1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 7 Mei 1997, Akta Pendirian No. 24, yang dibuat dihadapan Drs. Hanifa Halim, S.H, Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-7398.HT.01.01.TH.97 tanggal 31 juli 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 Tambahan No. 1232 tanggal 24 Pebruari 1998. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan berdasarkan akta No. 144 tanggal 15 Juni 2007 oleh Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., dan telah dilaporkan kepada Departemen hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Direksi dan Komisaris Perusahaan No. W7-HT.01.10-12316 tanggal 4 September 2007.
Perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan batu bara. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jl. Suryopranoto 2, Harmoni Plaza Blok A-29, Jakarta Pusat 10130.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1607/PM/2001 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 40.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 setiap saham serta 16.000 waran seri I menyertai penerbitan saham tersebut. Seluruh saham dan waran Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 20 Juli 2001.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan akta No. 144 tanggal 15 Juni 2007 oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn., susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama (Komisaris Independen) : Ir. Agus Gurlaya Kartasasmita Komisaris : Tengku Alwin Aziz
Dewan Direksi
Direktur Utama : Peter Rulan Isman Direktur : Iskandar Hartono
Perusahaan memiliki sejumlah 12 orang dan 9 orang karyawan masing-masing pada tahun 2009 dan 2008 (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas disusun dengan konsep harga perolehan/nilai historis.
Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung sesuai dengan Peraturan No. VIII.G.7 lampiran Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. b. Kas dan Bank
Kas dan bank meliputi kas dan bank, tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya.
c. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
d. Biaya di Bayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
e. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method), berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
tahun
Peralatan 4
Kendaraan 4
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 mengenai “Aset Tetap”, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutan dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan
g. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
2009 2008
1 Dolar Amerika Serikat Rp. 9.400 Rp. 10.950
Kurs tersebut di atas dihitung berdasarkan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan atau kurs transaksi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
h. Taksiran Pajak Penghasilan
Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mensyaratkan perhitungan pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban sebesar nilai tercatat, dan pengakuan serta pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadian-kejadian yang diakui pada laporan keuangan termasuk rugi fiskal dari tahun-tahun sebelumnya.
Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 46 taksiran pajak penghasilan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan dan tidak melakukan penangguhan pajak (defferred tax) atas perbedaan waktu pengakuan penghasilan dari beban antara laporan untuk tujuan komersial dan pajak.
i. Imbalan Kerja
Berdasarkan PSAK No. 24 (revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang Undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari kewajiban nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa tahun lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban pasti diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak.
j. Pelaporan Segmen
Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia merevisi PSAK No. 5 mengenai “Pelaporan Segmen” yang wajib diterapkan untuk laporan keuangan setelah tanggal 1 Januari 2002. PSAK No. 5 tersebut memberikan petunjuk yang lebih rinci dalam penyajian informasi keuangan berdasarkan segmen usaha dan segmen geografis yang harus dilaporkan. Pelaporan segmen berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) disajikan pada catatan 20.
3. KAS DAN BANK 2009 2008 Kas Rp. 2.677 Rp. 25.097 Bank Pihak ketiga Rupiah
PT. Bank Central Asia Tbk - 884.401 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 38.298.281 36.866.924 Jumlah Bank Rupiah 38.298.281 37.751.325 Dolar Amerika Serikat
PT. Bank Central Asia Tbk - 10.439.949 2009: USD
2008: USD 953.42
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 21.938.848 23.738.615 2009: USD 2,333.92
2008: USD 2,167.91
Jumlah Bank Dolar Amerika Serikat 21.938.848 34.178.564 Jumlah kas dan bank Rp. 60.239.806 Rp. 71.954.986
Suku bunga rekening bank dalam satu tahun berkisar antara : Tahun 2009 2,00% - 4,50% Tahun 2008 2,00% - 4,50% 4. PIUTANG USAHA 2009 2008 Pihak ketiga Rupiah Rp. 9.625.027.327 Rp. 9.625.027.327 USD 172.725.803.888 71.220.470.935 2009: USD 18,375,085.52 2008: USD 6,504,152.59 Jumlah Rp. 182.350.831.215 Rp. 80.845.498.262
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut :
2009 2008
Belum jatuh tempo Rp. 24.836.807.370 Rp. 2.437.727.930 Kurang dari 30 hari 27.761.465.654 26.366.582.502 31 sampai 60 hari 27.616.910.950 42.416.160.503 Lebih dari 60 hari 102.135.647.241 9.625.027.327 Jumlah Rp. 182.350.831.215 Rp. 80.845.498.262 5. PIUTANG LAIN-LAIN 2009 2008 Hubungan istimewa Karyawan Rp. - Rp. 200.000 Jumlah Rp. - Rp. 200.000
Perusahaan tidak melakukan pencadangan dari kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih, karena manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang dapat tertagih.
