyo. H (2008) tentang pengertian puisi maka untuk dapat membuat puisi dengan baik, harus diperhatikan unsur fisik dan unsur batin puisi. Struktur batin meliputi perasaan (feeling), tema (sense), nada (tone), dan amanat (atention). Adapun struktur fisik puisi meliputi diksi (diction), pencitraan atau pengimajian, kata konkret (the

concentrate word), majas (figurative language), bunyi yang menghasilkan

rima dan ritma (rhyme and rytem), dan perwajahan puisi atau topografi (hlm. 74).

METODE

Arikunto (2009) Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan mengamati proses

(7)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 176

belajar siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Berikut

disajikan bagan atau tahap PTK (hlm. 57).

Gambar 1. Proses dalam Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan ini difokuskan

pada proses pembelajaran dan hasil tugas belajar siswa dalam menulis puisi dengan strategi pengamatan terhadap lingkungan sekitar. Proses yang dimaksud adalah prilaku guru dan siswa, sedangkan hasil adalah nilai yang diperoleh siswa dalam menulis puisi.

Data penelitian diperoleh melalui hasil observasi sebelum penelitian dilakukan dan ditambah dengan studi dokumentasi hasil tes pada setiap tindakan hasil refleksi dari penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw sebagai metode pembelajaran dalam menulis puisi baru siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru. Data tertulis diperoleh dari hasil kerja siswa menulis puisi yang terteliti, yaitu berjumlah 26 orang.

Penelitian tindakan ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengamati proses dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Mekanisme pelaksanaannya

menggunakan siklus. Siklus

dilaksanakan dengan melalui empat tahap, yaitu: tahap (1) menyusun rancangan tindakan, tahap (2) pelaksanaan tindakan, tahap (3) pengamatan, dan terakhir tahap (4) refleksi. Namun, pada siklus pertama belum berhasil maka kegiatan dilanjutkan pada siklus kedua.

Tahap selanjutnya, analisis teks (latihan atau penugasan). Analisis teks dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara rancangan dan pelaksanaan tindakan, kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, kelebihan-Refleksi Perencanaann Siklus I SiklusII Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Pelaksanaan

(8)

177 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

kelebihan yang ada, serta seberapa besar peningkatan yang tercapai setelah menerapkan metode pembelajaran tipe jigsaw sebagai solusi untuk menangani kesulitan siswa dalam menulis puisi di SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Upaya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dilihat dengan menganalisis (1) kesesuaian judul dengan isi, (2) pilihan kata atau diksi, (3) pilihan kata yang kongkret, (4) penggunaan majas, (5) pemakaian, rima dan ritma, (6) tipografi. Pada tahap penilaian puisi siswa dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang akan digambarkan pada tabel berikut berikut:

NPS = x 100

Keterangan:

NPS : Nilai Perolehan Siswa

Semua data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik triangulasi data, baik data dari hasil observasi berupa catatan lapangan tentang proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dan hasil menulis puisi siswa.

Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan data pada tiap siklus. Hasil pengelompokan ini direduksi, yaitu data yang terkumpul

diseleksi dan diidentifikasi, kemudian mengklasifikasikan data sesuai kebutuhan. Selanjutnya, data disajikan dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah direduksi. Data dirangkum dan disajikan secara terpadu sesuai siklus yang direncanakan sehingga terfokus pada pembelajaran. Tahap terakhir, dilakukan kegiatan triangulasi atau pengujian hasil temuan penelitian.

Keabsahan data diuji dengan merefleksikan kembali hal-hal yang telah dilakukan dan dikemukakan melalui tukar pendapat dengan ahli atau

pembimbing, teman sejawat,

membandingkan data yang ditemukan dengan cara pembuktian melalui peninjauan kembali hasil wawancara, peninjauan kembali catatan lapangan, hasil observasi, serta triangulasi dengan teman sejawat atau guru setelah selesai pembelajaran.

Penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X dikaitkan dengan ketuntasan belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 65% ke atas maka penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran oleh guru dapat berhasil efektif.

(9)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 178 Tabel 1

Taraf Keberhasilan dalam Pencapaian Hasil Belajar

No Interval Nilai Tingkat Kemampuan

1. 2. 3. 4. 5 91% - 100% 76% - 90% 65% - 75% 41% - 64% 0 - 40% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah (Nurgiantoro2009:399)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam uraian hasil penelitian dan pembahasan pada menulis puisi baru

dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru terdiri dari siklus I dan siklus II yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, hasil tes siklus I, hasil tes siklus II dan refleksi.

Penjabaran Siklus I dan Siklus II Perencanaan Siklus I

Dalam perencanaan ini yang dilakukan adalah persiapan proses belajar mengajar dalam bentuk program rencana pembelajaran dan rencana kegiatan yang dilakukan peneliti, guru, dan siswa. Kegiatan peneliti, yaitu (1) menyiapkan silabus, (2) berkolaborasi dengan guru menyusun rencana pembelajaran, (3) membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, (4) berkolaborasi dengan guru melakukan tes, dan (5) menganalisis hasil tes.

Kegiatan guru, meliputi (1) bersama peneliti menyusun rencana

pembelajaran; (2) melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk dalam rencana pembelajaran; (3) guru bersama peneliti melakukan tes, (5) menilai hasil tes, (5) memberikan umpan balik tentang hasil tes siswa, dan (6) memberikan penghargaan kepada

siswa atau kelompok yang

kompetensinya memenuhi standar. Kegiatan siswa, meliputi (1) mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)

menyelesaikan tugas-tugas

pembelajaran menulis puisi dan (3) menerima umpan balik dari guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Perencanaan Siklus II

Dalam siklus II ini perencanaan yang dilakukan adalah persiapan proses belajar mengajar dalam bentuk program rencana pembelajaran dan rencana kegiatan yang dilakukan peneliti, guru, dan siswa. Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan peneliti, yaitu (1) menyiapkan silabus, (2) berkolaborasi dengan guru

(10)

179 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

menyusun rencana pembelajaran, (3) membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, (4) berkolaborasi dengan guru melakukan tes siklus II, dan (5) menganalisis hasil tes siklus II.

Kegiatan guru, meliputi (1) bersama peneliti menelaah hasil siklus I lalu menyusun rencana pembelajaran; (2) melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk dalam rencana pembelajaran; (3) guru bersama peneliti melakukan tes siklus II, (4) menilai hasil tes siklus II, (5) memberikan umpan balik tentang hasil tes siswa, dan (6) memberikan penghargaan kepada

siswa atau kelompok yang

kompetensinya memenuhi standar. Kegiatan siswa meliputi (1) mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)

menyelesaikan tugas-tugas

pembelajaran (menulis karangan puisi), dan (3) menerima umpan balik dari guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Identifikasi yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru meliputi hal berikut ini.

1) Sebagian siswa terlihat kaku menulis puisi bebas pada waktu proses belajar berlangsung.

2) Proses tanya jawab lebih didominasi siswa-siswa tertentu.

3) Alokasi waktu yang berlangsung tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

4) Guru kurang memberikan dan menunjukkan wujud penghargaan (pujian dan hadiah) kepada siswa sebagi bentuk motivasi belajar.

Pelaksanaan Siklus I dan II

Pertemuan pertama Siklus I

Pada pertemuan pertama ini, guru menanyakan siapa yang pernah menulis puisi. Terlihat sedikit sekali siswa

mengangkat tangan meminta

kesempatan untuk menjawab. Kelihatan di wajah mereka tampak ragu. Namun demikian, terdapat 2 orang di antara mereka memberikan jawaban pernah menulis di SMP. Guru memberi pujian

“bagus” sebagai penguatan.

Selanjutnya, guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran (membacakan standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru

meminta kepada siswa agar

(11)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 180

kelompok terdiri dari empat atau lima orang siswa.

Setelah itu guru menjelaskan pengertian puisi, unsur-unsur yang terdapat dalam menulis puisi dan tujuan untuk mencapai kompetensi dasar dalam menulis puisi dengan memperhatikan unsur fisik dan unsur batin. Selain itu dalam proses belajar terjadi timbal balik antara guru dan siswa.

Pada kegiatan akhir

pembelajaran, siswa diminta menyampaikan simpulan dari materi pembelajaran. Guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang menyampaikan simpulan tersebut dengan mengacungkan jempol dan terima kasih. Setelah itu, mereka merefleksi materi pembelajaran. Beberapa orang siswa diminta mengemukakan pendapatnya tentang materi pembelajaran yang diterima. Berikut contoh puisi yang dibuat siswa dengan judul puisi “Senja yang Indah” dengan kode objek 020, dan merupakan puisi terbaik pada pertemuan pertama.