6. PERPAJAKAN a. Hutang pajak 2009 2008 Pajak penghasilan Pajak final Rp. 42.500 Rp. -PPh pasal 21 16.469.725 10.345.509 PPh pasal 23 1.765.003 4.012.502 PPh pasal 25 5.986.027 26.000.192 PPh pasal 29 40.829.707 223.413.496 Jumlah Rp. 65.092.962 Rp. 263.771.699
6. PERPAJAKAN - Lanjutan
b. (Beban)/manfaat pajak penghasilan
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran beban (penghasilan) pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
2009 2008
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi Rp. 1.070.947.947 Rp. 1.859.024.538 Beda waktu:
Penyusutan aset tetap (2.968.414) (33.323.714) Imbalan Kerja 133.846.000 53.586.000 Beda tetap: Penghasilan bunga (690.030) (1.444.644) Jamuan 11.900.000 25.614.724 Sumbangan - 800.000 Beban lain-lain 6.821.128 -Pendapatan lain-lain - (87.186.549) Jumlah Rp. 1.219.856.631 Rp. 1.817.070.355
Perhitungan taksiran hutang pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
2009 2008
Taksiran laba fiskal Rp. 1.219.856.000 Rp. 1.817.070.000 Taksiran pajak penghasilan 337.891.960 527.621.000 Pajak dibayar di muka
PPh pasal 25 (297.062.253) (304.207.504) Taksiran hutang pajak
penghasilan Rp. 40.829.707 Rp. 223.413.496
Dalam laporan keuangan ini, jumlah penghasilan kena pajak didasarkan atas perhitungan sementara. Jumlah tersebut mungkin berbeda dari jumlah penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak penghasilan badan.
6. PERPAJAKAN - Lanjutan
c. Pajak tangguhan
Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan seperti yang disajikan dalam neraca pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Pada awal tahun
Dibebankan ke
laporan laba rugi Pada akhir tahun A set pajak tangguhan
Imbalan kerja 75.830.400 32.421.520 108.251.920 Penyusutan 118.797.736 (110.952.503) 7.845.233 Jumlah aset pajak tangguhan 194.628.136 (78.530.983) 116.097.153 K ewajiban pajak tangguhan
Penyusutan - - -Jumlah kewajiban pajak tangguhan - - -K ewajiban pajak tangguhan
Perusahaan bersih 194.628.136 (78.530.984) 116.097.153
Pada awal tahun
Dibebankan ke
laporan laba rugi Pada akhir tahun A set pajak tangguhan
Imbalan kerja 59.754.600 16.075.800 75.830.400 Penyusutan 128.794.850 (9.997.114) 118.797.736 Jumlah aset pajak tangguhan 188.549.450 6.078.686 194.628.136 K ewajiban pajak tangguhan
Penyusutan - - -Jumlah kewajiban pajak tangguhan - - -K ewajiban pajak tangguhan
Perusahaan bersih 188.549.450 6.078.686 194.628.136 2008
7. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
2009 2008
Pihak ketiga
Sewa gedung kantor Rp. 20.833.344 Rp. 104.166.672 Jumlah Rp. 20.833.344 Rp. 104.166.672
8. ASET TETAP
2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Harga Perolehan Pemilikan Langsung Peralatan Rp. 696.055.210 - (368.445.450) - Rp. 327.609.760 Kendaraan 993.327.432 - (982.327.432) - 11.000.000 Jumlah perolehan 1.689.382.642 - (1.350.772.882) - 338.609.760 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Peralatan (624.049.811) (50.314.132) 368.445.451 - (305.918.492) Kendaraan (984.389.934) (2.750.000) 982.327.437 - (4.812.497) Jumlah ak penyusutan (1.608.439.745) (53.064.132) 1.350.772.888 - (310.730.989) Nilai Buku Rp. 80.942.897 Rp. 27.878.771 2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Harga Perolehan Pemilikan Langsung Peralatan Rp. 696.055.210 - - - Rp. 696.055.210 Kendaraan 982.327.432 11.000.000 - - 993.327.432 Jumlah perolehan 1.678.382.642 11.000.000 - - 1.689.382.642 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Peralatan (534.323.522) (89.726.289) - - (624.049.811) Kendaraan (950.035.758) (34.354.176) - - (984.389.934) Jumlah ak penyusutan (1.484.359.280) (124.080.465) - - (1.608.439.745) Nilai Buku Rp. 194.023.362 Rp. 80.942.897