“Senja yang Indah” Selaput megah berwarna jingga Beradu debur ombak mengejar Di antara kicauan burung camar Yang menyambar tanpa getar Gemercik air penepis pantai Kepedihan dan bencana Telah usai wajah nan biru Dalam hembusan sang bayu

Menggetarkan tembang-tembang syahdu

Pertemuan kedua Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini berorientasi pada tahap pembelajaran perbaikan dan penyuntingan dalam menulis puisi. Pada tahap ini, pembelajaran diawali dengan ucapan salam, lalu guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hambatan atau kendala-kendala yang dialami pada saat menulis puisi.

Pada kegiatan inti pembelajaran, yakni: membimbing siswa memperbaiki dan menyunting puisi yang dibuat siswa. Kegiatan yang dilakukan adalah meminta kepada siswa mencermati contoh puisi yang telah mengalami perbaikan, memperbaiki diksi atau pilihan kata dalam menulis puisi.

Pada pertemuan kedua dapat dilihat puisi terbaik berdasarkan hasil kerja kelompok yaitu puisi “kamboja Merah” karya siswa dengan kode objek 08.

“Mawar Merah” Bentukmu indah sekali Begitu indah bentukmu

Bungamu yang cantik mengoda hatiku Banyak kumbang berlomba mendapatkanmu Jiwa ini seakan melayang menghirup aromamu Aromamu membawa keharuman pagiku Merahmu menunjukkan keberanianmu Elokmu menunjukkan kesempurnaanmu Rangkaian putikmu tersusun indah Alangkah indah saat kupetik dirimu.

Pada puisi tersebut, tampak bahwa dalam pemilihan judul, ‘Mawar Merah”

(12)

181 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

artinya kata-kata tersebut sudah mewakili apa yang terjadi dengan mawar merah. Dari keterkaitan makna antar larik sudah cukup, diksi yang mewakili ungkapan perasaan senang, dan penggunaan kata-kata konkret sudah baik, kesesuaian tema dan amanat sudah cukup, akan tetapi masih perlu dilatih untuk memantapkan dan menyempurnakan isi puisi, baik dari struktur fisik maupun struktur batin.

Penggunaan diksi kumbang, menggoda, aroma, melayang dapat menambah kekuatan imaji kata per kata bungamu yang cantik menggoda

hatiku/orang-orang berlomba

mendapatkanmu, dan dikonkretkan dengan kata jiwa ini seakan melayang menghirup aromamu. Sedangkan struktur batin dari aspek tema, amanat, nada dan suasana, dan perasaan sudah cukup mewakili walaupun masih perlu pembenahan mengenai diksi yang paling tepat dalam puisi tersebut. Dari diksi yang digunakan mampu menggunakan tema/amanat, dan nada indah yang melahirkan kesenangan yang membuat perasaan semakin senang melihat bunga yang begitu indah.

Pertemuan Pertama Siklus II

Gambaran proses pelaksanaan setiap pertemuan pada siklus II diuraikan seperti berikut ini. Kegiatan pembelajaran yang diawali dengan ucaapan salam oleh guru kepada siswa. Setelah mengecek kehadiran siswa, guru menanyakan keadaan siswa yang hadir pada saat itu yang dijawab oleh siswa dengan bersamaan sehingga agak ramai. Selanjutnya, guru memusatkan perhatian siswa dengan memperlihatkan contoh puisi. Setelah beberapa orang menjawab, kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran.

Setelah mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok, kegiatan berikutnya, siswa mulai mencari teman kelompoknya untuk mulai menulis puisi. Siswa dengan kelompoknya masing-masing mulai menukar pikiran tentang judul puisi per-orang dalam kelompok, kemudian siswa mulai menulis puisi. Setelah selesai menulis puisi siswa diminta membacakan puisi didepan kelas.

Pada kegiatan akhir proses pembelajaran, siswa diminta menyampaikan simpulan dari materi pembelajaran. Ada tiga orang siswa

(13)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 182

yang saling melengkapi dalam menyampaikan simpulan materi pembelajaran. Siswa diminta untuk membacakan puisi yang telah dibuat. Guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang menyampaikan simpulan tersebut dan mengancungkan jempol. Setelah itu, mereka merefleksi materi pembelajaran, dilanjutkan dengan berdoa bersama dan ucapan salam sebagai penutup pembelajaran. Berikut contoh puisi yang dibuat oleh siswa.

“Basah melempaui batas” Basah Melampaui Batas

Di awali dengan angin Angin yang awalnya lemah Lemah menipuh daya

Menipuh dari angin yang lemah Lemah menjadi kuat

Di susul air

Jatuh dari atas dari atas langit Yang awalnya gerimis menjadi deras Deras

Sangat deras

Tanah mulai terendam Barang, harta, keluarga

Tak tahu mana ujung dan arahnya Terhanyut oleh mu

Olehmu yang berani merendam Banyak rumah di kawasan Kawasan yang terpenal Penyakit mulai menyiksa Demam

Diare

Membuat manusia menderita karenamu Kehidupan bagikan air yang mengalir

Pertemuan kedua Siklus II

Pada kegiatan awal, guru menyapa siswa dengan memberikan ucapan salam. Sebelum guru

mengelompokkan siswa sesuai dengan objek yang diamati pada pertemuan sebelumnya, terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu, guru dan siswa mengadakan curah pendapat tentang objek yang akan diteliti. Selanjutnya, guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Kegiatan berikutnya, guru menjelaskan cara memperbaiki puisi. Di samping menjelaskan cara memperbaiki puisi, guru juga memperlihatkan contoh puisi. yang telah mengalami perbaikan. Selanjutnya, guru membagikan kembali puisi tulisan siswa. Alokasi waktu yang digunakan pada kegiatan awal 15 menit. Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa mencermati contoh puisi yang telah mengalami perbaikan.

Berikut contoh puisi yang dibuat oleh siswa dengan judul “ Bunga Mawar” dengan kode objek 002, yang telah direvisi.

“Harapan”

Ku lihat awan yang penuh bintang Dan berawan putih menyenangkan Dan kutentukan cinta sejati untukku Sebening embun pagi

Seterang sinar bulan

Aku menunggumu setiap langkahku

Bila bersamamu setengah kilau bintang mahkota

Jika bisa memilikimu Untuk selamanya Ku berjanji untukmu Tak akan menyakitimu

(14)

183 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Pada hasil tes aspek kesesuaian judul dengan isi difokuskan pada ketepatan siswa menentukan kesesuaian judul dengan isi pada puisi yang akan

ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada aspek kesesuaian judul dengan isi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus I No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 4 3 15 4 245 200 992 245 15,38% 11,54% 57,70% 15,38% = 64,69 Jumlah 26 1682 100%

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam kemampuan kesesuaian memilih judul adalah 64,69 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 ada 4 siswa atau 15,38, Kategori baik dengan

rentang nilai 75-84 ada 3 siswa atau 11,54 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 15 siswa atau 57,70 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak satu pun yang mendapatkan nilai.

Tabel 2

Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus II No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 11 9 6 0 650 848 530 0 43,30% 34,62% 23.08% 0% =78 Jumlah 26 2028 100%

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek kesesuaian judul dengan isi adalah 78 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat baik ada 11 siswa atau 43,30%.

Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 9 siswa atau 34,62 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

(15)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 184

Hasil Tes Aspek Pilihan Kata atau Diksi

Pada hasil tes aspek pilihan kata atau diksi difokuskan pada ketepatan siswa menentukan kata-kata atau diksi yang paling tepat pada puisi yang akan

ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada aspek pilihan kata atau diksi dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus I No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 4 3 15 4 245 200 1244 0 15,38% 11,54% 73,08% 0% = 67,5 Jumlah 26 1755 100%

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek pilihan kata atau diksi adalah 67,5 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 atau kategori sangat baik terdapat 4 siswa atau 15,38,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 3 siswa atau 11,54 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 19 siswa atau 73,08 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada siswa yang mendapatkan nilai.