Jumlah penyusutan untuk aset tetap dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebesar Rp.53.064.127 dan Rp. 124.080.465 masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.
9. HUTANG USAHA
2009 2008
Pihak ketiga
PT. Sumber Kurnia Buana Rp. 161.246.164.190 Rp. 60.511.820.225 Jumlah Rp. 161.246.164.190 Rp. 60.511.820.225 Hutang usaha berasal dari pembelian barang.
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
2009 2008 Pihak ketiga Rupiah Rp. - Rp. -USD 161.246.164.190 60.511.820.225 2009: USD 17,153,847.25 2008: USD 5,526,193.63 Jumlah Rp. 161.246.164.190 Rp. 60.511.820.225
10. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
2009 2008 Pihak ketiga Gaji dan THR Rp. 75.650.895 Rp. 48.934.491 Sewa kendaraan 17.705.000 -Jamsostek 1.341.600 998.400 Makan karyawan 238.000 654.500 Listrik air dan telepon 21.327 21.329 Jasa profesional - 89.675.000 Koran / majalah - 220.000 Jumlah Rp. 94.956.822 Rp. 140.503.720
11. IMBALAN PASCA KERJA KARYAWAN
2009 2008
Imbalan pasca kerja karyawan awal Rp. 252.768.000 Rp. 199.182.000 Imbalan pasca kerja karyawan tahun berjalan 133.846.000 53.586.000 Jumlah Rp. 386.614.000 Rp. 252.768.000
Penilaian Imbalan Pasca Kerja Karyawan untuk tahun 2009 dilakukan oleh penilai independen PT. Daya Mandiri Dharma Konsolindo tanggal 25 Februari 2010 berdasarkan laporan No. 0211/ST-DA-PSAK24-AIMS/II/2010. Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto : 9,75% per tahun Kenaikan gaji masa depan : 9% per tahun
Tingkat mortalitas : Daftar Comission Standard Ordinary (CSO’80) Tingkat kecacatan : 10% dari tingkat mortalitas
Pengunduran diri : 2% per tahun menurun secara linier ke 1% di usia 45 tahun Pensiun : 100% umur pensiun normal
Umur pensiun normal : 55 tahun
Metode biaya : Metode projected unit credit actuarial cost
12. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT. Sinartama Gunita, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham
Ditempatkan Persentase Jumlah
dan Disetor Penuh Pemilikan
PT. Stimec International 31.250.000 28,41% Rp. 3.125.000.000 Labuan Resources Invesment Corp 15.000.000 13,64% 1.500.000.000 Dr. Gunadi Dibjojuwono 37.500 0,03% 3.750.000 Cynthia Minarni Dharma 750.000 0,68% 75.000.000 Dr. Gunawan Dibjojuwono 75.000 0,07% 7.500.000
Masyarakat 62.887.500 57,17% 6.288.750.000
Jumlah 110.000.000 100,00% Rp. 11.000.000.000
(Nilai Nominal Rp. 100)
13. TAMBAHAN MODAL DISETOR
2009 2008
14. PENJUALAN 2009 2008 Penjualan Lokal Rp. 223.495.352.234 Rp. 174.643.348.463 Ekspor - -Jumlah Rp. 223.495.352.234 Rp. 174.643.348.463
Penjualan Perusahaan kepada pihak ketiga yang lebih dari 10% dari jumlah penjualan adalah sebagai berikut :
2009 2008
Pelanggan
PT. Baramulti Sugih Sentosa Rp. 223.495.352.234 Rp. 174.643.348.463 Jumlah Rp. 223.495.352.234 Rp. 174.643.348.463 15. BEBAN POKOK PENJUALAN
2009 2008 Persediaan barang: Awal periode Rp. - Rp. -Pembelian 219.179.578.970 172.777.903.305 Potongan pembelian - -Akhir periode - -Jumlah Rp. 219.179.578.970 Rp. 172.777.903.305
Sejak tahun 2006, Perusahaan melakukan penjualan batu bara langsung dari tambang berbentuk ROM sehingga tidak dilakukan jasa crusher.