Tabel 4

Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 13 7 6 0 650 848 530 0 42,30% 34,62% 23,08% 0% =81,61 Jumlah 26 2122 100%

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 81,61 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat

baik ada 13 siswa atau 42,30%. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 8 siswa atau 34,62 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori

(16)

185 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Kongkret

Pada hasil tes aspek penilaian kata kongkret difokuskan pada ketepatan siswa memilih kata-kata kongkret pada puisi yang akan ditulis siswa. Hasil

penilaian tes pada aspek penilaian kata kongkret dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5

Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus I No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 4 12 10 0 245 900 650 0 15,38% 46,15% 38,46% 0% = 67,26 Jumlah 26 1682 100%

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek penilaian kata kongkret adalah 67,26 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 atau kategori sangat baik ada 4 siswa atau

15,38 , Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 12 siswa atau 46,15 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 10 siswa atau 38,46 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 5 siswa atau 19,23 %.

Tabel 6

Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 10 12 4 0 1020 990 220 0 38,46% 46,15% 15,38% 0% =87,77 Jumlah 26 2230 100%

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek

penilaian kata kongkret adalah 87,77 atau sangat baik. Dari keseluruhan

(17)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 186

siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat baik ada 10 siswa atau 38,46%. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 12 siswa atau 46,15 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 4 siswa atau 15,38%, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak

ada.

Hasil Tes Penggunaan Majas

Pada hasil tes penggunaan majas difokuskan pada ketepatan siswa memilih majas yang tepat pada puisi yang ditulis siswa. Dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus I No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 0 6 11 9 0 428 697 630 0% 23,07% 42,31% 34,62% = 67,5 Jumlah 26 1755 100%

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek penggunaan majas adalah 67,5 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 atau kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 6 siswa atau 23,07 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 11 siswa atau 42,31 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 9 siswa atau 34,62 %.

Tabel 8

Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus II No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 13 10 3 0 1051 1020 180 0 50% 38,46% 11,53% 0% =86,5 Jumlah 26 2251 100%

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek penggunaan majas adalah 86,5 atau

sangat baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat baik ada 13 siswa atau 510%. Kategori

(18)

187 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

baik dengan rentang nilai 75-84 ada 10 siswa atau 38,46%, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 3 siswa atau 11,53 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Pada hasil tes aspek penilaian rima dan ritma difokuskan pada

ketepatan siswa menentukan rima dan ritma pada puisi yang akan ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada aspek rima dan ritma dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus I No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 0 7 13 6 0 525 912 380 0% 26,92% 50% 23,08% = 69,88 Jumlah 26 1817 100%

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek penilaian rima dan ritma adalah 69,88 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 atau kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 7 siswa atau 26,92 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 13 siswa atau 50 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6 siswa atau 23,08 %.

Tabel 10

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus II No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 15 9 2 0 1117 995 120 0 57,69% 34,62% 7,69% 0% =87 Jumlah 26 2262 100%

(19)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 188

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek rima dan ritma adalah 87 atau sangat baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat baik ada 15 siswa atau 57,69%. Kategori baik

dengan rentang nilai 75-84 ada 9 siswa atau 34,64 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 2 siswa atau 7,69 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Hasil Tes Aspek Tipografi

Pada hasil tes aspek tipografi difokuskan pada ketepatan siswa menentukan aspek tipografi yang baik

yang akan ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada aspek tipografi dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11

Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus I No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 0 4 16 0 0 220 1212 0 0% 15,38% 61,54% 0% = 69,69 Jumlah 26 1812 100%

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek penilaian tipografi adalah 69,69 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat nilai 85-100 atau kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 4 siswa atau 15,38 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 16 siswa atau 61,54 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6 siswa atau 23,08 %.

Tabel 12

Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor Persen Rata-Rata 1. 2. 3. 4. Sangat Baik Baik Cukup Kurang 85-100 75-84 60-74 0-59 16 9 1 0 1223 995 50 0 57,69% 34,62% 7,69% 0% =87 Jumlah 26 2268 100%

(20)

189 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek tipografi adalah 87 atau kategori sangat baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau sangat baik ada 16 siswa atau 57,69%. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 9 siswa atau 34,62 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 1

siswa atau 7,69 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada. Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis puisi

a) Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis puisi dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA Sawa Siklus I.

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I Rentang Nilai Ktegori Frekuensi Presentase

85-100 75-84 60-74 0-59 Sangat Baik Baik Cukup Kurang 0 4 22 0 0 15,38% 84,62% 0 Jumlah 26 100

Tabel di atas menggambarkan bahwa kategori, frekuensi, presentase hasil tes menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada kategori cukup diperoleh

22 orang (84,62), kategori baik diperoleh 4 orang siswa (15,38%). 1) Distribusi Frekuensi Skor Mentah

Hasil Tes Menulis puisi dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA Sawa Siklus II.

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus II

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase 85-100 75-84 60-74 0-59 Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2 4 20 0 7,70 15,38 76,92 0 Jumlah 26 100

(21)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 190

Tabel di atas menggambarkan bahwa kategori, frekuensi, presentase hasil tes menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada kategori cukup diperoleh 20 orang siswa (76,92), kategori baik diperoleh 4 orang siswa (15,38%), dan kategori sangat baik diperoleh dua orang siswa (7,70).

Refleksi Tindakan Siklus I dan Siklus II

Refleksi Siklus I

Dari hasil refleksi berupa proses yang dilakukan bersama siswa bersama guru bertujuan membahas keseluruhan proses pembelajaran dalam menulis puisi pada siklus I. Secara umum proses pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas. Namun, masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki agar proses pembelajaran berlangsung lebih baik. Refleksi hasil tindakan yang berupa proses tersebut disajikan sebagai berikut.

Proses pembelajaran yang dilakukan siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa dalam menulis puisi pada siklus I masih mengalami kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

a) Rata-rata siswa terlihat kaku pada waktu proses belajar berlangsung, khususnya menulis puisi.

b) Proses tanya jawab lebih didominasi siswa-siswa tertentu, sedangkan siswa yang lainya cenderung diam dan tidak memberikan komentar apa-apa, c) Guru tidak merata dalam memberikan

bimbingan, baik individu maupun kelompok. Guru harus memberikan dan menunjukkan wujud penghargaan (pujian atau hadiah) kepada siswa sebagai bentuk motivasi belajar. Oleh karena itu, pada siklus selanjutnya bimbingan harus diberikan secara merata.

Berkaitan dengan keterampilan menulis puisi, guru perlu memberikan penjelasan lebih baik agar siswa dapat memahami dan mampu mengerjakannya dengan baik. Sementara itu, masih ada beberapa siswa yang bingung memahami dalam menulis puisi yang disebabkan pemahaman teori tentang puisi sangat kurang.

Refleksi hasil evaluasi I

Evaluasi pembelajaran

keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru siklus I diketahui bahwa kemampuan siswa dikategorikan belum memadai. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menulis puisi sebagai upaya

(22)

191 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru belum berhasil dan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi harus dilanjutkan ke siklus II.

Refleksi Siklus II

Pada pertemuan pertama

pembelajaran keterampilan menulis puisi terlihat santai dan tidak kaku dalam pembelajaran. Hal ini terjadi atas bimbingan dari guru sehingga siswa akhirnya mampu menulis puisi. Data empiris ini menghasilkan refleksi bahwa siswa harus dituntun dan dimotivasi dalam belajar.

Guru memberikan penjelasan dengan lebih baik agar siswa dapat memahami dan mampu mengerjakan semua tugas dengan hasil baik. Selanjutnya, perlu dilakukan

pembenahan-pembenahan dalam

pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik. Guru juga harus kreatif dan mampu memotivasi siswa yang cenderung diam dan pasif di kelas. Selain itu, guru harus memanfaatkan waktu dengan baik, memberikan penghargaan yang bernilai kepada siswa, meningkatkan motivasi belajar, dan memberikan tuntunan dan bimbingan secara merata.

Refleksi hasil evaluasi II

Hasil evaluasi pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dengan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru siklus II diketahui bahwa kemampuan siswa dari siklus I ke siklus II sangat meningkat.

Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh guru yang mengidentifikasi secara mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan memberitahukan kebenarannya.Hal ini tentunya menunjang perbaikan nilai yang diperoleh siswa.

Refleksi hasil evaluasi

Hasil evaluasi pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dengan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru siklus II diketahui bahwa kemampuan siswa dari siklus I ke siklus II sangat meningkat.

Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh guru yang mengidentifikasi secara mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan memberitahukan kebenarannya. Hal ini tentunya menunjang perbaikan nilai yang diperoleh siswa.

Dari hasil evaluasi pembelajaran menulis puis bebas siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru menunjukkan peningkatan, baik proses belajar maupun hasil belajar. Selain bagi

(23)

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 192

siswa, guru juga mengalami kemajuan dalam melaksanakan pembelajaran.