Pembelian Perusahaan kepada pihak ketiga yang lebih dari 10% dari jumlah penjualan adalah sebagai berikut :
2009 2008
Pemasok
PT. Sumber Kurnia Buana Rp. 219.179.578.970 Rp. 172.777.903.305 Jumlah Rp. 219.179.578.970 Rp. 172.777.903.305
16. BEBAN PENJUALAN 2009 2008 Gaji Rp. 747.500.000 Rp. 623.000.000 Sewa 196.440.828 227.433.328 Imbalan kerja 133.846.000 53.586.000 Pemeliharaan 4.410.100 2.122.875 Jumlah Rp. 1.082.196.928 Rp. 906.142.203
17. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
2009 2008 Gaji Rp. 343.487.200 Rp. 113.666.667 Beban kantor 113.031.188 97.382.862 Jasa profesional 58.850.000 91.300.000 Penyusutan 53.064.127 124.080.465 Administrasi efek 29.050.000 29.050.000 Listrik dan air 28.171.233 55.353.122 Pengobatan 20.167.775 8.123.897 Amortisasi - 189.366.674 Jumlah Rp. 645.821.523 Rp. 708.323.687
18. LABA PER SAHAM
Berikut merupakan penyajian laba bersih dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang dipakai masing-masing sebagai pembilang dan penyebut dalam perhitungan laba per saham :
2009 2008
Laba bersih Rp. 654.525.005 Rp. 1.337.482.224 Rata-rata tertimbang jumlah
saham yang beredar 110.000.000 110.000.000 Laba per saham Rp. 5,95 Rp. 12,16
19. INFORMASI SEGMEN USAHA
Rincian penjualan bersih dan laba usaha yang dimiliki dan diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut :
2009 2008
Penjualan bersih:
Produk batu bara Rp. 223.495.352.234 Rp. 174.643.348.463 Lain-lain - -Penjualan bersih 223.495.352.234 174.643.348.463 Laba usaha
Produk batu bara 2.587.754.813 250.979.268 Lain-lain - -Laba usaha Rp. 2.587.754.813 Rp. 250.979.268
20. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Mata Uang Ekuivalen Mata Uang Ekuivalen
Asing Rp. Asing Rp.
Aset
Kas dan bank 2.333,92 21.938.848 3.121,33 34.178.564 Piutang usaha 18.375.085,52 172.725.803.888 6.504.152,59 71.220.470.861 Jumlah Aset 18.377.419,44 172.747.742.736 6.507.273,92 71.254.649.424 Kewajiban Hutang usaha 17.153.847,25 161.246.164.150 5.526.193,63 60.511.820.249 Jumlah kewajiban 17.153.847,25 161.246.164.150 5.526.193,63 60.511.820.249 Jumlah (aset) kewajiban-Bersih (1.223.572,19) (11.501.578.586) (981.080,29) (10.742.829.176) 2009 2008 21. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009.