PENUTUP

Hasil penelitian nontes melalui pengamatan hasil proses aktivitas guru dan siswa, juga menunjukkan perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw sehingga mudah dalam menulis puisi. Hal itu terbukti adanya permintaan beberapa siswa agar mengulangi metode pembelajaran yang sudah dilaksanakan yaitu dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Dengan melihat tingginya angka peningkatan dan respon siswa tersebut, berarti metode kooperatif tipe jigsaw cocok diterapkan SMA/MA atau sederajatnya.

Hasil peningkatan pada hasil tes siklus I dan siklus II siswa kelas SMA Negeri Sawa dalam menulis puisi bebas mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut sungguh memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil tes siklus I dan siklus II. Dari 26 siswa yang diberi tes sebanyak 11 siswa (42,30%) tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 15 siswa (57,69%) tidak tuntas memperoleh nilai 65 ke bawah. Pada siklus II meningkat menjadi 88,46% atau

sebanyak 23 siswa tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 3 siswa (11,54%) tidak tuntas yang memperoleh nilai 65 ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2009a). Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar

Baru Algensindo, 26–45.

Aminuddin. (2009b). Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar

Baru Algensindo.

Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, 55–69.

Basri. H. (2016). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV MI EL-Ziyan. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, 23–38.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indnesia. Balai Pustaka.

Meilani, Budianta, ddk. (2008). Membaca Sastra (Pengantar memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi). Indonesia Tera.

Nurgiantoro. Burhan. (2009). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BPEE, 45–58.

Sulastriningsih, M. (2007). Pengajaran Prosa Fiksi dan Drama. Badan

Penerbit UNM, 32–43.

Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. . (2019). Hot Potatoes Multimedia Application in Evaluation of Indonesian Learning in SMP Students in SMP Students in Buru District. ELS Journal on Interdiscriplinary Studies in Humanities, 2(4), 556–570.

Susiati, S. (2020). Eksistensi Manusia dalam Film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara” Karya Herwin Novianto. Gramatika, VII(1), 50– 63.

(24)

193 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Indonesia. Fakultas Bahasa Dan

Seni Universitas Negeri Makassar, 30–45.

Waluyo., H. (2007). Teori dan Apresiasi

Puisi. Erlangga.

Waluyo. H. (2008). Teori dan Apresiasi Puisi. Erlangga, 72–88.

Wardhian, dkk. (2008). Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia.

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Makassar.

Gambar

Gambar 1. Proses dalam Penelitian Tindakan Kelas  Penelitian tindakan ini difokuskan
Tabel  di  atas  menggambarkan  bahwa  kategori,  frekuensi,  presentase  hasil  tes  menulis    puisi  dengan  menggunakan  metode  kooperatif  tipe  jigsaw  pada  kategori    cukup  diperoleh

Referensi

Dokumen terkait

kehidupan sebagai manusia. Cinta ideal itu baru mereka peroleh utuh setelah mereka mengalami kematian dan reinkarnasi menjadi sepasang kupu-kupu. Cinta ideal itu

Sementara itu, bahasan yang secara khusus mengkaji nama berdasarkan pendekatan sosio-onomastika masih sangat terbatas, yang salah satunya adalah Toponimi di Jantung

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kritik sosial yang muncul pada kumpulan puisi Perjamuan Khong Guan karya Joko Pinurbo dengan menggunakan pendekatan

Perubahan temperatur sangat mempengaruhi nilai tahanan arus searah, pada suhu standar (20 0 C) dan suhu pada saat operasi (85 0 C) seperti yang terlihat pada analisa

Laybarge yang digunakan untuk proses instalasi pipa bawah laut dapat berupa kapal biasa atau semisubmersible yang sudah dimodifikasi. Pada laybarge terdapat welding

Peneliti bidang ini dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang teknologi inti seperti ekstraksi foreground frame tunggal dan ganda, metode deteksi objek

Hasil Algoritma Fuzzy C-Means yang menggunakan Complete Linkage sebagai algoritma yang menentukan titik pusat cluster akan menghasilkan nilai fungsi objektif objektif yang berbeda

Institusi zakat menjadi unsur penting dalam kebijakan sosio-ekonomi baik di Indonesia melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) maupun di Brunei